7 BAB II DAKWAH, MEDIA KOMUNIKASI, DAN TABLOID MQ A. Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai dakwah dan media komunikasi memang banyak dikaji dalam berbagai buku maupun penelitian-penelitian yang sudah dilakukan diantaranya adalah, Analisis Muatan Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Kajian Terhadap Buletin Al-Wustho th. 2002), oleh Eviyati Khasanah, 2004. 1 Penelitian tersebut menerangkan bahwa selain dakwah dengan mimbar atau dengan yang lainnya, dakwah juga dapat dilakukan dengan media cetak. Fokus penelitian ini adalah bagaimana memahami isi pesan dari materi dakwah. Materi buletin al-wustho antara lain tentang akidah, syari’ah, dan akhlak. Materi yang disampaikan telah sesuai dengan karekteristik buletin, yaitu tidak terjebak dalam masalah khilafiyah dan terfokus pada masalah-masalah umum. Buletin merupakan salah satu media komunikasi yang dapat digunakan sebagai media dakwah. Selain itu ada juga yang membahas tentang Dakwah KH. Abdullah Gymnastiar Melalui Manajemen Qolbu (Analisis Komunikasi Dakwah), Kusnaeni,2003. 2 Penelitian ini menjelaskan bahwa dakwah dan media komunikasi hubungannya sangat erat, karena dakwah termasuk komunikasi. 1 Eviyati Khasanah, Analisis Muatan Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Kajian terhadap bulletin Al-Wustho, tahun, 2002), Semarang, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2004. 2 Kusnaeni, Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar Melalui Manajemen Qolbu (Analisis Komunikasi Dakwah), Semarang, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2003.
28
Embed
BAB II DAKWAH, MEDIA KOMUNIKASI, DAN TABLOID MQ A. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/15/jtptiain... · 2013. 1. 16. · 7 BAB II DAKWAH, MEDIA KOMUNIKASI, DAN TABLOID
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
DAKWAH, MEDIA KOMUNIKASI, DAN TABLOID MQ
A. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai dakwah dan media komunikasi memang
banyak dikaji dalam berbagai buku maupun penelitian-penelitian yang
sudah dilakukan diantaranya adalah, Analisis Muatan Pesan Dakwah
Melalui Media Cetak (Kajian Terhadap Buletin Al-Wustho th. 2002), oleh
Eviyati Khasanah, 2004.1 Penelitian tersebut menerangkan bahwa selain
dakwah dengan mimbar atau dengan yang lainnya, dakwah juga dapat
dilakukan dengan media cetak.
Fokus penelitian ini adalah bagaimana memahami isi pesan dari
materi dakwah. Materi buletin al-wustho antara lain tentang akidah,
syari’ah, dan akhlak. Materi yang disampaikan telah sesuai dengan
karekteristik buletin, yaitu tidak terjebak dalam masalah khilafiyah dan
terfokus pada masalah-masalah umum. Buletin merupakan salah satu media
komunikasi yang dapat digunakan sebagai media dakwah.
Selain itu ada juga yang membahas tentang Dakwah KH. Abdullah
Gymnastiar Melalui Manajemen Qolbu (Analisis Komunikasi Dakwah),
Kusnaeni,2003.2 Penelitian ini menjelaskan bahwa dakwah dan media
komunikasi hubungannya sangat erat, karena dakwah termasuk komunikasi.
1 Eviyati Khasanah, Analisis Muatan Pesan Dakwah Melalui Media Cetak (Kajian terhadap
bulletin Al-Wustho, tahun, 2002), Semarang, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2004. 2 Kusnaeni, Dakwah K.H. Abdullah Gymnastiar Melalui Manajemen Qolbu (Analisis
Komunikasi Dakwah), Semarang, Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2003.
8
Fokus penelitian ini adalah lebih menekankan pada metode MQ
(Manajemen Qolbu), bagaimana menata hati agar bersih dan suci, kemudian
juga menggunakan pendekatan akhlak. Dakwah tanpa pendekatan akhlak
yang baik tidak akan berhasil, semua itu berawal dari media komunikasi.
Dakwah tanpa komunikasi juga tidak akan berhasil.
Cerpen Sebagai Media Penyebaran Nilai-nilai Islam Pada Tabloid
“Salam” edisi 1990, oleh Nur Ida Adkhawati,1991.3 Dalam penelitian ini
lebih difokuskan pada media dakwah yang besifat tulisan dan dalam tabloid
tersebut mempunyai semboyan “Menuju Kebahagiaan Dunia Dan Akhirat”.
Dalam penyajian informasinya dengan bermacam-macam rubrik yang
didasari “Amar Ma’ruf Nahi munkar dan Ukhuwah Islamiyah”.
Skripsi ini mengkaji secara detail tentang dakwah dan media
komunikasi. Dakwah dapat dilihat dari segi da’inya, materinya, dan dari
segi mad’unya.
Dari berbagai literatur di atas maka belum ada yang secara spesifik
membahas mengenai profil dakwah Aa’ Gym dalam rubrik taushiyah pada
tabloid MQ (Manajemen Qolbu). Oleh karenanya skripsi ini akan meneliti
lebih lanjut bagaimana profil dakwah Aa Gym yang ada dalam rubrik
taushiyah Tabloid MQ (Mananjemen Qolbu).
3 Nur Ida Adkhawati, Cerpen Sebagai Media Penyebaran Nilai-nilai Islam Pada Tabloid
"Salam" Edisi 1990, Semarang, Skripsi IAIN Walisongo, 1991.
9
B. Landasan Teori
1. Dakwah Dan Media Komunikasi
a. Pengertian Dakwah
Dakwah secara etimologis (bahasa) adalah: ÏóÚóÇ íóÏúÚõæú,
ÏóÚúæóÉ yang berarti seruan, ajakan, atau panggilan, yakni
menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia agar
menerima dan mempercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam.4
Sedangkan pengertian dakwah secara terminologis banyak
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
a. Menurut Drs. Muhammad al-Wakil, sebagaimana dikutip oleh Sayid
Muhammad Nuh dalam buku Dakwah Fardhiyah, Pendekatan
Personal dalam Dakwah, dakwah adalah mengajak manusia dalam
kebaikan dan menunjukkan mereka jalan yang benar dengan cara yang
amar ma’ruf nahi munkar.5
b. Menurut Prof. A. Hasymi, pengertian dakwah Islamiyah adalah
mengajak orang untuk meyakini dan mengamalkan akidah dan
syari’ah Islamiyah yang sebelumnya telah diyakini dan diamalkan
oleh pendakwah sendiri.6
c. Asmuni Syukir memberikan pengertian bahwa dakwah secara istilah dapat
diartikan dari satu segi atau dua sudut pandang, yakni pengertian
4 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah, Visi dan Misi Dakwah bil Qolam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm. 5-6
5 Dr. Sayid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah, Pendekatan Personal dalam Dakwah, Intermedia, Solo, 2000, hlm. 15
6 Prof. A. Hasymi, Dustur Dakwah Menurut al-Qur'an, Bulan Bintang, Jakarta, 1974, hlm. 28.
10
dakwah yang bersifat pembinaan dan pengertian dakwah yang bersifat
pengembangan. Pengertian dakwah yang bersifat pembinaan adalah suatu
usaha mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat
manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah, dengan menjalankan
syari’at-Nya. Sehingga mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di
dunia maupun di akhirat. Sedangkan pengertian dakwah yang bersifat
pengembangan adalah usaha mengajak umat manusia yang belum
beriman kepada Allah SWT, agar menaati syari’at Islam (memeluk
agama Islam) supaya nantinya dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia
maupun di akhirat.7
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian dakwah adalah mengajak, menyeru, memanggil atau membawa
umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk
Allah dan Rasul-Nya, baik dengan pembinaan agar memeluk dan menaati
syari’at Islam guna menuju jalan yang diridhai Allah SWT. agar dapat
hidup bahagia di dunia dan akhirat.
b. Dasar Hukum Dakwah
Islam adalah agama dakwah, sehingga agama tidak akan tersiar
dan berlaku dalam masyarakat apabila tidak didakwahkan, karena
tersiarnya dan berlakunya suatu ajaran dalam masyarakat tidak akan
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalanNya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang terdapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl : 125).9
8 A. Rosyad shaleh, Management Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1977, hlm. 11 9 Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.cit, hlm. 421.
12
Kata ud’u yang diterjemahkan dengan seruan, ajakan, adalah fi’il
amar yang menurut kaidah ushul fiqih menunjukkan wajib dan harus
dilaksanakan selama tidak ada dalil lain yang memaslingkannya dari
kewajiban itu kepada sunnah atau lainnya. Jadi, pelaksanaan dakwah
Aminuddin Sanwar berpendapat bahwa pelaksanaan dakwah
adalah wajib hukumnya dan ini sudah menjadi kesepakatan jumhur ulama.
Hanya saja terjadi perbedaan, yakni dakwah merupakan wajib ’ain atau
kifayah.10
3. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah yang hakiki adalah meraih nilai-nilai luhur yang
menghantarkan manusia kepada kebahagiaan dan kesejahteraan lahir
dan batin, baik di dunia ataupun di akhirat dan senantiasa dalam
lindungan Allah SWT. Sebagaimana yang terungkap dalam al-Qur’an
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalanNya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang terdapat petunjuk. (Q.S. An-Nahl : 125).31
30 Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, Penerbit Fakultas Dakwah, IAIN Walisongo
Semarang, 1987, hlm. 14-36 31 Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.cit, hlm. 421.
25
Dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa dalam
menyampaikan dakwah itu bisa dengan bil-hikmah, dengan nasehat
yang baik dan mujadalah. Adapun yang dimaksud hikmah menurut
pengertian sehari-hari ialah bijaksana dan secara hikmah menurut
pengertian khusus yaitu; secara ilmiah dan filosofis.32
Dari pengertian itu dapat diambil kesimpulan pengertian
dakwah bil hikmah adalah dakwah yang dilakukan dengan cara
bijaksana, ilmiah dan arif, oleh karena itu seorang da’i harus selalu
bijaksana dalam segala hal yang dihadapi, sedangkan yang di
maksud dengan mauidhah hasanah yaitu dakwah dilakukan dengan
cara memberi ingat atau nasehat kepada orang lain dengan yang baik.
Dengan demikian maka seorang da’i haruslah dapat memberi
nasehat, didikan, bimbingan dan petunjuk yang baik dalam segala
lapangan hidup, kesemuanya itu dimaksudkan dan disampaikan
kepada mereka yang kurang pengetahuannya, cara penyampaian
terhadap mereka dengan sikap yang baik agar dapat menjinakkan
hati mereka.
Yang dimaksud dakwah bil mujadalah adalah dakwah
dilaksanakan dengan jalan mengadakan tukar pikiran yang sebaik-
baiknya, jelasnya bahwa orang yang berdakwah dengan mujadalah
itu tidak boleh beranggapan bahwa yang satu dengan lainnya sebagai
32 Dzikron Abdullah, Op.cit, hlm. 25.
26
lawan, tetapi harus dianggap sebagai teman yang berusaha untuk
mencari kebenaran.
Dengan metode mujadalah ini maka da’i dapat memperoleh
beberapa keberhasilan dalam dakwah sebagai berikut:
a. Da’i dapat menunjukkan kepada khalayak tentang kebenaran yang
dibawanya, karena dengan adanya diskusi, maka kebenaran akan
terungkap secara jelas karena disertai dengan berbagai
argumentasi yang memadai.
b. Dengan metode diskusi, da’i dapat menyadarkan lawan bicaranya
apabila ternyata lawan bicaranya tersebut salah.
c. Dengan metode diskusi, da’i dapat menunjukkan kebenaran
dakwah Islam kepada mereka yang menentang Islam dengan
memberikan bukti-bukti ajaran Islam yang haq secara nyata dan
penuh kearifan.
Di era global, metode dakwah dengan diskusi sangatlah relevan,
karena dengan diskusi berarti menghidupkan dialog dari hati ke hati.
Tanpa adanya dialog, maka dakwah di era global bisa menimbulkan
konflik dan permusuhan. Sebagaimana dinyatakan oleh Asghar Ali
Engineer bahwa globalisasi membawa terlalu banyak bertambahnya
perpindahan penduduk dan migrasi. Jadi keragaman mendorong banyak
manusia dari berbagai agama dan budaya untuk hidup bersama. Maka
harus ada dialog di antara mereka. Apabila di antara mereka lebih
27
menekankan dakwah (dalam arti sempit) dengan mengalahkan dialog,
pasti akan terjadi ketegangan, permusuhan, konflik dan ketegangan sosial
akan mengganggu stabilitas sosial.33
2. Tinjauan Tentang Media Komunikasi
1. Pengertian Media Komunikasi
Istilah komunikasi diambil dari bahasa Inggris communication,
yang artinya pemberitahuan, pembicara mengharap pertimbangan atau
jawaban dari pendengarnya.34 Dengan demikian media komunikasi
adalah suatu alat atau perantara yang dipakai untuk berkomunikasi.
Unsur media dalam komunikasi telah banyak menarik
perhatian karena banyak menimbulkan pengaruh dalam perkembangan
komunikasi, baik sebagai proses sosial maupun sebagai ilmu
pengetahuan.
Perkembangan yang semakin cepat di bidang teknologi
komunikasi menyebabkan pengaruh yang besar terhadap kegiatan
penyebarluasan informasi atau gagasan. Ini berarti pula berpengaruh
besar terhadap kegiatan hubungan masyarakat.
Media massa (pers, radio, televisi, dan film) sangat membantu
kegiatan hubungan masyarakat. Dengan menggunakan media massa
33 Asghar Ali Engineer, “ Da’ah or Dialogue?”, dalam Ihya’ Ulumuddin,Vol. 4 No. 1,