15 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM, PERILAKU KEAGAMAAN DAN REMAJA A. Pengertian Umum Bimbingan Penyuluhan Islam Bimbingan Penyuluhan Islam jika di lihat dari segi pengertianya ada beberapa pengertian yang membahas masalah – masalah Bimbingan Penyuluhan Islam, maka untuk mengetahui pengertian dari Bimbingan Penyuluhan Islam penulis akan mengemukukan beberapa pengertian Bimbingan Penyuluhan Islam dari berbagai sudut pandang menurut para ahli diantaranya : 1.Pengertian Bimbingan a. Bimbingan menurut W.S Winkel Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan – pilihan secara bijaksana dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan – tuntunan hidup ban tuan bersifat psikologi, finansial, medis dan sebagainya. 1 b. Bimbingan menurut Drs. Bimo Walgito Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang di berikan kepada individu – individu dalam mengahiri atau mengatasi kesulitan di dalam 1 W.S Winkel,Bimbingan dan konseling di sekolah menengah, PT Grasindo, Jakarta,1978, hlm.17
25
Embed
BAB II 1197020 - library.walisongo.ac.idlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/6/jtptiain-gdl-s1-2004... · 2.Pengertian Penyuluhan a. Penyuluhan menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
15
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM, PERILAKU KEAGAMAAN DAN REMAJA
A. Pengertian Umum Bimbingan Penyuluhan Islam
Bimbingan Penyuluhan Islam jika di lihat dari segi pengertianya
ada beberapa pengertian yang membahas masalah – masalah Bimbingan
Penyuluhan Islam, maka untuk mengetahui pengertian dari Bimbingan
Penyuluhan Islam penulis akan mengemukukan beberapa pengertian
Bimbingan Penyuluhan Islam dari berbagai sudut pandang menurut para ahli
diantaranya :
1.Pengertian Bimbingan
a. Bimbingan menurut W.S Winkel
Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada
sekelompok orang dalam membuat pilihan – pilihan secara bijaksana dan
dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan – tuntunan hidup
ban tuan bersifat psikologi, finansial, medis dan sebagainya.1
b. Bimbingan menurut Drs. Bimo Walgito
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang di berikan kepada
individu – individu dalam mengahiri atau mengatasi kesulitan di dalam
1 W.S Winkel,Bimbingan dan konseling di sekolah menengah, PT Grasindo,
Jakarta,1978, hlm.17
16
hidupnya agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai
kesejah teraan hidup.2
c. Bimbingan menurut Drs. H.M Arifin, M.Ed
Bimbingan yaitu bantuan kepada seseorang di dalam proses pemahaman
dan penerimaan terhadap kenyataan dirinya sendiri, suka berhubungan
terhadap lingkungan sosio Ekonominya masa sekarang dan
kemungkinan masa yang akan datang dan bagaimana mengintegrasikan
dua hal tersebut melalui pikiran – pikiran serta penyesuaian diri yang
membawa kepada kepuasan hidup pribadi dan pendayagunaan sosio
ekonominya itu.3
Dari beberapa definisi mengenai pengertian Bimbingan diatas
maka dapat di simpulkan bahwa Bimbingan adalah suatu bantuan atau
pertolongan yang di berikan kepada individu- individu atau sekelompok
individu baik langsung maupun tidak langsung dalam mengatasi
permasalahan atau kesulitan dalam lingkungan sosio ekonominya pada
masa sekarang atau masa yang akan datang serta mengembangkan sikap
bertanggung jawab dan percaya diri serta mampu menyesuaikan diri,
sehingga dapat mencapai kepuasan pribadi atau kelompokdan mendapat
kesejahteraan dalam hidupnya.
2 Bimo Walgito, Bimbingan penyuluhan di sekolah , Andy Offset, Yogyakarta1989,
hlm. 4
17
2.Pengertian Penyuluhan
a. Penyuluhan menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung,
Penyuluhan adalah Proses yang bertujuan menolong seseoranng yang
mengidap kegoncangan psikologis atau kegoncangan akal agar dia dapat
menghindari diri dari padanya, oleh sebab itu di katakan orang bahwa
konseler berusaha menyelesaikan masalah orang – orang normal.4
b. Penyuluhan menurut Drs.Bimo Walgito
Penyuluhan adalah bantuan yang di berikan kepada individu dalam
memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara dengan cara –
cara yang sesuai dengan keadaan individu yang di hadapi untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya.5
c. Penyuluhan menurut H.M Arifin M.Ed
Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua
individu, dimana yang seorang ( penyuluh ) berusaha membantu yang
lain ( yaitu klien ) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri
dengan hubunganya dalam masalah yang dihadapi pada saat itu dan
mungkin pada waktu yang akan datang.6
Dari beberapa pendapat diatas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa penyuluhan adalah hubungan timbal balik antar individu dimana
seorang penyuluh berusaha membantu klien untuk mencapai pengertian
3 H.M. Arifin M.Ed, Pokok- pokok pemikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan
Agama, Bulan bintang Jakarta 1976, hlm,70. 4 Hasan Langgulung , Teori kesehatan Mental, Pustaka Al husna, Jakarta cet 5, 1986,
hlm.452. 5 Bimo Walgito Ibid hlm 5
18
tentang dirinya sediri dan dapat mengatasi dan mendapatkan jawaban dengan
hubunganya dengan masalah – masalah yang dihadapi pada saat ini dan masa
yang akan datang.
Adapun pengertian Bimbingan penyuluhan Islam yang di maksud
dalam skripsi ini adalah Proses pemberian bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.7
Dengan demikian Bimbingan Penyuluhan Islam adalah bantuan
atau pertolongan pada orang lain yang mengalami kesulitan - kesulitan
rohaniah di dalam hidupnya agar mampu mengadakan reaksi agamis yang
timbul penuh dengan kesadaran yang dapat mencapai suatu yang diharapkan
yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi jelas bila mana
Bimbingan dan Penyuluhan Islam dilaksanakan maka sasaranya adalah barang
tentu pemberian kecerahan batin sesuai dengan jiwa dan ajaran agama Islam.
adapun inti dari Bimbingan dan Penyuluhan Islam tersebut adalah penjiwaan
ajaran agama Islam dalam pribadi klien sehubungan dengan usaha pemecahan
problem dalam lapangan hidup yang terpilih. Ia di bimbing sesuai dengan
perkembangan sikap perasaan keagamaan, sesuai dengan tingkat dan pribadi
pembimbing yang sangat berpengaruh terhadap diri pembimbing oleh karena
itu seseorang pada saat kesulitan atau menderita mereka peka terhadap
pengaruh pribadi dan kejiwaan dari pribadi penolong.
6 Drs. Bimo walgito Ibid hlm. 5. 7 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII Perss, Yogyakarta,
apabila kedua kata itu di gabung maka akan membentuk suatu kesatuan
arti baru yaitu Perilaku keagamaan.
Secara bahasa Perilaku berarti segala tindakan yang dilakukan oleh
organisme, sebagai respon terhadap stimulus, motorik atau gladuar, di
pandang sebagai jenis perilaku. 19 Pendapat lain mengatakan bahwa
perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terwujud di dalam gerakan
( sikap ) tidak saja badan atau ucapan.20 Perilaku tersebut dilakukan oleh
setiap individu di dalam kehidupanya sehari – hari guna berinteraksi
dengan individu yang lain.
Suatu hal yamng sangat rasional bahwa setiap perilaku yang
dilakukan oleh individu ini di pengaruhi oleh adanya nilai yang bermacam
– macam sehingga setiap perilaku yang dihasilkan mempunyai corak dan
wujud sesuai dengan nilai tersebut. Misalnya perilaku yang di dorong oleh
nilai sosial maka perilaku tersebut di namakan perilaku sosial, dan
perilaku yang di dorong oleh nilai agama perilaku yang dihasilkan
dinamakan perilaku agama.
Kata keagamaan merupakan kata jadian dari kata dasar agama yang
mendapat awalan ke dan ahiran an . kata dasar agama mempunyai
beberapa arti baik dari segi bahasa maupun dari segi istilah. Dari bahasa
agama berasal dari sanksekerta yaitu “ a “ yang berati tidak dan “ gama “
yang bewrati kacau.21 Sedangkan menurut bahasa arab, agama adala
19 Frank L. Bruno, Kamus Istilah kunci psikologi, Kanisius Yogyakarta, 1989, hlm.42. 20 Dep Dik Bud, Kamus besar Bahasa Indonesia, Balai pustaka, Jakarta, 1989. Hlm.67. 21 KH. M Taib Thohir Abd Muin, Ilmu kalam,Wijaya Jakarta, 1966, hlm.121.
27
Addin yang berarti adad kebiasaan , tingkah laku, taat, hukum, keadaan
politik dan pikiran.22
Di tinjau dari segi Istilah kata agama memiliki beberapa arti.
Menurut Rolland Robertson
Agama adalah suatu sistem keyakinan dari keyakinan dan faktor yang
bersifat relatif terhadap hal- hal sacred. Yakni segala sesuatu yang
dihindari dan dilarang, kayakinan – keyakinan dan praktek – praktek yang
mengjarkan moral yang tinggi kedalam suatu komoniti, hadirnya suatu
konstitusinya yang di sebut gereja, dimana setiap orang mengidentitaskan
diri kepadanya.23
Dari definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa agama
adalah suatu keyakinan tentang adanya tuhan yang maha Esa, yang
mengandung peraturan yang tingi yang oleh manusia direalisasikan dalam
bentuk – bentuk keagamaan guna mencapai kebahagiaan dunia akhirat,
apabila kata “Agama “ diberi awalan “ke” dan akhiran “an” maka akan
terbentuk kata “ keagamaan “ yang berati sifat yang terdapat dalam
agama. 24 seadng perilaku keagamaan dapat diartikan sebagai suatu
perilaku yang dihasilkan oleh setiap atau dari sekelompok individu atas
dasar nilai agama atau keyakinan terhadap tuhan yang maha esa atau
perilaku yang dihasilkan oleh setiap manusia yang bersifat agamis.
22 Ibid
23 Rolland Roberston, Agama dalam Analisis dan Interaksi sosiologi , PT Raja Grafida Persada, Jakarta, 1993. Hlm. 41.
24 WJS Poerwo Darminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,, Balai Pustaka ,Jakarta, 1989. hlm .19.
28
Untuk memahami Islam dan perilaku keagamaan umat islam,
konsep yang tepat adalah konsep yang mampu memahami beragam dimensi
dalam beragama islam. Menurut Clock dan Stark ( Robertson 1988 ) seperti
yang dikutup Jamaluddin Ancok dan Fuad Nasori Suroso ada lima macam
dimensi keberagamaan yakni keyakinan ( ideologi ), dimensi peribadatan atau
Pengalaman ( konsekwensial ) dan dimensi pengetahuan agama (
Intelektual).25
Pendapat tersebut di kuatkan oleh Dr. Djamaluddin Ancok dan
Fuad muhammad Nasori , dalam bukunya Psikologi Islami yang di jelaskan :
“ Walau tidak sama sepenuhnya dimensi keyakinan dapat di sejajarkan dengan aqidah, dimensi praktek dapat di sejajarkan dengan Syari’ah, dan dimensi pengalaman dapat di sejajarkan dengan akhlak. Dimensi keyakinan atau aqidah islam menunjuk pada seberapa tindakan keyakinan muslim terhadap kebenaran keyakinan ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran agama yang fundamental dan dogmatis. Di dalam keislaman isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan terhadap Allah, para malaikat, nabi atau rasul, kitab – kitab Allah, surga dan neraka serta qodho dan qodar dimensi peribadatan atau praktek agama ( syariah ) menunjukkan pada seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan – kegiatan ritual sebagaiman di suruh dan dianjurkan agamanya. Dalam keberislaman dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan sholat puasa, zakat, haji membaca Al qur’an, do’a dzikir ibadah kubur, i’tikaf masjid dan sebagainya. Dimensi pengalaman atau i’tikaf menunjuk pada beberapa tingkah muslim berperilaku di motifasi oleh ajaran – ajaran agamanya yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya terutama dengan manusia lain dalam keberislaman perilaku ini meliputi perilaku suka menolong, bekerja sama , berderma, kesejahteraan dan menumbuh kembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan kebenaran , berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat tidak mencuri, tidak menipu, tidak berjudi, tidak
25 Jamaluddin Ancok, Fuad Nasori Suropso, Psikologi Islami, Solusi Islam atas Problem
– problem Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1994. hlm. 77.
29
minum – minuman yang memabukkan, berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran islam dan sebagainya.26 Bertolak dari pemikiran tersebut maka dapat diambil suatu
pelajaran bahwa perilaku keagamaan merupakan bagian dari kehidupan
beragama. Keduanya memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat
dipisahkan. Kalau kehidupan beragama menyangkut aspek keyakinan
(Aqidah) Praktek keagamaan ( Ibadah ), Syari’ah dan pengalaman atau
akhlak, maka perilaku keagamaan juga menyangkut aspek mental ( keyakinan
) dan unsur perasaan dalam beragama yang dimanifestasikan dalam bentuk
praktek – praktek keagamaan ( ibadah ) dan diamalkan dalam perbuatan yang
mulia ( akhlak ). Dengan kata lain ia meliputi kesadaran beragama dan
pengalaman beragama.
1. Kesadaran beragama ( Religious consciousnes )
Agama memberikan pengaruh moral yang kuat pada moral manusia
untuk membentuk sikap mental atau perilaku dalam kehidupan sehari –
hari, sebagai mana kita ketahui bahwa perilaku manusia itu bermacam –
macam namun secara garis besarnya dibagi menjadi dua yaitu, perilaku
yang baik dan perilaku yang buruk.
Di dalam Islam perilaku yang baik di dasarkan pada Al qur’an dan
hadits ( perilaku Islami ), perilaku yang baik di perintahkan oleh Allah
sedang perilaku yang buruk di larang oleh- Nya.
Manusia bukan hanya jasmaniah ( materi ) juga bukan terdiri dari
rohaniah saja , akan tetapi manusia terdiri dari dua unsur yaitu jasmani dan
rohani.27 Dari kedua unsur manusia tersebut yang paling penting adalah
unsur mental ( rohaniah ). Aspek inilah yang menjadi motor segala
perilaku manusia, sedang unsur jasmani sebagai pelaksana saja. Oleh
karena itu agama mempunyai peranan yang amat penting dalam membetuk
perilaku yang bagus dan mulia. Apabila manusia telah mengetahui,
mengerti, menyadari dan memahami atau meyakini agama tersebut, sudah
barang tentu sebagai konsekwensi logisnya, ia akan melaksanakan
perintah dan menjauhi laranganya yang terdapat dalam ajaran tersebut.
2. Pengalaman keagamaan ( relegion Eksperience )
Yang dimaksud dengan pengalaman beragama ( relegoous
ekperiense ) adalah unsur perasaan dalam kesadaran beragama, yaitu
perasaan yang membawa kepada keyakinan yang di hasilkan pada
tindakan alamiah.
Ini berarti bahwa pengalaman keagamaan merupakan sikap batin
yang timbul didalam batin manusia yang membawa kepada keyakinan
sebagai akibat dari pelaksanaan aktifitas keagamaan. Pengalamam
keagamaan merupakan pengalaman kerohanian. Orang mengalami dunia
sampai pada batsnya seakan – akan menyentuh apa yang ada di seberang
duniawi atau yang diluar profan. Pengalaman keagamaan yang khas itu
meruopakan tandanya tuhan dan sifat – sifatnya yanfg sering kali
bercampur dengan hal – hal duniawi sehingga kekuatanya jadi dangkal.28
27 .Zakiah Darojat, Ilmu jiwa Agama, Bulan bintang , Jakarta 1970. hlm. 4. 28 H. Abdul AzisAhyadi, PsikologiAgama Keperibadia muslim Pancasila, Sinar baru
,Bandung, 1991, hlm. 16.
31
Agama memberikan sumbangan pada moral manusia dengan
mempertinggi semua sikap mental yang berharga seperti penghargaan
pada tradisi, keharmonisan dengan lingkungan, keberanian dan
kepercayaan diri dalam pergaulan dalam mengatasi kesukaran dan adat
menghadapi maut.29 Oleh karena itu agama bersinggungan dengan titik
kritis dalam pengalaman manusia yang kita namakan pengalaman
keagamaan.
2. Macam – macam Perlaku keagamaan ( hal – hal yang menyangkut
perilaku keagamaan )
Perilaku keagamaan yang dilakukan oleh setiap manusia tidak
terlepas dari adanya ketiga hal yang mana ketiga hal tersebut adalah
diawali dengan penanaman rasa iman atau aqidah ( keyakinan ), yang
kemudian direalisasikan dalam islam ( ibadah ) dan ihsan ( muamalah ).
1. Iman atau Aqidah
Menurut devinisi Jahmiah dan Asy’ariyah, merupakan dua istilah
yang bersinonim. Karena iman hanyalah At tasdiq ( membenarkan
dalam hati . dalam hal ini imam Abu Hanifah memperkuat, terbukti dia
berpendapat iman hanyalah i’tiqod, sedang amal adalah bukti iman.
Secara etimologi Aqidah berakar dari kata Aqoda , Ya’qidu,
Aqidatan, Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh.setelah
terbentuk menjadi aqidah berati keyakinan, relevansi dari kata aqdan
29 Thomas FO Den , Sosiologi Agama, Rajawali perss, Jakarta, 1990, hlm. 16.
32
dan Aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam
hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.30