42 BAB II DINAMIKA KERJA SAMA TIONGKOK-PAKISTAN Pada bab ini menceritakan mengenai sejarah hubungan kerja sama Tiongkok-Pakistan yang dimulai tahun 1950 sampai 2013. Pada 2013 Tiongkok- Pakistan memasuki fase baru kerja sama dengan menyepakati kerja sama China- Pakistan Economic Corridor (CPEC). Selain menceritakan mengenai kerja sama Tiongkok-Pakistan, bab ini juga menguraikan menganai rencana strategis Tiongkok dalam One Belt One Road (OBOR) atau disebut juga Belt and Road karena CPEC merupakan salah satu dari program OBOR. Di akhir bab menjelaskan tentang beberapa proyek yang disepakati dalam kerja sama CPEC. 2.1 Sejarah Kerja Sama Tiongkok dan Pakistan Selama beberapa dekade, Tiongkok telah menjalin hubungan baik dengan Pakistan. Awal hubungan baik kedua negara tersebut terjadi pada 1950 ketika Pakistan mengakui Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hubungan kedua negara tetap bertahan meskipun pada waktu itu Pakistan mengkritik komunisme dan meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat (AS). Bahkan setelah Pakistan bergabung dengan Southeast Asian Treaty Organization (SEATO) pada September 1954, Tiongkok mengkritik aliansi tersebut namun tidak memberikan kritik terhadap Pakistan. Sikap kurung berhati-hatinya Pakistan dalam retorika anti komunisnya yang ditunjukkan ketika Konferensi Colombo pada Mei 1954 membuat kekecewaan bagi Tiongkok. Pada saat itu PM Pakistan Mohammad Ali Bogra mengatakan bahwa
32
Embed
BAB II DINAMIKA KERJA SAMA TIONGKOK-PAKISTANeprints.umm.ac.id/42917/3/BAB II.pdf · 2019-01-05 · perkembangan pemahaman bilateral kedua negara tersebut ke ... sehingga kaum nasionalis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
42
BAB II
DINAMIKA KERJA SAMA TIONGKOK-PAKISTAN
Pada bab ini menceritakan mengenai sejarah hubungan kerja sama
Tiongkok-Pakistan yang dimulai tahun 1950 sampai 2013. Pada 2013 Tiongkok-
Pakistan memasuki fase baru kerja sama dengan menyepakati kerja sama China-
Pakistan Economic Corridor (CPEC). Selain menceritakan mengenai kerja sama
Tiongkok-Pakistan, bab ini juga menguraikan menganai rencana strategis Tiongkok
dalam One Belt One Road (OBOR) atau disebut juga Belt and Road karena CPEC
merupakan salah satu dari program OBOR. Di akhir bab menjelaskan tentang
beberapa proyek yang disepakati dalam kerja sama CPEC.
2.1 Sejarah Kerja Sama Tiongkok dan Pakistan
Selama beberapa dekade, Tiongkok telah menjalin hubungan baik dengan
Pakistan. Awal hubungan baik kedua negara tersebut terjadi pada 1950 ketika
Pakistan mengakui Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hubungan kedua negara
tetap bertahan meskipun pada waktu itu Pakistan mengkritik komunisme dan
meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat (AS). Bahkan setelah Pakistan
bergabung dengan Southeast Asian Treaty Organization (SEATO) pada September
1954, Tiongkok mengkritik aliansi tersebut namun tidak memberikan kritik
terhadap Pakistan.
Sikap kurung berhati-hatinya Pakistan dalam retorika anti komunisnya yang
ditunjukkan ketika Konferensi Colombo pada Mei 1954 membuat kekecewaan bagi
Tiongkok. Pada saat itu PM Pakistan Mohammad Ali Bogra mengatakan bahwa
43
komunis internasional sebagai potensi bahaya terbesar bagi demokrasi di wilayah
Pakistan. Hal tersebut kemudian mendapat tanggapan dari PM Tiongkok Zhou
Enlai yang mengatakan kepada Duta Besar Pakistan tentang kekecewaannya
mengenai pernyataan Pakistan tersebut.36 Di sisi lain PM Tiongkok juga menyadari
tentang kondisi Pakistan, sehingga dia berharap Pakistan mengikuti prinsip
koeksistensi damai.
Pada puncak Konferensi Afro-Asia di Bandung 1955, PM Mohammad Ali
Bogra bertemu dengan PM Zhou Enlai, pada pertemuan tersebut PM Bogra
menjelaskan mengenai keanggotaan Pakistan di SEATO bahwa tidak ditujukan
kepada Tiongkok melainkan untuk meningkatkan pertahanan negaranya dari
ancaman keamanan India. Menanggapi hal itu, PM Zhou Enlai menerima
penjelasan PM Pakistan tersebut.37 Konferensi Bandung mengawali pembahasan
hubungan bilateral Tiongkok dan Pakistan. Kemudian ditindak lanjuti dengan
kunjungan PM Zhou Enlai ke Pakistan pada Desember 1956 membuat
perkembangan pemahaman bilateral kedua negara tersebut ke arah yang lebih baik.
Pandangan bersama kedua negara mengenai banyak masalah tidak mempengaruhi
persahabatan antara kedua negara.
Hubungan yang membaik antara Tiongkok dan Pakistan pada Konferensi
Bandung tidak berselang lama karena sikap Pakistan yang tidak konsisten. Di satu
sisi Pakistan mengakui RRT dan mendukung klaim pemerintahan RRT di
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di lain sisi Pakistan menunjukkan dukungan
36 Abdul Sattar, 2007, Pakistan’s Foreign Policy 1947-2005 a Concise History, New York: Oxford
University Press, hal. 68. 37 Ibid.
44
terbuka terhadap AS melalui penandatanganan sebuah perjanjian pertahanan lain
dengan AS yang menggangu otoritas Tiongkok. Selain itu pada Oktober 1959,
Pakistan juga mendukung sebuah resolusi Majelis Umum PBB yang mengkritik
tindakan Tiongkok terhadap Tibet. Majelis Umum PBB menyerukan penghormatan
terhadap hak asasi manusia rakyat Tibet, serta penghormatan terhadap kehidupan
budaya dan agama mereka yang terdistorsi.38 Secara mengejutkan ketika
pertempuran pecah antara Tiongkok dan rakyat Tibet, Presiden Pakistan
Mohammad Ayub Khan bereaksi keras dengan sebuah deklarasi yang menekankan
perlunya memperbaiki hubungan antara India dan Pakistan dan tawaran kepada PM
India Jawaharalal Nehru tentang pertahanan bersama negara sub-benua. Hal
tersebut mengakibatkan Tiongkok tidak mendapat dukungan dari India, di sisi lain
Nehru juga menolak usulan dari Pakistan tersebut.39
Pada pergantian tahun 1960-an, hubungan Tiongkok dan Pakistan kembali
dekat. Hal tersebut dilatarbelakangi karena permusuhan Tiongkok terhadap India
dan Uni Soviet, serta dukungan AS terhadap India untuk melawan Tiongkok. Di
sisi lain Pakistan juga kecewa terhadap sekutu Baratnya, dan penolakan PM Nehru
terhadap usulan Presiden Ayub untuk melakukan kerja sama pertahanan. Peristiwa
tersebut menyebabkan hubungan Tiongkok dan Pakistan lebih dekat satu sama
lain.40 Bukti kedekatan kedua negera tersebut yaitu dalam mengatasi permasalahan
perbatasan dengan menandatangani kesepakatan perbatasan pada Maret 1963.
38 Ibid, hal. 69. 39 George C. Denney, China-Pakistan Relations: The By-Product of Other Processes, diakses
dalam http://www.icwa.org/wp-content/uploads/2015/09/GCD-9.pdf, (2/9/2017, 11.43 WIB) 40 Simon Shen dan Jean-Marc F. Blanchard, 2010, Multidimensional Diplomacy of Contamporary
Xi Chang di Provinsi Sichuan Tiongkok.59 PAKSAT-1R menyediakan layanan
penyiaran televisi, internet dan komunikasi data di Asia Selatan dan Tengah, Eropa
Timur, dan Afrika Timur. Kontrak untuk mengembangkan satelit PAKSAT-1R
ditandatangani antara Pakistan Space and Upper Atmosphere Research Commision
(SUPARCO) dan China Great Wall Industry Corporation (CGWIC) pada bulan
Oktober 2008 ketika kunjungan Presiden Pakistan ke Tiongkok.60
Kerja sama Tiongkok dan Pakistan terus berlanjut pada tahun 2012. Selain
bidang teknologi seperti peluncuran satelit, Tiongkok dan Pakistan juga
menandatangani kerja sama dalam penanganan pasca bencana banjir. Melalui kerja
sama tersebut, Tiongkok memberikan bantuan berupa pembangunan infrastruktur
jalan untuk merehabilitasikan jalan sepanjang 460 km jalan yang terkena banjir.
Kontrak proyek tersebut ditandatangani oleh China Railway 17th Bureau Group,
China Yunnan Sunny Roand and Bridge Company, dan Pakistan National Highway
Authority pada 6 Desember 2012.61
2.2 Rencana Strategis Tiongkok Melalui One Belt One Road (OBOR)
Rute perdagangan kuno didirikan pertama kali pada masa Dinasti Han, akan
tetapi istilah ‘jalan sutra’ atau ‘rute sutra’ diciptakan oleh ahli geografi dan
penjelajah Jerman Ferdinand von Richthofen pada tahun 1877 M yang menyebut
istilah tersebut sebagai ‘Seidenstrasse’ (jalan sutra). 62 Awal mula dikenalnya jalur
59 Dawn, 2011, Pakistan’s First Communications Satellite PAKSAT-1R Launched, diakses dalam
https://www.dawn.com/news/651018 (15/11/2017, 22.35 WIB). 60 Ibid. 61 Embassy of the People’s Republic of China, 2012, Ambassador Liu Jian Attends the Signing
Ceremony of China-aided Post Flood Rehabilitation Project, diakses dalam
Presiden Tiongkok Xi Jinping pada September 2013 ketika berkunjung ke
Kazakhstan. Melalui Pidatonya di Universitas Nazarbayev, Xi Jinping
menyarankan agar Tiongkok dan negara-negara di Asia Tengah saling bekerja sama
untuk membangun Silk Road Economic Belt.68 Kemudian pada Oktober 2013, Xi
Jinping berkunjung ke Indonesia memberikan panduan untuk membangun 21st
Century Maritime Silk Road. Selain itu juga mengusulkan pembentukan Asian
Infastructure Investment Bank (AIIB) untuk membiayai pembangunan
infrastruktur, mempromosikan interkonketivitas antar regional dan integrasi
ekonomi.69
Jalur sutra baru Tiongkok merupakan proyek yang melibatkan lebih dari 60
negara yang terdiri dari pembangunan jalur Silk Road Economic Belt dan 21st
Century Maritime Silk Road. Kedua jalur tersebut akan membentuk jaringan
perdagangan yang melintasi negara dan benua melalui pembangunan infrastruktur
jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan, sistem transit energi, dan teknologi.70 Silk
Road Economic Belt (SREB) merupakan jalur darat yang mengarah ke Barat
membentang dari Xian di Tiongkok Tengah melalui Asia Tengah ke Samarkand,
Teheran, Istanbul, Moskow, kemudian melalui Eropa Tengah ke Duisburg dan
akhirnya ke Rotterdam.71 Selain itu, jalur 21st Century Maritime Silk Road
68 Tian Shaohui, Ed, 2015, Cronology of China’s Belt and Road Initiative, diakses dalam
http://news.xinhuanet.com/english/2015-03/28/c_134105435.htm (21/10/2017, 13.17 WIB). 69 The State Council The people’s Republic of China, 2015, From Initiative to Reality: Moments in
Developing the Belt and Road Initiative, diakses dalam
sekitar 2,5 miliar dolar AS untuk pembangunan jaringan pipa minyak dan gas
bumi.86
Gambar 2.4 Peta CPEC di antara Silk Road Economic Belt dan
Maritime Silk Road.87
CPEC merupakan salah satu program One Belt One Road (OBOR) yang
dicetuskan oleh Tiongkok. Menteri Luar Negeri Tiongkok Hong Lei’s menyatakan
bahwa, “...The China-Pakistan Economic Corridor is located where the Silk Road
Economic Belt and the 21st Century Maritime Silk Road Meet. It is, therefore a
major project of the Belt and Road initiative...”.88 Melalui program OBOR,
Tiongkok bermaksud untuk menghubungkan konektivitas sabuk ekonomi jalan
sutra dan jalan sutra maritim abad ke-21 yang memasukan CPEC sebagai proyek
86 Hasaan Khawar, The Real CPEC Plan, diakses dalam http://dailytimes.com.pk/pakistan/28-
May-17/the-real-cpec-plan (8/10/2017, 20.00 WIB) . 87 James McBride, Building the New Silk Road, diakses dalam
https://www.cfr.org/backgrounder/building-new-silk-road (8/10/2017, 23.12 WIB). 88 Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, Foreign Ministry Spokesperson
Hong Lei’s Regular Press Conference on April 20, 2015, diakses dalam
Kontrak PSA berakhir pada 2013 seiring dengan kesepakatan pemerintah
Pakistan mengenai pemberian kontrak pembangunan dan pengoperasian pelabuhan
kepada perusahaan milik Tiongkok yaitu China Overseas Port Holding Company
(COPHC).123 Melalui COPHC pembangunan pelabuhan Gwadar tahap II
dilaksanakan di bawah kerja sama CPEC. Pada tahap ke II melibatkan kontrak
sebesar 1,02 miliar dolar untuk pambangunan infrastruktur dan bandara baru di
Gwadar.124
Pembangunan infrastruktur di Gwadar meliputi di antaranya proyek Gwadar
East Bay Expressway, Bandara Internasional Baru Gwadar, Konstruksi
120 Rong Wang dan Cuping Zhu, (Ed.), 2015, Annual Report on the Development of International
Relations in the Indian Ocean Region, Berlin: Springer, hal. 107. 121 Captain K. Raffat Zaheer, Development and Operations of the Port of Gwadar, diakses dalam
http://www.ifsma.org/tempannounce/aga33/Gwadar.pdf (15/10/2017, 23.19 WIB). 122 Zia Khan, 2012, Singapore Port Operator on Way Out of Gwadar, diakses dalam