Top Banner
BAB I LATAR BELAKANG 1.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS 1.1.1. Situasi Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C (Kartikawatie, 2012). Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012) Sumber : Google Maps, 2014 Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi 1
68

BAB I Simulasi

Jan 30, 2016

Download

Documents

word
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I Simulasi

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS

1.1.1. Situasi Keadaan Umum

Desa Tanjung Pasir memiliki luas 570 Ha dengan jarak tempuh 47 Km dari ibu

kota kabupaten Tangerang, dan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian

dari permukaan laut satu meter dengan suhu udara 30°-37°C (Kartikawatie, 2012).

Gambar 1.1. Peta Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

Sumber : Google Maps, 2014

Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah

Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten. Kecamatan Teluk Naga Kabupaten

Tangerang Propinsi Banten, mempunyai luas wilayah 4.763.198 Ha (47,613 Km²), terdiri

dari luas daratan 2.170.120 Ha dan sawah 2.593.078 Ha dengan ketinggian dari

permukaan laut 2-3 meter.Topografi kecamatan Teluk Naga meliputi :

1. Daerah sawah

2. Daerah pantai

3. Daratan rendah dengan ketinggian antara 2-3 meter diatas permukaan laut

4. Daerah tambak

1

Page 2: BAB I Simulasi

Wilayah kerja puskesmas Tegal Angus berada di wilayah kecamatan Teluk Naga

dipantai utara kabupaten Tangerang dengan wilayah kerja 2.481.599 Ha (30 km²)

terdiri dari luas daratan ± 1.085.060 Ha dan sawah 1.296.539 Ha dengan ketinggian

dari permukaan laut 2-3 meter. Temperatur wilayah Puskesmas Tegal Angus cukup

panas, yaitu rata-rata antara 30˚C - 37˚C.

1.1.2. Batas Wilayah

Batas – batas wilayah Desa Tanjung Pasir seperti yang terlihat pada gambar adalah

sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

2. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Muara

4. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tegal Angus, Lemo, dan Pangkalan.

Gambar 1.2. Peta Batas Wilayah Desa Tanjung Pasir

Sumber : Kartikawatie, 2012

Terdapat enam desa binaan Puskesmcvas :

a. Desa Lemo

b. Desa Tanjung Pasir

c. Desa Tanjung Burung

d. Desa Pangkalan

e. Desa Tegal Angus

f. Desa Muara

2

Page 3: BAB I Simulasi

Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan 31

Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir

dalam melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah di atasnya

secara berjenjang sebagai berikut (Kartikawatie, 2012) :

1. Dengan kantor kecamatan berjarak :12 km

2. Dengan ibukota kabupaten berjarak :54 km

3. Dengan ibukota provinsi berjarak :72 km

1.2. GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFI

1.2.1. Situasi Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak

9.513 jiwa, terdiri dari laki-laki 4.884 jiwa dan perempuan 4.629 jiwa. Secara rinci

klasifikasi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut (Kantor Statistik

Kabupaten Tangerang, 2012) :

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

No

.Warga Negara Laki – laki Perempuan

1 Warga Negara Indonesia (WNI) 4.884orang 4.629orang

2 Warga Negara Asing( WNA) - orang - orang

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

3

No. Umur Jumlah Penduduk

1. 0 – 4 tahun 920 orang

2. 5 – 14 tahun 1880 orang

3. 15 – 44 tahun 5139 orang

4. 45 – 64 tahun 1273 orang

5. >65 tahun 301 orang

Page 4: BAB I Simulasi

Sumber Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang, 2012

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 jumlah

penduduk di wilayah kerja puskesmas Tegal Angus adalah 53.831 jiwa yang tersebar

di 6 desa seperti yang tercantum di tabel bawah ini :

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk dan Kepadatan di Wilayah Kerja

Puskesmas Tegal Angus 2012

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Tangerang, 2012

Jumlah penduduk yang berubah-ubah dikarenakan adanya kelahiran, kematian, dan

migrasi penduduk. Migrasi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus

cenderung terjadi dengan cepat, mengingat letak wilayah kerja Puskesmas Tegal

Angus yang berbatasan dengan provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang.

Jumlah penduduk yang cukup besar dan adanya fluktuasi merupakan suatu

tantangan dalam pembangunan kesehatan karena adanya perubahan sasaran dan

program pembangunan kesehatan sekaligus menjadi faktor pendorong pembangunan

karena tersedia SDM (sumber daya manusia) yang cukup untuk menggerakkan

4

NO DESA Luas

wilayah

(km²)

Jumlah

penduduk

Jumlah

rumah

tangga

Rata-rata

jiwa/rumah

tangga

Kepadatan

penduduk

per km²

1 2 3 4 5 6 7

1 Pangkalan 7.54 16,888 4,138 4.08 2239.79

2Tanjung

Burung

5.24 7,669 2,473 3.10 1463.55

3Tegal

Angus

2.83 9,513 2,879 3.30 3361.48

4Tanjung

Pasir

5.64 9,513 1,787 5.32 1686.70

5 Muara 5.14 3,566 496 7.19 693.77

6 Lemo 3.61 6,682 648 10.31 1850.97

Jumla

h

30.00 53,831 12,421 4.33 1,794

Page 5: BAB I Simulasi

pembangunan. Akan tetapi SDM bidang kesehatan masih sangat kurang di wilayah

kerja Puskesmas Tegal Angus sehingga diharapkan Puskesmas dapat terus

meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk menyesuaikan program puskesmas

dengan keadaan penduduk di wilayah kerjanya.

Klasifikasi jumlah penduduk berdasar jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas

Tegal Angus dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.4. Klasifikasi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Desa/kel Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pangkalan 8.710 8.178 16.888

2 Tanjung Burung 3.937 3.732 7.669

3 Tegal Angus 4.890 4.622 9.512

4 Tanjung Pasir 4.884 4.629 9.513

5 Muara 1.820 1.746 3.566

6 Lemo 3.430 3.252 6.682

JUMLAH 27.671 26.160 53.831

Sumber : Kantor BPS kabupaten Tangerang 2012

Seperti terlihat pada tabel di atas jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada

jumlah penduduk perempuan. Kondisi ini menuntut perhatian khusus karena saat ini

tingkat partisipasi terhadap program kesehatan di puskesmas lebih banyak pada

perempuan baik sebagai sasaran kesehatan seperti bumil, bulin, maupun kader

kesehatan. Program-program seperti KIA-KB dan gizi identik dengan ibu-ibu padahal

peran laki-laki juga dibutuhkan. Di lain pihak, kesehatan pengembangan seperti usaha

kesehatan kerja mungkin perlu dikembangkan mengingat lebih banyak laki-laki yang

bekerja bandingkan perempuan.

5

Page 6: BAB I Simulasi

Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja

Puskemas Tegal Angus dilihat pada tabel 1.5 dibawah ini :

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Puskesmas

Tegal Angus Tahun 2012

NO KELOMPOK

UMUR

(TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-

LAKI

PEREMPU

AN

LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

1 2 3 4 5

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75+

2,702

2,657

2,896

2,980

2,910

2,877

2,336

1,994

1,704

1,401

1,135

741

546

337

252

203

2,505

2,511

2,563

2,895

2,960

2,790

2,153

1,888

1,613

1,262

925

656

533

318

281

307

5,207

5,168

5,459

5,875

5,870

5,667

4,489

3,882

3,317

2,663

2,060

1,397

1,079

655

533

510

JUMLAH 27,671 26,160 53,831

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Tangerang Tahun,2012

6

Page 7: BAB I Simulasi

1.2.2. Keadaan Sosial Ekonomi

Potensi adalah sumber daya yang berada pada suatu wilayah yang dapat digali

dan dimanfaatkan atau dikembangkan. Potensi ini dibagi menjadi dua kategori

yaitu :

a. Potensi umum

Sumber daya material yang dapat dimanfaatkan secara bersama atau umum

oleh masyarakat.

b. Potensi khusus

Semua sumber daya material dan non material yang dimiliki secara pribadi

oleh masyarakat.

Tabel 1.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok

No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah Penduduk

1. Buruh/swasta 65 orang

2. Praktek Dokter/Bidan 6 orang

3. Montir 25 orang

4. Nelayan 2.331 orang

5. Pedagang 1.213 orang

6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 15 orang

7. Pengemudi Becak 43 orang

8. Pengrajin 5 orang

9. Pengusaha 8 orang

10. Penjahit 24 orang

11. Petani 176 orang

12. Peternak 6 orang

13. Supir 30 orang

14. TNI / POLRI 6 orang

15. Tukang Batu 42 orang

Sumber : Kartikawatie, 2012

7

Page 8: BAB I Simulasi

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus terdiri dari campuran budaya

asli Tangerang dan budaya Cina yang sudah lama menetap di daerah Tangerang dan

sekitarnya. Jumlah pemeluk agama di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.7. Jumlah Pemeluk Agama di Wilayah Tegal Angus

No Agama Jumlah Penduduk

1

2

3

4

5

6

Islam

Budha

Kristen

Khatolik

Khonghucu

Hindu

45481

3059

671

105

27

1

Sumber : Kantor Statistik Puskesmas Tegal Angus, 2012

Seperti terlihat pada tabel di atas bahwa komposisi pemeluk di wilayah kerja

Puskesmas Tegal Angus didominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha.

Kehidupan agama di wilayah ini berjalan dengan harmonis.

1.2.3. Keadaan Sosial Budaya

Kondisi suasana kehidupan beragama bagi masyarakat Desa Tanjung Pasir cukup

baik, rukun, tenang, tentram, saling menghormati, dan tolong menolong dalam

menghadapi permasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi musibah dalam

kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah kematian dan sebagainya, serta

kegiatan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Tabel 1.8. Sarana Peribadatan yang Tersedia di Desa Tanjung Pasir

No. Tempat Peribadatan Jumlah Penduduk

1. Masjid 6 Unit

2. Musholla 30 Unit

3. Majelis Taklim 4 Unit

4. Gereja - Unit

5. Pura - Unit

Sumber : Kartikawatie, 2012

8

Page 9: BAB I Simulasi

1.2.4 Sarana dan Prasarana

1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari:

a. Ruang Kepala Puskesmas : 1 Ruang

b. Ruang TU : 1 Ruang

c. Ruang Dokter : 1 Ruang

d. Ruang Aula : 1 Ruang

e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang

f. Ruang Loket : 1 Ruang

g. Ruang Apotik : 1 Ruang

h. Ruang BP umum : 1 Ruang

i. Ruang BP Anak : 1 Ruang

j. Ruang BP Gigi : 1 Ruang

k. Ruang KIA dan KB : 1 Ruang

l. Ruang Gizi : 1 Ruang

m.Ruang Gudang Obat : 1 Ruang

n. Ruang TB : 1 Ruang

o. Ruang Lansia : 1 Ruang

p. Ruang Kesling : 1 Ruang

q. Ruang Perpustakaan : 1 Ruang

r. Ruang Mushola : 1 Ruang

s. Ruang Bidan : 1 Ruang

t. Dapur : 1 Ruang

u. Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang

v. WC : 9 Ruang

2. Bidan di Desa : 6 orang

3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :

a. Tegal Angus : 7 Posyandu

b. Pangkalan : 10 Posyandu

c. TanjungBurung : 7 Posyandu

d. TanjungPasir : 9 Posyandu

e. Lemo : 6 Posyandu

9

Page 10: BAB I Simulasi

f. Muara : 6 Posyandu

4. Pembinaan UKBM ( Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat ) :

a. Jumlah Posyandu : 45 buah

b. Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang

c. Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang

d. Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang

1.2.5. Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan

perilaku masyarakat terhadap program kesehatan sehingga pendidikan sangat berperan

dalam pembangunan kesehatan.

Sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus seperti

terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.9. Sarana Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus

No Nama Desa

JUMLAH SEKOLAH

PA

UDTK RA SD MI SMP MTS SMA SMK

M

A

1 Pangkalan 1 2 0 5 1 2 1 0 1 0

2 Tanjung Burung 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0

3 Tegal Angus 0 1 0 2 2 2 1 1 0 0

4 Tanjung Pasir 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0

5 Muara 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

6 Lemo 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0

PUSKESMAS 1 3 0 12 4 2 2 1 0 0

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012

10

Page 11: BAB I Simulasi

Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir (2010-2012) dan tingkat partisipasi

sekolah menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik, terlihat dari jumlah

siswa.

Tabel 1.10. Lembaga pendidikan

NO Lembaga

pendidikan

TK SDN MI SLTP

negeri

MTS SLTP

swasta

islam

SMU

negeri

SMK

1 Jumlah sekolah 5 17 5 - 3 - - -

2 Jumlah murid 153

orang

1.269

orang

876

orang

- 413

orang

- - -

3 Jumlah guru 5 orang 28

orang

16

orang

- 16

orang

- - -

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012

Tabel 1.11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2012

11

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

1 Belum Sekolah 1.976 jiwa

2 Usia 7-45 th tidak sekolah 145 jiwa

3 Tidak tamat SD/Sederajat 234 jiwa

4 Tamat SD/Sederajat 3.789 jiwa

5 Tamat SLTP/Sederajat 1.653 jiwa

6 Tamat SLTA/Sederajat 954 jiwa

7 Sarjana/D1-D3 41 jiwa

8 Pasca Sarjana/S2-S3 -

Page 12: BAB I Simulasi

1.2.6.Kesehatan

Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini, antara lain :

1. Peningkatan gizi keluarga Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita

yang ada di setiap posyandu, pemeriksaan kesehatan kepada ibu hamil.

2. Pencegahan penyakit, vaksinasi Filariasis (kaki gajah), imunisasi Polio bagi

balita, pemberian vitamin A.

3. Penyuluhan Kesehatan dan Penyakit antara lain Demam Berdarah Dengue, Flu

Burung, Chikungunya, dan sejenisnya.

4. Penanganan bagi balita yang kekurangan gizi dengan memberikan susu dan

makanan yang bernutrisi.

5. Penyuluhan kesehatan tentang bagaimana menjaga dan memelihara lingkungan

dengan membersihkan rumah masing-masing dan lingkungan sekitarnya.

6. Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat

Keluarga (TOGA), Tabulapot, dan Tabulakar.

7. Peningkatan kualitas kesehatan para LANSIA dengan diadakannya program

senam LANSIA dan POSBINDU.

1.2.7.Data Puskesmas

1. Pengkajian PHBS

Dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kabupaten Tanggerang

Dinas Kabupaten Tanggerang melalui Bidang PPK dan puskesmas melaksanakan

pendataan dan penilaian rumah tangga sehat yaitu rumah tangga yang melaksanakan

10 (sepuluh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang memiliki bayi atau balita dan

rumah tangga yang melaksanakan 7 (tujuh) indikator PHBS bagi rumah tangga yang

tidak memiliki bayi atau balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 778.228 rumah tangga

di 274 desa di Kabupaten Tanggerang. Dan berdasarkan hasil pengkajian, dari 62.371

rumah tangga yang dipantau hanya 29.070 (46,61%) rumah tangga yang dapat

dikatakan sebagai rumah tangga sehat. Adapun hasil pengkajian selengkapnya dapat

dilihat pada tabel berikut :

12

Page 13: BAB I Simulasi

Tabel 1.12 Capaian PHBS di Kabupaten Tanggerang Tahun 2013

NoNama

Kecamatan

Jumlah

desa/keluraha

n

Jumah

rumah

tangga

Jumlah

rumah

tangga

yang

dipantau

Capaian

PHBS

rumah

tangga

%

1.Salembaran

Jaya5 15925 1050 347 33,05

2. Kosambi 5 22321 4398 3604 81,95

3. Sindang Jaya 7 18944 1470 518 35,24

4. Pagedangan 11 21.731 2.310 1.054 45,63

5 Panongan 8 26.791 1.680 689 41,01

6 Cikuya 7 16.095 1.917 1.401 73,08

7 Mauk 12 16.682 2.520 861 34,17

8 Pasir Jaya 10 23.634 840 425 50,60

9 Cikupa 4 31.565 2.100 593 28,24

10 Tegal Angus 7 12.421 1.260 203 16,11

11 Teluk Naga 6 20.322 1.470 1.050 71,43

12 Pakuhaji 8 17.936 1.680 520 30,95

13 Sukawali 6 12.419 1.260 483 38,33

14 Balaraja 5 16.217 1.050 723 68,86

15 Gembong 4 10.397 1.462 951 65,05

16 Kemiri 7 12.253 1.470 166 11,29

13

Page 14: BAB I Simulasi

17 Curug 6 28.400 1.260 693 55

18 Binong 1 15.856 210 74 35,24

19 Cisoka 10 19.370 2.235 905 40,49

20 Kelapa dua 2 15.310 420 353 84,05

21 Bj. Nangka 2 12.920 420 338 80,48

22 Jl. Kutai 1 2.928 210 194 92,38

23 Jl. Emas 1 12.391 210 181 86,19

24 Sukadiri 8 15.670 1.680 1.077 64,11

25 Cisauk 3 6.421 944 811 85,91

26 Suradita 3 8.835 753 118 15,67

27 Kutabumi 9 67.112 1.890 403 21,32

28 Kedaung barat 8 26.213 1.680 1.218 71,5

29 Jambe 10 9.621 2.100 329 15,67

30 Rajeg 8 19.349 1.680 364 21,67

31 Sukatani 5 14,747 1.050 618 58,86

32 Kresek 9 13.103 1.890 734 38,84

33 Gunung kaler 9 36.700 1.890 634 33,54

34 Sepatan 8 20.934 1.680 979 58,27

35 Sukamulya 8 18.002 1.680 1.174 69,88

36 Mekar baru 10 10.570 1.680 105 6,25

37 Kronjo 8 15.976 2.100 751 35,76

14

Page 15: BAB I Simulasi

38 Jayanti 7 16.340 1.680 988 58,81

39 Tigaraksa 7 8.754 1.470 767 52,18

40 Pasir nangka 7 20.486 744 280 37,63

41 Legok 5 34.884 1.050 357 34

42 Bojong kamal 3 6.698 1.031 460 44,62

43 Caringin 3 4.585 797 577 72,40

Jumlah 274 778.228 62.371 29.070 46,6

Sumber Data : Puskesmas Tegal Angus, 2013

Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah rumah tangga sehat di Kabupaten

Tangerang pada tahun 2013 adalah 46.61%, pencapaian ini tidak sesuai target yang

telah ditetapkan yaittu 65%, hal ini disebabkan karena:

Kurangnya dukungan lintas sektor dan lintas program untuk mencapai PHBS

yang tinggi.

Kurangnya pembinaan PHBS Petugas Promkes, Puskemas kepada rumah

tangga yang ada di wilayahnya karena rata-rata petugas pengelola lebih dari

satu program.

Masih rendahnya kemampuan petugas dalam pengelolaan program Promkes

karena seringnya dilakukannya pergantiannya petuga Promkes.

Masih minimnya dukungan anggaran untuk pengkajian dan pembinaan PHBS

di rumah tangga.

Dalam rangka meningkatkan PHBS di masyarakat, telah dilakukan upaya-

upaya kemitraan dengan berbagai pihak, antara lain dengan:

1) Dua puluh Perguruan Tinggi Kesehatan yang telah membina 29 Desa

binaan di Kabupaten Tangerang.

2) Perusahaan swasta seperti PT. Sinar Sayap Emas, PT. Mayora, PT.

Kalbe Farma, Bank BJB, dll.

3) Forum Kabupaten Tanggerang Sehat.

4) Saka Bakti Husada.

5) Forum Kader.

15

Page 16: BAB I Simulasi

2. Kesehatan Lingkungan

Empat indikator keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan

lingkungan sehat, yaitu presentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase

rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar, Tempat Umum dan

Pengelolaan Makanan (TUPM) yang sehat.

Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah

dilaksanakan oleh berbagai instasi terkait, swasta, NGO, dll seperti pembangunan

sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan

pengendalian kualitas lingkungan, pemberdayaan masyarakat tentang sanitasi.

Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung

dengan masalah kesehatan meliputi pembangunan sarana air bersih, jamban sehat,

perumahan sehat yang ditangani secara lintas sector, sedangkan kegiatan yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang meliputi pemberdayaan

masyarakat tentang sanitasi melalui pemicuan STBM, stimulant sarana sanitasi dasar,

pemantauan kualitas air minum dan air bersih, rehabilitasi sarana air bersih,

pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat

umum, tempat pengolahan makanan, tempat pengelolaan pestisida dsb. Indikator

program kesehatan lingkungan sebagai berikut :

Tabel 1.13 Hasil Pencapaian Sasaran Program Penyehatan Lingkungan di

Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2013

No Sasaran Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Target Real Target Real Target Real

1. Prosentasi

Rumah Sehat79% 73,6% 80% 62,71% 85% 71,63%

2. Prosentasi

SAB

memenuhi

syarat

90% 88,5% 87% 91,5% 95% 92,3%

16

Page 17: BAB I Simulasi

kesehata

3. Prosentasi

Jamban

keluarga

memenuhi

syarat

kesehatan

85% 76,9% 85% 71,13% 85% 74,97%

4. Prosentasi

TTU

memenuhi

syarat

kesehatan

70% 66,2% 75% 64,69% 80% 74%

5. Angka Bebas

Jentik (ABJ)87% 60,9% 90% 76,16% 95% 78,80%

6. Prosentase

Instusi yang

dibina

memenuhi

syarat

kesehatan

lingkungan

70% 71,2% 75% 69,84% 80% 67%

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang, 2013

Beberapa indikator meningkat dari tahun sebelumnya diantaranya presentase

rumah sehat meningkat dari 62,7% menjadi 71,63%, presentase jamban keluarga yang

memenuhi syarat meningkat dari 71,13% menjadi 74,97% dan presentase TTU yang

memenuhi syarat kesehatan dari 64,69% menjadi 74,72%. Namun demikian

peningkatan tersebut belum mencapai target pada indikator rumah sehat, presentase

sarana air bersih yang memenuhi syarat, presentase TTU memenuhi syarat kesehatan,

ABJ, dan presentase Institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan lingkungan.

Kondisi ini terjadi kemungkinan karena adanya peningkatan jumlah keluarga yang

17

Page 18: BAB I Simulasi

diperiksa sedangkan sarana yang memenuhi syarat walaupun ada peningkatan tetapi

jumlahnya kecil. Permasalahan bidang sanitasi tidak hanya masalah sanitasi yang

tidak memenuhi syarat tetapi juga perilaku. Perilaku sangat menentukan apakah

individu mau menggunakan sarana yang ada atau tidak (akses terhadap sarana

sanitasi) dan juga pemeliharaan sarana yang ada serta kebutuhan akan saran sanitasi.

Upaya pemberdayaan masyarakat serta perubahan perilaku bidang sanitasi

harus lebih intensif dilakukan. Upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses

maupun kepemilikan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan meliputi

sarana air bersih, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan pengelolaan air limbah

sehat. Sedangkan untuk peningkatan kualitas sarana sanitasi perlu dilakukan bersama

sektor terkait. Sesuai strategi sanitasi yangs sudah disusun untuk mengatasi masalah

di tingkat individu maupun kawasan dan komitmen terhadap memorandum program

sanitasi.

3. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah rumah yang memiliki sarana sanitasi dasar meliputi

jamban/wc, sarana air bersih, tempat sampah dan sarana pembuangan air limbah,

cukup ventilasi dan pencahayaan, bebas dari serangga dan binatang penular penyakit

serta ada pemanfaatan pekarangan sebagai ruang terbuka hijau.

Hasil inspeksi sanitasi (IS) rumah pada tahun 2013 di 43 puskesmas di Kabupaten

Tangerang didapatkan hasil sebagai berikut : rumah yang diperiksa sebanyak 161.220

rumah, rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 115.482 rumah

(71,63%). Jumlah rumah sehat meningkat 8,93% bila dibandingkan dengan hasil

inspeksi sanitasi tahun 2012, demikian juga dengan jumlah rumah yang diperiksa.

Hasil inspeksi sanitasi rumah tahun 2012 dari 143.217 rumah yang diperiksa, rumah

yang sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 89.811 (62,7%). Dari hasil inspeksi

sanitasi permasalahan yang menyebabkan rumah tidak sehat adalah kualitas sarana

sanitasi di rumah tersebut yang tidak memenuhi syarat.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatan untuk kualitas rumah menjadi

rumah sehat, diantaranya melalui penyuluhan, pemicuan STBM, pemberian stimulan

untuk pembuatan sarana sanitasi, pembuatan percontohan rumah sehat bekerja sama

dengan SKPD terkait.

18

Page 19: BAB I Simulasi

Melihat pencapaian tahun 2013 maka upaya penyuluhan terhadap masyarakat

tentang rumah sehat sehingga masyarakat dapat meningkatkan kualitas lingkungan

rumahnya dan memiliki rumah yang sehat masih perlu ditingkatkan.

4. Penggunaan dan akses air bersih

Hasil inspeksi sanitasi oleh petugas Puskemas Tahun 2013 tentang penggunaan air

bersih pada setiap keluarga, dari 166.601 KK yang diperiksa, sebagian keluarga

(92,3%) memiliki akses air bersih dengan perincian sumur gali 18,5%, sumur pompa

tahan 16%, ledeng 8,8%, PAH (Penampungan Air Hujan) 0,1%, dan sumur

bor/jetpam 49%. Dibandingkan hasil 2012, presentasi keluarga yang memiliki akses

air bersih turun dari 97,5% menjadi 92,3%, karena jumlah yang diperiksa meningkat

sedangkan jumlah pengakses air bersih peningkatan sangat kecil.

Selain digunakan untuk mandi dan mencuci baju, berdasarkan hasil inspeksi

sanitasi yang dilakukan oleh Petugas Puskesmas, air bersih juga digunakan oleh

masyarakat untuk minum. Adapun perincian penggunaan air minum di masyarakat

adalah: 9,8% air kemasan, 20,1% air isi ulang, ledeng 8,8% (ledeng meteran 5,9%,

ledeng eceran 2,9%), pompa 43,9%, SGL (Sumur Gali) terlindung 13,3%, SGL tidak

terlindung 3,5%.

Inspeksi sanitasi air bersih adalah pemeriksaan sumber air yang digunakan untuk

keperluan mandi dan cuci. Dari data diatas terlihat bahwa sumber air yang digunakan

sudah memenuhi syarat yang masih ditingkatkan adalah pemantauan kualitas air dari

sumber air tersebut. Upaya yang sudah digunakan pemberian stimulant untuk

membuat percontohan sarana air bersih, menyediakan desinfektan air di daerah rawan

diare dan daerah yang beresiko sanitasi.

5. Keluarga dengan kepemilikan sanitasi dasar

Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi kepemilikan jamban

keluarga tempat sampah, dan pengelolaan air limbah keluarga. Keseluruhan hal

tersebut sangat diperlukan di dalam peningkatan kesehatan lingkungan.

Tabel 1.14 Persentase Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat

Kesehatan Tahun 2011-2013

19

Page 20: BAB I Simulasi

Tahun Jaga (%)Tempat

sampah (%)SPAL (%) SAB (%)

2011 76,9 81 82,5 88,5

2012 71,13 74,77 74,2 97,5

2013 87,4 77,6 83,5 92,3

Sumber : Bid. P2P-PL Dinas Kesehatan Kab. Tanggerang, 2013

Dari hasil inspeksi sanitasi pada tahun 2013 terhadap 166.601 keluarga didapatkan,

keluarga yang memiliki sanitasi dasar dengan rincian berikut : yang sudah memiliki

jamban sebanyak 140.605 KK (87,4%). Sedangkan pada tahun 2012 jumlah keluarga

yang memiliki jamban sehat adalah (75,89%). Disebut jamban sehat adalah apabila

terdapat tempat buang air besar di suatu tempat yang telah ditentukan atau tidak di

sembarang tempat dan memiliki pembuangan air akhir ke tempat septic tank. Di

kabupaten Tangerang berdasarkan hasil inspeksi tahun 2013 masih ditemukan

masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat sebanyak 25% dan

pembuangan akhirnya tidak di septic tank sebanyak 12,6%.

Keluarga yang memiliki tempat sampah dari hasil inspeksi pada tahun 2013

sebesar 120.901 KK, sedangkan rumah yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak

93.830 KK (77,6%) meningkat 2,86% dibanding tahun 2012 dimana jumlah rumah

yang memiliki tempat sampah sehat sebanyak 87.481 KK (74,77%). Indikator untuk

menilai tempat sampah sehat adalah tempat sampah organik dan anorganik dipisah

dalam tempat yang kedap air dan tertutup.

Pengelolaan air limbah dari hasil inspeksi sanitasi tahun 2013, jumlah rumah yang

memiliki pengelolaan air limbah sehat sebanyak 99.796 KK (83,5%). Kondisi ini

meningkat 9,3% bila dibandingkan tahun 2012 jumlah rumah yang memiliki

pengelolaan air limbah sehat sebanyak 87.867 KK (74,2%).

Berbagai upaya yang dilakukan pada tahun 2013 untuk meningkatkan kepemilikan

maupun pemanfaatan sarana sanitasi sehat adalah melalui penyuluhan, pemberdayaan

masyarakat dibidang sanitasi melalui pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di

30 desa dan pemberian stimulant untuk pembuatan percontohan sarana sanitasi di

wilayah binaan dan desa resiko tinggi sanitasi. Stimulan percontohan sarana sanitasi

20

Page 21: BAB I Simulasi

dasar diberikan tidak hanya di tingkat rumah tangga tetapi juga di institusi pendidikan

(sekolah) sebanyak 7 sekolah berupa sarsandas sekolah (pembuatan wc sekolah 2

pintu) dan percontohan sarana CTPS (cuci tangan pakai sabun).

6. Keluarga Berencana

a. Peserta KB Baru

Jumlah PUS di wilayah kerja puskesmas tegal angus tahun 2012 adalah 13.940 dengan

peserta KB baru sebanyak 3374 pasangan (24,2%). Jumlah ini masih rendah,

hambatan yang dihadapi antara lain tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah,

larangan suami atau orang tua untuk ber-KB. Oleh karena itu edukasi melalui

penyuluhan harus terus dilakukan.

b. Peserta KB Aktif

Jumlah peserta KB aktif sebanyak 9.808 pasangan (70,4%). Jumlah ini juga masih

sangat rendah. Salah satu hambatannya adalah tingkat ekonomi yang rendah karena

alat kontrasepsi yang tidak lagi disubsidi. Akan tetapi untuk masyarakat miskin biaya

ini ditanggung oleh jaminan kesehatan masyarakat miskin sehingga jumlah peserta

KB aktif diharapkan dapat meningkat pada tahun mendatang.

7. Tempat-Tempat Umum

Tempat pengelolaan makanan tempat tertentu yang digunakan untuk melakukan

pengolahan makanan yang meliputi tempat penyimpanan bahan makanan, pengolahan

makanan, penyediaan makanan dan pendistribusian makanan.

Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan

memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.

Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan

berdasarkan kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi makanan. Upaya

penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi masyarakat dan konsumen terhadap

penyakit penyakit yang ditularkan melalui makanan dan mencegah keracunan

makanan. Upaya tersebut pada dasarnya menyangkut orang yang menangani

makanan, tempat pengolahan makanan dan proses pengolahannya, kendala dan

permasalahan yang belum dapat ditangani adalah masih rendah hygiene dan sanitasi

tempat pengolahan makanan.

21

Page 22: BAB I Simulasi

Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan

makanan tahun 2011-2013 menunjukan hasil sebagai beikut :

1. Jasa Boga

Pemeriksaan hygiene sanitasi jasa boga dilakukan dalam rangka pemberian

sertifikasi jasa boga dan uji petik terhadap jasa boga yang telah memiliki

sertifikat laik sehat. Hasil pemeriksaan sarana jasa boga tahun 2013 dari 45

sarana yang telah dari 45 sarana yang telah diperiksa sebanyak 28 (62,22%)

memenuhi syarat. Sampai tahun 2013 perusahaan jasa boga yang telah memiliki

sertifikat laik sehat sebanyak 34 (23,44%) perusahaan dari 145 perusahaan jasa

boga yang terdaftar di dinas kesehatan. Upaya yang telah dilakukan untuk

menigkatkan presentase jasa boga yang memiliki sertifikat laik sehat adalah

mengadakan kursus hygiene sanitasi yang dilakukan secara periodik dan

membuat surat edaran bahwa semua jasa boga penyedia makanan karyawan untuk

perusahaan yang menyediakan karyawan wajib memiliki sertifikat laik sehat. Uji

petik pemeriksaan bakteriologi dilakukan terhadap sampel makanan, usap dubur

penjamah dan usap alat yang digunakan dalam mengolah makanan.

2. Rumah Makan/Restoran

Hasil Pemeriksaan sarana tangga/restoran dari 100 sarana rumah tangga/restoran

yang diperiksa pada tahun 2013 didapatkan 85 orang yang memenuhi syarat

(85%). Selain itu dari 256 sarana rumah makan restoran diperoleh 17 sarana yang

memiliki sertifikat baik sehat rumah makan restoran (6,64%).

3. Industri Rumah Tangga Pangan

Hasil Pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan yang dilakukan pada

tahun 2013 sebanyak 120 sarana, 97 sarana (80,83%) memenuhi syarat dan telah

tersertifikasi/memiliki izin edar untuk produk pangan yang diproduksi. Uji petik

pemeriksaan sarana industri rumah tangga pangan dilakukan terhadap sarana

industri rumah tangga pangan yang telah memiliki Sertifikat Produksi Pangan

Industri Rumah Tangga Pangan (SPP-IRT) dan industri rumah tangga pangan

yang ingin mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga

22

Page 23: BAB I Simulasi

Pangan (SPP-IRT). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan industri rumah

tangga pangan yang memiliki SPP-IRT dengan mengadakan Penyuluhan

Keamanan Pangan bagi pengusaha dan penanggung jawab produksi. Uji petik

pemeriksaan kualitas makanan hasil industri rumah tangga pangan dilakukan

pada berbahaya (formalin, boraks, rhodamin b, methanyl yellow).

4. Depot Air Minum

Hasil pemeriksaan sarana Depot Air Minum (DAM) pada tahun 2013 dilakukan

di 100 sarana, 28 sarana (28%) diantaranya Memenuhi Syarat (MS). Masih

rendahnya sarana Depot Air Minum yang memenuhi syarat karena masih

rendahnya hiegene sanitasi sarana dan hiegene sanitasi perorangan. Uji petik

pemeriksaan depot air minum meliputi pemeriksaan kualitas air minum baik

secara kimia, fisika, dan bakteriologi.

Sampai tahun 2013 dari 414 sarana Depot Air Minum hanya 6 sarana yang

memiliki sertifikat sehat. Kendala masih rendahnya sarana depot air minum yang

memiliki sertifikat sehat adalah pengusaha sudah bisa melakukan kegiatan

operasional tanpa rekomendasi dari Dinas Kesehatan.

5. Angka Bebas Jentik

Nyamuk aedes aegypti merupakan binatang yang menularkan penyakit demam

berdarah dengue (DBD). Tempat perindukan/sarang nyamuk harus diperiksa dan

dibersihkan secara rutin minimal satu minggu sekali untuk menghambat

perkembangbiakan nyamuk. Gerakan desa bebas jentik dan penyuluhan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan untuk memotivasi

masyarakat agar melakukan PSN terus menerus. Karena cara inilah yang paling

efektif untuk memutus rantai penularan penyakit DBD. Pencapaian Angka Bebas

Jentik (ABJ) pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan pada 143.971

rumah/bangunan, sebanyak 113.476 rumah/bangunan (78,82%) tidak ditemukan

jentik nyamuk. Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk mendorong

kebiasaan pemberantasan nyamuk secara teratur.

6. Institusi Yang Dibina

23

Page 24: BAB I Simulasi

Institusi meliputi sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah

dan perkantoran. Persyaratan institusi sehat diantaranya persyaratan bangunan,

ketersediaan sarana sanitasi yang memenuhi kualitas dan kuantitas serta

persyaratan kebersihan suatu institusi. Tahun 2013 dari 4.047 institusi yang ada

sebanyak 2.711 (67%) institusi yang dibina memenuhi syarat kesehatan.

1.2.8. Data Puskemas Tegal Angus

1. TB Paru

Berdasarkan data puskesmas mengenai jumlah kasus TB Paru dan kematian akibat

TB Paru menurut jenis kelamin dari 6 kecamatan di Puskesmas Tegal Angus,

didapatkan kasus baru pada:

Laki-laki : 26 orang dari 27.671 orang

Perempuan : 21 orang dari 26.160 orang

Total : 48 orang dari 53.831 orang

Kasus lama : (-)

a) Angka insiden per 100.000 penduduk:

Laki-laki : 94.0

Perempuan : 80.0

Total : 89.1

b) Jumlah BTA (+)

Laki-laki : 13 orang

Perempuan : 14 orang

Total : 27 orang

c) CDR

Laki-laki : 48.15

Perempuan : 50.0

Total : 49.09

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus, 2012

2. Diare

Berdasarkan data puskesmas mengenai kasus diare didapatkan:

a) Jumlah perkiraan kasus:

24

Page 25: BAB I Simulasi

Laki-laki : 1.170 orang dari 27.671 orang

Perempuan : 1.107 orang dari 26.160 orang

Total : 2.277 orang dari 53.831 orang

b) Jumlah kasus yang ditangani

Laki laki : 394 orang (33.7%)

Perempuan : 553 orang (50%)

Total : 947 orang (41.6%)

Sumber: Program P2ML Puskesmas Tegal Angus, 2012

3. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan

Berdasarkan data puskesmas mengenai persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

yaitu:

a) Jumlah ibu yang bersalin : 928 orang dari 1.025 persalinan

b) Jumlah ibu yang nifas : 1.025 orang

c) Yankes : 1.022 orang

Sumber: Program KIA Puskesmas Tegal Angus, 2012

4. Kepemilikan Jamban

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan jamban menurut kecamatan dan

puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki jamban : 4.968

3. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki jamban sehat : 103

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

5. Tempat Sampah

a) Presentasi keluarga dengan kepemilikan tempat sampah menurut kecamatan

dan puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah : 3.106

3. Keluarga yng diperiksa : 117

4. Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat : 103

25

Page 26: BAB I Simulasi

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

6. Air Minum

a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut

kecamatan puskesmas:

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117

b) Jenis sarana air minum

1. Kemasan : (-)

2. Ledeng : 25 keluarga

3. Air isi ulang : 89 keluarga

4. Sumur terlindung : 3 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

7. Sarana dan Akses Air Bersih

a) Presentasi keluarga menurut jenis sarana air bersih yang digunakan menurut

kecamatan dan puskesmas

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Jumlah keluarga yang diperiksa : 117

Jenis sarana air bersih

1. PDAM : 4 keluarga

2. SGL : 31 keluarga

3. Sumur Bor : 82 keluarga

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

8. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

a) Presentasi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menurut

kecamatandan puskesmas

1. Jumlah keluarga : 12.421

2. Keluarga yang diperiksa :1.260

3. Jumlah yang sesuai dengan kriteria PHBS : 183

Sumber: Program Kesehatan Lingkungan Tegal Angus, 2013

26

Page 27: BAB I Simulasi

9. Sepuluh Besar Penyakit

Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LBI) puskesmas Tegal Angus

didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas Tegal Angus pada

tahun 2012 menurut semua golongan umur seperti diagram berikut ini :

Tabel 1.15. Angka Kejadian 10 Besar Penyakit Januari – Juni 2014

No. Penyakit Jumlah Kejadian

1 ISPA 1533

2

Demam yang tidak

diketahui

penyebabnya

1468

3 Sakit kepala 1098

4 Batuk 923

5 Dermatitis 884

6 Hipertensi Esensial 526

7 Gastritis 499

8 Konjungtivitis 385

9 Diare 314

10 TBC 302

27

Page 28: BAB I Simulasi

ISPA

DERMATITIS DAN LAIN-LAIN

DEMAM YANG TIDAK DIKETAHUI PENYEBABNYA

DIABETES MELITUS YTT

HIPERTENSI ESSENSIAL

BATUK

SAKIT KEPALA

GASTRITIS DAN DUODENUM YANG DISERTAI PERDARAHAN LAMBUNG

MYALGIA

TUBERKULOSIS PARU KLINIS ( SIMPLEK)

Sumber : Data Gambaran 10 penyakit terbanyak rawat jalan dan rawat inap Peserta

Jamkesmas di Puskesmas Tegal Angus bulan Januari 2014

Tabel 1.16.Sarana Pelayanan Kesehatan

No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah

1 Poskesdes 1 Unit

2 Pos KB Keluarga -

3 Posyandu 6 Unit

4 Pos Mandiri -

5 Klinik Bersalin/ BKIA -

6 Praktek Dokter/ Bidan 4 Unit

7 Praktek Bidan 4 Unit

8 Paraji 4 Orang

9 Keluarga Berencana

a. Jumlah Pos/ Klinik KB : -

b. Jumlah Pasangan Usia Subur

(PUS) : 334 Pasang

c. Jumlah Akseptor KB :

1) Pil : 127 orang

-

28

Page 29: BAB I Simulasi

2) IUD : 14 orang

3) Kondom : - orang

4) Suntik : 190 orang

5) Implan : 13 orang

1.2.9 Gambaran Keluarga Binaan

1.2.9.1. Gambaran Umum Keluarga Binaan

Keluarga binaan kelompok kami terdiri dari 3 keluarga, yaitu :

1. Keluarga Tn. Indra

2. Keluarga Tn. Mursan

3. Keluarga Ny. Yati

Keluarga binaan bertempat di Desa Tanjung Pasir, RT 05/RW 06, Kecamatan

Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Diagnosis komunitas, dilaksanakan dari tanggal 25

Mei 2015 sampai dengan 30 Mei 2015. Adapun lokasi pemukiman keluarga binaan

kami adalah sebagai berikut :

1. Keluarga Tn. Indra

a. Data Dasar Keluarga Tn. Indra

Keluarga binaan Tn. Indra terdiri dari 6 anggota keluarga, yaitu keluarga Tn. Indra

sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny. Tukinah, dan 3 anak perempuan

bernama Nn. Tina, Nn. Sinta, dan An. Sandra.

Tabel. 1.17. Data dasar Keluarga Tn. Indra

No Nama Status Keluarga Jenis

Kelamin

(L/P)

Usia

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan

1. Tn. Indra Kepala

Keluarga

L 38 SD Nelayan

2. Ny. Tukinem Istri P 35 Tidak

bersekolah

Ibu rumah

tangga

3. Nn. Tina Anak pertama P 15 SMP Tidak

29

Page 30: BAB I Simulasi

Bekerja

4. Nn. Sinta Anak kedua P 12 SMP Pelajar

5. An. Sandra Anak ketiga P 7 SD Pelajar

Keluarga Tn. Indra bertempat tinggal di kampung Garapan RT 05/RW06. Desa

Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn. Indra sebagai

kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Tukiyem dan tiga orang anak

Perempuan bernama Nn. Tina, Nn. Sinta, dan An. Sandra.

Tn. Indra, berusia 38 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan

berkisar Rp 50.000,00 per hari. Pendapatan Tn. Indra digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air, makanan, pengobatan, dan lain-lain.

Tn. Indra mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan

hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny. Tukiyem, yang berusia 35 tahun, bekerja

sebagai ibu rumah tangga. Ny. Tukiyem tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah.

Pasangan ini menikah saat Tn. Indra berumur 22 tahun dan Ny.Tukiyem berusia 19 tahun.

Saat hamil, Ny.Tukiyem rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat

melahirkan dibantu oleh dukun beranak.

b. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Tn. Indra tinggal di perumahan yang padat. Rumah ini milik sendiri, dengan

luas tanah sekitar 60 m2 dan luas bangunan berukuran 8 m x 4 m. Bangunan tempat tinggal

tidak bertingkat, berlantaikan keramik, beratap genteng dengan plafon rotan, dan

dindingnya terbuat dari batu bata. Ventilasi yang ada berasal dari pintu depan dan jendela

yang jarang dibuka sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan

sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, dua

kamar tidur, ruang dapur dan kamar mandi yang tidak terdapat jamban. Keluarga ini

menggunakan kamar mandi yang terdiri dari bak mandi dan kloset, untuk mandi, mencuci

piring dan mencuci pakaian. Jika buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang

berada di ± 300 meter. Selain digunakan oleh anggota keluarga Tn. Ayat, jamban ini juga

sering digunakan oleh warga lain yang berada di sekitar rumah.

Keluarga Tn. Indra sering menggunakan air dirigen sebagai sumber air untuk keperluan

sehari-hari yang dibelinya seharga Rp 1000 per derigen. Dalam sehari kelurga Tn. Indra

memerlukan 8 dirigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

30

Page 31: BAB I Simulasi

Keluarga Tn. Indra memiliki pekarangan di samping rumah. Dalam membuang limbah

rumah tangga (sampah), Tn. Indra dan keluarga sering membuang dan mengumpulkan

sampah di dapur dan jika dirasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.3. Denah Ruman Tn. Indra

c. Lingkungan Pemukiman

Rumah Tn. Indra terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan

terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat empang, tempat pembuangan dan

pembakaran sampah dan di bagian kanan dan kiri terdapat rumah tetangga. Limbah cair

dialirkan ke jalan.

d. Pola Makan

Keluarga Tn. Indra memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Tukiyem memasak

makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi,

tahu, tempe, dan terkadang makan ikan atau ayam. Menurut penuturannya Ny. Tukiyem

semua makanan dimasak sampai matang. Ny. Tukiyem terkadang membeli makanan di

luar jika sedang malas memasak.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Anak pertama pasangan Tn. Indra dan Ny. Tukiyem adalah seorang anak perempuan,

bernama Nn. Tina yang sekarang berusia 15 tahun, yang saat ini tidak melanjutkan

31

Page 32: BAB I Simulasi

sekolahnya dan belum bekerja. Proses kelahiran ditolong oleh dukun bayi. Sejak lahir

Nn. Tina sering dibawa ke posyandu dan mendapatkan imunisasi yang lengkap, akan

tetapi Ny. Tukiyem tidak mengerti imunisasi apa yang diberikan kepada anaknya, ia

hanya menuruti anjuran dari Posyandu. Nn. Tina diberikan ASI eksklusif sampai dengan

usia 6 bulan, setelah 6 bulan Ny. Tukiyem mulai memberikan makanan tambahan ASI

seperti bubur nasi. Saat ini Ny. Tukiyem menjalani program Keluarga Berencana (KB).

f. Kebiasaan Berobat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas.

Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Tn.Indra untuk

mengobati anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Tn.

Indra lebih memilih untuk datang langsung ke Puskesmas.

g. Riwayat Penyakit

Keluarga Tn. Indra jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya

jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering

diderita anggota keluarga Tn. Indra adalah sakit panas badan, batuk, dan pilek.

h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari

Di keluarga Tn. Indra tidak ada yang merokok selain Tn. Indra. Keluarga Tn. Indra

mengaku mencuci tangan sebelum makan dan jika tangan tampak kotor tetapi tidak

menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak ada.

Tabel 1.18 Faktor Internal Keluarga Tn. Indra

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Indra semasa muda sampai sekarang memiliki

kebiasaan merokok. Tn. Indra dalam sehari dapat

merokok kurang lebih 3 bungkus rokok/hari

2 Olah raga Semua anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan

berolahraga.

3 Pola Makan Ny. Tukiyem memasak sendiri dengan mengkonsumsi

nasi, tahu, tempe, dan terkadang ikan atau ayam serta

32

Page 33: BAB I Simulasi

jarang mengkonsumsi sayur – sayuran, buah-buahan,

dan daging.

4 Pola Pencarian

Pengobatan

Apabila sakit, mereka pergi ke puskesmas terdekat dan

terkadang datang ke bidan keliling.

5 Menabung Mereka tidak pernah menabung

6 Aktivitas sehari-hari a. Bapak bekerja sebagai nelayan, bekerja setiap hari dari

jam 5 sore sampai jam 6 pagi.

b. Ibu sebagai ibu rumah tangga.

c. Anak pertama membantu ibunya membersihkan

rumah.

d. Anak kedua masih bersekolah sekolah menengah

pertama

e. Anak ketiga masih bersekolah sekolah dasar.

7 Alat kontrasepsi Di keluarga Tn. Indra, ada yang menggunakan alat

Kontrasepsi yaitu Ny. Tukiyem menggunakan

kontrasepsi jenis pil 3 bulan

Tabel 1.19 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Indra

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 8 x 4 m2

2. Ruangan dalam rumah Didalam Rumah terdapat Ruang Tamu yang

berukuran 3 x 2 m2. Dua kamar tidur masing-masing

berukuran 3 x 3 m2. Di dalam kamarnya terdapat

kasur dan lemari pakaian. Dapur Tn. Ayat berukuran

3 x 2m2 dan tidak disertai dengan ventilasi udara.

Kamar mandi berukuran 5 x 1m2dan tidak disertai

dengan jamban.

3. Jamban Keluarga Tn. Indra tidak memiliki jamban di

rumahnya

33

Page 34: BAB I Simulasi

4. Ventilasi Terdapat ventilasi udara hanya pada ruang tamu.

hanya terdapat ventilasi 4 buah pada ruang tamu.

5. Pencahayaan a. Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di

kamar tidur.

b. Terdapat 2 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di

dapur dan kamar mandi.

5. MCK a. Hanya Memiliki kamar mandi yang juga

digunakan sebagai tempat mencuci pakaian dan

menjemur pakaian

b. Tidak terdapat jamban di kamar mandi

6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Indra menggunakan air

sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci

pakaian. Serta membeli air galon isi ulang untuk

kebutuhan air minum sehari-hari.

7. Saluran pembuangan

limbah

Tidak terdapat saluran pembuangan limbah, air

limbah dialirkan ke jalan.

8. Tempat pembuangan

sampah

Sampah rumah tangga dibuang disebelah rumah, bila

sampah telah banyak, lalu dibakar.

9. Lingkungan sekitar

rumah

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah

tetangga yang hanya berjarak satu meter. 3 meter

dari tempat tersebut banyak tumpukan sampah serta

kandang ayam yang tampak tidak bersih. Sedangkan

disamping kiri berjarak 10 meter dari banyak rumah

tetangga yang padat.

2. Keluarga Tn. Mursan34

Page 35: BAB I Simulasi

a. Data Dasar Keluarga Tn. Mursan

Keluarga binaan Tn. Mursan terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu keluarga

Tn.Mursan sebagai kepala keluarga, istrinya bernama Ny.Ama (Alm) dan 2 anak

perempuan bernama Ny. Mardiah dan Tn. Suhaemi, Ny. Ana dan Tn. Dawis (Alm) dan

An. Mulyana, An. Damai.

Tabel. 1.20 Data dasar Keluarga Tn.Mursan

No Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

(L/P)

Usia

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan

1. Tn.Mursan Kepala

Keluarga

L 70 Tidak

Sekolah

Tidak

Bekerja

2. Ny. Ana Anak pertama P 35 SD Ibu Rumah

Tangga

3. Ny. Mardiah Anak kedua P 30 SD Ibu Rumah

Tangga

4. Tn. Suhaemi Menantu L 35 SD Nelayan

5. An. Mulyana Cucu Tn.

Mursan

P 13 SD Belum

bekerja

6. An. Damai Cucu Tn.

Mursan

P 9 - Belum

Bekerja

Keluarga Tn. Mursan bertempat tinggal di kampung Garapan RT 05/RW06. Desa

Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga binaan Tn. Mursan terdiri dari 4

anggota keluarga, yaitu keluarga Tn.Mursan sebagai kepala keluarga, istrinya bernama

Ny.Ama (Alm) dan 2 anak perempuan bernama Ny. Mardiah dan Tn. Suhaemi, Ny.

Ana dan Tn. Dawis (Alm) dan An. Mulyana, An. Damai.

Tn. Mursan, berusia 70 tahun, sudah tidak bekerja lagi. Kehidupan Tn. Mursan

dibiayai oleh menantunya yang bekerja sebagai nelayan yang berpenghasilan 400.000 /

bulan. Tn. Mursan tidak mampu membaca dan menulis karena dia tidak sempat

mengenyam pendidikan sekolah. Istrinya, Ny. Ama yang telah meninggal saat berusia

40 tahun, dulunya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasangan ini menikah saat

Tn.Mursan berumur 20 tahun dan Ny. Ama (Alm) berusia 17 tahun. Saat hamil, Ny. 35

Page 36: BAB I Simulasi

Ama rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat melahirkan dibantu oleh

dukun beranak.

b. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Tn.Mursan tinggal di perumahan yang padat. Rumah ini milik sendiri, dengan

luas tanah sekitar70 m2 dan luas bangunan berukuran 9m x5 m. Bangunan tempat tinggal

tidak bertingkat, berlantaikan keramik, beratap genteng dengan plafon rotan, dan

dindingnya terbuat dari batu bata. Tidak ada ventilasi rumah sehingga tidak ada sinar

matahari yang masuk dan sirkulasi udara tidak baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang

tamu, dua kamar tidur, ruang dapur, dan kamar mandi yang tidak terdapat jamban.

Keluarga ini menggunakan kamar mandi yang berfungsi untuk mandi, mencuci piring,

dan mencuci pakaian. Jika buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di

± 500 meter. Selain digunakan oleh anggota keluarga Tn. Mursan, jamban ini juga sering

digunakan oleh warga lain yang berada di sekitar rumah.

Keluarga Tn. Mursan sering menggunakan air dirigen sebagai sumber air untuk

keperluan sehari-hari yang dibelinya seharga Rp 1000 per derigen. Dalam sehari

keluarga Tn. Mursan memerlukan 6 dirigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-

hari.

Keluarga Tn. Mursan memiliki pekarangan di samping rumah. Dalam membuang

limbah rumah tangga (sampah), Tn. Mursan dan keluarga sering membuang dan

mengumpulkan sampah di dapur dan jika dirasa sudah cukup banyak, sampah dibakar di

belakang rumah.

Gambar 1.4. Denah Ruman Tn. mursan

36

Page 37: BAB I Simulasi

c. Lingkungan Pemukiman

Rumah Tn.Mursan terletak dipemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan

terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat empang, tempat pembuangan,dan

pembakaran sampah dan di bagian kiri dan kanan terdapat rumah tetangga. Limbah cair

dialirkan ke jalan.

d. Pola Makan

Keluarga Tn. Mursan memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Ana memasak

makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu,

tempe dan sayuran.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Anak pertama pasangan Tn.Mursan dan Ny.Ama (Alm) adalah seorang anak

perempuan, bernama Ny. Ana yang sekarang berusia 35 tahun dan Ny. Mardiah usia 25

tahun, yang sekarang sudah berkeluarga dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Proses

kelahiran ditolong oleh dukun beranak (Paraji). Sejak lahir Ny.Ana dan Ny.Mardiah sering

dibawa ke posyandu dan mendapatkan imunisasi tetapi tidak lengkap, Ny. Ana dan Ny.

Mardiah diberikan ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan setelah itu diberikan bubur

bayi yang dicampurkan dengan sayuran.

37

Page 38: BAB I Simulasi

f. Kebiasaan Berobat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas.

Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Tn. Mursan untuk

mengobati anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Tn.

Mursan lebih memilih untuk datang langsung ke Puskesmas.

g. Riwayat Penyakit

Keluarga Tn. Mursan jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya

jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering

diderita anggota keluarga Tn. Mursan adalah sakit panas badan, batuk, pilek dan mencret.

h. Perilaku dan Aktivitas Sehari-Hari

Di keluarga Tn. Mursan ada yang merokok. Keluarga Tn. Mursan mengaku mencuci

tangan sebelum makan jika tangan tampak kotor tetapi tidak menggunakan sabun.

Kebiasaan berolahraga tidak ada.

Tabel 1.21 Faktor Internal Keluarga Tn. Mursan

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan Merokok Tn. Mursan dari usia 15 tahun sampai usia 69 tahun

merokok. Kurang lebih Tn. Mursan menghabiskan

rokok sebanyak satu bungkus dalam dua hari.

2 Olah raga Keluarga Tn. Mursan jarang sekali olahraga

3 Pola Makan Tn. Mursan mengkonsumsi nasi, tahu, tempe, sayur,

ikan asin dan jarang mengkonsumsi buah-buahan dan

daging.

4 Pola Pencarian

Pengobatan

Apabila sakit, Tn. Mursan membeli obat warung atau

ke puskesmas.

5 Aktivitas sehari-hari Tn. Mursan dulunya bekerja sebagai Nelayan

6 Penggunaan Alat

Kontrasepsi

Pada keluarga anak Tn. Mursa menggunakan alat

kontrasepsi berupa KB suntik

7 Penyakit Di keluarga Tn. Mursan tidak ada penyakit kulit, tetapi

ada penyakit darah tinggi yang dialami oleh Tn. Mursan

38

Page 39: BAB I Simulasi

sendiri.

Tabel 1.22 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Mursan

No Kriteria Permasalahan

1. Luas Bangunan Luas rumah 9 x 5 m2

2.2

2

2

Ruangan dalam rumah Didalam Rumah terdapat Ruang Tamu yang

berukuran 4 x2 m2. Dua kamar tidur masing-masing

berukuran 4 x 3 m2. Di dalam kamarnya terdapat

kasur dan lemari pakaian. Dapur Tn. Mursan

berukuran 3x2m2 dan tidak disertai dengan ventilasi

udara. Kamar mandi berukuran 2 x 2 m2

333

.

Ventilasi Tidak terdapat ventilasi

4. Pencahayaan c. Terdapat 1 lampu pencahayaan yang baik di

kamar tidur.

d. Terdapat 1 lampu pada ruang tamu, 1 lampu di

dapur dan kamar mandi.

5. MCK c. Hanya Memiliki kamar mandi

d. Tidak terdapat jamban

6. Sumber Air Dalam kesehariannya Tn. Mursan menggunakan air

sumur yang digunakan untuk mandi dan mencuci

pakaian. Serta membeli air galon isi ulang untuk

kebutuhan air minum sehari-hari.

7. Saluran pembuangan

limbah

Tidak terdapat saluran pembuangan limbah, air

limbah mengalir ke kebun sebelah rumah Tn.

Mursan dan langsung terserap oleh tanah, tampak

terlihat kotor serta becek.

8. Tempat pembuangan Sampah rumah tangga dibuang di sebelah rumah,

39

Page 40: BAB I Simulasi

sampah bila sampah telah banyak, lalu dibakar.

9. Lingkungan sekitar

rumah

Di samping kanan dan kiri rumah terdapat rumah

tetangga yang hanya berjarak setengah meter.

10 Jamban Pada keluarga Tn. Mursan tidak ada jamban

3.Keluarga Ny. Yati

a. Data Dasar Keluarga Ny. Yati

Keluarga binaan Ny. Yati terdiri dari 5 anggota keluarga, yaitu Ny. Yati sebagai

kepala keluarga semenjak suami Ny. Yati meninggal dunia 4 tahun yang lalu yang

bernama Tn. Dedi berusia 78 tahun. Ny. Yati mempunyai 12 anak. Anak ke 1

bernama Tn. Bayu berusia 60 tahun. Anak ke 2 bernama Ny. Ani berusia 58 tahun,

anak ke 3 bernama Tn. Doni berusia 57 tahun, anak ke 4 bernama Tn. Adi berusia

56 tahun, anak ke 5 bernama Tn. Dondo berusia 53 tahun, anak ke 6 bernama Ny.

Septi berusia 50 tahun, anak ke 7 bernama Ny. Ai berusia 48 tahun, Anak ke 8

bernama Tn. Anto berusia 47 tahun, anak ke 9 bernama Ny. Tini berusia 44 tahun,

anak ke 10 bernama Tn. Reno berusia 40 tahun, anak ke 11 bernama Ny. Ina

berusia 37 tahun dan anak ke 12 bernama Ny. Isni berusia 35 tahun yang

mempunyai 2 anak angkat laki-laki bernama Tn. Rodi berusia 17 tahun dan An.

Rohmat berusia 9 tahun, kemudian Tn. Safar yang berusia 31 tahun adalah

menantu dari Ny. Yati.

Tabel. 1.23Data dasar Keluarga Ny. Yati

Nama Status

Keluarga

Jenis

Kelamin

(L/P)

Usia

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan

1. Ny. Yati Kepala

Keluarga

P 75 Tidak

Bersekolah

Tidak

bekerja

2. Ny. Isni Anak ke 12 P 35 SD Buruh

pabrik

3. Tn. Safar Menantu L 31 SD Nelayan

4. An. Rohmat Anak Angkat L 9 - Belum be

kerja

5. Tn.Rodi Anak Angkat L 17 SD Buruh

40

Page 41: BAB I Simulasi

Pabrik

Keluarga Ny. Yati bertempat tinggal di kampung Garapan RT 05/RW06. Desa

Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Ny. Yati sebagai

kepala keluarga dengan seorang anak ke 12 yang bernama Ny. Isni dan dua orang anak

angkat lelaki bernama Tn. Rodi dan An. Rohmat, serta Tn. Safar yang merupakan menantu

dari Ny. Yati.

Ny. Yati, berusia 75 tahun, tidak bekerja, selama ini dalam memenuhi kebutuhannya

bergantung dari pendapatan suaminya yang bekerja sebagai penjual warung. Tetapi

suaminya meninggal 4 tahun yang lalu, setelah Anak ke 12 nya yang bernama Ny. Isni

menikah dengan Tn. Safar sejak 5 bulan yang lalu, dalam memenuhi kebutuhan sehati-

harinya Ny. Yati bergantung dari Tn. Safar.

Tn. Safar, berusia 31 tahun, bekerja sebagai seorang nelayan dengan penghasilan

berkisar Rp 85.000,00 per hari. Pendapatan Tn. Safar digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari.

Tn. Safar mampu membaca dan menulis karena dia sempat mengenyam pendidikan

hingga lulus Sekolah Dasar (SD). Istrinya, Ny. Isni, yang berusia 35 tahun, bekerja

sebagai buruh pabrik. Pendapatannya berkisar Rp 70.0000/ hari. Ny. Isni pernah

mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Pasangan ini menikah saat Tn. Safar

berumur 31 tahun dan Ny. Isni berusia 35 tahun. Ini adalah pernikahan kedua dari Tn.

Safar. Saat hamil, Ny. Isni rutin memeriksakan kandungannya di posyandu dan saat

melahirkan dibantu oleh bidan desa.

Tn. Rodi, anak angkat pertama dari pernikahan Tn. Safar sebelumnya, saat ini bekerja

sebagai buruh pabrik. Pendapatannya berkisar Rp 65.000/ hari. Anak Rohmat, anak

angkat kedua dari pernikahan Tn. Safar sebelumnya, saat ini sedang menempuh

pendidikan SD.

b. Bangunan Tempat Tinggal

Keluarga Ny. Yati tinggal di perumahan yang padat. Rumah ini milik sendiri,

dengan luas tanah sekitar 90 m2 dan luas bangunan berukuran 8 m x 6 m. Bangunan

tempat tinggal tidak bertingkat, berlantaikan semen, beratap asbes dengan plafon rotan,

41

Page 42: BAB I Simulasi

dan dindingnya terbuat dari rotan. Rumah dari keluarga Ny. Yati tidak memiliki

ventilasi yang baik sehingga rumah tersebut jarang dimasuki cahaya matahari dan

sirkulasi udara tidak berjalan dengan baik. Rumah ini terdiri dari satu ruang tamu, dua

kamar tidur, ruang dapur,dan memiliki kamar mandi serta tidak terdapat jamban. Jika

buang air besar, mereka selalu pergi ke jamban yang berada di ± 300 meter. Selain

digunakan oleh anggota keluarga Ny. Yati, jamban ini juga sering digunakan oleh

warga lain yang berada di sekitar rumah.

Keluarga Ny. Yati sering menggunkan air dirigen sebagai sumber air untuk

keperluan sehari-hari yang dibelinya seharga Rp 1000 per derigen. Dalam sehari

kelurga Ny. Yati memerlukan 8 dirigen untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-

hari.

Keluarga Ny. Yati dalam membuang limbah rumah tangga (sampah) dengan cara

membuang dan mengumpulkan sampah di dapur dan jika dirasa sudah cukup banyak,

sampah dibakar di belakang rumah.

Gambar 1.5. Denah Ruman Ny. Yati

c. Lingkungan Pemukiman

Rumah Ny. Yati terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian depan

terdapat jalan setapak, bagian belakang terdapat empang, tempat pembuangan, dan

pembakaran sampah dan di bagian kanan dan kiri terdapat rumah tetangga. Limbah cair

dialirkan ke jalan.

d. Pola Makan

42

Page 43: BAB I Simulasi

Keluarga Ny. Yati memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Ny. Isni memasak

makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan sehari-hari ialah nasi,

tahu, tempe, dan sering makan ikan asin. Menurut penuturannya Ny. Isni semua

makanan dimasak sampai matang. Ny. Isni tidak pernah membeli makanan di luar.

e. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak

Pasangan (Alm) Tn. Tita dan Ny. Yati dikaruniai sebanyak 12 anak, Ny. Yati lupa

bagaimana pemberian ASI dan PMT-ASI pada ke-12 anaknya. Saat ini Ny. Yati tidak

menjalani program Keluarga Berencana (KB).

f. Kebiasaan Berobat

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas.

Biasanya ada juga bidan keliling yang mendatangi pemukiman Ny. Yati untuk

mengobati anggota warga yang sakit. Namun jika ada anggota kelurga yang sakit, Ny.

Yati lebih memilih untuk datang langsung ke Puskesmas.

g. Riwayat Penyakit

Keluarga Ny. Yati jarang berobat ke Puskesmas karena menurutnya keluarganya

jarang ada yang sakit dan lebih memilih membeli obat warung. Penyakit yang sering

diderita anggota keluarga Ny. Yati adalah batuk dan pilek. Ny. Yati memilik penyakit

hipertensi yang sedang dideritanya.

h. Perilaku Dan Aktivitas Sehari-Hari

Dikeluarga Ny. Yati, yang merokok adalah Tn. Safar dan cucu angkat laki-laki

pertama nya Tn. Rodi. Keluarga Ny. Yati mengaku mencuci tangan sebelum makan dan

jika tangan tampak kotor tetapi tidak menggunakan sabun. Kebiasaan berolahraga tidak

ada.

Tabel 1.24Faktor Internal Keluarga Ny. Yati

No Faktor Internal Permasalahan

1 Kebiasaan merokok Tn. Safardan Tn. Rodi memiliki kebiasaan

43

Page 44: BAB I Simulasi

merokok

2 Olahraga Semua anggota keluarga tidak memiliki

kebiasaan berolahraga

3 Pola makan Keluarga Ny. Yati memiliki kebiasaan makan

dua kali sehari. Ny. Isni memasak makanan

dengan menu seadanya, contoh menu yang

disajikan sehari-hari ialah nasi, tahu, tempe dan

sering makan ikan asin.

4 Pola pencarian pengobatan Ketika ada anggota keluarga yang sakit,

keluarga ini biasanya berobat ke puskesmas.

5 Menabung Mereka tidak pernah menabung.

6 Aktivitas sehari-hari a. Ny. Yati tidak bekerja, hanya mencuci

pakaian pekerjannya sehari-hari.

b. Tn Safar bekerja sebagai nelayan.

c. Ny. Isni bekerja sebagai buruh pabrik plastik

dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore

d. Tn. Rodi bekerja sebagai buruh pabrik dan

bekerja dari jam 8 pagi sampai 5 sore

e. An. Rohmat usia 9 tahun dan saat ini masih

duduk di bangku SD

7 Kontrasepsi Pada keluarga Ny. Yati tidak menggunakan alat

kontrasepsi

Tabel 1.25 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Yati

No Kriteria Permasalahan

44

Page 45: BAB I Simulasi

1. Luas bangunan Luas rumah ± 8 x 6 m

2. Ruangan dalam rumah Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran

2,5x3m yang juga menjadi ruang keluarga, dan dua

kamar tidur berukuran 2,5x2m, dapur berukuran

3x3 cm, kamar mandi berukuran 2x2 m

3. Jamban Pada keluarga Ny. Yati tidak memiliki jamban di

rumah

3. Ventilasi Tidak terdapat ventilasi

4. Pencahayaan Tidak terdapat pencahayaan pada rumah keluarga

Ny. Yati

5. MCK Tidak tersedia jamban di dalam rumah. Keluarga ke

MCK umum.

6. Sumber air Terdapat sumur untuk kebutuhan mencuci dan

mandi dan air untuk minum didapat dengan

membeli air PAM keliling.

7. Saluran pembuangan limbah

Limbah rumah tangga cair dialirkan ke jalan

8. Tempat pembuangan sampah

Sampah dibuang di belakang rumah, lalu kemudian

ditumpuk jika penuh lalu di bakar

9. Lingkungan sekitar rumah

Di samping kanan dan kiri terdapat rumah keluarga,

di depan rumah terdapat jalan setapak, dan belakang

rumah terdapat empang.

1.3 Penentuan Area Masalah

45

Page 46: BAB I Simulasi

I.3.1 Rumusan Area Masalah

Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga binaan yang

bertempat tinggal di RT 05/RW 06, Kampung Garapan, Desa Tanjung Pasir, maka

dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah yaitu

“Perilaku Ibu Tentang Pemberian PMT-ASI Pada Bayi Di Keluarga Binaan Desa

Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi Banten”

Dalam pengambilan sebuah masalah kelompok kami menggunakan Metode Delphi.

Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu

kelompok, Proses penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang

akan dicari penyelesaiannya.

Gambar 1.6 Proses Metode Delphi

Setelah mendapatkan data sekunder dari puskesmas selanjutnya diidentifikasi langsung

pada 3 keluarga binaan dan setelah melakukan identifikasi ke beberapa rumah keluarga

binaan di Kampung Garapan, Tanjung Pasir. Kami mengangkat masalah ini dengan

berbagai pertimbangan dan alasan :

46

Page 47: BAB I Simulasi

1. Berdasarkan hasil presurvey didapatkan perilaku keluarga binaan tentang pemberian

PMT-ASI termasuk dalam kategori kurang dengan presentase 60,8 %.

2. Berdasarkan observasi ke keluarga binaan didapatkan bahwa kurangnya pengetahuan

tentang pemberian PMT-ASI.

3. Berdasarkan hasil presurvey didapatkan bahwa kesadaran tentang pentingnya

pemberian PMT-ASI pada bayi masih kurang.

4. Berdasarkan hasil presurvey didapatkan bahwa setiap keluarga binaan belum pernah

mendapatkan penyuluhan tentang PMT-ASI sebelumnya.

1.3.2. Area Masalah Diagnosis Komunitas

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, memutuskan untuk mengangkat

permasalahan “Perilaku Ibu Tentang Pemberian PMT-ASI Pada Bayi Di Keluarga

Binaan Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi

Banten Periode 25 Mei 2015 – 31 Juli 2015”.

47