49
BAB IILANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA1. Hakekat Belajar dan
Pembelajarana. Pengertian BelajarBelajar merupakan suatu kegiatan
penting dalam setiap kehidupan manusia karena dengan belajar dapat
mempengaruhi maju mundurnya kualitas manusia. Dengan belajar,
manusia akan dapat meraih apa yang dicita-citakan. Untuk dapat
lebih memahami tentang pengertian belajar, berikut ini terdapat
beberapa pengertian dari istilah belajar, yaitu :
1) Menurut Gagne dan Berliner (Anni, 2007:2), belajar merupakan
suatu proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena
hasil pengalaman.
2) Menurut Slavin (Anni, 2007: 2), belajar merupakan perubahan
individu yang disebabkan oleh pengalaman.3) Menurut Fontana
(Suherman dkk, 2003: 2), belajar merupakan proses perubahan tingkah
laku yang relative tetap sebagai hasil dari pengalaman.
4) Menurut Morgan (Purwanto, 1992: 84), belajar merupakan setiap
perubahan yang relative tetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.
5) Menurut Syah (1995: 92), belajar merupakan tahapan perubahan
seluruh tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.
Merujuk pada Baharudin (2010: 11), hakikat belajar merupakan
proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetisi,
keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari manusia lahir sampai
akhir hayat. Belajar, sebagai karakteristik yang membedakan manusia
dengan mahluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan
sepanjang hayat manusia. Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan
seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.
Menurut Muhibbin (2011: 59-60), perubahan dan kemampuan untuk
berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar.
Disebabkan oleh kemampuan berubah oleh belajarlah, maka manusia
dapat berkembang lebih jauh dari makhluk-makhluk lainnya, sehingga
ia tebebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka
bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu
pula manusia dapat secara bebas mengeksplorasi, memilih, dan
menetapkan keputusan-keputusan penting dalam kehidupanBerdasarkan
pengertian-pengertian di atas, diperoleh kesimpulan bahwa belajar
berkaitan atau berhubungan dengan perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman dan latihan, sehingga dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan perilaku pada diri sendiri sebagai
hasil dari pengalaman dan latihan dan perubahan tingkah laku
individu bersifat tetap.
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 157), pembelajaran merupakan
suatu proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan
siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Sedangkan menurut Fontana (Suherman dkk,
2003: 7), pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang
memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara
optimal. Bersadarkan pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli,
dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah proses yang
diadakan oleh guru secara terencana yang melibatkan siswa untuk
mencapai tujuan secara optimal dan maksimal. Tujuan tersebut
meliputi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Ciri-ciri pembelajaran menurut Darsono (2000: 25) antara lain
sebagai berikut:
1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara
sistematis
2) Pembelajaran menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa.
4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu yang tepat dan
menarik.
5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik
secara fisik maupun psikologis.
Guru dapat melakukan variasi pembelajaran dari ciri-ciri
pembelajaran yang disebutkan di atas. Salah satu cara dalam variasi
tersebut adalah dengan menciptakan atau membuat pembelajaran yang
memotivasi siswa untuk belajar melalui penyediaan bahan belajar
yang menarik dan menantang dengan menggunakan alat bantu belajar
yang tepat dan menarik sehingga dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan. Guru dapat memilih model pembelajaran yang
memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan dilengkapi
penggunaan alat bantu belajar yang tepat dan menarik sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.
c. Prinsip Dan Ciri-Ciri Belajar
Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu
dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut
Slameto (2010:27-28) seorang guru atau calon guru perlu mengetahui
prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar yang harus
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap
siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu
diketahui antara lain:
1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
2) Sesuai hakikat belajar
3) Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
4) Syarat keberhasilan belajar
Dalam kegiatan belajar, terdapat prinsip-prinsip yang perlu
diperhatikan. Menurut Hamalik (1975: 36-37), prinsip-prinsip
belajar adalah sebagai berikut:
1) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan
saling mempengaruhi Antara siswa dan lingkungan.
2) Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi
siswa.
3) Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan
motivasi yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.
4) Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, maka
siswa harus sanggup mengatasinya secara tepat.
5) Belajar memerlukan bimbingan.
6) Jenis belajar yang paling umum adalah belajar untuk berpikir
kritis.
7) Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk
pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah
tersebut telah disadari bersama.
8) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari
sehingga diperoleh pengertian-pengertian.
9) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang
diperlajari dapat dikuasai.
10) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai tujuan atau hasil.
11) Belajar dikatakan berhasil apabila siswa dapat mentransfer
pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar di atas, diperoleh
kesimpulan bahwa siswa perlu berpartisipasi aktif dalam kerja
kelompok. Dengan demikian, cara guru membelajarkan siswa yang
paling efektif adalah dengan pembentukan kelompok belajar yang
menekankan pentingnya kerja sama dalam kegiatan mengajar.Belajar
merupakan suatu aktivitas yang mempunyai ciri-ciri khusus. Menurut
Darsono dkk (2000: 30-31), beberapa ciri belajar adalah sebagai
berikut:
1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan yang
dipakai sebagai arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolak ukur
keberhasilan belajar.
2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan
orang lain.
3) Belajar merupakan proses interaksi Antara individu dan
lingkungan. Hal ini berarti bahwa individu harus aktif bila
dihadapkan pada lingkungan tertentu.
4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang
yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral yang berarti
bahwa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
terpisahkan satu dengan yang lain.
d. Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2009: 45), hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang
dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow. Menurut Anni (2007:
5), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa
setelah mengalami aktivitas belajar. Dimyati dan Mudjiono (2002: 3)
mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif, dan
psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,
ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan,
membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon),
valuing (nilai), organization (organisasi), charactirization
(karakterisasi). Domain Psikomotor mencakup keterampilan produktif,
teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara
menurut Lindgren hasil kecakapan meliputi kecakapan, informasi,
pengertian, dan sikap. Merujuk pemikiran Gagne (dalam Suprijono,
2011: 5) hasil belajar berupa antara lain:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun
penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dalam lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi. Kemampuan analitis-sintesis fakta konsep
dan mengembangkan prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.Harus diingat bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi
oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak
dilihat secara terpisah, melainkan komprehensif. (Agus Suprijono,
2009:5-7).
Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkatan yang
dialami oleh siswa secara keseluruhan baik itu sikap, keterampilan
maupun pengetahuan yang di ukur oleh guru dalam bentuk nilai-nilai
sesuai pada tujuan pengajaran.Hasil belajar akan dipengaruhi oleh
banyak faktor, secara garis besar faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern (Slameto, 2010: 54)
a) Faktor internFaktor intern adalah faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri peserta didik. Faktor intern dikelompokan menjadi
faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
1) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat
tubuh
2) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
3) Faktor kelelahanDibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah
lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti kelesuan dan
kebosanan.b) Faktor ekstern
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
1) Faktor keluarga
Faktor keluarga ini meliputi cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi
keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar,
dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Pengaruh masyarakat ini terkait dengan keberadaan siswa dengan
masyarakat. Pengaruh masyarakat ini terkait dengan keberadaan
peserta didik dengan masyarakat. Lingkungan masyarakat dimana siswa
berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya.
Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan
sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh positif
terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya (Nana
Syaodih, 2009: 162-165).
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi
dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu
faktor yang bersumber dari dalam siswa itu sendiri, baik jasmani
maupun rohani sedangkan faktor ekstern yaitu faktor dari luar siswa
seperti lingkungan sekitarnya.
e. Efektivitas Pembelajaran
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari
kata efektif yang berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya,
kesannya). Efektifitas menurut E. Mulyasa (2007: 82) diartikan
adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan
sasaran yang akan dicapai. Suatu usaha dikatakan efektif apabila
usaha itu mencapai tujuannya. Sedangkan efektifitas menunjukkan
taraf tercapainya suatu tujuan.Eggen dan Kauchak (dalam Fauzi:
2002) mengemukakan bahwa pembelajaran yang efektif apabila siswa
secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penentuan
informasi (pengetahuan). Siswa tidak hanya pasif menerima
pengetahuan yang diberikan guru. Hasil belajar ini tidak hanya
meningkatkan pemahaman siswa saja, tetapi juga mengingkatkan
keterampilan berfikir siswa. Keefektivan pembelajaran yang dimaksud
di sini adalah sejauh mana pembelajaran berhasil menjadikan siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang dapat dilihat dari ketuntasan
belajar.
Menurut Suryosubroto (Fauzi, 2009) agar pelaksanaan pengajaran
efektif yang perlu diperhatikan adalah:
1) Konsistensi kegiatan belajar dengan kurikulum dilihat dari
aspek : (a) tujuan pembelajaran; (b) bahan pengajaran; (c) alat
pengajaran yang digunakan; (d) strategi evaluasi.
2) Keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar meliputi: menyajikan
alat, sumber dan perlengkapan belajar, mengkondisikan kegiatan
belajar mengajar, menggunakan waktu yang tersedia untuk kegiatan
belajar mengajar secara efektif, motivasi belajar siswa, menguasai
bahan pelajaran yang akan disampaikan, mengaktifkan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar, melaksanakan komunikasi interaktif
kepada siswa, serta melaksanakan penilaian belajar. Efektifitas
pembelajaran dalam penelitian ini yang diharapkan adalah
keberhasilan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
dalam pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengolahan
Informasi) materi pokok Mengoperasikan Software Presentasi efektif
terhadap hasil belajar siswa kelas XI TKJ Purwareja Klampok,
Banjarnegara yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa setelah
proses pembelajaranf. Model Pembelajaran Kooperatif
Slavin dalam (dalam Taniredja, 2011: 55) mengemukakan bahwa
cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana dalam
sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang
siswa lebih bergairah dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal
dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif
lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena
dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang
bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi
secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif
di antara anggota kelompok (Sugandi, dalam Taniredja, 2011).
Menurut pendapat Lie, Anita (dalam Taniredja, 2011: 56) bahwa
model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar
dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative
learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas yang
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang
lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum
pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana
guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan
bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta
didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan
bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Model pembelajaran
kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu
pembelajaran yang bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu
yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan
bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan
ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.
(Suprijono, 2011: 58)
1) Tujuan pembelajaran kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok
tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan
individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan
pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana
keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya (Slavin, dalam Taniredja, 2011: 60).Menurut Depdiknas
tujuan pembelajaran kooperatif yaitu pertama meningkatkan hasil
akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademiknya. Kedua memberi peluang agar siswa dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang
antara lain suku, agama, kemampuan akademik, tingkat sosial. Ketiga
mengembangkan keterampilan sosial siswa antara lain berbagi tugas,
aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman
untuk bertanya, mau menjelaskan ide/pendapat, bekerja dalam
kelompok, dsb (http://ipotes.wordpress.com, dalam Taniredja, 2011:
60).
Nur Asma (2006:12) mengemukakan tujuan dari model pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut :
a) Pencapaian hasil belajar
Pembelajaran kooperatif selain memiliki tujuan social juga
bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik. Siswa yang telah menguasai materi akan menjadi tutor bagi
siswa yang belum menguasai materi. Melalui pembelajaran kooperatif
dapat memberikan keuntungan pada siswa yang telah bekerjasama
menyelesaikan tugas-tugas akademik, baik kelompok siswa yang belum
menguasai materi maupun kelompok siswa yang sudah menguasai
materi.
b) Penerimaan terhadap individu
Efek penting selanjutnya dari pembelajaran kooperatif ini ialah
penerimaan yang luas terhadap siswa yang berbeda menurut ras,
budaya, tingkat social, kemampuan dan ketidak mampuan. Pembelajaran
kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa yang berbeda latar
belakang dan kondisi untuk bekerja bergantung satu sama lain atas
tugas-tugas bersama, serta untuk menghargai satu sama lain.
c) Pengembangan keterampilan sosialTujuan penting ketiga dari
pembelajaran kooperatif ialah mengajarkan kepada siswa keterampilan
kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk
dimiliki siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan Negara
mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam mengatasi
masalah-masalah sosial semakin kompleks.
Tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan
belajar siswa untuk mengingkatkan prestasi akademik dan pemahaman
baik secara individu maupun secara kelompok.
Pembelajaran kooperatif intinya yaitu bertujuan agar siswa bias
bekerja sama satu sama lain dalam suatu kelompoknya sendiri. Jika
ada salah satu siswa yang kurang memahami suatu materi, maka siswa
yang lain dapat membantu menjelaskan materi tersebut, selain itu
pembelajaran kooperatif juga melatih kekompakan dalam suatu
kelompok.2) Karakteristik pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik yang
membedakan dengan model pembelajaran lain. Rusman (2010: 207)
mengemukakan bahwa, pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur
tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Karakteristik model
pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut.
a) Pembelajaran secara tim, dalam model pembelajaran kooperatif
proses pembelajaran dilakukan secara tim atau kelompok. Oleh karena
itu, setiap tim atau kelompok harus mampu membuat masing-masing
anggota ikut berperan akif dalam kelompoknya. Setiap anggota tim
atau kelompok juga harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b) Didasarkan pada manajemen kooperatif, manajemen kooperatif
mempunyai tiga fungsi yaitu:
1) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan,
pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan
langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.
2) Fungsi manajemen sebagai organisasi, pembelajaran kooperatif
memerlukan perencanaan yang matang agar pembelajaran berjalan
dengan efektif
3) Fungsi manajemen sebagai control, pembelajaran kooperatif
perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non
tes.
c) Kemauan untuk bekerjasama, keberhasilan pembelajaran
kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh
karena itu, prinsip kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran
kooperatif. Tanpa adanya kerjasama yang baik, pembelajaran
kooperatif tidak mencapai hasil yang optimal.
d) Keterampilan bekerjasama, kemampuan bekerjasama dapat melalui
kegiatan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling
berbagi kemampuan belajar berpikir kritis, menyampaikan pendapat,
memberi kesempatan menyalurkan kemampuan dan saling membantu untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
3) Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam
kelompok, terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif. Unsur
dari pembelajaran kooperatif menurut Taniredja dkk adalah:
a) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka
sehidup sepenanggungan bersama.
b) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya.
c) Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
d) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di
antara anggota kelompoknya.
e) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang
juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompoknya.
f) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif (Ibrahim, dalam
Taniredja, 2011: 59).Selain pertanggungjawaban atas kelompoknya,
unsur-unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu menjaga
kekompakan dan siap menjadi pemimpin dari masing-masing
individu.
4) Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif
Roger dan David Jhonson (dalam Suyanti, 2010: 101) mengatakan
bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative
learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima prinsip model
pebelajaran kooperatif harus diterapkan.
1) Prinsip ketergantungan positif (positive
interdependence)Hakikat ketergantungan positif artinya tugas
kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang
tidak bisa menyelesaikan tugasnya dan semua ini memerlukan
kerjasama yang baik dari masing-masing anggota kelompok.
2) Tanggung jawab perseorangan (individual
accountability)Keberhasilan kelompok tergantung pada setiap
anggotanya, maka setiap angota kelompok harus memiliki tanggung
jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang
terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling
memberikan informasi dan saling membelajarkan. Kelompok belajar
kooperatif dibentuk secara heterogen yang berasal dari budaya,
label sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda.
4) Partisipasi dan komunikasi antar anggota (participation
communication)
Pembelajaran koopertif melatih siswa untuk dapat mampu
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi
5) Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar
selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.
5) Keterampilan model pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif, siswa tidak hanya mempelajari materi saja tetapi juga
mempelajari keterampilan-keterampilan khusus. Keterampilan
kooperatif berfungsi untuk melancarkan komunikasi antaranggota
kelompok. Lungdren 1994 (Isjoni, 2010: 46-48) mengemukakan bahwa
keterampilan-keterampilan selama pembelajaran kooperatif antara
lain:
1) keterampilan kooperatif awal
a) menggunakan kesepakatan, menyatukan pendapat yang berguna
untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok,
b) menghargai kontribusi, menghargai setiap pendapat yang di
keluarkan oleh setiap anggota kelompok,
c) mengambil giliran dan berbagi tugas, setiap anggota kelompok
bersedia mengemban tugas dan tanggung jawab tertentu dalam
kelompok,d) berada dalam kelompok, setiap anggota tetap dalam
kelompok diskusi selama kegiatan berlangsung,
e) berada dalam tugas, siswa menyelesaikan tugas yang menjadi
tanggung jawab setiap anggota kelompok, agar kegiatan dapat
diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan,
f) mendorong partisipasi, mendorong semua anggota kelompok untuk
memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok,
g) mengundang orang lain, siswa meminta temannya untuk berbicara
(berpendapat) dan berpartisipasi terhadap tugas,
h) menyelesaikan tugas dalam waktunya, tugas yang diberikan oleh
guru diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah disepakati
bersama,i) menghormati perbedaan individu, siswa saling menghormati
terhadap budaya, suku, ras, atau pengalaman dari semua siswa.
2) keterampilan tingkat menengah
Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan
dan simpati, mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang sopan,
mendengarkan dengan arif, bertanya kepada teman atau kelompok lain,
membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir, dan mengurangi
ketegangan.
3) keterampilan tingkah akhir
Keterampilan tingkat akhir meliputi mengelaborasi, memeriksa
dengan cermat tugas yang telah didiskusikan, menanyakan kebenaran,
menetapkan tujuan dan bekerjasama.
6) Prosedur pembelajaran kooperatif
Terdapat enam langkah utama yang menjadi prosedur pelaksanaan
pembelajaran kooperatif, yang dimulai dengan langkah guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan informasi, hingga
memberi penghargaan. Prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif
dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 1. Prosedur pelaksanaan
pembelajaran kooperatif
Sumber: Trianto, 2007Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswaGuru menyampaikan semua
tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
Fase-2
Menyajikan informasiGuru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatifGuru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan belajarGuru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
Fase-5
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase-6
Memberikan penghargaanGuru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
2. Model Pembelajaran Numbered Heads Together
Secara kaffah model dinamakan sebagai suatu objek atau konsep
yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Model pembelajaran
biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
pengetahuan (Trianto,2011: 21). Joyce dan Weil berpendapat bahwa
model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau yang lain (Harumni, 2009: 1).
Sedangkan maksud dari model pembelajaran itu sendiri adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sitematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran
dan para pelajaran dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar
(Harumni, 2009: 5).
Jadi model pembelajaran pada intinya yaitu bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal hingga akhir guna untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman pembelajaran
bagi para perancang atau pendidik.
Model pembelajaran yang sering digunakan guru dalam mengajar di
antaranya: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep,
pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi
kelas. Arends dan pakar model pembelajaran lainnya berpendapat,
bahwa tidak ada suatu model pembelajaran yang paling baik di antara
yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat
dirasakan baik apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi
pelajaran tertentu (Trianto, 2011:25).
Numbered Head Together merupakan jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk mempengaruhi pola pikir peserta didik
sekaligus sebagai alternatif terhadap pembelajaran konvensional.
Numbered Heads Together (NHT) adalah salah satu pendekatan yang
dikembangkan oleh Spencer Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa
dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. NHT
termasuk pendekatan structural yang memberikan penekanan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Pendekatan struktural ini dimaksudkan oleh Kagen
sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
Menurut Ibrahim (2000: 29), karakteristik yang dimiliki pada
pendekatan struktural adalah sebagai berikut:
Tabel 2.Pendekatan Struktural menurut Ibrahim (2000: 29)
Tujuan kognitifInformasi akademik sederhana
Tujuan sosialKeterampilan kelompok dan sosial
Struktur timBervariasi (berdua, bertiga, atau 4-6 orang)
Pemilihan topik pelajaranBiasanya oleh guru
Tugas utamaSiswa mengerjakan tugas yang diberikan
PenilaianBervariasi
PengakuanBervariasi
Numbered berarti penomoran, head together berarti berpikir
bersama. Pada dasarnya, Numbered Head Together merupakan varian
dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaannya hampir sama dengan
diskusi kelompok. Pertama-tama, guru meminta siswa untuk duduk
berkelompok-kelompok. Masing-masing anggota diberi nomor. Setelah
selesai, guru memanggil nomor (baca; anggota) untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberitahukan nomor
berapa yang akan berpresentasi selanjutnya. Begitu seterusnya
hingga semua nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan
memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut
(Miftahul Huda, 2011: 138). Struktur empat langkah yang
dilaksanakan guru sebagai ganti dalam mengajukan pertanyaan kepada
seluruh kelas dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Heads Together) dalam Ibrahim dkk (2000: 28) adalah
sebagai berikut:
Langkah 1: Penomoran
Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan
setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Banyaknya
nomor dibagikan kepada setiap kelompok harus sama dengan banyaknya
kelompok sehingga setiap anggota kelompok mendapat tepat satu
nomor.
Langkah 2: Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
Langkah 3: Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan yang
memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawabannya.
Langkah 4: Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya
sesuaimengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas.Berdasarkan jawaban-jawaban itu, guru dapat
mengembangkan diskusi lebih dalam, sehingga peserta didik dapat
menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
Berikut adalah contoh ilustrasi model pembelajaran NHT di kelas
Gambar 1. Ilustrasi Model Pembelajaran Numbered Heads Together
di kelas (Anita Lie, 2005:59)Berdasarkan uraian tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa pada awal pembelajaran, siswa dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok dengan mempertimbangkan jumlah konsep
yang dipelajari. Setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa.
Masing-masing anggota dari tiap kelompok mendapatkan nomor 1-5 yang
nantinya akan menjadi identitas mereka selama proses pembelajaran.
Selanjutnya siswa akan dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang
berupa tugas atau pertanyaan dan nantinya harus dicarikan
penyelesaiannya melalui diskusi dan kerjasama yang dilakukan oleh
masing-masing kelompok dan meyakinkan tiap anggota kelompok
mengetahui jawaban tersebut. Pada tahap akhir, siswa yang nomornya
disebutkan secara acak oleh guru akan mencoba menjawab pertanyaan
atau melaporkan hasil kerjasama mereka untuk seluruh kelas.Tabel
3.Langkah-Langkah dalam Menerapkan Model Pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT)NoTahapanKegiatan GuruKegiatan Siswa
1.PenomoranGuru membagi siswa menjadi 11 kelompok. Setiap
anggota kelompok diberi nomor 1-3Siswa berkelompok sesuai instruksi
guru.
Mengajukan pertanyaanGuru mengajukan pertanyaan berupa soal yang
dibuat oleh peneliti kemudian dijawab oleh tiap-tiap kelompokSiswa
memperhatikan dan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh
guru.
3.Berpikir bersamaGuru memberi kesempatan kepada siswa untuk
berfikir bersama menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan
yang berupa soal Siswa bekerjasama dan berdiskusi tentang
pertanyaan yang diberikan seputar konsep pada materi pembelajaran
yang sedang dipelajari dan meyakinkan tiap anggota mengetahui
jawaban tim.
4.MenjawabGuru memanggil siswa dengan nomor tertentu secara
acak.Siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba
untuk menjawab pertanyaan atau melaporkan hasil diskusi kelompoknya
untuk seluruh kelas.
a. Kelebihan dan Kekurangan Model Pemeblajaran Numbered Heads
TogetherBerdasarkan uraian mengenai model pembelajaran NHT, dapat
diambil kesimpulan ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari model
pembelajaran NHT . Kelebihan model NHT diantaranya sebagai
berikut:
1) Siswa menjadi antusias dan berlatih tanggung jawab dalam
belajar karena siswa memiliki nomor di kepala masing-masing.
2) Siswa menjadi lebih efektif untuk berpendapat, bertanya dan
menjawab pertanyaan.
3) Siswa cenderung lebih siap apabila nomor di kepalanya akan
dipanggil oleh guru.
4) Siswa dapat saling membantu dan bekerjasama jika ada yang
belum jelas maka siswa yang lebih pandai mengajari yang belum
jelas.
Sedangkan kekurangan dari model NHT adalah ada kemungkinan nomor
yang sudah dipanggil akan terpanggil lagi oleh guru dan tidak semua
anggota kelompk akan diapnggil karena keterbatasan waktu.
3. Hakikat KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengolahan
Informasi)Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006,
karakteristik mata pelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan
Pengolahan Informasi) adalah: 1) KKPI merupakan kajian terpadu
tentang data, informasi, pengelolaan dan metode penyampaiannya.
Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan
merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial, 2) Materi KKPI
berupa tema-tema esensial, actual dab global yang berkembang dalam
kemajuan teknologi pada masa kini, sehingga mata pelajaran KKPI
merupakan pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam
kehidupan, 3) Tema-tema esensial dalam KKPI merupakan perpaduan
dari cabang-cabang ilmu komputer, matematika, teknik elektro,
telekomunikasi, sisbernetika, dan informatika itu sendiri.
Tema-tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok akan
informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengelolaan data,
spreadsheet, presentasi, basis data, internet, dan e-mail.
Tema-tema sesensial tersebut terkait dengan aspek kehidpan
sehari-hari.
Materi KKPI dikembangkan dengan pendekatan interdisipliner dan
multi dimensial karena berdampak dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Struktur keilmuan KKPI dapat dilihat dari struktur
materi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diturunkan seperti
gambar berikut:
Gambar: 2. Struktur Keilmuan Mata Pelajaran KKPI yang dilihat
dari mata pelajaran TIKBerdasarkan Gambar 2, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa hanya dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi,
KKPI merupakan materi yang mengajarkan aplikasi pemanfaatan multi
media atau spesifik, pengolahan gambar dan pengolahan kata yang
diaplikasikan dalam bentuk lembar kerja, pemanfaatan database dan
pemrograman yang ditekankan pada pemanfaatan internet, e-mail, dan
web. Dengan demikian, KKPI merupakan suatu pengetahuan yang
membahas bagaimana memanfaatkan teknologi yang diciptakan manusia,
khususnya teknologi computer.
Nasution (1989) mengutip pernyataan Ely (1982) berpendapat bahwa
teknologi informasi mencakup sistem-sistem komunikasi satelit
siaran langsung, kabel interaktif dua arah, penyiaran bertenaga
rendah (Low Power Broadcasting), komputer (termasuk personal
computer dan komputer genggam yang baru) dan televisi (termasuk
video disk dan video tape cassete). Sejalan dengan perkembangan dan
perpaduan perangkat teknologi telekomunikasi dan komputer, maka
keduanya hamper tak dapat dipisahkan. Perpaduan teknologi komputer
dan telekomunikasi ini menghasilkan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) atau Information an Communication Technology (ICT)
yang sering juga disebut Telematika.
Selanjutnya Idris dan Moewanto (dalam Prawiradilaga dan Siregar,
2004) merujuk pada penggunaan istilah di kalangan Msyarakat
Telematika Indonesia (MASTEL) istilah telematika (diturunkan dari
bahasa Perancis telematiques) yang berarti paduan atau pembenaran
konvergensi antara teknologi informasi, teknologi komputer,
teknologi telekomunikasi, termasuk siaran radio maupun televisi dan
multimedia. Dalam kalangan internasional, sebutan hasil konvergensi
itu adalah Information And Communication, Technologies
(ICT).Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (telematika)
merupakan teknologi yang terpadu untuk pengelolaan informasi
melalui media perantara dengan melibatkan telekomunikasi diam
maupun dinamis. Istilah telematika digunakan untuk menyatakan
teknologinya, sementara aplikasinya dalam bentuk jasa dan layanan
sering disebut infokom. Pada penelitian ini KKPI dinyatakan pada
matapelajarannya. 4. Tinjauan Materi Mengoperasikan Software
Presentasi
a. Power Point dan Presentasi
Presentasi merupakan kegiatan yang penting dalam
mengkomunikasikan suatu gagasan kepada orang lain dengan berbagai
tujuan, misalnya untuk menarik audiensi agar mereka membeli produk,
menggunakan jasa atau untuk kepentingan lain.Salah satu alat peraga
yang dapat digunakan untuk mendukung presentasi adalah computer.
Adapun salah satu perangkat lunak yang dapat dipakai adalah
PowerPoint yang merupakan bagian dari Microsoft Office. Dengan
menggunakan software ini seseorang dapat menuangkan ide-ide
cemerlangnya dalam bentuk visual yang menarik dalam waktu yang
singkat.
b. Fitur-Fitur Power PointPowerPoint menawarkan
kemudahan-kemudahan dalam membuat bahan presentasi yang berbentuk
elektronis. Pada setiap halaman presentasi atau slide dapat
disisipkan komponen-komponen multimedia yang meliputi:1) Teks2)
Gambar dan Grafik3) Foto4) Suara5) FilmPowerPoint juga memungkinkan
komunikasi dengan software lain, seperti Microsoft Word atau
Microsoft Excel. Seseorang bisa menyiapkan bahan presentasi melalui
Word lalu memolesnya melalui Power Point, bisa juga dengan Excel
dan menyisipkannya ke PowerPoint.
c. Menjalankan Power Point
Tekan tombol start di pojok kiri bawah layar monitor. Pilih
Program, kemudian klik Microsoft Power Point, sehingga muncul
gambar 2
Gambar 2. Tampilan awal Power Point
Penjelasan Gambar:1) Window sebelah kiri adalah nomor slide
diawali dengan nomor 12) Window yang tengah tempat kita menempatkan
fitur-fitur Power Point beserta formatnya (Bentuk, Background,
animasi, Transisi dan sebagainya) yang disebut dengan Slide.
Setelah anda menghadapi tampilan sebagaimana terlihat pada
Gambar 2. Anda bisa langsung membuat presentasi. Slide pertama
adalah slide dengan format layout untuk Judul presentasi. Anda
ketikkan langsung saja Judul dan Sub Judul pada slide yang pertama.
Misalnya kita akan buat slide tentang Pengenalan Internet maka
tampilan slide pertama seperti pada contoh Gambar 3.
Gambar 3. Tampilan Slide pertama dari sebuah Presentasi
Untuk menambahkan slide baru, klik tombol New Slide maka akan
muncul window Office Theme yang berisi beberapa format layout slide
yang dapat kita pilih. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.
berikut ini
Gambar 4. Tampilan ketika kita akan menambahkan slide baru
Ada empat jenis layout pada Office Theme yaitu:1) Teks Layouts,
yang berisi Layout khusus untuk menampilkan teks saja, terdiri dari
Title Slide yaitu slide untuk judul/awal presentasi, Title Only
hanya memuat judul saja, Title and Teks memuat judul dan
penjelasannya, Title and 2 colom memuat judul dan pembahasan yang
disajikan dalam bentuk 2 kolom.2) Content Layouts, yang berisi
Gambar, bagan, diagram dengan lima bentuk yaitu: Blank artinya
kosong, Content berisi isinya saja, Title and Content untuk
menampilkan judul dan Isinya, Title and two Content untuk
menmpilkan judul dan dua isi yang disajikan dalam dua kolom, Title,
Content and 2 Content sama dengan Title and Content hanya Content
kolom kedua dipecah lagi menjadi dua baris, Titel 2 Content and
Content sama dengan sebelumnya hanya yang kiri yang dipecah dua,
Title and 4 Content sama dengan sebelumnya hanya kiri dan kanan
masing-masing dipecah dua.3) Text and Contents Layout, yaitu
gabungan antara teks dengan gambar, bagan atau diagram, anda dapat
memilih salah satu model yang diinginkan.4) Other Layout, Model
Slide out yang lain, misalnya dengan clip art, media dan
sebagainya. Anda dapat memilih sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya kita akan memilih layout Title and Content, maka akan
muncul tampilan seperti pada Gambar 5. dan kita bisa menambahkan
tulisan presentasi pada slide kedua misalnya seperti berikut :
Gambar 5. Tampilan presentasi pada slide keduaSekarang mari kita
membuat slide ketiga dengan bentuk yang berbeda, misalnya bentuk
layout Title and 2 Content. Kemudian tambahkan tulisan pada slide
ketiga tersebut sebagai berikut.
Gambar 6. Hasil Slide ketigad. Membuat Slide dengan Gambar, Clip
Art , Tabel, Grafik, atau Obyek Lainnya1) Klik tombol Insert New
Slide kemudian pilih layout Title and Two Content.
2) Pada Title ketikkan Arsitektur Internet. 3) Pada Content yang
pertama ketikkan: a) Dapat menghubungkan seluruh komputer di
duniab) Dapat berkomunikasi antar komputer4) Pada Content yang
kedua, jika ingin menambahkan gambar dengan cara klik picture pada
content, kemudian akan muncul kotak dialog Insert Picture dan pilih
file gambar yang akan dimasukkan ke silde.
Gambar 6. Kotak dialog insert picture
5) Jika ingin menambahkan clipart, maka klik icon clipart pada
slide di content 2 kemudian akan muncul kotak dialog Insert Clip
Art sebagai berikut.
Gambar 7. Kotak dialog insert clipart
6) Jika ingin menambahkan grafik maka akan muncul Kotak dialog
grafik seperti pada materi di Microsoft Excel.
e. Mengenal Tombol-Tombol Pengatur Pandangan
Di bagian kanan bawah terdapat tiga buah tombol yang berguna
untuk mengatur pandangan terhadap slide. Ketiga tombol tersebut
diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 8. Tombol-tombol pengatur pandangan1) Normal ViewPada
keadaan normal, pandangan inilah yang ditampilkan. Pada pandangan
ini, bidang yang berisi wujud slide lebih ditonjolkan daripada
bidang-bidang lainnya. Gambar 8. ditampilkan dalam wujud Normal
View.2) Slide Sorter View
Pada pandangan ini, semua slide akan ditampilkan dalam ukuran
kecil dan disusun dalam format baris dan kolom.
Gambar 9. Slide sorter view
Hal ini sangat bermanfaat untuk melihat semua slide secara
sepintas. Untuk menampilkan salah satu slide, anda dapat mengklik
ganda pada slide yang bersangkutan.
3) Slide Show View
Tombol ini berguna untuk menampilkan slide-slide yang telah
dibentuk, dimulai dari slide pertama. Caranya a) Aktifkan slide
pertama, b) Klik tombol Slide Show ViewMuncul tampilan berikut:
Gambar 10. Slide show view
Untuk menampilkan slide berikutnya tekanlah tombol Page Down,
jika slide sebelumnya tekanlah tombol Page Up. Tombol Home dapat
anda gunakan untk menuju slide pertama dan End untuk menuju slide
terakhir. Untuk mengakhiri presentasi tekanlah tombol Esc. Anda
juga bisa mengakhiri dengan cara klik kanan mouse kemudian pilihlah
End Show.
f. Menukar Posisi Slide
Untuk menukar posisi slide, pilihlah Normal View. Sebagai contoh
langkah berikut digunakan untuk memindahkan slide keempat menjadi
slide ketiga.
1) Klik ikom kotak slide milik slide keempat, dan tahan. Langkah
ini membuat slide keempat diblok. 2) Geser mouse sehingga penunjuk
mouse berada di atas ikon Slide milik slide ketiga. 3) Lepaskan
penekanan terhadap tombol kiri mouse, hasilnya slide akan tertukar
dari posisi sebelumnya.
g. Menghapus Slide
Penghapusan slide dapat dilakukan dengan berbagai cara. Contoh
berikut menunjukkan cara penghapusan slide kelima.
1) Klik ikon slide milik slide kelima.2) Tekan tombol Delete
Slide kelima akan terhapus dari Internet.ppt
h. Menambahkan Latar Belakang Slide
Sejauh ini anda membuat slide dengan tampilan latar belakang
yang polos. Pada bab ini anda akan mempelajari berbagai cara untuk
membuat latar belakang sehingga presentasi menjadi lebih
menarik.
1) Menggunakan Template
Pemberian latar belakang pada semua slide dapat dilakukan dengan
mudah, yaitu dengan menerapkan template. Anda bisa memilih salah
satu dari template yang disediakan oleh PowerPoint. Ikuti
langkah-langkah berikut:
a) Klik menu Design, kemudian pada panel theme pilih salah satu
design yang kita inginkan. Untuk melihat pilihan design lainnya
klik vertikal scrollbar sebelah kanan pada panel theme. Berikut
adalah tampilan panel theme.
Gambar 11. Tampilan Panel Theme
b) Pilihlah template yang anda kehendaki misalnya Oriel, maka
hasilnya adalah seperti pada Gambar 12. berikut ini.
Gambar 12. Tampilan oriel design pada latar belakang
presentasi
2) Mengatur Skema Warna untuk semua Slide
Template background yang telah anda pilih bisa diganti warnanya
dengan cara:
a) Klik Colors pada toolbar kiri atas kemudian pilih komposisi
warna yang diinginkan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 13.
berikut ini.
Gambar 13. Mengatur warna pada design latar belakang
b) Untuk merubah format text dapat juga menggunakan template
font yang sudah disediakan oleh Microsoft Power point. Caranya klik
design kemudia klik tombol Fonts pada bagian kanan atas. Lebih
jelasnya seperti pada Gambar 14. berikut ini.
Gambar 14. Memilih template Fonts pada Ms. Power Point
c) Untuk merubah format text dapat juga menggunakan template
font yang sudah disediakan oleh Microsoft Power point. Caranya klik
design kemudia klik tombol Fonts pada bagian kanan atas. Lebih
jelasnya seperti pada Gambar 15. berikut ini.
Gambar 15. Memilih background style pada Ms. Power PointB.
KERANGKA BERFIKIRKerangka berfikir merupakan model konseptual
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir
dalam penelitian ini yaitu sebagi berikut:
Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
Model Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran
secara berkelompok. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
XI TKJ SMK HKTI 2 Purwareja Klampok. Perbandingan yang digunakan
adalah subyek yang belum menggunakan model pembelajaran NHT dengan
subyek yang sudah menggunakan model pembelajaran NHT. Subyek yang
belum menggunakan NHT adalah siswa kelas XI TKJ SMK HKTI 2 pada
tahun ajaran yang lalu, yaitu tahun angkatan 2013. Sedangkan subyek
yang sudah menggunakan model pembelajaran NHT adalah siswa kelas XI
TKJ pada tahun ajaran 2013/2014. Kedua subyek tersebut diuji dengan
menggunakan pretest dan posttest kemudian hasilnya akan
dibandingkan kembali melalui ujian akhir smester.C. HIPOTESIS
PENELITIAN
Sudjana mengartikan hipotesis adalah asumsi taua dugaan mengenai
sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering
dituntut untuk melakukan pengecekannya (Ridwan, 2011:37). Hipotesis
dalam penelitian ini adalah:Ha = ada perbedaan rata-rata pretest
dan posttest (Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
tidak efektif terhadap hasil belajar KKPI siswa kelas XI TKJ
Purwareja Klampok, Banjarnegara Tahun Pelajaran 2013/2014).
Pendidikan TIK
Aplikasi Multimedia/spesifik
Pengolahan Kata
Pengolahan Gambar
Pemrograman
Pemanfaatan Database
Lembar Kerja (Worksheet)
Pemanfaatan Internet, E-mail, dan Web
Pretest
Posttest
Sebelum menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT)
Uji T prestest dan posttest
Hasil belajar KKPI
Subyek
Setelah menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT)
Pretest
Postest
15