BAB IITINJAUAN TEORI
A. DefinisiPost Partum adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil 6 minggu.Section Caesar adalah suatu tindakan untuk
melahirkan bayi dengan BBJ (Berat Badan Janin) diatas 500 gram
melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. B. Etiologi1.
CPD (Chepalo Pelvik Disproportion)2. PEB3. KPD (Ketuban Pecah
Dini)4. Bayi Kembar5. Faktor Hambatan Jalan Lahir6. Kelainan Letak
Janin
C. Manifestasi Klinis1. PEB2. KPD3. Kelainan Letak Janin4. Bayi
Kembar5. CPD6. Faktor Hambatan Jalan Lahir
D. Patofisiologi
Etiologi SC
Tindakan SC
Pembatasan cairan peroralAnastesiAdaptasi post partum
Kurang pengetahuan
FisiologisPsikologisResti kekurangan cairanBedrest
ObstipasiPenurunan
LaktasiInvolusi
Pelepasan desi 2Penurunan saraf simpatisProlaktin
Produksi AsiKondisidiri
HisapanMenyusui in efektif
Ketidakmampuan miksiRestiCidera
Perubahan eliminasi urine
Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan darah rutin2. Elektrolit dan
gas darah3. Pemeriksaan gula darah
E. Penatalaksanaan Medis1. Terapi topicalPreparat yang dioleskan
secara topikal digunakan untuk melambatkan aktivitas epidermis yang
berlebihan tanpa mempengaruhi jaringan lainnya.Obat-obatannya
mencakup preparat ter, anthralin, asam salisilat dan
kortikosteroid.Terapi dengan preparat ini cenderung mensupresi
epidermopoisis (pembentukan sel-sel epidermis).
2. Formulasi terMencakup losion, salep, pasta, krim dan sampo.
Rendaman ter dapat menimbulkan retardasi dan inhibisi terhadap
pertumbuhan jaringan psoriatik yang cepat.Terapi ter dapat
dikombinasikan dengan sinar ultraviolet-B yang dosisnya ditentukan
secara cermat sehingga menghasilkan radiasi dengan panjang
gelombang antara 280 dan 320 nanometer (nm).Selama fase terapi ini
pasien dianjurkan untuk menggunakan kacamata pelindung dan
melindungi matanya.Pemakaian sampo ter setiap hari yang diikuti
dengan pengolesan losion steroid dapat digunakan untuk lesi kulit
kepala.Pasien juga diajarkan untuk menghilangkan sisik yang
berlebihan dengan menggosoknya memakai sikat lunak pada
waktumandi.
3. AnthralinPreparat (Anthra-Derm, Dritho-Crme, Lasan) yang
berguna untuk mengatasi plak psoriatik yang tebal yang resisten
terhadap preparat kortikosteroid atau preparat ter lainnya.
4. KortikosteroidTopikal dapat dioleskan untuk memberikan efek
antiinflamasi. Setelah obat ini dioleskan, bagian kulit yang
diobati ditutup dengan kasa lembaran plastik oklusif untuk
menggalakkan penetrasi obat dan melunakkan plak yang bersisik.
5. Terapi intralesiPenyuntikan triamsinolon asetonida
intralesi(Aristocort, Kenalog-10, Trymex) dapat dilakukan langsung
kedalam berck-bercak psoriasis yang terlihat nyata atau yang
terisolasi dan resisten terhadap bentuk terapi lainnya.Kita harus
hati-hati agar kulit yang normal tidak disuntuik dengan obat
ini.
6. Terapi sistemikMetotreksatbekerja dengan cara menghambat
sintesis DNA dalam sel epidermis sehingga mengurangi waktu
pergantian epidermis yang psoriatik. Walaupun begitu, obat ini bisa
sangat toksik, khususnya bagi hepar yang dapat mengalamim kerusakan
yang irreversible.Jadi, pemantauan melalui pemeriksaan laboratorium
harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem hepatik, hematopoitik
dan renal pasien masih berfungsi secara adekuat.
7. Pasien tidak boleh minum minuman alkohol selama menjalani
pengobatan dengan metotreksat karena preparat ini akan memperbesar
kemungkinan kerusakn hepar. Metotreksat bersifat teratogenik
(menimbulkan cacat fisik janin) pada wanita hamil.
8. Hidroksiureamenghambat replikasi sel dengan mempengaruhi
sintesis DNA. Monitoring pasien dilakukan untuk memantau
tanda-tanda dan gejal depresi sumsum tulang.
9. Siklosporin A, suatu peptida siklik yang dipakai untuk
mencegah rejeksi organ yang dicangkokkan, menunjukkan beberapa
keberhasilan dalam pengobatan kasus-kasus psoriasis yang berat dan
resisten terhadap terapi. Kendati demikian, penggunaannya amat
terbatas mengingat efek samping hipertensi dan nefroktoksisitas
yang ditimbulkan.
10. Retinoid oral(derivat sintetik vitamin A dan metabolitnya,
asam vitamin A) akan memodulasi pertumbuhan serta diferensiasi
jaringan epiterial, dan dengan demikian pemakaian preparat ini
memberikan harapan yang besar dalam pengobatan pasien psoriasis
yang berat.
11. Fotokemoterapi. Terapi psoriasis yang sangat mempengaruhi
keadaan umum pasien adalah psoralen dan sinar ultraviolet A (PUVA).
Terapi PUVA meliputi pemberian preparat fotosensitisasi (biasanya
8-metoksipsoralen) dalam dosis standar yang kemudian diikuti dengan
pajanan sinar ultraviolet gelombang panjang setelah kadar obat
dalam plasma mencapai puncaknya. Meskipun mekanisme kerjanya tidak
dimengerti sepenuhnya, namun diperkirakan ketika kulit yang sudah
diobati dengan psoralen itu terpajan sinar ultraviolet A, maka
psoralen akan berkaitan dengan DNA dan menurunkan proliferasi sel.
PUVA bukan terapi tanpa bahaya; terapi ini disertai dengan resiko
jangka panjang terjadinya kanker kulit, katarak dan penuaan
prematur kulit.
12. Terapi PUVAmensyaratkan agar psoralen diberikan peroral dan
setelah 2 jam kemudian diikuti oleh irradiasi sinar ultraviolet
gelombang panjang denagn intensitas tinggi. (sinar ultraviolet
merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang mengandung
panjang gelombang yang berkisar dari 180 hingga 400 nm).
13. Terapi sinar ultraviolet B (UVB)juga digunakan untuk
mengatasi plak yang menyeluruh. Terapi ini dikombinasikan dengan
terapi topikalterbatubara (terapi goeckerman). Efek sampingnya
serupa dengan efek samping pada terapi PUVA.
14. Etretinate (Tergison)adalah obat yang relatif baru (1986).
Ia adalah derivat dari Vitamin A. Bisa diminum sendiri atau
dikombinasi dengan sinar ultraviolet. Hal ini dilakukan pada
penderita yang sudah bandel dengan obat obat lainnya yang
terdahulu.
Di antara pengobatan tersebut diatas, yang paling efektif untuk
mengobati psoriasis adalah dengan ultraviolet (fototerapi), karena
dengan fototerapi penyakit psoriasis dapat lebih cepat mengalami
clearing atau almost clearing (keadaan dimana kelainan / gejala
psoriasis hilang atau hampir hilang). Keadaan ini disebut
remisi.
Masa remisi fototerapi tersebut bisa bertahan lebih lama
dibandingkan dengan pengobatan lainnya.1. Pengobatan
fotokemoterapi, yaitu dengan menggunakan kombinasi radiasi
ultraviolet dan oral psoralen (PUVA), namun kelemahannya adalah
untuk jangka panjang dapat menimbulkan kanker kulit.2. Fototerapi
UVB konvensional dengan menggunakan sinar UVB broadband dengan
panjang gelombang 290-320 nm. Terapi kurang praktis karana pasien
harus masuk ke dalam light box.3. Fototerapi dengan alat
Monochromatic Excimer Light 308 nm (MEL 308 nm) merupakan bentuk
fototerapi UVB yang paling mutakhir dengan menggunakan sinar laser
narrowband UVB dengan panjang gelombang 308 nm. Dibandingkan dengan
narrowband UVB, MEL 308 nm lebih cepat dan lebih efektif dalam
mengobati psoriasis yang resisten.
F. Konsep Asuhan KeperawatanI. Pengkajiana. IdentitasNama, umur,
jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat status
perkawinan, suku banngsa, no.RM, tanggal masuk RS, dan diagnosa
medis.b. Keluhan UtamaGatal-gatal, timbul bercak-bercak putih,
demam tinggic. Riwayat Kesehatan SekarangKapan terjadi bercak
bercak, dimana lokasinya, penampakan kulitd. Riwayat Kesehatan
DahuluAda alergi obat atau tidak, pernah trauma atau tidake.
Riwayat Kesehatan KeluargaDari genogram keluarga, terdapat salah
satu angora keluarga yang menderita penyakit yang samaf. Riwayat
PsikososialMeliputi informasi perilaku, perasaan dan emosi,
penilaian citra tubuhg. Pemeriksaan Fisik1) Status Kesehatan
UmumKeadaan penderita, kesadaran, suara bicara, TB, BB, TTV2)
Kepala dan LeherBentuk kepala, keadaan rambut, pembesaran leher,
gangguan pendengaran, gusi mudah benngkak atau berdarah,
penglihatan kabur atau tidak3) System IntegumentTurgor kulit
elastis atau tidak, adanya luka atau bercak-bercak perak, kulit
mengelupas atau tidak, lokasi bercak, terasa gatal atau tidak,
terdapat mapula, papula atau tidak, nyeri pada lesi.4) System
PernafasanKaji frekuensi nafas nyeri dada, suara nafas5) System
KardiovaskulerRetraksi intercostal, palpasi iktus cordis, bunyi
jantung, 6) System GastroinstestinalMual, muntah, diare atau
konstipasi, dehidrasi, bising usus7) System UrinariaRetensi urine,
inkontenensia urine8) System MusculoskeletalNyeri atau tidak,
kekuatan otot9) System NeurologisNyeri disekitar luka
h. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul1.
Kerusakanintegritaskulitberhubungandengan adanyalesi2.
Hipertermiberhubungandengan proses penyakit3. Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan kerusakan integritas kulit4. Gangguancitra
tubuhberhubungandengankrisiskepercayaandiri5.
Ansietasberhubungandenganperubahan status
kesehatansekunderakibatpenyakit psoriasis.i. PerencanaanNoDIAGNOSA
KEPERAWATANTUJUANINTERVENSIRASIONAL
1Kerusakanintegritaskulitberhubungan adanyalesi.
Tujuan :Tidak terjadi kerusakan intergritas kulitKriteria Hasil
: Intergritas kulit yang baik dapat dipertahankan(sensasi,
elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi) Tidak ada luka/lesi
pada kulit1. Anjurkan pasien menggunakan baju yang longgar2. Jaga
kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap 2 jam sekali)4.
Monitor kulit akan adanya kemerahan
5. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang
tertekan
6. Anjurkan mandi dengan sabun antiseptic dan air hangat1. Baju
yang longgar dapat memberikan sirkulasi pada kulit2. Kulit yang
bersih dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme3. Mobilisasi dapat
mencegah luka dekubitus4. Mengetahui batasan karakteristik dan
mengobservasi luka5. Membantumempercepat proses penyembuhan dengan
menjaga kelembaban kulit6. Antiseptik dapat mencegah kulit dari
mikroorganisme
2Hipertermiberhubungandengan proses penyakit.
Tujuan:Tidak terjadi hipertermiKriteriahasil:
Suhutubuhdalambatas normal Nadi dan RR dalam batas normal Tidak ada
perubahan warna kulit dan pusing
1. Kaji TTV
2. Monitor intake dan output
3. Berikompreshangat
4. Anjurkanklienmemakaipakaianyang menyerapkeringat
5. Kolaborasipemberianantipiretik.1.
Untukmenentukanintervensiselanjutnya2. Untuk mengetahui
penngeluaran dan pemasukan cairan3. Kompres hangat sebagai
vasodilatasi pembuluh darah dan menurunkan demam4. Mempercepat
proses evaporasidanmenurunkanpanas5.
Pemberianobatmempercepatmenurunkanpanas
3Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas
kulitTujuan :tidak terjadi resiko infeksiKriteria Hasil : Pasien
bebas dari tanda dan gejala infeksi Jumlah leukosit dalam batas
normal
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
4. Berikan obat antibiotic dan antialergi1. Mengetahui tanda dan
gejala infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi2. Kulit yang
bersih dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme3. Mengetahui
batasan karakteristik dan mengobservasi luka4. Mencegah terjadinya
infeksi
4Gangguancitra tubuhberhubungandengankrisiskepercayaandiri
Tujuan:Pasien dapat percaya diri dengan kondisinyaKriteriahasil
: Body image positif Mampu mengindentifi-kasi kekuatan personal
Mendeskripsi-kan secara factual perubahan fungsi tubuh
Mempertahan-kan interaksi social1. Kaji secara verbal dan non
verbal respon klien terhadap tubuhnya2. Bina trust
3. Monitor frekuensi mengkritik dirinya4. Dorong klien
mengungkapkan perasaannya
5. Dorong interaksikeluarga.1. Mengetahuiperasaan yang dialami
pasien
2.
Meningkatkankepercayaandanmengadakanhubunganantaraperawat-pasien.3.
Meningkatkanperilakupositif4. Support dapat memberikan pasien dalam
mengungkapkan perasaannya5.
Mempertahankangariskomunikasidanmemberikandukunganterusmeneruspadapasien
5Ansietasberhubungandenganperubahan status
kesehatansekunderakibatpenyakit psoriasis
Tujuan:Kecemasan berkurangKriteriahasil: Klien mampu
mengidentifika-si dan mengungkapkan gejala cemas TTV dalam batas
normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan1. Identifikasi tingkat
kecemasan
2. Kajiulangkeadaanumumpasiendan TTV
3. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 4.
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
5. Intruksikan pasien menggunakan tekhnik relaksasi
1. Mengetahui kecemasan yang dilamai pasien2. TTV sebagai
indicator respon kecemasan3. Agar pasienmerasaditerima.
4. Sebagai indicator awaldalammenentukanintervensiberikutnya.5.
Melancarkan sirkulasi darah dan mengurangikecemasanpasien.
A. PENGKAJIAN1. Identitas KlienNama: Ny. NUmur: 32
tahunJenisKelamin: PerempuanPekerjaan: IbuRumahTanggaStatus
Perkawinan: MenikahAgama: IslamSukuBangsa: Betawi /
IndonesiaAlamat: Kp. Kayu Gede Rt 04/04 Paku Jaya
CiledugNomorTelepon: -DiagnosaPenyakit: Psoriasis Von
ZumbuschTanggalMasuk: 17 November 2014TanggalPengkajian: 25
November 2014Rujukandari: PoliKulit RSU Kota
TangerangPemberiJaminanPelayananKesehatan: BPJSSumber Data: Klien,
rekam medik
2. IdentitasPenanggungJawabNama: Tn. SUmur: 37
tahunJenisKelamin: Laki-lakiHubunganDenganKlien: SuamiPekerjaan:
PegawaiSwastaStatus Perkawinan: MenikahAgama: IslamSukuBangsa:
Betawi / IndonesiaAlamat: Kp. Kayu Gede Rt 04/04 Paku Jaya
CiledugNomorTelepon: -3. RiwayatKesehatana. KeluhanUtamaGatal gatal
diseluruh tubuh
b. RiwayatKesehatanSekarangPasien mengatakanbahwapasien
memilikipenyakitinisudahdari 1 tahun yang lalu.Danpasien mengatakan
penyakit ini muncul pertama kali saat melahirkan anak kedua. Pada
tanggal 15 November 2014pasien kontrol
diPoliklinikKulitdengandoktertentangpenyakit yang dideritanya. Dan
kemudianpasiendirujukoleh dokter untukdirawat di RSUD Kota
Tangerangpadatanggal 17 November 2014 jam 14.00 dan pasien dirawat
inap diruang perawatan umum.Saat dikaji pada tanggal 25 November
2014, Ny. N mengeluh gatal-gataldiseluruhtubuh.
Gataltersebuthilangtimbul.Apabilagatalingintimbul biasanya
pasiendemam. Gatal tersebut sepertiskuama yang berlapis-lapis,
berwarna putih, bening, seperti mika dan berbatas tegas dengan
berdiameter 5 cmdan pasien mengeluh panas. Gatal biasanya timbul 10
kali/ hari saat pasien tidak melakukan aktivitas. Dan gatal hilang
saat pasien melakukan relaksasi dengan cara menarik nafas
dalam.
c. Riwayat kesehatan dahulu Penyakit pada masa kanak kanak
Pasienmengatakan tidak memiliki penyakit pada masa kanak kanak
Penyakit akut/ kronik yang dideritaPasienmengatakan memiliki
penyakit yang sama sejak 1 tahun yang lalu TraumaPasienmengatakan
tidak memliki trauma Riwayat pernah dirawatPasienmengatakan
sebelumnya pernah dirawat di RSCM sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat
pernah dioperasiPasienmengatakan tidak pernah dioperasi
AlergiPasienmengatakan tidak memiliki alergi
ImunisasiPasienmengatakan imunisasi klien lengkap Pengobatan/
transfusi darahPasienmengatakan tidak pernah ditransfusi darah
Kebiasaan sehari hariPasienmengatakan dulu pernah mengkonsumsi kopi
tapi sekarang sudah berhenti mengkonsumsi kopi sejak 4 tahun yang
lalu
d. Riwayat kesehatan keluarga1. Riwayat Penyakit menularPasien
mengatakan tidak ada penyakit menular dari keluargannya2. Riwayat
penyakit keturunanPasienmengatakan ayahnya memiliki penyakit
Diabetes mellitus
Genogram
Keterangan : : Laki Laki+ : Meninggal: Garis Pernikahan :
Perempuan : Klien : Garis keturunan: Tinggal serumahPasien
mengatakan anak ke 2 dari 3 bersaudara.Pasien mengatakan tinggal
satu rumah dengan suami dan kedua anaknya.Pasien mengatakan
perannya sebagai istri dan ibu untuk anak-anaknya.Pasien mengatakan
memiliki penyakit keturunan (diabetes mellitus) dari ayahnya.
e.Pola aktivitas sehari hariNoaktivitasSebelumSesudah
1NutrisiMakan
MinumPasienmengatakan makan 3x/ hari dengan porsi habis, dengan
jenis makanan nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan
pasien mengatakan tidak ada pantangan makanan
Minum 8 gelas, 1500-2000 ccPasienmengatakan makan 3x/ hari
dengan porsi habis, dengan jenis makanan nasi, lauk pauk,
sayur-sayuran, buah-buahan, diet rendah lemak dan pasien mengatakan
tidak ada pantangan makananMinum 5-7 gelas, 1250-1750 cc
2Eliminasi BAB
BAKFrekuensi 2 hari sekali, Konsistensi padat, Warna kuning, Bau
Khas feses, tidak ada keluhanFrekuensi 6 kali/ hari, Warna kuning
jernih, Bau amoniak, Jumlah 750 cc, tidak ada keluhanFrekuensi
seminggu 2 kali, Konsistensi padat, Warna kuning, Bau Khas feses,
tidak ada keluhanFrekuensi 5 kali/ hari, Warna kuning jernih, Bau
amoniak, Jumlah 600 cc, tidak ada keluhan, tidak terpasang
kateter
3Personal hygieneMandi 2x/ hari menggunakan sabun, gosok gigi,
keramas terpenuhi sendiriMandi 1x/ hari menggunakan sabunbaby,
sebelum mandi pasien menggunakan salep gosok gigi, keramas
terpenuhi sendiri
4Istirahat tidurTidur siang 1-2 jam Tidur malam 7-8 jam,,
kualitas tidur baik, tidak ada keluhan tidurTidur siang 2-3 jam
Tidur malam 8 jam, tidak ada keluhan tidur, kualitas tidur baik
5Latihan/ olahragaPasien mengatakan tidak pernah olahragaPasien
tampak melakukan aktivitas secara mandiri, skala aktivitas 1
6Gaya hidupPasienmemiliki kebiasaan minum kopi tapi sudah
berhenti sejak 4 tahun yang laluTidak memiliki kebiasaan merokok,
minum alcohol, dan minum kopi
4. Pemeriksaan fisika. Keadaan umum Tingkat kesadaran: Compos
mentis Penampilan secara umum : Baik Tinggi badan: 155 Cm Berat
badan: Sebelum sakit : 55 KgSaat sakit: 52 KgBerat badan ideal: 52
Kg Tanda tanda vital : Tekanan darah: 120/80 MmhgSuhu : 38,50
CNadi: 89 x/menitPernafasan: 20 x/menit
b. Kulit, Rambut, Kepala, Kuku Kulit:Bersisik mengelupas
berwarna putih, bintik bintik kemerahanseperti skuama yang
berlapis-lapis, bening, seperti mika dan berbatas tegas, terasa
gatal dengan berdiameter 5 cm Rambut:Warna rambut hitam, tekstur
rambut kasar, tidak ada ketombe, kulit kepala mengelupas dengan
warna kulitberwarna kemerahan Kepala:Bentuk simetris, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembengkakan Kuku:Warna kuku merah muda,
bentuk kuku normal, CRT >2 detik
c. Mata Bentuk simetris, Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pergerakan bola mata dapat mengikuti instruksi tangan
perawat, refleks pupil (+), visus 6/6, TIO tidak ada nyeri tekand.
Hidung dan sinusBentuk simetris, tidak ada nyeri tekan pada sinus,
tidak ada pembengkakan, tidak ada secret, tidak ada pernafasan
cuping hidung, penciuman dapat membedakan aroma
e. MulutBentuk simetris, mukosa mulut lembab, Bibir warna merah
muda, bibir tidak pecah-pecah, tidak ada sianosis, tidak ada
pembesaran tonsil, pharyng tidak ada kemerahan, gigi tidak ada
karies, tidak menggunakan gigi palsu, test perasa (+).
f. TelingaBentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada seruman,
membrane timpani memantulkan cahaya, tidak ada nyeri tekan, lubang
telinga tampak bersih, test pendengaran (+).
g. Leher Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjra tyroid,
reflek menelan baik,tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran
KGB, tidak ada kaku kuduk, mobilitas (+).
h. Paru paru dan ThorakBentuk dada simetris, tidak ada nyeri
tekan, suara paru sonor, suara nafas vesikuler, Ictus cordis tidak
teraba, frekuensi pernafasan 20 x/menit, Irama pernapasan teratur,
terdengar bunyi s1 s2.
i. AbdomenBentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, suara tympani,
bising usus 10 kali/ menit
j. Ekstermitas Ekstermitas atasBentuk simetris, kulit
ekstremitas bersisik mengelupas berwarna putih, bintik bintik
kemerahanseperti skuama yang berlapis-lapis, seperti mika dan
berbatas tegas, pergerakan baik, kekuatan otot 4/4,terpasang gelang
identitas pada tangan kiri, terpasang IVFD NaCl 0,9/8 tetes
permenit pada tangan kanan Ekstermitas bawahBentuk simetris, kulit
bersisik mengelupas berwarna putih, bintik bintik kemerahanseperti
skuama yang berlapis-lapis, seperti mika dan berbatas tegas,
pergerakan baik, kekuatan otot 4/4, pergerakan baik, tidak ada
edema, reflek patella (+)k. GenetaliaTidak terpasang cateter,
pasien mengatakan selalu membersihkan area genetalia saat BAK
5. Data psikologisa. Status emosi:Emosi baik, saat berkenalan
dengan orang yang baru dikenal pasien tampak bersikap terbuka.b.
Pola koping: Pasien bercerita pada suaminya jika ada masalah,
pasien dapat menerima para tenaga kesehatan serta segala tindakan
medis dan keperawatanbaik tanpa ada penolakanc. Kecemasan:Pasien
mengatakan tidak cemas dengan penyakit yang dideritanyad. Gaya
komunikasi: Pasien berbicara dengan sangat jelas dengan menggunakan
bahasaIndonesia, pasien adalah orang yang humorise. Konsep diri:
Gambaran diri:Pasien mengenal diri sendiri yang sudah dewasa dan
sudah berumah tangga dan menjadi seorang isteri. Peran diri:Pasien
sebagai isteri dan berperan sebagai ibu rumah tangga dan mengurus
anak-anaknya. Ideal diri: Pasien bertugas sebagai ibu rumah tangga.
Harga diri: Pasien mengatakan sakitnya merupakan ujian dari
allahSWT Identitas diri: Pasien berjenis kelamin perempuan.
6. Data socialHubungan pasien dengan anggota keluarga berjalan
dengan baik, pasien seorang ibu rumah tangga dan sudah menikah,
pasien dapat berinteraksi baik dengan orang lain.
7. Data spiritualPasien merasa saat yang dideritanya adalah
cobaan dari allah swt, pasien shalat 5 waktu dan berdoa untuk
kesembuhannya.
8. Data penunjanga. Pemeriksaan laboratoriumTanggal 17 november
2014 Darah rutinNoJenis PemeriksaanHasilSatuanNilai Rujukan
1Hemoglobin11,9g/dl12,0 15,0
2Hematokrit34%35 49
3Leukosit16,6Ribu/ ul4,5 11,5
4Trombosit365Ul150 450
Elektrolit NoJenis PemeriksaanHasilSatuanNilai Rujukan
1Natrium138Mmol/L135 145
2Kalium3,9Mmol/L3,5 5,5
3Klorida102Mmol/L96 106
4Kalsium ion1,23Mmol/L1,10 1,35
f. Pemeriksaan GDATanggal 21 november 2014GDA stick : 143
mg/dl
9. Program dan rencana pengobatan Formuno2x1mg- Ceftriaxone1x3
gr Omeprazol3x4 mg- Methylprednisolon3x125 mg Novorapid 3x100-
CTM2x4 mg KSR3x1 gr- IVFD NaCl 0,9/8 tetes permenit PCT 3x1 tab
B. Diagnosa Keperawatan1. Analisa dataData SenjangInterpretasi
DataMasalah
DS : Pasien mengatakan kulitnya mengelupas diseluruh tubuh
Pasien mengatakan gatal pada kulitnyaDO : Kulit tampakbersisik
mengelupas berwarna putih, bintik bintik kemerahanseperti skuama
yang berlapis-lapis, bening, seperti mika Skuama berbatas tegas
Diameter 5 cm Pasien tampak gatal gatal dan menggaruk
kulitnyaEtiologi
Sel kulit matur 3 4 hari
() kumpulan flak berwarna kemerahan
Kerusakan integritas kulitKerusakan integritas kulit
DS = Pasien mengatakan badannya panas pada saat timbul
kemerahanDO = k/u CM Badan pasien teraba panas
Hemoglobin11,9g/dlTTV : Tekanan darah:120/80 Mmhg Suhu : 38,50 C
Nadi: 89 x/menit Pernafasan: 20 x/menitEtiologi
Sel kulit matur 3-4 hari
( ) Kumpulan plak berwarna kemerahan
( ) Suplai darah sel kulit
Suhu meninggi
HipertermiHipertermi
DS = -DO = Kulit tampakbersisik mengelupas berwarna putih,
bintik bintik kemerahanseperti skuama yang berlapis-lapis, bening,
seperti mika Skuama berbatas tegas Diameter 5 cm Leukosit 16,6
ribu/ul Hemoglobin11,9g/dlEtiologi
( ) Kumpulan plak berwarna kemerahan
Melebar secara perlahan
Invasi bakteri
Resiko tinggi infeksiResiko tinggi infeksi
2. Daftar Diagnosa Keperawatana. Kerusakan intergritas kulit
berhubungan dengan adanya lesib. Peningkatan suhu tubuh berhubungan
dengan proses penyakitc. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
kerusakan integritas kulit
C. PERENCANAANNoDiagnosa KeperawatanTujuanIntervensiRasional
1Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya
lesiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam tidak
terjadi kerusakan intergritas kulit dengan kriteria hasil :
Intergritas kulit yang baik dapat dipertahankan(sensasi,
elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi) Tidak ada luka/lesi
pada kulit1. Anjurkan pasien menggunakan baju yang longgar2. Jaga
kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap 2 jam sekali)4.
Monitor kulit akan adanya kemerahan5. Oleskan lotion atau
minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
6. Anjurkan mandi dengan sabun antiseptic dan air hangat7.
Berikan obat antibiotic dan antialergi
1. Baju yang longgar dapat memberikan sirkulasi pada kulit2.
Kulit yang bersih dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme3.
Mobilisasi dapat mencegah luka dekubitus
4. Mengetahui batasan karakteristik dan mengobservasi luka5.
Membantumempercepat proses penyembuhan dengan menjaga kelembaban
kulit6. Antiseptik dapat mencegah kulit dari mikroorganisme
7. Mencegah terjadinya infeksi
2
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitSetelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 8 jam tidak terjadi hipertermi dengan
kriteria hasil : Suhutubuhdalambatas normal (36,5 37oC) Nadi dan RR
dalam batas normal Tidak ada perubahan warna kulit1. Kaji TTV
2. Monitor intake dan output
3. Berikompres hangat
4. Anjurkanklienmemakaipakaianyang menyerapkeringat5.
Kolaborasipemberianantipiretik1.
Untukmenentukanintervensiselanjutnya2. Untuk mengetahui
penngeluaran dan pemasukan cairan3. Kompres hangat sebagai
vasodilatasi pembuluh darah dan menurunkan demam4. Mempercepat
proses evaporasidanmenurunkanpanas
5. Pemberianobatmempercepatmenurunkanpanas
3Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas
kulitSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jamtidak
terjadi resiko infeksidengan kriteria hasil : Pasien bebas dari
tanda dan gejala infeksi Jumlah leukosit dalam batas normal
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
4. Berikan obat antibiotic dan antialergi1. Mengetahui tanda dan
gejala infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi2. Kulit yang
bersih dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme3. Mengetahui
batasan karakteristik dan mengobservasi luka
4. Mencegah terjadinya infeksi
D. PELAKSANAANNoTanggal/jamTindakanNo. DPParaf
1
2
325-11-201407.30
07.55
08.00
08.10
08.25
09.00
26-11-201407.30
09.45
10.00
10.25
11.00
11.25 Mengkaji keadaan umum dan mengobservasi TTVHasil :Keadaan
umum : CMTD = 110/70 mmHg N = 87 x/menitS = 36,5oC RR = 19 x/menit
Mengkaji keadaan kulitHasil : Bersisik mengelupas berwarna putih
Bintik bintik kemerahanseperti skuama yang berlapis-lapis, bening,
seperti mika Berbatas tegas Terasa gatal dengan berdiameter 5 cm
Menganjurkan pasien menggunakan baju yang longgarHasil :Pasien
tampak mengganti baju yang longgar Melakukan kompres hangatHasil :
Suhu 36,5oC Saat dipalpasi badan pasien tidak panas Memberikan obat
antipiretik, antibiotic, antialergiCTM2x4 mgCeftriaxone1x3 grPCT
3x1 tab Menganjurkan mandi dengan sabun antiseptic dan air
hangatHasil :Pasien mengatakan mandi menggunakan sabun baby yang
berantiseptic Mengkaji TTVHasil : TD = 120/90 mmHg, N = 87 x/menitS
= 36,3oC RR = 19 x/menit Memberikan obat antialergi, antipiretik,
antibiotikCTM2x4 mgCeftriaxone1x3 grPCT 3x1 tab Menganjurkan pasien
menggunakan baju yang longgarHasil :Pasien tampak mengganti baju
yang longgar Memonitor kulit akan adanya kemerahan Bersisik
mengelupas berwarna putih Bintik bintik kemerahanseperti skuama
yang berlapis-lapis, bening, seperti mika Berbatas tegas
Mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang
tertekanHasil : Kulit tampak lembab
Melakukan mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap 2 jam
sekali)Hasil : Pasien tampak mengubah posisi tubuhnya
1,2,3
1,3
1,3
2
1,2,3
1
1,3
1,2,3
1,3
1,3
1
1
E. EVALUASITanggalNo.DPCatatan perkembanganParaf
26-11-201414.00
26-11-201414.20
26-11-201414.30
1
2
3
S = - Pasien mengatakan mandi menggunakan sabun baby yang
berantisepticO = - Pasien tampak mengganti baju yang longgar Pasien
tampak mengubah posisi tubuhnya Kulit tampak lembab Turgor kulit
elastic Klien tampak menggunakan lotion/salep disekitar tubuh Tidak
ada luka/lesi pada kulit CTM2x4 mg Ceftriaxone1x3 gr PCT 3x1 tabA =
Masalah sebagian teratasiP = Lanjutkan intervensi
S =Pasien mengatakan dapat menerima keadaannyaO = - Saat
dipalpasi badan pasien tidak panas TD = 120/90 mmHg N = 87 x/menit
S = 36,3oC RR = 19 x/menitA = Masalah teratasiP = Hentikan
IntervensiS = -O = - Kulit tampak lembab Turgor kulit elastic Tidak
ada luka/lesi pada kulit Tidak ada tanda tanda infeksi CTM2x4 mg
Ceftriaxone1x3 gr PCT 3x1 tabA = Masalah sebagian teratasiP =
Lanjutkan intervensi
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan 1. DefinisiPsoriasis adalah suatu penyakit kulit
kronik dengan bentuk lesi-lesi yang khas berupa penebalan epidermis
dengan pergantian epidermis yang cepat. Pergantian epidermis pada
kulit yang abnormal berlangsung rata-rata 28 hari tetapi pada
penderita psoriasi, proses keratinisasi berlangsung cepat sekali
yaitu kira-kira 7 kali lebih cepat dari yang biasanya. (Harahap,
Marwali, 1990).
2. Etiologi Factor herediter yang bersifat residif yang umumnya
diturunkan melalui dominan otosoma dengan penetrasi tak komplit
Factor factor psikis seperti stress dan emosi. Penelitian
menyebutkan 68% penderita psoriasis menyatakan stress dan
kegelisahan menyebabkan penyakitnya lebih hebat dan lebih berat.
Infeksi fokal ditempat tempat lain seperti infeksi kronik didaerah
hidung dan telinga, penyakit tubercolosis paru, dermatomikosis, dan
radang kronik ginjal. Penyakit penyakit metabolic seperti diabetes
mellitus yang laten Gangguan gangguan pencernaan Factor cuaca :
beberapa kasus menunjukan tendensi untuk menyembuh pada musim
panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh.
3. PATOGENESISPerubahan perubahan morfologik dan kerusakan
kerusakan sel sel epidermis penderita psoriasis telah banyak
diketahui.Gambaran hispatologi kulit yang terkena psoriasi (dan
kulit yang terkena penyakit) sering kali menunjukan adanya
akumulasi sel-sel limfosit dan monosit dipuncak-puncak papil
dermis, dan didalam stratum basalis.Sel-sel radang ini tampak lebih
banyak apabila lesi tambah hebat. Pembesaran dan pemanjangan
papil-papil dermis menyebabkan epidermo-dermal bertambah luas dan
menyebabkan lipatan-lipatan basal germinatifum bertambah banyak,
dan juga menyebabkan massa pertumbuhan kulit menjadi lebih cepat
dan massa pertukaran kulit lebih pendek dari normal yakni dari 28
hari menjadi 3-4 hari, sehingga stratum granulosum tak terbentuk
dan di dalam stratum korneum terjadi parakeratosis yaitu sel
keratin yang masih mengandung inti. Dengan pemendekan interval
proses keratinisasi sel-sel epidermis dari stratum basalis menjadi
stratum korneum maka proses pe matangan keratinisasi gagal mencapai
proses yang sempurnaSelain itu terlihat morfologi sel-sel dan
proses biokimia didalam masing-masing sel berubah. Dengan mikroskop
electron sel-sel epidermis produksi tonofilamen keratin dan
butir-butir keratohialin berkurang, dan adenosine 3-5 monofosfat
(AMP-siklik) pada lesi-lesi psoriasis berkurang, dan ini sangat
penting didalam pengaturan aktifitas mitosis sel-sel epidermis.
4. Manifestasi Klinis Gatal ringan (kulit kepala, wajah,
ekstremitas, daerah lumbalsakral, siku dan lutut) Bercak bercak
eritema yang meninggi dengan skuama Disertai dengan atau tanpa
gatal Bersisik seperti lilin digores
5. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah rutin Elektrolit dan
gas darah Pemeriksaan gula darah6. Penatalaksanaan Medis Pengobatan
sistemika. Kortikosteroid b. Obat sitostatik (prednisone)c.
Levadopad. Diamonidofenilsulfone. Etretinat dan asitretein
siklosporin
Pengobatan topikala. Preparat testb. Kortikosteroidc. Ditranold.
Salcipatrioe. Pengobatan dengan penyinaranB. Saran Kepada pembaca
untuk menjaga system integument nya karena kulit kita bagian yang
sangat sensitive dalam penerimaan cahaya benda asing maupun
kuman.Salah satu penyakit yang timbul pada system integumen adalah
psoriasis erythoderma.
DAFTAR PUSTAKA
Harahap Marwali. 1990. Penyakit Kulit. Jakarta: PT
Gramedia.Nurarif, Amin Huda, Kusuma Hardi. 2013. NANDA NIC-NOC
Jilid 2.Yogyakarta: Media Action Publishing.
2