7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Alat Kontrasepsi Intra Uteri (AKDR) a. Pengertian AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral (Lippes Loop) atau berbentuk lain (Cu T 380 A) yang terpasang didalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan. (Saifudin, 2006, p. MK-63) b. Jenis AKDR 1) Lippes Loop Lippes Loop, terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah Barium Sulfat. Lippes loop ada empat macam yaitu : a) Lippes Loop A :Panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satu titik pada pangkal AKDR dekat benang ekor. b) Lippes Loop B :Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm, 2 benang hitam, bertitik 4. c) Lippes Loop C :Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang kuning, bertitik 3.
31
Embed
BAB II 1. a. AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-wahyunurmu... · yang terpasang didalam rahim dengan memakai alat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Alat Kontrasepsi Intra Uteri (AKDR)
a. Pengertian
AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus
berbentuk spiral (Lippes Loop) atau berbentuk lain (Cu T 380 A)
yang terpasang didalam rahim dengan memakai alat khusus oleh
dokter atau bidan. (Saifudin, 2006, p. MK-63)
b. Jenis AKDR
1) Lippes Loop
Lippes Loop, terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert
secara biologik) ditambah Barium Sulfat. Lippes loop ada
empat macam yaitu :
a) Lippes Loop A :Panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm,
benang biru, satu titik pada pangkal
AKDR dekat benang ekor.
b) Lippes Loop B :Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm,
2 benang hitam, bertitik 4.
c) Lippes Loop C :Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm,
2 benang kuning, bertitik 3.
8
d) Lippes Loop D :Panjang 27,5 mm, lebar 30.0 mm,
2 benang putih, bertitik 2.
Lippes Loop ini dapat bertahan sampai menopause,
sepanjang tidak ada keluhan. (Hartanto, 2004, pp. 212-213)
2) CuT 380 A
CuT 380 A : Panjang 36 mm, lebar 32 mm, 314 mm2 kawat
Cu pada batang vertikal, 2 selubung Cu seluas masing-masing
33 mm2 pada masing-masing lengan horizontal. Daya kerja 8
tahun atau sampai 10 tahun.
(Hartanto, 2004, pp. 213)
3) Nova-T
Nova-T : panjang 32 mm, lebar 32 mm, 200 mm2 luas
permukaan Cu dengan inti Ag di dalam kawat Cu-nya. Daya
kerja 5 tahun.
(Hartanto, 2004, pp. 214)
4) AKDR dengan progestin
Jenis AKDR yang mengandung hormone steroid adalah
Prigetase yang mengandung Progesteron dan Mirena yang
mengandung Levonorgestrel.
(Saifuddin, 2006, pp. MK-63)
c. Mekanisme Kerja
AKDR akan berada dalam uterus, bekerja terutama mencegah
terjadinya pembuahan (fertilisasi) dengan menghalangi bersatunya
9
ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai
tuba falopi dan menginaktifasikan sperma. Ada beberapa mekanisme
cara kerja AKDR sebagai berikut :
1) Timbulnya reaksi radang lokal di dalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu. Disamping
itu, dengan munculnya leokosit, makrofag, dan sel plasma yang
dapat mengakibatkan lysis dari spermatozoa atau ovum dan
blastocyt.
2) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang
menyebabkan terhambatnya implantasi.
3) Gangguan atau terlepasnya blastocyt telah berimplantasi di
dalam endometrium
4) Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
5) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6) Pemadatan endometrium oleh leokosit, makrofag, dan limfosit
menyebabkan blastokis dirusak oleh makrofag dan balstokis
tidak dapat melakukan nidasi.
7) Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan
gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi
kemampuan untuk melakukan konsepsi.
(Hartanto, 2004, p.205)
10
d. Efektifitas
Efektifitas metode AKDR yaitu 0,6 – 0,8 kehamilan per 100
perempuan selama satu tahun pertama penggunaan.(Saifuddin, 2006,
p. MK - 75)
1) Efektifitas dari AKDR dinyatakan dalam rangka kontinuitas
yaitu beberapa lama AKDR tetap berada di dalam uterus tanpa
:
a) Ekspulsi spontan.
b) Terjadinya kehamilan
c) Pengangkutan / pengeluaran karena alasan-alasan medis
atau pribadi.
2) Efektifitas dari bermacam-macam AKDR tergantung pada :
a) AKDR-nya yaitu ukuran, bentuk, mengandung Cu atau
Progesterone.
b) Akseptor yaitu umur, paritas, frekuensi senggama.
3) Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu
umur, dan paritas, diketahui :
a) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi
dan pengangkatan/pengeluaran AKDR.
b) Makin muda usia, terutama pada nulligravida, makin
tinggi angka ekspulsi dan pengankatan/pengeluaran
AKDR.
11
Dari uraian diatas, maka efektifitas dari AKDR
tergantung pada pasien dan medis, termasuk kemudahan
insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari
pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui
terjadinya ekspulsi dan kemudahan untuk mendapatkan
pertolongan medis.(Hartanto, 2004, p.207)
e. Keuntungan AKDR
Keuntungan - keuntungan AKDR adalah sebagai berikut :
1) Efektif dengan proteksi jangka panjang.
2) Tidak menganggu hubungan suami istri.
3) Tidak berpengaruh terhadap produksi ASI.
4) Kesuburan segera kembali sesudah AKDR dilepas.
5) Mengurangi nyeri haid.
(Saifudin, 2006, p. MK-63)
f. Kerugian AKDR
AKDR bukanlah alat kontrasepsi yang sempurna, sehingga
masih terdapat beberapa kerugian antara lain :
1) Pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi saluran genetalia
diperlukan sebelum pemasangan AKDR.
2) Dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul.
3) Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang
dan mencabutnya.
12
4) Bertambah darah haid dan rasa sakit selama beberapa bulan
pertama pemakaian AKDR.
5) Klien tidak dapat mencabut sendiri AKDR-nya.
6) Tidak dapat melindungi klien terhadap PMS (penyakit menular
seksual), AIDS/HIV.
7) AKDR dapat keluar rahim melalui kanalis hingga keluar
vagina.
(Saifudin, 2006, p.MK 63-64)
g. Indikasi
Yang boleh menggunakan AKDR antara lain:
1) Usia reproduksi.
2) Telah memiliki anak maupun belum.
3) Menginginksn kontrasepsi yang efektif jangka panjang untuk
mencegah kehamilan.
4) Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi.
5) Pasca keguguran dan tidak ditemukan tanda-tanda radang
panggul.
6) Mempunyai resiko rendah mendapat penyakit menular seksual.
(Saifudin, 2006, p. MK-64)
h. Kontraindikasi
Kontraindikasi AKDR terbagi manjadi dua yaitu :
1) Kontra-indikasi absolut :
a) Infeksi pelvis akut, diduga Gonorrhoe atau Chlamyda.
13
b) Kehamilan atau diduga hamil.
2) Kontra-indikasi relatife :
a) Partner seksual yang banyak.
b) Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila
terjadi komplikasi.
c) Pernah mengalami infeksi pelvis
d) Cervicitis akut atau purulent.
e) Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang
menyebabkan predisposisi untuk terjadinya kehamilan
ektopik.
f) Gangguan respon tubuh terhadap infeksi (AIDS, Diabetes
Militus, Pengobatan dengan kortikosteroid dan lain-lain).
g) Kelainan pembekuan darah.
3) Keadaaan-keadaan lain yang dapat menyebabkan
kontraindikasi untuk insersi AKDR :
a) Keganasan endometrium atau serviks
b) Endometriosis
c) Myoma uteri
d) Polip endometrium
e) Kelainan congenital uterus
f) Dismenorhoe yang hebat, darah haid yang banyak, haid
yang irregular, atau perdarahan bercak atau (spotting)
14
g) Alergi terhadap Cu atau penyakit Wilson yaitu penyakit
gangguan Cu yang turun menurun
h) Anemia
(Hartanto, 2004, pp. 208-209)
i. Efek Samping
1) Beberapa efek samping yang ringan ialah sebagai berikut :
a) Nyeri pada waktu pemasangan. Kalau nyeri sekali, dapat
dilakukan anestesi paraservikal.
b) Kejang rahim, terutama pada bulan-bulan pertama. Hal
ini dapat diatasi dengan memberikan spasmollitikum atau
pemakaian AKDR lebih kecil ukurannya.
c) Nyeri pelvic. Pemberian spasmolitikum dapat
mengurangi keluhan ini.
d) Perdarahan diluar haid.
e) Darah haid lebih banyak.
f) Sekret vagina lebih banyak.
2) Disamping itu pula terjadi efek samping yang lebih serius yaitu
sebagai berikut :
a) Perforasi uterus
b) Infeksi pelvic
c) Endometritis
(Prawirohardjo, 2005, p. 914)
15
j. Waktu Pemasangan
AKDR dapat dipasang pada :
1) Bersamaan dengan menstruasi
2) Segera setelah bersih menstruasi
3) Pada masa akhir puerperium
4) Tiga bulan pasca persalinan
5) Bersamaan dengan seksio sesarea
6) Bersamaan dengan abortus dan curetase
7) Hari kedua-ketiga pasca persalinan.
(Arum, 2009, p.150)
k. Hal-hal yang harus diketahui oleh akseptor AKDR
1) Cara memeriksa sendiri benang ekor AKDR.
2) Efek samping yang sering timbul misalnya perdarahan haid
yang bertambah banyak atau lama, rasa sakit atau kram.
3) Segera mencari pertolongan medis bila timbul gejala-gejala
infeksi.
4) Jenis AKDR yang dipakai.
5) Pertimbangan pemakaian metode kontrasepsi tambahan seperti
kondom atau spermisid selama tiga bulan pasca pemasangan.
6) Mengetahui tanda bahaya AKDR : terlambat haid, perdarahan