BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BANGKA TENGAH
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Belitung Timur TA. 2013
BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN BELITUNG TIMUR2.1 KONDISI UMUM
GEOGRAFISKabupaten Belitung Timur adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan
Undang-UndangNomor 5 Tahun 2003 sejaktanggal 25 Februari 2003,
bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Bangka Selatan, Bangka
Tengah dan Kabupaten Bangka Barat. Kabupaten ini merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Belitung dan beribukota Manggar.2.1.1.
Kondisi GeografisSecara geografis Kabupaten Belitung Timur terletak
antara 107045 - 108018 Bujur Timur dan 02030- 03015 Lintang
Selatan. Setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Belitung Timur
memiliki posisi geografis masing-masing.
Batas Wilayah Kabupaten Belitung adalah sebagai berikut:
Utara
: Laut Cina Selatan
Selatan : Laut Jawa
Barat
: Kabupaten Belitung
Timur
: Selat Karimata
Adapun batas-batas wilayah dari setiap kecamatan yang ada di
Kabupaten Belitung Timur dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Batas Wilayah Tiap KecamatanNoKecamatanBatas
Wilayah
1ManggarUtara:Kecamatan Simpang Renggiang dan Kecamatan
Damar
Selatan:Laut Jawa
Barat:Kecamatan Gantung dan Kecamatan Simpang Renggiang
Timur:Selat Karimata
2DamarUtara:Kecamatan Gantung dan Kecamatan Kelapa Kampit
Selatan:Kecamatan Manggar
Barat:Kecamatan Simpang Renggiang
Timur:Selat Karimata
3Kelapa
KampitUtara:Laut Cina Selatan
Selatan:Kecamatan Gantung
Barat:Kecamatan Sijuk dan Badau Kabupaten Belitung
Timur:Kecamatan Damar
4GantungUtara:Kecamatan Manggar
Selatan:Kecamatan Dendang
Barat:Kecamatan Simpang Renggiang
Timur:Selat Karimata
5Simpang
RenggiangUtara:Kecamatan Kelapa Kampit
Selatan:Kecamatan Dendang
Barat:Kecamatan Badau Kabupaten Belitung
Timur:Kecamatan Manggar
6Simpang
PesakUtara:Kecamatan Dendang
Selatan:Laut Jawa
Barat:Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung
Timur:Kecamatan Gantung
7DendangUtara:Kecamatan Badau Kabupaten Belitung
Selatan:Kecamatan Simpang Pesak
Barat:Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung
Timur:Kecamatan Gantung
Sumber: Kecamatan dalam Angka, 2011Wilayah Kabupaten Belitung
Timur terletak di Pulau Belitung dengan luas daratan lebih kurang
2.506,68 km2 atau 250.668 Ha. Pada tahun 2009, secara administrasi
Kabupaten Belitung Timur memiliki 7 kecamatan dan 39 desa yang
terdiri dari 139 dusun dan 716 rukun tetangga.
Tabel 2.2 Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan, dan Jumlah
DesaNoNama KecamatanJumlah DesaLuas Wilayah
AdministrasiTerbangun
(Ha)(%) thd total(Ha)(%) thd total
1Manggar922.9009,141.029,9832,22
2Damar523.6689,44413,0112,92
3Kelapa Kampit649.85119,89302,659,47
4Gantung754.63021,79668,1720,90
5Simpang Renggiang439.07015,59200,126,26
6Simpang Pesak424.3309,71288,259,02
7Dendang436.22014,45294,939,22
Total250.669100,003.197,12100,00
Sumber: Data Spasial Penggunaan Lahan, Bappeda, 2012Luas wilayah
terbangun di seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur di lihat
dari luas permukiman yang ada berdasarkan data citra satelit spot-4
per 19 Agustus 2011, dengan luas keseluruhan pemukiman seluas
3.197,12 Ha. Kecamatan Manggar merupakan kecamatan dengan luas
permukiman terbesar yaitu sebesar 1.029,98Ha, dan Kecamatan Simpang
Renggiang merupakan kecamatan dengan luas permukiman terkecil
sebesar 200,12Ha.HaHaKabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari
wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga merupakan
wilayah kepulauan yang terdiri dari 141 buah pulau besar dan kecil.
Pulau-pulau inilah yang menjadi daya tarik wisatawan Kabupaten
Belitung Timur. Berikut disajikan penyebaran pulau di Belitung
Timur menurut kecamatan.Tabel 2.3
Penyebaran Pulau Menurut Kecamatan
NoKecamatanJumlah Pulau
1Manggar40
2Damar
3Kelapa Kampit12
4Gantung52
5Simpang Renggiang
6Simpang Pesak37
7Dendang
Jumlah141
Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 2012Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Belitung Timur
2.1.2 TopografisKeadaan alam Kabupaten Belitung Timur sebagian
besar merupakan dataran lembah dengan ketinggian antara 0-100 m di
atas permukaan laut dan sisanya sebagian kecil merupakan pegunungan
dan perbukitan. Adapun keadaan topografi di setiap kecamatan adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.4 Kondisi TopografiNoKecamatanLuas (Ha)0-10 m10-25
m25-100 m100-500 m
1Manggar22.90025.819
19.616
46.702
4.303
2Damar23.668
3Kelapa Kampit49.851
4Gantung54.6305.622
8.171
76.459
3.448
5Simpang Renggiang39.070
6Simpang Pesak24.3305.7525.57148.337890
7Dendang36.220
Jumlah250.69137.19333.358171.4988.641
Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 2012Tabel 2.5
Kemiringan Lereng setiap Kecamatan
NoKecamatanLuas (Ha)0-2%2-15%15-40%>40%
1Manggar22.90016.16071.0214.8494.411
2Damar23.668
3Kelapa Kampit49.851
4Gantung54.63016.15465.9746.7004.872
5Simpang Renggiang39.070
6Simpang Pesak24.33019.07036.4173.3501.713
7Dendang36.220
Jumlah250.69151.384173.41214.89910.996
Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 20122.1.3 Kondisi
Geologi dan Jenis Tanah
Keadaan tanah di Kabupaten Belitung Timur banyak mengandung
mineral biji timah dan bahan galian seperti; pasir, pasir kwarsa,
batu granit, kaolin, tanah liat, dan lain-lain. Hal ini terlihat
dari tekstur tanah yang ada di Kabupaten Belitung Timur yang
didominasi oleh partikel bertekstur sedang (lempung). Komposisi
partikel bertekstur sedang (lempung) mencapai 48,45%, tekstur kasar
(pasir) sebesar 27,43%, dan sisanya 24,12 persen bertekstur halus
(debu).Tabel 2.6 Kondisi Tekstur Tanah Kabupaten
BelitungNoKecamatanLuas (Ha)Partikel
HalusPartikel
SedangPartikel
KasarTanah
Rusak
1Manggar22.9009.193
64.741
16.966
5.540
2Damar23.668
3Kelapa Kampit49.851
4Gantung54.63043.243
7.168
41.153
2.136
5Simpang Renggiang39.070
6Simpang Pesak24.33017049.55210.657171
7Dendang36.220
Jumlah250.69152.606121.46168.7767.847
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2012Peta 2 .1 Peta
Geologi Kabupaten Belitung Timur
Peta 2.2 Jenis Tanah Kabupaten Belitung Timur
2.1.4 Kondisi Hidrologi
Kabupaten Belitung Timur memiliki 26 daerah aliran sungai.
Daerah aliran sungai yang memiliki luasan terbesar adalah DAS
Cerucuk, sedangkan DAS yang memiliki keliling terpanjang adalah DAS
Buding. Berikut adalah karakteristik DAS yang berada di Kabupaten
Belitung Timur.
Tabel 2.7 Karakteristik DAS di Kabupaten Belitung Timur
NoNama DASLuas (Ha)Keliling (Km)
1DAS Tanjung Batu Itam738,6914,68
2DAS Pakem531,169,78
3DAS Kebal6.978,1247,18
4DAS Tanjung Batu Air12.346,9487,77
5DAS Getah862,1314,33
6DAS Sekayu8.946,1048,47
7DAS Kripit935,6915,00
8DAS Keladi1.672,8122,50
9DAS Buding57.292,00148,07
10DAS Sagu10.751,2370,88
11DAS Tanjung Asem2.483,6028,38
12DAS Mang694,4812,38
13DAS Nayo825,8312,75
14DAS Cerucuk55.177,18132,44
15DAS Burung Mandi1.743,3419,72
16DAS Manggar27.951,2291,39
17DAS Ngarawan4.916,7337,20
18DAS Linggang81.620,46175,30
19DAS Ungu32.703,97113,73
20DAS Dendang1.963,1826,96
21DAS Limbungan15.433,6187,79
22DAS Pesak7.425,7849,32
23DAS Oma Tengka1.914,8230,98
24DAS Kelumpang1.023,9414,77
25DAS Langir888,1114,44
26DAS Sapei22.340,1476,99
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-20322.1.5
Kawasan Rawan Bencana
Rencana alokasi ruang untuk kawasan lindung dimaksudkan untuk
menjaga keseimbangan fungsi ekosistem dan mewujudkan pembangunan
wilayah yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, sehingga
terjadi keseimbangan antara pengembangan fisik dan ekonomi di satu
sisi dengan pengembangan ekologi di sisi lain. Pengalokasian
kawasan lindung didasarkan pada PP No 47 tahun 1997 tentang RTRWN,
Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung dan
Keputusan Menteri Kehutanan No 74/KPTS-II/03 pada tanggal 7 Maret
2003 tentang Kawasan Hutan Kabupaten Belitung, Keputusan Menteri
Kehutanan No SK. 386/Menhut-II/04 pada tanggal 18 Oktober 2004
tentang Penetapan Kawasan Hutan Lindung Gunung Sepang di Kabupaten
Belitung Timur, dan Keputusan Menteri Kehutanan No SK.
389/Menhut-II/04 pada tanggal 18 Oktober 2004 tentang Penetapan
Kawasan Hutan Lindung Pantai Teluk Pring/Bt. Nayo di Kabupaten
Belitung Timur.
Kawasan hutan lindung didefinisikan sebagai kawasan kawasan
hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan
kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata iar,
pencegahan banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah.
Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk
mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga
fungsi hidrorologis tanah untuk menjamin keter-sediaan unsur hara
tanah, air tanah, dan air permukaan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atas kriteria dan dasar
hukum yang ada, serta penyesuaian dengan kebutuhan pembangunan
Kabupaten Belitung Timur, maka kawasan hutan lindung dan hutan
lindung pantai yang ada di Kabupaten Belitung Timur adalah
direncanakan seluas 41.591,91 Ha atau 16,59% dari luas wilayah
Kabupaten Belitung Timur, yang meliputi :
Hutan Lindung Sepang, lokasi di Kecamatan Manggar, Kelapa
Kampit, dan Gantung. Hutan Lindung Bukit Nayo dan Hutan Lindung
Pantai Teluk Pring, lokasi di Kecamatan Manggar dan Kelapa Kampit.
Hutan Lindung Pantai Senusur Sembulu I s/d IV, lokasi di Kecamatan
Manggar, Gantung dan Dendang. Hutan Lindung Pantai Buding Timur,
lokasi di Kecamatan Kelapa Kampit. Hutan Lindung Pantai Buding
Barat, lokasi di Kecamatan Kelapa Kampit.Peta 2.3 DAS Kabupaten
Belitung Timur
2.2 KEPENDUDUKAN2.2.1 Pertumbuhan Penduduk dan Mobilitas
Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur tahun 2011 berjumlah
113.315 jiwa. Hal ini menunjukkan telah terjadi penambahan jumlah
penduduk dibanding tahun sebelumnya sekitar 2,72 persen.
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Tahun 2011NoKecamatanJumlah
Penduduk
1Manggar36.533
2Damar11.553
3Kelapa Kampit17.101
4Gantung24.126
5Simpang Renggiang6.577
6Simpang Pesak7.948
7Dendang9.477
Jumlah113.315
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2012
Mobilitas penduduk di Kabupaten Belitung Timur di Tahun 2011
yang banyak adalah penduduk yang datang. Jumlah penduduk yang
datang ke Kabupaten Belitung Timur mencapai 1.868 orang. Sedangkan
penduduk yang meninggalkan Kabupaten Belitung Timur hanya mencapai
465 orang.
Tabel 2.9 Mobilitas Penduduk Tahun 2011NoKecamatanJumlah
Penduduk yang DatangJumlah Penduduk yang Pindah
Laki-lakiPerempuanJumlahLaki-lakiPerempuanJumlah
1Manggar29431060410095195
2Damar557813351116
3Kelapa Kampit1421472895652108
4Gantung260293553172643
5SimpangRenggiang3531666612
6SimpangPesak3440748614
7Dendang7376149364177
Total8939751868228237465
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 20122.2.2 Penduduk
Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur berjumlah 81.135 jiwa.
Mayoritas jenis kelamin penduduk Kabupaten Belitung Timur adalah
laki-laki dengan jumlah 41.643 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk
perempuan mencapai 39.492 jiwa. Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Menurut
Jenis Kelamin Tahun 2011NoKecamatanLaki- lakiPerempuanJumlah
1Dendang4.9684.5099.477
2Gantung12.41911.70724.126
3Manggar18.83017.70336.533
4Damar5.9025.65111.553
5Kelapa Kampit8.7808.32117.101
6Simpang Pesak4.1093.8397.948
7Simpang Renggiang3.3983.1796.577
J u m l a h / Total58.40654.909113.315
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 20122.2.3
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2011
adalah 45,2 jiwa/km2, dengan penyebaran yang tidak merata, hal ini
terlihat dari masih terpusatnya penduduk di Kecamatan Manggar
sebagai ibukota kabupaten dengan kepadatan hingga 101,2 jiwa/km2
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kecamatan lain yang
relatif merata penyebarannya.Tabel 2.11 Jumlah Dan Kepadatan
Penduduk 3 Tahun TerakhirNoNama KecamatanJumlah PendudukJumlah
KKTingkat PertumbuhanKepadatan Pddk
TahunTahunTahunTahun
201020112012201020112012201020112012201020112012
1Dendang
2Gantung
3Manggar
4Kelapa Kampit
5Simpang Pesak
6Simpang Renggiang
7Damar
Total
Sumber: Kabupaten Belitung Timur dalam Angka, 2011Tabel. Jumlah
Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 TahunNoNama
KecamatanJumlah PendudukJumlah KKTingkat PertumbuhanKepadatan
pddk
TahunTahunTahunTahun
20122013201420152016201220132014201520162012201320142015201620122013201420152016
1Manggar
2Damar
3Gantung
4Kelapa Kampit
5Simpang Renggiang
6Simpang Pesak
7Dendang
Total
2.2.6Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya di Kabupaten Belitung Timur yang dapat
disajikan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Belitung Timur ini
meliputi:
1. Sejarah Sosial Budaya Pulau Belitung2. Kondisi penduduk
miskin;
3. Kondisi rumah di Kabupaten Belitung Timur Berdasarkan sejarah
kebudayaan pada masa lalu, Pulau Belitung telah dihuni oleh 3
kelompok etnis, yaitu urang darat yang merupakan penduduk asli
Pulau Belitung, urang laut atau Suku Sawang, dan etnis pendatang.
Etnis pendatang yang banyak dimuat dalam catatan sejarah lokal
adalah etnis Tionghoa dan saat ini istilah pendatang tidak lagi
melekat pada diri mereka karena sudah diakui oleh hukum sebagai
warga negara Indonesia.
Urang Darat adalah orang asli sekaligus suku terbesar, termasuk
didalamnya Suku Melayu. Kemudian dalam perkembangannya, dibedakan
dengan Melayu Asli, karena terjadinya pencampuran melalui
perkawinan antara Suku Melayu dengan suku lain, seperti Bugis dan
Keling. Dikatakan Urang Darat karena pola kehidupan mereka yang
tinggal di pedalaman atau daerah hutan yang mereka sebut dengan
Keleka dan di sanalah mereka hidup turun temurun dan bertani
(umumnya padi tegalan) untuk menghasilkan bahan makanan.
Urang Laut yang merupakan nama lain dari Suku Sawang. Dahulu
mereka sering juga disebut sebagai orang perahu yang hidupnya
bergantung pada laut dan berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau
lain. Kini sebagian besar dari mereka tidak lagi bergantung dengan
laut.Peralihan ini dimulai pada masa Kolonial Belanda, yang
mempekerjakan mereka untuk menambang timah karena tubuh mereka yang
kuat.Meskipun kehidupan sosial mereka telah berubah, namun tak
melupakan jati diri mereka sebagai Orang Laut.Oleh karena itu,
setiap tahun mereka menyelenggarakan ritual yang bernama Buang
Jong, yang bertujuan tolak bala sekaligus bentuk penghormatan
mereka terhadap nenek moyang.
Etnis Tionghoa, pada masa lalu etnis ini sering disebut oleh
masyarakat lokal dengan istilah Cina Kuncit. Munculnya istilah
tersebut disebabkan karena laki-laki asal Tiongkok masa itu,
memiliki rambut yang diikat atau dikuncir (kuncit = lokal).
Kehadiran mereka di Pulau Belitung dilatarbelakangi kebijakan
Kolonial Belanda yang mendatangkan mereka dari tempat asalnya untuk
eksplorasi timah pada abad ke XVIII. Orang Cina di masa itu dikenal
sebagai orang-orang yang paham dan ahli dalam penambangan timah dan
juga dalam pengolahannya. Bahkan, semasa kehadiran mereka pada masa
lalu telah memperkenalkan budaya baru dalam penambangan timah,
bahkan hingga saat ini banyak istilah-istilah dalam bangsa Cina.
Masih dipakai hingga kini oleh penambang lokal Belitung, seperti
ciam (dalam bahasa Pinyin, disebut Jian, yang berarti sesuatu yang
runcing), yang merupakan bor besi, berupa tongkat berongga,
panjangnya dua puluh kaki untuk mengangkat sejumlah kecil tanah ke
atas, sehingga akan diketahui tanah yang di Ciam apakah mengandung
timah atau tidak.
Masing-masing etnis mewarisi budayanya, berbagai etnis hidup
berdampingan, setiap tahun berbagai tradisi dilaksanakan oleh
mereka. Hal inilah yang kemudian menjadi sumbangan besar dalam
menjadikan Kabupaten Belitung Timur sebagai daerah yang heterogen
dengan ragam etnis dan budaya, meskipun berbeda namun satu dalam
kerukunan.Kondisi penduduk miskin di Kabupaten Belitung Timur dapat
dilihat dari jumlah penduduk miskin. Berdasarkan hasil pendataan
dari Badan Statistik Kabupaten Belitung Timur, pada tahun 2011
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Belitung Timur sebanyak 7.894
jiwa. Secara lebih lengkap jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Belitung Timur dapat dilihat pada tabel ..
Tabel Jumlah Penduduk Miskin Per KecamatanNama KecamatanJumlah
penduduk miskin (Jiwa)
Damar1.083
Dendang1.000
Gantung1.096
Kelapa Kampit1.239
Manggar2.242
Simpang Pesak1.015
Simpang Renggiang219
Total7.894
Sumber: PPLS, BPS, 2011Tabel Jumlah rumah per kecamatan
Nama KecamatanJumlah Rumah
Dendang
Gantung
Manggar
Kelapa Kampit
Simpang Pesak
Simpang Renggiang
Damar
Sumber:..
2.2.7 Pendidikan
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adalah
adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui jalur
pendidikan, pemerintah berupaya untuk menghasilkan dan meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Fasilitas pendidikan TK-SD
hampir merata di seluruh desa yang ada di Kabupaten Belitung Timur
sedangkan untuk SMP-SMA masih belum merata, bahkan untuk SMA masih
ada kecamatan yang belum ada seperti Kecamatan Damar dan Simpang
Renggiang. Peta 2.12 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia di
Kabupaten Belitung TimurNama KecamatanJumlah Sarana Pendidikan
UmumAgama
SDSLTPSMASMKMIMTsMA
Dendang
Gantung
Manggar
Kelapa Kampit
Simpang Pesak
Simpang Renggiang
Damar
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Belitung TimurPeta 2.4 Peta
Kepadatan Penduduk Kabupaten Belitung Timur
2.3 KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN
A. Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Beltiugn Timur
diselenggarakan sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 yang kemudian diubah dan
dilengkapi dengan ketentuan baru yang diatur dalam Permendagri
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
serta Peraturan Daerah yang mengatur tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.1. Pendapatan Daerah
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak
dan Retribusi Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
sumber pendapatan daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Belitung Timur terdiri dari Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah. Sedangkan Dana Perimbangan
meliputi Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil
Pajak, dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak.Pada tahun 2012 pendapatan
daerah Kabupaten Belitung Timur sebesar Rp. 535.096.127.010,96.
Sebagai perbandingan dengan tahun- tahun sebelumnya, terjadi
peningkatan pendapatan daerah, yang mana pada tahun 2011 sebesar
Rp. 483.033.038.164,99 dan pada tahun 2010 sebesar Rp.
367.205.100.741,88. Rata rata pertumbuhan pendapatan daerah
Kabupaten Belitung Timur dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012
sebesar Rp. 424.883.869.656,99. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 2.13.2.Belanja Daerah
Belanja daerah Kabupaten Belitung Timur di lihat dari tahun
2008- sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan baik pada
kegiatan belanja tidak langsung dan belanja langsung, yang mana
pada tahun 2008 belanja daerah sebesar Rp. 337.223.732.400,90,
tahun 2009 sebesar Rp. 392.427.529.271,00, tahun 2010 sebesar Rp.
402.572.982.734,08, tahun 2011 sebesar Rp. 440.899.632.568,38, dan
tahun 2012 sebesar Rp. 537.474.421.178,53. Dengan rata- rata
pertumbuhannya sebesar Rp. 422.119.659.630,59. Untuk lebih jelasny
dapat dilihat pada tabel 2.13.C. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah melalui dana APBD Kabupaten Belitung Timur
dilihat dari penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran
pembiayaan daerah. Untuk penerimaan pembiayaan daerah pada tahun
2008 sebesar Rp. 169.495.069.905,51, tahun 2009 sebesar Rp.
194.363.246.742,49, tahun 2010 sebesar Rp. 155.640.116.392,59,
tahun 2011 sebesar Rp. 120.059.351.183,39, dan tahun 2012 sebesar
Rp. 182.203.816.700,56, dengan rata- rata pertumbuhan sebesar Rp.
164.352.320.184,91.Untuk pengeluaran pembiayaan daerah, pada tahun
2008 sebesar Rp. 15.352.577.097,00, tahun 2009 sebesar Rp.
22.556.875.738,10, tahun 2010 sebesar Rp. 2.012.522.437,00, tahun
2011 sebesar Rp. 7.066.036.761,19, dan tahun 2012 sebesar Rp.
12.008.167.017,42, dengan rata- rata pertumbuhan sebesar Rp.
11.799.235.810,14. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
2.13.Tabel . Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Belitung Timur Tahun
2008 - 2012NoD e s k r i p s iTahun
20082009201020112012
1PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)
2Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)
3Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber :
Tabel. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Belitung Timur
Tabel Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten
Belitung Timur
Tahun 2008- 2012
NoSKPDTahunRata2 pertumbuhan
20082009201020112012
1Dinas Pekerjaan Umum
1.aInvestasi
1.boperasional/pemeliharaan (OM)
2BLHD
2.aInvestasi
2.boperasional/pemeliharaan (OM)
3Dinas Tata Kota, Kebersihan, dan Pertamanan
3.aInvestasi
3.boperasional/pemeliharaan (OM)
4Dinkes
4.aInvestasi
4.boperasional/pemeliharaan (OM)
5Bappeda
5.aInvestasi
5.boperasional/pemeliharaan (OM)
6BPMPD
6.aInvestasi
6.boperasional/pemeliharaan (OM)
nDinas Pendidikan
n.aInvestasi
n.boperasional/pemeliharaan (OM)
8Belanja Sanitasi (1+2+3+n)
9Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+na)
10Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb)
11Belanja Langsung
12Proporsi Belanja Sanitasi Belanja Langsung(8/11)
13Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja Sanitasi (9/8)
14Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (10/8)
Sumber :Realisasi APBD tahun - ., diolah
Keterangan:investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana
prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi,
kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
Tabel .. Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2008 - 2012
NoD e s k r i p s iTahun Rata-rata
20082009201020112012
1Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
2Jumlah Penduduk
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Sumber : APBD dan BPS, diolah
2.4 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH
1. Lembaga Pemerintah Daerah Yang Ada Di Kabupaten Belitunga. 3
buah sekretariat, yaitu : 1. Sekretariat Daerah (7 bagian)
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)3.
Sekretariat Komisi Pemilihan Umum.b. 1 Inspektoratc. 6 Badan, yaitu
: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah2. Badan Lingkungan Hidup
Daerah3. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu4. Badan Keluarga
Berencana & Pemberdayaa Perempuan5. Badan Pemberdayaan
Masyarakat & Pemerintahan Desa
6. Badan Kepegawaian Daerah.
d. 2 Kantor, yaitu : 1. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik &
Perlindungan Masyarakat
2. Kantor Perpustakaan, Arsip & Dokumentasi.
e. 13 Dinas, yaitu : 1. Dinas Pertanian & Kehutanan2. Dinas
Pertambangan & Energi3. Dinas Pendidikan4. Dinas Kelautan &
Perikanan
5. Dinas Kebudayaan & Pariwisata6. Dinas Perhubungan 7.
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 8. Dinas Kesehatan 9.
Dinas Sosial, Tenag Kerja & Transmigrasi10. Dinas Pekerjaan
Umum 11. Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil 12. Dinas
Perindustrian, Perdagangan, & Koperasi 13. Dinas Tata Kota,
Kebersihan dan Pertamanan.2. Keanggotaan
DewanJumlahanggotaDPRDKabupaten Belitung Timur keadaan sampai
dengan Desember 2011 tercatat sebanyak 20 orang yang terdiri dari
:
Fraksi PDI-P berjumlah 4 orang,
Fraksi Bersatu berjumlah 6 orang.
Fraksi Partai Golongan Karya berjumlah 4 orang.
Fraksi Pelangi Timur berjumlah 6 orang.3. Keadaan Pegawai
NegeriJumlah pegawai negeri sipil otonom di lingkunganpemerintah
Kabupaten Belitung Timur berjumlah 2.825 orang terdiri dari ; 14
orang golongan I, 1.166 orang golongan II, 1.253 orang golongan III
dan 392 orang golongan IV.
Diagram 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten
Belitung Timur2.5 RENCANA TATA RUANG KABUPATEN BELITUNG TIMUR2.5.1
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun
2012-2032A. Rencana Sistem Perkotaan
Rencana sistem pusat pelayanan di wilayah kabupaten adalah
rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam
wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini maupun
rencana yang membentuk hirarki pelayanan dengan cakupan dan
dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten. Mengacu pada
pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten (Permen PU No 16 Tahun 2009),
Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan
sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di
wilayah kabupaten, terdiri atas:
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah
kabupaten;
b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah
kabupaten;
c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah
kabupaten;
d. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di
wilayah kabupaten; dan
e. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang
penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu:
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa
desa; dan
Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.
Pola pengembangan pusat-pusat permukiman ini dimaksudkan
bersifat antisipatif terhadap kecenderungan perkembangan yang
diperkirakan akan berlangsung pada pusat-pusat permukiman yang
menonjol. Kencenderungan perkembangan ini meliputi pusat-pusat
permukiman yang pertumbuhan penduduknya tinggi dan pusat-pusat
permukiman yang tidak tumbuh (pertumbuhan negatif).
Dengan menggunakan ketentuan tersebut, maka pengembangan sistem
pusat pelayanan di Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai
berikut:
a. Kota Manggar merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
provinsi atau beberapa kabupaten/kota;
b. Kelapa Kampit dan Gantung merupakan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan;
c. Simpang Renggiang, Dendang, Simpang Pesak, Damar dan Buding
merupakan Pusat Pelayanan Lokal (PPL) yang merupakan pusat
permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar
desa.Tabel 2.14 Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2012 -2032PKWPKLPPL
Kota Manggar
a. Kelapa Kampit
b. Gantung
a. Simpang Renggiang
b. Dendang
c. Simpang Pesak
d. Damar
e. Buding
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032Berdasarkan
rencana pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan di wilayah
Kabupaten Belitung Timur peran dan fungsi masing-masing kota adalah
sebagai berikut:
1. Perkotaan Manggar sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang
melayani wilayah kabupaten. Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
peran dan fungsi Kota Manggar diarahkan sebagai:
a. Pusat administrasi pemerintahan kabupaten;
b. Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran skala kabupaten;
c. Pusat pelayanan sosial ekonomi skala kabupaten;
d. Pusat pelayanan transportasi regional;
e. Pusat pengolahan; dan
f. Pusat pendidikan tinggi.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan,
diarahkan di Kota Kecamatan Kelapa Kampit dan Gantung dengan peran
dan fungsi kota-kota sebagai berikut:
a. Pusat administrasi pemerintahan kecamatan;
b. Pusat perdagangan, jasa, dan pemasaran skala kawasan;
c. Pusat pelayanan sosial ekonomi skala kawasan (beberapa
kecamatan); dan
d. Pusat pelayanan transportasi skala kawasan/regional.
3. Pusat Pelayanan Lokal (PPL) diarahkan di Simpang Renggiang,
Dendang, Simpang Pesak, Damar dan Buding dengan peran dan fungsi
diarahkan sebagai pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala antar desa.B. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya
Air
1. Sistem wilayah sungai meliputi pengelolaan Wilayah Sungai
Lenggang, Manggar, Buding, dan Senusur.
2. Rencana pengembangan sistem jaringan Irigasi di Kabupaten
Belitung Timur mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
390 tahun 2007 tentang Status Daerah Irigasi. Berikut ini adalah
status daerah irigasi (DI) di Kabupaten Belitung Timur.
a. Status Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang dan tanggung
jawab pemerintah pusat yaitu DI selinsing seluas 4368 ha
b. Status Daerah Irigasi (DI) yang menjadi wewenang dan tanggung
jawab pemerintah provinsi Kep. Bangka Belitung yaitu:
1. D.I. Mempaya seuas 500 Ha;
2. D.I. Selinsing Kanan 518 Ha; dan
3. D.I. Selinsing Kiri 850 Ha.
3. Sistem pengelolaan air baku meliputi pemanfaatan
sumber-sumber air baku permukiman dan air tanah didukung oleh
pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana pengelolaan air baku yang dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat, dan swasta. Di Kabupaten Belitung Timur, terdapat
banyak bekas galian tambang (kolong) yang dapat dijadikan sebagai
sumber air baku untuk air bersih yang tersebar di semua kecamatan
di Kabupaten Belitung Timur. Perkiraan Sumber Air Baku di Belitung
Timur keadaan eksisting dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel
2.15 Rencana Sistem Air Baku di Belitung Timur
NoDanau /WadukLokasi
NamaLuas (m2)DesaKecamatan
1Kolong Parit Kemang59.125MentawakKelapa Kampit
2Kolong Rakit10.000MentawakKelapa Kampit
3Kolong Kajemun28.125Suka MandiManggar
4Kolong Kajemun I3.750Suka MandiManggar
5Kolong Kero20.000PadangManggar
6Kolong Damar5.000MengkubangManggar
7Air Gunung Burung Mandi-Burung MandiManggar
8Sungai Pice Gantung67.500GantungGantung
9Kolong Meranti5.000SelinsingGantung
10Kolong Air Itam20.000Jangkar AsamGantung
11Kolong Teberong10.000Sp.PesakDendang
12Kolong Alub (K.Pesak)5.000Sp.PesakDendang
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Beltim
4. Pemanfaatan air tanah sebagai air baku dilakukan secara
terbatas dengan memperhatikan keperluan konservasi dan pencegahan
kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
5. Sistem pengendalian banjir pembangunan, rehabilitasi serta
operasi dan pemeliharaan bangunan-bangunan pengendali banjir,
didukung oleh upaya-upaya non-struktural, seperti early warning
system, dan pembuatan peta daerah banjir beserta upaya
pengendaliannya.
6. Sistem pengamanan pantai meliputi rehabilitasi serta operasi
dan pemeliharaan sarana dan prasarana pengamanan pantai, seperti
bangunan pemecah gelombang dan konservasi hutan bakau.C. Rencana
Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan
1.
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Dalam pemenuhan air bersih, sebagai wilayah pulau, maka melihat
kepada faktor klimatologi kepulauan yang terkena angin musim dan
intensitas curah hujan yang tinggi, maka penyediaan air bersih
dapat secara optimal dikelola melalui kehadiran dari pada
reservoir-reservoir air yang berskala besar.
Pada daerah-daerah yang mengalami eksplorasi dan eksploitasi
penambangan, seperti tambang timah yang dikembangkan di kabupaten
Pulau Belitung Timur ini, sehingga membentuk kolong-kolong yang
berfungsi sebagai reservoir air tetapi dengan pemeriksaan kualitas
struktur kimiawi dari air tersebut, seperti silikat, besi, kalsium,
magnesium, sodium, potasium, bikarbonat, sulfat, chlorida, florida,
nitrat, CaC03, kondisi pH air, dan sebagainya. Di samping itu ke
depan diharapkan pada kota-kota kecamatan sudah terlayani air
bersih dari PDAM. Tabel 2.16Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Belitung
Timur
NoKecamatanSambungan Rumah (SR)Hidran Umum (HU)Kebutuhan Air
Bersih Liter/detik
PelayananJumlah SRPelayanan 10%300 jw/HUKonsumsi (30lt/hr)
6080 %(5 unit/ jiwa)150 Ltr/Hr
1Dendang11,63818,6203,724558,6001,164411610.9
2Gantung22,01135,2187,0441,056,5282,201722020.7
3Manggar36,92159,07411,8151,772,2083,6921236934.7
4Kelapa Kampit14,33622,9384,588688,1281,434514313.5
Jumlah84,906135,84927,1704,075,4648,4912884979.7
Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Belitung Timur, 2010.Tabel
2.17Kebutuhan Domestik dan Non Domestik Kabupaten Belitung
Timur
NoKecamatanKebutuhan Domestik & Non DomestikKebocoran (30%
Total Kebutuhan)
DomestikNon Domestik (30 % dari Domestik)Domestik dan Non
Domestik (Liter/Hr)
1Dendang558,716167,615726,331217,899
2Gantung1,056,748317,0241,373,773412,132
3Manggar1,772,577531,7732,304,350691,305
4Kelapa Kampit688,271206,481894,753268,426
Jumlah4,076,3131,222,8945,299,2071,589,762
Sumber : Materi Teknis RTRW Kabupaten Belitung Timur,
2010..Sementara itu pelayanan jaringan air bersih yang dikembangkan
meliputi pelayanan sambungan langsung, sambungan halaman dan kran
umum (hidran). Hingga akhir tahun perencanaan diharapkan daerah ini
telah terlayani air bersih sekitar 70 80 % penduduk Kabupaten
Belitung Timur dengan kebutuhan standar sekitar 150 l/hari/kapita,
maka air bersih yng dibutuhkan adalah sebesar 14.539.140 liter.
Adapun rencana bentuk pelayanan pemenuhan air bersih untuk
domestik dibedakan dalam dua jenis pelayanan sesuai dengan tingkat
sosial ekonomi wilayahnya, yaitu :
Sambungan langsung adalah prosentase terbesar untuk pelayanan di
wilayah yang padat penduduknya seperti ibukota kabupaten atau
ibukota kecamatan.
Kran umum adalah prosentase terbesar untuk pelayanan yang
dilakukan di wilayah yang relative belum berkembang seperti wilayah
perdesaan.Sedangkan arahan rencana pengembangan pemenuhan kebutuhan
air bersih di Kabupaten Belitung Timur adalah:
a. Pembangunan dan pengembangan waduk muara dan daratan serta
sungai sebagai sumber air bersih utama.
b. Sebelum disalurkan ke konsumen, air perlu diolah sehingga
sesuai dengan standar kualitas air bersih yang ditangani oleh
perusahaan tertentu, seperti PAM atau PDAM.
c. Menjaga dan melindungi sumber air bersih dengan memberi
kawasan perlindungan pada setiap wilayah sumber air.
d. Untuk beberapa daerah yang kurang mempunyai sumber air baku,
maka kebutuhan air bersih dipenuhi dari air tanah atau air hujan
yang ditampung berupa Penampungan Air Hujan (PAH).Untuk mewujudkan
hal tersebut di atas, strategi pengembangan pemenuhan air bersih di
Kabupaten Belitung Timur adalah:
a. Pemenuhan air bersih untuk pulau-pulau besar atau pulau
induk
Memanfaatkan air tanah atau sungai sebagai air baku
Pembentukan PDAM untuk kota-kota kecamatan yang telah
berkembang
Pengembangan pemanfaatan sumber-sumber mata air bagi wilayah
yang secara teknis sulit terjangkau oleh pelayanan air bersih,
melalui pengembangan reservoir.
Pengendalian lingkungan sekitar sumber-sumber mata air dari
pencemaran dengan menetapkannya sebagaai area konservasi.
b. Pemenuhan air bersih untuk gugus pulau atau pulau-pulau kecil
yang berpenghuni dan mempunyai sumber air tawar yang cukup
besar
Memanfaatkan reservoir alam atau sungai sebagai sumber air
baku
Pengolahan air dan distribusi air dibuat dengan teknologo yang
sangat sederhana, seperti dengan memanfataatkan sistem
gravitasi.
Membatasi jumlah dan sebaraan penduduk dan permukiman
Pencegahan terjadinya alih fungsi lahan dan pengendalian
lingkungan sekitar sumber-sumber mata air dari pencemaran dengan
menetapkannya sebagai area konservasi.
c. Pemenuhan air bersih untuk pulau-pulau kecil yang tidak
mempunyai sumber air tawar atau ketersediannya sangat terbatas.
Memanfaatkan sistem penampungan air hujan (PAH)
Pengolahan air dan distribusi air dibuat dengan teknologi yang
sangat sederhana, seperti dengan memanfaatkan sistem gravitasi.2.
Sistem Penggelolaan Sampah
Rencana Sistem Persampahan diarahkan untuk pelayanan dengan
cakupan seluruh wilayah Kabupaten Belitung Timur. Untuk
meningkatkan kapasitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan di
Kabupaten Belitung Timur, pola yang diusulkan adalah:
a. Kombinasi Pola Pelayanan komunal
Pola pelayanan komunal diberlakukan di kawasan permukiman
berpenghasilan menengah ke atas dan sebagian daerah komersil.
Batasan yang ada berupa tersedianya jaringan jalan yang memadai
untuk pengoperasian alat pengumpulan. Pola pelayanan komunal
diterapkan di kawasan permukiman berpenghasilan rendah atau
permukiman padat yang kondisi jalannya tidak memungkinkan untuk
pengoperasian alat pengumpul. Khusus bagi sumber sampah yang
tingkat produksinya sekitar 1 m3/hari, akan dilayani dengan pola
komunal
b. Pelayanan Individual Dilaksanakan Dengan Pengumpulan
Langsung
Pola ini diusulkan berdasarkan kondisi bangunan dan jalan yang
ada. Pola tersebut akan lebih efektif dibandingkan pengumpulan
menggunakan gerobak dengan pola tidak langsung.
Untuk meningkatkan pelayanan persampahan ini perlu dilakukan
suatu sistem pengelolaan sampah yang terpadu dan terjadi kerjasama
antar masyarakat dengan pemerintah kota. Sistem pengelolaan sampah
ini terdiri dari pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan
pembuangan akhir.
1. Sistem Pewadahan
Untuk pewadahan sampah sebaiknya seragam dengan volume yang
dapat diangkut dengan mudah oleh petugas dan diletakkan ditempat
yang mudah dilihat dan dijangkau sehingga waktu pengumpulan dapat
sesingkat mungkin. Untuk kawasan perumahan/komersil diharapkan
peran serta masyarakat setempat didalam pengadaan bak/tong sampah.
Sedangkan untuk penyediaan bak/tong sampah di tempat umum,
jalan-jalan protokol diharapkan peran swasta dan masyarakat.2.
Sistem Pengumpulan
Sampah yang ada di kawasan perumahan dikumpulkan menggunakan
bak/tong sampah, kemudian sampah diambil oleh petugas dari RW
setempat dengan gerobak sampah yang kemudian dikumpulkan di TPS
(transfer station). Cara pengumpulan tersebut dapat disesuaikan
dengan kawasan yang akan dilayani oleh sistem persampahan. Untuk
kawasan pasar, perumahan di sepanjang jalan utama, pengumpulan
sampah dilakukan oleh petugas khusus dari Dinas Kebersihan. Khusus
untuk sampah pasar pengumpulannya menggunakan kontainer hal ini
disebabkan karena timbulan sampah yang dihasilkan lebih banyak dan
lahan yang tersedia terbatas selain itu penanganannya lebih
higienis. Pengumpulan diusahakan dapat dilakukan pada waktu
tertentu minimum sehari sekali dan maksimal 3 kali sehari. 3.
Sistem Pengangkutan
Sistem pengangkutan sampah dari TPS/kontainer ke Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) dilakukan oleh petugas dengan menggunakan
armada angkutan berupa dump-truck, karena dapat mempermudah dan
menghemat waktu pembongkaran sampah di TPA. Untuk
perdagangan/pasar, pengangkutan sampah dalam kontainer dilakukan
dengan menggunakan arm-roll truck. Lokasi TPA terletak di desa
Sukamandi yang berjarak sekitar 5 km dari Kota Manggar sebagai
ibukota kabupaten
4. Sistem Pembuangan Akhir
Metode operasional dengan metode sanitary landfill.3. Sistem
Penggelolaan Air Limbah
Untuk sistem air limbah agar tidak mencemari lingkungan
diusahakan pengembangan sistem pembuangan air limbah terpadu antar
lingkungan dengan cara menggunakan sistem pengolahan sebelum masuk
sungai-sungai yang ada, sehingga tidak terjadi pencemaran. Jenis
pengolahan limbah yang diusulkan untuk Kabupaten Belitung Timur
adalah pengembangan septik tank dengan sistem terpadu untuk kawasan
perkotaan dan pengembangan jaringan tertutup untuk kawasan lainnya.
Besarnya air limbah diperkirakan 20 % dari kebutuhan air bersih
untuk seluruh Kabupaten Belitung Timur. Produksi air limbah akan
terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan
aktivitas kegiatan. Volume air buangan setiap hari sebesar 70-80 %
dari volume pemakaian air bersih Sampai tahun 2026 diperkirakan
kegiatan rumah tangga, perdagangan, komersial, industri akan
meningkat bukan hanya dalam jumlah tetapi juga jenis. Jenis
Produksi Limbah dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Air Limbah Rumah Tangga
Sistem penyaluran air limbah bekas mandi dan cuci rumah tangga
dialirkan tergabung dengan saluran drainase, dimana dalam saluran
dibuatkan ruang tambahan pada dasar saluran untuk pengaliran air
buangan rumah tangga.
b. Limbah Kakus
Sistem penanganan limbah kakus/tinja diarahkan untuk menggunakan
Tanki Septik Komunal, dikarenakan beberapa tahun kedepan kawasan
perkotaan memiliki kecendrungan semakin padat dan mengalami
keterbatasan lahan.
c. Instalasi Pengolahan Air Limbah
Perencanaan pembangunan Instalasi Pengolah Air Limbah khususnya
limbah domestik rumah tangga/domestik.d. Limbah Industri
Dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah industri yang
buangannya harus sesuai dengan baku mutu effluent, sehingga harus
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air penerima.Sistem
pengelolaan air limbah ini erat hubungannya dengan sanitasi atau
kesehatan lingkungan, sehingga pengelolaan air limbah ini harus
benar-benar direncanakan dengan sebaik mungkin untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan sanitasi
lingkungan masyarakatnya. Dalam kaitannya dengan hal tersebut,
arahan rencana pengelolaan air limbah di Kabupaten Belitung Timur
dilakukan dengan menggunakan sistem pengolahan setempat (on site
system sanitation), yaitu dengan mengembangkan sistem penggunaan
tangki septik yang ada di tiap-tiap rumah dengan lebih meningkatkan
kuantitas dan kualitasnya, serta sebaiknya melengkapinya dengan
bidang resapan dan sistem komunal (off Site System Sanitation).
Mengingat penyediaan WC yang dilengkapi tangki septik ini tidak
semua golongan masyarakat mampu menyediakannya karena harus
tersedia lahan yang cukup luas, maka dalam pengadaannya dibutuhkan
bantuan pemerintah kabupaten yang berupa penyediaan WC atau MCK
umum. Adanya tangki septik ini diharapkan kotoran zat-zat organik
yang diendapakan setelah beberapa waktu akan mengalami pembusukan
yang tidak akan mencemari lingkungan dan dapat menghasilkan pupuk
untuk tanaman, yang secara teknis sebagai berikut:
Dasar tangki septik dibuat miring untuk pengendapan lumpur
dengan kapasitas kurang lebih 30 lt/org/tahun, dengan frekuensi
penyedotan 1 4 tahun.
Ruang gas disediakan sebesar 30 cm3 Bidang resapan memiliki
dimensi lebar 50 cm, panjang 150 cm dan kedalaman 70 cm.Mengingat
pemakaian tangki septik membutuhkan lahan yang cukup luas, maka
bagi daerah yang padat dilakukan dengan sistem perpipaan dahulu
untuk seterusnya dialirkan menuju tangki septik komunal. Sehingga
dapat mengikat secara bertahap dari rumah tangga menjadi sistem
kawasan atau bahkan menjadi sistem kota. Sistem pengumpul dan
penyaluran, Sistem pengumpul limbah cair umumnya digunakan pipa
atau sistem rioolering, dalam sistem penyaluran limbah cair dapat
digunakan 2 (dua) sistem penyaluran yaitu penyaluran tercampur dan
penyaluran terpisah, pada sistem penyaluran tercampur limbah cair
domestik yang berasal dari air bekas cuci dan air hujan disalurkan
melalui satu saluran. Sedangkan pada saluran terpisah, limbah cair
domestik (air bekas dan air kotor) disalurkan terpisah dengan air
hujan. Penggunaan tangki septik ini diharapkan kotoran zat-zat
organik yang diendapakan setelah beberapa waktu akan mengalami
pembusukan yang tidak akan mencemari lingkungan, berikut proyeksi
timbulan limbah cair Kabupaten Belitung Timur.4. Sistem
Drainase
Perencanaan jaringan drainase Kabupaten Belitung Timur pada masa
mendatang masih tetap diarahkan pada pemanfaatan fungsi
sungai-sungai sebagai saluran utama. Pada daerah yang padat
penduduknya, seperti ibukota kecamatan jaringan drainase
direncanakan melalui pembuatan saluran drainase dengan memanfaatkan
jaringan jalan. Di samping itu sistem drainase yang akan
dikembangkan diarahkan pula sesuai dengan arah aliran dengan
memanfaatkan topografi (kemiringan alamiah) wilayah Kabupaten
Belitung Timur. Sistem jaringan drainase juga disesuaikan dengan
sungai sebagai jaringan drainase alamiah yang akan dimanfaatkan
untuk saluran pembuangan akhir ke laut. Jaringan drainase yang akan
dikembangkan meliputi:
Jaringan drainase primer berupa drainase pasangan yang berada di
sepanjang jalan utama.
Jaringan drainase sekunder berupa drainase pasangan yang berada
di sepanjang ruas jalan lainnya.Sedangkan pada daerah yang relatif
kurang padat, maka jaringan drainase masih tetap memanfaatkan
sungai dan sekaligus memanfaatkan sistem alam guna menyerap air.
Kondisi ini sebenarnya cukup baik terutama di dalam membantu
pengembangan daerah resapan. Alternatif tersebut, mungkin dapat
dikaitkan dengan keberadaan kolong-kolong yang dapat dijadikan
reservoir baik dari air hujan maupun dari saluran drainase. Di
samping itu untuk mendukung sistem jaringan drainase, maka
pemeliharaan kelestarian sungai merupakan salah satu langkah yang
perlu terus dilakukan, sehingga tidak terjadi penyumbatan yang
dapat mengakibatkan banjir. Sistem Drainase di kawasan Kabupaten
Belitung Timur merupakan sistem drainase campuran menampung
limpasan permukaan yang bersumber dari limpasan air hujan dan
limpasan air limbah domestik Untuk limbah industri, buangan yang
diizinkan untuk masuk ke drainase hanyalah limbah yang telah
melewati proses pengolahan yang tidak membahayakan. Dalam
menentukan arah jalur saluran air hujan yang direncanakan terdapat
prinsip prinsip pokok sebagai berikut:
a. Arah pengaliran dalam saluran mengikuti garis kontur yang ada
sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan menghindari
sistem pemompaan.
b. Menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan sehingga
mengurangi pembuatan gorong-gorong.
c. Limpasan air hujan dari awal saluran selama masih belum
berbahaya, dihambat agar mempunyai kesempatan untuk infiltrasi
sebesar-besarnya sehingga dapat mengurangai debit limpasan ke
bagian hilir dan sekaligus sebagai konversi air.
d. Saluran besar mungkin memberikan pengurangan debit
limpasannya melalui proses infiltrasi.
e. Kecepatan aliran tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi
penggerusan, sebaliknya tidak terlalu lambat agar tidak terjadi
pengendapan.
f. Profil saluran harus mampu menampung debit maksimum dari
daerah pengaliran sesuai dengan PUH yang telah ditentukan.Pada
prinsipnya pengembangan sistem jaringan drainase di Kabupaten
Belitung Timur tetap memanfaatkan sistem jaringan drainase yang
sudah ada serta memanfaatkan sungai-sungai alam dan badan air
sebagai sistem pembuangan alamiah sekaligus berfungsi sebagai badan
air penampungan dari limpasan air hujan sebagai jaringan pembawa
menuju badan air penerima.Jenis saluran drainase yang akan
dikembangkan merupakan sistem kombinasi antara jaringan drainase
sistem tertutup serta jaringan drainase sistem terbuka yang dibuat
di sebelah kiri dan atau kanan jalan, dengan arah pengaliran
disesuaikan dengan kondisi topografi setempat. Jaringan drainase
sistem tertutup sebagian besar dikembangkan di pusat pemerintahan
dan perkantoran, pusat kegiatan komersial, industri serta
jalan-jalan utama tertentu, sedangkan jaringan drainase sistem
terbuka sebagian besar dikembangkan di lingkungan permukiman dan
disepanjang jaringan jalan.2.5.2 Rencana Pola Ruang Wilayah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2011-2031Rencana pola ruang wilayah
Kabupaten Belitung Timur terdiri dari rencana pola ruang kawasan
lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. A. Rencana Pola
Ruang Kawasan Lindung
1. Kawasan Hutan Lindung
a. Kecamatan Dendang
HL Gunung Bantan di Desa Nyuruk; HL Sungai Pala di Desa Balok
dan Dendang; HL Senunsur Sembulu (IIB, III, & IV) di Desa Batu
Itam, Tanjung Kelumpang, Dukong, Simpang Pesak, dan Dendang; HL
Bringsing Pepapuyu di Desa Nyuruk.b. Kecamatan Gantung
HL Senunsur Sembulu (I & II) di Desa Selingsing, Gantung,
Batu Penyu, Jangkar Asam, Limbungan, dan Lilangan; HL Bringsing
Pepapuyu di Desa Simpang Tiga; HL Gunung Sepang di Desa Simpang
Tiga, Renggiang, dan Air Madu.c. Kecamatan Kelapa Kampit
HL Gunung Sepang di Desa Buding, Mentawak, dan Senyubuk; HL
Gunung Kikarak di Desa Mentawak dan Senyubuk; HL Buding Barat di
Desa Cendil dan Buding; HL Buding Timur di Desa Buding,
Pembaharuan, dan Mayang; HL Pantai Teluk Pring/Bukit Nayo di Desa
Mayang dan Air Kelik.d. Kecamatan Manggar
HL Pantai Teluk Pring/Bukit Nayo di Desa Mempaya, Mengkubang,
dan Burung Mandi; HL Burung Mandi di Desa Sukamandi, Desa Baru, dan
Lalang Jaya; HL Senunsur Sembulu I di Desa Lalang dan Padang; HL
Gunung Sepang di Desa Kelubi.2. Kawasan Yang Memberikan
Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahnya
Pengembangan kawasan ini diarahkan pada fungsi perlindungan
wilayah atau yang memiliki keterkaitan kuat dengan fungsi
hidrologis. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya
seperti kawasan resapan air. Untuk kawasan resapan air yang telah
terbangun, upaya pengendalian dilakukan dengan membangun parit
resapan, sumur resapan atau danau resapan. Kawasan resapan air di
kawasan perencanaan tersebar di tersebar di seluruh kecamatan,
terutama di Kota Manggar.3. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Perlindungan Setempat adalah meliputi daerah sempadan
sungai, sempadan pantai, sempadan waduk, kawasan sekitar mata air,
dan ruang terbuka hijau.
a. Kawasan Sempadan Pantai
Berkaitan dengan rencana pengelolaan kawasan sempadan pantai ini
akan dilakukan penertiban kawasan sempadan pantai dari berbagai
kegiatan/bangunan tanpa ijin, melalui pembangunan jalan dan atau
penanaman mangrove pada area yang memungkinkan. Kawasan sempadan
pantai tersebar di wilayah pantai selatan dan timur Kabupaten
Belitung Timur. Yang termasuk dalam ketentuan kawasan sempadan
pantai selatan dan timur di Kabupaten Belitung Timur memiliki
minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat.
b. Kawasan Sempadan Sungai
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri sungai, termasuk
sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat
penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Adapun
kriteria kawasan sempadan sungai adalah sekurang-kurangnya (atau
sesuai peraturan yang berlaku):
1. Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan,
ditentukan:
a) Garis sempadan paling sedikit berjarak 10 (sepuluh) meter
dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam
hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 (tiga)
meter;
b) Garis sempadan paling sedikit berjarak 15 (lima belas) meter
dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam
hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20
(dua puluh) meter; dan
c) garis sempadan paling sedikit berjarak 30 (tiga puluh) meter
dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai, dalam
hal kedalaman sungai lebih dari 20 (dua puluh) meter.2. Sungai
tidak bertanggul di luar kawasan perkotaan, terdiri atas:
a) Garis sempadan untuk sungai besar dengan luas DAS lebih besar
dari 500 (lima ratus) kilometer persegi ditentukan paling sedikit
berjarak 100 (seratus) meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai
sepanjang alur sungai; dan
b) Garis sempadan untuk sungai besar dengan luas DAS kurang dari
atau sama dengan 500 (lima ratus) kilometer persegi ditentukan
paling sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi kiri dan
kanan palung sungai sepanjang alur sungai.
3. Garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar
kaki tanggul sepanjang alur sungai.
4. Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit berjarak 5 (lima) meter dari tepi luar
kaki tanggul sepanjang alur sungai.
5. Untuk sungai yang terpengaruh pasang air laut, penentuan
garis sempadan dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan
garis sempadan sesuai huruf a angka 1 sampai 4 yang diukur dari
tepi muka air pasang rata-rata.c. Kawasan Sempadan Kolong
Kawasan sekitar kolong adalah kawasan di sekeliling kolong yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian, dengan
tujuan untuk melindungi kolong dari kegiatan budidaya yang dapat
mengganggu kelestarian fungsinya. Kawasan sekitar kolong yang masuk
kawasan lindung adalah kawasan sejauh 50 m - 100 m dari bibir
kolong. Rencana perlindungan kawasan sekitar kolong tersebar di
seluruh kecamatan.
d. Kawasan Sekitar Mata Air
Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata air
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian
fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air
dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang
dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik dengan jari-jari 200
meter di sekitar mata air. Kawasan sekitar danau/situ/waduk,
kawasan sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air, seperti
halnya kawasan resapan air, pemanfaatannya dapat berupa kawasan
budidaya hutan, pertanian lahan kering dan perkebunan/tanaman
tahunan.e. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Penataan Ruang bahwa proporsi
30 (tiga puluh) persen luas lahan kota merupakan ukuran minimal
untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan
sistem hidrologi dan sistem mikroklimat, maupun sistem ekologis
lain, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih
yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan
nilai estetika kawasan perkotaan. Menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan pengelolaan kawasan ruang terbuka hijau
merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten secara
keseluruhan, dimana letak ruang terbuka hijau Kabupaten Belitung
Timur terdapat di Kecamatan Manggar, Kelapa Kampit, dan Gantung.f.
Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
1. Kawasan Pelestarian Alam
1. Kecamatan Dendang
Gunung Mangkro dan Gunung Badau di Desa Nyuruk; Pulau-pulau
kecil.2. Kecamatan Gantung
Pulau-pulau kecil.3. Kecamatan Kelapa Kampit
Gunung Lematang Panjang di Desa Air Kelik Senyubuk; Pulau-pulau
kecil.4. Kecamatan Manggar
Gunung Malang Lepau di Desa Burung Mandi; Pulau-pulau kecil.2.
Kawasan Pantai Berhutan Bakau
Kawasan pantai berhutan bakau yang fungsinya sebagai kawasan
konservasi pantai. Kawasan Perlindungan Hutan Bakau, dilakukan
untuk melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan
bakau dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut, disamping
sebagai pelindung pantai, air pasang dan pengikisan air laut
(abrasi) serta sebagai pelindung usaha budidaya di belakangnya.
Daerah kawasan pantai berhutan bakau tersebar diseluruh kecamatan
Kabupaten Belitung Timur kecuali Kecamatan Simpang Renggiang.
3. Kawasan Cagar Budaya
Kawasan ini merupakan kawasan non hutan yang berfungsi sebagai
melindungi permukiman dan budaya tradisional dan melindungi
permukiman dan budaya tradisional setempat. Cagar budaya ini
ditujukan untuk melestarikan kebudayaan Kabupaten Belitung Timur
khususnya, seperti: budaya tradisional:
1. Gosong Cina di Kecamatan Gantung
2. Gunung Samak dan Kecamatan Manggar4. Kawasan Rawan
Bencana
a. Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Kawasan Rawan Abrasi
Adapun arahan kawasan rawan gelombang pasang di Kabupaten
Belitung Timur tersebar di pantai selatan dan timur, meliputi:
1. Kecamatan Kelapa Kampit (Desa Cendil, Air Kelik, Mayang, dan
Desa Pembaharuan);
2. Kecamatan Dendang (Desa Batu Itam, Dendang, Simpang Pesak,
dan Desa Tanjung Kelumpang);
3. Kecamatan Gantung (Desa Gantung, Jangkar Asam, Lilangan, dan
Desa Selingsing); dan
4. Kecamatan Manggar (Desa Buku Limau, Kurnia Jaya, Lalang,
Lalang Jaya, Mempaya, Mengkubang, Padang, Desa Sukamandi).
b. Kawasan Rawan Banjir
Kawasan rawan bencana banjir merupakan salah satu masalah di
Kabupaten Belitung Timur. Dari titik lokasi genangan dan banjir
diketahui bahwa terdapat di 6 (enam) titik kawasan rawan banjir
saat hujan turun meliputi: kawasan Desa Baru, Kurnia Jaya, Mekar
Jaya, Buding, Mayang dan Lenggang.
B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
a. Kecamatan Dendang
HP Sungai Pala di Desa Nyuruk dan Jangkang;
HP Gunung Duren di Desa Nyuruk, Jangkang, Dendang, Simpang
Pesak, dan Birah; dan
HP Senunsur Sembulu di Desa Batu Itam.
b. Kecamatan Gantung
HP Gunung Duren di Desa Lintang, Jangkar Asam, Limbungan, dan
Lilangan; dan
HP Senunsur Sembulu di Desa Lilangan, Limbungan, Jangkar Asam,
dan Batu Penyu.
c. Kecamatan Kelapa Kampit
HP Buding Barat di Desa Cendil dan Buding; dan
HP Buding Timur di Desa Buding dan Pembaharuan.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian
a. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
b. Kawasan rencana peruntukan pertanian tanaman pangan di
kabupaten Belitung Timur seluas kurang lebih 3.079 ha yang tersebar
di Kecamatan Manggar dan Gantung.
c. Kawasan Pertanian Holtikultura
d. Kawasan rencana peruntukan pertanian lahan kering di
kabupaten Belitung Timur seluas kurang lebih 53.941 ha yang
tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur.
e. Kawasan Perkebunan
f. Kawasan rencana peruntukan perkebunan di kabupaten Belitung
Timur seluas kurang lebih 38.451 ha yang tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten Belitung Timur.
g. Kawasan Peternakan
h. Kawasan rencana peruntukan peternakan di kabupaten Belitung
Timur tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Belitung Timur.3.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan didukung oleh adanya pengembangan
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Manggar, Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) Desa Gantung Kecamatan Gantung, PPI Desa Dendang Kecamatan
Dendang dan PPI Selendang di Desa Senyubuk Kecamatan Kelapa Kampit.
Adapun rencana pola pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan
peruntukan perikanan meliputi:a. Kawasan Peruntukan Perikanan
Tangkap
Rencana kawasan peruntukan perikanan perikanan diarahkan untuk
dikembangkan di seluruh wilayah yang potensial di Kabupaten
Belitung Timur berdasarkan jenisnya.b. Kawasan Peruntukan Budidaya
Perikanan
Kawasan perikanan yang dialokasikan di Kabupaten Belitung Timur
meliputi kawasan perikanan budidaya air tawar, kawasan perikanan
budidaya air payau dan kawasan perikanan budidaya air laut baik di
perairan umum maupun di laut. Adapun rencana pengembangan kawasan
budidaya perikanan air tawar tersebar di seluruh kecamatan dan
kawasan perikanan air payau dan perikanan air laut dikembangkan di
perairan laut masing-maing kecamatan kecuali Kecamatan Simpang
Renggiang.
c. Rencana pengembangan peruntukan perikanan air laut dapat
dilihat pada uraian dibawah ini:
1. Kecamatan Dendang
Pelabuhan Dendang di Desa Dendang
Kawasan perikanan laut/nelayan tradisional di beberapa lokasi
seperti: Tanjung Batu Air, Tanjung Punai, dan Tanjung Batu Itam
Desa Batu Itam, Tanjung Kelumpang Desa Tanjung Kelumpang, dan di
Desa Dukong.
2. Kecamatan Gantung
Kawasan Hatchery di sekitar muara Sungai Sembulu dan pesisir
Teluk Sembulu di Desa Lilangan.
Kawasan perikanan laut/nelayan tradisional di beberapa lokasi:
Perkampungan Suku Sawang (Teluk Sekacang) Desa Lilangan/Limbungan,
Kawasan di sekitar Dusun Gosong Cina Desa Jangkar Asam, dan Kawasan
di sekitar Tanjung Modong Desa Selingsing.
3. Kecamatan Kelapa Kampit
Kawasan perikanan laut/nelayan tradisional di beberapa lokasi
seperti: Tanjung Batu Pulas/Gunung Mengguru Desa Cendil, Selindang
di Desa Buding, dan Tanjung Sengaran/Pantai Pring Desa Mayang.4.
Kecamatan Manggar
Kawasan perikanan laut tradisional di beberapa lokasi di lepas
pantai Kecamatan Manggar.d. Kawasan Peruntukan Pengelolaan dan
Pemasaran Hasil Perikanan
Rencana kawasan peruntukan pengelolaan dan pemasaran hasil
perikanan di Kabupaten Belitung Timur berada di Kecamatan Manggar,
Gantung, Dendang, dan Kelapa Kampit.
4. Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan merupakan kawasan yang fungsinya
diperuntukan bagi kegiatan penambangan di permukaan dan di dalam
bumi. Kegiatan penambangan terdiri dari penambangan base metal dan
galian C. Potensi kawasan peruntukan pertambangan di Kabupaten
Belitung Timur hampir tersebar di sebagian besar wilayah di
Kabupaten Belitung Timur. Kawasan pertambangan diarahkan (sesuai
dengan Kuasa Pertambangan/KP dan Surat Izin Penambangan
Daerah/SIPD) pada seluruh kecamatan. Luas rencana kawasan
pertambangan di Kabupaten Belitung Timur mencapai seluas kurang
lebih 38.192 hektar, yang didalamnya terdiri dari 45.445 hektar
kawasan pertambangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di darat, 30.075
hektar kawasan pertambangan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di laut
dan 7.439 hektar Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).
5. Kawasan Peruntukan Permukiman
a. Kawasan Permukiman Perkotaan
Adapun arahan kawasan permukiman perkotaan diarahkan pada
wilayah-wilayah yang secara eksisitng sudah menjadi permukiman
(permukiman swadaya) secara linear mengikuti perkembangan jaringan
jalan dan tidak mengarah pada wilayah sempadan pantai dan tidak
mengekspansi hutan lindung. Rencana pembangunan permukiman
perkotaan di Kabupaten Belitung Timur, diarahkan pada Kecamatan
Manggar (Desa Baru, Desa Lalang, Desa Lalang Jaya, Desa Kurnia
Jaya, Desa Padang, dan Desa Mekar Jaya), Kecamatan Kelapa Kampit
(Desa Pembaharuan, Desa Mentawak, Desa Senyubuk, dan Desa Mayang),
dan Kecamatan Gantung (Desa Gantung dan Desa Lenggang).b. Kawasan
Permukiman Pedesaan
Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Belitung
Timur diarahkan pada kawasan-kawasan yang sudah ada atau sudah
terbangun dan pada kawasan baru yang tumbuh secara linier dengan
tetap memperhatikan keseimbangan kawasan peruntukan lainnya seperti
sawah dan kawasan lindung.
Rencana kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Belitung Timur
meliputi Desa Buku Limau, Desa Kelubi, Desa Bentaian Jaya, Desa
Buding, Desa Cendil, Desa Jangkar Asam, Desa Limbongan, Desa Batu
Penyu, Desa Selinsing, Desa Lilangan, Desa Jangkang, Desa Dendang,
Desa Balok, Desa Nyuruk, Desa Mengkubang, Desa Air Kelik, Desa
Sukamandi, Desa Burung Mandi, Desa Mempaya, Desa Renggiang, Desa
Simpang Tiga, Desa Lintang, Desa Air Madu, Desa Simpang Pesak, Desa
Dukong, Desa Tanjung Kelumpang, dan Desa Tanjung Batu Itam.
Perluasan areal permukiman tetap diperbolehkan dengan tetap
memperhatikan kelestarian kawasan pertanian yang merupakan
peruntukan dominan di perdesaan.
6. Kawasan Peruntukan Pariwisata
a. Kawasan Pariwisata Alam
Kawasan Pariwisata Alam di Kabupaten Belitung Timur adalah:
Pantai Genting, Gosong Cine, Pantai Burung Mandi, Pantai Nyiur
Melambai, Pantai Bukit Batu, Pantai Serdang, Pantai Lalang, Pantai
Sengaran, Pantai Tanjung Keluang, Kepulauan Memperak, Pantai
Pangkalan Limau, Pantai Pulau Punai, Pantai Pulau Pandan, Pantai
Batu Belida, Pantai Batu Buyung, Pantai Batu Lalang, Kepulauan
Ayermasin, Pelabuhan Laut Dendang, Tanjung Punai, dan Batu Lalang
serta Kawasan Wisata Hutan di Kawasan Gunung Bulong di Desa
Kelubi.
b. Kawasan Pariwisata Budaya
Rencana peruntukan kawasan pariwisata budaya di Kabupaten
Belitung Timur adalah: kawasan wisata Sastra Laskar Pelangi di
Kecamatan Gantung, kawasan pariwisata Situs Bersejarah di Desa Batu
Penyu Kecamatan Gantung, kawasan wisata bangunan bersejarah
peninggalan Belanda di Desa Lenggang Kecamatan Gantung, dan kawasan
pariwisata Ziarah Kuil Kwan Im di Desa Batu Penyu Kecamatan Gantung
serta wisata ziarah Makam Keramat KA. Loeso di Desa Batu Penyu
Kecamatan Gantung.c. Kawasan Pariwisata Buatan
Rencana kawasan peruntukan pariwisata buatan di Kabupaten
Belitung Timur yaitu pengembangan obyek wisata di kawasan sirkuit
Pulau Dapor di Desa Selinsing Kecamatan Gantung.d. Kawasan
Peruntukan Industri
Arahan lokasi pengembangan industri di Kabupaten Belitung Timur
adalah sebagai berikut:
a. Kecamatan Kelapa Kampit
Kawasan Industri Terpadu (KIAK) di Desa Air Kelik
Kawasan Oil Refinery di Desa Mayang
Pelabuhan Teluk Asam di Desa Air Kelik
b. Kecamatan Damar
Kawasan Industri Terpadu (KIAK) di Desa Mempaya
Pelabuhan Teluk Asam di Desa Mempaya
7. Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya yang dimaksud adalah kawasan
pertahanan dan keamanan negara yaitu kawasan latihan militer.
Kawasan latihan militer berada di Kawasan AWR (Air Weapon Range)
TNI AU yang berada di Desa Buding Kecamatan Kelapa Kampit. Adapun
rencana kawasan latihan militer di Kabupaten Belitung Timur seluas
309 hektar.
2.6.3 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Belitung Timur Tahun
2012-2032Kawasan strategis dalam hal ini dimaksudkan sebagai
kawasan yang mendapatkan peran dan fungsi khusus untuk mendukung
pembangunan Kabupaten Belitung Timur. Beberapa kawasan strategis
berdasarkan visi dan misi Kabupaten Belitung Timur yaitu seperti
pada tabel di bawah ini:Tabel 2. 16Kriteria dan Penetapan Kawasan
Strategis Kabupaten Belitung Timur
No.Klasifikasi Kawasan StrategisPenetapan Kawasan
StrategisSebaran Lokasi
1.Kawasan Strategis berdasarkan kepentingan pertumbuhan
ekonomi.Pelabuhan:
1. Pelabuhan Terpadu Teluk Asam
2. Pelabuhan ASDP Manggar-Kepang
3. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)1. Desa Air Kelik Kecamatan
Kelapa Kampit/Damar
2. Desa Baru Kecamatan Manggar
3. Desa Baru Kecamatan Manggar
Kawasan Pariwisata:
Kawasan Wisata Terpadu sepanjang pantai Nyiur Melambai - Burung
Mandi
Kawasan pengembangan hatchery perikanan laut dan wisata bahari
Sepanjang Pantai Kecamatan Damar dan Manggar
Teluk Sembulu Desa Lilangan Kecamatan Gantung
Kawasan Industri:
Kawasan Industri Air Kelik (KIAK
Kawasan Pengembangan Oil Refinery Desa Air Kelik Kecamatan
Kelapa Kampit
Desa Mayang Kecamatan Kelapa Kampit
Kawasan Kota Terpadu MandiriDesa Gantung dan Selinsing Kecamatan
Gantung
Kawasan Pengembangan Energi PLTUDesa Mempaya Kecamatan Damar
2.Kawasan Strategis berdasarkan kepentingan sosial
budaya.Kawasan Permukiman PantaiDesa Tanjung Kelumpang dan Dukong
Pesisir Pantai Kecamatan Simpang Pesak
Kawasan Pelestarian Budaya Gunung Samak dan Gosong CinaDesa
Lalang Kecamatan Manggar dan Desa Jangkar Asam Kecamatan
Gantung
Kawasan Desa Wisata Laskar PelangiDesa Lenggang Kecamatan
Gantung
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2012-2032Gambar 2.10
Peta Penggunaan Lahan Di Kabupaten Belitung Timur
Gambar 2.11 Peta Struktur Ruang Kabupaten Belitung TimurGambar
2.12 Peta Pola Ruang Kabupaten Belitung Timur
Gambar 2.11 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Belitung Timur
LEGISLATIF
BUPATI BELITUNG TIMUR
WAKIL BUPATI
BELITUNG TIMUR
SEKRETARIS DAERAH
KANTOR
DINAS
BADAN
Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Belitung Timur | 29