11 BAB II KAJIAN LITERATUR A. Pengertian Judul Pengertian Judul perencanaan dan perancangan Pusat Pengembangan Taekwondo Jawa Tengah di Surakarta dengan Konsep Korea Modern adalah sebagai berikut : Desain : Desain adalah garis besar, sketsa; rencana, seperti dalam kegiatan seni, bangunan, gagasan tentang mesin yang akan diwujudkan (The American Collage Dictionary) Interior : 1. bagian dalam gedung (ruang dan sebagainya); 2. tatanan perabot (hiasan dan sebagainya) di dalam ruang dalam gedung dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)) Pusat : Pokok pangkal atau yg menjadi pumpunan (berbagai- bagai urusan, hal, dsb (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)) Pengembangan : Nomina (kata benda) proses, cara, perbuatan mengembangkan: pemerintah selalu berusaha dalam pengembangan pembangunan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI))
90
Embed
BAB II KAJIAN LITERATUR A. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812016_bab2.pdf · 11 BAB II KAJIAN LITERATUR A. Pengertian Judul ... filosofis dan penerapannya melalui
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. Pengertian Judul
Pengertian Judul perencanaan dan perancangan Pusat Pengembangan
Taekwondo Jawa Tengah di Surakarta dengan Konsep Korea Modern adalah
sebagai berikut :
Desain : Desain adalah garis besar, sketsa; rencana, seperti
dalam kegiatan seni, bangunan, gagasan tentang mesin
yang akan diwujudkan (The American Collage
Dictionary)
Interior : 1. bagian dalam gedung (ruang dan sebagainya); 2.
tatanan perabot (hiasan dan sebagainya) di dalam ruang
dalam gedung dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI))
Pusat : Pokok pangkal atau yg menjadi pumpunan (berbagai-
bagai urusan, hal, dsb (Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI))
Pengembangan : Nomina (kata benda) proses, cara, perbuatan
mengembangkan: pemerintah selalu berusaha dalam
pengembangan pembangunan secara bertahap dan
teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki
(Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI))
12
Taekwondo : Suatu seni taekwon. Seni Taekwon mengacu pada
beladiri yang banyak memanfaatkan pemahaman
filosofis dan penerapannya melalui gerakan tubuh dari
telakan tangan dan kaki. (The Book of WTF Poomsae
Competition)
Jawa Tengah : Jawa Tengah adalah sebuah provinsi di Indonesia yang
terletak di bagian tengah Pulau Jawa. Ibu kotanya
adalah Semarang. Provinsi ini berbatasan dengan
Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, Samudra Hindia
dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan,
Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah
utara. (Wikipedia Bahasa Indonesia)
Surakarta : Juga disebut Solo atau Sala, adalah wilayah otonom
dengan status kota di bawah Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia, dengan penduduk 503.421 jiwa (2010) dan
kepadatan 13.636/km2. Kota dengan luas 44 km2, ini
berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur
dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.
Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan
dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo.
Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta merupakan
13
pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui
Perjanjian Giyanti, pada tahun 1755. (Wikipedia Bahasa
Indonesia)
Korea Modern : a. Hanok adalah sebutan untuk rumah tradisional
Korea yang dipakai untuk membedakannya dengan
rumah gaya Barat. Arsitektur Korea memperhitungkan
lokasi rumah dari lingkungan sekelilingnya, khususnya
mempertimbangkan keadaan geografi dan kontur.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hanok)
b. Gaya modern adalah gaya yang simple, fungsional,
bersih, dan up to date. Kemajuan teknologi berpengaruh
besar dalam menopang gaya hidup ini. Konsep-konsep
baru terus dilahirkan.Gejala ini tentunya berimbas pula
pada kondisi arsitektur. Arsitektur modern cukup
mendapat perhatian di hati masyarakat. (30 Inspirasi
Desain Rumah Tropis Modern).
Jadi pengertian Desain Interior Pusat Pengembangan Taekwondo di
Jawa Tengah di Surakarta dengan Konsep Korea Modern adalah suatu badan
resmi yang ditetapkan sebagai penyedia fasilitas bagi masyarakat umum,
dengan tujuan untuk menyediakan sarana pelatihan, pertandingan dan edukasi
yang dikemas secara simple, fungsional dan menarik bagi para penggunanya.
14
B. Tinjauan Umum
1. Taekwondo
a. Pengertian Taekwondo
Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar
pada bela diri tradisional Korea. Taekwondo mempunyai banyak
kelebihan, tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata, seperti
keahlian dalam bertarung, melainkan juga sangat menekankan
pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian, Taekwondo akan
membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang
yang secara sungguh-sungguh mempelajarinya dengan benar.
Taekwondo mengandung aspek filosofi yang mendalam sehingga
mempelajari Taekwondo, pikiran, jiwa, dan raga kita secara
menyeluruh akan tumbuh dan dikembangkan.
Taekwondo yang terdiri dari 3 kata: tae berarti
kaki/menghancurkan dengan teknik tendangan, kwon berarti
tangan/menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan,
serta do yang berarti seni/cara mendisiplinkan diri.
Maka jika diartikan secara sederhana, Taekwondo berarti seni
atau cara mendisiplinkan diri/ seni bela diri yang menggunakan teknik
kaki dan tangan kosong.
Tiga materi terpenting dalam berlatih Taekwondo adalah
Poomsae, Kyukpa, dan Kyorugi.
15
i. Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan
dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan
yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram
rangkaian gerakan poomsae didasari oleh filosofi timur yang
menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
ii. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik
dengan memakai sasaran/objek benda mati, untuk mengukur
kemampuan dan kecepatan tekniknya. Objek sasaran yang
biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan
lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan,
sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
iii. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan
teknik gerakan dasar atau poomsae, di mana dua orang yang
bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik
pertahanan diri.
Mempelajjari Taekwondo tidak dapat hanya menyentuh aspek
keterampilan teknik bela dirinya saja, namun harus meliputi aspek
fisik, mental, dan spiritualnya. Untuk itu, seseorang yang berlatih atau
mempelajari Taekwondo sudah seharusnya menunjukkan kondisi fisik
yang baik, mental yang kuat dan semangat yang tinggi.Namun, hal itu
harus mampu ditunjukkan dalam sikap dan tindakan sehari-hari yang
baik dan didasari jiwa yang luhur. Dengan begitu barulah seseorang
dapat dikatakan berhasil dalam berlatih Taekwondo.
16
Taekwondo dapat dipelajari siapa saja tanpa tergantung jenis
kelamin, umur, dan status sosial. Sekarang ini, Taekwondo telah
tersebar dan dipraktekkan oleh lebih dari 40 juta orang di seluruh
penjuru dunia. Kepopuleran Taekwondo mencapai puncaknya saat
Taekwondo dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di
Olimpiade Sidney 2000.
Di Indonesia diperkirakan lebih dari 200.000 anggota aktif
mempraktekkan olahraga bela diri ini, di berbagai dojang (sebutan
untuk tempat berlatih) yang tersebar luas di seluruh propinsi di
Indonesia, dan terutama diminati oleh kaum muda.Taekwondo telah
dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi dalam PON (Pekan
Olahraga Nasional). Taekwondo Indonesia sendiri telah mencatat
prestasi yang cukup membanggakan, di arena multi-sport event seperti
SEA GAMES, ASIAN GAMES, bahkan OLYMPIC GAMES 1992 di
Barcelona, selain pada kejuaraan tingkat internasional di lingkungan
Taekwondo sendiri.
Taekwondo seharusnya tidak hanya dikembangkan sebagai
olahraga prestasi saja, melainkan sebagai seni bela diri yang dapat
dibentuk dan mendidik manusia-manusia yang sehat dan berkarakter
kuat, guna membangun nusa bangsa Indonesia tercinta.
Beladiri Taekwondo merupakan suatu beladiri asal Korea yang
pada perkembangannya sudah mendunia hingga saat ini. Format
pertandingan taekwondo dalam perkembangannya meliputi 8 kelas
17
berdasarkan berat badan untuk masing-masing kategori baik putra dan
putri. Format yang digunakan adalah sistem gugur untuk menentukan
pemenang medali emas dan perak. Di SEA Games biasanya
mempertandingan kelas sparing, patterns dan self defense.
Peraturan penilaian yang ditentukan oleh World Taekwondo
Federation (WTF) dan Federasi Taekwondo Internasional (ITF kurang
lebih adalah sama. contoh, serangan dari tangan hingga kepala
diperbolehkan. Dalam Pertandingan taekwondo dihitung dengan sistem
pemberian poin untuk setiap serangan yang sah dan menguranginya
untuk setiap penalti. Penilaian yang umum adalah 5 hingga 7 poin dan
1 poin pengurangan per penalti. Terakhir adalah penggunaan area
kompetisi yang beragam, namun lazim dipakai untuk ukuran matras
taekwondo 9x9 meter atau 8x8 meter.
b. Sejarah Taekwondo
Taekwondo yang kita kenal sekarang mempunyai sejarah yang
sangat panjang, seiring dengan perjalanan sejarah bangsa Korea, di
mana bela diri ini berasal.Sebutan Taekwondo sendiri baru dikenal
sejak 1954, yang merupakan modifikasi dan penyempurnaan berbagai
bela diri tradisional Korea.
Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dapat dibagi
dalam 4 kurun waktu, yaitu : zaman kuno, masa pertengahan, masa
modern, zaman sekarang.
18
i. Zaman Kuno
a) Asal Mula Taekwondo
Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu
melindungi diri dan hidupnya. Hal ini sengaja atau tidak akan
memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Dalam tumbuh dan
berkembang, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan atau gerak
fisiknya, kapanpun dan di mana pun. Pada zaman kuno, manusia
tidak memikirkan cara lain untuk mempertahankan dirinya kecuali
dengan tangan kosong. Hal itu secara alamiah mengembangkan
teknik-teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat itu,
kemampuan bertarung dengan tangan kosong dikembangkan
sebagai cara untuk menyerang dan bertahan, kemudian digunakan
untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan kemudian
dijadikan pertunjukan publik dalam acara-acara ritual. Manusia
mempelajari teknik-teknik bertarung dari pengalaman melawan
musuh-musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni bela diri
Taekwondo yang kita kenal sekarang. Pada masa lampau seni bela
diri ini dikenal sebagai “subak”, “taekkyon”, “takkyon”, maupun
beberapa nama lainnya. Pada awal sejarah Semenanjung Korea,
ada tiga suku bangsa atau kerajaan yang mempertunjukan kontes
seni bela diri pada acara ritual mereka. Ketiga kerajaan ini saling
bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje, dan
Silla. Semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu
19
kekuatan negara, bahkan para ksatria, yang tergabung dalam
kekuatan militer, saat itu menjadi warga negara dengan kedudukan
yang sangat terpandang. Menurut catatan, kelompok ksatria muda
terorganisir seperti Hwarangdo di Silla dan Chouisonin di
Koguryo, menjadikan latihan seni bela diri sebagai salah satu
subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni
bela diri yang disebut Muye Dobo Tongji menyebutkan : “Seni
pertarungan tangan kosog (Taekwondo) adalah dasar seni bela diri,
yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga
menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga
dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti
Taekwondo dapat digunakan setiap saat.”
b) ‘Seonbae’ Koguryo dan Taekkyon
Koguryo yang berdiri 57 tahun sebelum Masehi di
Semenanjung Korea bagian utara, membentuk kesatuan para
ksatria tangguh yang disebut Sonbae, yang artinya laki-laki yang
bersifat baik dan tidak pernah takut dalam bertarung dan
berperang. Dalam buku sejarah, disebutkan bahwa saat Dinasti
Chosun Kuno memerintah, tanggal 10 Maret setiap tahunnya, pada
hari raya Koguryo, masyarakat merayakannya dengan acara kontes
tarian pedang, memanah, subak (taekkyon) dan sebagainya. Kontes
subak (taekyon), sebutan untuk seni bela diri Taekwondo pada saat
itu merupakan salah satu kegiatan yang sangat populer. Penemuan
20
beberapa lukisan dinding makam pada masa Koguryo, yang
menggambarkan dua orang yang saling bertarung dalam sikap
taekkyon (Taekwondo), hal ini membuktikan bahwa seni bela diri
yang sekarang kita kenal sebagai Taekwondo telah dipraktekkan
sejak 2000 tahun yang lalu di Semenanjung Korea.
c) ‘Hwarang’ Shilla dan Taekkyon
Kerajaan Shilla berdiri sejak pada tahun 57 sebelum Masehi
di tenggara Semenanjung Korea. Secara geografis kerajaan ini
tidak terancam dari luar, tetapi dengan berdirinya Kerajaan Pakje
di sisi barat dan serbuan awal Koguryo dari utara, Kerajaan Shilla
mempersenjatai diri dengan meningkatkan kemampuan seni bela
diri yang berkembang saat itu. Hwarangdo adalah tipe bela diri
dari Shilla yang merupakan asimilasi system bela diri sonbae dari
Koguryo. Anggota-anggota hwarang berlatih keras dengan
semboyannya yang terkenal, yaitu bakti kepada orang tua, setia
pada kerajaan/negara, serta berkorban bagi bangsa dan masyarakat.
Pada zaman itu hidup dua orang yang bernama Kim Yu Sin dan
Kim Chun Cu. Mereka adalah orang-orang yang memberikan
sumbangan besar bagi penyatuan tiga kerajaan di Semenanjung
Korea. Dalam sebuah catatan peristiwa, Chosun melukiskan
kehidupan para hwarang, sebutan bagi para ksatria yang
mempelajari hwarangdo. Para hwarang diseleksi oleh kerajaan dan
setelah itu mereka hidup dan berkumpul dalam kelompok menurut
21
apa yang mereka pelajari, seperti berlatih subak (bentuk bela diri
Taekwondo kuno), bermain pedang, berkuda dan bermain sirum
(gulat gaya Korea). Di waktu damai, hwarang bekerja melayani
masyarakat, membantu dalam keadaan darurat, dan membangun
jalan serta benteng, sementara saat berperang mereka selalu siap
mengorbankan hidup mereka. Hwarang sangat dipengaruhi oleh
disiplin agama Buddha. Di Kyonju Museum sangat jelas
ditunjukkan bahwa seni bela diri ini dipraktekkan di kuil-kuil. Hal
itu digambarkan dengan adegan laki-laki yang tampak kuat dalam
sikap-sikap menyerang dan bertahan dengan tangan kosong. Sikap
yang ditampilkan sangat menarik adalah sikap kumgag yoksa yang
sama dengan sikap dalam bela diri Taekwondo sekarang.
Ini membuktikan bahwa pada masa Kerajaan Shilla, subak
dan taekkyon muncul bersamaan, dan kedua teknik bertarung
dengan tangan dan kaki tersebut dipakai dalam Taekwondo
sekarang ini.
d) Taekkyon dari Koguryo ke Shilla
Seni bela diri taekkyon yang populer di Koguryo, ternyata
terdapat juga di Shilla. Hal itu dibuktikan dengan :
1) Hwarang (sonrang) di Shilla mempunyai arti kata yang
sama dengan sonbae di Koguryo jika ditinjau dari sudut
etimologi.
22
2) Keduanya memiliki sistem organisasi dan hierarki yang
sama.
3) Menurut catatan sejarah, sonbae di Koguryo digunakan
dalam kompetisi taekkyon pada perayaan nasional.
Sementara itu, hwarang di Shilla juga memainkan taekkyon
(subak, dokkyoni, atau taekkoni) dalam perayaan seperti
palkwanhoe dan hankawi. Ini menunjukkan perkembangan
sistematis teknik bela diri dari yang kuno ke
taekkyon/seonbae yang menjadi dasar seni bela diri di
Korea sekitar 200 tahun sesudah masehi.
Mulai abad keempat sesudah masehi, seni bela diri ini
makin memasyarakat dan berkembang melalui sekolah/ perguruan
seni bela diri dengan berbagai kelompok teknik tangan kosong dan
kaki.
i. Masa Pertengahan
Pada zaman Dinasti Koryo (918 sampai 1392 Masehi),
ketika penyatuan Semenanjung Korea dan Shilla, taekkyon
berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting
untuk seleksi ketentaraan.Teknik taekkyon tumbuh menjadi senjata
yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koguryo
tersebut, kemampuan bela diri menjadi kualifikasi untuk merekrut
personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan pertahanan kuat
23
setelah penaklukan seluruh Semenanjung Korea. Kemampuan
dalam bela diri taekkyon juga sangat menentukan pangkat
seseorang dalam ketentaraan. Raja-raja pada Dinasti Koryo sangat
tertarik pada kontes taekkyon yang disebut subakhui, yang populer
juga di masyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun
pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo, ketika penggunaan senjata
api mulai dikenal, dukungan terhadap kemajuan bela diri berkurang
jauh.
ii. Masa Modern
Pada masa Korea modern, saat Dinasti Chosun (Yi) berkuasa
pada tahun 1392 sampai 1910 dan zaman penjajahan Jepang
sampai tahun 1945, subakhui dan taekkyon (sebutan untuk
Taekwondo pada saat itu) mengalami kemunduran dan tidak
mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi
tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan
berdasarkan ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan
kebudayaan daripada seni bela diri. Kemudian, saat Raja Jungjo
memerintah setelah invasi Jepang pada tahun 1952, pemerintah
kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan
memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni bela diri.
Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni
bela diri yang diberi judul Muyedobo-Tonji, yang memuat gambar-
24
gambar dan ilustrasi yang menyerupai bentuk atau sikap (poomsae)
dan gerakan dasar (basic movement) Taekwondo sekarang, namun
tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan
Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian
yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern (scientific studies).
Akan tetapi, saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat
dilarang, termasuk taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni
bela diri taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para
master bela diri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.
iii. Waktu Sekarang
Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang,
konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak
para ahli seni bela diri mendirikan sekolah atau perguruan bela diri.
Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerja samaa yang
baik antarperguruan bela diri, akhirnya diputuskan menyatukan
berbagai nama seni bela diri mereka dengan sebutan Taekwondo
pada tahun 1954.
Pada 16 September 1961, Taekwondo sempat berubah
menjadi taesoodo, namun kembali menjadi Taekwondo dengan
organisasi nasionalnya yang bernama Korea Taekwondo
Association (KTA) pada tanggal 5 Agustus 1965. Organisasi ini
menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era 1965 sampai
25
1970 an, KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara
pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala
nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar ke pelbagai
kalangan, hingga diakui sebagai disiplin dan program resmi oleh
Pemerintah Nasional Korea dan menjadi olahraga wajib bagi
tentara dan polisi. Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang
Vietnam dibekali keahlian Taekwondo. Pada saat itulah
Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih
inilah yang membuat Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga
nasional Korea.
Pada tahun 1972, Kuk Ki Won didirikan sebagai markas
besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan
Taekwondo ke seluruh dunia. Kejuaraan dunia Taekwondo yang
pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won, Seoul, Korea
Selatan.Sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2
tahun sekali.
Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation
(WTF) didirikan dan sekarang telah mempunyai lebih dari 160
negara anggota. Saat ini Taekwondo telah dipraktekkan oleh lebih
dari 40 juta orang di seluruh penjuru dunia, angka ini masih terus
bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju
dan populer.
26
Di samping itu, untuk meningkatkan kualitas instruktur
Taekwondo di seluruh dunia, Kuk Ki Won membuka Taekwondo
Academy yang mulai tahun 1998, telah membuka program
pelatihannya bagi instruktur Taekwondo dari seluruh dunia.
Taekwondo telah dipertandingkan di berbagai pertandingan
multi event di seluruh dunia. Pada Olympic Games 1988 di Seoul,
Taekwondo telah dipertandingkan sebagai pertandingan sebagai
pertandingan eksibisi, dan pada Olympic Games 2000 di Sidney
telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi.
iv. Sejarah Singkat Taekwondo Indonesia
Taekwondo mulai berkembang di Indonesia pada 1970-an,
dimulai oleh aliran Taekwondo yang berafiliasi ke ITF
(International Taekwondo Federation) yang pada waktu itu
bermarkas besar di Toronto Kanada. Aliran ini dipimpin dan
dipelopori oleh Gen.Choi Hong Hi. Kemudian berkembang juga
aliran Taekwondo yang berafiliasi ke WTF (The World Taekwondo
Federation) yang berpusat di Kuk Ki Won, Seoul, Korea Selatan
dengan Presiden Dr. Un Yong Kim.
Pada waktu itu, kedua aliran ini masing-masing mempunyai
organisasi di tingkat nasional, yaitu Persatuan Taekwondo
Indonesia (PTI) yang berafiliasi ke ITF dipimpin oleh Letjen.Leo
27
Lopolisa dan Federasi Taekwondo Indonesia (FTI) yang berafiliasi
ke WTF dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri.
Atas kesepakatan bersama dan melihat prospek
perkembangan dunia olahraga di tingkat internasioanal dan
nasional, Musyawarah Nasional Taekwondo pada tanggal 28 maret
1981 berhasil menyatukan kedua organisasi Taekwondo tersebut
menjadi organisasi baru yang disebut Taekwondo Indonesia yang
berkiblat ke WTF. Organisasi ini dipimpin oleh Leo Lopolisa
sebagai ketua umumnya, sedangkan struktur organisasi di tingkat
nasionalnya disebut PBTI ( Pengurus Besar Taekwondo Indonesia)
dan berpusat di Jakarta. Munas Taekwondo Indonesia I pada
tanggal 17-18 September 1984 menetapkan Letjen Sarwo Edhie
Wibowo (Alm.) sebagai Ketua Umum Taekwondo Indonesia
periode 1984-1988, maka era baru Taekwondo Indonesia yang
bersatu dan kuat dimulai.
Selanjutnya, Taekwondo Indonesia sempat dipimpin oleh
Soeweno, Harsudiyono Hartas, dan sekarang oleh Letjen (Mar)
Suharto.
Kini Taekwondo Indonesia telah berkembang di seluruh
propinsi Indonesia dan diikuti aktif oleh lebih dari 200.000
anggota, angka ini belum termasuk yang tidak secara aktif berlatih.
Taekwondo juga telah dipertandingkan sebagai cabang
olahraga resmi di arena PON. Beberapa atlet yang pernah berjaya
28
membela negara di event internasional antara lain adalah Budi
Setiawan, Rahmi Kurnia, Siauw Lung, Yefi Triaji, Lamting, Yeni
Latif, Dirk Richard, di masa 1986 sampai 1993. Pada generasi
berikutnya antara lain adalah Yuana Wangsa Putri yang mewakili
Indonesia di Olympic Games 200 di Sidney dan Ika Dian Fitria
yang berhasil meraih medali emas di Kejuaraan Dunia Yunior pada
November 2000, dan munculnya calon bintang-bintang baru seperti
Satrio Rahadani, Neta dan lain-lain.
c. Dasar-dasar Taekwondo
Dalam penguasaan materi Taekwondo, orang perlu mengetahui
dan menguasai dulu dasar teknik bela diri Taekwondo, yaitu gerakan
dasar Taekwondo (Ki Bon Do Jak), dan berbagai hal yang berkaitan
dengan teknik gerakan itu sendiri.
Dasar-dasar Taekwondo terbentuk dari kombinasi berbagai
teknik gerakan menyerang dan bertahan yang menggunakan bagian
tubuh kita untuk menghadapi lawan. Dasar-dasar Taekwondo terdiri
dari 5 komponen dasar yaitu :
1. Bagian tubuh yang menjadi sasaran (Keup So).
2. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang atau bertahan.
3. Sikap kuda-kuda (Seogi).
4. Teknik bertahan/menangkis (Makki).
29
5. Teknik serangan (Kongkyok Kisul) yang terdiri dari :
a. Pukulan/Jireugi (Punching)
b. Sabetan/Chigi (Striking)
c. Tusukan/Chireugi (Thrusting)
d. Tendangan/Chagi (Kicking)
i. BAGIAN TUBUH YANG MENJADI SASARAN (KEUP SO)
Bagian tubuh yang menjadi sasaran dapat dibagi menjadi
tiga bagian pokok:
1. Eolgol (Bagian atas/kepala/muka)
Termasuk bagian ini adalah tulang belikat ke atas dan
seluruh bagian wajah, titik kelemahan yang pokok terletak pada
alur garis tegak lurus tepat simetris pada wajah seperti antara lain
dagu, jakun, tulang di antara mata, bagian atas dan bawah bibir.
2. Momtong (Bagian tengah/badan)
Yang termasuk bagian ini adalah daerah batas pusar ke atas
hingga tulang belikat, dan titik pokok kelemahan pada bagian ini
adaah pada ulu hati, rusuk/tulang iga, serta bawah tulang rusuk di
mana ginjal terletak di dalamnya.
3. Arae (Bagian bawah tubuh)
Yang termasuk bagian ini adalah daripusar ke bawah
meliputi selangkangan, titik-titik pokok kelemahannya terletak
antara lain pada rongga bawah perut dan kemaluan.
30
ii. BAGIAN TUBUH YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENYERANG DAN BERTAHAN
Di dalam Taekwondo, tubuh manusia dianggap terpisah dan
terbagi sesuai fungsinya masing-masing, namun saat melakukan
gerakan/gaya, semuangya harus bergerak secara terkoordinasi
dengan baik.
Pada dasarnya, teknik serangan dan pertahanan dalam seni
bela diri Taekwondo hampir seluruhnya memakai bagian-bagian
dari tangan dan kaki, namun perlu diingat bahwa arus tenaga yang
dihasilkan berasal dari badan, terutama perputaran pinggang
ditambah dengan sentakan dari lipatan siku atau lutut.
Adapun bagian tubuh yang dipergunakan adalah :
a. Kepalan (Jumeok)
b. Tangan (Son)
c. Lengan (Pal)
d. Siku tangan (Palkup)
e. Kaki bagian atas (Dari) termasuk lutut (Murup)
f. Kaki bagian bawah (Bal)
a) KEPALAN (JUMEOK)
Kepalan tangan merupakan alat penyerang yang penting
dalam seni bela diri Taekwondo. Definisi dan nama kepalan tangan
(Jumeok) adalah sesuai dengan cara kita mengepalkan jari-jari
31
tangan dan bagian mana yang dipergunakan pada waktu
menyerang.
A. Metode mengepalkan tangan
1. Tangan terenggang dan semua jari terbuka
2. Melipat keempat jari tangan kecuali ibu jari
mulai dari ruas terluar, dilanjutkan melipat
secara kuat keempat jari tangan tersebut sampai
ruas terdalam, hingga ruas terluar rapat erat
terlipat pada telapak tangan.
3. Lipat ibu jari menekan pada ruas tengah jari
telunjuk dan jari tengah.
B. Titik alat serang
1. Bagian muka dari dua bonggol jari telunjuk dari
jari tengah.
2. Bagian atas dari dua bonggol jari telunjuk dan
jari tengah disebut Deung-Jumok.
3. Tepi luar telapak tangan yang dikepal pada sisi
jari kelingking disebut Me-Jumeok.
Berbagai bagian lain dari kepalan tangan, dengan berbagai
cara mengepalnya, dipergunakan pula untuk menyerang dengan
gaya dan teknik yang bervariasi, antara lain Pyon-Jumeok (alat
serang dengan memakai ujung sendi tengah jari-jari), Bam- Jumeok
(mengepal dengan menonjolkan sendi tengah jari tengah), Jipke-
32
Jumeok (mengepal dengan menonjolkan sendi tengah jari
telunjuk).
b) TANGAN (SON)
Son atau tangan yang dimaksud dalam Taekwondo adalah
tangan terbuka, hanya ketiga jari di tengah sedikit membengkok
pada ruas ujungnya serta mungkin dan ibu jari rapat pada sisi
telapak tangan yang terbuka tersebut.
Sonnal/ Pisau Tangan
A. Metode pembentukannya:
1. Buka telapak tangan dan rapatkan semua jari
tangan, bengkokkan ruas jari-jari sehingga ujung
jari tengah, jari manis, dan telunjuk hampir rata.
2. Rapat dan tekan ibu jari dengan kuat ke sisi ruas
jari telunjuk dan ujung ibu jari lipat kea rah
telapak tangan.
B. Titik alat serang
1. Bantalan tepi luar telapak tangan/sisi ruas
kelingking, inilah yang disebut pisau tangan
(Sonnal)
2. Dengan ibu jari lebih ditekan masuk ke dalam
dan menggunakan ruas pangkal jari telunjuk dan
33
ruas pertama ibu jari sebagai alat disebut
Sonnal-Deung.
3. Dengan menggunakan bantalan telapak tangan
sebagai alat disebut Batang-Son, dalam hal ini
ada 2 variasi yaitu dengan membengkokkan
ruas-ruas jari tetapi telapak masih terbuka, dan
menekuk ujung-ujung ruas jari seperti Pyon-
Jumeok.
4. Dengan menggunakan ujung-ujung jari tangan
untuk menusuk disebut Pyonson-Keut, dalam
hal ini terdapat beberapa variasi posisi telapak
tangan yaitu :
a. Pyonson-Keut Sewo Chireugi jika posisinya
tegak dengan ibu jari di atas.
b. Pyonson-Keut Upeo Chireugi jika posisi
telapak tangan telungkup.
c. Jechin-Pyonson-Keut jika posisi telapak
tangan terlentang.
Beberapa variasi lain yang mempunyai bentuk khusus
antara lain adalah Gawison Keut (menusuk dengan jari tangan baik
satu atau dua jari), Ageum Son (posisi mencekik).
34
c) PALMOK (LENGAN)
Keempat sisi lengan dipergunakan dalam melakukan
gerakan pertahanan, namun yang paling sering adalah sisi luar
(Bakkat) dan sisi dalam (An):
1. An-Palmok
Adalah sisi segaris dengan ibu jari /sisi dalam lengan.
2. Bakkat-Palmok
Adalah sisi yang sefaris dengan ruas kelingking/sisi luar
lengan.
3. Deung Palmok
Adalah sisi yang segaris dengan punggung telapak tangan.
4. Mit Palmok
Adalah sisi yang segaris dengan bantalan telapak tangan.
d) PALKUP (SIKU TANGAN)
Salah satu senjata yang sangat efektif untuk jarak dekat
adalah Palkup/siku tangan
1. Palkup dalah titik pertemuan sendi ketika lengan dilipat ke
arah dada/ke dalam.
2. Serangan dengan siku tangan dapat dilakukan dengan
menggunakan sisi sebelah atas atau bawah dan diarahkan
ke atas, bawah, ke luar, ke dalam, dan ke belakang.
35
e) DARI (KAKI BAGIAN ATAS)
Terdapat dua bagian kaki bagian atas yang dipakai sebagai
alat menyerang yaitu:
1. Mureup (Lutut)
2. Jeonggang Wi (Tulang kering)
f) BAL (KAKI BAGIAN BAWAH)
Bal/Kaki di bagian bawah mata kaki, merupakan senjata
yang sangat penting dank has dari seni bela diri Taekwondo.
Walaupun tak setangkas tangan, kaki mempunyai kelebihan dalam
hal jangkauan jarak dan kekuatan yang lebih besar. Kaki yang
terlatih dengan baik akan menjadi senjata yang sangat andal bagi
seorang Taekwondo-in.
Bagian bawah mata kaki (Bal) yang dipakai untuk
menyerang adalah bagian:
1. Apchuk (ujung bantalan kaki)
Saat melakukan tendangan dengan Apchuk, jari-jari
kaki ditekuk sedalam-dalamnya.
2. Dwichuk (tumit bagian dasar)
3. Dwikkumchi (tumit bagian belakang)
36
4. Balnal (pisau kaki)
Pisau kaki adalah tepi sisi sebelah luar telapak kaki.
5. Baldeung (punggung telapak kaki)
6. Balnal Deung (pisau kaki bagian belakang)
Adalah tepi sisi sebelah dalam telapak kaki
7. Balbadak (telapak kaki sebelah dalam keseluruhan)
8. Balkkeut (ujung jari kaki)
Sering digunakan untuk melakukan tendangan ke arah
kemaluan (Nangsim Chagi)
iii. TUBUH BAGIAN DEPAN YANG MENJADI SASARAN
SERANGAN (KEUP SO)
Dalam tubuh manusia terdapat 750 titik yang sensitive yang
disebut Hyoll atau Gyonghyoll, atau yang lebih kita kenal dengan
titik akupuntur dalam pengobatan timur. Dalam Taekwondo ada
sekitar 50 titik saja yang merupakan titik sasaran serangan yang
penting dan dapat berakibat fatal jika terkena serangan yang telak.
Di bawah ini adalah sebagian dari titik kelemahan dalam
tubuh manusia yang terdapat pada bagian depan :
1. SEOGI (SIKAP KUDA-KUDA)
Seogi atau sikap kuda-kuda dapat disebut juga sikap awal karena
setiap gerakan dalam Taekwondo selalu dimulai dari sikap kuda-kuda
37
(seogi). Untuk melakukan dan mengembangkan teknik Taekwondo, kita
harus memahami dengan baik sikap kuda-kuda. Letak kaki, jarak antara
kaki depan dan belakang, jarak antara kedua sisi kaki ke kaki dan tekuknya
lutut berpengaruh besar terhadap keseimbangan tubuh.
Seogi yang baikharus dilakukan dengan:
- Berdiri dengan punggung tegak dan menjaga tubuh tetap rileks.
- Menempatkan dengan tepat titik berat badan dan titik pusat keseimbangan.
- Jaga pandangan mata agar tetap fokus pada lawan dengan posisi tubuh
yang tepat.
- Jaga otot perut (abdomen) agar tetep kencang saat menyerang atau
bertahan.
- Selalu menjaga keseimbangan, ketangkasan, kemantapan, dan keluwesan
saat melakukan gerakan.
Sikap kuda-kuda secara pokok dibagi tiga yaitu:
- Neolpyo-seogi (sikap kuda-kuda terbuka)
- Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup)
- Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda specsal/khusus); disebut khusus
karena terpadu dengan poom Taekwondo, jadi merupakan perpaduan sikap
kaki dan tangan atau berdiri dengan satu kaki.
Sikap kuda-kuda terpenting dalam tae geuk poomsae adalah:
38
a. SIKAP KUDA-KUDA TERBUKA
1. Naranhi Seogi (Sikap Sejajar)
- Kedua kaki dibuka selebar kurang lebih panjan satu telapak kaki,
dengan posisi kedua telapak kaki sejajar/parallel.
- Kedua lutut lurus dan titik pusat keseimbangan tepat berada di tengah,
di antara kedua kaki.
2. Juchum Seogi (Sikap Duduk)
- Kedua kaki dibuka selebar kurang lebih panjang dua telapak kaki,
dengan posisi kedua telapak kaki sejajar/parallel.
- Rendahkan badan dengan membengkokkan kedua lutut dan titik
keseimbangan tepat di tengah, di antara kedua kaki.
- Juchum seogi dengan kaki terbuka lebar disebut Nachuwo Seogi.
3. Ap Seogi (Sikap Jalan Pendek)
- Terbentuk seperti saat anda berjalan dan berhenti tepat satu langkah,
demikian juga titik letak berat badannya.
- Jarak kaki sesuai langkah masing-masing, demikian juga sudut telapak
kakinya (± 22,5°).
4. Ap Kubi Seogi (Sikap Jalan Panjang)
- Kaki depan, lutut bengkok membentuk sudut ± 120°, dan kaki
belakang lurus.
- Jarak antara kedua kaki, kurang lebih satu setengah langkah biasa
dengan lebar di antara kedua kaki sebesar satu telapak kaki.
39
- Telapak kaki belakang membuka sedikit, antara 22,5o sampai 30
o.
- Titik berat badan terletak sedikit di depan.
5. Dwit Kubi Seogi (Sikap Kuda-kuda L)
- Jarak antara kaki depan dan belakang selebar satu langkah.
- Telapak kaki depan tepat lurus ke depan dan telapak kaki belakang
membentuk sudut 90o/ tegak lurus dengan telapak kaki depan.
- Badan merendah dengan menekuk kedua lutut dan berat badan terletak
2/3 di belakang, posisi badan tetap tegak.
6. Beom Seogi (Sikap Kuda-Kuda Harimau)
- Dari sikap rapat (Moa Seogi), majukan kaki satu langkah ke depan dan
angkat tumit kaki depan, hingga bantal kaki (Ap Chuk) yang menempel
di lantai.
- Tubuh direndahkan dengan menekuk kaki belakang dan tumpuan berat
badan sebagian besar pada kaki belakang punggung tetap tegak.
- Kedua lutut yang ditekuk mengarah sedikit ke dalam.
b. SIKAP KUDA-KUDA TERTUTUP
1. Moa Seogi (Sikap Kuda-Kuda Tertutup)
- Sikap berdiri dengan sisi dalam kedua telapak kaki rapat.
- Beberapa bentuk Moa Seogi adalah : Dwi Chuk Moa Seogi (rapat pada
kedua sisi tumit bagian dalam) dapat disebut juga Charyeot Seogi, Ap
Chuk Moa Seogi (rapat pada kedua ibu jari kaki)
40
2. Koa Seogi (Sikap Kuda-Kuda Kaki Menyilang)
- Tulang kering bawah dan cekung sebelah dalam betis kaki yang lain
saling menyilang.
- Tumit kaki belakang diangkat dan kedua lutut ditekuk (Dw Koa Seogi)
- Tumpuan pada kaki depan.
c. SIKAP KUDA-KUDA KHUSUS
1. Kibon Junbi Seogi (Sikap Kuda-Kuda Siap)
- Sering disebut juga Junbi Seogi, kuda-kuda ini dibentuk dari sikap
kuda-kuda sejajar (Naranhi Seogi), dipadu dengan sikap kedua tangan
mengepal terletak di depan perut bagian bawah, sedikit dibawah pusar
(Tan Jon = titik kira-kira tiga jari di bawah pusar)
- Kepalan tangan tidak menempel badan, berjarak kurang lebih setebal
pergelangan tangan.
- Mata menatap lurus ke depan, atur pernapasan dan konsentrasikan
pikiran serta siap untuk bergerak.
- Teknik meletakkan posisi kedua tangan adalah pertama-tama buka
kaki kiri, ambil napas melalui hidung, angkat kedua tangan posisi
terbuka sampai di uluhati, kemudian kepalkan kedua tangan, putar
balik dan turunkan kedua tangan sampai sedikit di bawah pusar, sambil
keluarkan napas pelan-pelan melalui mulut.
41
2. Bojumeok Junbi Seogi (Sikap Kuda-Kuda Siap dengan Menutup
Kepalan)
- Sikap kuda-kuda ini dibentuk dari sikap kuda-kuda rapat (Moa Seogi),
dipadu dengan sikap di mana tangan kanan mengepal dan ditutup oleh
telapak tangan kiri, kedua tangan tidak rapat namun terpisah setipis
mungkin, telapak tangan kiri dan ibu jari membentuk huruf C.
- Kedua tangan berada di depan badan dengan tinggi kepalan pada tiga
pilihan/posisi, yaitu bisa terletak di depan perut, leher atau dahi.
- Mata menatap lurus ke depan, atur pernapasan dan konsentrasikan
pikiran pada kedua pertemuan tangan, serta siap untuk bergerak.
- Teknik meletakkan posisi kedua tangan setinggi leher pada tae geuk 7,
adalah pertama-tama kedua tangan bertemu di depan tanjon, kemudian
dari bawah pada posisi tangan kiri masih terlentangsiku diputar,
diangkat ke atas sampai setinggi leher, sambil mengeluarkan napas
lembut lewat mulut, dengan tetap berkonsentrasi menjaga jarak kedua
tangan setipis mungkin, mata tetap menatap lurus ke depan.
2. JIREUGI (PUKULAN)
Definisi pukulan adalah serangan yang menggunakan kepalan
tangan (jumeok) dengan perkenaan pada bagian depan kepalan, kedua
bonggol, pangkal ruas jari telunjuk dan jari tengah, atau pyon jumeok.
Pada prinsipnya, gerak serangan dilkukan dari pinggang Taekwondo
mengenal berbagai macam tipe pukulan, yang dibedakan berdasarkan arah
42
lintasan serangannya, target sasarannya, maupun posisi sikap kuda-kuda
(seogi) saat melakukan pukulan.
Pukulan dapat dilakukan dari beberapa arah lintasan, seperti: lurus
langsung ke depan, samping (Yeop Jireugi), ke belakang (Dwi Jireugi)
atau memutar (Dollyo Jireugi), ke atas (Chi maupun Jecho Jireugi), dan ke
bawah (Naeryo Jireugi). Pukulan yang dilakukan dengan posisi sikap
kuda-kuda (Seogi) yang berlawanan disebut Baro Jireugi, sedangkan jika
pukulan selaras dengan posisi sikap kuda-kuda disebut Bandae Jireugi.
Ada banyak variasi pukulan dalam Taekwondo, di antaranya yang
dikombinasikan dengan tangkisan, atau dilakukan dengan kedua tangan
sekaligus. Dalam aplikasinya di lapagan atau dalam pertandingan,
pukualan tidak harus berawal dari pinggang, namun putaran pinggang
untuk mendukung tenaga harus tetap dilakukan.
Beberapa pedoman dalam melakukan pukulan :
a. Semua pkulan berawal dari kepalan di pinggang dan
dilakukan dengan putaran pinggang.
b. Kepalan harus kencang, lakukan pukulan sepenuhnya
dengan lengan dan bahu tetap rileks.
c. Seperti halnya dalam melakukan tendangan, setiap kali
pukuluan dilepaskan, tariklah kembali tangan segera seelah
mengenai sasaran.
43
d. Saat melakukan pukulan konsentrasikan pikiran pada
sasaran dan akselerasi pukulan.
iv. BERBAGAI MACAM VARIASI PUKULAN YANG ADA
DALAM POOMSAE TAE GEUK:
1. Momtong Jireugi (Pukulan lurus ke depan, sasaran tengah)
- Pukulan lurus ke depan dari pinggang dengan sasaran ke
tengah.
- Pukulan ini dapat dilakukan dengan 2 posisi sikap kuda-
kuda, yaitu Bandae Jireugi atau Baro Jireugi.
- Sasaran dapat ditujukan ke arah, eolgol (atas) atau arae
(bawah).
2. Yeop Jireugi (Pukulan lurus ke samping)
- Pukulan lurus ini berawal dari pinggang dengan sasaran ke
samping sisi badan.
- Arah pandangan mengikuti arah pukulan.
3. Dangkyo Teok-Jireugi (Pukulan ke rahang sambil menarik)
- Pukulan khusus ini didahului dengan menarik naju lawan,
kemudian melakukan pukulan kait ke atas kea rah rahang
lawan.
4. Du Jumeok Jecho Jireugi (Pukulan Ganda Mengait ke
Atas)
44
- Pukulan dengan dua kepalan tangan yang dilakukan
bersamaan ini tetap berawal dari pinggang, dengan arah
sasaran kedua rusuk lawan.
- Pukulan mengait ke atas dengan posisi sisi lengan bawah
(mit palmok) di atas.
3. MAKKI (TANGKISAN)
Tangkisan adalah suatu teknik gerakan yang dipergunakan untuk
menahan atau mematahkan serangan lawan. Dari berbagai teknik
tangkisan, yang terbanyak adalah menggunakan lengan dan tangan.
Tangkisan harus dilatih secara terus-menerus dengan benar, sehingga
dapat dipergunakan secara efisien dan efektif, serta mampu mengimbangi
serangan yang datang.
Dalam Taekwondo, teknik tangkisan sangatlah penting karena
setiap gerakan Taekwondoselalu dimulai dengan tangkisan. Hal ini
menunjukkan bahwa Taekwondo tidak pernah mengajarkan untuk
mendahulukan teknik menyerang.
Teknik tangkisan selain dilakukan dengan tangkisan tunggal yang
menggunakan satu tangan atau lengan, dapat pula menggunakan kedua
tangan sekaligus, maupun menggunakan kaki. Saat melakukan tangkisan
diperlukan posisi badan yang kuat dan seimbang untuk mendukung
kekuatan tangkisan tersebut.
45
Arah tangkisan dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian atas
(eolgol) tengah (momtong) dan bagian bawah (arae).
Berbagai tangkisan penting yang sering digunakan dalam tae geuk
poomsae adalah:
1. Arae Makki (Tangkisan ke bawah)
- Bagian lengan sisi luar (bakkat palmok) dipergunakan
untuk menangkis serangan lawan.
- Tangkisan dilakukan dari samping bahu dengan putaran
pinggang.
- Ayunan bahu dan lengan keluar hingga siku tangan lurus
dan samping ke sisi luar tubuh, sedangkan satu tangan yang
lain ditarik ke pinggang.
- Jarak tangkisan dengan perut kurang lebih dua kepalan
tangan.
2. Eolgol Makki (Tangkisan ke atas)
- Bagian lengan sisi luar (bakkat palmok) dipergunakan
untuk menangkis serangan lawan.
- Tangkisan atas dilakukan di atas dahi untuk melindungi
kepala dengan jarak kurang lebih satu kepalan.
- Lakukan tangkisan dari samping sisi badan, dimulai dari
sebelah luar tangan satunya. Ayunkan lengan keluar dan
naik hingga di atas kepala, sedangkan satu tangan yang lain
ditarik ke pinggang.
46
- Sudut dalam siku tangan membentuk sudut ± 120°.
3. Momtong An Makki (Tangkisan ke tengah dari luar ke dalam)
- Bagian lengan sisi luar (bakkat palmok) yang dipergunakan
untuk menangkis serangan lawan.
- Tangkisan dilakukan di depan dada dan masuk sedikit ke
dalam sisi tubuh, dengan siku membentuk sudut dalam ±
90°, dan tinggi kepalan kira-kira setinggi dagu.
- Tangkisan ini dilakukan dari sisi luar tubuh dengan kepalan
setinggi bahu dan digerakkan dari luar ke dalam, disertai
putaran pinggang dan lengan serta bahu. Sementara itu, satu
tangan yang lain ditarik kea rah pinggang.
4. Momtong Bakkat Makki (Tangkisan ke tengah dari dalam ke luar)
- Tangkisan ini bisa dilakukan dengan menggunakan bagian
lengan sisi dalam (an palmok) atau dengan lengan sisi luar
(bakkat palmok) untuk menangkis serangan lawan.
- Tangkisan dilakukan di depan dada dan masuk sedikit ke
dalam sisi tubuh, dengan siku membentuk sudut dalam ±
90°, dan tinggi kepalan tangan kira-kira setinggi dagu.
Tangkisan ini juga dapat dilakukan ke arah atas.
- Tangkisan ini dilakukan dari sisi luar tubuh lengan
menyilang dengan tangan satunya dan digerakkan
menyilang dari dalam ke luar, disertai putaran pinggang dan
47
lengan serta bahu, sedangkan satu tangan yang lain ditarik
kea rah pinggang.
5. Sonnal Momtong Makki (Tangkisan ke tengah dengan pisau
tangan)
- Bagian lengan sisi luar (bakkat palmok) dipergunakan
untuk menangkis serangan lawan dengan telapak tangan
terbuka membentuk pisau tangan.
- Tangan depan membentuk sudut +- 90o dengan posisi pisau
tangan telungkup setinggi bahu dan pisau tangan yang lain
terlentang diletakkan di depan dada/ ulu hati, namun tidak
menempel.
- Tangkisan ini dilakukan serentak oleh kedua tangan,
diambil dari samping belakang tubuh dan dengan memutar
lengan membentuk elips.
- Jika dilakukan dengan satu tangan disebut han sonnal
momtong bakkat makki.
- Tangkisan ini juga dapat dilakukan ke arah bawah, baik
dengan dua tangan maupun satu tangan.
6. Batang Son Momtong An Makki (Tangkisan ke tengah dari luar
dengan bantalan telapak tangan)
- Tangkisan ini menggunakan bantalan telapak tangan untuk
menahan atau menghalau serangan lawan.
48
- Tagkisan dilakukan dari luar ke dalam. Masuk hingga ke
tengah tubuh, pergelangan tangan jangan dibengkokkan.
7. Kawi Makki (Tangkisan menggunting)
- Tangkisan khusus yang merupakan kombinasi dari dua
tangkisan yaitu Momtong Bakkat makki dan Arae Makki,
yang dilakukan secara bersamaan untuk menangkis
serangan lawan pada dua arah sekaligus.
8. Sonnal Bitureo Makki (Tangkisan melintir dengan satu pisau
tangan)
- Dengan cara yang sama ketika melakukan Bakkat Palmok
Momtong Bakkat Makki, hanya posisi telapak tangan
terbuka digunakan untuk menangkap tangan lawan.
- Dilakukan dengan sedikit gerakan melintir/ memutar
pergelangan tangan.
9. Hecho Makki (Tangkisan ganda ke luar)
- Tangkisan dengan menggunakan dua tangan untuk
menghalau tangan lawan yang memegang kedua bahu kita.
- Tangkisan ini dapat menggunakan bakkat palmok atau an
palmok.
10. Eotgoreo Arae Makki (Tangkisan silang ke arah bawah)
- Tangkisan ke arah bawah ini menggunakan dua tangan,
dengan posisi menyilang, satu lengan mendukung lengan
yang lain.
49
- Tangkisan ini dapat menggunakan bakkat palmok dan
diambil dari samping pinggang.
11. Wesanteul Makki (Tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke
luar)
- Tangkisan ini digunakan untuk menghalau serangan dari
dua arah samping, yang merupakan kombinasi dari Arae
Makki dan An Palmok Eolgool Bakkat Makki.
- Arah pandangan ke arah sisi tangkisan Arae Makki.
4. CHIGI (SABETAN)
Sabetan merupakan serangan yang dilakukan dengan ayunan
lengan tangan atau kaki, yaitu dengan kepalan tangan, telapak tangan,
siku, lutut, maupun kaki. Kekuatan yang dihasilkan dan arah gerak ayunan
lengan/kaki dan putaran pinggang berbeda dengan pukulan (jireugi).
Kekuatannya dihasilkan dari putaran pinggang yang disalurkan dengan
hentakan lurus.
Berbagai sabetan yang ada dalam tae geuk poomsae:
1. Han Sonnal Mok Chigi (Sabetan Tunggal dengan satu tangan)
- Sabetan ini bisa disebut juga Hanssonnal Eolgul An Chigi
karena bergerak dari luar ke dalam, dengan leher lawan
sebagai arah sasaran.
- Siku tangan lurus pada akhir gerakan.
50
2. Jebipoom Mok Chigi (Sabetan dari luar ke dalam dibarengi
tangkisan pisau tangan kea rah atas)
- Sabetan ini termasuk khusus (Teuksu Chigi), karena
dilakukan dengan kombinasi tangkisan ke atas dengan pisau
tangan.
- Sabetan ini harus dilakukan dengan putaran pinggang dan
hentakan tangkisan yang kuat dan timing yang tepat (pada
saat yang tepat).
3. Me Jumeok Naeryo Chigi (Sabetan dari atas ke bawah dengan
bantalan kepalan bagian ruas kelingking)
- Sabetan ini mengandalkan putaran lengan dan tekanan
tubuh untuk menambah kekuatannya.
- Pandangan dan badan mengikuti arah sabetan, banyak
orang melakukan kesalahan dengan melakukan sabetan ke
samping.
4. Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi (Sabetan depan menggunakan
bonggol atas kepalan dengan sasaran ke atas)
- Putaran lengan bergerak dari dalam ke luar, sasaran antara
bibir atas dan lubang hidung.
5. Palkup Dollyo Chigi (Sabetan memutar dengan siku tangan)
- Sabetan ini dilakukan dengan putaran pinggang, diikuti
ayunan/ putaran siku tangan.
51
- Sabetan siku dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
arah.
6. Palkup Pyojeok Chigi (Sabetan siku tangan dengan sasaran/ target
terpegang)
- Gunakan satu tangan yang lainuntuk menarik/ memegang
sasaran, sabetan diarahkan ke telapak tangan yang
diasumsikan memegang/ menarik sasaran.
7. Mureup Chigi (Sabetan yang menggunakan lutut)
- Didukung tenaga pemindahan berat badan untuk
menumbuk sasarannya.
- Sabetan dapat ditujukkan ke tengah dan ke atas, dengan
gerakan dari bawah ke atas atau dari luar ke dalam.
8. Deung Jumeok Bakkat Chigi (Sabetan dari dalam ke luar dengan
menggunakan bonggol atas kepalan)
- Sabetan diarahkan ke tengah/ ke atas, yaitu atas bibir,
pelipis, ulu hati, dan perut.
5. CHIREUGI (TUSUKAN)
Tusukan adalah suatu teknik seraangan menusuk yang
menggunakan ujung-ujung jari tangan. Tusukan dapat dilakukan dengan
satu, dua, atau tiga ujung jari tangan, metode serangannya ssama dengan
teknik pukulan (jireugi), yaitu berawal dari pinggang.
52
Tusukan selalu diarahkan ke sasaran tubuh yang lemah, seperti ulu
hati, mata, kemaluan, dan bagian lemah lainnya, berhubung kekuatan jari-
jari tangan tidaklah besar.
Beberapa teknik tussukan antara lain adalah:
1. Pyeonsonkeut Sewo Chireugi (Tusukan dengan telapak
tangan tegak)
- Tusukan ini diambil dari pinggang, menusuk lurus ke
depan, jika telapak tangan dengan posisi mendatar maka
disebut Pyeonsonkeut Upeo Chireugi.
2. Kawison Keut Chireugi (Tusukan dengan 2 ujung jari kea
rah mata)
- Tusukan ini menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, jika
tusukan dilakukan dengan satu jari tengah saja maka
dinamakan Hansonkeut Chireugi.
6. CHAGI (TENDANGAN)
Teknik tendangan sangat dominan dalam seni bela diri taekwondo,
bahkan harus diakui bahwa taekwondo sangat dikenal karena kelebihannya
dalam teknik tendangan. Banyak sekali bentuk dan tipe teknik tendangan
di dalam Taekwondo, walaupun di dalam mempelajari Poomse Tae Geuk,
tidak banyak teknik tendangan yang terdapat dalam jurus-jurusnya.
Teknik tendangan menjadi sangat penting karena kekuatannya
yang jauh lebih besar daripada tangan, walaupun teknik tendangan secara
53
umum lebih sukar dilakukan ketimbang teknik tangan. Namun, dengan
latihan-latihan yang benar, baik, dan terarah, teknik tendangan akan
menjadi senjata yang dahsyat untuk melumpuhkan lawan.
Untuk melakukan teknik tendangan diperlukan kecepatan,
kekuatan, dan terutama keseimbangan yang prima. Selain itu, diperlukan
juga penguasaan jarak dan timing yang tepat agar tendangan tersebut
menjadi efektif. Teknik tendangan yang dasar yang terpenting adalah Ap
Chagi, Doolyo Chagi, dan Yeop Chagi, namun ada banyak variasi dari
ketiga tendangan terssebut.
Beberapa pedoman penting dalam melakukan teknik tendangan
adalah sebagai berikut:
a. Maksimalkan kekuatan tendangan dengan kekuatan dan
kelenturan lecutan lutut.
b. Jaga kosentrasi dan pandangan pada sasaran serta aturlah
jarak dan timing.
c. Setelah melakukan tendangan, kaki harus secepatnya ditarik
dan kembali siap untuk melakukan tendangan atau gerakan
selanjutnya.
d. Aturlah keseimbangan sebaik-baiknya, karena untuk
melakukan tendangan yang cepat butuh keseimbangan yang
baik dan untuk menjaga keseimbangan yang baik butuh
kecepatan tendangan.
54
e. Koordinasikan seluruh gerak tubuh terutama dengan
putaran pinggang, agar menghasilkan tenaga yang
maksimal.
Berbagai Tendangan Dasar yang Terpenting dalam Taekwondo :
1. Ap Chagi (Tendangan depan)
- Tendangan ini mengandalkan sentakan lutut kea rah depan
dengan menggunakan bantalan telapak kaki bagian depan
(ap chuk)
- Tendangan diarahkan ke tengah, yaitu ulu hati atau perut,
maupun ke sasaran atas (dagu lawan). Tendangan ini dapat
pula dilakukan untuk menyerang kemaluan dengan ujung
jari-jari kaki atau punggung kaki.
- Variasi tendangan ini dapat dilakukan dengan berbagai
posisi (sikap kuda-kuda), dan dapat dilakukan dengan kakai
depan atau kaki belakang, maupun sambil melompat.
2. Dollyo Chagi (Tendangan Serong/memutar)
- Kekuatan tendangan ini selain dari lecutan lutut juga sangat
didukung oleh putaran pinggang yang sebenarnya
merupakan penyaluran tenaga dari massa badan.
- Tendangan ini pada dasarnya menggunakan pula bantalan
telapak kaki (ap chuk), namun sangat sering pula
menggunakan baldeung (punggung kaki), terutama jika
digunakan jika digunakan dalam pertandingan.
55
- Variasi teknik tendangan ini diantara lain, seperti: I dan
Dollyo Chagi (tendangan serong dengan meluncur) dan
Dolke Chagi (tendangan serong dengan putaran tubuh
360°)
3. Yeop Chagi (Tendangan samping)
- Tendangan samping yang memerlukan kontraksi badan saat
memindahkan tenaga ke sasaran, sehingga diperoleh tenaga
hentak atau dorong yang maksimal.
- Tendangan ini menggunakan pisau kaki (bal nal) ataupun
tumit (dwi chuk).
- Tendangan ini dapat dilakukan ddengan meluncur (I Dan
Yeop Chagi) dan melompat (Twieo Yeop Chagi).
4. Dwi Chagi (Tendangan belakang)
- Tendangan belakang dilakukan dengan langsung
menendang ke belakang untuk lawan yang berada di
belakang kita. Untuk lawan yang berada di hadpan kita,
tendangan ini dilakukan dengan lebih dulu memutar tubuh
360°.
- Dwi Chuk (tumit) sebagai alat untuk melakukan tendangan
ini, baik ke arah perut, dada, maupun kepala.
- Saat melakukan Dwi Chagi, lutut kaki jangan sampai keluar
dari garis sisi tubuh, karena tenaga yang dihentakan
56
menjadi tidak maksimal dan keseimbangan tubuh menjadi
goyah.
5. Naeryo Chagi (Tendangan menurun/ mencangkul)
- Tendangan ini dapat dilakukan dengan mengangkat kaki
setinggi mungkin lewat luar, dalam, atau belakang ke atas
(depan), dan dijatuhkan sekuat mungkin ke arah sasaran.
- Sasaran tendangan adalah kepala, tulang belikat, dan dada.
- Saat melakukan hentakan ke bawah, pandangan tetap ke
depan dan jagalah badan tetap seimbang.
6. Twio Yeop Chagi
- Tendangan ini adalah variasi dari tendangan samping (Yeop
Chagi), yang dilakukan dengan loncatan.
7. Dwi Huryeo Chagi
- Sering juga disebut secara singkat Dwi Hurigi, tendangan
ini merupakan perpaduan atau kombinasi antara Dwi Chagi
dan Mom Dollyo Chagi (kebalikan tendangan serong).
- Bagian kaki yang dipakai untuk mengenai sasaran adalah
Dwi Kumchi (tumit bagian belakang) atau untuk kompetisi
sering dipakai balbadak (telapak kaki).
- Tendangan ini membutuhkan keseimbangan yang baik,
putaran penuh pinggang yang diikuti tubuh dan lecutan
lutut yang mengait sasaran.
8. Dubal Dangsang Chagi
57
- Tendangan ini adalah tendangan dengan dua target sasaran
yang dilakukan secara beruntun ke depan. Biasanya, tinggi
sasaran pertama lebih rendah dibandingkan sasaran kedua.
- Teknik tendangan ini terdapat dalam Poomse Tae Geuk 8.
9. Twio Ap Chagi
- Tendangan ini adalah variasi dari tendangan depaan hanya
didahului dengan loncatan.
10. Twio Dwi Chagi
- Tendangan ini adalah variasi dari tendangan belakang (Dwi
Chagi), yang dilakukan sambil meloncat dan memutar
tubuh 360°.
d. POOMSE TAE GEUK
1. Pengertian Poomsae
Poomse berasal dari dua kata, yaitu poom dan se, yang berarti
rangkaian bentuk gerakan.Poomse adalah sistem metode latihan
taekwondo dalam praktek menyerang dan bertahan menghadapi lawan
yang imajiner. Poomse terdiri dari variasi berbagai bentuk sikap kuda-
kuda, tendangan, pukulan, tangkisan, dan sebagainya yang didasari
oleh prinsip-prinsip filosofi timur,yang mendalam. Poomse merupakan
pelajaran pokok dalam taekwondo yang dibagi dua, yaitu poomse yang
diperuntukkan bagi yang belum mencapai tingkatan sabuk hitam (Tae
Geuk I s.d. VIII) dan poomse bagi tingkatan sabuk hitam (Koryo
s.d.Ilyo).
58
2. Garis Diagram dan Gerakan Poomse Tae Geuk
Dalam mempelajari dan mempraktekkan poomse, kita harus
mengetahui diagram dan arah gerakannya. Garis diagram dan arah
gerakan Poomse Tae Geuk berasal dari simbol-simbol filosofi timur
yang disebut Pal Gwe (diagram segi delapan atau Pat Kwa atau
Octagon), sehingga Poomse Tae Geuk berjumlah delapan, mewakili
setiap sisi dari Pal Gwe.
3. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Poomse
Pal Gwe yang menjadi dasar diagram dan arah gerakan
mempunyai perbedaaan arti pada setiap sisinya. Demikian pula halnya
dengan poomse. Setiap poomse mengandung perbedaan teknik gerakan
serangan dan pertahanan serta menggambarkan filosofi kehidupan
yang berbeda-beda. Saat mempraktekkan poomse, kita mempelajari
bagaimana mengontrol pernapasan, keseimbangan, keluwesan dan
kelenturan, ketangkasan serta pengaturan tenaga. Selain itu, kita harus
mampu memusatkan pikiran dan kosentrasi pada setiap gerakan.
Poomse, jika dipelajari dengan baik dan benar, akan sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kemampuan gerak dan otot, kondisi tubuh, juga
menimbulkan semangat serta rasa percaya diri yang kuat.
4. Pedoman Untuk Mempelajari dan Mempraktekkan Poomse
a. Gerakan dimulai dan berakhir pada titik atau posisi yang
sama. Untuk itu diperlukan ketepatan posisi badan,
59
langkah, arah, dan gerakan agar dapat kembali ke posisi
awal.
b. Kontrol ditujukan pada penyaluran dan pengerahan tenaga
secara benar karena ada berbagai perbedaan pengerahan
tenaga.
c. Perhatikan perbedaan kecepatan pada setiap gerakan, tidak
semua gerakan dilakukan dengaan cepat.
d. Setiap langkah harus dilakukan dengan konstan (tetap),
baik keseimbangan, lebar dan panjang langkah.
e. Pelajari dengan benar pengaturan napas dan teriakan
(kihap).
f. Lakukan setiap teknik gerakan setepat mungkin dan
bayangkan seperti menghadapi lawan yang sesungguhnya.
g. Pelajari dulu satu poomse dengan baik, barulah
mempelajari poomse yang lain. Lihatlah setiap poomse
setiap hari, sehingga anda semakin mahir.
5. Poomse Tae Geuk
Poomse Tae Geuk adalah poomse dasar dalam taekwondo. Tae
Geuk mewakili filsafat timur yang mendalam pandangannya terhadap
alam semesta dan kehidupan.
Tae berarti “keagungan” dan geuk berarti “keabadian”. Dengan
demikian, tae geuk tidak berbentuk, tanpa permulaan dan akhir.
Sekalipun demikian, segala sesuatu berawal dari keagungan dan
60
keabadian (tae geuk). Poomse Tae Geuk terdiri dari delapan poomse,
yang masing-masing mewakili watak atau karakter manusia, unsur-
unsur yang ada di dunia, dan prinsip-prinsip filosofi timur yang
terdapat dalam Buku Perubahan. Kedelapan unsure (Pal Gwe) tersebut
adalah Keon, tae, ri, jin, seon, gam, gan, dan gon, yang mewakili
berbagai unsur yang ada di alam semesta, yaitu surga atau langit, air
yang tenang seperti telaga, air yang mengalir, api, matahari, cahaya,
Guntur dan kilat, angin, kayu, gunung dan bukit, serta bumi. Pal Gwe
juga mewakili delapan penjuru mata angin serta pengaruh lima elemen,
yaitu logam, air, kayu, api, dan tanah (bumi). Diyakini bahwa setiap
unsur tersebut berkaitan dengan proses pembentukan dan
penghancuran muka bumi. Tae guk mengikuti hokum alam yang
disebut Teori Ying-Yang (Im-Yang), atau di Koreaa dikenal dengan
nama Um-Yang.
6. Arti Pada Setiap Tae Geuk Poomse
Tae Geuk I: Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip KEON dari
Pal Gwe.
Keon melambangkan sesuatu yang besar dan maha agung, yang
menjadi asal dari segala sesuatu. Keon merupakan permulaan segala
sesuatu yang ada di bumi dan menjadi sumber penciptaan serta
kekuatan yang berasal dari langit. Langit pula yang memberikan
cahaya matahari dan hujan, yang membuat segala sesuatu tetap tumbuh
61
dan hidup. Tae Geuk I bersifat sederhana namun dilakukan dengan
penuh kekuatan dan menampakkan keperkasaan sesuai wataknya.
Tae Geuk 2: Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip TAE dari
Pal Gwe.
Tae menggambarkan keteguhan hati dan kelemahlembutan.
Dalam tae, batin seseorang tetap teguh namun gayanya tampak lemah
lembut, mengatasi keadaan dengan senyuman dan kebajikan.Untuk itu,
tae geuk ini harus dilaksanakan dengan lemah lembut namun penuh
kekuatan.
Tae Geuk 3: Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip RI dari
Pal Gwe.
Ri menggambarkan matahari dan api, yang memberikan
cahaya, kehangatan dan harapan. Dengan demikian, Tae Geuk 3 harus
dilaksanakan dengan penuh semangat dan daya yang variatif.
Tae Geuk 4: Serangkaian aksi yang mengharapkan prinsip JIN dari
Pal Gwe.
Jin menggambarkan guntur dan kilat, yang menimbulkan panik
dan ketakutan, namun langit yang biru dan sinar matahari yang cerah
akan muncul kembali. Prinsip ini menyarankan pada kita bahwa dalam
menghadapi bahaya dan ketakutan, seharusnya kita bersikap tenang
dan berani, karena kita yakin bahwa setelah bahaya lewat kita akan
mengalami masa yang cerah kembali. Begitu pula dalam Tae Geuk 4,
62
ada beberapa gerakan yang sulit dan memerlukan ketenangan serta
keseimbangan yang baik saat melaksanakannya.
Tae Geuk 5: Serangkaian aksi yang menerpakan prinsip SEON dari
Pal Gwe.
Prinsip ini menggambarkan angin, yang pembawaan aslinya
halus dan menghembus sepoi-sepoi, namun dapat menjadi dahsyat
seperti badai. Hal ini melambangkan sifat kerendahan dan kebaikan
hati, perbuatan ini, harus dilakukan terus-menerus, seperti angin yang
selalu meniup pepohonan. Di dalam Tae Geuk ini terlihat gerakan-
gerakan yang berulang-ulang, dan ada gerakan yang terlihat monoton
maupun yang sesekali menyentak dan kuat.
Tae Geuk 6: Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip GAM dari
Pal Gwe.
Prinsip ini menggambarkan air, yang merupakan elemen yang
paling fleksibel: hal ini memberikan pengertian bahwa berbagai
kesulitan dan penderitaan yang kita alami dapat diatasi jika kita tetap
maju dan berbekal rasa percaya diri yang kuat.
Tae Geuk 7: Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip GAN dari
Pal Gwe.
Gan melambangkan gunung, yang menjadi simbol kestabilan
karena dianggap tidak pernah bergerak, dan puncaknya mengingatkan
kita untuk tau kapan kita harus bertindak dan kapan saatnya kita harus
berhenti (top stop). Hal ini mengajari kita agar dalam setiap tindakan
63
kita tidak gegabah. Tae Geuk ini dilakukan dengan penuh ketenangan,
namun tetap terlihat kokoh dan mantap.
Tae Geuk 8: Serangkaian aksi yang menerapkan prinsip GON dari
Pal Gwe.
Gon melambangkan bumi, yang kokoh, kuat dan bertenaga.
Bumi merupakan sumber kehidupan, dimana segala makhluk hidup
dan tumbuh. Bumi dianggap sebagai ciptaan kekuatan dari langit. Hal
ini diharapkan dengan penuh ketenangan, namun kita tetap dapat
menjadi tempat tumbuhnya kekuatan dan pemikiran yang positif. Tae
Geuk 8, merupakan Tae Geuk yang terakhir, disini kita diharapkan
dapat memperbaiki dan memperkokoh dasar kita sebelum mencapai
tingkatan DAN.
7. Lambang dan Bentuk Diagram Pal Gwe
Simbol keselarasan alam semesta.Keselarasan tercipta karena
keseimbangan antara dua kekuatan yang berlawanan, yaitu Um-Yang.
64
Gambar II.1 Um-Yang
Sumber : Buku Taekwondo Poomsae Tae Geuk karya V. Yoyok Suryadi
8. Gambar Garis Diagram dan Gerakan Poomse Tae Guk
Gambar II.2 Diagram Gerakan Poomsae Tae Geuk
Sumber : Buku Taekwondo Poomsae Tae Geuk karya V. Yoyok Suryadi
M : Titik mulai atau posisi awal dan pandangan ke arah depan
(D)
D : Titik depan atau titik arah pandangan
Kr : Posisi yang terletak di sebelah kiri dari posisi awal (mulai)
Kn: Posisi yang terletak di sebelah kanan dari posisi awal
(mulai)
: Arah pandangan awal
e. PerlengkapanTaekwondo
Dalam berlatih taekwondo diperlukan berbagai macam alat untuk
pelindung diri kita juga menunjang kemampuan dalam berlatih, macam-
macam alat di taekwondo sendiri dibedakan 2 macam:
65
1. Peralatan dalam latian.
2. Peralatan yang digunakan dalam pertandingan.
Pertama adalah Peralatan yang digunakan dalam latian antara lain
yang wajib dimiliki adalah tarjet kicking/pyongyo (alat bantu sasaran
tendangan) digunakan untuk melatih tendangan serta akurasi tendangan,
berikutnya adalah sandsack, alat ini sama fungsinya seperti tarjet kicking
cuma disini ukurannya lebih besar, biasa tiap dojang menyediakan
peralatan ini sama untuk melatih tendangan. Ketiga adalah alat bantu
pukulan (Punching-pad) selain alat dalam latian ada juga
peralatan/perlengkapan yang harus dimiliki dalam pertandingan, antara