BAB I LATAR BELAKANG 1.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS 1.1.1. Situasi Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C (Kartikawatie, 2012). Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012) Sumber : Google Maps, 2014 Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS
1.1.1. Situasi Keadaan Umum
Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu
kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian
dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C (Kartikawatie, 2012).
Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)
Sumber : Google Maps, 2014
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah
Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten
Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km²), terdiri
dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari
permukaan laut 2-3 meter.Topografi kecamatan Teluk Naga meliputi :
1. Daerah sawah
2. Daerah pantai
3. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut
4. Daerah tambak
1
Wilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk Naga
dipantai utara kabupaten Tangerang dengan wilayah kerja 2.481.599 Ha (30 km²)
terdiri dari luas daratan ± 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan ketinggian
dari permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup
panas, yaitu rata-rata antara 30˚C - 37˚C.
1.1.2. Batas Wilayah
Batas – batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah
sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan Pangkalan.
Gambar 1.2. Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir
Sumber : Kartikawatie, 2012
Terdapat enam desa binaan Puskesmcvas :
a. Desa Lemo
b. Desa Tanjung Pasir
c. Desa Tanjung Burung
d. Desa Pangkalan
e. Desa Tegal Angus
f. Desa Muara
2
Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31
Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir
dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya
secara berjenjang sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :
1. Dengan kantor kecamatan berjarak :12 km
2. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 km
3. Dengan ibukota provinsi berjarak :72 km
1.2. GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI
1.2.1. Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak
9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4.884 jiwa dan perempuan 4.629 jiwa. Secara rinci
klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik
Kabupaten Tangerang, 2012) :
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan
No
.Warga Negara Laki – laki Perempuan
1 Warga Negara Indonesia (WNI) 4.884orang 4.629orang
2 Warga Negara Asing( WNA) - orang - orang
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
3
No. Umur Jumlah Penduduk
1. 0 – 4 tahun 920 orang
2. 5 – 14 tahun 1880 orang
3. 15 – 44 tahun 5139 orang
4. 45 – 64 tahun 1273 orang
5. >65 tahun 301 orang
Sumber Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah
penduduk di wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar
di 6 desa seperti yang tercantum di tabel bawah ini :
Tabel 1.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Tegal Angus 2012
Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang, 2012
Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian, dan
migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus
cenderung terjadi dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal
Angus yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.
Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu
tantangan dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dan
program pembangunan kesehatan sekaligus menjadi faktor pendorong pembangunan
karena tersedia SDM (sumber daya manusia) yang cukup untuk menggerakkan
4
NO DESA Luas
wilayah
(km²)
Jumlah
penduduk
Jumlah
rumah
tangga
Rata-rata
jiwa/rumah
tangga
Kepadatan
penduduk
per km²
1 2 3 4 5 6 7
1 Pangkalan 7.54 16,888 4,138 4.08 2239.79
2Tanjung
Burung
5.24 7,669 2,473 3.10 1463.55
3Tegal
Angus
2.83 9,513 2,879 3.30 3361.48
4Tanjung
Pasir
5.64 9,513 1,787 5.32 1686.70
5 Muara 5.14 3,566 496 7.19 693.77
6 Lemo 3.61 6,682 648 10.31 1850.97
Jumla
h
30.00 53,831 12,421 4.33 1,794
pembangunan. Akan tetapi SDM bidang kesehatan masih sangat kurang di wilayah
kerja Puskesmas Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas dapat terus
meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk menyesuaikan program puskesmas
dengan keadaan penduduk di wilayah kerjanya.
Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Tegal Angus dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
NO Desa/kel Jumlah Penduduk
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Pangkalan 8.710 8.178 16.888
2 Tanjung Burung 3.937 3.732 7.669
3 Tegal Angus 4.890 4.622 9.512
4 Tanjung Pasir 4.884 4.629 9.513
5 Muara 1.820 1.746 3.566
6 Lemo 3.430 3.252 6.682
JUMLAH 27.671 26.160 53.831
Sumber : Kantor BPS kabupaten Tangerang 2012
Seperti terlihat pada tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada
jumlah penduduk perempuan. Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini
tingkat partisipasi terhadap program kesehatan di puskesmas lebih banyak pada
perempuan baik sebagai sasaran kesehatan seperti bumil, bulin, maupun kader
kesehatan. Program-program seperti KIA-KB dan gizi identik dengan ibu-ibu padahal
peran laki-laki juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan pengembangan seperti usaha
kesehatan kerja mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih banyak laki-laki yang
bekerja bandingkan perempuan.
5
Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja
Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.5 dibawah ini :
Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas
Tegal Angus Tahun 2012
NO KELOMPOK
UMUR
(TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-
LAKI
PEREMPU
AN
LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75+
2,702
2,657
2,896
2,980
2,910
2,877
2,336
1,994
1,704
1,401
1,135
741
546
337
252
203
2,505
2,511
2,563
2,895
2,960
2,790
2,153
1,888
1,613
1,262
925
656
533
318
281
307
5,207
5,168
5,459
5,875
5,870
5,667
4,489
3,882
3,317
2,663
2,060
1,397
1,079
655
533
510
JUMLAH 27,671 26,160 53,831
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun,2012
6
1.2.2. Keadaan Sosial Ekonomi
Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali
dan dimanfaatkan atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori
yaitu :
a. Potensi umum
Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum
oleh masyarakat.
b. Potensi khusus
Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi
oleh masyarakat.
Tabel 1.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok
No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk
1. Buruh/swasta 65 orang
2. Praktek Dokter/Bidan 6 orang
3. Montir 25 orang
4. Nelayan 2.331 orang
5. Pedagang 1.213 orang
6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 orang
7. Pengemudi Becak 43 orang
8. Pengrajin 5 orang
9. Pengusaha 8 orang
10. Penjahit 24 orang
11. Petani 176 orang
12. Peternak 6 orang
13. Supir 30 orang
14. TNI / POLRI 6 orang
15. Tukang Batu 42 orang
Sumber : Kartikawatie, 2012
7
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya
asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan
sekitarnya. Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.7. Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Tegal Angus
No Agama Jumlah Penduduk
1
2
3
4
5
6
Islam
Budha
Kristen
Khatolik
Khonghucu
Hindu
45481
3059
671
105
27
1
Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2012
Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa komposisi pemeluk di wilayah kerja
Puskesmas Tegal Angus didominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha.
Kehidupan agama di wilayah ini berjalan dengan harmonis.
1.2.3. Keadaan Sosial Budaya
Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup
baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam
menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam
kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta
kegiatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Tabel 1.8. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung Pasir
No. Tempat Peribadatan Jumlah Penduduk
1. Masjid 6 Unit
2. Musholla 30 Unit
3. Majelis Taklim 4 Unit
4. Gereja - Unit
5. Pura - Unit
Sumber : Kartikawatie, 2012
8
1.2.4 Sarana dan Prasarana
1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari:
a. Ruang Kepala Puskesmas : 1 Ruang
b. Ruang TU : 1 Ruang
c. Ruang Dokter : 1 Ruang
d. Ruang Aula : 1 Ruang
e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang
f. Ruang Loket : 1 Ruang
g. Ruang Apotik : 1 Ruang
h. Ruang BP umum : 1 Ruang
i. Ruang BP Anak : 1 Ruang
j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang
k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang
l. Ruang Gizi : 1 Ruang
m.Ruang Gudang Obat : 1 Ruang
n. Ruang TB : 1 Ruang
o. Ruang Lansia : 1 Ruang
p. Ruang Kesling : 1 Ruang
q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang
r. Ruang Mushola : 1 Ruang
s. Ruang Bidan : 1 Ruang
t. Dapur : 1 Ruang
u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang
v. WC : 9 Ruang
2. Bidan di Desa : 6 orang
3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :
a. Tegal Angus : 7 Posyandu
b. Pangkalan : 10 Posyandu
c. TanjungBurung : 7 Posyandu
d. TanjungPasir : 9 Posyandu
e. Lemo : 6 Posyandu
9
f. Muara : 6 Posyandu
4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :
a. Jumlah Posyandu : 45 buah
b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang
c. Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang
d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang
1.2.5. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan
perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan
dalam pembangunan kesehatan.
Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti
terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.9. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus
No Nama Desa
JUMLAH SEKOLAH
PA
UDTK RA SD MI SMP MTS SMA SMK
M
A
1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0
2 Tanjung Burung 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0
3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0
4 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0
5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS 1 3 0 12 4 2 2 1 0 0
Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012
10
Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir (2010-2012) dan tingkat partisipasi
sekolah menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, terlihat dari jumlah
siswa.
Tabel 1.10. Lembaga pendidikan
NO Lembaga
pendidikan
TK SDN MI SLTP
negeri
MTS SLTP
swasta
islam
SMU
negeri
SMK
1 Jumlah sekolah 5 17 5 - 3 - - -
2 Jumlah murid 153
orang
1.269
orang
876
orang
- 413
orang
- - -
3 Jumlah guru 5 orang 28
orang
16
orang
- 16
orang
- - -
Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012
Tabel 1.11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012
11
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
1 Belum Sekolah 1.976 jiwa
2 Usia 7-45 th tidak sekolah 145 jiwa
3 Tidak tamat SD/Sederajat 234 jiwa
4 Tamat SD/Sederajat 3.789 jiwa
5 Tamat SLTP/Sederajat 1.653 jiwa
6 Tamat SLTA/Sederajat 954 jiwa
7 Sarjana/D1-D3 41 jiwa
8 Pasca Sarjana/S2-S3 -
1.2.6.Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :
1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita
yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.
2. Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi
balita, pemberian vitamin A.
3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu
Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.
4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan
makanan yang bernutrisi.
5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan
dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.
6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA), Tabulapot, dan Tabulakar.
7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program
senam LANSIA dan POSBINDU.
1.2.7.Data Puskesmas
1. Pengkajian PHBS
Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tanggerang
Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan
pendataan dan penilaian rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan
10 (sepuluh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan
rumah tangga yang melaksanakan 7 (tujuh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang
tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga
di 274 desa di Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajian, dari 62.371
rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat
dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut :
12
Tabel 1.12 Capaian PHBS di Kabupaten Tanggerang Tahun 2013
NoNama
Kecamatan
Jumlah
desa/keluraha
n
Jumah
rumah
tangga
Jumlah
rumah
tangga
yang
dipantau
Capaian
PHBS
rumah
tangga
%
1.Salembaran
Jaya5 15925 1050 347 33,05
2. Kosambi 5 22321 4398 3604 81,95
3. Sindang Jaya 7 18944 1470 518 35,24
4. Pagedangan 11 21.731 2.310 1.054 45,63
5 Panongan 8 26.791 1.680 689 41,01
6 Cikuya 7 16.095 1.917 1.401 73,08
7 Mauk 12 16.682 2.520 861 34,17
8 Pasir Jaya 10 23.634 840 425 50,60
9 Cikupa 4 31.565 2.100 593 28,24
10 Tegal Angus 7 12.421 1.260 203 16,11
11 Teluk Naga 6 20.322 1.470 1.050 71,43
12 Pakuhaji 8 17.936 1.680 520 30,95
13 Sukawali 6 12.419 1.260 483 38,33
14 Balaraja 5 16.217 1.050 723 68,86
15 Gembong 4 10.397 1.462 951 65,05
16 Kemiri 7 12.253 1.470 166 11,29
13
17 Curug 6 28.400 1.260 693 55
18 Binong 1 15.856 210 74 35,24
19 Cisoka 10 19.370 2.235 905 40,49
20 Kelapa dua 2 15.310 420 353 84,05
21 Bj. Nangka 2 12.920 420 338 80,48
22 Jl. Kutai 1 2.928 210 194 92,38
23 Jl. Emas 1 12.391 210 181 86,19
24 Sukadiri 8 15.670 1.680 1.077 64,11
25 Cisauk 3 6.421 944 811 85,91
26 Suradita 3 8.835 753 118 15,67
27 Kutabumi 9 67.112 1.890 403 21,32
28 Kedaung barat 8 26.213 1.680 1.218 71,5
29 Jambe 10 9.621 2.100 329 15,67
30 Rajeg 8 19.349 1.680 364 21,67
31 Sukatani 5 14,747 1.050 618 58,86
32 Kresek 9 13.103 1.890 734 38,84
33 Gunung kaler 9 36.700 1.890 634 33,54
34 Sepatan 8 20.934 1.680 979 58,27
35 Sukamulya 8 18.002 1.680 1.174 69,88
36 Mekar baru 10 10.570 1.680 105 6,25
37 Kronjo 8 15.976 2.100 751 35,76
14
38 Jayanti 7 16.340 1.680 988 58,81
39 Tigaraksa 7 8.754 1.470 767 52,18
40 Pasir nangka 7 20.486 744 280 37,63
41 Legok 5 34.884 1.050 357 34
42 Bojong kamal 3 6.698 1.031 460 44,62
43 Caringin 3 4.585 797 577 72,40
Jumlah 274 778.228 62.371 29.070 46,6
Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2013
Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah rumah tangga sehat di Kabupaten
Tangerang pada tahun 2013 adalah 46.61%, pencapaian ini tidak sesuai target yang
telah ditetapkan yaittu 65%, hal ini disebabkan karena:
Kurangnya dukungan lintas sektor dan lintas program untuk mencapai PHBS
yang tinggi.
Kurangnya pembinaan PHBS Petugas Promkes, Puskemas kepada rumah
tangga yang ada di wilayahnya karena rata-rata petugas pengelola lebih dari
satu program.
Masih rendahnya kemampuan petugas dalam pengelolaan program Promkes
karena seringnya dilakukannya pergantiannya petuga Promkes.
Masih minimnya dukungan anggaran untuk pengkajian dan pembinaan PHBS
di rumah tangga.
Dalam rangka meningkatkan PHBS di masyarakat, telah dilakukan upaya-
upaya kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain dengan:
1) Dua puluh Perguruan Tinggi Kesehatan yang telah membina 29 Desa
binaan di Kabupaten Tangerang.
2) Perusahaan swasta seperti PT. Sinar Sayap Emas, PT. Mayora, PT.
Kalbe Farma, Bank BJB, dll.
3) Forum Kabupaten Tanggerang Sehat.
4) Saka Bakti Husada.
5) Forum Kader.
15
2. Kesehatan Lingkungan
Empat indikator keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan
lingkungan sehat, yaitu presentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase
rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar, Tempat Umum dan
Pengelolaan Makanan (TUPM) yang sehat.
Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah
dilaksanakan oleh berbagai instasi terkait, swasta, NGO, dll seperti pembangunan
sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan
pengendalian kualitas lingkungan, pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi.
Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung
dengan masalah kesehatan meliputi pembangunan sarana air bersih, jamban sehat,
perumahan sehat yang ditangani secara lintas sector, sedangkan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang meliputi pemberdayaan
masyarakat tentang sanitasi melalui pemicuan STBM, stimulant sarana sanitasi dasar,
pemantauan kualitas air minum dan air bersih, rehabilitasi sarana air bersih,
pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat
umum, tempat pengolahan makanan, tempat pengelolaan pestisida dsb. Indikator
program kesehatan lingkungan sebagai berikut :
Tabel 1.13 Hasil Pencapaian Sasaran Program Penyehatan Lingkungan di
Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2013
No Sasaran Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Target Real Target Real Target Real
1. Prosentasi
Rumah Sehat79% 73,6% 80% 62,71% 85% 71,63%
2. Prosentasi
SAB
memenuhi
syarat
90% 88,5% 87% 91,5% 95% 92,3%
16
kesehata
3. Prosentasi
Jamban
keluarga
memenuhi
syarat
kesehatan
85% 76,9% 85% 71,13% 85% 74,97%
4. Prosentasi
TTU
memenuhi
syarat
kesehatan
70% 66,2% 75% 64,69% 80% 74%
5. Angka Bebas
Jentik (ABJ)87% 60,9% 90% 76,16% 95% 78,80%
6. Prosentase
Instusi yang
dibina
memenuhi
syarat
kesehatan
lingkungan
70% 71,2% 75% 69,84% 80% 67%
Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang, 2013
Beberapa indikator meningkat dari tahun sebelumnya diantaranya presentase
rumah sehat meningkat dari 62,7% menjadi 71,63%, presentase jamban keluarga yang
memenuhi syarat meningkat dari 71,13% menjadi 74,97% dan presentase TTU yang
memenuhi syarat kesehatan dari 64,69% menjadi 74,72%. Namun demikian
peningkatan tersebut belum mencapai target pada indikator rumah sehat, presentase
sarana air bersih yang memenuhi syarat, presentase TTU memenuhi syarat kesehatan,
ABJ, dan presentase Institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan.
Kondisi ini terjadi kemungkinan karena adanya peningkatan jumlah keluarga yang
17
diperiksa sedangkan sarana yang memenuhi syarat walaupun ada peningkatan tetapi
jumlahnya kecil. Permasalahan bidang sanitasi tidak hanya masalah sanitasi yang
tidak memenuhi syarat tetapi juga perilaku. Perilaku sangat menentukan apakah
individu mau menggunakan sarana yang ada atau tidak (akses terhadap sarana
sanitasi) dan juga pemeliharaan sarana yang ada serta kebutuhan akan saran sanitasi.
Upaya pemberdayaan masyarakat serta perubahan perilaku bidang sanitasi
harus lebih intensif dilakukan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses
maupun kepemilikan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan meliputi
sarana air bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah
sehat. Sedangkan untuk peningkatan kualitas sarana sanitasi perlu dilakukan bersama
sektor terkait. Sesuai strategi sanitasi yangs sudah disusun untuk mengatasi masalah
di tingkat individu maupun kawasan dan komitmen terhadap memorandum program
sanitasi.
3. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar meliputi
jamban/wc, sarana air bersih, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah,
cukup ventilasi dan pencahayaan, bebas dari serangga dan binatang penular penyakit
serta ada pemanfaatan pekarangan sebagai ruang terbuka hijau.
Hasil inspeksi sanitasi (IS) rumah pada tahun 2013 di 43 puskesmas di Kabupaten
Tangerang didapatkan hasil sebagai berikut : rumah yang diperiksa sebanyak 161.220
rumah, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 115.482 rumah
(71,63%). Jumlah rumah sehat meningkat 8,93% bila dibandingkan dengan hasil
inspeksi sanitasi tahun 2012, demikian juga dengan jumlah rumah yang diperiksa.
Hasil inspeksi sanitasi rumah tahun 2012 dari 143.217 rumah yang diperiksa, rumah
yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 89.811 (62,7%). Dari hasil inspeksi
sanitasi permasalahan yang menyebabkan rumah tidak sehat adalah kualitas sarana
sanitasi di rumah tersebut yang tidak memenuhi syarat.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatan untuk kualitas rumah menjadi
rumah sehat, diantaranya melalui penyuluhan, pemicuan STBM, pemberian stimulan
untuk pembuatan sarana sanitasi, pembuatan percontohan rumah sehat bekerja sama
dengan SKPD terkait.
18
Melihat pencapaian tahun 2013 maka upaya penyuluhan terhadap masyarakat
tentang rumah sehat sehingga masyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungan
rumahnya dan memiliki rumah yang sehat masih perlu ditingkatkan.
4. Penggunaan dan akses air bersih
Hasil inspeksi sanitasi oleh petugas Puskemas Tahun 2013 tentang penggunaan air
bersih pada setiap keluarga, dari 166.601 KK yang diperiksa, sebagian keluarga
(92,3%) memiliki akses air bersih dengan perincian sumur gali 18,5%, sumur pompa
tahan 16%, ledeng 8,8%, PAH (Penampungan Air Hujan) 0,1%, dan sumur
bor/jetpam 49%. Dibandingkan hasil 2012, presentasi keluarga yang memiliki akses
air bersih turun dari 97,5% menjadi 92,3%, karena jumlah yang diperiksa meningkat
sedangkan jumlah pengakses air bersih peningkatan sangat kecil.
Selain digunakan untuk mandi dan mencuci baju, berdasarkan hasil inspeksi
sanitasi yang dilakukan oleh Petugas Puskesmas, air bersih juga digunakan oleh
masyarakat untuk minum. Adapun perincian penggunaan air minum di masyarakat
adalah: 9,8% air kemasan, 20,1% air isi ulang, ledeng 8,8% (ledeng meteran 5,9%,