6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Group Investigation 2.1.1.1. Pengertian Model Group Investigation Strategi belajar kooperatif group investigation dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif group investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka menurut Bruns, et al., dalam Rusman (2011:220). Menurut Suprijono (2009:93) strategi belajar model group investigation ialah pembelajaran dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta didik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik itu. Setelah topik beserta permasalahannya disepakati, peserta didik beserta guru menentukan cara penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah. Setiap kelompok bekerja berdasarkan cara investigasi yang mereka rumuskan. Aktivitas tersebut merupakan kegiatan sistematik keilmuan mulai dari mengumpulkan data, analisis data, sintesis, hingga menarik kesimpulan. Langkah berikutnya adalah presentasi hasil oleh masing-masing kelompok. Pada tahap ini diharapkan terjadi inter subjektif dan objektivikasi pengetahuan yang dibangun oleh suatu kelompok. Berbagai perspektif diharapkan dapat dikembangkan oleh seluruh kelas atas hasil yang dipresentasikan oleh suatu kelompok. Seyogyanya di akhir pembelajaran dilakukan evaluasi. Evaluasi dapat memasukkan assesmen individual atau kelompok.
14
Embed
BAB II KAJIAN PUSTAKArepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3818/3/T1_292009205_BAB II.pdf · memilih berbagai subtopik yang akan di ajarkan dimana nantinya setiap kelompok mendpat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Model Group Investigation
2.1.1.1. Pengertian Model Group Investigation
Strategi belajar kooperatif group investigation dikembangkan oleh Shlomo
Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Secara umum
perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif
group investigation adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan
beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan
unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau
menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan
atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling
tukar informasi temuan mereka menurut Bruns, et al., dalam Rusman (2011:220).
Menurut Suprijono (2009:93) strategi belajar model group investigation
ialah pembelajaran dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta didik
memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan-permasalahan yang dapat
dikembangkan dari topik-topik itu. Setelah topik beserta permasalahannya
disepakati, peserta didik beserta guru menentukan cara penelitian yang
dikembangkan untuk memecahkan masalah.
Setiap kelompok bekerja berdasarkan cara investigasi yang mereka
rumuskan. Aktivitas tersebut merupakan kegiatan sistematik keilmuan mulai dari
mengumpulkan data, analisis data, sintesis, hingga menarik kesimpulan.
Langkah berikutnya adalah presentasi hasil oleh masing-masing kelompok.
Pada tahap ini diharapkan terjadi inter subjektif dan objektivikasi pengetahuan
yang dibangun oleh suatu kelompok. Berbagai perspektif diharapkan dapat
dikembangkan oleh seluruh kelas atas hasil yang dipresentasikan oleh suatu
kelompok. Seyogyanya di akhir pembelajaran dilakukan evaluasi. Evaluasi dapat
memasukkan assesmen individual atau kelompok.
7
Menurut Salvin dalam Rusman (2011:221) strategi belajar group
investigation sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran biologi (IPA).
Dengan materi ipa yang cukup luas dengan desain tugas-tugas atau sub-sub topik
yang mengarah pada kegiatan cara ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya
dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-harinya.
Selanjutnya, dalam tahapan pelaksanaan investigasi para siswa mencari informasi
dari berbagai sumber, baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah. Para siswa
kemudian melakukan evaluasi dan sintesis terhadap informasi yang telah didapat
dalam upaya untuk membuat laporan ilmiah sebagai hasil kelompok.
Menurut Narudin (2009) strategi belajar group investigation merupakan
salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan
aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan
dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau
siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik
dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Riadi (2012) menerangkan bahwa group investigation adalah kelompok
kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Model ini
menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi
maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir
dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran
kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa
dibandingkan belajar secara individual.
Strategi belajar model group investigation dapat dipakai guru untuk
mengembangkan kreatifitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian
tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju
pembentukan manusia sosial menurut Mafune dalam Rusman (2011:222). Model
pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses pembelajaran yang aktif, sebab
siswa akan lebih bannyak belajar melalui proses pembentukan (contructing) dan
penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagai pengetahuan serta tanggung
jawab individu tetap merupakan kunci keberhasilan pembelajaran.
8
Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model
pembelajaran group investigation, yaitu (1) untuk meningkatkan kemampuan
kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju
suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung
kreativitas. (2) komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak
rasional lebih penting daripada yang rasional dan (3) untuk meningkatkan peluang
keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah harus lebih dahulu memahami
komponen emosional dan rasional.
Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
group investigation ialah model pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa
dalam pembelajaran. Pertama siswa dibentuk kelompok secara heterogen,
memilih berbagai subtopik yang akan di ajarkan dimana nantinya setiap
kelompok mendpat tugas dan tujuan umum berdasarkan topik yang dipilih. Siswa
dalam kelompok mengerjakan tugas berdasar topik yang dipilih, mereka saling
kerjasama dalam mencari jawaban, mengemukakan pendapat, mencari materi
yang diperlukan baik dari buku maupun internet dan yang lainnya. Kemudian
kelompok menyimpulkan pendapat dan dari sumber yang diperoleh untuk menjadi
satu jawaban. Kelompok harus bertanggung jawab atas pendapat atau jawaban
yang mereka simpulkan. Selanjutnya kelompok atau perwakilan dari kelompok
membacakan hasil yang diperoleh dari kerja kelompok. Siswa dari kelompok lain
atau kelompok lain boleh menyakal atau memberikan saran atas jawaban
kelompok yang melakukan presentasi. Kemudian siswa bersama guru
menyimpilkan hasil dari kerja masing-masing kelompok.
9
2.1.1.2. Langkah-langkah Model Group Investigation
Langkah-langkah penerapan model group investigation menurut
Kiranawati dalam Narudin (2009) adalah.
1. Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah
masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dulu oleh guru. Para
siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang
berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2
hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis
kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
2. Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur
belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai
topik dan subtopik yang telah dipilih.
3. Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan.
pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan
dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk
menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di
luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
4. Analisis dan sintesis
Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi
yang diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu
penyajian yang menarik di depan kelas.
5. Penyajian hasil akhir
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik
dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas
saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik
tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
10
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi
tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan.
Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok,
atau keduanya.
2.1.1.3. Kelebihan Model Group Investigation
Menurut Setiawan dalam Nurdin (2012) mendeskripsikan beberapa
kelebihan dari pembelajaran group investigation, yaitu.
1) Secara Pribadi
a) dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas b) memberi
semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif c) rasa percaya diri dapat
lebih meningkat d) dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu
masalah.
2) Secara Sosial
a) meningkatkan belajar bekerja sama. b) belajar berkomunikasi baik
dengan teman sendiri maupun guru. c) belajar berkomunikasi yang baik
secara sistematis. d) belajar menghargai pendapat orang lain.
e) meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.
3) Secara Akademis
a) siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang
diberikan. b) bekerja secara sistematis. c) merencanakan dan