Top Banner
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit Tenaga Listrik terdapat peralatan elektrikal, mekanikal dan bangunan kerja. Terdapat juga komponen - komponen utama pembangkitan yaitu generator, turbin yang berfungsi untuk mengkonversi energi (potensi) mekanik menjadi energi (potensi) listrik. Sistem tenaga listrik secara umum digambarkan seperti Gambar 2.1. Gambar 2.1 Pembangkit tenaga listrik dan penyalurannya Gambar diatas diilustrasikan bahwa listrik yang dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, panas bumi, nuklir dll) untuk menggerakan turbin yang porosnya dikopel atau digandeng dengan generator. Dari generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi, kemudian langsung di distribusikan ke konsumen melalui jaringan distribusi [1].
25

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

Jul 17, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sistem Tenaga Listrik

Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik,

pada Pembangkit Tenaga Listrik terdapat peralatan elektrikal, mekanikal dan bangunan

kerja. Terdapat juga komponen - komponen utama pembangkitan yaitu generator,

turbin yang berfungsi untuk mengkonversi energi (potensi) mekanik menjadi energi

(potensi) listrik. Sistem tenaga listrik secara umum digambarkan seperti Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Pembangkit tenaga listrik dan penyalurannya

Gambar diatas diilustrasikan bahwa listrik yang dihasilkan dari pusat

pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, panas bumi, nuklir

dll) untuk menggerakan turbin yang porosnya dikopel atau digandeng dengan

generator. Dari generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang

dihasilkan disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi, kemudian langsung di

distribusikan ke konsumen melalui jaringan distribusi [1].

Page 2: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

6

2.2 Pengertian Distribusi Tenaga Listrik

Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi

ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk

Power Source) sampai ke konsumen. Fungsi distribusi tenaga listrik adalah pembagian

atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan merupakan sub

system tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya

pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

Tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11

kV sampai 24 kVdinaikkan tegangannya oleh gardu induk 500 kV kemudian disalurkan

melalui saluran transmisi.

Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik

pada saluran transmisi, dimana dalam satu hal ini kerugian daya adalah sebanding

dengan kuadrat arus yang mengalir (I2.R). Daya yang sama bila niai tegangan

diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil pula. Dari saluran transmisi,

tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kVdengan transformator penurun tegangan pada

gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga

listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah

gardu-garu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegngannya dengan trafo

distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan

oleh saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa

sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam system tenaga listrik secara

keseluruhan [4].

Page 3: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

7

2.2.1 Konfigurasi Jaringan Primer

Ditinjau dari keandalannya, jaringan distribusi dapat dibedakan, atas tiga sistem yaitu:

Sistem radial

Sistem gelang atau loop

Sistem spindle

1. Sistem jaringan radial

Struktur dengan jaringan ini merupakan jaringan yang paling sederhana metode

pengoperasianya mudah, hubungan langsung dari titik pengisiang ke pemakai. Bentuk

sistem jaringan radial akan diperlihatkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Sistem Jaringan Radial

Ciri – ciri sistem jaringan ini yaitu:

- Bentuk sederhana, mudah pelaksanaannya, sistem paling murah.

- Pengoperasian dan perawatan mudah.

- Feeder sekunder pendek, pengaturan tegangan lebih mudah dilakukan.

- Aliran pada jaringan berasal hanya dari satu arah sumber pengisian.

Page 4: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

8

- Bila feeder utama terganggu, feeder cabang ikut terganggu, maka keandalan

rendah.

2. Sistem gelang atau loop

Sistem ini terdapat dua sumber dan arah pengisian yang satu dapat sebagai

cadangan, sehingga keandalan cukup tinggi, banyak dipakai pada jaringan umum dan

industri. Jika terjadi gangguan atau pekerjaan pada salah satu jaringan, penyaluran

tidak terputus, karena mempergunakan sumber pengisian cadangan atau arah yang lain.

Bentuk sistem jaringan radial akan diperlihatkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Sistem Jaringan gelang atau loop

3. Sistem jaringan spindle

Struktur sepindel merupakan struktur radial dimana spindle adalah kelompok

kumparan yang pola jaringannya ditandai dengan ciri adanya sejumlah kabel yang

keluar dari gardu induk (feeder), ke arah suatu titik temu yang disebut gardu hubung.

Kumpulan kabel dalam satu spindle dimaksudkan untuk menylurkan energi ke suatu

daerah konsumen, yang terdiri dari maksimum enam buah kabel kerja. Di sepanjang

Page 5: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

9

kabel inilah gardu distribusi ditempatkan dengan satu buah kabel cadangan. Kabel

cadangan ini dikenal dengan sebutan express feeder. Kabel cadangan ditunjukkan

untuk menormalkan kembali penyaluran energi listrik ke seluruh bagian penyulang

(feeder) yang mengalami gangguan setelah gangguan yang terganggu diketahui dan

dipisahkan tehadap jaringan yang tengah beroperasi. Sistem jaringan spindle inilah

yang memiliki keandalan tertinggi. Bentuk sistem jaringan radial akan diperlihatkan

pada Gambar 2.4 [2].

Gambar 2.4 Sistem jaringan Spindel

2.3 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah

untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak

digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di

Indonesia. Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang

ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton.

Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan faktor

yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum yang

Page 6: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

10

harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 KV tersebut antar fase atau dengan

bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia.

Termasuk dalam kelompok yang diklasifikasikan SUTM adalah juga bila penghantar

yang digunakan adalah penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half insulated single core).

Penggunaan penghantar ini tidak menjamin keamanan terhadap tegangan sentuh yang

dipersyaratkan akan tetapi untuk mengurangi resiko gangguan temporer khususnya akibat

sentuhan tanaman. Bentuk saluran udara tegangan menengah (SUTM) akan

diperlihatkan pada Gambar 2.5 [5].

Gambar 2.5 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

2.3.1 Klasifikasi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah

Sistem distribusi tenaga listrik didefinisikan sebagai bagian dari sistem tenaga

listrik yang menghubungkan gardu induk/pusat pembangkit listrik dengan konsumen.

Page 7: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

11

Sedangkan jaringan distribusi adalah sarana dari sistem distribusi tenaga listrik di

dalam menyalurkan energi ke konsumen.

Dalam menyalurkan tenaga listrik ke pusat beban, suatu sistem distribusi harus

disesuaikan dengan kondisi setempat dengan memperhatikan faktor beban, lokasi

beban, perkembangan dimasa mendatang, keandalan serta nilai ekonomisnya [6].

2.3.2 Jaringan Distribusi Sekunder (Jaringan Tegangan Rendah)

Saluran distribusi sekunder atau biasa disebut Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

terletak pada sisi sekunder trafodistribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik

cabang menuju beban.Saluran ini memiliki tegangan kerja 380/220Volt. Sistem

distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi

kebeban-beban yang ada dikonsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran

yang paling banyak digunakan adalah bentuk radial. Sistem tegangan rendah ini

langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik. Penjelasan

jaringan distribusi sekunder dapat dilihat pada gambar 2.2 [3].

Page 8: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

12

Gambar 2.6 Jaringan Distribusi Sekunder 380/220 V

2.3.3 Konstruksi Saluran Udara

Penghantar jaringan secara umum memakai kabel yang dikenal sebagai LVTC

(Low Voltage Twisted Cable), IBC (Insulated Bundled Conductor), TIC (Twisted

Insulated Conductor) atau kabel jenis NYY / NYFGbY untuk saluran kabel bawah

tanah. Jangkauan operasi dibatasi oleh batas‐batas tegangan +5% ‐10%, dengan

pembebanan yang maksimal. Konstruksi jaringan dengan tiang sendiri panjang 9 meter

atau dibawah saluran udara TM (underbuilt) tidak kurang dari 1 meter dibawah

penghantar SUTM.

2.3.4 Konstruksi SUTM

Konstruksi jaringan dimulai dari sumber tenaga listrik / Gardu Induk dengan

kabel tanah Tegangan Menengah kearah tiang pertama saluran udara. Tiang pertama

disebut tiang awal, tiang tengah disebut tiang penumpu (line pole) atau tiang penegang

Page 9: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

13

(suspension pole), jika jalur SUTM membelok disebut tiang sudut dan berakhir pada

tiang ujung (end pole). Saluran yang sangat panjang dan lurus pada titik‐titik tertentu

dipasang tiang peregang. Fungsi tiang peregang adalah untuk mengurangi besarnya

tekanan mekanis pada tiang awal / ujung serta untuk memudahkan operasional dan

pemeliharaan jaringan. Topang tarik (guy wire) dapat dipakai pada tiang sudut dan

tiang ujung tetapi tidak dipasang pada tiang awal. Pada tempat‐tempat tertentu jika sulit

memasang guy wire pada tiang akhir atau tiang sudut, dapat dipakai tiang dengan

kekuatan tarik besar.

Isolator digunakan sebagai penumpu dan pemegang penghantar pada tiang,

hanya dipakai 2 jenis isolator yaitu isolator peregang (hang isolator/suspension

isolator) dan isolator penumpu (line‐post/pin‐post/pin‐insulator). Isolator peregang

dipasang pada tiang awal / akhir / sudut. Isolator penumpu dipasang pada tiang

penumpu dan sudut.

Konfigurasi konstruksi (Pole Top Construction) dapat berbentuk vertikal,

horizontal atau delta. Konstruksi sistem pembumian dengan tahanan (R = 12 Ohm, 40

Ohm dan 500 Ohm) atau dengan multi grounded common netral (solid grounded) yaitu

dengan adanya penghantar netral bersama TM, TR (Jawa Timur menggunakan system

pembumian 500 Ohm, dengan tambahan konstruksi penghantar pembumian diatas

penghantar fasa). Isolator dipasang pada palang (cross arm / bracket / travers)

tahan karat (Galvanized Steel Profile).

Penghantar Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ini dapat berupa:

1. A3C (All Alumunium Alloy Conductor)

Page 10: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

14

2. A3C – S (Half insulated A3C, HIC); atau full insulated (FIC).

3. Full insulated A3C twisted (A3C‐TC) [8].

2.3.5 Konstruksi Saluran Bawah Tanah

Konstruksi saluran bawah tanah dipakai pada:

a. Kabel naik (Riser Cable – opstik kabel) antara PHB – TR di Gardu Distribusi dan

tiang awal jaringanTegangan Rendah.

b. Sebagai jaringan distribusi Tegangan Rendah pada daerah‐daerah tertentu yang

memerlukan atau sesuai permintaan pelanggan.

Jenis kabel yang dipakai adalah jenis kabel dengan isolasi ganda atau dengan

pelindung mekanis (contoh NYFGbY). Kabel jenis NYY dapat dipakai dengan

persyaratan harus dimasukkan dalam pipa pelindung sebagai penahan tekanan

mekanis. Persyaratan konstruksi kabel bawah tanah sama dengan persyaratan

konstruksi kabel bawah tanah jaringan Tegangan Menengah, hanya kedalaman

penggelaran adalah ± 60 cm

2.3.6 Proteksi Jaringan dan Pembumian

Jaringan Tegangan Rendah di mulai dari perlengkapan hubung bagi

Tegangan Rendah di Gardu Distribusi, dengan pengaman lebur (NT / NH Fuse) sebagai

pengaman hubungan singkat.Sistem pembumian pada jaringan Tegangan Rendah

memakai sistem TN–C, titik netral dibumikan pada tiap‐tiap 200 meter/tiap 5 tiang atau

pada tiap 5 PHB pada SKTR, dengan nilai tahanan pembumian tidak melebihi 10 Ohm.

Titik pembumian pertama satu tiang sesudah tiang awal dan paling akhir satu tiang

Page 11: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

15

sebelum tiang akhir. Nilai pembumian total pada satu Gardu Distribusi sebesar‐

besarnya 5 Ohm [8].

2.4 Penghantar

Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah pasangan luar memakai jenis

penghantar pilin NFA2X–T (twisted cable) dengan inti Alumunium. Pada bagian yang

memasuki rumah pelanggan, kabel harus dilindungi dengan pipa PVC atau flexibel

conduit. Luas penampang penghantar yang dipakai 10 mm2, 16 mm2, 35 mm2, 50

mm2, 70 mm2 dengan karakteristik sebagai berikut:

Untuk Sambungan Pelayanan Fasa1 dan Fasa 3, t = 30⁰ C, ΔU 1%, panjang maksimum

30 meter sirkit, sedangkan untuk listrik pedesaan diperbolehkan sampai dengan 60

meter. Kabel untuk pelayanan ini tidak dibenarkan menyeberang (crossing) jalan raya

[8].

Tabel 2.1 Penghantar Kabel Udara Jenis NFA2X-T

Page 12: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

16

2.5 Klasifikasi Konsumen Energi Listrik

Secara umum beban yang dilayani oleh sistem distribusi elektrik ini dibagi

dalam beberapa sektor yaitu sektor perumahan, sektor industri, sektor komersial dan

sektor usaha. Masing-masing sektor beban tersebut mempunyai karakteristik yang

berbeda, sebab hal ini berkaitan dengan pola konsumsi energi pada masing-masing

konsumen di sektor tersebut. Karakteristik beban banyak disebut dengan pola

pembebanan pada sektor perumahan ditujukan oleh adanya fluktuasi konsumsi energi

elektrik yang cukup besar. Hal ini disebabkan konsumsi energi elektrik tersebut

dominan pada malam hari.

Pada sektor industri fluktuasi konsumsi energi sepanjang hari hampir sama,

sehingga perbandingan beban puncak terhadap beban rata-rata hampir mendekati satu.

Beban sektor komersial dan usaha mempunyai karakteristik yang hampir sama, hanya

pada sektor komersial akan mempunyai beban puncak lebih tinggi ketika malam hari.

Berdasarkan jenis konsumen energi listrik, secara garis besar, ragam beban dapat

diklasifikasikan ke dalam :

1. Beban Rumah Tangga

Berdasarkan tarif dasar listrik untuk keperluan rumah tangga, terdiri atas :

a. Rumah tangga kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450

VA s.d. 2.200 VA (R-1/TR).

b. Rumah tangga menengah pada tegangan rendah, dengan daya

Page 13: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

17

3.500 VA s.d. 5.500 VA (R-2/TR).

c. Rumah tangga besar pada tegangan rendah, dengan daya diatas

6.600 VA (R-3/TR).

Umumnya beban rumah tangga berupa lampu untuk penerangan, alat rumah

tangga, seperti kipas angin, pemanas air, lemari es, penyejuk udara, mixer, oven, motor

pompa air dan sebagainya. Beban rumah tangga biasanya memuncak pada malam hari.

Gambar 2.7 Kurva Beban Harian

2. Beban Komersial

Umumnya terdiri atas penerangan untuk reklame, kipas angin, penyejuk udara

dan alat-alat listrik lainnya yang diperlukan untuk restoran. Beban hotel juga

diklasifikasikan sebagi beban komersial (bisnis) begitu juga perkantoran, pertokoan

dan mall. Beban ini secara drastis naik di siang hari untuk beban perkantoran juga

pertokoan dan menurun di waktu sore.

Page 14: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

18

Berdasarkan tarif dasar listrik untuk keperluan bisnis, terdiri atas:

a. Bisnis kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d.

5.500 VA (B-1/TR), contohnya pertokoan.

b. Bisnis menengah pada tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA s.d. 200 kVA

(B-2/TR), contohnya jasa penginapan.

c. Bisnis besar pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kVA (B-

3/TM), contohnya hotel, rumah sakit dan mall.

Berdasarkan tarif dasar listrik untuk keperluan perkantoran, terdiri atas:

a. Perkantoran kecil dan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450

VA s.d. 200 kVA (P-1/TR).

b. Perkantoran besar pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200

kVA (P-2/TM).

Perkantoran biasanya berisi computer, pendingin ruangan (AC), lampu, printer,

dispenser. Untuk perbedaan perkantoran kecil dan besar itu hanya jumlah karyawan,

karena semakin banyak karyawan maka akan semakin banyak pula kebutuhan

listriknya.

3. Beban Industri

Page 15: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

19

Dibedakan dalam skala kecil dan skala besar. Untuk skala kecil banyak beropersi

di siang hari sedangkan industri besar sekarang ini banyak yang beroperasi sampai 24

jam. Karena system yang dibuat oleh indsutri sekarang ialah system shift (bergeser),

pergeseran itu dibuat 3 pergeseran yaitu shift pagi, sore, dan malam. Maka dari itu

industri besar membutuhkan daya yang sangat banyak untuk mengopersikan peralatan

yang ada di pabrik. Kecuali hari libur beban industry baru mengalami penurunan daya,

karena mesin-mesin di pabrik sedang tidak bekerja.

Berdasarkan tarif dasar listrik untuk keperluan industri, terdiri atas:

a. Industri kecil atau industri rumah tangga pada tegangan rendah, dengan daya

450 VA s.d. 14 kVA (I-1/TR). Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-

ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang

biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi

pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan

industri makanan ringan.

b. Industri menengah pada tegangan menengah, dengan daya diatas 200 kVA (I-3

atau TM).Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal

relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-

200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas

(berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri

mainan anak-anak.

Page 16: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

20

c. Industri besar pada tegangan tinggi, dengan daya diatas 30.000 kVA (I-

4/TT).Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar,

teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah

banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional.

Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri

transportasi, dan industri persenjataan.

4. Beban Fasilitas Umum

Beban untuk pelayanan umum seperti penerangan jalan, taman dan lainnya.

Penerangan jalan umum dalam jumlah besar akan berdampak pada konsumsi daya

listrik. Tarif untuk keperluan penerangan jalan umum pada tegangan rendah termasuk

golongan P3 atau TR.

5. Beban Lain-lain

Kumpulan beban-beban yang belum dimasukkan dalam kelompok beban

tersebut. Pengklasifikasian ini sangat penting artinya bila kita melakukan analisa

karakteristik beban untuk suatu sistem yang sangat besar. Perbedaan paling prinsip dari

empat jenis beban diatas, selain dari daya yang digunakan dan juga waktu

pembebanannya. Pemakaian daya pada beban rumah tangga akan lebih dominan waktu

pagi dan malam hari, sedangkan beban komersil lebih dominan ketika siang dan sore

hari. Pemakaian daya pada industri akan lebih merata, karena banyak industri yang

bekerja siang-malam. Pemakaian daya pada industri akan lebih menguntungkan karena

Page 17: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

21

kurva bebannya yang lebih merata. Lain halnya pada beban fasi1itas umum lebih

dominan waktu siang dan malam hari. Beberapa daerah operasi tenaga listrik

memberikan ciri tersendiri, misalnya daerah wisata, pelanggan bisnis mempengaruhi

penjualan kWh walaupun jumlah pelanggan bisnis jauh lebih kecil dibanding dengan

pelanggan rumah tangga [3].

2.6 Sambungan Listrik Tegangan Rendah (SLTR)

Sambungan listrik tegangan rendah (SLTR) adalah sambungan listrik dengan

tegangan pelayanan sebesar 220/380 Volt dan dengan dya sebesar – besarnya 197

KVA. Terdapat 2 jenis konstruksi sambungan listrik tegangan rendah, baik untuk fasa

1 ataupun fasa 3 sebagai berikut:

a. Konstruksi melalui saluran udara.

b. Konstruksi melalui kabel bawah tanah [7].

2.7 Jenis – jenis Konstruksi Sambungan

a. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe A

Konstruksi tipe A adalah konstruksi sambungan tenaga listrik tanpa memakai tiang atap

atau dak standar dan diperguanakan jika jarak anatar tiang dan bangunan (sambungan

luar pelayanan) sampai dengan APP tidak melebihi 30 meter. Sambungan masuk

pelayanan tidak mengenal fisik bangunan dan dilindungi dengan pipa PVC tahan

mekanis atau sejenis.

Page 18: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

22

Gambar 2.8 Sambungan tenaga listrik tipe A

b. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe B

Konstruksi tipe B adalah konstruksi sambungan tenaga listrik memakai tiang atap

atau dak standar dan dipergunakan apabila jarak aman terhadap lingkungan atau

permukaan jalan tidak memenuhi syarat jika memakai sambungan tipe A. Penghantar

sambungan masuk pelayanan, diluar dak pipa standar, dilindungi dengan pipa PVC

atau sejenis ; ujung pipa bagian atas ditutup dengan protective cup dan bagian bawah

ditutup dengan cable gland.

Page 19: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

23

Gambar 2.9 Sambungan tenaga listrik tipe B

c. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik Tipe C

Konstruksi tipe C addalah sambungan pelayanan dengan sambungan luar pelayanan

mendatar dimana jarak banguna dan tiang atap sangat dekat (lebih kurang 3 meter).

Umumnya digunakan pada daerah pertokoan/ruko. Ketentuan mengenai SMP sama

dengan tipe A atau B.

Page 20: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

24

Gambar 2.10 Sambungan tenaga listrik tipe C

d. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik D

Konstruksi tipe D untuk sambungan tenaga listrik seri pada ruko, rumah petak, toko

dan pertokoan atau mall. Sambungan pelayanan memakai kabel jenis NYFGbY atau

NYY yang dimasukan dalam pipa PVC tahan mekanis. Semua kabel dilindungi

secara fisik dari sentuhan tangan.

Pada konstruksi ini sadapan pencabangan dapat dilakukan dengan:

a. T doos atau kotak percabangan

b. Konektor/H atau O Pressed Connector atau tipe piercing

Page 21: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

25

Gambar 2.11 Sambungan tenaga listrik tipe D

e. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik pada tiang melalui kabel bawah tanah tipe

E

Konstruksi E menggunakan kabel NYFGbY yang ditarik dari tiang SUTR. Ujung

kabel pada tiang harus diterminasi. Sambungan ke jaringan harus memakai bimetal

joint Al-Cu yang dibungkus dengan heathshrink sleeve. Kabel turun ke tanah diberi

pelindung pipa galvalis 11

2 inci sepanjang 2,5 meter di atas tanah dan tiap 1,5 meter

diikat dengan stainless steel dan link dan protective plastic tape selanjutnya

persyaratan konstruksi sama dengan persyaratan konstruksi kabel bawah tanah.

Gambar 2.12 Sambungan tenaga listrik tipe E

Page 22: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

26

f. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik tipe F

Konstruksi tipe F merupakan sambungan tenaga listrik dengan alat pengukur kWh

dan pembatas terpasang terpusat pada tiang untuk beberapa rumah atau bangunan.

Gambar 2.13 Sambungan tenaga listrik tipe F

g. Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik tipe G

Konstruksi tipe G sama dengan tipe F, hanya alat pengukur kWh dan pembatas

terpasang terpusat pada bangunan [7].

Gambar 2.14 Sambungan tenaga listrik tipe G

Page 23: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

27

2.8 Jatuh Tegangan

Jatuh Tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu

penghantar. Jatuh tegangan atau jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara

umum berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik

dengan luas penampang penghantar. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan baik dalam

persen atau dalam volt [8].

Salah satu kriteria yang dipertimbangkan dalam mendesain tarikan Sambungan Rumah

(SR) terdapat pada gambar berikut:

Gambar 2.15 Ketentuan Umum Sambungan Luar Pelayanan

1. Dari satu tiang boleh dipasang maksimal 5 Sambungan Luar Pelayanan (SLP).

2. Dari Sambungan Luar Pelayanan (SLP) 1 boleh disambung berturut-turut (seri)

maksimal 5 pelanggan.

Page 24: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

28

3. Jatuh tegangan sepanjang Sambungan Rumah (SR) yang di ijinkan maksimal

2%.

4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari rumah ke rumah maksimal 30

meter.

5. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir maksimal 150 meter.

Gambar 2.16 Ketentuan Umum Sambungan Pelayanan

JTR = STR sampai dengan APP (STR + SLP + SMP + APP)

SP = SLP sampai dengan APP (SLP + SMP + APP)

SR = SLP sampai dengan SMP (SLP + SMP)

Page 25: BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik...5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Pembangkit tenaga listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit

29

Keterangan:

JTR adalah Jaringan Tegangan Rendah.

STR adalah Saluran Tegangan Rendah.

APP adalah Alat Pengukur Peralatan.

SLP adalah Sambungan Luar Pelayanan.

SR adalah Saluran Rumah.

SMP adalah Sambungan Masuk Pelayanan [9].

Besarnya jatuh tegangan yang terjadi pada saluran tersebut didapatkan pada

persamaan berikut ini [10]:

VS = VR + I.Z saluran …………………………………………..... (2.1)

Atau

VS – VR = I.Z saluran …………………………………………………..(2.2)

Sehingga,

ΔV = I.Z saluran ….………………………………………………….....(2.3)

Sedangkan untuk menghitung presentase nilai jatuh tegangan pada persamaan berikut:

ΔV (%) = VS - VR x 100% ……………………………………………………....(2.4)

dengan:

ΔV = Tegangan jatuh (Volt)

VR = Tegangan sisi terima (Volt)

Vs = Tegangan sisi sumber (Volt)

I = Arus beban yang mengalir (Ampere)

Z = Impedansi JTR (Ohm)

VS