BAB II LANDASAN TEORITIS Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang anatomi fisiologi sistem pencernaan khususnya pada organ yang mengalami gangguan yaitu hati serta asuhan keperawatan teoritis pada klien dengan Hepatitis A. Anatomi fisiologi sistem pencernaan 1.Struktur Hati Hati terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi iga- iga.( Peache, Evelyn C, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, 2005,hlm 201) Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata- rata sekitar 1.500 gr atau 2% berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ lunak yang lentur dan tercetak oleh struktur sekitarnya, hati memiliki permukaan superior yang cembung dan 6
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang anatomi fisiologi sistem
pencernaan khususnya pada organ yang mengalami gangguan yaitu hati serta asuhan
keperawatan teoritis pada klien dengan Hepatitis
A. Anatomi fisiologi sistem pencernaan
1. Struktur Hati
Hati terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan
di bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi iga- iga.( Peache, Evelyn C,
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, 2005,hlm 201)
Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, berat rata- rata sekitar 1.500
gr atau 2% berat badan orang dewasa normal. Hati merupakan organ lunak
yang lentur dan tercetak oleh struktur sekitarnya, hati memiliki permukaan
superior yang cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma dan
sebagian kubah kiri, bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap
dari ginjal kanan, lambung, pankreas dan usus. (Price, Sylvia A, et al,2005,
hlm 472)
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur – struktur yang disebut
lobulus yang merupakan unit micoskopis dan fungsional organ. Sikap lobulus
merupakan bagan heksagonal yang terdiri atas lempeng – lempeng sel hati
6
berbentuk kubus tersusun radial mengelilingi vena sentralis yang mengalirkan
darah dari lobulus. Hati manusia memiliki maksimal 100.000 lobulus.
Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler – kapiler yang disebut sebagai
sinusoid, yang merupakan cabang vena porta dan arteria hepatika. Sejumlah
50% dari semua makrofak dalam hati adalah sel Kupffer, sehingga hati
merupakan salah satu organ penting dalam pertahanan melawan infasi bakteri
dan agen toksit. (Price, Sylvia A, et al,2005, hlm 474)
Hati mempunyai dua lobus utama yaitu lobus kanan yang dibagi
menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan dan
lobus kiri yang dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum
falsiformis.
2. Sirkulasi
Hati memiliki dua sumber suplai darah, saluran cerna dan limpa melalui
vena porta hepatika dan dari aorta melalui arteri hepatika. Sekitar sepertiga
darah yang masuk adalah darah arteri dan dua pertiganya adalah vena dari
vena porta. Volume total darah yang melewati hati setiap menitnya adalah
1.500 ml dan dialirkan melalui vena hepatika kanan dan kiri, yang selanjutnya
bermuara pada vena kava inferior.
Vena porta bersifat unik karena terletak di antara dua daerah kapiler,
yang satu terletak dalam hati dan lainnya dalam saluran cerna. Cabang-
cabang terhalus arteria hepatika juga mengalirkan darahnya ke dalam
7
sinusoid, sehingga terjadi campuran darah arteri dari arteria hepatika dan
darah vena dari vena potra
3. Fungsi Hati
Selain merupakan organ parenkim yang paling besar, hati juga
menduduki urutan pertama dalam hal jumlah, kerumitan, dan ragam fungsi.
Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan dalam hampir
setiap fungsi metabolik tubuh, dan terutama bertanggung jawab atas lebih dari
500 aktivitas berbeda.
Menurut Pearce, Evelyn C. Fungsi hati bersangkutan dengan
metabolisme tubuh, khususnya mengenai pengaruhnya atas makanan dan
darah, antara lain :
a. perantara metabolisme”, artinya ia mengubah zat makanan yang diabsorpsi
dari usus dan yang disimpan di suatu tempat di dalam tubuh, guna dibuat
sesuai untuk pemakaiannya di dalam jaringan
b. mengubah zat buangan dan bahan racun untuk mempermudah ekskresi ke
dalam empedu dan urine
c. glikogenik: menghasilkan glikogen dari konsentrasi glukosa yang diambil
dari makanan hidrat karbon. Karena hati membantu supaya kadar gula
yang normal dalam darah. Hati juga dapat mengubah asam amino menjadi
glukosa.
d. sekresi empedu.
e. pembentukan ureum.
8
f. kerja atas lemak. Hati menyiapkan lemak untuk pemecahannya terakhir
menjadi hasil akhir asam karbonat dan air.
B. Konsep Dasar Hepatitis
1. Pengertian
Hepatitis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yaitu virus
hapatitis A, virus hepatitis B, virus hepatitis C dan virus – virus lain seperti
virus hepatitis G dan virus TT. (Mansjoer, Arif, et al,2001, hlm 513)
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan
serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis adalah peradangan luas pada jaringan hati yang menyebabkan
nekrosis dan degenerasi sel (Charlene J. Reeves, et al, 2001 : 143).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis
dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer and Suzanne, 2001: 1169).
Hepatitis B kronik adalah persistensi virus hepatitis B lebih dari 6 bulan,
sehingga pemakaian carier sehat tidak dianjurkan lagi. (W. Sudoyo, Aru, et
al,2006, hlm 433)
2. Etiologi
Tipe utama dari hepatitis penyebab adalah virus, yaitu :
a. Hepatitis A
9
Disebabkan oleh virus hepatitis A yang ditularkan melalui praktik
oral-anal, makanan terkontaminasi, dan kerang. Periode inkubasi kira-kira
2-6 minggu, yang merupakan periode paling menular. Profilaksi: globulin
imun sebelum dan setelah pemajanan memberikan imunitas pasif selama 2-
3 bulan
b. Hepatitis B
Disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus hepatitis B (HBV) utuh
adalah suatu virus DNA yang berlapis ganda (double sbelled) dengan
diameter 42 nm. Bagian luar virus ini terdiri dari HBsAg sedang bagian
dalam adalah nukleokapsid yang terdiri dari HBcAg. Dalam nukleokapsid
didapatkan kode genetik VHB yang terdiri dari DNA untai ganda dengan
panjang 3200 nukleotida. Peride inkubasi kira-kira 6 minggu sampai 6
bulan. Individu dipertimbangkan melular selama permukaan antigen
tampak. Status karier atau hepatitis virus kronik (HBV) ada bila
permukaan antigen masih dapat terdektesi setelah enam bulan. Profilaksin:
vaksin HBV sebelum pemajanan memberikan imunitas aktif. Untuk
mempertahankan imunitas, vaksin harus diulang setelah satu bulan, enam
bulan, dan tujuh tahun. Pemberian imunoglobulin hepatitis B (HBIG)
memberi imunitas pasif pada individu tanpa vaksin yang terpajan virus
Hepatitis delta, varian lain dari bentuk hepatitis B virus. Ini
menyebabkan laju mortalitas tinggi. Virus hepatitis delta untuk tetap ada,
hepatitis B juga pasti ada. Bentuk varian dari hepatitis virus ini ditularkan
10
dalam cara yang sama seperti hepatitis B dan mempunyai karakteristik
serupa. Jadi, profilaksis digunakan untuk hepatitis B juga efektif untuk
baik hepatitis C dan hepatitis delta.
c. Hepatitis C
Disebabkan oleh virus hepatitis C. Ditularkan melalui darah. Periode
inkubasi kira-kira 2 minggu sampai 6 bulan. Profilaksis: Globuin imun
sebelum dan setelah pemajanan memberikan imunitas pasif untuk 2-3
bulan. Diyakini penyebab dari hepatitis pascatransfusi. (Barbara, 1995:
524)
11
Skema 2.1 Patofisiologi Hepatitis
12
Pengaruh alkohol, virus hepatitis, toksin
Hipertermi Inflamasi pada hepar Peregangan kapsula hati
Hepatomegali
Perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas
Gangguan suplay darah normal pada sel-sel hepar
Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktulii empedu intrahepatik
Gangguan metabolisme karbohidrat lemak dan protein
Glikogenesis menurun
Glukoneogenesis menurun
Glikogen dalam hepar berkurang
Glikogenolisis menurun
Glukosa dalam darah berkurang
Cepat lelah Keletihan
Nyeri Anoreksia
Perubahan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan
Perubahan kenyamanan
Kerusakan sel parenkim, sel hati dan duktuli empedu intrahepatik
Obstruksi Kerusakan konjugasi
Kerusakan sel eksresi Gangguan eksresi empedu
Retensi bilirubin
Regurgitasi pada duktuli empedu intra hepatik
Bilirubin direk meningkat
Ikterus Larut dalam airPeningkatan garam empedu dalam darah
Pruritus Perubahan kenyamanan
Eksresi ke dalam kemih
Billirubinuria dan kemih berwarna gelap
Bilirubin tidak sempura dikeluarkan melalui duktus hepatikus