BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proyek jembatan Suramadu, yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura telah selesai. Dengan selesainya proyek tersebut, maka tidak bisa dielakkan bahwa terbangunnya jembatan tersebut akan berdampak terhadap peradaban di Madura. Maka dari itu, setidaknya dampak yang akan timbal tidak berarti dampak negatif, melainkan dampak positip yang ada. Madura selama ini dikenal sebagai daerah yang ketinggalan diantara 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Pertumbuhan ekonomi di Pulau Garam selalu dibawah rata- rata (Irawulan, 2009). Keberadaan Jembatan Suramadu diharapkan mengubah kondisi perekonomian Madura menjadi meningkat begitupula dengan pendidikan masyarakat di kawasan tersebut. Jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, dan bisa bersaing dengan daerah-daerah lain. Ditinjau dari segi ekonomi, Madura akan tambah berkembang pasca beroperasinya jembatan Suramadu, akan banyak para investor yang akan membangun dan membuka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proyek jembatan Suramadu, yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura
telah selesai. Dengan selesainya proyek tersebut, maka tidak bisa dielakkan bahwa
terbangunnya jembatan tersebut akan berdampak terhadap peradaban di Madura.
Maka dari itu, setidaknya dampak yang akan timbal tidak berarti dampak negatif,
melainkan dampak positip yang ada.
Madura selama ini dikenal sebagai daerah yang ketinggalan diantara 38
kabupaten/kota di Jawa Timur. Pertumbuhan ekonomi di Pulau Garam selalu
dibawah rata-rata (Irawulan, 2009). Keberadaan Jembatan Suramadu diharapkan
mengubah kondisi perekonomian Madura menjadi meningkat begitupula dengan
pendidikan masyarakat di kawasan tersebut. Jembatan Suramadu yang
menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan
ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan
efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit, dan bisa bersaing
dengan daerah-daerah lain.
Ditinjau dari segi ekonomi, Madura akan tambah berkembang pasca
beroperasinya jembatan Suramadu, akan banyak para investor yang akan
membangun dan membuka usaha disana. Maka dari itu, masyarakat Madura harus
pintar-pintar membaca peluang ekonomi terkait adanya jembatan Suramadu ini.
Setidaknya masyarakat Madura tidak menjadi penonton ditengah industrialisasi.
Ekonomi akan meningkat jika pemerintah bisa menarik investor untuk membuka
lapangan pekerjaan dan juga lahan usaha yang sesuai dengan masyarakat lokal.
Industri garam yang saat ini sudah ada di Madura juga harus dikembangkan.
Sektor ini sudah sesuai dengan kondisi masyarakat di sana. Akan tetapi sektor lain
juga tetap dikembangkan oleh pemerintah. Dengan adanya industrialisasi tersebut,
pemerintah harus tetap memahami budaya setempat. Madura selama ini dikenal
dengan tingkat pendidikan yang masih rendah. Maka ketika industri dibuka dan
dibangun maka yang menjadi pekerja adalah warga luar Madura. Hal ini bisa
menimbulkan persoalan, sehingga perlu diantisipasi sejak dini. Bukan hanya
pilihan investasi tapi juga harus memikirkan kebijakan yang berpihak pada
masyarakat. Ekonomi di Madura akan bisa sejajar dengan daerah lain dalam
jangka waktu 10 sampai 20 tahun (Irawulan, 2009).
Adanya jembatan Suramadu, maka perubahahan akan banyak bergeser pada dunia
industri. Sehingga akan menghadirkan lapangan pekerjaan yang baru bagi
masyarkat Madura. Masyarakat Madura yang mayoritas petani sedikit banyak
akan ada yang beralih profesi. Warga yang mempunyai modal akan melirik
mempersiapkan diri untuk berbisnis. Oleh karena itu, menjadi penting untuk
membekali masyarakat Madura mengenai pengetahuan pendidikan bisnis. Dengan
hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat dalam sebuah karya tulis yang
berjudul pengembangan sumber daya manusia ”masyarakat Madura” melalui
pendidikan bisnis dalam mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka masalah yang diangkat dalam karya
tulis ini adalah :
1. Bagaimana dampak pasca-beroperasinya jembatan Suramadu bagi masyarakat
Madura?
2. Bagaimana cara mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu bagi
masyarakat Madura melalui pendidikan bisnis?
3. Bagaimana penerapan pendidikan bisnis dalam mengatasi dampak
beroperasinya jembatan Suramadu bagi masyarakat Madura?
C. Tujuan Penulisan
Secara umum, tujuan penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk memaparkan bagaimana dampak pasca-beroperasinya jembatan
Suramadu bagi masyarakat Madura.
2. Untuk memaparkan bagaimana cara mengatasi dampak beroperasinya
jembatan Suramadu bagi masyarakat Madura melalui pendidikan bisnis.
2
3. Untuk menjelaskan bagaimana penerapan pendidikan bisnis dalam mengatasi
dampak beroperasinya jembatan Suramadu bagi masyarakat Madura.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari karya tulis ini adalah :
1. Bagi Masyarakat sekitar jembatan Suramadu
a. Masyarakat Madura
1) Memberikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan bisnis dalam
mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu.
2) Mengembangkan sektor yang sudah sesuai dengan kondisi Madura, yakni
industri garam.
3) Mengembangkan pendidikan.
4) Pembelajaran bagi masyarakat Madura agar aktif mengembangkan potensi
dirinya.
5) Mengubah isolasi Madura yang selama ini terisolir menjadi daerah yang
terbuka.
6) Mempercepat mobilitas penduduk, pelaku ekonomi, maupun barang dan
jasa di Madura.
7) Selalu siap beradaptasi dengan pesatnya perkembangan IPTEK.
8) Terciptanya masyarakat yang mandiri.
b. Masyarakat Surabaya
1) Memanfaatkan potensi daerah yang ada dengan cepat dan tanggap.
2) Memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk dapat hidup yang layak
dan dapat menikmati pendidikan.
3) Memberikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan bisnis dalam
mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu.
4) Terciptanya masyarakat yang mandiri.
5) Selalu siap beradaptasi dengan pesatnya perkembangan IPTEK.
3
2. Bagi Pemerintah
a. Pemerintahan Jawa Timur
1) Memberikan dukungan kepada masyarakat sekitar Suramadu untuk
membantu mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu melalui
pendidikan bisnis.
2) Memberikan investasi dengan kebijakan yang berpihak kepada
masyarakat.
3) Memajukan kesejahteraan umum.
4) Memberikan informasi baik perkembangan politik, sosial, dan ekonomi
masing masing wilayah sekitar Suramadu
b. Pemerintahan Surabaya
1) Memberikan dukungan kepada masyarakat Surabaya untuk membantu
mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu melalui pendidikan
bisnis.
2) Dapat menjalin kerjasama politik yang sehat dengan pemerintahan
Madura.
3) Dapat membangun infrastruktur yang saling menguntungkan antara
pemerintahan Surabaya dan Madura demi kesejahteraan masyarakat.
c. Pemerintahan Madura
1) Memberikan dukungan kepada masyarakat Madura untuk membantu
mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu melalui pendidikan
bisnis.
2) Melakukan penumbuhan usaha.
3) Memberdayakan masyarakat melalui pendidikan bisnis secara optimal.
4) Pemanfaatan pengetahuan dan kemampuan untuk bekal hidup masyarakat.
d. Departemen Pekerjaan Umum
1) Mampu menyeimbangkan beroperasinya jalan tol Suramadu dan kapal
ferry agar tidak merugikan kapal ferry yang sudah lama beroperasi
sebelum adanya jembatan Suramadu.
2) Meningkatkan produktifitas dan pergerakan ekonomi di daerah sekitar
Suramadu lebih murah.
4
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Jembatan Suramadu
Jembatan Suramadu adalah jembatan terpanjang di Indonesia saat ini, yang
menjadikannya salah satu landmark dan ikon Indonesia, khususnya masyarakat
Jawa Timur. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Rabu, 10 Juni 2009. Jembatan Suramadu memiliki panjang 5.438 m dan
menghubungkan pulau Jawa (di Surabaya) dan pulau Madura (di Bangkalan)
(Wikipedia.org, 2009).
Jembatan suramadu adalah buah pikiran Profesor Sedyatmo di tahun 1960-an.
Perencanaan dan pengembangan jembataan ini dimulai dari tahun 1965 namun
sempat tertunda oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia menjelang akhir
millenium, di tahun 1997. Dengan membaiknya keadaan ekonomi, Presiden
Megawati Soekarnoputri, melalui Keputusan Presiden Nomor 79 tanggal 27
Oktober 2003, menyatakan pembangunan jembatan Suramadu dapat dilanjutkan
kembali (Suramadu.com, 2009).
Pembuatan jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Madura maupun sisi
Surabaya. Sementara secara bersamaan juga dilakukan pembangunan bentang
tengah yang terdiri dari 3 bagian yaitu Jalan layang (causeway), Jembatan
penghubung (approach bridge) dan Jembatan utama (main bridge).
(Wikipedia.org, 2009). Menurut Roll News (2009), jembatan Suramadu yang
panjangnya sekitar 5,4 kilometer dibangun dengan biaya kontruksi Rp 4,528
triliun sumber dana dari APBN/APBD dan pinjaman bilateral dari China.
Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan
khususnya di pulau Madura yang meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi yang
relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Pada bulan Mei 2009,
Jawa Timur inflasi 0,02 persen. Kondisi ini lebih rendah dibandingkan inflasi
Selesainya proyek Suramadu, tidak bisa dielakkan bahwa terbangunnya jembatan
tersebut akan berdampak terhadap peradaban di Madura. Hal yang sangat
terancam pasca beroperasinya jembatan Suramadu ini, diantaranya : (1) akhlak
masyarakat Madura itu sendiri, (2) budaya khas Madura, seperti, budaya sapi
7
sonok (sapi yang didandani seindah mungkin dan dibuat jinak (toro’ ocak)
terhadap tuannya), (3) perubahan akan banyak bergeser pada dunia industri,
sehingga akan menghadirkan lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarkat
Madura, khususnya bangkalan (Basith, 2009).
Indeks kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index-P) merupakan ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran
penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan kemiskinan (Pverty Severity
Indeks-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara
penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan
pengeluaran diantara penduduk miskin (BPS Jatim, 2007).
Menurut Rohim (2009), ditinjau dari sisi ekonomi, Surabaya merupakan sentral
atau pusat dari perekonomian di Jawa Timur. Pembangunan jalan tol yang
menghubungkan Surabaya dengan Madura tersebut akan berdampak pada
tumbuhnya aktivitas perekonomian masyarakat kedua wilayah. Untuk jangka
pendek, dampak pembangunan jembatan Suramadu akan dinikmati oleh Surabaya.
Sektor-sektor industri, bisnis, konstruksi, energi, transportasi, turisme, dan
pemukiman di Surabaya akan lebih maju akibat adanya jembatan tersebut.
Sedangkan untuk Madura baru akan merasakan dampak pembangunan jembatan
tersebut dalam waktu 5 sampai 7 tahun ke depan. Akan terjadi integrasi budaya
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan adanya percepatan pengembangan
sumber daya manusia di Madura. Untuk jangka pendek sektor pertanian dan
peternakan yang merupakan sektor primer akan berkembang (Rohim, 2009).
8
BAB III
METODE PENULISAN
A. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan analisis didapat dari:
1. Studi Pustaka ( library research )
Studi pustaka digunakan sebagai landasan teori dan pijakan penulis dalam
menganalisis masalah yang dikaji. Studi pustaka didapatkan dari teori dan
pendapat para ahli berupa pustaka cetak antara lain, dari buku, jurnal, skripsi,
surat kabar maupun hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan
permasalahan yang dikaji serta dari media elektronik (data-data internet).
2. Pengamatan fenomena
Hasil pengamatan terhadap fenomena yang terjadi digunakan sebagai titik
tolak terhadap pembahasan suatu masalah, dan mencari masalah mana yang
paling penting sehingga layak untuk diangkat.
B. Metode Pengolahan Data
Penulisan karya tulis ini adalah dengan mengolah dan menulis semua data yang
diperoleh secara runtut dan sistematis menurut pedoman Lomba Karya Tulis
Mahasiswa (LKTM) tahun 2009 tentang dampak sosial, ekonomi, politik dan
ekologi beroperasinya jembatan Suramadu. Dalam upaya memperkuat
pemahaman terhadap permasalahan yang dikaji, penulisan karya tulis ini juga
didukung dengan data yang berasal dari diskusi, wawancara dan observasi.
C. Metode Analisis dan Sintesis
Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskriptif analitik,
yaitu menganalisis permasalahan yang ada dari hasil pengamatan atau identifikasi
dan studi kepustakaan tentang permasalahan serta hubungan antara masalah
tersebut yang didasarkan pada suatu teori atau konsep keilmuan yang relevan.
Kegiatan analisis dalam karya tulis ini meliputi mengerjakan data, menatanya,
membagi menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, melakukan sintesis, mencari
9
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, selanjutnya
memutuskan apa yang dilakukan.
Analisis dan sintesis ini berusaha mengamati fenomena yang terjadi dipandang
dari segi teoritis dan praktis. Untuk itu, telaah kritis dapat diterapkan sebagai alat
bantu penelusuran makna kalimat dalam teks tersebut.
D . Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan yang
konsisten dengan analisis permasalahan. Kesimpulan yang diperoleh disesuaikan
dengan pembahasan dalam karya tulis.
E. Perumusan Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis menyampaikan
rekomendasi berupa kemungkinan atau prediksi transfer gagasan. Penulis
menyarankan atau merekomendasikan kepada sekolah dan pendidik, orang tua,
masyarakat, dan pemerintah untuk bersama-sama mengatasi permasalahan free-
sex pada remaja yang melanda negeri ini.
10
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
A. Analisis
Informasi yang diperlukan dalam proses pembangunan adalah data kependudukan,
mulai dari tahap perencanaan (planning) sampai dengan tahap evaluasi terhadap
hasil pembangunan itu sendiri. Beberapa masalah kependudukan yang perlu
diperhatikan antara lain mencakup jumlah, komposisi dan distribusi penduduk.
Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal pembangunan jika merupakan
sumber daya manusia yang berkualitas, namun sebaliknya akan menjadi beban
pembangunan jika kualitasnya rendah.
Keberadaan Jembatan Suramadu merupakan wujud pembangunan dari modal
jumlah penduduk yang besar di pulau jawa (Surabaya dan Madura) dengan
sumber daya manusia yang berkualitas atau justru menjadi beban dari
pembangunan dikarenakan kualitas sumber daya manusia yang rendah?. Namun
bagaimanapun juga keberadaan jembatan suramadu tersebut tetap diyakini akan
meningkatkan kondisi perekonomian jawa timur khususnya Madura yang selama
ini dikenal sebagai daerah paling tertinggal diantara 38 kabupaten/kota di Jawa
Timur.
Adanya jembatan Suramadu pula, mobilitas di Madura akan bertambah cepat dan
banyak. Mobilitas penduduk, pelaku ekonomi, maupun barang dan jasa akan
semakin banyak. Kebutuhan transportasi akan menjadi kebutuhan penting,
sehingga peningkatan ekonomi akan dirasakan Madura dalam jangka panjang,
kurang lebih 10 sampai 20 tahun ke depan. Sedangkan yang akan lebih menikmati
dampak pembangunan Suramadu dalam jangka pendek ini adalah Surabaya.
Masyarakat Madura harus bisa memanfaatkan jembatan Suramadu untuk
kebaikan, karena kekayaan Jawa Timur juga banyak terdapat di Madura, misalnya
minyak dan gas. Jika warga Madura tidak bisa mengambil manfaatnya dengan
cepat dan tanggap, potensi itu akan dimanfaatkan oleh orang luar Madura.
11
Dilihat dari segi wilayah, Madura memiliki banyak lahan yang bisa dimanfaatkan
untuk terminal transpotasi laut dan zona ekonomi ekslusif untuk investasi. Seperti
Batam yang memanfaatkan kedekatannya dengan Singapura, Madura juga harus
memanfaatkan kedekatannya dengan Surabaya. Kegiatan ekonomi Madura selama
ini masih bertumpu pada sektor pertanian primer, diantaranya tanaman pangan,
peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Hal tersebut disebabkan oleh
penggunaan tanah yang produktifitasnya rendah, besarnya ketimpangan distribusi
pendapatan, produktifitas rendah dan iklim Madura tropis. Oleh karena itu,
diharapkan dengan dibangunnya jembatan Suramadu akan membuka isolasi
Madura yang akan menguntungkan dari aspek ekonomi. Selain itu, akan ada
perubahan aspek lingkungan dan akan terjadi konsentrasi dunia baru, yaitu
masyarakat Madura akan memilih pekerjaan bisnis.
Banyak yang mengeluh, bahwa untuk membuka sebuah bisnis sudah tidak ada
peluang. Ini adalah keluhan klasik yang tidak perlu diucapkan bagi orang yang
mulai terjun di dunia bisnis. Sesungguhnya untuk memulai bisnis dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan memanfaatkan pendidikan
yang sudah ada.
Peran dan kebijakan lembaga pendidikan sebagai penyelenggara keilmuan
merupakan sebuah barometer utama dari perkembangan masyarakat yang dinamis.
Jangan sampai tuntutan akan modernisasi di wilayah sekitar suramadu (jawa
timur) khususnya Madura tidak dapat tercover dari segi implementasi keilmuan,
sehingga wilayah sekitar suramadu tersebut (baik Madura dan Surabaya) tidak
mempunyai nilai lebih. Masyarakat juga diharapkan untuk terus selalu beradaptasi
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang pesat saat ini, tentunya dengan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai
keilmuan serta kultur yang humanis.
Untuk mengatasi dunia industrialisasi di wilayah sekitar suramadu (Madura dan
Surabaya), masyarakat perlu dibeklai pengetahuan tentang dunia bisnis, tentunya
dengan adanya pendidikan bisnis khususnya bagi masyarakat Madura. Dampak
12
pesatnya industrialisasi terhadap permintaan tenaga kerja yang ada di pulau
Madura pasca pembangunan jembatan Suramadu, akan menyerap orang-orang
dari daerah lokal, yang sebelumnya sudah terbekali dengan pengalaman dan
keilmuan yang profesional di bidangnya masing-masing. Hal ini tentunya akan
memutus rantai ketergantungan Madura dengan dunia luar, terutama dalam hal
ketersediaan tenaga kerja. Jadi, lapangan pekerjaan baru bisa di manfaatkan oleh
masyarakat asli Madura.
Mengingat pula pada kekayan alam yang terdapat di wilayah sekitar suramadu
khususnya pulau madura belum cukup optimal diolah oleh masyarakat madura
sendiri dan oleh pemerintahnya
Faktor-faktor penghambat apabila pendidikan bisnis ini diterapkan untuk
masyarakat Madura yaitu : (1) keterbatasan sumber daya manusia yang
memahami produk pendidikan bisnis dan sistem pendidikan bisnis, sehingga
pemahaman masyarakat terhadap pendidikan bisnis belum optimal dan
menyeluruh, (2) adanya kesan bahwa pendidikan bisnis bersifat ekslusif, (3)
kurangnya modal yang dimiliki, sehingga masyarakat enggan untuk berbisnis, (4)
infrastruktur pendidikan bisnis yang belum memadai, (5) kultur masyarakat
tradisional yang paternalistik, (6) masyarakat kurang peka dalam membaca
peluang bisnis, sehingga dimanfaatkan oleh orang lain.
Adapun faktor penunjang adanya pendidikan bisnis ini adalah : (1) peran serta
pemerintah untuk mendukung segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan
bisnis untuk masyarakat Madura, (2) pendidikan bisnis dapat meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang dunia bisnis, (3) semua masyarakat berhak
mengikuti pendidikan bisnis ini, (4) pendidikan bisnis tidak hanya sekedar teori
tapi aplikasi langsung di lapangan, (5) adanya jembatan Suramadu menjadikan
Madura sebagai lahan strategis untuk berbisnis.
13
B. SINTESIS
Dalam memanfaatkan jembatan Suramadu, terutama kemajuan ekonomi Madura,
pembangunan ekonomi tidak bisa terlepas dengan pengembangan sumber daya
manusia, karena manusia merupakan salah satu unsur penting kegiatan
perekonomian dalam ruang lingkup bisnis serta instrumen yang paling
menentukan dalam keberhasilan pembangunan ekonomi di pulau Madura,
Surabaya, Jawa Timur dan Indonesia, baik secara regional maupun nasional untuk
mengelola dan mendayagunakan sumber daya manusia yang ada dengan
pendekatan manajemen personalia yang meliputi pendekatan sistem, pendekatan
menejerial dan pendekatan sumber daya manusia serta pendekatan proaktif.
Prospek SDM baik pada masyarakat di Madura, Surabaya, Jawa Timur secara
regional dan Indonesia secara nasional dalam pendidikan bisnis – terbentuknya
karakter dan sistem pendidikan bisnis yang memegang teguh nilai-nilai, norma,
dan agama sehingga tidak menghilangkan kearifan-kearifan budaya lokal.
Pendidikan akan selalu dibutuhkan orang. Logika itulah yang menjadi salah satu
alasan lembaga pendidikan akan selalu bermunculan. Program pengembangan
SDM masyarakat, khususnya masyarakat Madura melalui pendidikan bisnis ini
bertujuan untuk memberdayakan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah
maupun perusahaan. Program diawali dengan pemetaan potensi sumber daya
manusia dan sumber daya alam, untuk selanjutnya dilakukan penumbuhan/re-
engenering usaha dengan serial program pendidikan bisnis.
Program pendidikan Bisnis ini merupakan sebuah rangkaian program yang
strategis untuk menciptakan masyarakat biasa menjadi wirausaha yang sukses dan
mandiri dengan bisnis yang kuat dan selalu berkembang. Adapun rangkaian
kegiatan pendidikan bisnis adalah pendidikan dan pelatihan, program penyusunan
rencana usaha (business plan), penawaran akses ke perbankan dan mitra bisnis,
dan pendampingan (monitoring, evaluasi dan konsultasi). Dengan adanya kegiatan
tersebut, diharapkan bisa terciptanya masyarakat mandiri.
14
Pendidikan bisnis tidak dapat terlepas dari proses pendidikan wirausaha, oleh
karenanya model dan sistem pendidikan bisnis harus menunjang pendidikan
kewirausahaan. Proses pembelajaran dalam pendidikan bisnis harus diarahkan
kepada pemanfaatan pengetahuan dan kemampuan untuk bekal hidup sasaran
didik (masayarakat) di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
sehingga belajar sambil bekerja menjadi sangat penting. Untuk itu proses
pembelajaran harus memperhatikan keseimbangan faktor bawaan (minat,
motivasi, bakat) dan faktor lingkungan (masyarakat dan pendidikan).
Keselarasan antara potensi bawaan dan lingkungan akan dapat membawa
pencapaian tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan oleh masyarakat.
Penekanan evaluasi pada sikap dan keterampilan intelektual masyarakat, serta
tidak lagi kepada pengetahuan teoritis saja, butuh aplikasi atau praktik secara
langsung, bahkan bisa lebih dari itu, yakni menumbuhkan wirausahawan yang
tangguh.
Penerapan pendidikan bisnis untuk masyarakat Madura dilaksanakan dalam
setting pendidikan formal dan informal, misalnya pendidikan dan pelatihan, loka
karya, workshop, seminar dan sejenisnya. Hal ini dilakukan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Madura tentang dunia bisnis
sebagai persiapan menghadapi industrialisasi di Madura. Hal ini perlu mendapat
perhatian dari pemerintah setempat untuk sering mengadakan kegiatan tersebut.
Dengan adanya pelatihan, seminar dan kegiatan sejenisnya, diharapkan
masyarakat Madura bisa mendapatkan pengetahuan dan memanfaatkan potensi
yang dimiliki oleh Madura, sehingga tidak dimanfaatkan oleh orang lain atau
orang dari luar.
Pendidikan bisnis ini diberikan kepada masyarakat Madura yang membutuhkan.
Artinya masyarakat yang tertarik dengan dunia bisnis dan tidak mendapatkan
pendidikan secara formal di bangku sekolah maupun kuliah, bisa juga orang yang
sudah mendapatkan pendidikan secara formal tentang bisnis dan masih
membutuhkan pengetahuan lagi.
15
Dengan adanya jembatan suramadu, masyarakat Madura akan banyak memilih
dunia bisnis sebagai pekerjaannya, karena banyak peluang di wilayah ini untuk
dimanfaatkan. Akan tetapi perlu dicatat, bahwa tidak semua harus dibisniskan,
misalnya kebudayaan dan keseniaan Madura yang beranekaragam. Kebudayan
dan keseniaan ini tetap perlu dikembangkan dan masyarakat Madura harus
memanfaatkan adanya jembatan Suramadu ini sebagai sosialisasi kebudayaan dan
kesenian Madura.
Materi dalam pelatihan atau sejenisnya yang perlu diberikan dalam pendidikan
bisnis diantaranya yaitu : akuntansi keuangan, perpajakan, manajamen bisnis,
manajamen pemasaran, manajamen logistik dan yang lebih penting lagi adalah
etika dalam berbisnis. Materi-materi tersebut sangat erat kaitannya dengan
pengetahuan dunia bisnis dan etika berbisnis perlu juga disampaikan agar dalam
pelaksanaannya, masyarakat Madura yang terjun di dunia bisnis benar-benar
mempunyai etika dalam berbisnis.
Pendidikan bisnis di Indonesia masih kurang memperoleh perhatian yang cukup
memadai, baik oleh dunia pendidikan maupun masyarakat. Orientasi mereka, pada
umumnya hanya pada menyiapkan tenaga kerja. Sehingga butuh pendidikan bisnis
secara informal untuk masyarakat umum yang mempunyai keinginan untuk
berbisnis.
Melalui pendidikan bisnis dengan segala program yang telah diterapkan kepada
masyarakat untuk membentuk SDM yang ahli sebagai pelaku bisnis dengan
dukungan dari pemerintah maka agar pendidikan bisnis itu lebih efektif dan
sebagai keberlanjutan yang utuh perlu didirikannya sekolah bisnis sebagai
lembaga pendidikan formalnya. Sekolah bisnis merupakan sekolah yang
menyiapkan masyarakat sebagai pelaku bisnis yang handal dan beretika dengan
orientasi mengembangkan perekonomian bangsa dan Negara.
16
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dampak pasca-beroperasinya jembatan Suramadu khususnya bagi
masyarakat Madura yaitu : (a) budaya khas Madura, (b) perubahan akan
banyak bergeser pada dunia industri, (c) tumbuhnya aktivitas perekonomian,
(d) mengubah isolasi Pulau Madura yang selama ini mempunyai kultur keras,
(e) terjadi integrasi budaya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, (f)
adanya percepatan pengembangan sumber daya manusia di Madura.
2. Cara mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu bagi
masyarakat Madura melalui pendidikan bisnis diantaranya : (a) pemanfaatan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat, (b) menyiapkan masyarakat untuk
masuk dalam pekerjaan bisnis secara mahir, (c) menyiapkan masyarakat untuk
memimpin persaingan bisnis, (d) mengembangkan potensi sumber daya
manusia, (e) menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif.
3. Penerapan pendidikan bisnis dalam mengatasi dampak
beroperasinya jembatan Suramadu bagi masyarakat Madura dilakukan
penumbuhan/re-engenering usaha dengan serial program pendidikan bisnis
dengan rangkaian kegiatan adalah pendidikan dan pelatihan, seminar,
workshop, simposium, lokakarya dan lain sebagainya serta program
penyusunan rencana usaha (business plan), penawaran akses ke perbankan dan
mitra bisnis, dan pendampingan (monitoring, evaluasi dan konsultasi).
17
B. REKOMENDASI
1. Bagi Masyarakat Madura
Dengan adanya jembatan Suramadu, Masyarakat Madura harus bisa
memanfaatkan jembatan Suramadu untuk kebaikan, dengan cepat dan tanggap
dalam mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu, sebelum orang
luar Madura memanfaatkannya.
2. Bagi Pemerintah
Memberikan dukungan kepada masyarakat Madura untuk membantu
mengatasi dampak beroperasinya jembatan Suramadu melalui pendidikan
bisnis dengan program-program pemberdayaan masyarakat seperti halnya
mengadakan pendidikan dan pelatihan bisnis, seminar, workshop, lokakarya
dan sejenisnya, program penyusunan rencana usaha (Business Plan),
penawaran akses ke perbankan dan mitra bisnis, serta pendampingan
(monitoring, evaluasi dan konsultasi), sehingga tercipta masyarakat mandiri.
18
DAFTAR RUJUKAN
Basith, Abd. 2009. Apa yang Harus Dipersiapkan Masyarakat Madura Menyambut Jembatan Madura?. (Online, http://www.imabasurabaya.co.cc/2009/04/apa-yang-harus-dipersiapkan-masyarakat.html., diakses tanggal 11 Juni 2009).
BPS.Jatim. 2007. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga. (Online, http://jatim.bps.go.id//index.php?option=com_content&task=view&id=28&Itemid=1, diakses tanggal 24 Juni 2009).
BPS.Jatim. 2007. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Provinsi Jawa Timur Mei 2009. (Online,http://jatim.bps.go.id//index.php?option =com_content& task=view&id=28&Itemid=1, diakses tanggal 24 Juni 2009).
BPS.Jatim. 2007. Laju pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2004-2006. (Online,http://jatim.bps.go.id//index.php?option =com_content& task=view&id=28&Itemid=1, diakses tanggal 24 Juni 2009).
BPS.Jatim. 2007. Indikator Kemiskinan. (Online,http://jatim.bps.go.id//index.php? option =com_content& task=view&id=28&Itemid=1, diakses tanggal 24 Juni 2009).
Dani, M.A. 2007. Pendidikan Bisnis. (Online, http//:darultada.blogspot.com/2207/10/pendidikan-bisnis.html, diakses tanggal 18 Juni 2009)
Idonbiu.com. 2009. Pengertian Bisnis Secara Etimologi. (Online, http://www.idonbiu.com/2009/05/pengertian-bisnis-secara-etimologi.html, diakses tanggal 18 Juni 2009).
Irawulan. 2009. Dampak Ekonomi di Madura Bisa Terasa 10-20 Tahun Lagi. (Online, http://surabaya.detik.com/dampak-ekonomi-di-madura-bisa-terasa-10-20-tahun-lagi.com , diakses tanggal 11 Juni 2009).
Rohim, Ainur. 2009. Suramadu, Jembatan Lima Presiden. (Online, http://www.suaramerdeka.com/adv/adclick.php?n=a7379795, diakses tanggal 11 Juni 2009).
Roll News. 2009. Jembatan Suramadu Percepat Perkembangan Ekonomi Madura. (Online, http://www.news.id.finroll.com/ekonomiakeuangan/66372-jembatan-suramadu-percepat-perkembangan-ekonomi-madura.html, diakses tanggal 11 Juni 2009).
Scharg, Adele F dan Robert P. Poland, 1987. A System for Teaching Business Education. New York : McGraw-Hill Book Company.
Suramadu.com. 2008. Suramadu (Labang, Madura). (Online, http//:suramadu.com, diakses tanggal 11 Juni 2009)
Suyanto, M. 2009. Memulai Bisnis Dari Pendidikan, (Online, http://msuyanto.com/baru/?p=802, diakses tanggal 18 Juni 2009).
Timothy, Andreas. 2009. Suramadu Tingkatkan Perekonomian Madura. (Online. http//:Mediaindonesia.com/suramadu/tingkatkan/perekonomian/madura, diakses tanggal 11 Juni 2009).
Wikipedia.org. 2009. Jembatan Suramadu. (Online, http//:id.wikipedia.org, diakses tanggal 11 Juni 2009).