7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode PembelajaranTwo Stay Two Stray 2.1.1.1. Hakikat Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray Proses Belajar Mengajar (PBM) yang baik tentu banyak faktor yang mempengaruhinya dan di antaranya adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan peserta didik agar bahan pembelajaran sampai kepada peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan adalah motodeTwo Stay Two Stray (TS-TS). Teknik pembelajaranmetode Two Stay Two Stray (TS-TS) ini dikembangkan oleh Kagan. Lie (2004) menyatakan bahwa metode inisangat efektif karena dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia didik. Metode belajar ini juga biasa disebut dengan metode“Dua Tinggal Dua Tamu”. Metode pembelajaran Two stay Two Stray (TS-TS) merupakan salah satu bagian dari metode pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil yang beranggotakan empat orang. Kemudian mereka diberi tugas untuk membahas meteripelajaran bersama teman kelompoknya untuk selanjutnya mereka juga akan bertukar anggota untuk sementara guna saling membagikan hasil diskusi dankerja kelompok untuk didiskusikan kembali dengan anggota kelompok lainnya.Dengan demikian, struktur Dua Tinggal Dua Tamu ini akan memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil informasi kepada kelompok lainnya. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Peserta didik belajar sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan peserta didik yang lainnya. Padahal dalam kenyataan hidup diluar sekolah, misalnya dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam dunia kerja manusia akan saling bergantung dan bekerja sama satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya metode pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) ini dalam implementasinya sesuai dengan
15
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - UKSW...7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Metode PembelajaranTwo Stay Two Stray 2.1.1.1. Hakikat M etode Pembelajaran Two Stay Two Stray Proses
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Metode PembelajaranTwo Stay Two Stray
2.1.1.1. Hakikat Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray
Proses Belajar Mengajar (PBM) yang baik tentu banyak faktor yang
mempengaruhinya dan di antaranya adalah metode dan teknik yang digunakan guru
dalam melakukan interaksinya dengan peserta didik agar bahan pembelajaran sampai
kepada peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan adalah
motodeTwo Stay Two Stray (TS-TS). Teknik pembelajaranmetode Two Stay Two
Stray (TS-TS) ini dikembangkan oleh Kagan. Lie (2004) menyatakan bahwa metode
inisangat efektif karena dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia didik. Metode belajar ini juga biasa disebut dengan metode“Dua
Tinggal Dua Tamu”.
Metode pembelajaran Two stay Two Stray (TS-TS) merupakan salah satu
bagian dari metode pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam
kelompok kecil yang beranggotakan empat orang. Kemudian mereka diberi tugas
untuk membahas meteripelajaran bersama teman kelompoknya untuk selanjutnya
mereka juga akan bertukar anggota untuk sementara guna saling membagikan hasil
diskusi dankerja kelompok untuk didiskusikan kembali dengan anggota kelompok
lainnya.Dengan demikian, struktur Dua Tinggal Dua Tamu ini akan memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil informasi kepada kelompok
lainnya. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan
individu. Peserta didik belajar sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan
peserta didik yang lainnya. Padahal dalam kenyataan hidup diluar sekolah, misalnya
dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam dunia kerja manusia akan saling
bergantung dan bekerja sama satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya metode
pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) ini dalam implementasinya sesuai dengan
8
karakteristik metode pembelajaran kooperatif seperti yang telah banyak diuraikan di
atas.
Metode Two Stay Two Stray (TS-TS) ini melibatkan peserta didik untuk
berpartisipasi secara aktif dengan bekerjasamaantar peserta didik yang memiliki
karakteristik yang berbeda (heterogen) dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirancang guru sebelumnya dan di sini guru berfungsi sebagai fasilitator dan
pengayom. Maka pembelajaran ini dimaksudkan agar peserta didik benar-benar
menerima ilmu dari pengalaman belajar bersama-sama dengan rekan-rekannya baik
yang sudah dikategorikan mampu maupun yang masih dikategorikan lemah dalam
memahamikonsep/materi pelajaran.
Dalam metode Two Stay Two Stray (TS-TS) ini peserta didik bukan hanya
belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam proses belajar mengajar,
melainkan bisa juga belajar dari peserta didik lainnya, dan sekaligus mempunyai
kesempatan untuk membelajarkan peserta didik yang lain. Proses pembelajaran
dengan metode Two Stay Two Stray (TS-TS) ini mampu merangsang dan menggugah
potensi peserta didik secara optimal dalam suasana belajar pada kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari empat orang peserta didik. Oleh karena itu, pada saat peserta
didik belajar dalam kelompok akan berkembang suasana belajar yang terbuka dalam
dimensi kesetaraan, karena pada saat itu akan terjadi proses belajar kolaboratif dalam
hubungan pribadi yang saling membutuhkan.
2.1.1.2. Tujuan Metode Pembelajaran Two stay Two stray
Dalam metode pembelajaran ini siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan
apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak
langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota
kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan
menyimak materi pada siswa.
Lie (2004) dalam metode Two Stay Two Stray (TSTS) ini memiliki tujuan yang
sama dengan pendekatan pembelajaran kooperatif lainya. Siswa di ajak untuk
bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. Penggunaan metode Two Stay
9
Two Stray (TSTS) akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya
jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan
oleh teman. Selain itu, tujuan metode pembelajaran Two Stay Two Stray ini karena
terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat
bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit
diatur saat proses belajar mengajar.
2.1.1.3. Kelebihan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray
Menurut Fatirul kelebihan metode pembelajaran Two Stay Two Stray yaitu:
1. Dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkat usia siswa.
2. Metode ini tidak hanya bekerja sama dengan anggota sekelompok tetapi bisa juga
bekerja sama dengan kelompok lain.
3. Memungkinkan terciptanya keakraban sesama teman dalam suatu kelas dan lebih
berorientasi pada keaktifan siswa.
Menurut Miftahul Huda, M.Pd kelebihan metode pembelajaran Two Stay Two
Stray yaitu:
1. Dapat dikombinasikan dengan teknik Kepala Bernomor.
2. Dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan umur.
3. Memungkinkan setiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan
kelompok-kelompok lain.
Adapun kelebihan dari metode Two Stay Two Stray menurut peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan.
2. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna.
3. Lebih berorientasi pada keaktifan.
4. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya.
5. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
6. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
7. Membantu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
10
2.1.1.4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray
Menurut Anita Lie adapun langkah-langkah pelaksanaan Metode Two Stay
Two Stray antara lain sebagai berikut :
1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri
dari empat siswa.Kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok heterogen
seperti pada pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Strayyang bertujuan
untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan (Peer
Tutoring) dan saling mendukung.
2. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas
bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.
3. Siswa bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat
secara aktif dalam proses berpikir.
4. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan
kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain.
5. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan
informasi mereka ke tamu mereka.
6. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain.
7. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
8. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
Menurut Miftahul Huda adapun langkah-langkah pelaksanaan Metode Two Stay
Two Stray antara lain sebagai berikut :
1. Siswa bekerja sama dengan kelompok berempat sebagaimana biasa.
2. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok untuk mendiskusikan dan
dikerjakan bersama.
3. Setelah selesai, dua anggota dari masing-masing kelompok diminta
meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu kedua anggota dari
kelompok lain.
11
4. Dua orang yang “tinggal”dalam kelompok bertugas mensharing informasi dan
hasil kerja mereka.
5. “Tamu” mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa
yang mereka temukan dari kelompok lain.
6. Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka
semua.
Dari kedua teori diatas tahapan-tahapan dalam Metode Pembelajaran Two Stay
Two Stray peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
1. Tahap 1: Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan
sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa
menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota empat siswa dan setiap
anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa.
2. Tahap 2 : Presentasi Guru
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan
menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.
3. Tahap 3 : Kegiatan Kelompok “Struktur Dua Tinggal Dua Tamu”
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi
tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok. Setelah
menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan
dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempela-jarinya dalam kelompok
kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama anggota
kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesai-kan atau memecahkan masalah
yang diberikan dengan cara mereka sendiri.
a. Kelompok Stay
Dua anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan
informasi mereka ke tamu.
12
b. Kelompok Stray
Dua dari empat anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya
dan bertamu ke kelompok yang lain.
Setelah memperoleh informasi dari dua anggota yang tinggal, tamu mohon diri
dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuannya serta
mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
4. Tahap 4 : Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang
diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk
dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian guru
membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal.
5. Tahap 5 Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa
dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan metode
pembelajaran Two Stay Two Stray. Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi
pertanyaan-pertanyaan dari hasil metode pembelajaran Two Stay Two Stray, yang
selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang
mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
2.1.2. Motivasi Siswa
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran
sesuai dengan kebutuhannya.Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu
yang di butuhkan diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam
kehidupansehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Hakikat motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan tingkah laku.Motivasi belajar adalah proses yang
memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku.Menurut Mc. Donald
mengatakan bahwa motivasi adalah suatu petubahan energi di dalam pribadi
13
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
mencapai tujuan.
Motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Dalam proses belajar
mengajar guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Oleh kerena itu motivasi
belajar penting bagi siswa. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai
berikut: (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. (2)
menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar. (3) mengarahkan belajar siswa. (5)
menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar yang kemudian bekerja yang
berkesinambungan.
Menurut pendapat Keller dalam Sugihartono dkk, (2007)Prinsip-prinsip
motivasi dapat dikembangkan berdasarkan model ARCS.Model ini merupakan
kondisi motivasional yang terdiri dari attention (perhatian), relevance (relevansi),
confidance (kepercayaan), dan satisfaction (kepuasaan), dengan penejelasan sebagai
berikut.
1. Attention (Perhatian)
Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu,
rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan
memberikan perhatian selama proses belajar.
2. Relevance (Relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan materi pembelajaran dengan
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Motivasi peserta didik akan terpelihara apabila
mereka menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau
bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang.
3. Confidence (Percaya diri)
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi
secara positif dengan lingkungan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa
motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil.
Motivasi dapat memberikan ketekunan untuk membawa keberhasilan (prestasi), dan
14
selanjutnya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi untuk mengerjakan tugas
berikutnya
4. Satisfaction (Kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan.
Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik
yang berasal dari dalam maupun luar individu. Untuk meningkatkan dan memelihara
motivasi peserta didik, dapat menggunakan pemberian penguatan berupa pujian,
pemberian kesempatan, dsb.
2.1.3. Hasil Belajar
Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa
jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.Hasil belajar dapat dijelaskan
dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.
Pengertian hasil menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu
yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.
Menurut Purwanto (2011) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.Winkel
dalam Purwanto, (2011) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Bloom dalam Moh Uzer
Usmanmengusulkan hasil belajar dikelompokkan ke dalam tiga taksonomi yang
disebut dengan ranah belajar yaitu ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisi, sintesis, dan penilaian. Kategori tujuan pembelajaran ranah afektif
meliputi penerimaan, pemberian respon, penilaian, pengorganisasian, dan
karakterisasi. Kategori tujuan pembelajaran ranah psikomotorik meliputi peniruan,
manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan.
15
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya atau hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan
siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk
mencapai kemampuan yang lebih dari sebelumnya. Pencapaian hasil belajar yang
diukur dengan tugas–tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan
tujuan untuk mengukur kemajuan dengan evaluasi.
2.1.4. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Ditingkat SD diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (Permendiknas No. 22
Tahun 2006).
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
16
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu,
pembelajaran IPA diSD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).
Mata Pelajaran IPA diSD bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai
berikut (Permendiknas No. 22 Tahun 2006).
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk peranserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk mengahrgai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek berikut
(Permendiknas No. 22 Tahun 2006).
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya
dan pesawat sederhana.
17
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Dari Permendiknas No. 22 Tahun 2006 mengenai mata pelajaran IPA, maka
dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA mempelajari fenomena-fenomena alam
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mencari tahu melalui
pertanyaan kritis (apa, mengapa, dan bagaimana) dan dilakukan dengan cara
sistematis untuk mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa yang dikembangkan
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang nantinya dapat digunakan
sebagai bekal kecakapan hidup untuk menyesuaikan perubahan perkembangan
IPTEK yang berkembang pesat diera globalisasi.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA diSD mencakup
standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan
dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan pendidikan. pencapaian SK dan KD
didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah,
dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk
mata pelajaran IPA kelas 5 disajikan melalui Tabel 2.1 berikut ini (Permendiknas No.
22 Tahun 2006).
Tabel 2.1
SK dan KD Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Kelas 5 Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
8. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya
dengan penggunaan sumber daya
alam
8.1 Mendeskripsikan prosespembentukan tanah karena pelapukan
8.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan metode pembelajaran Two Stay Two Stray
telah dilakukan oleh peneliti lain dalam bentuk skripsi ataupun jurnal.Berbagai
penelitian tersebut telah membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode Two Stay
18
Two Stray dalam meningkatkan hasil belajar. Berikut adalah beberapa kajian yang
relevan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
Dwi Hinda Wiratna (2011)dalam skripsinya berjudulPenerapan model
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
IPA siswa kelas IV SDN Tanjungrejo 2 Malang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stray dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Tanjungrejo 2 Malang. Pada siklus I
pertemuan 1 aktivitas siswa sebesar 56,7%, dan meningkat pada pertemuan 2 yaitu
sebesar 65%, pada siklus II pertemuan 1 yaitu sebesar 78% kemudian meningkat pada
pertemuan 2 yaitu sebesar 84%. Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1
mencapai rata-rata 64 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 57,75%,
sedangkan pada siklus II meningkat menjadi rata-rata 78,5 dengan persentase
ketuntasan belajar sebesar 82,92% Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Tanjungrejo 2
Malang.
Rica Indriani (2011) dalam skripsinya berjudulPenerapan pembelajaran
kooperatif model Two Stay Two Stray untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
IPS siswa kelas IV di SDN Bareng 5 Malang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) penerapan model Two Stay Two Stray pada pelajaran IPS dikelas IV SDN
Bareng 5 Malang dapat berjalan baik dilihat dari peningkatan ketepatan pembelajaran
sebesar 15,5% dari siklus I 77% menjadi 92,5% pada siklus II; (2) aktivitas siswa
dalam pembelajaran IPS juga meningkat sebesar 11,4% dari 62% pada siklus I
menjadi 73,4% pada siklus II; serta (3) hasil belajar IPS siswa meningkat setelah
diajarkan dengan model Two Stay Two Stray yang dilihat dari jumlah siswa yang
tuntas pada setiap siklus. Pada pretest jumlah siswa yang tuntas hanya 5 siswa atau
23% kemudian meningkat menjadi 50% pada siklus I dan pada siklus II meningkat
lagi mencapai 77%.Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
19
penerapan model Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
IPS siswa kelas IV SDN Bareng 5 Malang.
Berdasarkan analisis kajian penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di atas
maka dengan menggunakan model pembelajaran Two stay Two Stray dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.Hali ini
membuktikan bahwa metode Two stay Two Stray dapat mengatasi permasalahan
pembelajaran dalam kelas.Dengan analisis tersebut, maka peneliti yakin untuk
melakukan penelitian menggunakan metode Two stay Two Stray dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa kelas 5SD Negeri Mangunsari 06 Salatiga pada
pembelajaran IPA.
2.3. KerangkaBerpikir
Optimalisasi kegiatan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah metode yang digunakan guru saat proses belajar mengajar.Guru
dapat mengunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak jenuh/ bosan dalam
mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu guru juga harus melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran. Siswa dibantu guru untuk ikut serta dalam mengembangkan dan
memodifikasi kegiatan pembelajaran agar pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
selanjutnya.
Metode Two Stay Two Stray berhubungan erat dengan pembelajaran yang
menyenangkan. Metode pembelajaran Two Stay Two Stray adalah metode
pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dalam
menemukan sebuah konsep pelajaran.Selain itu kelebihan metode pembelajaran Two
Stay Two Strayadalahberorientasi pada keaktifan siswa, melatih siswa
mengungkapkan pendapat, menambah kekompakan siswa, menambah rasa percaya
diri, meningkatkan kemampuan berbicara, melatih keberanian siswa
sehinggamenuntut keaktifan siswa dalam memahami konsep materi pelajaran melalui
serangkaian kegiatan mendiskusikan dan berbagi informasi di antara anggota
20
kelompok lainnya yang mereka kunjungi sementara itu, dua orang yang tinggal akan
menerima dua tamu dari kelompok lainnya. Setelah diskusi selesai mereka kembali
kepada kelompok masing masing untuk membahas hasil temuan mereka dari
kelompok lain.
Pembelajaran yang menyenangkan dapat menimbulkan motivasi belajar yang
bertambah.Dengan motivasi yang sangat tinggi maka akan mempengaruhi aktivitas
siswa dalam pembelajaran.Siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi akan lebih
bersemangat dalam belajar dan hasil belajar akan meningkat.
Skema Kerangka Berpikir yang peneliti rangkai untuk memudahkan dalam
melakukan penelitian dapat dilihat gambar 2.1
Gambar 2.3
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
Metode Two
Stay Two Stray Motivasi
Hasil belajar Berorientasi pada keaktifan siswa
Melatih siswa mengungkapkan pendapat
Menambah kekompakan siswa
Menambah rasa percaya diri
Meningkatkan kemampuan berbicara
Melatih keberanian siswa
21
2.4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir maka hipotesis tindakannya adalah sebagai
berikut:
a. Motivasi siswa pada pembelajaran IPA kelas 5 semester II SD Negeri
Mangunsari 06 Salatiga tahun pelajaran 2012 / 2013 dapat di tingkatkan
melalui metode pembelajaran Two Stay Two Stray.
b. Hasil Belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas 5 semester II SD Negeri
Mangunsari 06 Salatiga tahun pelajaran 2012 / 2013 dapat di tingkatkan