Top Banner
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Antenatal Care Pengertian Ante Natal Care (ANC) Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kal nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik maupun mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine
56

BAB II Fitri

Dec 24, 2015

Download

Documents

zcxz
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II Fitri

BAB II

TINJAUAN TEORI

1.1. Antenatal Care

Pengertian Ante Natal Care (ANC)

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu

menghadapi persalinan, kal nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya

kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan

pemeriksaan ibu hamil baik fisik maupun mental serta menyelamatkan ibu

dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka

post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan

atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC),

petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui

anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan

intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).

Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu

hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan

kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan

memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.

Tujuan Antenatal Care (ANC)

o Tujuan Umum

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

Page 2: BAB II Fitri

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu

dan bayi.

3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

Eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk

menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan

nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Menurut Muchtar (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan

seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam

kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

o Tujuan Khusus

1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini

mungkin.

2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak

3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga

berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah

menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan

ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan

mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Page 3: BAB II Fitri

o Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu

dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :

sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali

kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan

dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua

kali kunjungan (Saifuddin, 2005).

o Pemeriksaan Kehamilan

Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke

tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali :

1. Trismester I : 1 kali

2. Trismester II : 1 kali

3. Trismester III : 2 kali

Pelayanan Antenatal

1. Konsep Pemeriksaan Antenatal

Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal

dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan :

a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB,

kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang.

b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus

kebidanan.

c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa

d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)

e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku

sehari- hari, perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko,

pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan

Page 4: BAB II Fitri

oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan

pemeriksaan kehamilan ulang.

2. Kunjungan Ibu Hamil

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah

kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan

antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah

kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan

kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di

rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang

dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :

a. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)

Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas

kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan

trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.

b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas

kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan

pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal

sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan

distribusi kontak sebagai berikut :

a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu

b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu

c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.

Page 5: BAB II Fitri

3. Jadwal pemeriksaan

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan

berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas :

a. Kunjungan Pertama (K1)

Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat

kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan

kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi.

b. Kunjungan Keempat (K4)

Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan

pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan laboratorium

bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat

penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan

rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan). Menurut Muchtar (2005),

jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :

a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid

terlambat satu bulan

b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan c. Periksa ulang 2

kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan

c. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan e. Periksa

khusus bila ada keluhan atau masalah

4. Pelaksana Pelayanan Antenatal

Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas,

bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah

dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).

Page 6: BAB II Fitri

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Menurut Supriyanto (1998), bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan

adalah penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi

pelayanan kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya

yang diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati

penyakit serta memulihkan kesehatan per orangan, kelompok, keluarga, dan

ataupun masyarakat (Azwar, 2002).

Pemanfaatan pelayanan kesehatan sangat erat kaitannya dengan waktu,

kapan kita memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektivitas

pelayanan tersebut.

Menurut Arrow yang dikutip Tjiptoherijanto (1994), hubungan antara

keinginan sehat dan permintaan akan pelayanan kesehatan hanya kelihatannya aja

sederhana, tetapi sebenarnya sangat kompleks. Penyebab utama adalah karena

persoalan kesenjangan informasi. Adanya keinginan sehat menjadi

konsumsi perawatan kesehatan melibatkan berbagai informasi, yaitu aspek yang

menyangkut kesehatan saat ini, informasi tentang status kesehatan yang membaik,

informasi tentang jenis perawatan yang tersedia, serta tentang efektivitas

pelayanan kesehatan tersebut. Dari informasi inilah masyarakat kemudian

terpengaruh untuk melakukan permintaan dan penggunaan (utilisasi) terhadap

suatu pelayanan kesehatan.

Menurut Andersen (1968), ada delapan faktor yang memengaruhi

pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu: faktor demografi, (jumlah, penyebaran,

kepadatan, pertumbuhan, struktur umur, dan rasio jenis kelamin), tingkat

pendapatan, faktor sosial budaya (tingkat pendidikan dan status kesehatan)

aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan, produktifitas dan teknologi kesehatan.

Menurut Departement Of health aducation and welfare, USA (1997) dalam

Azwar (2002) faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan yaitu, (1)

Page 7: BAB II Fitri

faktor sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan: tipe organisasi,

kelengkapan program kesehatan, tersedianya tenaga pelayanan kesehatan

dengan masyarakat dengan adanya asuransi kesehatan serta adanya faktor

kesehatan lainnya, (2) faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan

kesehatan: faktor sosio demografi (umur, jenis kelamin, status kesehatan, besar

keluarga) faktor sosial psikologis (sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan

pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan kesehatan dan tabiat terhadap

pelaksana pelayanan kesehatan sebelumnya), faktor status sosial ekonomi

(meliputi: pendidikan, pekerjaan, pendapatan/penghasilan), dapat digunakan

pelayanan kesehatan yang meliputi jarak antar rumah dengan tempat pelayanan

kesehatan, variabel yang menyangkut kebutuhan (mobilitas, gejala penyakit

yang dirasakan oleh yang bersangkutan dan lain sebagainya).

Elemen Pokok Pelayanan Kesehatan

Menurut Mayer (1996), mengemukakan bahwa dalam pelayanan kesehatan

yang baik terdapat 4 (empat) elemen pokok yaitu aksesibilitas, kualitas,

kesinambungan dan efisiensi dari pelayanan.

1. Aksesibilitas Pelayanan

Pelayanan harus dapat digunakan oleh individu-individu pada tempat dan waktu

yang ia butuhkan. Pengguna pelayanan harus mempunyai akses terhadap berbagai

jenis pelayanan, peralatan, obat-obatan dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan

pasien.

2. Kualitas

Suatu pelayanan yang berkualitas tinggi, mengimplementasikan pengetahuan dan

tehnik paling mutakhir dengan tujuan untuk memperoleh efek yang paling baik.

Kualitas pelayanan berhubungan dengan kompetensi profesional dan provider.

Page 8: BAB II Fitri

3. Kesinambungan

Pelayanan kesehatan yang baik, disamping mempunyai akses dan kualitas yang

baik juga harus memiliki kesinambungan pelayanan, berarti proses pelayanan

harus memperlakukan pasien sebagai manusia secara utuh melalui kontak yang

terus menerus antara individu dengan provider.

4. Efisiensi

Elemen pokok lain dari pelayanan kesehatan yang bermutu adalah efesiensi yang

menyangkut aspek ekonomi dan pembiayaan pelayanan kesehatan baik bagi

pasien, provider maupun bagi organisasi/institusi penyelenggaraan pelayanan.

Faktor kebutuhan dalam pemanfaatan Antenatal Care (ANC) adalah

sebagai berikut :

1. Penyakit yang diderita

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun

terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun

nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Penyakit

yang diderita ibu baik sejak sebelum hamil ataupun sesudah kehamilan, seperti :

penyakit paru, penyakit jantung sianotik, penyakit ginjal dan hipertensi, penyakit

kelenjar endokrin (gondok, diabetes mellitus dan penyakit hati), penyakit infeksi

(virus dan bakteri parasit), kelainan darah ibu-janin ataupun keracunan obat dan

bahan-bahan toksis, juga merupakan penyabab yang mengakibatkan terjadinya

gangguan dan penyulit pada kehamilan. Disamping itu, kehamilan sendiri dapat

menyebabkan terjadinya penyakit pada ibu hamil. Penyakit yang tergolong

dalam kelompok ini antara lain :

Page 9: BAB II Fitri

toksemia gravidarum (keracunan hamil), perdarahan hamil tua yang

disebabkan karena plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) dan solusio

plasenta (plasenta terlepas sebelum anak lahir). Penyebab kematian ibu bersalin di

Indonesia masih di dominasi oleh perdarahan, infeksi dan toksemia gravidarum.

Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam

perjalanan kehamilan dan persalinannya.

2. Kehamilan Masa Lalu

Riwayat kehamilan masa lalu yang pernah diderita seperti normal dan

tidak normal akan memengaruhi kehamilan berikutnya atau menjadi faktor risiko

yang mungkin ada pada ibu. Ibu yang mengalami masalah pada kehamilan

sebelumnya akan lebih memeriksakan kehamilan. Pemeriksaan antenatal care

memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya

2.2 Tanda Bahaya Trimester III

Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 %

kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan

patologis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan

dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-

angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya

terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan

ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyulit

penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai

upaya maksimal untuk mencegah ganggua n yang berat baik terhadap kehamilan

dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya, diantaranya perdarahan,

preeklamsi, nyeri hebat di daerah abdominopelvikum.

Page 10: BAB II Fitri

Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 – 42 minggu)

1. Perdarahan Pervaginam

Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan (28%). Pada

akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak

disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa

adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu segmen bawah

rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain

adalah solusio plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknya normal, terlepas dari

perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.

2. Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan ketidaknyamanan yang

normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit

kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit

kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala

yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).

3. Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat,

sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi

sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan

gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-

eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah

perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-

bintik (spot), berkunang- kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia

merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada

eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di

korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes,

2003).

4. Bengkak di muka atau tangan

Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya

muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi.

Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan

tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini

bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.

Page 11: BAB II Fitri

5. Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa

Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan

gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa

dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda

kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih

awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali

dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum

dengan baik (Pusdiknakes, 2003).

6. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)

Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah pada kehamilan

aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban

sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda

persalinan ini disebut ketuban pecah dini.

Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam

rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban

pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan

kematian ibu atau janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita, 2010).

7. Kejang

Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi (24%). Pada umumnya

kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit

kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin

kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala

dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212)

8. Selaput kelopak mata pucat

Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan

keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan

oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.

Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas,

BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram) (Saifuddin, 2002).

9. Demam Tinggi

Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu masalah.

Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun

2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan

Page 12: BAB II Fitri

istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002,

p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya

mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan

timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan

gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas

(Pusdiknakes, 2003).

1.2. Ketidak Nyamanan Trimester III

Adapun ketidaknyaman-ketidaknyaman yang bisa terjadi pada ibu hamil trimester III, adalah:

1. Konstipasi atau Sembelit

Konstipasi atau Sembelit selama kehamilan terjadi karena: Peningkatan hormone progesterone

yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi

karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan daerah perut, dan

penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena tablet besi (iron) yang diberikan oleh

dokter/ bidan pada ibu hamil biasanya menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga

menyebabkan warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu

dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena pengaruh zat besi ini adalah

normal. Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah:

1. Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari.

2. Makanlah makanan yang berserat tinggi seerti sayuran dan buah-buahan.

3. Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti berjalan (Jogging).

4. Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap terjadi setelah

menjalankan cara-cara no. a sampai c diatas b.

2. Edema atau pembengkakan

Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada

ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang

membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena kava

inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik

Page 13: BAB II Fitri

vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang

menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan

dengan perbedaan edema karena preeklamsia/eklamsia. Adapun cara penangaannya adalah

sebagi berikut:.

1. Hindari menggunakan pakaian ketat

2. Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari

3. Posisi menghadap kesamping saat berbaring

4. Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan

vena-vena panggul.

3. Insomnia

Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan trimester III. Pada trimester

III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing (dibahas pada sub bahasan sebelumnya

yaitu sering buang air kecil/nokturia), gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman

yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu.

Bebearapa cara untuk mengurangi gangguan insomnia, yaitu:

1. Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol

Menghindari merokok dan mengkonsumsi alcohol pada saat hamil. Selain membahayakan

janin, rokok dan alkohol juga membuat ibu hamil sulit tidur.

2. Ibu hamil diharapkan menghindari kafein. Menghindari kafein dapat membuat seseorang

susah tidur dan membuat jantung berdebar. Selain, selain terdapat pada kopi, kafein juga

terdapat pada teh soda, dan cokelat.

3. Sejukkan kamar tidur. Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum tidur.

Melakukan latihan fisik atau berolahraga ringan selama hamil memang sangat baik untuk

menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan sampai karena berolahraga, jangan

sampai tubuh ibu tidak sempat untuk beristirahat cukup setelah berolahraga.

4. Usahakan tidur sebentar di siang hari. Tidur di siang hari dapat membantu ibu mengusir

rasa lelah.

Sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai 60 menit saja. Jika ibu terlalu lama

tudursiang, bisa jadi ibu tidak dapat tidur di malam hari.

Page 14: BAB II Fitri

5. Buat jadwal yang teratur. Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu ibu untuk

tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk mempermudah tertidur,

usahakan agar ibu tenang dan rileks.

6. Biasakan miring kiri. Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri mulai trimester pertama

sampai akhir kehamilan. Posisi tidur miring ke kiri juga akan membantu darah dan nutrisi

mengalirlancar ke janin dan rahim, serta membantu ginjal untuk sedikit memperlambat

produksi urine. Membiasakan tidur dalam posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu

tidur lebih optimal ketika perut semakin membesar pada trimester III.

7. Kurangi minum pada malam hari. Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang

hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu

sering kencing pada malam hari.

8. Minum segelas susu hangat. Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil

mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat dalam susu akan

meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan

membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang membuat seseorang menjadi

mudah mengantuk.

4. Nyeri punggung bawah (Nyeri Pinggang)

Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area

lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring

pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi

wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus

yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya

maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung

ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.

Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga

gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur.

Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang. Kelemahan otot abdomen

lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk

memperoleh kembali struktur otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan

karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah

apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat

Page 15: BAB II Fitri

mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini.

Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil:

Tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun dari

bawah

Lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki yang lain saat

menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari proses setengah

jongkok.

Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:

Postur tubuh yang baik

Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban

Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat

Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan memperberat

masalah pada pusat gravitasi dan lordosis

Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen eksternal

dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic)

Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan pemanas,

mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)

Kompres es pada punggung

Pijatan/ usapan pada punggung

Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal dibawah

punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.

5. Kegerahan

Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penyuluhan zat-zat gizi yang dibutuhkan

untuk tumbuh kembang janin dapat berjalan lancer. Kondisi ini bisa menyebabkan anda mudah

merasa kepanasan atau kegerahan. Umumnya, keluhan ini muncul saat kandungan mencapai 20

minggu atau saat aliran darah di dalam tubuh mulai meningkat.

Kegerahan disebabkan selain karena peningkatan kadar hormone progesteron yang membuat

pembuluh darah melebar dan aliran darah lebih meningkat, bisa juga disebabkan metabolisme

di tubuh yang makin meningkat makin tinggi laju metabolisme, makan banyak pula kalori atau

energy panas yang dihasilkan atau dilepaskan. Selain itu, disebabkan juga karena proses

bernapas dan berkeringat yang anda lakukan, yang antara lain berfungsi membuang kelebihan

panas di dalam tubuh ibu hamil. Janin juga mengahasilkan panas di dalam tubuhnya, tetapi

Page 16: BAB II Fitri

janin belum bisa melakukan proses berkeringat dan bernapas maka kelebihan panas di dalam

tubuh janin di buang ke melalui tubuh ibu. Itu sebabnya, semakin bertambah usia janin anda,

panas yang dikeluarkan tubuhnya juga semakin banyak. Anda pun jadi mudah kegerahan, serta

akan lebih banyak mengelurakan keringat. Cara mengatasi kegerahan yang dialami oleh ibu

hamil adalah:

Pakai baju yang longgar dan nyaman.

Pilihlah baju dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti dari bahan katun.

Jaga sirkulasi udara di dalam rumah agar tetap baik. Misalnya, dengan sering membuka

jendela atau pintu.

Hidari tempat-tempat sempit yang membuat anda merasa pengap.

Sering-seringlah berada di ruangan terbuka atau alam terbuka.\

Perbanyak minum cairan, baik air putih maupun jus buah segar untuk mengganti cairan

tubuh yang keluar dalam bentuk keringat2.

6. Sering Buang Air Kecil

Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus

karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan

frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang12. Sebab lain adalah

karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang

berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga

terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua. Cara mengurangi ketidaknyamanan

ini adalah:

Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya mencangkup sebab terjadinya

Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing

Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum saat siang hari

Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat

mengganggu tidur pada malam hari

Batasi minum kopi, teh atau soda

Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu

berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis.

7. Hemorrhoids

Page 17: BAB II Fitri

Secara khusus ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester II dan III. Hal ini sering terjadi

karena konstipasi. Sama halnya dengan varises, pembuluh darah vena didaerah anus juga

membesar. Diperparah lagi akibat tekanan kepala terhadap vena di rektum (bagian dalam anus).

Konstipasi berkontribusi dalam menimbulkan pecahnya hemorid sehingga menimbulkan

perdarahan. Untuk menghindari pecahnya pembuluh darah ini maka dianjurkan untuk

mengkonsumsi banyak serat, banyak minum, buah dan sayuran. Kurangnya klep di pembuluh-

pembuluh yang berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah. Pada kehamilan

Progesterone menyebabkan relaksasi dindiong vena dan usus besar. Pembesaran uterus dapat

meningkatkan tekanan-tekanan spesifik pada vena hemorrhoid, tekanan mengganggu sirkulasi

venous dan menyebabkan kongesti pada vena pelvic. Cara meringankan/mencegah :

Menghindari konstipasi

Menghindari ketegangan selama defekasi

Mandi air hangat/kompres hangat, air panas tidak hanya memberikan kenyamanan tapi

juga meningkatkan sirkulasi

Kompres es/ garam Epsom

Latihan kegel, untuk mengencangkan otot-otot perineal

Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikkan

8. Heart burn (panas dalam perut)

Ketidaknyamanan ini mulai terasa selama trimester kedua dan makin bertambah bersamaan

dengan tambahnya usia kehamilan, hilang saat persalinan. Heart burn istilah lain untuk

regurgitasi/refluks. Kandungan asam gastric (asam klorida dalam lambung) pada esophagus

bagian bawah oleh peristaltic balik. Keasaman menyebabkan rasa terbakar pada kerongkongan

dan tidak enak. Penyebab dari ketidaknyamanan ini , adalah :

Relaksasi cardiac spinkter lambung karena efek meningkatnya jumlah progesterone

Menurunnya motilitas saluran cerna dihasilkan dari relaksasi otot polos, yang

kemungkinan karena meningkatnya progesteron dan tekanan uterus

Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan dan ditekan oleh

pembesaran uterus

Cara meringankan

Makan porsi kecil tapi sering

Page 18: BAB II Fitri

Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/ makanan yang

berbumbu merangsang

Hindari rokok, kopi, alcohol, cokelat (mengiritasi gastric)

Hindari berbaring setelah makan

Hindari minuman selain air putih saat makan

Kunyah permen karet

Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang baik

Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini , juga dapat dilakukan terapi, yaitu :

Gunakan antacid dengan kandungan sodium rendah (kombinasi hidroxida alumunium

dan magnesium)

Hindari kalsium karena dapat menimbulkan hiperaciditas (peningkatan asam dalam

lambung)

Hindari sodium bicarbonate, bismuth salicylate

Tanda bahaya

Kehilangan berat badan/keletihan yang amat berat

Nyeri epigastrium disertai sakit kepala hebat, hipertensi dan edema patologis pada

trimester III (preeklampsia)

Nyeri perut yang hebat (abruption placenta, persalinan prematur, appendicitis)

9. Perut kembung

Ketidaknyamanan ini Terjadi pada trimester II dan III. Hal ini berawal dari Motilitas

gastrointestinal menurun, menyebabkab terjadinya perlambatan waktu pengosongan

menimbulkan efek peningkatan progesterone pada relaksasi otot polos dan penekanan uterus

pada usus besar. Cara meringankan ketidaknyamanan ini, yaitu :

Hindari makanan yang mengandung gas

Mengunyah makanan secara sempurna

Pertahankan kebiasaan BAB yang teratur

Posisi knee chest (posisi seperti sujud tapi dada ditempelkan ke lantai) hal ini dapat

membantu ketidaknyamanan dari gas yang tidak keluar

Page 19: BAB II Fitri

10. Sakit kepala

Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi otot/spasme otot (leher, bahu dan

penegangan pada kepala), serta keletihan. Selain itu, Tegangan mata sekunder terhadap

perubahan okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah.

Cara meringankan :

Teknik relaksasi

Memassase leher dan otot bahu

Penggunaan kompres panas/es pada leher

Istirahat

Mandi air hangat

Gunakan paracetamol

Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik

Tanda bahaya :

Bila bertambah berat atau berlanjut

Jika disertai dengan hipertensi dan proteinuria (preeklampsi)

Jika ada migraine

Penglihatan berkurang atau kabur

11. Susah bernafas

Pada kehamilan 33-36 banyak ibu hamil akan merasa susah bernafas hal ini karena tekanan

bayi yang berada dibawa diafragma menekan paru ibu. Sering dikeluhkan berupa sesak

nafas,akibat pembesaran uterus yang menghalangi pengembangan paru-paru secara maksimal.

Bumil dianjurkan untuk manarik nafas dalam dan lama. Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke

rongga panggul ini biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang pertama kali

hamil maka anda akan merasa lega dan bernafas lebih mudah . Selain itu juga rasa terbakar

didada(heart burn) biasanya juga ikut hilang. Karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi

dibawah tulang iga ibu. Cara menangulanginya adalah :

Jelaskan penyebab fisiologisnya

Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan

normal yang gterjadi

Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang

Mendorong postur tubuh yang baik , melakukan pernafasan interkostal

Page 20: BAB II Fitri

Anjurkan untuk manarik nafas dalam dan lama.

12. Kontraksi perut

Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang ringan, tidak

teratur, dan hilang bila anda duduk atau istirahat

13. Kram kaki

Ini sering terjadi pada kehamilan trimester ke 2 dan 3, dan biasanya berhubungan dengan

perubahan sirkulasi, tekanan pada saraf dikaki atau karena rendahnya kadar kalsium.

14. Keluar cairan vagina

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada awal

kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.

Tindakan :

Yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan.

Hubungi dokter anda bila cairan berbau, terasa gatal, sakit.

15. Sulit tidur

Di trimester ketiga, penyebab sulit tidur bukan perubahan hormonal, melainkan perubahan

fisik, tepatnya bobot tubuh ibu yang bertambah sekitar 10 kg bahkan lebih. Adanya

penambahan berat badan ini akan memunculkan sederet keluhan yang membuat ibu sulit tidur,

yaitu :

Punggung Pegal

Untuk mempertahankan keseimbangan tubuh, perut yang membuncit otomatis akan menarik

otot punggung lebih kencang. Tarikan inilah yang membuat ibu hamil besar sering mengeluh

pegal dan nyeri di tubuh bagian belakang, termasuk sekitar pinggang. Keluhan ini tentu saja

membuat tidur si ibu jadi tidak nyaman, bahkan susah tidur dan acapkali terbangun.

Posisi Tidur

Posisi tidur yang nyaman agak sulit didapat ibu yang sedang hamil tua. Posisi tengkurap jelas

mustahil dilakukan, sementara posisi terlentang akan membuat napasnya sesak. Satu-satunya

posisi yang memungkinkan adalah miring. Namun bila posisi ini terus-menerus dilakukan

sangat mungkin akan membuat si ibu cepat bosan. Soal posisi ini juga umumnya dikeluhkan

sebagai penyebab ibu hamil tua sulit tidur.

Dihantui kecemasan

Page 21: BAB II Fitri

Menjelang persalinan, ibu hamil umumnya dihantui berbagai kecemasan, semisal takut

persalinannya bermasalah, khawatir bayinya lahir cacat maupun cemas membayangkan rasa

sakit saat bersalin. Aneka kecemasan inilah yang akhirnya membuat si ibu jadi sulit tidur.

Sering buang air kecil

Keluhan yang juga sering muncul di trimester 3 adalah seringnya buang air kecil (BAK). Janin

yang sudah sedemikian membesar menekan kandung kemih ibu. Akibatnya, kapasitas kandung

kemih jadi terbatas sehingga ibu sebentar-sebentar ingin BAK. Dorongan untuk bolak-balik ke

kamar mandi inilah yang mau tidak mau akan mengganggu kenyenyakan tidur si ibu. Untuk

mengatasinya, disarankan agar 2-3 jam sebelum tidur tidak minum. Selain itu, kosongkan

kandung kemih sesaat sebelum berangkat tidur. Namun agar kebutuhan air pada ibu hamil tetap

terpenuhi, sebaiknya minumlah lebih banyak di siang hari.

Gangguan psikis

Kondisi psikis yang labil di trimester ini biasanya disebabkan oleh aneka ketidaknyamanan.

Antara lain karena tubuh yang dulu langsing kini terus membesar. Diakui atau tidak,

ketidaknyamanan ini jelas dapat menurunkan rasa percaya diri ibu. Apalagi di trimester akhir,

ibu hamil tak lagi bisa leluasa bergerak. Kondisi psikis yang labil ini jika tidak segera dibenahi

besar kemungkinan akan berpengaruh pada kenyenyakan tidur ibu hamil.

Cara mengatasi ketidaknyamanan tersebut, adalah :

Relaks

Yakinlah kalau kehamilan merupakan sebuah anugerah dan tidak semua perempuan mendapat

kesempatan memperoleh anugerah istimewa itu. Jadi, jalani kehamilan dengan relaks dan

penuh syukur. Biarkan tubuh berubah sesuai tuntutan kehamilan itu sendiri. Tak perlu takut

tubuh melar, toh bisa diakali dengan menyesuaikan penampilan. Misalnya, dengan baju-baju

hamil yang mengikuti mode dan nyaman saat dipakai. Sikap relaks membuat segalanya terasa

lebih ringan sehingga ibu bisa tidur lebih nyenyak.

Berdasarkan penelitian, mendengarkan alunan musik favorit terbukti amat membantu kondisi

ibu lebih tenang dan nyaman. Nah, agar manfaatnya bisa dirasakan maksimal, saat ini

dikembangkan terapi musik yang bisa ditemukan di klinik atau rumah sakit. Namun ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya jenis musik yang cocok, intensitas dan

Page 22: BAB II Fitri

suasana. Melalui terapi ini, perasaan dan pikiran ibu hamil akan digiring untuk lebih tenang

hingga ia bisa lebih relaks menjalani kehamilannya dan mudah tidur.

Selain bertujuan mengajarkan kepada ibu apa yang harus dilakukan kelak saat persalinan,

senam hamil juga bermanfaat mengendurkan otot-otot tubuh yang kaku. Pengaturan napas dan

gerakan-gerakan senam hamil akan membantu mengurangi keluhan rasa pegal, kaku dan ngilu,

sehingga akhirnya membuat kondisi ibu jadi lebih relaks dan dapat tidur lebih nyenyak.

Yoga menjadi pilihan yang sama baiknya untuk ibu hamil. Olahnapas yoga membuat otot-otot

lebih relaks, pikiran lebih tenang, tubuh lebih bugar, dan meningkatkan kemampuan

berkonsentrasi yang semuanya berpengaruh terhadap kenyenyakan tidur.

Minta bantuan ahli

Kehamilan dengan gangguan akan dirasakan sebagai beban yang teramat berat. Contohnya, ibu

mengalami hiperemesis gravidarum atau mual muntah berlebihan yang membuatnya merasa

tertekan. Gangguan di trimester pertama ini bisa saja merembet pada kesulitan tidur. Bila dirasa

kelewat membebani, konsultasikan pada ahlinya agar masalah ini segera terselesaikan.

Tidur miring ke kiri/kanan

Posisi tidur yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah posisi tidur miring ke kiri. Posisi ini

diyakini dapat mencegah varises, sesak napas, bengkak pada kaki, sekaligus mampu

memperlancar sirkulasi darah sebagai asupan penting bagi pertumbuhan janin. Khusus untuk

kehamilan trimester tiga, jangan lupa cermati juga hasil USG. Bila terlihat posisi punggung

janin berada di belahan kanan maka posisi tidur ibu sebaiknya miring ke kanan. Kalau ibu

bertahan tetap pada posisi miring ke kiri, janin seolah-olah jatuh tertelungkup. Akibatnya, si

kecil akan terus-menerus meronta dan membuat tidur ibu terganggu.

Gunakan bantal pengganjal

Bila ingin lebih relaks cobalah ganjal kaki dengan bantal, dari paha hingga tumit. Ambil posisi

miring terlebih dahulu, lalu ganjal kaki mulai tumit hingga betis dengan dua bantal dan dari

lutut hingga pangkal paha dengan 1 bantal. Tidur dengan posisi ini memungkinkan ibu hamil

merasa lebih nyaman karena seluruh bagian kakinya memiliki penahan. Namun agar saat

tertidur, tubuh tidak balik terlentang, ganjal pula bagian belakang tubuh dengan bantal atau

guling.

Menjaga asupan gizi

Akibat gangguan mual-muntah, di trimester pertama ibu hamil umumnya sulit makan sehingga

asupan gizinya berkurang. Untuk menutup kekurangan tersebut, ibu hamil tetap harus berusaha

Page 23: BAB II Fitri

memenuhi kebutuhan nutrisi. Kecukupan nutrisi mampu membuat tubuh lebih bugar sehingga

tidur pun tak jadi jadi masalah.

Tak hanya di trimester pertama, di trimester akhir pun asupan gizi yang cukup dan seimbang

harus terus dijaga. Kondisi ibu yang lebih bugar pastilah akan membuat tidur ibu jauh lebih

nyaman. Ibu pun lebih kuat menghadapi beban yang pasti jauh lebih berat di hari persalinan.

16. Dispareunia (rasa sakit pada saat berhubungan seksual)

Ketidaknyamanan ini terjadi selama kehamilan. Akibat pembesaran uterus, hal ini

menyebabkan penurunan sirkulasi, pelvic/vagina kongesti. Sedangkan masalah fisik mungkin

disebabkan oleh pembesaran abdomen/masuknya bagian terbawah janin ke dalam pelvic.

Faktor psikologis dari hubungan seksual ini yaitu miskonsepsi dan takut menyakiti janin.

Cara mengurangi ketidaknyamanan ini, yaitu :

Perubahan posisi, hal ini akan meredakan masalah yang disebabkan oleh pembesaran

abdomen/rasa sakit dari penetrasi yang dalam

Diskusi miskonsepsi dan ketakutan, agar wanita tidak khawatir berlebihan

Kedua pasangan sebaiknya membuka informasi pada cara alternative untuk kepuasan

seksual masing-masing

17. Nyeri dan sakit

Akibat lain dari pembesaran raim adalah nyeri di bagian perut, selangkangan dan paha.

Tekanan kepala bayi, penambahan BB, dan longgarnya sendi akibat hormon juga dapat

menyebabkan sakit pinggang dan rulang2 panggul.

18. Keputihan

Ini merupakan ketidaknyaman yang terjadi pada ibu hamil Trimester pertama hingga ketiga,

bahkan pada wanita yang tidak hamil pun mengalami keputihan ini. Cara mengatasi

ketidaknyamanan ini, yaitu :

Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari

Memakai pakaian dalam dari bahan katun yang mudah menyerap

Tingkatkan daya tahan tubuh dengan buah dan sayur

19. Nyeri ligamentum rotundum

Ketidaknyamanan ini terjadi pada Trimester kedua dan ketiga. Cara mengatasinya, yaitu :

Page 24: BAB II Fitri

* Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri

* Tekuk lutut ke arah abdomen

* Mandi air hangat

* Gunakan banatalan pemanas pada area yang sakit hanay jika tidak terkena kontra indikasi

* Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan diantara lutut

sewaktu dalam posisi berbaring miring

20. Pusing atau sincope

Ini biasa terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Cara mengatasi ketidaknyamanan ini adalah :

Bangun secara perlahan dari posisi istirahat

Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak

Hindari berbaring dalam posisi terlentang

21. Varises pada kaki

Ketidaknyamanan ini terjadi pada Trimester kedua dan ketiga. Akibat tekanan pembuluh vena

besar yang terletak dibelakang uterus, darah balik dari tubuh bagian bawah terhambat dan

menyebabkan peningkatn tekanan pembuluh vena, akibatnya muncul varises. Vena membesar

dan terasa nyeri. Lokasi tersering munculnya adalah betis, paha dan vagina. Sehingga

dianjurkan untuk jangan berdiri lama, berbaringlah dengan posisi miring atau duduk dengan

kaki ditinggikan.

Cara mengatasinya , yaitu :

Tinggikan kaki sewaktu berbaring

Jaga agar kaki tidak bersilang

Hindari berdiri atau duduk terlalu lama

1.3. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil

Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi untuk setiap

wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan , ibu perlu

pertambahan berat badannya karena membawa si calon bayi yang tumbuh dan berkembang

dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses menyusui. Jadi, ibu hamil tidak perlu

Page 25: BAB II Fitri

kwatir bila badannya menjadi besar, tetapi sebaliknya mulai merencanakan dan melakukan

apa yang terbaik dan sehat bagi kehamilan (suririnah, 2008: 51).

Kenaikan berat badan setiap wanita hamil berbeda, tergantung dari tinggi badan dan

berat badanya sebelum kehamilan, ukuran bayi dan plasenta, dan kualitas diet makan

sebelum dan selama kehamilan. Berdasarkan dari perhitungan BMI (body mass index),

peningkatan berat badan selama kehamilan tergantung dari berat badan sebelum hamil.

Perhitungan BMI menggunakan ukuran berat badan dan tinggi badan untuk memperkirakan

jumlah total lemak dalam tubuh. dengan BMI juga dapat dipakai untuk menilai adanya

risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainya secara umum.

BMI =Berat badan sebelum kehamilan (kg)

Tinggi badan (m) × tinggi badan (m)

Misalnya: berat badan sebelum kehamilan = 50 kg, tinggi badan = 1,6 m.

Maka perhitungan BMI =

=

50

1,6× 1,6

50 = 19,532,56

Page 26: BAB II Fitri

Nilai BMI Penilaian berat badanTotal peningkatan berat badan

yang diharapkan selamakehamilan

> 30 Obesitas – kegemukan 6 - 9 kg25-29,9 Berat badan berlebihan 6 - 11 kg18,5-24,9 Berat badan Ideal 11- 15 kg

< 18,5Berat badan kurang 12 – 18 kg

Menilai berat badan sebelum hamil sangat penting dari segi kesehatan bagi

ibu dan bayi. Jika ibu hamil dengan berat badan yang berlebihan sebelum

kehamilan, maka pertambahan yang dianjurkan harus lebih kecil dari pada ibu

hamil dengan berat badan ideal. Ibu hamil yang mempunyai peningkatan berat

badan yang terlalu berlebihan akan beresiko terjadinya komplikasi kehamilan

seperti diabetes gestasional (kenaikan kadar gula darah karena adanya proses

kehamilan) atau terjadinya preeklampsia ( keracunan kehamilan di mana terjadi

peningkatan tekanan darah). Selain itu, penimbunan lemak tubuh yang berlebihan

akan membuat berat badan sulit turun setelah melahirkan nantinya.

Demikian juga sebaliknya, wanita yang berat badanya kurang sebelum

hamil , maka ketika ia hamil perlu menambah berat badan lebih banyak dari pada

ibu dengan berat badan ideal. Asupan gizi yang berkurang, akan menghambat

pertumbuhan janin dalam kandungan seperti BBLR dan gangguan kehamilan lainya.

Kenaikan berat badan selama masa kehamilan tergantung dari berat badan saat

sebelum kehamilan.Yang terbaik dilakukan adalah bila berniat untuk hamil,

sebaiknya mempersiapkan berat badan ideal dahulu sebelum hamil, sehingga

tubuh akan menyimpan semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh selama

Page 27: BAB II Fitri

kehamilan secara seimbang, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan

mineral dalam jumlah yang seimbang.

Dalam hal ini Suririnah (2008: 53). Berpendapat bila berat badan berlebih

sebelum hamil bukan berarti harus berdiet makan secara ketat karena akan

berbahaya dan memengaruhi asupan gizi yangdiperlukan bayi anda. Sebaliknya,

bila berat badan kurang tidak berarti makan secara berlebihan juga.

Pertambahan berat badan yang dianjurkan bagi kehamilan yang normal

adalah sekitar 10-15 kg. Berat badan yang kurang atau jauh melebihi normal akan

mengancam perkembangan bayi dan dan mempersulit kehamilan serta proses

persalinan (Macdougall, 2003: 18).

Kecepatan pertambahan berat badan pada wanita hamil berbeda-beda.

Selama triwulan pertama biasanya hanya 1-2 kg. dalam triwulan kedua biasanya

bertambah sekitar 6 kg dan alam triwulan terakhir sekitar 5 kg. Angka-anka ini

hanya perkiraan belaka, karena tentu saja pola pertambahan berat badan bersifat

sangat individual (Macdougall, 2003: 18).

Pada minggu ke-6 masa kehamilan, Anda akan melihat pertambahan berat

badan sejak minggu ke-12, sedangkan peninggian tercepat terjadi antara minggu

ke-20 dan 30. Setelah minggu ke-36. Berat badan diakhir kehamilan dapat

bertambah bila memiliki kecendrungan meretensi cairan (Macdougall, 2003: 18).

Kecepatan pertambahan berat badan yang direkomendasikan mencapai 1

sampai 2 kg selama trimester pertama dan kemudian 0,4 kg perminggu untuk

Page 28: BAB II Fitri

wanita yang memiliki berat standar terhadap tinggi badan (BMI 19,8 sampai 26).

Peningkatan berat progresif secara bertahap pada dua trimester terakhir umumnya

merupakan peningkatan jariangan lemak dan jaringan tidak lemak. Selama

trimester kedua, peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan pada trimester

ketiga, kebanyakan pertumbuhan janin. Berat badan harus dikaji pada setiap

kunjungan prenatal dan ditulis digrafik peningkatan berat untuk memantau

kemajuan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat dicapai. Variasi laju ini

(misalnya, kurang dari 0,5 kg per bulan pada wanita yang gemuk atau kurang dari

1 kg per bulan dalam dua semester terakhir pada wanita dengan berat normal)

dapat mengindikasikan diperlukan intervensi. Penyebab deviasi laju peningkatan

berat yang diharapkan ini kemungkinan antara lain pengukuran atau pencatatan

yang keliru, berat pakaian yang dikenakan berbeda, jam saat ditimbang berbeda

dan akumulasi cairan, serta asupan makanan yang tidak adekuat atau berlebihan.

Peningkatan berat yang mencolok kemungkinan disebabkan oleh retensi cairan

yang berlebihan. Peningkatan lebih dari 3 kg per bulan, khususnya setelah minggu

ke-20 gestasi, dapat mengindikasikan masalah yang serius, seperti hipertensi

akibat kehamilan.

Kehamilan bukanlah saat untuk melakukan diet. Bagi wanita yang ramping

dan sangat memperhatikan bentuk tubuh (BMI < 19,8), peningkatan berat badan

merupakan masalah besar. Plasenta ibu,yang tidak mendapat makanan yang

Page 29: BAB II Fitri

adekuat, seringkali berisi lebih sedikit sel yang diukurnya lebih kecil dan kurang

mampu menyintesis nutrien yang dibutuhkan janin.

Ibu harus diberi penjelasan tentang efek nutrisi tidak adekuat pada

perkembangan janin. Konseling ini harus mencakup informasi tentang komponen

peningkatan badan yang direkomendasikan dan seberapa banyak peningkatan ini

akan hilang saat melahirkan. Penjelasan tentang cara menurunkan berat pada masa

pascapartum, membantu meradakan rasa cemas pada ibu.

Secara ideal, wanita yang mengalami obesitas berlebihan (BMI > 29) harus

menjalani program penurunan berat sebelum konsepsi. Namun, semua wanita

perlu mengalami peningkatan berat selama hamil. Peningkatan berat sekurang-

kurangnya harus sama dengan berat produk konsepsi (janin, plasenta, cairan

amnion). Kualitas peningkatan berat ini harus ditekankan pada makanan kaya

nutrient dan upaya menghindari makanan tidak berkalori (Bobak, et al, 2004: 205).

Kenaikan berat badan semasa kehamilan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain:

1. Cairan ketuban

Puncak volume air ketuban biasanya pada usia kehamilan 36-38 minggu.

Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya di bawah 500 cc. Kekurangan

(oligohidramion) atau kelebihan cairan ketuban (polihidramion) dapat dijadikan

indikator terjadinya sesuatu pada janinnya; apakah karena saluran cerna, kelainan

Page 30: BAB II Fitri

tulang belakang dan lainnya. Adanya ketidak normalan air ketuban ini baru

terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu atau sekitar 5 bulan.

2. Pembesaran organ-organ

Ukuran Ketebalan dinding rahim normal 1,25 cm, panjangnya 7,5 cm

dengan lebar 5 cm, berat sekitar 50-80 gram. Sementara itu rahim ibu hamil

ketebalan dindingnya sekitar 1,5 cm, berat 900-1000 gram, panjangnya 35 cm.

3. Peningkatan jumlah cairan tubuh

Air merupakan komponen utama peningkatan berat badan selama

kehamilan. Jumlah air yang teretensi pada kehamilan aterm (cukup bulan) dapat

mencapai sekitar 6,5 liter. Setelah persalinan (nifas) akan terjadi penurunan berat

badan sampai 2.300 gram dalam 10 hari. Penurunan berat badan ini tergantung 3

hal: jumlah cairan yang teretensi selama kehamilan, dehidrasi selama proses

persalinan, dan kehilangan darah selama proses persalinan.

4. Adanya perubahan metabolisme selama kehamilan

Terjadi peningkatan metabolisme sebesar 30% dibanding perempuan tidak

hamil, yang diperlukan untuk peprtumbuhan dan perkembangan uterus dan janin.

5. Bertambahnya volume sel darah

Mulai usia kehamilan 10 minggu, volume sel darah meningkat sampai

maksimal 30% pada usia kehamilan 30-32 minggu. Kemudian volume relatif stabil

sampai kehamilan cukup bulan (38-40 minggu) Selain itu, terjadi pula peningkatan

volume plasma (cairan darah), selama kehamilan hingga dapat mencapai

Page 31: BAB II Fitri

maksimal sekitar 40%. Total peningkatan volume plasma dapat mencapai 1,3

liter (Solahuddin, 2010: 1).

2.5 Diare pada kehamilan

A.    Pengertian

Diare adalah berak-berak yang lebih sering dari biasanya (3 x atau lebih

dalam sehari) dan berbentuk encer, bahkan dapat berupa seperti air saja, kadang-

kadang juga disertai dengan muntah, panas dan lain-lain (Widoyono, 2008).

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau

tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan, peningkatan

volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender darah, seperti lebih dari 3

kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Hidayat, Aziz Alimul, 2008).

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi

karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer

atau cair (Suriadi dan Rita Yulianni, 2006).

B.     Faktor Penyebab Diare

1 Faktor infeksi

1. Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak meliputi infeksi enternal sebagai berikut :

Infeksi bakteri : vibrio, E. Coli, Salmonella, Stigella, Campilobacter,

Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.

Infeksi Virus : Entrovirus (Virus Echo, Coxsackie, Poliomielitis).

Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides).

b. Infeksi parental ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis

media akut (OMA), tonsilitis / tonsilofaringis, bronkopneumonia, ensefalitis

dan sebagainya.

Page 32: BAB II Fitri

2. Faktor Malabsorsi

Malabsorsi karbohidrat disakarida, lemak dan protein.

3. Faktor Makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemas (Jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

C. Tanda-tanda Penyakit Diare

1. Balita biasanya rewel karena diare menyebabkan kekurangan cairan, sehingga

perlu diberi minum yang banyak.

2. Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, balita akan terlihat gelisah.

3. Diare ditandai disentriform yaitu tinja berlendir, cair dan kadang-kadang

berdarah.

4. Diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang ditandai dengan suhu

tubuh meningkat.

5. Nafsu makan menurun akibat diare harus diimbangi makan yang cukup

supaya kondisi tubuh membaik.

6. Balita biasanya akan muntah sebelum atau sesudah makan karena merupakan

gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan, infeksi

appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain yang merupakan

factor penyebab diare.

7. Dehidrasi (kekurangan cairan)

Tingkatan dehidrasi ada tiga, yaitu :

a. Dehidrasi Ringan

Muka memerah, rasa haus yang sangat, kulit hangat dan kering, tidak buang

air atau volume urine berkurang atau berwarna lebih gelap, pusing dan lemah,

Page 33: BAB II Fitri

kram pada otot kaki dan tangan, menangis dengan sedikit atau tidak ada air mata,

mengantuk, mulut dan lidah disertai berkurangnya air liur.

b.   Dehidrasi Sedang

Tekanan darah menurun, pingsan, kontraksi yang kuat pada otot lengan,

kaki, perut dan punggung, kejang, perut kembung, gagal jantung, dan ubun-ubun

cekung, denyut nadi cepat dan lemah.

c.     Dehidrasi Berat

Gejala-gejala dehidrasi ringan terlihat semakin jelas dan mengarah pada

keadaan yang lebih berat dengan tanda dan gejala sebagai berikut : Berkurangnya

kesadaran, tidak buang air kecil, tangan teraba dingin dan lembab, denyut nadi

yang semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba, tekanan darah yang menurun

hingga tidak terukur, kebiruan pada ujung kuku, mulut, dan lidah. Jika tidak

diatasi keadaan ini dapat mengancam jiwa atau kematian.

D. Akibat dari Diare

Akibat dari diare yaitu tubuh kekurangan cairan dan garam-garaman yang

sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Makin lama seseorang terkena

penyakit diare makin banyak dan cepat pula tubuh kehilangan cairan. Akibat

kekurangan cairan, kemungkinan besar akan menyebabkan kematian. Dalam istilah

kedokteran disebut dehidrasi.

E. Cara Penularan Diare

1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila

seseorang menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari

sumbernya, tercemar selama perjalanan sampai ke rumah-rumah atau tercemar

pada saat disimpan di rumah.pencemaran di rumah terjadi bila tempat

penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air

pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.

Page 34: BAB II Fitri

2. Melalui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus/bakteri

dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan

kemudian binatang tersebut hinggap di makanan, maka makanan itu dapat

menularkan diare ke orang yang memakannya.

F. Pencegahan Penyakit Diare

1. Buang air besar di jamban atau kakus yang sehat

2. Gunakan sumber air minum yang bersih

3. Makanan dan minuman yang dimasak

4. Kebersihan perorangan

Membiasakan cara hidup sehari-hari, seperti : mencuci tangan dengan sabun.

5. Menjaga kebersihan alat-alat rumah tangga

a. Biasakan mencuci alat-alat makan dan minum dengan sabun.

b. Jangan mencuci pakaian penderita ke sungai dan sumber air lainnya.

6. Makanan yang bergizi

Makanan yang bergizi bukan berarti makanan yang mahal. Supaya tidak

membosankan, penyajian makanan dapat berganti-ganti.

7. Lingkungan yang bersih dan sehat

G. Penanganan

Cara pengobatan diare di rumah :

1. Tingkatkan pemberian cairan

Pemberian ASI (Air Susu Ibu).

Pemberian susu buatan (campuran sama banyaknya dengan air masak).

Pemberian cairan lain, seperti : air teh, sop, air tajin dari pemasakan

nasi, LGG (Larutan Gula Garam), air kelapa, larutan oralit).

Page 35: BAB II Fitri

2. Teruskan makanan

Berikan makanan yang mudah dicerna, yang mengandung kalium (sari

buah, sayur).

Jangan berikan makanan yang pedas.

3. Berikan makanan yang sering.

4. Bila diare tidak dapat diatasi dengan pemberian oralit atau LGG, bahkan

tambah berat, segera bawa penderita ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat.

H. Cara membuat oralit :

1. Mencuci tangan dengan sabun sebelum membuat larutan oralit.

2. Menuangkan air matang ke dalam gelas bersih sebanyak 200 cc

3. Menuangkan gula pasir sebanyak 1 sendok teh, kemudian menambahkan

garam halus ¼ sendok teh

4. Aduk sampai larut, minumkan LGG sampai habis setiap anak buang air besar.

I. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam usaha pertolongan pertama pada balita

yang terkena diare

Pada balita yang mengalami diare biasanya disertai dengan nafsu makan

menurun dan keadaan tubuh yang lemah, sehingga keadaan demikian sangat

membahayakan balita. Maka dari itu ibu harus melakukan penanganan segera pada

diare yang sering dianggap ringgan padahal sangat membahayakan.