Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Kondisi Umum Kondisi Daerah 2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi Luas wilayah Kota Tanjungbalai sebesar 6.052 Ha atau 60,52 km 2 . Wilayah admisnistrasi Kota Tanjungbalai terbagi ke dalam 6 kecamatan dan 31 kelurahan. Kecamatan Datuk Bandar menjadi wilayah terluas dengan luas wilayah mencapai 2.249 Ha atau sekitar 37,16 persen dari seluruh luas Kota Tanjungbalai. Sedangkan Kecamatan Tanjungbalai Utara menjadi wilayah terkecil dengan luas 84 ha atau hanya sekitar 1,39 persen dari seluruh luas Kota Tanjungbalai. Gambar 2.1. Peta Administrasi Wilayah Kota Tanjungbalai
43
Embed
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Kondisi …...Kelurahan Selat Tanjung Medan, Sijambi, Pantai Johor, Pahang dan Pasar Baru. Pembibitan benih ikan (lele, nila, gurame, mas dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Kondisi Umum Kondisi Daerah
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
Luas wilayah Kota Tanjungbalai sebesar 6.052 Ha atau 60,52 km2. Wilayah
admisnistrasi Kota Tanjungbalai terbagi ke dalam 6 kecamatan dan 31
kelurahan. Kecamatan Datuk Bandar menjadi wilayah terluas dengan luas
wilayah mencapai 2.249 Ha atau sekitar 37,16 persen dari seluruh luas Kota
Tanjungbalai. Sedangkan Kecamatan Tanjungbalai Utara menjadi wilayah
terkecil dengan luas 84 ha atau hanya sekitar 1,39 persen dari seluruh luas
Kota Tanjungbalai.
Gambar 2.1. Peta Administrasi Wilayah Kota Tanjungbalai
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 2
Secara administratif, semua bagian wilayah Kota Tanjungbalai berbatasan
langsung dengan Kabupaten Asahan. Batas wilayah Kota Tanjungbalai secara
rinci adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kecamatan Tanjungbalai Kabupaten Asahan
Sebelah selatan : Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan
Sebelah barat : Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan
Sebelah timur : Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan
1) Kondisi Geografi Daerah
a. Posisi Astronomis
Kota Tanjungbalai terletak di antara 2˚58’15”- 3˚01’32” Lintang Utara dan
99˚48’00”-99˚50’16” Bujur Timur dan berada pada pertemuan 2 (dua) sungai
besar yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka,
memiliki akses yang sangat mudah menuju tempat wisata internasional yakni
kawasan Danau Toba. Oleh karenanya kini Kota Tanjungbalai memiliki sebutan
baru yakni ”Mutiara Selat Malaka di Hilir Danau Toba”.
b. Posisi Geostrategis
Kota Tanjungbalai berada sekitar 184 km dari Medan sebagai ibukota Sumatera
Utara. Meskipun relatif tidak terlalu dekat dengan ibukota provinsi, Kota
Tanjungbalai diuntungkan karena terletak pada pertemuan dua sungai besar
yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka. Kondisi
tersebut menjadikan Kota Tanjungbalai sebagai jalur perdagangan internasional
dan menjadi tempat lalulintas barang dan jasa yang relatif ramai di pesisir timur
Sumatera.
c. Kondisi Kawasan
Kota Tanjungbalai secara umum termasuk dalam kawasan perkotaan yang tidak
memiliki kawasan pedalaman, terpencil, pesisir ataupun pegunungan. Wilayah
pesisir berada di perbatasan dan dimiliki oleh Kabupaten Asahan.
d. Topografi
Secara umum, wilayah Kota Tanjungbalai terletak pada kemiringan 0-3 m diatas
permukaan laut atau berupa dataran rendah dengan dominasi jenis tanah
alluvial, latosol, dan pasir. Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah tertinggi
dengan tinggi wilayah sekitar 3 meter di atas permukaan laut. Sedangkan
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 3
Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah terendah dengan tinggi wilayah hanya
sekitar 0-1 meter di atas permukaan laut.
Posisi Kota Tanjungbalai yang dilalui dua sungai besar menyebabkan tingkat
kesuburan tanahnya dipengaruhi oleh pasang surut air, sehingga tidak jarang
wilayah Kota Tanjungbalai digenangi oleh air dan menjadi kawasan rawa-rawa.
Tabel 2.1. Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL)MenurutKecamatan di Kota Tanjungbalai Tahun 2017
No Kecamatan Tinggi (m)
1 Datuk Bandar 3
2 Datuk Bandar Timur 2
3 Tanjungbalai Selatan 2
4 Tanjungbalai Utara 2
5 Sei Tualang Raso 1,5
6 Teluk Nibung 0-1
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka, 2018
e. Hidrologi
Selain Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka,
Kota Tanjungbalai juga dialiri beberapa sungai kecil. Sungai-sungai kecil
tersebut di antaranya adalah Sungai Pematang, Sungai Merbau, Sungai Kapias,
dan Sungai Raja yang bermuara ke Sungai Asahan dan Sungai Silau, dan
lain-lain.
f. Klimatologi
Suhu udara rata-rata Kota Tanjungbalai sekitar 250C-320C. Kota Tanjungbalai
beriklim tropis serta mengalami musim hujan dan musim kemarau, relatif sama
dengan wilayah lainnya yang berada di Sumatera Utara. Kota Tanjungbalai
tergolong daerah yang panas karena lokasi yang berada dekat dengan laut.
Selama tahun 2017 tercatat bahwa temperatur rata-rata Kota Tanjungbalai
mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Suhu
maksimum mencapai 270C yang terjadi pada bulan Juni sedangkan suhu
minimum mencapai 190C yang terjadi pada bulan Februari.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungbalai pada
tahun 2017 terdapat 118 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak
1.761 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Mei yaitu 405 mm dengan
hari hujan sebanyak 16 hari. Sedangkan curah hujan terkecil terjadi pada bulan
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 4
April sebesar 33 mm dengan hari hujan 3 hari.
Tabel 2.2. Rata-rata Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan
di Kota Tanjungbalai Tahun 2017
Bulan
Curah Hujan Hari Hujan
(mm) (hari)
Januari 193 11
Februari 73 13
Maret 141 9
April 33 3
M e i 405 16
J u n i 25 4
J u l i 81 11
Agustus 188 11
September 173 15
Oktober 157 9
November 223 10
Desember 69 6
2017 1.761 118
Sumber : Kota Tanjungbalai Dalam Angka, 2018
g. Penggunaan lahan
Tabel 2.3. Penggunaan Lahan Kota Tanjungbalai Tahun 2013—2017 (dalam hektar)
No. Penggunaan Lahan Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
I Lahan Pertanian 2.396 2.395 2.395 2.394 2.345
1 Lahan Sawah 319 314 294 288 156
a. Irigasi 166 164 164 164 92
b. Tadah Hujan 78 75 55 49 15
c. Rawa Pasang Surut 75 75 75 75 49
d. Rawa lebak - - - - -
2 Lahan Pertanian Bukan Sawah 2.077 2.081 2.101 2.106 2.189
a. Tegal/Kebun 1.644 1.648 1.668 1.662 1.722
b. Ladang/huma 330 330 330 329 364
c. Perkebunan - - - - -
d. Hutan Rakyat 19 19 19 19 19
e. Padang
Penggembalaan/padang rumput
- - - - -
f. Hutan negara - - - - -
g. Sementara tidak diusahakan 5 5 5 5 5
h. Lainnya (tambak, kolam,
empang, dll)
79 79 79 79 79
II
Lahan Bukan Pertanian (jalan,
permukiman, perkantoran, sungai, dll)
3.656
3.657
3.657
3.670
3.707
III T O T A L ( I + II ) 6.052 6.052 6.052 6.0523. 6.052
Sumber: Dinas Pangan dan Pertanian Kota Tanjungbalai
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 5
Jenis penggunaan lahan yang terdapat di Kota Tanjungbalai terdiri dari
penggunaan lahan yang telah terbangun pada tahun 2017 sebesar 61,25 persen
dan lahan yang belum terbangun sebanyak 38,75 persen. Jenis lahan terbangun
yang terdapat di Kota Tanjungbalai terdiri dari jalan, permukiman, perkantoran,
sungai, dan lain-lain. Sedangkan jenis lahan non terbangunnya, antara lain
persawahan, perkebunan rakyat, kebun campuran dan lain-lain.
Selama kurun waktu lima trahun terakhir luas lahan pertanian terusmengalami
penurunan dari 2.396 ha pada tahun 2013 menjadi 2.345 ha pada tahun 2017.
Lahan pertanian banyak dialihfungsikan menjadi permukiman penduduk.
Diperlukan upaya serius dari pemerintah daerah dan masyarakat agar lahan
pertanian tidak beralih fungsi karena berkaitan dengan ketahanan pangan
nasional. Hal ini disebabkan setiap tahun pertumbuhan populasi semakin
bertambah sehingga kebutuhan memenuhi persediaan makanan serta energi
juga semakin meningkat.
2) Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tanjungbalai
Tahun 2013-2033 potensi pengembangan wilayah terdiri dari :
a. Kawasan Lindung
Penetapan kawasan ini didasarkan pada kondisi fisik yang rentan/rawan
bencana genangan/banjir serta kekhasan daerah Kota Tanjungbalai yang
dikelilingi aliran sungai besar seperti Sungai Silau dan Sungai Asahan. Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tanjungbalai Tahun 2013-2033 meliputi :
a) Kawasan perlindungan setempat
b) Kawasan suaka alam dan cagar budaya
c) Kawasan rawan bencana alam
d) Kawasan ruang terbuka hijau
b. Kawasan Budidaya
Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan
sumber daya buatan. Rencana pola ruang kawasan budidaya tahun 2013-
2033 adalah sebagai berikut :
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 6
Tabel 2.4. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Kota Tanjungbalai
No Rencana Pola Ruang Kawasan
Uraian
1.
Kawasan
Peruntukan Perumahan
-
- Permukiman Kepadatan Tinggi (>150 bangunan/ha)
direncanakan 91 ha pada Kecamatan Tanjungbalai Utara dan Tanjungbalai Selatan (Pusat Pelayanan Kota),
Kecamatan Teluk Nibung (SPPK 4), Kecamatan Sei Tualang Raso (SPPK 3), Kecamatan Datuk Bandar Timur
(SPPK 2) - Permukiman Kepadatan Sedang (51-150 bangunan/ha)
direncanakan 163 hatersebar di Kecamatan Datuk
Bandar, Datuk Bandar Timur, Sei Tualang Raso, dan Teluk Nibung
- Pemukiman Kepadatan Rendah (0-50 Bangunan / ha ) tersebar pada hamper seluruh kelurahan pada tiap
kecamatan. -
2.
Kawasan Peruntukan
Perkantoran
- - Kawasan perkantoran pemerintahan seluas 69 ha
dipertahankan pada kondisi existing - Kawasan perkantoran swasta di Kelurahan Bunga
Tanjung. -
3.
Kawasan Peruntukan
Perdagangan dan
Jasa
-
- Kawasan pasar tradisionalseluas ± 3,5 ha dikembangkan pada Kelurahan Sirantau, Indra Sakti, Karya, Perjuangan
dan Sei Raja.
- Kawasan pusat perbelanjaanseluas ± 5 ha dikembangkan pada Kelurahan Mata Halasan, Tanjungbalai Kota II dan
Tanjungbalai Kota III. - Kawasan Toko Modern seluas ± 3 ha dikembangkan pada
Kelurahan Indra Sakti, Karya dan Perwira. -
4.
Kawasan
Peruntukan Industri
-
- Kawasan industri kecil dan mikroseluas ± 6,15 ha
dikembangkan untuk mendukung sektor industri, terdapat di Kelurahan Sijambi dan Keramat Kubah
- Kawasan industri menengah seluas ± 342,08 ha diperuntukkan industri menengah bidang pengolahan
hasil perikanan dan perkebunan di Kecamatan Sei Tualang Raso dan Kecamatan Teluk Nibung.
-
5.
Kawasan
Pariwisata
Wisata budaya direncanakan seluas ± 157 ha diarahkan
di kawasan bangunan bersejarah
- Wisata buatan diarahkan pada pengembangan Kawasan Perdagangan Terpadu dan dermaga
penyebrangan/Water Front City di Kelurahan Indra Sakti (Kecamatan Tanjungbalai Selatan) dan Pulau
Simardan. - Wisata alam diarahkan pada pengembangan
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 7
No Rencana Pola
Ruang Kawasan
Uraian
pulau-pulau di Sungai Asahan.
6.
Ruang Terbuka Non Hijau
seluas ± 7,25 ha pelataran parkir, perkantoran, perdagangan dan jasa di Kel. Sijambi, Indra Sakti dan
Tanjungbalai Kota IV lapangan upacara dan olah raga mempertahankan
kondisi existing pembatas/median jalan dan koridor
antar bangunan di Kelurahan Sijambi. -
7.
Ruang Evakuasi Bencana
merupakan ruang evakuasi darurat untuk tempat berlindung dan penyaluran bantuan sosial di Lapangan
Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah, gedung serbaguna dan
lapangan bola di Teluk Nibung.
8.
Kawasan
Pertanian
seluas ± 1.591 ha diarahkan pada tanaman pangan di Kecamatan Datuk Bandar kawasan hortikultura dengan
komoditas kelapa, kelapa sawit dan palawija.
9.
Kawasan Sektor
Informal
seluas ± 0,23 ha Kegiatan pedagang kaki lima menempati
lokasi Tanjungbalai Food Court, kegiatan perdagangan dan jasa di Water Front City, pasar tradisional
dan jalan-jalan utama.
10.
Kawasan Peruntukan
Perikanan
seluas ± 3 ha Pengelolaan perikanan darat diarahkan di Kelurahan Selat Tanjung Medan, Sijambi, Pantai Johor,
Pahang dan Pasar Baru.
Pembibitan benih ikan (lele, nila, gurame, mas dan udang galah) di Kelurahan Sijambi dan
Kapias Pulau Buaya.
Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai Tahun 2013-2033
Kota Tanjungbalai memiliki kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis.
Penetapannya karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkungan
kota terhadap ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup dan pertahanan
keamanan.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 8
Tabel 2.5. Rencana Pola Ruang kawasan Strategis Kota Tanjungbalai
No Rencana Pola
Ruang Kawasan
Uraian
1.
Kawasan trategis
Dari Sudut
Kepentingan
Ekonomi
Meliputi:
- Kawasan pelabuhan Teluk Nibung di Kel. Perjuangan
Kecamatan Teluk Nibung
- Kawasan industri di Kel. Sei Raja Kec. Sei Tualang Raso
- Kawasan pergudangan di Kel. Perjuangan, Beting Kuala
Kapias, Kapias Pulau Buaya, Pematang Pasir dan Sungai
Merbau Kec Teluk Nibung
- Kawasan pusat perdagangan dan jasa di Kel. Indra Sakti
Kec. Tanjungbalai Selatan
- Kawasan perdagangan campuran serta hasil perikanan
di kawasan di Kel. Indra Sakti Kec. Tanjungbalai Selatan
- Kawasan pariwisata di Kel. Selat Tanjung Medan
Kec. Datuk Bandar Timur
2. Kawasan
Strategis dari
Sudut
Kepentingan
Sosial dan
Budaya
Meliputi:
- Diarahkan berupa kawasan cagar budaya di sepanjang
Jalan Mesjid, Jalan Asahan, Jalan Gereja dan Jalan
Veteran ± 2,72 Ha di Kel. Indra Sakti dan Karya Kec.
Tanjungbalai Selatan
- Kawasan Pertokoan Lama (Pecinan) dan Vihara di
Kecamatan Tanjungbalai Utara dan Tanjungbalai
Selatan
3. Kawasan
Strategis dari
Sudut
Kepentingan
Pertahanan dan
Keamanan
Meliputi:
- Kawasan TNI-AL seluas ± 0,49 ha di Kel. Indra Sakti dan
Karya Kec. Tanjungbalai Selatan
Sumber: RTRW Kota Tanjungbalai Tahun 2013-2033
3) Wilayah Rawan Bencana
Identifikasi wilayah rawan bencana di Kota Tanjungbalai dilakukan sebagai
bentuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi berbagai bencana
yang berpotensi terjadi. Area Kota Tanjungbalai yang relatif berada di dataran
rendah dengan kemiringan wilayah hanya sekitar 0-3 meter di atas permukaan
laut, membuat Kota Tanjungbalai cenderung rawan terhadap genangan-
genangan air baik yang disebabkan oleh air hujan maupun dari pengaruh
pasang surut air sungai. Potensi banjir kiriman juga bisa saja terjadi karena
posisi Kota Tanjungbalai yang berada di antara pertemuan 2 (dua) sungai besar
yakni Sungai Asahan dan Sungai Silau.
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 9
Wilayah yang relatif rawan terdampak banjir pada umumnya adalah
wilayah yang berada di sekitar aliran sungai yaitu di Kelurahan Pahang dan
Kelurahan Gading (Kecamatan Datuk Bandar), Kelurahan Bunga Tanjung, Selat
Lancang, Selat Tanjung Medan, Semula Jadi dan Kelurahan Pulau Simardan
(Kecamatan Datuk Bandar Timur).
4) Demografi
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kota
Tanjungbalai, penduduk Kota Tanjungbalai pada tahun 2017 berjumlah 171.187
jiwa dengan kepadatan penduduk 2.829 jiwa per km2. Jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk tahun-tahun sebelumnya terlihat Kota Tanjungbalai
semakin padat penduduknya. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
Grafik 2.1.
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Tanjungbalai, 2013-2017
Sampai dengan periode 2017, jumlah penduduk laki-laki masih mendominasi
populasi Kota Tanjungbalai dengan jumlah 86.277 jiwa. Sedangkan jumlah
penduduk perempuan berjumlah 84.910 jiwa. Sedangkan secara usia, penduduk
usia 5—9 tahun merupakan penduduk dengan jumlah terbanyak dibanding usia
158.599
164.675
167.012
169.084
171.187
0,91
3,83
1,42 1,24 1,24
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
152.000
154.000
156.000
158.000
160.000
162.000
164.000
166.000
168.000
170.000
172.000
174.000
2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 10
penduduk Kota Tanjungbalai lainnya. Sampai dengan periode 2017, jumlah
penduduk usia 5—9 tahun mencapai 19.936 jiwa dengan jumlah laki-laki
sebanyak 10.270 jiwa dan perempuan sebanyak 9.666 jiwa.
Sementara itu jika dilihat dari persebaran penduduk menurut kecamatan, setiap
tahunnya selama 2013-2017 Kecamatan Teluk Nibung menjadi daerah dengan
jumlah penduduk terbanyak. Pada 2017, jumlah penduduk Kecamatan Teluk
Nibung telah mencapai 39.682 jiwa, atau mengalami penambahan sebanyak
2.025 jiwa dibandingkan periode 2013. Sedangkan Kecamatan Tanjungbalai
Utara menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil. Sampai dengan
2017, jumlah penduduk Kecamatan Tanjungbalai Utara sebanyak 17.582 jiwa.
Meskipun demikian, Kecamatan Tanjungbalai Utara menjadi daerah terpadat
dibanding kecamatan lainnya di Kota Tanjungbalai. Sampai dengan 2017,
Kecamatan Tanjungbalai Utara memiliki kepadatan 20.931 jiwa/ha. Sedangkan
Kecamatan Datuk Bandar menjadi daerah dengan kepadatan terkecil dengan
kepadatan 1.666 jiwa/ha.
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
Grafik 2.2. Piramida Penduduk Kota Tanjungbalai, 2017
15000 10000 5000 0 5000 10000 15000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
Perempuan
Laki-Laki
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 11
Sumber: Kota Tanjungbalai Dalam Angka 2018
Grafik 2.3. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Tanjungbalai menurut Kecamatan, 2013—2017
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
A. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan perekonomian Kota Tanjungbalai pada Tahun 2017 sebesar
5,51 persen mengalami penurunan dibandingkan laju pertumbuhan tahun
35.551
28.339
20.332
16.685
23.890
37.657
36.036
28.727
20.611
16.913
24.216
38.172
36.547
29.135
20.903
17.153
24.560
38.714
37.001
29.496
21.163
17.365
24.864
39.195
37.461
2.983
21.425
17.582
25.174
39.682
0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000
Datuk Bandar
Datuk Bandar Timur
Tanjungbalai Selatan
Tanjungbalai Utara
Sei Tualang Raso
Teluk Nibung
2017
2016
2015
2014
2013
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 12
sebelumnya, yaitu sebesar 5,76 persen dan masih berada diatas rata-rata
pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yaitu 5,12 persen dan nasional sebesar
5,07 persen. Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Kota Tanjungbalai
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara dan nasional
dari tahun 2013 s/d tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut.
Sumber: BPS Kota Tanjungbalai, 2018
Grafik 2.4.
Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara dan Nasional ADHK 2010 Periode Tahun 2013—2017.
Struktur ekonomi Kota Tanjungbalai tahun 2017 sebagian besar
dihasilkan oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan motor, diikuti lapanga usaha industri pengolahan, dan lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan serta lapangan usaha konstruksi.
Sementara peranan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas, lapangan usaha
jasa perusahaan serta lapangan usaha pengadaan air, pengolahan sampah,
limbah dan daur ulang terhadap PDRB merupakan konstribusi terkecil, seperti
yang terlihat pada tabel berikut.
5,94 5,78 5,57
5,76 5,51 6,07
5,23 5,10 5,18 5,12 5,56
5,01 4,88 5,03 5,07
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
2013 2014 2015 2016 2017
Tanjungbalai Sumatera Utara Nasional
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 13
Tabel 2.6. Peranan PDRB ADHB Kota Tanjungbalai Menurut
Lapangan Usaha (%), 2013—2017
LAPANGAN USAHA DISTRIBUSI TAHUN
2013 2014 2015 2016* 2017**
A. Pertanian,Kehutanan & Perikanan 17,33 17,26 17,40 17,22 17,32
B. Pertambangan & Penggalian 2,02 1,95 2,04 2,06 1,92
C. Industri Pengolahan 18,35 18,22 18,23 18,44 19,11
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0,82 0,74 0,70 0,61 0,72
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah & Daur Ulang
0,82 0,74 0,70 0,61 0,72
F. Konstruksi 15,07 15,12 15,36 15,67 16,03
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reperasi Mobil & Sepeda
21,02 21,58 21,42 21,40 21,13
H. Transportasi & Pergudangan 6,68 6,44 6,28 6,11 5,93
I. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
2,25 2,28 2,27 2,24 2,19
J. Informasi dan Komunikasi 0,96 0,90 0,87 0,85 0,83
K. Jasa Keuangan & Asuransi 2,08 2,00 1,94 1,92 1,85
L. Real Estate 3,45 3,41 3,32 3,25 3,11
M,N. Jasa Perusahaan 0,33 0,31 0,30 0,30 0,30
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan & Jaminan Sosial
6,21 6,32 6,41 6,45 6,15
P. Jasa Pendidikan 1,49 1,48 1,44 1,40 1,35
Q. Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 0,74 0,76 0,79 0,81 0,80
R,S,T,U. Jasa Lainnya 1,03 1,06 1,07 1,10 1,09
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Tanjungbalai, 2018
Catatan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
2. Laju Inflasi
Sesuai dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungbalai,
pendataan terhadap inflasi tidak dilakukan di Kota Tanjungbalai. Ukuran inflasi
Kota Tanjungbalai mengacu pada perkembangan inflasi Kota Pematangsiantar.
Sehingga gambaran inflasi Kota Pematangsiantar dianggap dapat mewakili
inflasi di Kota Tanjungbalai. Selama lima tahun terakhir, perkembangan inflasi
Kota Pematangsiantar berfluktuasi. Pada periode 2013, inflasi Kota
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 14
Pematangsiantar mencapai nilai tertinggi sebesar 12,02 persen. Angka inflasi
tersebut bahkan lebih tinggi dari inflasi Provinsi Sumatera Utara dan inflasi
nasional. Namun pada 2014, nilai inflasi mengalami penurunan menjadi sebesar
7,94 persen dan menurun lagi pada tahun 2015 menjadi 3,36 persen serta 4,76
persen pada tahun 2016 dan menjadi 3,1 persen pada tahun 2017.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2018
Grafik 2.5.
Perkembangan Inflasi Kota Pematang Siantar, Provinsi Sumatera Utara Dan Nasional, Tahun 2013—2017
3. PDRB Per kapita
PDRB per kapita Kota Tanjungbalai mengalami kenaikan setiap tahunnya, baik
atas dasar harga konstan maupun atas dasar harga berlaku. PDRB per kapita
Kota Tanjungbalai atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 sebesar
29.890.544 rupiah meningkat sampai dengan 43.373.414 rupiah pada tahun
2017. Sementara itu jika dilihat berdasarkan harga konstan (dengan
menghilangkan kenaikan pengaruh harga/inflasi) PDRB per kapita Kota
Tanjungbalai tahun 2013 sebesar 25.560.430 rupiah dan mengalami
peningkatan sampai dengan 30.229.200 rupiah pada tahun 2017.
Perkembangan PDRB per kapita tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 Kota
Tanjungbalai dapat dilihat pada tabel berikut.
12,0
2
7,94
3,36
4,76
3,10
10,1
8
8,17
3,24
6,34
3,20
8,3
8
8,36
3,35
3,02
3,61
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
2013 2014 2015 2016 2017
Pematangsiantar
Sumatera Utara
Nasional
Rancangan Akhir RKPD Kota Tanjungbalai Tahun 2020 II- 15
Tabel 2.7. PDRB Per Kapita Berdasarkan Harga Konstan 2010 dan Harga