BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN KEBERAGAMAAN NARAPIDANA Untuk memperjelas pembahasan bimbingan dan penyuluhan Islam dan tingkah laku keagamaan bagi narapidana, maka penulis memandang perlu untuk membahas dahulu tentang landasan teori yang dikemukakan oleh para ahli bimbingan dan penyuluhan Islam. A. Tinjauan Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Islam 1. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan Islam. a. Pengertian Bimbingan Bimbingan secara etimologi berarti menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya masa kini dan masa mendatang. Dalam bahasa Inggris, istilah bimbingan ditunjukkan dengan kata Guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti menunjukkan. 1 Pengertian Bimbingan tidak sama dengan pengertian dakwah, dalam hubungannya dengan usaha dakwah bimbingan merupakan teknik atau cara dalam berdakwah. 2 Sedangkan bimbingan secara terminologi adalah seperti yang dikemukakan beberapa tokoh di bawah ini, diantaranya : 1) Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Ahmad Rohani HM, Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu seseorang untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam 1 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, PT. Golden Terayon Press, Jakarta, 1982, hlm. 1 2 Dalam hal ini dapat dibedakan antara bimbingan dengan dakwah sebagai berikut :Bimbingan merupakan suatu usaha untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat, Sedangkan dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia baik muslim maupun yang belum muslim agar manusia tersebut mendapatkan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. lihat, Nurbini, Dakwah melalui Teknik Layanan Bimbingan dan Konseling Islami, Risalah Walisongo, edisi 73 januari-pebruari, 1998, hlm. 18-19. 16
28
Embed
BAB II BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/4/jtptiain-gdl-s1-2005... · b. Pengertian Penyuluhan ... tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
DAN KEBERAGAMAAN NARAPIDANA
Untuk memperjelas pembahasan bimbingan dan penyuluhan Islam dan
tingkah laku keagamaan bagi narapidana, maka penulis memandang perlu untuk
membahas dahulu tentang landasan teori yang dikemukakan oleh para ahli
bimbingan dan penyuluhan Islam.
A. Tinjauan Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Islam
1. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
a. Pengertian Bimbingan
Bimbingan secara etimologi berarti menunjukkan, memberi jalan
atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi
hidupnya masa kini dan masa mendatang. Dalam bahasa Inggris, istilah
bimbingan ditunjukkan dengan kata Guidance yang berasal dari kata
kerja to guide yang berarti menunjukkan.1 Pengertian Bimbingan tidak
sama dengan pengertian dakwah, dalam hubungannya dengan usaha
dakwah bimbingan merupakan teknik atau cara dalam berdakwah.2
Sedangkan bimbingan secara terminologi adalah seperti yang
dikemukakan beberapa tokoh di bawah ini, diantaranya :
1) Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Ahmad Rohani HM,
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu
seseorang untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam
1 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, PT.
Golden Terayon Press, Jakarta, 1982, hlm. 1 2 Dalam hal ini dapat dibedakan antara bimbingan dengan dakwah sebagai berikut
:Bimbingan merupakan suatu usaha untuk membantu individu dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat, Sedangkan dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia baik muslim maupun yang belum muslim agar manusia tersebut mendapatkan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat. lihat, Nurbini, Dakwah melalui Teknik Layanan Bimbingan dan Konseling Islami, Risalah Walisongo, edisi 73 januari-pebruari, 1998, hlm. 18-19.
16
17
kehidupannya, agar supaya individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya (atau paling tidak seseorang tersebut dapat
memecahkan kesukaran-kesukaran yang dialaminya).3
2) Drs. Bimo Walgito
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada
individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan di dalam hidupnya agar individu atau
sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya.4
3) Menurut I. Djumhur dan Moh. Surya
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya agar tercapai kemampuan untuk dapat
memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk
menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk
mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan
merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. dan
bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan
pengalaman khusus dalam bidang tersebut.5
4) W.S. Winkel
Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada seseorang atau
kepada kelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara
3 Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani HM., Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm. 3 4 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset, Yogyakarta,
1995, hlm. 5 5 I. Jumhur dan M. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, CV. Ilmu,
Bandung, 1975, hlm. 28.
18
bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan
hidup. Bantuan ini bersifat psikologi, dan tidak berupa pertolongan
finansial, medis dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini
seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang
dihadapinya sekarang dan menjadi lebih mampu untuk mengatasi
masalah yang akan dihadapinya kelak kemudian - ini menjadi
tujuan bimbingan.6
5) Aunur Rahim Faqih (ed)
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu
agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.7
Dari definisi di atas, menunjukkan bahwa bimbingan merupakan
suatu proses yang berkesinambungan atau berkelanjutan dalam upaya
membantu seseorang atau individu atau sekelompok individu untuk
mengatasi permasalahan dalam hidupnya sehingga dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya.
b. Pengertian Penyuluhan
Sebagaimana halnya dengan pengertian bimbingan ( Guidance )
maka dalam penyuluhan ( Counseling ) juga terdapat beberapa macam
pendapat antara lain :
a. I. Djumhur dan Drs. Muh. Surya
Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang
individu dimana yang seorang membantu yang lain supaya ia lebih
memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah
6 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, PT. Grasindo,
Jakarta, 1991, hlm. 17. 7 Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (LPPAI), Bimbingan dan
Konseling Islami, UUI Press, Yogyakarta, 2001, hlm. 4.
19
hidup yang dihadapinya pada waktu sekarang dan waktu yang akan
datang .8
b. Prof. Dr. Hasan Longgulung
Konseling adalah proses yang bertujuan menolong seseorang yang
mengidap kegoncangan psikologis, atau kegoncangan akal, agar ia
dapat menghindari diri dari padanya. Oleh sebab itu dikatakan orang
bahwa konselor berusaha menyelesaikan masalah orang-orang
normal.9
c. Gustad
Konseling adalah suatu proses berorientasikan belajar yang
dilakukan dalam lingkungan sosial yang sederhana dari orang ke
seorang. Dimana seorang konselor yang berwenang secara
profesional dalam pengetahuan dan keahlian psikologis mencoba
membantu klien dengan metode yang sesuai dengan kebutuhan klien
dan dalam hubungan dan program personalia untuk mengetahui lebih
banyak mengenai diri klien untuk belajar sebagaimana menggunakan
pengertiannya dalam hubungannya dengan tujuan yang diterapkan
secara wajar dan dihati secara lebih jelas hingga akhrnya klien dapat
menjadi anggota masyarakat yang lebih produktif dan bahagia.10
d. Penyuluhan adalah merupakan aspek teknis pelayanan bimbingan
adalah kegiatan pokok untuk membantu individu untuk memecahkan
masalah. Dalam berbagai hal penyuluhan menjadi titik sentral dari
8 I. Djumhur dan Muh. Surya, op. cit., hlm. 29 9 Hasan Longgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, Pustaka Al-Husna, Jakarta, Cet.
keseluruhan kegiatan bimbingan, bahkan dapat dikatakan “jantung
hatinya“ pelayanan bimbingan.11
e. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara
dua individu, dimana yang seorang ( Yaitu Penyuluh ) berusaha
membantu yang lain ( Yaitu Klien ) untuk mencapai pengertian
tentang dirinya sendiri dengan hubungannya dalam masalah-masalah
yang dihadapi pada saat ini dan mungkin pada waktu yang akan
datang.12
f. Konseling atau penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara dengan cara yang sesuai dengan keadaan individu yang
dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.13
Dari beberapa pendapat diatas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa penyuluhan adalah Proses pemberian bantuan yang dilaksanakan
antara dua individu dimana seorang penyuluh berusaha membantu klien
untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dan dapat mengatasi
dan mendapatkan jawaban dalam hubungannya dengan masalah-
masalah hidup yang dihadapi pada saat ini dan pada waktu yang akan
datang.
c. Pengertian Islam (Agama)
Kata Islam berasal dari bahasa arab, Aslama-Yuslimu-Islaman
yang berarti : selamat dari kecacatan-kecacatan, memperoleh
11 Prayitno, Pelayanan Bimbingan Sekolah, Dasar-Dasar dan Kemungkinan
Pelaksanaannya Di Sekolah-Sekolah Indonesia, Ghalia Indonesia, 1976, hlm. 51 12 H.M. Arifin, op. cit, hlm. 25
13 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan Agama di Sekolah, Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM, 1983, hlm. 20
21
perdamaian dan keamanan.14 Islam juga diartikan sebagai Agama yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad saw yang berpedoman pada kitab suci
Al-Qur’an yang diturunkan kedunia melalui wahyu Allah swt.15
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
dan penyuluhan Islam adalah suatu usaha bantuan yang diberikan
kepada individu untuk mengembangkan fitroh keberagamaannya, agar
memahami dan menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang
tampak dalam cara berfikir, kebiasaan sikap dan tingkah lakunya
.
2. Dasar dan Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan hendaknya
didasarkan pada dasar-dasar yang berlaku, karena hal itu akan dijadikan
suatu pijakan untuk melangkah pada suatu tujuan, yakni agar orang
tersebut berjalan baik dan terarah. Begitu juga dalam melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan Islam didasarkan pada petunjuk Al-Qur‘an dan
Hadits, baik yang mengenai ajaran memerintah atau memberi isyarat agar
memberi bimbingan, petunjuk, sebagaimana dalam Al-Qur‘an Surat
Yunus ayat 57 :
ياأيها الناس قد جاءتكم موعظة من ربكم وشفاء لما في الصدور
وهدى ورحمة للمؤمنينArtinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhan-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q. S. Yunus: 57).16
14 H. Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992, hlm. 68-69. 15 Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1995, hlm.388. 16 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, PT. Tanjung Mas Inti, Semarang, 1992.,
hlm. 315.
22
Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa tujuan Al-Qur’anul karim
dalam memperbaiki jiwa manusia itu ada empat perkara, yaitu : mau‘idzah,
syifa‘, hudan dan rohmat.
a. Mau‘idhah, yaitu pelajaran dari Tuhan yang nikmat-Nya telah
dilimpahkan kepada kita baik lahir maupun batin.
b. Syifa‘, yaitu penawar atau obat berbagai penyakit jiwa seperti sirik,
nifak (munafik), dendam, dengki, permusuhan, benci kepada keadilan
dan lain-lain yang menimbulkan kepicikan pikiran dan hati, serta
mematikan perasaan.
c. Hudan, yaitu petunjuk kepada kebajikan. Al-Qur’anlah yang
menerangkan mana yang (benar) dan mana yang batil. Menunjuki kita
kepada kebajikan dan mencegah kita dari perbuatan keji.
d. Rahmat, yaitu rahmat bagi semua mukmin. Hal ini adalah suatu natijah
(output)dari pengajaran, penawar dan petunjuk. Pengajaran yang baik
akan menimbulkan kepulihan jiwa dan menghasilkan petunjuk dan
taufik. Dari ketiganya maka timbullah rahmat, yaitu rasa belas kasihan
kepada manusia.karunia17
Sifat-sifat empat yang terkandung dalam ayat tersebut diciptakan
oleh Allah sesuai dengan fitrah kejadian manusia, artinya menurut akal
kejadian manusia itu mempunyai kecenderungan untuk menerima
petunjuk-petunjuk yang dapat dipedomani untuk kebahagiaan hidupnya
dan suka hidup damai, kasih mengasihi dan sayang menyayangi diantara
mereka.
Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 104 :
17 Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur Jilid
II, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000, hlm. 1824.
23
إلى الخير ويأمرون بالمعروف ولتكن منكم أمة يدعون
وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحونArtinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka lah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imron ayat 104).18
Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 82 :
وننزل من القرءان ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين ولا يزيد
ا خساراالظالمين إلArtinya : “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. “ (Q.S. Al-Isra’ : 82).19
Sabda Nabi Muhammad SAW :
وعن ابى مسعود عقبة بن عمر واألنصارى البدرى رضي من دل : قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : اهللا عنه قال
20. على خير فله مثل اجر فاعله رواه مسلم
Artinya : Dari Ibnu mas’ud R.A., ia berkata bahwasannya Rasulullah SAW, telah bersabda : “Barangsiapa yang menunjukkan (memberi petunjuk-petunjuk) kepada kebajikan, ia memperoleh pahala sama dengan yang melakukan”. (H.R. Muslim).
Dari ayat-ayat dan sabda Nabi Muhammad SAW tersebut, dapat
diketahui bahwa manusia diwajibkan untuk menyeru dan mengajak orang
lain kepada kebajikan, dan itu dapat kita lakukan melalui bimbingan dan
18 Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 116. 19 Ibid., hlm. 554. 20 Syaikh Islam Muhyiddin Bin Zakariya Yahya dan Syarif Nawawi, Riyadhus
Shalihin, Toha Putra, tth, hlm. 103-104.
24
penyuluhan Islam, karena Islam mengajak kita kepada kebahagiaan yang
hakiki, kebahagiaan yang sesuai dengan fitrah penciptaan manusia,
sebagaimana semangat yang disebarkan Islam sebagai Rahmatan lil
‘alamin (menyebar kasih sayang untuk seluruh alam/makhluk).
3. Tujuan dan Prinsip Bimbingan dan Penyuluhan Islam
a. Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Bimbingan dan penyuluhan Islam secara general mempunyai dua
tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum bimbingan dan penyuluhan Islam adalah untuk
membantu individu dalam mewujudkan dirinya menjadi manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sedangkan tujuan khusus dari bimbingan dan penyuluhan Islam
antara lain :
1) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah
2) Membantu individu menghadapi masalah yang sedang dihadapi
3) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi yang
baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik
sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya maupun
orang lain.21
b. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Prinsip berasal dari akar kata prinsipia, dapat diartikan “sebagai
permulaan yang dengan suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain,
yang keberadaannya tergantung dari pemula itu”. Prinsip ini merupakan
hasil paduan antara kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan suatu yang dimaksudkan.22 Maksud dari
21 H.M. Arifin, op.cit., hlm. 7. 22 Hallen A, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, Ciputat Pers, Jakarta, 2002, hlm.
63.
25
prinsip ini ialah hal-hal yang dapat menjadi dasar pijakan dan pegangan
dalam proses bimbingan penyuluhan.
Adapun prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan Islam adalah
sebagai berikut :
1) Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya.
2) Antara individu yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan,
jadi pembimbing harus memahami masing-masing individu.
3) Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan agar individu
yang bersangkutan mampu membantu dan mengarahkan dirinya
dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
4) Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebudayaan yang dirasakan
oleh individu yang dibimbing.
5) Dalam pemberian layanan bimbingan, harus bisa fleksibel sesuai
dengan kebutuhan individu dan masyarakat.23
6) Bimbingan dan penyuluhan merupakan proses yang kontinue atau
terus menerus.
7) Aspek yang perlu dibimbing adalah meliputi seluruh bidang,
dengan demikian bimbingan dan penyuluhan Islam tidak hanya
mengkhususkan bidang agama saja tetapi juga bidang yang lain
seperti, kemampuan atau bakat minat yang dihadapi oleh clien.
8) Bimbingan dan penyuluhan hendaknya mampu mendorong clien
kearah memahami dan mengenal akan apa yang dialami dan
dimiliki oleh clien sendiri serta menyadarkan tentang
kemungkinan-kemungkinan mengembangkan dirinya lebih lanjut.24
Sedangkan menurut kajian LPPAI, prinsip-prinsip bimbingan dan
penyuluhan Islam adalah sebagai berikut :
1) Prinsip kebahagiaan dunia akherat.
2) Prinsip fitrah
23 M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, CV Pustaka Setia, Bandung,
syari’ah mencakup aspek ibadah dan muamalah yang dilaksanakan
seperti, sholat, puasa, zakat dan sebagainya.
3). Masalah Budi Pekerti (Akhlak)
Akhlak adalah suatu sikap atau sifat atau keadaan yang mendorong
untuk melakukan sesuatu perbuatan baik atau buruk yang dilakukan
dengan mudah. Perbuatan ini dilihat dari pangkalnya yaitu motif atau
niat. Akhlak menurut Islam sangat dijunjung tinggi demi kebahagiaan
manusia. Yang termasuk akhlak disini adalah seperti perbuatan
berbakti kepada orang tua, saling hormat menghormati, tolong-
menolong dan sebagainya.
6. Metode Bimbingan dan Penyuluhan Islam
Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan, karena itu metode berasal dari meta yang berarti melalui dan hodos
berarti jalan. Namun secara definitif, metode adalah segala sarana yang
dapat digunakan untuk alat peraga, alat administrasi, dan pergedungan di
mana proses kegiatan bimbingan berlangsung.
Sejalan dengan tujuan yang akan dicapai, seorang pembimbing dan
penyuluh akan memerlukan beberapa metode yang dapat menghantarkan
menuju sasaran tugasnya, antara lain sebagai berikut :
a. Metode wawancara (Interview)
Adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang
dapat dijadikan pemetaan clien pada saat tertentu yang memerlukan
bantuan.
b. Metode Kelompok (group guidance)
Dengan menggunakan kelompok, pembimbing atau penyuluh akan
dapat mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan anak
bimbing dalam lingkungannya menurut penglihatan orang lain dalam
kelompok itu, karena ingin mendapatkan pandangan baru tentang
dirinya dari orang lain. Dengan metode ini dapat timbul kemungkinan
30
diberinya group therapy yang fokusnya berbeda dengan individu
counselling.
c. Metode yang dipusatkan pada keadaan clien (Clien-contered method)
Metode ini sering disebut nondirective (tidak mengarahkan), dalam
metode ini terdapat dasar pandangan bahwa Clien sebagai makhluk
yang bulat yang memiliki kemampuan berkembang sendiri. Metode ini
lebih cocok dipergunakan oleh konselor agama karena akan lebih
memahami keadaan Clien yang biasanya bersumber dari perasaan dosa
yang banyak menimbulkan perasaan cemas, konflik kejiwaan, dan
gangguan jiwa lainnya.
d. Directive conseling
Merupakan bentuk psikoterapi yang paling sederhana, karena
konselor secara langsung memberikan jawaban-jawaban terhadap
problem yang oleh Clien disadari sebagai sumber kecemasannya.
Metode ini tidak hanya digunakan oleh para konselor saja, melainkan
juga oleh para guru, dokter, social wolker, ahli hukum, dan sebagainya,
dalam rangka usaha mencari informasi tentang keadaan diri Clien.
e. Metode educative
Metode ini hampir sama dengan metode Clien contered, hanya
perbedaannya terletak pada lebih menekankan pada usaha mengorek
sumber perasaan yang dirasa menjadi beban tekanan batin Clien serta
mengaktifkan kekuatan atau tenaga kejiwaan Clien (potensi dinamis)
dengan melalui pengertian tentang realitas situasi yang dialami olehnya.
f. Metode Psikoanalistis
Metode ini terkenal mula-mula diciptakan oleh Sigmund Freud.
Metode ini berpangkal pada pandangan bahwa semua manusia itu
bilamana fikiran dan perasaannya tertekan oleh kesadaran dan perasaan
atau motive-motive tertekan tersebut tetap masih aktif mempengaruhi
31
segala tingkah lakunya meskipun mengendap didalam alam
ketidaksadaran.30
Sedangkan metode yang ditawarkan oleh Islam diantaranya :
a. Dzikir, yaitu mengingat kepada Allah. Dengan dzikir ini hati
seseorang akan tentram, sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur‘an
surat Ar-Ro‘du ayat 28 :
الذين ءامنوا وتطمئن قلوبهم بذآر الله ألا بذآر الله تطمئن
القلوب
Artinya : (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.(Q.S. Ar-Ro‘du: 28).31
b. Tadarus Al-Qur‘an, yaitu membaca dan mendalami Al-Qur‘an,
karena orang yang tidak mau membaca Al-Qur‘an dan
mendalaminya hatinya akan terkunci sebagaimana dituliskan dalam
Al-Qur‘an surat Muhammad ayat 24:
أفلا يتدبرون القرءان أم على قلوب أقفالها Artinya : „Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur‘an
ataukah hati mereka terkunci ?“ (Q.S. Muhammad: 24).32
c. Berlaku Sabar. Orang yang berlaku sabar dalam menghadapi
masalah atau cobaan akan mendapatkan petunjuk dan rahmat dari
30 H.M. Arifin, op. cit, hlm. 44-50. 31 Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 373 32 Ibid., hlm. 833.
32
Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‘an surat Al-
Baqoroh ayat : 155 – 157 :
من الخوف والجوع ونقص من الأموال ولنبلونكم بشيء
الذين إذا أصابتهم )155(والأنفس والثمرات وبشر الصابرين
أولئك عليهم )156(مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون
رحمة وأولئك هم المهتدونصلوات من ربهم وArtinya : “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita kepada orang-orang yang sabar yaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah mengucapkan innalillahi wainna ilaihi roji‘un (sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya lah kita akan kembali). Mereka itulah yang mendapat berkat yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk“. (Q.S. Al-Baqoroh ayat : 155 – 157).33
d. Sholat, adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sholat akan mencegah perbuatan keji dan munkar. Hal ini sesuai
dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur‘an surat Al-Ankabut ayat
45 :
اتل ما أوحي إليك من الكتاب وأقم الصلاة إن الصلاة تنهى عن
)45(الفحشاء والمنكر ولذآر الله أآبر والله يعلم ما تصنعون Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-
Kitab (Al-Qur‘an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat)
33 Ibid., hlm. 39.
33
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Q.S. Al-Ankabut ayat 45).34
7. Asas-Asas Bimbingan dan Penyuluhan Islam
a. Asas Fitrah, artinya manusia pada dasarnya telah membawa fitrah
(naluri beragama Islam yang mengesakan Allah) sehingga bimbingan
dan penyuluhan Islam harus senantiasa mengajak kembali manusia
memahami dan menghayatinya.
b. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat, bimbingan dan penyuluhan
Islam membentuk individu memahami dan menghayati tujuan hidup
manusia yaitu mengabdi kepada Allah dalam rangka mencapai tujuan
akhir sebagai manusia yaitu mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
c. Asas Amal saleh dan akhlaqul karimah, kebahagiaan hidup didunia
dan akhirat sebagai tujuan hidup akan tercapai manakala manusia
beramal ‘saleh‘ dan berakhlak mulia, karena perilaku semacam itulah
fitrah manusia terwujud dalam realita kehidupan.
d. Asas mau‘idhatul hasanah, bimbingan dan penyuluhan Islam
dilakukan dengan cara sebaik-baiknya dengan mempergunakan segala
macam sumber pendukung secara efektif dan efisien, karena hanya
dengan cara penyampaian hikmah yang baik sajalah, maka hikmah itu
akan tertanam pada indifidu yang dibimbing.
e. Asas mujadalatul ahsan, bimbingan dan penyuluhan Islam
dilakukandengan cara dialog antara pembimbing dengan yang
dibimbing, dengan baik dan manusiawi dalam membuka pikiran dan
hati yang dibimbing terhadap ayat-ayat Allah sehingga muncul
pemahaman, penghayatan, keyakinan, akan kebenaran dan kebaikan