BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejalan dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi yang mendorong manusia untuk berfikir melakukan kegiatan maupun aktifitas dengan mudah dan ringan, sehingga cara-cara lama dan butuh waktu yang lama semakin ditinggalkan. Di bidang kedokteran perkembangan teknologi ini akan mempermudah pengoperasian alat kedokteran, salah satunya adalah alat kedokteran gigi. Sebagaimana diketahui bahwa gigi merupakan bagian yang penting dalam proses pencernaan. Dengan adanya pengaruh genetic maupun pengaruh luar seperti pola makan serta perbedaan sensitifitas gigi, dapat mempengaruhi warna gigi. Menurut pengamatan penulis terhadap pemeriksaan perubahan 1
66
Embed
BAB I - UNNOCS | Indonesian electronics for … · Web viewHanya dibatasi untuk paramerer warna gigi putih, kuning dan coklat. 1.3 RUMUSAN MASALAH 1.3.1 Dapatkah dibuat alat uji warna
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejalan dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi yang
mendorong manusia untuk berfikir melakukan kegiatan maupun aktifitas
dengan mudah dan ringan, sehingga cara-cara lama dan butuh waktu yang
lama semakin ditinggalkan. Di bidang kedokteran perkembangan teknologi
ini akan mempermudah pengoperasian alat kedokteran, salah satunya adalah
alat kedokteran gigi.
Sebagaimana diketahui bahwa gigi merupakan bagian yang penting
dalam proses pencernaan. Dengan adanya pengaruh genetic maupun
pengaruh luar seperti pola makan serta perbedaan sensitifitas gigi, dapat
mempengaruhi warna gigi. Menurut pengamatan penulis terhadap
pemeriksaan perubahan warna gigi saat ini masih dilakukan secara manual
yaitu dengan cara menyamakan dengan kartu pengukuran warna gigi.
Dengan alasan tersebut maka dalam tugas akhir ini penulis ingin
merancang sebuah “ ALAT UJI WARNA GIGI” secara otomatis. Alat ini
nantinya penulis berharap dapat mengurangi human error dari petugas medis
yang melakukan pemeriksaan. Selain hal – hal tersebut alat ini juga sangat
berguna untuk menentukan warna –warna gigi sesuai dengan parameter
yang ada.
1
1
1.2 BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah:
Hanya dibatasi untuk paramerer warna gigi putih, kuning dan coklat.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1.3.1 Dapatkah dibuat alat uji warna gigi menggunakan sensor LED dan
LDR?
1.3.2 Bagaimana pembacaan warna gigi menggunakan LED dan LDR?
1.4 TUJUAN
1.4.1 Tujuan Umum
Merancang’’ALAT UJI WARNA GIGI ’’ secara otomatis.
1.4.2 Tujuan Khusus
Membuat rangkaian sensor gigi
Membuat rangkaian ADC 0804
Membuat rangkaian mikrokontroller beserta software
Membuat rangkaian LCD sebagai outputan akhir.
1.5 MANFAAT
1.5.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan mahasiswa tentang macam-macam warna gigi.
1.5.2 Manfaat Praktis
Memudahkan para petugas medis untuk menentukan warna gigi pasien.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GAMBARAN UMUM
Gigi mempunyai fungsi yang sangat berarti bagi manusia yaitu untuk
membantu mengunyah, memotong makanan. Maka dari itu gigi haruslah
dirawat dengan benar. Walaupun sudah dilakukan perawatan namun masih
juga terdapat perubahan warna gigi.
Perubahan warna gigi adalah kelainan warna gigi rata – rata yang dapat
dilihat secara klinis. Perubahan warna dapat dibedakan atas kategori sebagai
berikut :
Perubahan warna Formatif
Perubahan warna jenis ini bersifat turun temurun atau congenital.
Penyebab perubahan warna formatif ini adalah:
a. Erythroblastosis Fetalis
Erythroblastosis Fetalis adalah Anemi hemolitis congenital,
pecahnya darah yang mengakibatkan gangguan struktur dan perubahan
warna gigi – geligi. Hal ini terjadi karena ketidak cocokan protein dalam
foetus dan darah ibu, yang dinamakan rhesusfactor ( Rh ). Akibat dari
3
3
rhesusfactor adalah suatu anemi hemolitis parah, yang muncul sebagai
penyakit kuning ( Icterus Gravis Neonatorum ).
Perubahan warna gigi yang akan terjadi sangatlah bervariasi
diantaranya: hijau, biru, abu – abu, kuning dan coklat. Penyebab dari
perubahan ini adalah adanya bilirubin didalam tulang gigi dan perubahan
ini akan menghilang sedikit demi sedikit.
b. Fluorosis Endemila
Fluorosis Endemila adalah Email yang mengalami fluorosis yang
menunjukkan opasitas. Perubahan warna coklat terjadi karena infiltrasi
bahan warna dari makanan.
Perubahan warna Tetrasiklin
Perubahan warna gigi yang terjadi karena antibiotika yang diberikan
pada saat bayi, antibiotika ini sering dikenal dengan Tetrasiklin.
Tetrasiklin asli yang dipakai menyebabkan perubahan warna kuning
yang dibawah sinar UV berfluoresensi. Oksidasi yang dipengaruhi sinar
matahari menggelapkan warna kuning menjadi coklat. Macam warna
gigi yang disebabkan oleh obat antara lain :
Klortetrasiklin dapat menyebabkan gigi berwarna abu – abu -
coklat.
Demiklosiklin dapat menyebabkan gigi berwarna kuning.
Oksitetrasiklin dapat menyebabkan gigi berwarna kuning, coklat
dan krem – putih.
4
Tetrasiklin dapat menyebabkan gigi berwarna kuning
Doksisiklin kurang lebih tidak ada perubahan.
2.2 RANGKAIAN SENSOR
Pada modul ini menggunakan dua sensor yaitu LED dan LDR.
2.2.1 LED ( Light Emitting Dioda )
Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis menggunakan LED sebagai
sumber cahaya pada gigi yang mana nantinya akan ditangkap oleh LDR
dengan intensitas yang berbeda sesuai dengan media (gigi).
Gambar 2.1 Rangkaian LED
LED ini biasanya disebut juga dengan diode cahaya, apabila diberi
forawrd bias atau arus maju membangkitkan cahaya di pertemuan P – N nya.
Pada saat rekombinasi tersebut elektron – elektron yang melepaskan
energinya akan menghasilkan cahaya atau panas. Diode ini mempunyai dua
buah kaki yaitu anoda dan katode.
LED (Light Emitting Diode) adalah suatu diode yang dapat
mengeluarkan cahaya apabila kaki – kakinya diberikan tegangan sesuai
dengan tegangan yang dibutuhkan. Sumber tegangan LED ada dua yaitu bisa
5
diberi tegangan AC untuk LED AC dan tegangan DC untuk LED DC ( Pada
LED DC pemberian tegangan tidak boleh terbalik).
2.2.2 LDR ( Light Dependent Resistor )
Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis menggunakan LDR sebagai
rangkaian tranduser sensor cahaya yaitu menerima pantulan cahaya dari
media (gigi).
Gambar 2.2 Rangkaian LDR
LDR adalah resistor yang resistansinya berubah – ubah karena adanya
perubahan intensitas cahaya yang diserap. LDR juga merupakan resistor yang
memiliki koefisien temperature negative, dimana resistansinya dipengaruhi
intensitas cahaya. LDR dibentuk dari Cadmium Sulfide (CDS) atau serbuk
keramik. Secara umum CDS disebut juga peralatan Photo Conductive, selam
terdapat variasi terhadap intensitas cahaya.
2.3 RANGKAIAN BUFFER
IC LM 741 sebagai operational amplifier. Seri LM 741 ini adalah
penguat operational untuk keperluan umum yang penampilannya lebih baik
dari standart industri. Penguat ini memiliki sifat – sifat yang selalu tepat dan
6
dapat memproteksi baban yang dimasukkan maupun dikeluarkan. Op – Amp
741 yang diproduksi oleh national semikonduktor ini mempunyai 1 buah
Op-Amp yang dioperasikan dengan supply ganda yaitu +12 V dan -12 V
serta memiliki karakteristik sebagai berikut :
Band width 1.5 MHz
Arus supply 1,7 Ma
Arus bias 80 nA
Arus offset 20 nA
Tegangan offset 20 nA
Konsumsi daya 6 Mv
CMMR 90 dB
Op-Amp 741 pada pembuatan tugas akhir ini berfungsi sebagai buffer.
Gambar 2.3 Rangkaian Penguat
2.4 RANGKAIAN ADC 0804
ADC adalah kepanjangan dari Analog to Digital Converter yang
artinya Pengubah dari analog ke digital. Fungsi dari ADC adalah untuk
mengubah data analog menjadi data digital yang nantinya akan masuk ke
suatu komponen digital yaitu mikrokontroller AT89S51.
7
Inputan dari ADC ini ada 2 yaitu input positif (+) dan input negatif (-).
ADC 0804 ini terdiri dari 8 bit microprocessor Analog to Digital Converter.
Gambar 2.4 Rangkaian ADC 0804
V (+) dan V(-) adalah inputan tegangan analog differensial sehingga
data tegangan yang akan diproses oleh ADC adalah selisih antara Vi(+) dan
Vi(-). Vref adalah tegangan referensi ADC yang digunakan untuk mengatur
tegangan input pada Vi+ dan Vi-. Besarnya tegangan referensi ini adalah
setengah dari tegangan input maksimal. Hal ini bertujuan agar pada saat
inputan maksimal data digital juga akan maksimal. Frekuensi clok dari ADC
dapat diatur dengan komponen R dan C eksternal pada pin Rclk dan Cclk
dengan ketentuan :
Fclk = 1/ ( 1,1 RC )
Chip select fungsinya untuk mengaktifkan ADC yang diaktifkan
dengan logika low. Read adalah inputan yang digunakan untuk membaca
data digital hasil konveksi yang aktif pada kondisi low. Write berfungsi
8
untuk melakukan start konversi ADC diaktifkan pada kondisi logika low.
Instruksi berfungsi untuk mendeteksi apakah konversi telah selesai atau
tidak, jika sudah maka pin instruksi akan mengeluarkan logika low. Data
outputan digital sebanyak 8 byte ( DB0 – DB7 ) biner 0000 0000 sampai
dengan 1111 1111, sehingga kemungkinan angka decimal yang akan muncul
adalah 0 sampai 255 dapat diambil pada pin D0 sampai D7. DB0 – DB7
mempunyai sifat latching.
Vreferensi ADC = 2MaxVin
Vresolusi ADC = Vin Max
2n - 1
2.5 RANGKAIAN MICROKONTROLLER AT 89S51
IC Mikrokontroler AT89S51 adalah komponen produksi Atmel yang
berorientasi pada kontrol dengan level logika CMOS. Komponen ini
termasuk keluarga MCS’51. Rangkaian integrasi tersebut memiliki
perlengkapan single chip mikrokomputer. Perlengkapan yang dimaksud
adalah CPU (Central Processing Unit) yang terdiri dari komponen yang
saling berhubungan dengan komponen yang lain. Diantaranya Register,
ALU (Arithmatic Logic Unit) dan Unit Pengendali.
9
Masing – masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda, antara lain :
Gambar 2.5 Rangkaian Mikrokontroller
1. Register
Sebagai memori sementara di dalam CPU. Beberapa register mempunyai
fungsi tertentu, seperti program counter dan code register, yang lain
bersifat lebih umum yaitu bersifat sebagai akumulator. Tiap – tiap
komputer memiliki panjang kata yang merupakan karakteristik dari CPU.
Seperti pada keluarga MCS ’51 ini besarnya ditentukan oleh bus dan
memori internal, oleh karenanya mikrokontroller keluarga MCS ‘51 ini
memiliki kemampuan menyimpan data 8 bit.
2. ALU (Arithmatic Logic Unit)
10
Dari namanya dapat diketahui bahwa ALU mampu menjalankan operasi
aritmatika dan logika dengan bilangan – bilangan biner. Dalam keluarga
MCS ’51 operasi ALU datanya terbatas pada jumlah bilangan biner 8 bit,
tidak sampai pada operasi floating point (angka mengambang).
3. Unit Pengendali
Unit pengendali digunakan untuk menyerempakkan kerja yang sangat
diperlukan oleh setiap prosessor. Sebuah instruksi di ambil dan di
dekode, setelah prosessor mengetahui apa yang dimaksud dengan
instruksi, maka unit pengendali akan memberikan signal pada aksi yang
dimaksud.
Mikrokontroller AT 89C51 memiliki beberapa fasilitas yang dapat
dipakai oleh pengguna. Fasilitas yang dimaksud antara lain :
1. Flash program memori ROM internal sebesar 4 Kbyte. Dengan flash
Perom ini mikrokontroller mampu diprogram dan dihapus hingga 1000
kali.
2. Memori data RAM internal sebesar 128 Byte.
3. Kemampuan kerja clock internal dari 0 hingga 24 M Hz.
4. Terdapat 2 buah timer/counter yang dapat dipakai hingga 16 Bit.
5. Kemampuan mengalamati memori program dan data maksimum 64
Kbyte eksternal.
6. Dua buah tingkat prioritas interupsi.
11
7. Lima buah interupsi, yaitu 2 buah interupsi eksternal dan 3 buah
interupsi internal.
8. Empat buah I/O masing-masing 8 Bit.
9. Port serial full duplex UART (Universal Asincronous Receive
Transmit), dengan kemampuan pendeteksian kesalahan.
10. Mode pengontrolan daya, yaitu :
Mode Idle (daya akan berkurang jika CPU dikehendaki stad by).
Mode Power Down (oscillator berhenti yang berarti daya akan
berkurang karena intruksi yang dieksekusi menghendaki power
down)
11. Pengembalian ke mode normal setelah power down karena adanya
interupsi.
12. Dapat diprogram per bit sehingga pemrograman akan lebih leluasa dan
efektif.
Dalam IC program AT89S51 terdapat beberapa port dan program-
program lain. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Port 0.
Port 0 adalah 8 bit open drain bi-directional port 1/0. Pada saat
sebagai port out, tiap pin dapat dilewatkan ke 8 input TTL. Ketika
logika 1 dituliskan pada port 0, maka pin – pin ini dapat digunakan
sebagai input yang berimpedansi tinggi. Port 0 dapat dikonfigurasikan
untuk dimultiplex sebagai jalur data atau address bus selama membaca
12
program external dan memori data. Pada mode ini P0 mempunyai
internal pull up. Port 0 juga menerima kode bit selama pemrograman
flash. Dan megeluarkan kode bit selama verifikasi program.
2. Port 1.
Port 1 adalah 8-bit bi-directional Port 1/0 denga internal pull
up. Port 1 mempunyai buffer output yang dapat dihubungkan dengan 4
TTL input. Ketika logika 1 dituliskan ke port 1, pin ini dipull high
dengan menggunakan internal pull up dan dapat digunakan sebagai
input. Ketika sebagai input, pin port 1 yang secara eksternal dipull low
akan mengalirkan arus 1 L karena internal pull up. Port 1 juga
menerima address bawa selama pemrograman flash dan verifikasi.
3. Port 2.
Port 2 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 dengan internal pull
up. Port 2 output buffer dapat melewatkan 4 TTL input. Ketika logika 1
dituliskan ke port 2, maka mereka dipull high dengan internal pull up
dan dapat digunakan sebagai input.
4. Port 3.
Port 3 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 dengan internal pull
up. Output buffer dari port 3 dapat dilewati 4 input TTL. Ketika logika
1 dituliskan ke port 3 maka mereka akan dipull high dengan internal
pull up dan dapat digunakan sebagai input. Port 3 juga mempunyai
13
berbagai macam fungsi atau fasilitas. Port 3 juga menerima beberapa
sinyal kontrol untuk pemrograman flash dan verifikasi.
5. RST.
Input reset. Logika high pada pin ini akan mereset siklus mesin.
6. ALE/PROG.
Pulsa Output Address Latch Enable digunakan untuk lacthing
bit bawah dari address selama mengakses ke eksternal memori. Pin ini
juga merupakan input pulsa program selama pemrograman flash.
Operasi normal dari ALE dikeluarkan pada laju konstan 1/6 dari
frekuensi oscilator, dan dapat digunakan untuk pewaktu eksternal atau
pemberian pulsa. Jika dikehendaki, operasi ALE dapat di disable
dengan memberikan setting bit 0 dari SFR pada lokasi 8 EH.
Dengan bit set, ALE dapat diaktifkan selama instruksi M0VX atau
MOVC. Dengan mensetting ALE disabled, tidak akan mempengaruhi
jika mikrokontroler pada mode eksekusi eksternal.
7. Port Pin Alternate Functions.
P3.0 RXD (serial input port).
P3.1 TXD (serial output port).
P3.2 INT0 (eksternal interupt 0).
P3.3 INT1 (eksternal interup 1).
P3.4 T0 (timer 0 eksternal input).
P3.5 T1 (timer 1 eksternal input).
14
P3.6 WR (eksternal data memori write strobe).
P3.7 RD (eksternal data memori read strobe).
8. PSEN.
Program store enable merupakan sinyal yang digunakan untuk
membaca program pada memori eksternal. Ketika 8951 mengeksekusi
kode dari program memori eksternal, PSEN diaktifkan 2 kali setiap
siklus mesin, kecuali bahwa 2 aktifasi PSEN terlewati selama
pembacaan ke memori data eksternal.
9. EA/VPP.
Eksternal Access enable. EA harus diposisikan ke GND untuk
mengaktifkan divais untuk mengumpankan kode dari program memori
yang dimulai pada lokasi 0000H sampai dengan FFFFH. EA harus
diposisikan ke VCC untuk eksekusi program internal.
Pin ini juga menerima tegangan pemrograman 12 Volt (VPP) selama
pemrograman flash.
10. XTAL 1.
Input oscilator inverting amplifier dan input untuk internal clock
untuk pengoperasian 2.
11. XTAL 2.
Output dari inverting oscilator amplifier.
15
2.6 RANGKAIAN LCD ( Liquid Crystal Display )
LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk
menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang
diinginkan (sesuai dengan program yang digunakan untuk
mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis menggunakan LCD dot
matrix dengan karakter 2 x 16, sehingga kaki – kakinya berjumlah 16
pin.
Gambar 2.6 Rangkaian LCD
LCD yang penulis gunakan berfungsi untuk menampilkan hasil
pembacaan warna gigi. LCD ini hanya memerlukan daya yang sangat
kecil, tegangan yang dibutuhkan juga sangat rendah yaitu +5 Volt DC.
16
Tabel 2.1 Fungsi Pin pada LCD
No Symbol Level Keterangan
1 Vss - Dihubungkan ke 0 V (Ground)
2 Vcc - Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan toleransi ± 10%.
3 Vee - Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD.
4 RS H/L Bernilai logic ‘0’ untuk input instruksi dan bernilai logic ‘1’ untuk input data.
5 R/W H/L Bernilai logic ‘0’ untuk proses ‘write’ dan bernilai logic ‘1’ untuk proses ‘read’.
6 E H Merupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada failing edge dari logic ‘1’ ke logic ‘0’.
7 DB0 H/L Pin data D08 DB1 H/L Pin data D19 DB2 H/L Pin data D210 DB3 H/L Pin data D311 DB4 H/L Pin data D412 DB5 H/L Pin data D513 DB6 H/L Pin data D614 DB7 H/L Pin data D7
15 V+BL -Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan tegangan sebesar 4 – 4,2 V dengan arus 50 – 200 mA
16 V-BL - Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan ground
Cara kerja menjalankan LCD :
Langkah 1 : Inisialisasi LCD
Langkah 2 : Arahkan pada alamat yang dikehendaki (lihat tabel alamat)
17
Langkah 3 : Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil pada
alamat tersebut.
Beberapa fungsi interupsi dari LCD :
1. Clear Display
RS R/W DB7 BD6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Dengan menuliskan data tersebut pada LCD maka semua tampilan akan
direset, dan kursor akan berada pada posisi kiri atas.