8 BAB II KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA TEORI A. Kajian Penelitian Terdahulu Guna mendukung penelaahan yang lebih komprehensif, sehingga diperlukannya kajian atas penelitian−penelitian terdahulu yang relevan terhadap topik penelitian ini. Telaah pustaka ini dilakukan peneliti ditujukan agar mengetahui seberapa banyak penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini dengan penelitian−penelitian sebelumnya. Sumber−sumber yang ada kaitannya dengan judul penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Feri Irawan meneliti Peran Filantropi Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia yang mendiskripsikan bagaimana kontribusi filantropi zakat dalam upaya pengentasan kemiskinan yang ada di Indonesia. Pada penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dan teknik pengumpulan data meggunakan observasi non partisipasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan filantropi zakat terhadap keluarga miskin baik yang berupa karitas maupun pemberdayaan, serta peningkatan kesejahteraan umat di Indonesia dikarenakan adanya kontribusi penyediaan sumber−sumber produksi. 1 2. Optimalisasi Potensi Dana Zakat, Infaq, Sadaqah dalam Pemerataan Ekonomi di Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus di 1 Feri Irawan, “Peran Filantropi Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia”, Al- Munawwarah: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Vol. 10, No. 1, Tahun MMXIII (Maret 2018).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
BAB II
KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA TEORI
A. Kajian Penelitian Terdahulu
Guna mendukung penelaahan yang lebih komprehensif, sehingga
diperlukannya kajian atas penelitian−penelitian terdahulu yang relevan
terhadap topik penelitian ini. Telaah pustaka ini dilakukan peneliti ditujukan
agar mengetahui seberapa banyak penelitian yang memiliki relevansi dengan
penelitian ini dengan penelitian−penelitian sebelumnya. Sumber−sumber yang
ada kaitannya dengan judul penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Feri Irawan meneliti Peran Filantropi Zakat dalam Pengentasan
Kemiskinan di Indonesia yang mendiskripsikan bagaimana
kontribusi filantropi zakat dalam upaya pengentasan kemiskinan
yang ada di Indonesia. Pada penelitian dilakukan dengan
pendekatan kualitatif, dan teknik pengumpulan data meggunakan
observasi non partisipasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan filantropi zakat terhadap keluarga miskin baik yang
berupa karitas maupun pemberdayaan, serta peningkatan
kesejahteraan umat di Indonesia dikarenakan adanya kontribusi
penyediaan sumber−sumber produksi.1
2. Optimalisasi Potensi Dana Zakat, Infaq, Sadaqah dalam
Pemerataan Ekonomi di Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus di
1Feri Irawan, “Peran Filantropi Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia”, Al-
Munawwarah: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Vol. 10, No. 1, Tahun MMXIII (Maret 2018).
9
Badan Amil Zakat Daerah Kab. Sukoharjo) oleh Sumadi
mengatakan bahwa Filantropi Islam memiliki peran penting dalam
perekonomian. Indonesia memiliki potensi ZIS besar dengan
populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi
untuk ZIS besar. Hasil dari penelitiannya yang menggunakan
pendekatan fenomenologis kualitatif, bahwa potensi amal nasional
mencapai 19,3 triliun. Sementara Hafidhuddin (2010), mengatakan
bahwa potensi zakat di Indonesia mencapai 80 triliun per tahun
(potensi ini, sebelum akuntansi untuk dana infaq dan shadaqah
belum dimanfaatkan dalam masyarakat sebagai sumber dana
adalah infaq sadaqah sukarela. Potensi Zakat, Infaq, Shodaqoh
Sukoharjo Kabupaten 1.6 M tahun rata−rata 30% dalam bentuk
zakat profesi didominasi oleh pegawai negeri sipil dan persentase
individu masih perlu ditingkatkan dan 70% masih infaq shodaqoh.2
3. Jurnal Zakat dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan
Pengentasan Kemiskinan oleh Abdul Haris Romdhoni,
menganalisis secara empiris apakah zakat memiliki dampak pada
upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Hasil analisis
menunjukkan zakat dapat mengurangi jumlah dan persentase
keluarga miskin dan penyediaan modal produktif zakat dalam
bentuk modal usaha memiliki dampak positif dalam mengurangi
2Sumadi, “Optimalisasi Potensi Dana Zakat, Infaq, Sadaqah dalam Pemerataan Ekonomi
di Kabupaten Sukoharjo (Studi Kasus di Badan Amil Zakat Daerah Kab. Sukoharjo)”, Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 03, No. 01, Tahun MMXVII (Maret 2017).
10
tingkat kemiskinan. Pengaruh positif antara pemanfaatan produktif
zakat program LAZ An−Naafi' Boyolali terhadap pendapatan
mustahiq dipengaruhi oleh pemanfaatan zakat produktif yang
kontribusi sebesar 30,5%. Hal ini terlihat dari perkembangan
pendapatan dan pemenuhan kebutuhan mustahiq setelah mengikuti
program pemberdayaan zakat produktif LAZ An−Naafi ' Boyolali
yang juga dapat digunakan untuk modal ventura.3
4. Jurnal The Law of Productive Zakat in Islam and Its Impact
towards Economy oleh Anwan memiliki tujuan untuk mengetahui
bagaimana pemberdayaan zakat produktif dalam perspektif Hukum
Islam. Penelitian ini digunakan riset Perpustakaan. Hasil dari
penelitian ini adalah pemberdayaan zakat produktif dibenarkan
sesuai dengan hukum Islam, asalkan memperhatikan kebutuhan
dasar untuk setiap mustahiq dalam bentuk konsumtif mendesak
segera ditangani.4
5. Penelitian Model Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq melalui Zakat
oleh Achmad Syaiful Hidayat Anwar, bertujuan untuk menguji dan
menyelesaikan model pemberdayaan ekonomi Mustahiq dengan
memanfaatkan Zakat. Kegiatan penelitian terdiri dari simulasi dan
menyelesaikan model. Data pengumpulan metode yang digunakan
3Abdul Haris Romdhoni, “Zakat dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan
Pengentasan Kemiskinan”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 03, No. 01, Tahun MMXVII (Maret
2017). 4Anwar, “The Law of Productive Zakat in Islam and Its Impact towards Economy”,
International Journal of Engineering Technologies and Management Research, Vol.4, No. 2,
Tahun MMXVII (Februari, 2017).
11
adalah wawancara dan kelompok fokus diskusi dengan mustahiq.
Berdasarkan analisis hasil dapat menyimpulkan bahwa mustahiq
setuju dan mendukung keprihatinan dengan model pemberdayaan
mustahiq. Mustahiq berharap dengan penerapan model
pemberdayaan akan mampu meningkatkan kesejahteraan mustahiq
dan merubah status sosial dari mustahiq ke muzakki. Selain itu,
mustahiq menyarankan program manajemen kemitraan antara BAZ
LAZ, pemerintah dan pengusaha untuk pelatihan dan pendidikan
dengan manajemen bisnis.5
6. Ahmad Atabik telah melakukan penelitian “Peranan Zakat dalam
Pengentasan Kemiskinan”, penelitian ini menjelaskan peran zakat
dalam pengentasan kemiskinan. Zakat selain sebagai kewajiban
umat Islam, melalui zakat, dalam Quran sebuah tanggung jawab
bagi umat Islam untuk saling membantu antara lain. Oleh karena
itu, di dalam kewajiban zakat adalah unsur moral, pendidikan,
sosial dan ekonomi. Di bidang moralitas, amal mengikis
keserakahan dan ketamakan orang kaya, menyucikan jiwa
orang−orang yang melakukan sholat sifat miser, memurnikan dan
mengembangkan objek properti. Pendidikan dalam kewajiban
zakat bisa dipetik dari rasa ingin tahu untuk memberi, berinfak dan
menyerah sebagian propertinya sebagai bukti belas kasihan sesama
manusia. Dengan zakat yang sama, orang yang tidak bisa
5Achmad Syaiful Hidayat Anwar, “Model Pemberdayaan Ekonomi Mustahiq melalui
Zakat”, JEAM, Vol. 15, Tahun MMXVI (April 2016).
12
merasakan bahwa mereka adalah bagian dari anggota masyarakat,
bukan yang terbuang dan diremehkan. Dalam ekonomi, zakat bisa
berperan dalam mencegah akumulasi kekayaan dalam beberapa
tangan saja, dan mewajibkan orang kaya untuk mendistribusikan
kekayaan ke kelompok kekayaan keluarga dan kemiskinan. Jadi,
zakat juga berfungsi sebagai sumber dana potensial. Untuk
pengentasan kemiskinan zakat juga bisa berfungsi sebagai modal
kerja bagi masyarakat miskin dapat membuka kesempatan kerja,
sehingga mereka bisa mendapatkan dan mampu memenuhi
kebutuhan sehari−hari mereka.6
7. Penelitian “Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi
Kasus: Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat
Nasional)” yang dilakukan oleh Yoghi Citra Pratama memiliki
tujuan mengetahui peran dari zakat produktif pada pemberdayaan
masyarakat yang kurang mampu dengan mengidentifikasi mustahik
dalam melakukan usaha. Bagi mustahik, zakat dapat dipergunakan
untuk modal usaha, yangmana usaha tersebut pada umumnya yang
memiliki skala kecil dan tidak mendapat akses lembaga keuangan
bank. Metode deskriptif kualitatif pada penelitian ini digunakan
untuk melihat pengaruh dari zakat produktif terhadap
pemberdayaan masyarakat miskin melalui indeks kemiskinan.
Pendampingan meliputi proses perencanaan, pelaksanaan,
6Ahmad Atabik, “Peranan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan”, Jurnal Zakat dan
Wakaf, Vol. 2, No. 2, Tahun MMXV (Desember 2015).
13
pengawasan dan pengendalian, serta evaluasi program, dari salah
satu program badan amil zakat dalam pengelolaan zakat produktif.
Proses tersebut diharap dapat membuat sirkulasi ekonomi,
meningkatnya produktivitas usaha masyarakat, pendapatan
ekonomi meningkat, dan berkelanjutan (sustainable).7
8. M Arif Budiman Kasim bersama Izzudddin Edi Siswanto
melakukan penelitian dengan judul Analisis Efektivitas
Pendayagunaan Zakat Produktif pada Program Pemberdayaan
Masyarakat di Wilayah Sukabumi (Studi Kasus: Kampoeng Ternak
Dompet Dhuafa), yang menganalisis pendayagunaan zakat
produktif pada program pemberdayaan masyarakat di Wilayah
Sukabumi dan selain itu untuk mengetahui perubahan apa yang
terjadi setelah terlaksananya program pemberdayaan masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode
kombinasi Concurrent Triangulation yang difokuskan pada teknik
pengumpulan data dan analisa data. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa efektifnya pendayagunaan zakat produktif pada program
pemberdayaan masyarakat di wilayah Sukabumi dengan tingkat
persentase efektivitas sebesar 76,74%.8
7Yoghi Citra Pratama, “Peran Zakat dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus:
Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional)”, The Journal of Tauhidinomics Vol.
1, No. 1, Tahun MMXV (2015). 8M Arif Budiman Kasim dan Izzudddin Edi Siswanto, “Analisis Efektivitas
Pendayagunaan Zakat Produktif Pada Program Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Sukabumi
(Studi Kasus: Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa)”, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Vol.
2, No. 1, Tahun MMXIV (2014).
14
9. Yanah meneliti Strategi Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
melalui Sinergi antara Bank Syariah dan Baznas, menurutnya
upaya pengentasan kemiskinan diperlukan adanya sinergi antara
Bank syariah dengan BAZNAS melalui zakat. Tujuan penelitian
agar mengetahui hubungan antara zakat dan kemiskinan, dan
pendekatan yang digunakan agar terjadi sinergi antara bank syariah
dan BAZNAS dalam upaya pengurangan kemiskinan. Metodologi
yang digunakan adalah kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Alat
analisis yang digunakan adalah Korelasi Pearson dan analisis
SWOT. Hasil mengungkapkan bahwa ada hubungan negatif dan
signifikan antara zakat dan kemiskinan, artinya kemiskinan telah
menurun apabila dana zakat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pengentasan kemiskinan. Sinergi antara bank syariah dan
BAZNAS dilakukan melalui penggunaan teknologi modern dalam
meningkatkan penggalangan dana. Peraturan tentang diijinkan
LAZ sebagai pengelola dana amal harus direvisi untuk alokasi
zakat amil dan biaya operasional bisa dikurangi. Zakat seharusnya
didistribusikan ke program produktif. Kesimpulan studi adalah
kontribusi zakat sebuah MPa mustahik yang meningkat.9
10. Rina Murniati peneliti IMZ meneliti “Pengaruh Zakat Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia dan Tingkat Kemiskinan Mustahik:
Studi Kasus Pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor”. Penelitian ini
9Yanah, “Strategi Pengentasan Kemiskinan di Indonesia melalui Sinergi antara Bank
Syariah dan Baznas”, Jurnal Ekonomi Vol. 2, No. 3, Tahun MMXVII (2014).
15
bertujuan untuk menganalisis program distribusi zakat BAZNAS
Kota Bogor dan dampaknya terhadap kehidupan mustahik
berdasarkan perubahan pendapatan setelah zakat dan nilai Indeks
Pembangunan Manusia pasca−zakat dan pengentasan kemiskinan.
Dengan memanfaatkan statistik t−statistik, HDI individu, dan
indikator kemiskinan, studi ini menyimpulkan bahwa zakat
memiliki dampak positif dalam meningkatkan pembangunan
manusia mustahik di kota Bogor.10
11. Irsad Andriyanto dalam jurnal yang berjudul Pemberdayaan Zakat
dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat, zakat harus dikelola di
produktif dan profesional sesuai UU Zakat No. 23/2011.
Undang−undang baru ini mengharuskan Integrasi pengelolaan
zakat di dalam negeri. Menurut undang−undang, lembaga zakat
terbagi dua: (i) pemerintah Dewan zakat dan lembaga−lembaga
zakat (Baznas) (ii) pribadi (LAZ). BAZNAS diberi mandat untuk
memimpin integrasi proses dan mengkoordinasikan semua lembaga
zakat yang terdiri dari BAZNAS di tingkat provinsi dan
kota/Kabupaten dan LAZ. Penelitian ini membahas kebijakan
desain dan langkah−langkah strategis yang dapat sepenuhnya
10Rina Murniati, “Pengaruh Zakat Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dan Tingkat
Kemiskinan Mustahik: Studi Kasus Pendayagunaan BAZNAS Kota Bogor”, Jurnal Al-Muzara’ah,
Vol. 2, No. 2, Tahun MMXIV (2014).
16
mendukung masa depan perkembangan zakat di Indonesia dengan
menggunakan pendekatan sosio−ekonomi.11
12. Penelitian Irsyad Andriyanto yang berjudul Strategi Pengelolaan
Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan, pendekatan yang digunakan
ialah sosio−ekonomi. Wilayah yang dijadikan objek penelitian
Rumah Zakat Indonesia di Jawa Tengah untuk batas wilayah
penelitian dengan melihat dari pengelolaan dan pendistribusian
zakat sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Rumah Zakat
Indonesia (RZI) menggunakan model pengelolaan dan
pendistribusian ZIS yang amanah, transparan, dan profesional,
dengan model tersebut RZI menjadi salah satu lembaga pengelola
ZIS yang dipercaya masyarakat. Pendistribusian ZIS dapat
memberdayakan masyarakat miskin dengan pengembangan
program ICD yang terintegrasi. SOP RZI ditetapkan untuk
mengontrol program−program pemberdayaan zakat secara
transparan dan akuntabel.12
13. Jurnal yang ditulis oleh M Nur Rianto Al Arif dengan judul
Optimalisasi Peran Zakat dalam Memberdayakan Perekonomian
Umat menyajikan bahwa program pengentasan kemiskinan
pemerintah tidak bisa memberikan perubahan yang signifikan
11Irsad Andriyanto, “Pemberdayaan Zakat dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat”,
Jurnal Zakat dan Wakaf, Vol. 1, No. 2, Tahun MMXIV, (Desember 2014). 12Irsyad Andriyanto, “Strategi Pengelolaan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan”,
Jurnal Walisongo, Vol. 19, No. 1, Tahun MMXI (Mei 2011).
17
untuk mengurangi kemiskinan. Itu diperlukan dukungan dari
sub−sistem yang lain, seperti zakat. Zakat, sebagai salah satu
instrumen fiskal Islam telah memainkan peran penting dalam
ekonomi Islam. Potensi Zakat akan menutupi beberapa aspek
seperti kemiskinan program pengentasan melalui sistem
kesejahteraan sosial. Zakat bisa memperoleh sistem kesejahteraan
sosial, asuransi kecelakaan kerja, asuransi hari tua, dan asuransi
kematian. Selain itu, masalah lain seperti perumahan untuk orang
miskin, penanaman modal dan peduli pendidikan bisa melalui
zakat jika zakat dikelola dan dikembangkan secara maksimal.13
14. Penelitian ”Optimalisasi Peran Zakat dalam Mengentaskan
Kemiskinan di Indonesia” oleh Norvandewi, zakat memiliki tugas
ekonomi dalam menghapuskan kemiskinan, bahkan berpengaruh
signifikan pada ekonomi makro. Perkiraan potensi zakat di
Indonesia oleh BAZNAS mencapai Rp 217 triliun yang fantastis
dalam setahun, namun di tahun 2011 baru dikumpulkan Rp. 1,8
Triliun. Potensi zakat yang harus digali semaksimal mungkin
sehingga belum bisa mengentaskan kemiskinan di Indonesia karena
kurangnya manajemen profesional. Sehingga sangat diperlukan
peran negara dalam pengelolaan zakat. Apabila ada reorientasi
pemahaman dan pengelolaan zakat yang bisa diberdayakan agar
dapat optimal, maka peran tersebut dapat tercapai. Perlunya
13M Nur Rianto Al Arif, ”Optimalisasi Peran Zakat dalam Memberdayakan