Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Denpasar adalah kabupaten/kota termuda di Propinsi Bali yang
dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992. Pembangunan
Kota Denpasar merupakan bagian integral dari pembangunan Daerah Propinsi
Bali serta pembangunan nasional, sesuai dengan yang diamanatkan UU No. 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam
perencanaan pembangunan nasional, pembangunan bidang pertanian masih
menjadi prioritas utama . Dalam pada itu pembangunan pertanian harus
merupakan usaha yang terpadu dengan pembangunan daerah dan perdesaan.
Dengan demikian sector pertanian dituntut untuk tumbuh dan berkembang
dengan laju yang cukup tinggi sekaligus harus memecahkan permasalahan
ekonomi nasional seperti penyediaan pangan, bahan baku untuk industri,
peningkatan penerimaan devisa, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan
penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan sektor pertanian dalam arti luas dilaksanakan melalui
usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi. Tujuan
pembangunan pertanian bukan saja untuk meningkatkan produksi pertanian
yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan
eksport, melainkan juga untuk meningkatkan pendapatan sebagian terbesar
rakyat dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat rakyat pedesaan, serta
untuk menjadikan pertanian semakin kuat guna mendukung pembangunan di
sektor industri. Pengelolaan potensi sumberdaya pertanian tidak lagi hanya
mengandalkan peningkatan produksi akan tetapi juga dikelola berorientasi
kepada kebutuhan pasar.
Salah satu tuntutan public dewasa ini adalah adanya transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Muara tuntutan ini pada intinya
adalah terselenggaranya kepemerintahan yang baik ( Good Governance ),
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 1
Page 2
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas
dari korupsi, kolosi dan nepotisme. Good Governance merupakan prasyarat
bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai
tujuan serta cita-cita bangsa bernegara.
Inpres Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap instansi pemerintah
sebagai unsur penyelenggara negara mulai dari eselon II ke atas untuk
mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan
pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan padanya
berdasarkan perencanaan strategic yang dirumuskan sebelumnya. Untuk
mengukur kinerja atau keberhasilan suatu pembangunan maka seluruh kegiatan
dinas Tahun Anggaran 2015 perlu diketahui tingkat relevansi, efesiensi dan
efektifitasnya, manfaat dan dampak yang ditimbulkannya. Evaluasi
pembangunan juga dimaksudkan untuk menyempurnakan setiap kegiatan pada
tahun berikutnya dan membantu perencana dalam penyusunan program di masa
mendatang.
Bertitiktolak dari hal inilah, maka pemerintah melalui Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
mengintruksikan untuk melakukan evaluasi terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah baik propinsi maupun
kabupaten / Kota. Dengan ketersediaan anggaran dan berbagai fasilitas yang
menunjang pelaksanaan tugas, maka perlu diperhatikan tingkat akuntabilitas
dan kinerja dinas, yang disusun dalam Laporan Akuntabilitas dan Kinerja
Instansi Pemerintah ( LAKIP ), yang dalam penyusunannya mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Penyusunan LAKIP Dinas dimaksudkan
sebagai kewajiban Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota
Denpasar untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana
Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2015. Serta sebagai umpan
balik untuk memacu perbaikan kinerja dinas di tahun mendatang.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 2
Page 3
1.2. Isu Strategis
Melihat perkembangan Kota Denpasar saat ini, swasembada pangan
semakin terasa sulit untuk tercapai. Belakangan ini masalah pangan menjadi
sangat serius, terbukti dengan adanya kenaikan harga beras yang melambung,
begitu juga dengan harga pangan yang lain.Bahkan untuk memenuhi kebutuhan
harian masyarakatnya, aliran pasokan bahan kebutuhan pokok datang dari
Pulau Jawa, Lombok bahkan Sumatera. Hal ini dapat terjadi karena sektor
pertanian semakin ditinggalkan dan seiring dengan tingginya pertumbuhan
penduduk, banyak lahan-lahan yang produktif sudah beralih fungsi ( alih fungsi
lahan ) menjadi permukinan / perumahan. Maka dari itulah sangat dibutuhkan
dukungan dan keberpihakan pemerintah pada sektor pertanian sehingga
menimbulkan keinginan para pemuda untuk terjun di bidang pertanian.
Keberpihakan itu pada nantinya diharapkan mampu meningkatkan pendapatan
petani atau bahkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Bahkan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali mendesak
pemerintah untuk meningkatkan anggaran untuk pembangunan pertanian setiap
tahunnya. Selain itu HKTI Bali juga meminta agar pemerintah melakukan
terobosan dan revitalisasi pengelolaan pertanian. Harus ada kebijakan terarah
dan terkontrol agar pertanian di Bali tetap eksis. Artinya diperkuat baik itu
aspek teknologi, sumber daya manusia, aspek social, nilai tukar serta yang tidak
kalah pentingnya adalah dari segi kebijakan. Harus ada perubahan kebijakan
yang sungguh-sungguh mencerminkan niat dan tekad yang lebih realistis
mengelola pertanian.
Beberapa permasalahan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan
program-program pembangunan di bidang pertanian ke depan, yang bisa
dijadikan issu-issu strategis antara lain :
1. Memperbaiki produktifitas dan nilai tambah produk pertanian dengan
menciptakan sistem pertanian yang ramah lingkungan.
2. Penggunaan pupuk kimiawi dan organik secara berimbang untuk
memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 3
Page 4
3. Memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air serta pembenihan
dan pembibitan.
4. Membuka akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga terendah bagi
petani.
5. Pencapaian MDG’s yang mencakup angka kemiskinan, pengangguran dan
rawan pangan.
6. Menciptakan pertanian yang diminati generasi muda.
7. Menciptakan sistem penyuluhan pertanian yang efektif.
8. Pengembangan komoditi unggulan hortikultura.
9. Membatasi dan menahan alih fungsi lahan pertanian.
10. Penggunaan Iptek yang kreatif dan inovatif.
Mumpung belum parah, masih ada waktu dan kesempatan untuk
membenahi dan mengembalikan predikat swasembada pangan / mandiri pangan
asalkan adanya kesadaran dari para petani dan keberpihakan pemerintah kepada
petani. Para petani selalu menumbuhkan rasa sayang kepada ibu pertiwi,
mengajegkan kearifan lokal seperti nyakan maoran ( penganekaragaman
pangan ); melestarikan jineng / kelumpu dan difungsikan sebagai tempat
penyimpanan padi; ngajeng awaregan ( makan seperlunya jangan dibuang-
buang ); mudalang dewa nini ( tidak dijual semuanya / ada dibawa pulang );
mantenin padi di lumbung ( pasti ada padi yang tersimpan ).
1.3. Struktur Organisasi Dinas
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah ( Perda ) Kota Denpasar Nomor 7
Tahun 2008 Tanggal 24 Desember 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kota Denpasar. Menguraikan tugas pokok, fungsi, kewenangan
dan struktur organisasi dinas sebagai berikut :
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 4
Page 5
1. Tugas Pokok :
Melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan
tugas pembantuan dalam bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura.
2. Fungsi :
Untuk dapat menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar mempunyai fungsi :
a. Merumuskan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas Bidang
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai
dengan lingkup tugas Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
c. Membina dan melaksanakan tugas sesuai dengan lingkup tugas Bidang
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan
tugas dan fungsi di Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
3. Kewenangan :
Melaksanakan program pembangunan pertanian tanaman pangan dan
hortikultura di Kota Denpasar, sesuai dengan rencana strategik yang telah
ditetapkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
4. Struktur Organisasi :
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, susunan organisasi Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar merujuk pada
Struktur organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota
Denpasar berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Denpasar No. 2
Tahun 2012 tanggal 4 April 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 5
Page 6
Daerah ( Perda ) Kota Denpasar No. 7 Tahun 2008 tanggal 24 Desember
2008, yang terdiri dari :
a. Unsur pimpinan yaitu : Kepala Dinas
b. Unsur Pelayanan yaitu Sekretaris yang dibantu oleh 3 ( tiga ) Sub
Bagian yaitu : Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian dan Sub
Bagian Keuangan.
c. Unsur Pelaksana terdiri dari 4 ( empat ) bidang yaitu :
1. Kepala Bidang Bina Program dibantu 3 Kepala Seksi yaitu : Kepala
Seksi Perencanaan, Kepala Seksi Data Informasi Statistik dan
Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
2. Kepala Bidang Produksi dibantu 3 Kepala Seksi yaitu : Kepala
Seksi Produksi Padi dan Palawija, Kepala Seksi Sarana dan
Prasarana Pertanian dan Kepala Seksi Produksi Hortikultura.
3. Kepala Bidang Pembinaan dan Pemasaran Hasil Pertanian dibantu 3
Kepala Seksi yaitu : Kepala Seksi Bina Usaha Pertanian, Kepala
Seksi Pemasaran Hasil dan Kepala Seksi Pembinaan Mutu dan Pasca
Panen.
4. Kepala Bidang Sumber Daya Pertanian dibantu 3 Kepala Seksi
yaitu : Kepala Seksi Penerapan Teknologi Pertanian, Kepala Seksi
Perlindungan Tanaman dan Kepala Seksi Sumber Daya Lahan dan
Air.
d. Unsur Pelaksana Teknis yang dipimpin oleh Pejabat Eselon IV, terdiri
dari :
1. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) Penyuluhan
2. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) Perbenihan
e. Unsur Kelompok Jabatan Fungsional, yang difungsikan sesuai dengan
bidang tugas dan keahlian masing-masing pejabat. Secara rinci struktur
organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota
Denpasar disajikan pada Lampiran 1.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 6
Page 7
1.4. Sistematika Penulisan
Laporan Akuntabilitas kinerja ini merupakan gambaran pencapaian
kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar
Tahun Anggaran 2015. Capaian kinerja ini dibandingkan dengan Penetapan
Kinerja Tahun 2015 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.
Adapun sistematika penulisan laporan akuntabilitas ini terdiri dari 4
( empat ) bab dengan susunan sebagai berikut :
Executive summary ( Ikhtisar Eksekutif )
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum organisasi
yang melaporkan dan sekilas pengantar lainnya.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam
perencanaan dan perjanjian kinerja ( dokumen penetapan kinerja ).
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran organisasi
pelapor, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil
pengukuran kinerja.
BAB IV PENUTUP
Lampiran-lampiran
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 7
Page 8
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar
merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di Kota
Denpasar yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah ( PERDA ) Kota
Denpasar Nomor 7 Tahun 2008 Tanggal 24 Desember 2008. Sebagai sebuah
SKPD, mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasinal dan Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang antara lain isinya menyatakan bahwa
Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) berkewajiban menyusun Rencana
Strategis yang selanjutnya disebut Renstra.
Rencana strategis ( Renstra ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kota Denpasar Tahun 2011 – 2015 merupakan dokumen
perencanaan yang berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) 2011 – 2015. Selain itu, juga mengacu pada Renstra Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali dan Renstra Kementerian Pertanian
Tahun 2010 – 2014, sehingga diharapkan adanya sinergitas kebijakan, program
dan kegiatan. Selanjutnya Renstra ini merupakan dokumen yang dapat menjadi
acuan bagi Dinas Pertanian dan pihak-pihak lainnya untuk menyusun rencana,
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar dalam jangka waktu lima tahun ke
depan, sekaligus sebagai arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam
mewujudkan visi dan misi dinas. Matrix Renstra dan Indikator Kinerja Utama
( IKU ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar
dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.
A. Visi dan Misi
Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Dengan
mengacu pada potensi peluang pemanfaatan sumber daya pertanian,
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 8
Page 9
masalah dan hambatan serta kecenderungan lingkungan strategis yang
berpengaruh di Kota Denpasar, maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kota Denpasar mempunyai visi “Pertanian Perkotaan Kreatif
Sejahtera Berwawasan Budaya”. Dan untuk dapat mencapai visi tersebut,
sebagai cermin angan-angan / keinginan yang harus dilaksanakan, maka
misi Dinas Pertanian Tanaman dan Hortikultura yang harus diemban atau
dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, adalah :
1. Mewujudkan sistem pertanian perkotaan efektif, efesien dengan
memanfaatkan potensi sumber daya pertanian.
2. Meningkatkan produktifitas dan produksi berbasis agribisnis secara
berkelanjutan.
3. Menjadikan pelaku pertanian perkotaan yang kreatif, inovatif serta
mampu melestarikan budaya lokal.
B. Tujuan
Tujuan adalah menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa
mendatang dan mengarahkan perumusan sasaran serta cara untuk mencapai
tujuan dan jangka waktu satu sampai lima tahun. Sejalan dengan visi dan
misi, tujuan pembangunan pertanian yang telah dirumuskan adalah :
1. Pelestarian sumber daya pertanian
2. Terwujudnya produktifitas dan produksi berbasis agribisnis
3. Menumbuhkembangkan usaha pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian
4. Meningkatkan daya beli masyarakat petani
5. Meningkatkan SDM pelaku pertanian
C. Sasaran
Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan dan hasil yang akan
dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih
spasifik dan terukur dalam kurun waktu tertentu. Dalam kaitannya dengan
tujuan yang telah ditetapkan, maka sasaran pembangunan pertanian
tanaman pangan pada lima tahun ke depan ( periode 2011 – 2015 ) ada
sebanyak 8 sasaran, adalah :
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 9
Page 10
1. Optimalisasi lahan dan air
2. Peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan dan
hortikultura yang berkelanjutan
3. Meningkatnya usaha tani yang berorientasi pasar
4. Meningkatnya penanganan pasca panen produk pertanian
5. Meningkatnya pengolahan hasil pertanian dan diversifikasi pangan
6. Penerapan teknologi tepat guna
7. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani
8. Meningkatnya wawasan SDM pelaku pertanian
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut di atas,
adalah dengan menetapkan kebijakan, program dan kegiatan secara optimal.
Dinas Petanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar selanjutnya
menuangkan dalam formulir Renstra ( Rencana Strategis ) dan Rencana Kinerja
Tahunan ( RKT ).
2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2015
Penetapan kinerja pada hakekatnya adalah suatu dokumen pernyataan
komitmen / kesepakatan kinerja / perjanjian kinerja yang mempresentasikan
tekad dan janji antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
tertentu yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 ( satu ) tahun
berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Tujuan penetapan
kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja
aparatur sebagai dasar penilaian keberhasilan / kegagalan pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi yaitu menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar
evaluasi kinerja pembangunan bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura di Kota Denpasar. Penetapan Kinerja 2015 pada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar, sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi dinas, mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) Tahun 2015
yang telah ditetapkan. Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Tahun 2015 dapat dilihat
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 10
Page 11
pada Lampiran 4, dan Pernyataan Penetapan Kinerja antara Kepala Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar dengan Walikota
Denpasar beserta lampiran penetapan kinerja Tahun 2015 disajikan pada
lampiran 5 dan 6.
Dukungan kebijakan penganggaran dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kota Denpasar
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Tahun 2015
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target Anggaran (Rp)
1 2 3 4 Optimalisasi Lahan Pertanian
Penerapan Teknologi Tepat Guna
Tergarapnya pemanfaatan lahan tidur
Semakin meningkatnya pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan hortikultura
Jumlah adopsi teknologi tepat guna ke petani
Tersalurkannya bantuan alat mesin pertanian (teknologi) ke petani
Terlaksananya optimalisasi lahan kering dan teknologi pertanian tepat guna
Terlaksananya penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian
Meningkatnya keterampilan petani dalam pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) penyakit tepung
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
13.245.000
69.313.750
15.403.500
103.217.500
51.731.750
13.217.500
68.977.000
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 11
Page 12
Peningkatan Produksi dan Produktifitas Tanaman Pangan dan Hortikultura yang Berkelanjutan
Meningkatkan Usaha Tani yang Berorientasi Pasar
Meningkatkan Penanganan Pasca Panen Produk Pertanian
Tersedianya dokumen evaluasi dan pelaporan perkembangan pembangunan pertanian
Ketersediaan dokumen perencanaan untuk kelancaran pembangunan pertanian
Ketersediaan dokumen data-data statistik pertanian
Ketersediaan benih padi palawija berkelanjutan
Tercapainya peningkatan produksi padi dan kedelai
Tercapainya intensifikasi padi
Peningkatan kualitas kesuburan tanah
Intensitas Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian
Menumbuhkembangkan pelaku usaha di bidang pertanian
% petani yang mengetahui diversifikasi olahan
Peningkatan mutu hasil pertanian
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
31.336.500
120.950.000
93.455.250
79.559.250
211.845.500
137.236.000
189.278.000
4.567.500
125.860.000
22.475.000
15.780.000
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 12
Page 13
Meningkatnya Pengolahan Hasil Pertanian dan Diversifikasi Pangan
Meningkatnya Pendapatan dan Kesejahteraan Petani
Meningkatnya Wawasan SDM Pelaku Pertanian
Tercapainya peningkatan produksi hortikultura
Tumbuhnya kemandirian dan pemberdayaan kelompok petani kecil
Peningkatan keterampilan petani dalam bertani
Terlaksananya programa penyuluhan, evaluasi BPP, petani dan gapoktan dan sarasehan penyuluh
Kelancaran proses administrasi perkantoran
Semakin representatifnya sarana dan prasarana aparatur
100%
100%
100%
100%
100%
100%
414.250.500
6.495.000
25.858.750
145.143.000
1.291.372.800
723.591.250
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 13
Page 14
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Capaian Kinerja
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Kota
Denpasar dan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Tahun 2010 – 2015 menjadi acuan pada penetapan indikator
kinerja dinas. Pengukuran capaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk
menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan
misi dinas. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang
sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang
berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.
Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan
mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan
kebijakan / program / kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh
terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.
Pengukuran capaian kinerja mencakup : (1) kinerja kegiatan yang
merupakan tingkat pencapaian target ( rencana tingkat capaian ) dari masing-
masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan (2) tingkat pencapaian sasaran
instansi pemerintah yang merupakan tingkat pencapaian target ( rencana tingkat
capaian ) dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan
sebagaimana dituangkan dalam dokumen Rencana Kinerja. Pengukuran tingkat
pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan.
Indikator capaian kinerja kegiatan yang akan ditetapkan dikatagorikan ke
dalam kelompok :
a. Masukan ( Inputs ) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan
output, misalnya : SDM, dana, material, waktu, teknologi.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 14
Page 15
b. Keluaran ( Outputs ) adalah segala sesuatu berupa produk / jasa ( fisik dan /
atau non fisik ) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan
program berdasarkan masukan yang digunakan.
c. Hasil ( Outcomes ) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan dalam jangka menengah. Outcomes merupakan ukuran
seberapa jauh setiap produk / jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
masyarakat.
d. Manfaat ( Benefit ) adalah kegunaan suatu keluaran ( outputs) yang
dirasakan langsung oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya fasilitas
yang dapat diakses oleh publik.
e. Dampak ( Impact ) adalah ukuran tingkat pengaruh social, ekonomi,
lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian
kinerja setiap indicator dalam suatu kegiatan.
Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat
mengindikasikan sejauhmana keberhasilan pencapaian sasaran.
Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kota Denpasar diambil dari program-program dinas, yang lebih
difokuskan pada sasaran “ peningkatan produktifitas “ tanaman pangan dan
hortikultura terutamanya padi.
Sampai hari ini pertanian masih merupakan kekuatan ekonomi bagi
masyarakat pedesaan dan harapan hidup bagi masyarakat perkotaan. Tidak
dapat dibayangkan apa yang terjadi jika sektor pertanian mengalami kegagalan
dalam peningkatan produksi padi (“beras”), mungkin akan terjadi kakacauan
sosial atau demonstrasi seperti yang terjadi di beberapa daerah dimana
masyarakat kota melakukan demonstrasi menuntut penurunan harga beras.
Untuk keberhasilan pencapaian sasaran tersebut, maka pemerintah Kota
Denpasar mengambil strategi dan kebijakan, antara lain : (1) Mencegah /
mengurangi terjadinya alih fungsi lahan pertanian serta konservasi sumber daya
lahan dan air, (2) Memperluas dan meningkatkan basis produksi secara
berkelanjutan, (3) Meningkatkan diversifikasi pangan, (4) Meningkatkan
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 15
Page 16
ketersediaan infrastruktur sarana dan prasarana pertanian, (5) Meningkatkan
inovasi dan teknologi tepat guna, (6) Memberikan insentif kepada petani, (7)
Meningkatkan kapasitas sumber daya SDM dan kelembagaan pertanian.
Implementasi dari keinginan untuk mencapai sasaran ini, pemerintah
dalam hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam tahun
2015 melaksanakan 8 program dan 24 kegiatan.
Pengukuran capaian kinerja dimaksud dilakukan dengan menggunakan
formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan ( PKK ). Penghitungan prosentase
pencapaian kinerja tersebut adalah :
Persentase pencapaian kinerja kegiatan
= Realisasi : target x 100%
Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik.
Gambaran sejauhmana organisasi dapat mencapai kinerjanya dapat dilihat dari
capaian Indikator Kinerja Utama secara proporsional.
Pengukuran Kinerja Kegiatan ( PKK ) Tahun 2015 sesuai dengan masing-
masing sasaran dan indicator kinerja dapat dilihat pada Lampiran 7.
3.2. Analisis Capaian / Akuntabilitas Kinerja
Berdasarkan hasil-hasil perhitungan formulir PKK, dilakukan evaluasi /
analisis terhadap pencapaian setiap indicator kinerja kegiatan untuk
memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang mendukung
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan. Evaluasi bertujuan
agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai
dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan
pelaksanaan program / kegiatan dimasa yang akan datang.
Pengukuran capaian kinerja dengan indikatornya terangkum dalam 8
sasaran yang ingin dicapai dengan 24 indicator kinerja sasaran. Realisasi
pencapaian sasaran pada pelaksanaan program dan kegiatan yang telah
dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 16
Page 17
Denpasar pada Tahun 2015 diukur dengan menggunakan indicator kinerja
sebagai berikut :
3.2.1. Sasaran optimalisasi lahan pertanian, dimaksudkan untuk menambah
manfaat suatu luasan lahan tertentu baik dengan peningkatan IP ( Indek
Pertanaman ) maupun penerapan teknologi untuk meningkatkan
produktifitas dan kesejahteraan petani / masyarakat.
Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat diukur
dengan menggunakan indicator kinerja seperti di bawah ini :
No. Indikator kinerja Target Capaian (%)
1. Jumlah Kelompok Tani yang memanfaatkan pekarangan untuk pengembangan hortikultura
10 kelompok
16 kelompok
160%
2. Jumlah Kelompok Tani yang memanfaatkan lahan tidur
4 kelompok 4 kelompok 100%
Sudah sering didengungkan sebuah pesan yang cukup
menggugah untuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai lahan
sumber gizi keluarga, dengan menanam tanaman hortikultura seperti
buah atau sayuran. Upaya untuk memaksimalkan lahan pekarangan ini
bukan hanya sebatas ajakan, tapi telah diterapkan oleh pemerintah Kota
Denpasar melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
dengan program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL)
untuk memberdayakan lingkungan hidup ( lahan pekarangan yang
sempit ). Dengan semakin terbatasnya lahan pertanian di Kota
Denpasar, diharapkan masyarakat khususnya petani lebih optimal
memanfaatkan pekarangan yang dimiliki dalam rangka diversifikasi
pangan. Indikator peningkatan pemanfaatan pekarangan untuk
peningkatan produksi hortikultura dalam rangka program MKRPL
adalah berupa pengembangan bantuan bibit tanaman hortikultura seperti
terong, cabai, sayuran, tomat serta daluman. Jumlah kelompok tani di
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 17
Page 18
Kota Denpasar yang menjadi sasaran dalam peningkatan pemanfaatan
pekarangan untuk pengembangan pangan (hortikultura) adalah 16
(enambelas) kelompok atau kurang lebih 12% dari jumlah 130
kelompok tani. Capaian sasaran dengan indicator ini adalah 160% .
Kita bisa bayangkan berapa anggaran belanja hanya untuk
membeli cabai. Dengan memiliki 10 buah pohon cabai yang sudah
berbuah dalam satu hari kita telah mengemat biaya beberapa rupiah.
Maksimalkan lahan pekarangan walaupun sejengkal sebagai sumber
pangan dan gizi bagi keluarga sehari-hari. Jika tidak memiliki tempat
untuk menanam , bisa menggunakan polibag dan pot.
Lahan pekarangan memiliki fungsi multiguna. Manfaat yang
akan diperoleh dari pengelolaan pekarangan antara lain dapat:
memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat
pengeluaran, dan juga dapat memberikan tambahan pendapatan bagi
keluarga. Pemanfaatan pekarangan dapat memiliki manfaat : (1)
Kemandirian pangan rumah tangga pada suatu kawasan, (2)
Diversifikasi pangan yang berbasis sumber daya lokal, (3) Konservasi
tanaman-tanaman pangan dan hortikultura untuk masa yang akan
datang, (4) Kesejahteraan petani dan masyarakat yang memanfaatkan
Kawasan Rumah Pangan Lestari ( KRPL ), (5) Pemanfaatan kebun bibit
desa agar menjamin kebutuhan masyarakat akan bibit terpenuhi, baik
bibit tanaman pangan dan hortikultura, (6) Antisipasi dampak
perubahan iklim.
Sedangkan sasaran ini dengan indicator prosentase petani yang
memanfaatkan lahan tidur di Kota Denpasar dalam pencapaian
targetnya didukung oleh 1 program dan kegiatan. Realisasi mencapai
100% dari 4 kali yang ditarget dengan capaian 4 kali. Lahan-lahan
produktif yang sementara tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya / lahan
tidur yang ada di lapangan dimanfaatkan dengan percontohan / demplot
tanaman pepaya pada lahan tidur di subak Sembung Kecamatan
Denpasar Utara.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 18
Page 19
3.2.2. Sasaran Penerapan Teknologi Tepat Guna
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan pentingnya
peran penerapan teknologi tepat guna. Teknologi Tepat Guna (TTG)
adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bisa
dimanfaatkan pada saat rentang waktu tertentu. Biasanya dipakai
sebagai istilah untuk teknologi yang terkait dengan budaya lokal dan
digunakan sebagai salah satu jalur penting untuk mencapai tujuan yang
mendasar, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat. TTG berarti
teknologi yang sesuai dengan kondisi budaya dan ekonomi serta
penggunaannya harus ramah lingkungan.
Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
No
.
Indikator kinerja Target Capaian (%)
1. Jumlah adopsi teknologi tepat guna ke petani
3 kali 2 kali 67%
2. Tersalurnya alat-alat pertanian (teknologi) ke petani
5 unit 86 unit 1.720%
3. Terlaksananya optimalisasi lahan kering dan Teknologi Pertanian
6 kali 4 kali 67%
4. Terlaksananya penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian
2 kelompok 3 kelompok 150%
5. Jumlah Kelompok Tani yang mendapat pelatihan keterampilan penanggulangan OPT (penyakit tepung)
4 kelompok 4 kelompok 100%
6. Ketersediaan dokumen evaluasi perkembangan pembangunan pertanian
100 buku / dokumen
140 buku / dokumen
140%
7. Ketersediaan dokumen perencanaan untuk kelancaran
160 buku / dokumen
170 buku / dokumen
106%
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 19
Page 20
pembangunan pertanian8. Ketersediaan dokumen
data-data statistic pertanian
230 buku / dokumen
175 buku / dokumen
76%
(1) Jumlah adopsi teknologi tepat guna ke petani
Teknologi Tepat Guna (TTG) adalah teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan bisa dimanfaatkan pada saat rentang
waktu tertentu. Dalam penerapan TTG perlu diperhatikan beberapa
pertimbangan, antara lain : (1) Pemilihan jenis dan tingkat teknologi
yang akan diterapkan harus dilakukan oleh masyarakat pengguna
dengan bantuan, bimbingan dan arahan dari ahli yang berkompeten (2)
Perlunya diperhatikan budaya masyarakat yang mencakup agama, adat,
kebiasaan dan aspek sosial lainnya (3) Perlunya pembagian tugas dalam
penerapan teknologi di antara warga, baik berdasarkan tingkat
pendidikan, kelompok umur ataupun antara pria dan wanita sesuai
dengan kemampuan masing-masing kelompok. (4) Perlunya
diperhatikan kondisi lingkungan masyarakat, baik dalam sumberdaya
alam dan sumberdaya manusia, maupun dalam aspek fisik-teknis dan
sosial ekonomi (5) Perlunya diperhatikan ketersediaan sarana yang
diperlukan dalam pengoperasian, perawatan dan perbaikan peralatan
yang digunakan. (6) Perlunya diperhatikan aspek keselamatan kerja
bagi pelaksana, peralatan dan kelestarian lingkungan.
Implementasi kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran ini
adalah kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Tepat Guna yang dilaksanakan berupa penelitian dan pengembangan
cabe piper petter yang dilaksanakan di BPP Denpasar Barat dan
pelatihan bakteri penyubur tanaman yang dilaksanakan di BPP
Denpasar Utara. Pelaksanaan ini juga dikaitkan dengan pratek
pembuatan bakteri penyubur tanaman dan pembuatan mol
(mikroorganisme lokal) dalam mendukung UPSUS PAJALE (Upaya
Khusus Padi Jagung dan Kedelai) di Kota Denpasar. Kepada petani
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 20
Page 21
diharapkan dapat memperbanyak sendiri bakteri tersebut sehingga
efesiensi penggunaan pestisida dan pupuk untuk tanaman menunjang
pertanian organik di Kota Denpasar.
(2) Tersalurnya alat-alat pertanian (teknologi) ke petani
Alat dan mesin pertanian (alsintan) menjadi faktor penting dalam
mendukung produksi pangan. Pasalnya, alsintan ini dapat mempercepat
dan meningkatkan mutu pengolahan tanah dan intensitas pertanian. Di
samping manfaat penggunaan alsintan, peran UPJA ( Usaha Pelayanan
Jasa Alsintan ) juga sangat penting dalam pembudidayaan tanaman,
penyiapan lahan, olah tanah, pemberian irigasi, termasuk mendorong
peningkatan hasil pertanian. Ke depannya, UPJA sangat memerlukan
koordinasi dengan instansi terkait baik di dalam maupun di luar lingkup
pemerintah secara terus menerus, sehingga dalam perkembangannya
UPJA diharapkan akan mampu memberikan andil dalam pembangunan
pertanian, agar mencapai efisiensi signifikan dalam aspek panen dan
pasca panen.
Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian /
Perkebunan Tepat Guna, yang disasar adalah kelompok tani.
Implementasi kegiatan ini dilaksanakan berupa berupa pengadaan alat
mesin pertanian Hand Sprayer 2 unit ( Subak Sembung ); gunting
serbaguna/multifungsi 27 buah ( Subak Sembung dan Biaung );
keranjang container 30 buah ( subak Sembung dan Biaung ); cultivator /
alat untuk menggemburkan tanah ( subak sembung ); choper / alat
pembuat pupuk organik ( Subak Biaung ) dan power threser ( Subak
Poh Manis ). Alat-alat mesin pertanian tersebut diserahkan kepada
masyarakat / petani dengan harapan agar diberdayakan untuk
kepentingan pembangunan di sektor pertanian.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 21
Page 22
Target penyaluran alsintan pada Tahun 2015 ini adalah 5 unit.
Dalam realisasinya capaian sasaran kinerja mencapai 86 unit atau
1.720%. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kepedulian pemerintah
Kota Denpasar dalam menyikapi kebutuhan petani untuk dapat
pencapaian meningkatkan produksi dan produktifitas hasil pertanian.
Dan capaian kinerja ini berbanding linier dengan peningkatan
produktifitas padi yang dicapai Tahun 2015 ( meningkat 0,37% )
dibandingkan dengan Tahun 2014.
(3) Terlaksananya optimalisasi lahan kering dan teknologi pertanian
Selama ini makna tentang agroekosistem lahan kering tidak
berkonotasi tunggal. Pertama, agroekosistem lahan kering dimaknai
sebagai wilayah atau kawasan pertanian yang usahataninya berbasis
komoditas lahan kering yang dalam hal ini adalah komoditas selain padi
sawah. Kedua, agroekosistem lahan kering dimaknai sebagai wilayah
beriklim kering yang basis ekonominya adalah pertanian. Ketiga,
dimaknai sebagai kawasan pertanian di wilayah hulu dari suatu Daerah
Aliran Sungai.
Implementasi kegiatan dalam program ini adalah Pelatihan dan
Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat
Guna. Sasaran yang ingin dicapai adalah penggunaan / penerapan
teknologi pertanian pada lahan-lahan yang tidak dioptimalkan
pemakaiannya untuk pertanian di Kota Denpasar. Aplikasi kegiatan ini
berupa berupa : kajian bawang daun yang dilaksanakan di Subak
Sembung dan Subak Lungatad seluas 14 are ( 350 kg bibit ), Rembug
Tani dengan peserta pekaseh, pangliman dan kelompok tani sekota
Denpasar dan pembinaan dalam rangka evaluasi padi dan kedelai
tingkat propinsi.
Salah satu penerapan teknologi yang dikembangkan adalah
komoditas bawang daun, dengan harapan sumber pendapatan petani
tidak hanya dari padi. Hasil analisa dari kajian bawang daun dengan
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 22
Page 23
analisis data R/C ratio atau Revenue Cost Ratio menunjukkan bahwa
usahatani bawang daun sangat menguntungkan. Dengan jarak tanam 20
x 7,5 cm produksi yang didapat adalah ±155 kg/are. Dengan asumsi
harga saat ini Rp. 32.000/kg dan total biaya per are Rp. 1.244.000,
maka keuntungan yang didapat oleh petani adalah Rp.4.960.000 –
Rp.1.244.000 = Rp.3.716.000 per are dengan waktu sejak tanam sampai
panen adalah 21 – 23 hari.
Sedangkan pelaksanaan evaluasi dilaksanakan berdasarkan
kriteria yang ditetapkan meliputi aspek intensifikasi ( teknis, ekonomis,
soaial dan administrasi ); aspek kemitraan ( meliputi aspek ekonomis
dan soaial ) serta aspek pembinaan oleh petugas ( perencanaan dan
pelaksanaan SLPTT dan non SLPTT, permodalan dan penumbuhan
koperasi tani, pengembangan jaringan agribisnis, administrasi
kelompok tani serta pemanduan dan kunjungan petugas). Untuk
pelaksanaan lomba Penerapan Teknologi Usahatani Padi dilaksanakan
di Subak Temaga ( Kecamatan Denpasar Timur ) dan Subak Kepaon
( Kecamatan Denpasar Selatan ) untuk kedelai. Subak Temaga berhasil
menjadi juara 2 tingkat propinsi dan Subak Kepaon sebagai juara 3.
(4) Terlaksananya Penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian
Peran petugas penyuluh lapangan sangat tinggi dalam usaha untuk
menghasilkan produk pertanian yang maksimal. Melalui penyuluhan
dan sosialisasi kepada petani metode-metode cara bertani yang baik dan
benar melaui penerapan teknologi pertanian terbaru diharapkan akan
mampu mencapai tujuan tersebut. Aplikasi kegiatan ini berupa berupa :
penyuluhan dan sosialisasi bercocok tanam jamur merang kepada 3
kelompok tani, serta fasilitasi praktek di lapangan. Petani yang disasar
adalah kelompok Tim Penggerak PKK Kecamatan Denpasar Barat
sebanyak 3 kelompok. Usia jamur merang dari tanam sampai bisa mulai
panen adalah kurang lebih 23 hari. Panen dapat berkali-kali sampai 10
kali hingga usia tanaman jamur sampai 1,5 bulan. Tujuan kegiatan ini
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 23
Page 24
adalah lebih memperkenalkan jamur merang kepada petani selain yang
sudah banyak dikenal yaitu jamur tiram.
(5) Peningkatan keterampilan petani dalam penanggulangan OPT
(penyakit tepung)
Produk pertanian bersifat permeable atau mudah rusak baik itu
oleh factor alam yang meliputi curah hujan, angin, kekeringan hingga
serangan OPT serta factor manusia yang berupa penanganan pra dan
pasca panen. Dengan menerapkan prinsip PHT (Pengamatan Hama
Terpadu) melahirkan sebuah terobosan inovatif berupa kegiatan di
lapangan yang menerapkan prinsip PHT untuk meminimalisir
kerusakan produk pertanian.
Implementasi pencapaian kinerja pada sasaran ini adalah Kegiatan
Pelatihan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan Modern
Bercocok Tanam dengan sasaran petani / kelompok tani. Dalam
kegiatan ini diadakan Pelatihan Pengendalian Penyakit Layu Tepung
(Mildew Powder) pada tanaman semangka dan melon bertempat di
Pusat Pertanian Kreatif Matahari Terbit; Pelatihan Regu Pengendali
Hama ( RPH) dan Laboratorium Lapangan (LL) serta SLPHT (Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu) padi di 4 kelompok tani/subak di
4 kecamatan yaitu Subak Kepaon, Lungatad, Taman dan Tegalbuah.
Dengan diberikannya pelatihan ini kepada para petani, diharapkan
gejala penyakit layu tepung pada tanaman semangka dan melon bisa
dicegah dan diantisipasi lebih dini. Selain itu dalam kegiatan ini juga
dilaksanakan praktek LL (laboratorium lapangan) dan SLPHT (Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu) pada tanaman padi. Dengan
melakukan pengamatan pada petak LL selanjutnya petani dapat
membandingkannya dengan petak di luar LL (petak petani) untuk
mengetahui perbedaan antara perlakuan PHT dan Non PHT sehingga
petani dapat memutuskan tindakan yang paling tepat dalam
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 24
Page 25
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman. Secara rutin juga
dilakukan pengendalian dan penanggulangan OPT (Organisme
Pengganggu Tanaman) yang timbul di masyarakat dengan cara
penyemprotan insektisida.
(6) Ketersediaan dokumen evaluasi perkembangan pembangunan
pertanian
Peran evaluasi dalam segala kebijakan dan isu strategis
pelaksanaan pencapaian indicator pada sasaran adalah sangat penting.
Hasil evaluasi pencapaian target suatu program kegiatan menjadi acuan
untuk mengambil langkah-langkah kebijakan di masa yang akan datang.
Indikator ini terimplementasi pada Kegiatan Monitoring dan Pelaporan,
menyasar pada kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian yang
dilaksanakan dinas sesuai prosedur dan tanggungjawab dalam rangka
pengendalian pelaksanaan di lapangan. Hal ini juga berkaitan dengan
laporan / progres kemajuan pelaksanaan kegiatan di lapangan, sebagai
bahan evaluasi dan perencanaan di tahun-tahun yang akan datang.
Produk akhir dari pelaksanaan kegiatan ini adalah pembuatan buku-
buku seperti : buku laporan tahunan dinas, buku Selayang Pandang
Dinas dan Buku LAKIP. Monitoring dan evaluasi mencakup seluruh
program kegiatan yang dilaksanakan dinas di 4 kecamatan di Kota
Denpasar.
(7) Ketersediaan dokumen perencanaan untuk kelancaran
pembangunan pertanian
Dalam Kegiatan Perencanaan dan Penyusunan Pembangunan
Pertanian, realisasi pelaksanaan kegiatannya mengacu pada penyusunan
perencanaan pencapaian target Renstra dinas. Realisasi itu antara lain
menyusun RKA ( Rencana Kerja dan Anggaran ) berdasarkan RKA
(Rencana Kerja Anggaran) masing-masing Bidang dan Sekretariat;
menyusun Renja; menyusun Perencanaan Umum Tahunan dan lima
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 25
Page 26
tahunan Dinas berdasarkan Perencanaan Bidang dan Sekretariat;
mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Seksi perencanaan
dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka
perbaikan kinerja dimasa mendatang; menyusun laporan pelaksanaan
tugas di lingkungan Seksi Perencanaan sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban dan rencana yang
akan datang. Hasil penyusunan perencanaan pembangunan pertanian
dituangkan dalam dokumen yang disebut Renja, RKA dan DPA sera
buku program dan kegiatan.
(8) Ketersediaan dokumen data-data statistic pertanian
Indikator terakhir dari sasaran ini adalah ketersediaan dokumen
data-data statistik pertanian. Pengolahan dan Penyusunan Data Statistik
menyasar kelompok tani ataupun subak-subak yang ada di Kota
Denpasar. Pelaksanaan kegiatan ini intinya adalah menyediakan segala
sesuatu data-data yang berkaitan dengan pembangunan pertanian di
Kota Denpasar, antara lain berupa pembuatan buku sasasan tanam,
panen dan produksi (produktifitas) tanaman padi palawija dan
hortikultura tahun yang akan datang; menginventarisir perkembangan
lahan sawah secara kontinyu; melakukan pengambilan ubinan sesuai
prosedur yang ada; mengamati secara berkelanjutan pola tanam yang
dilakukan oleh petani. Dari hasil pekerjaan ini akan didokumentasikan
dalam penyusunan buku-buku, seperti Buku Data Base dan Buku
Laporan Tahunan Statistik Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kota Denpasar.
3.2.3. Sasaran peningkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan
dan hortikultura yang berkelanjutan.
Fokus dari sasaran ini adalah memberdayakan segala daya dan
upaya pada suatu lahan pertanian untuk dapat menghasilkan produksi
yang semakin tinggi, misalnya dengan cara pemberian pupuk
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 26
Page 27
berimbang, penerapan teknologi, pemilihan bibit unggul dan
sebagainya.
Untuk mengukur sasaran ini digunakan 5 indikator kinerja yaitu :
N
o.
Indikator kinerja Target Capaian (%)
1. Ketersediaan benih bermutu
25 ha10 ha
50 ha20 ha
200%200%
2. Tercapainya peningkatan produksi dan produktifitas padi dan kedelai
Padi : 28.775 ton66,18 kw/haKedelai : 955 ton19,37 kw/ha
Padi : 31.005 ton 66,35 kw/haKedelai : 319 ton15,03 kw/ha
Padi :107,75%100,26%Kedelai 33,40%77,59%
3. Luas areal sawah yang mendapat bantuan benih padi
100 ha 376,5 ha 376,5%
4. Jumlah pupuk yang diserahkan kepada petani / subak
Pupuk organic 40 ton
Organik 50 ton
125%
5. Intensitas Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian
1 kali 4 kali 400%
(1) Ketersediaan benih bermutu
Penyediaan benih bermutu secara berkesinambungan dan murah
menjadi tugas berat pemerintah dalam rangka terealisasinya program
ketahanan / swasembada pangan. Program pengembangan Perbenihan /
Pembibitan adalah salah satu jawaban yang dilakukan Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar. Realisasi kegiatan
ini berupa penangkaran benih padi varietas Ciherang seluas 50 Ha, di
Subak Kerdung Munduk Buyuk dan Munduk Kerdung Kecamatan
Denpasar Selatan. Selain itu dilaksanakan pula penangkaran benih
kedelai anjasmoro seluas 20 Ha di Subak Kerdung Munduk Siran. Dari
penangkaran padi hasil ubinan diperoleh produktifitas padi rata-rata
12,08 ton/ha. Hasil penangkaran ini, dari 5 ton ( 5.000 kg padi CBKS)
yang diambil oleh UPTD Perbenihan, dengan rendemen 66,7%
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 27
Page 28
dihasilkan 3.330 kg benih bermutu dan bersertifikat klas BP ( Benih
Pokok ) sudah lulus pengujian. Selanjutnya benih ini dikembalikan
kepada masyarakat petani berupa bantuan. Sedangkan dari penangkaran
benih kedelai varietas Anjasmara seluas 20 Ha dari hasil ubinan
diperoleh produktifitas 20,0 kw/ha.
(2) Tercapainya peningkatan produksi dan produktifitas padi dan
kedelai
Pada sasaran peningkatan produksi dan produktifitas tanaman
pangan dan hortikultura yang berkelanjutan dengan indicator
tercapainya peningkatan produksi dan produktifitas padi dan kedelai,
untuk capaian kinerja peningkatan produksi padi terhadap target
mencapai 107,75% dari target 28.775 ton yaitu sebesar 31.005 ton. Jika
dibandingkan dengan capaian produksi padi tahun sebelumnya ( Tahun
2014 sebesar 26.070 ton ), meningkat sebesar 4.935 ton atau 18,93%.
Sedangkan capaian kinerja produksi kedelai terhadap target mencapai
33,40% dari target 955 ton yaitu sebesar 319 ton. Jika dibandingkan
dengan capaian produksi kedelai tahun sebelumnya ( Tahun 2014
sebesar 386 ton ), menurun sebesar 67 ton atau 17,36%. Perkembangan
capaian produksi padi dan kedelai dari Tahun 2010 sampai dengan
2014 dapat dilihat pada tabel di bawah.
Capaian Produksi Padi dan Kedelai Tahun 2015 terhadap Tahun 2014Komoditas Produksi (ton) (%) Meningkat /
menurun2014 2015
1. Padi / gabah2. Kedelai
26.070386
31.005319
18,93%( 17,36% )
Keberhasilan capaian produksi padi tidak terlepas dari upaya-upaya
yang dilakukan baik melalui bantuan pupuk, penerapan / adopsi
teknologi yang disarankan serta penyuluhan dan pendampingan petugas
lapangan (PPL) bekerjasama dengan Babinsa.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 28
Page 29
Sedangkan capaian kinerja sasaran pada indicator tercapainya
tingkat produktifitas padi mencapai 100,26% dari target 66,18 Kw/Ha
yaitu sebesar 66,35 Kw/Ha. Tingkat produktifitas ini jauh melampaui
target produktifitas nasional dan Propinsi Bali yang berkisar 58-59
Kw/Ha. Untuk Tahun 2015 ini Kota Denpasar mengalami peningkatan
produktifitas padi dari tahun sebelumnya sebesar 1,55% yaitu 65,34
kw/Ha pada Tahun 2014 menjadi 66,35 Kw/Ha pada Tahun 2015.
Capaian Tingkat Produktifitas Tanaman Padi dan Kedelai Tahun 2015 terhadap Tahun 2014
KomoditiProduktifitas (Kw/Ha) (%) Meningkat /
menurun2014 2015
1. Padi 65,34 66,35 1,55%
2. Kedelai 14,15 15,03 6,22%
Peningkatan capaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura terhadap tingkat produktifitas dan produksi padi patut
mendapat apresiasi di tengah keadaan fasilitas ketersediaan air yang
kurang / terbatas di Tahun 2015 karena musin kemarau yang panjang.
(3) Luas areal sawah yang mendapat bantuan benih padi
Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi Palawija
memfokuskan kegiatan pada pengolahan lahan pertanian yang ada
(sawah) dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil. Sangat
cocok dilakukan di Kota Denpasar yang mempunyai lahan sangat
terbatas. Yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah subak-subak
yang ada di 4 kecamatan. Realisasi kegiatan ini adalah berupa
pemberian bantuan benih padi / Ciherang dan atau Cigelis sebanyak
376,5 Ha sawah ( diutamakan kepada subak-subak yang terkena
dampak kekeringan akibat perbaikan jaringan irigasi di Tahun 2014 #
376,5 Ha x 20 kg = 7.530 kg # ).
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 29
Page 30
Subak-subak itu adalah : Subak Tegalbuah, Semila, Lange,
Banyukuning ( Kecamatan Denpasar Barat ), Sidakarya dan Kepaon
( Kecamatan Denpasar Selatan) dan Subak Temaga ( Kecamatan
Denpasar Timur ).
Capaian kinerja kegiatan adalah mencapai 376,5% dari target 100 Ha
sawah yang mendapat bantuan benih.
Disamping pemberian bantuan benih padi dan pupuk,
dilaksanakan juga sosialisasi dan pembinaan intensifikasi kepada petani
penerima bantuan untuk dapat meningkatkan produktifitas. Hal ini
sangat berguna untuk menyelaraskan pemahaman petani dan
pemerintah dalam kaitan pemberian bantuan dengan tujuan yang ingin
dicapai pemerintah dalam rangka swasembada pangan / beras.
(4) Jumlah pupuk yang diserahkan kepada petani / subak
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kesuburan tanah
pertanian adalah dengan cara pemupukan. Beberapa hasil penelitian
mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif telah
mengalami degradasi dan menurunnya produktivitas lahan, terutama
terkait dengan sangat rendahnya kandungan C-organik dalam tanah
yaitu <2%, bahkan pada banyak lahan sawah intensif kandungannya
<1%. Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan C-
organik lebih dari 2,0%. Bahan atau pupuk organik sangat bermanfaat
bagi peningkatan produktivitas lahan pertanian dalam perbaikan sifat
fisik, kimia dan biologi tanah, dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Pemanfaatan pupuk organic baik berupa kompos, pupuk kandang atau
bentuk lainnya perlu didukung dan dipromosikan lebih intensif baik
dilihat dari sisi positif maupun negatifnya.
Capaian kinerja kegiatan ini adalah mencapai 125% dari target
40.000 kg yaitu sebesar 50.000 kg pupuk organik yang didistribusikan
ke masyarakat. Dalam rangka peningkatan produksi dan produktifitas
tanaman pangan dan hortikultura yang berkelanjutan, tidak akan bisa
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 30
Page 31
dilepaskan dari ketersediaan sarana produksi pertanian. Capaian kinerja
yang telah dicapai berupa peningkatan produktifitas padi, sangat
didukung oleh pengadaan pupuk organik 50.000 kg, disamping untuk
meningkatkan produktifitas padi palawija dan hortikultura adalah untuk
pengembangan produk pertanian ramah lingkungan. Penerima bantuan
pupuk organik adalah : Subak Sembung 11 ton, Peguyuban Pekaseh
Denpasar Barat 4 ton, Pertanian Organik Denpasar Timur 30 ton,
UPT Penyuluhan 1 ton, Kelompok Tani Hias Sidakarya 3 ton, BPP
Denpasar Timur 1 ton.
Bantuan pupuk organik ini diharapkan dapat meningkatkan
produktifitas padi palawija dan hortikultura serta pengembangan produk
pertanian ramah lingkungan.
(5) Intensitas Penyuluhan Peningkatan Produksi Pertanian
Penyuluhan adalah suatu bentuk intervensi terhadap petani.
Penyuluhan pertanian dilakukan dengan pendekatan yag lebih
humanistik yaitu melihat petani sebagai manusia yang berpotensi, yang
dihargai untuk dikembangkan kemampuannya menuju kemandirian.
Penyelenggaraan penyuluhan ini dilakukan oleh para PPL ( Penyuluh
Pertanian Lapangan ) dengan profesional dan bersifat dialogis dengan
sistem kerja jaringan.
Capaian kinerja pada indikator ini adalah mencapai 400% dari
target penyuluhan sebanyak 1 kali, yaitu telah dilaksanakan sebayak 4
kali. Untuk Tahun 2015 area yang telah mendapat penyuluhan adalah :
Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian ( WKPP ) Padangsambean Kaja,
WKPP Penatih, WKPP Penatih Danginpuri, WKPP Kesiman
Kertalangu, WKPP Renon, WKPP Pemogan, WKPP Pedungan, WKPP
Tonja, WKPP Peguyangan dan WKPP Peguyangan Kaja.
3.2.4. Meningkatnya usaha tani yang berorientasi pasar
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 31
Page 32
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan pentingnya
orintasi pasar ( tren komoditas / permintaan dan kondisi harga ) untuk
menentukan pemilihan jenis usahatani.
Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
No. Indikator kinerja Target Capaian (%)
1. Menumbuhkembangkan pelaku usaha di bidang pertanian
3 kali 5 kali 167%
(1) Menumbuhkembangkan pelaku usaha di bidang pertanian
Indikator ini dilaksanakan pada Program Peningkatan Pemasaran
Hasil Produksi Pertanian yang terurai dalam 1 (satu) kegiatan saja yaitu
Kegiatan Promosi atas Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan Unggulan
Daerah. Melalui kegiatan ini ( promosi ) diharapkan dapat
menumbuhkembangkan para pelaku usaha di bidang pertanian agar
lebih bergairah dan kreatif sehingga mampu meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraannya. Capaian kinerja pada indikator sasaran ini adalah
167% dari target 3 kali promosi, dan telah dilaksanakan 5 kali promosi
produk pertanian.
Kegiatan promosi produk pertanian baik produk segar maupun olahan
dilakukan melalui pameran di dalam maupun di luar daerah, seperti :
1. Hari Ulang Tahun Kota Denpasar Tahun 2015. Dilaksanakan dari
tanggal 27 Pebruari sampai dengan 3 Maret 2015, bertempat di
Taman Kota Lumintang Denpasar. Materi yang dipromosikan
antara lain : tanaman hias (anggrek dendrobium, phaleonopsis dan
spesies), tanaman hidroponik, tanaman buah (golden melon), buah
jeruk bali, jamur krispi, tabulapot dan susu kedelai bubuk. Berbagai
informasi juga disebarkan berupa : leaflet, booklet, sticker dan
lainnya yang bersifat memberikan informasi tentang potensi
agribisnis tanaman pangan dan hortikultura Kota Denpasar.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 32
Page 33
2. Pasar Murah Menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Kegiatan pasar murah ini dilaksanakan bekerjasama dengan Tim
Penggerak PKK Kota Denpasar dan Aspartan Catur Muka Kota
Denpasar, sebagai salah satu dukungan dalam membantu
mewujudkan ekonomi kreatif di Kota Denpasar. Tahun 2015,
kegiatan ini dilaksanakan 1 kali yaitu pada Bulan Juli. Dalam
kegiatan ini berbagai hasil produk pertanian para petani dijual
langsung, berupa : buah-buahan segar, sayuran, beras, telor, sarana
upakara ( janur, bunga, jajan upakara, sampian, lamak, gantungan,
dll), produk olahan (bumbu jadi, lindung, betutu, dll ).
Dengan adanya kegiatan pasar murah ini diharapkan membantu
masyarakat Kota Denpasar untuk bisa membeli bahan dan sarana
upakara untuk Hari Raya Galungan dengan harga lebih murah;
membantu petani / kelompok tani untuk memasarkan produknya
sehingga dapat meningkatkan pendapatannya dan untuk lebih
memperkenalkan produk-produk hasil pertanian lokal kepada
masyarakat. Untuk menjamin harga-harga lebih murah maka
diberikan subsidi 20% terutama untuk sarana upakara.
3. Festival Hortikultura 2015 di Mataram
Festival Hortikultura merupakan ajang perhelatan Promosi Produk
dan Program Hortikultura (Sayuran, Buah-buahan, Tanaman Hias,
Biofarmaka) Nasional yang diselenggarakan setiap tahun oleh
Kementrian Pertanian - Direktorat Jendral Hortikultura dengan
mengambil tema ”Menduniakan Hortikultura, Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Indonesia”. Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kota Denpasar ikut berpartisipasi berkolaborasi
dengan Dinas Pertanian Propinsi Bali. Festival ini dilaksanakan
dari tanggal 10 s/d 14 Oktober 2015, yang meliputi Pameran,
Bursa, Kontak Bisnis, Seminar, Lomba dan lain-lain. Untuk Tahun
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 33
Page 34
2015 ini, pameran diadakan di Kota Mataram - Lombok dalam
pelaksanaan yang ke-8.
Selain melakukan pameran produk-produk pertanian baik segar
maupun olahan, secara proaktif juga Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar melakukan promosi
melalui penyebaran brosur / leaflet ke luar daerah pada ajang
pameran.
4. Festival Agribisnis 2015
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar
bekerjasama dengan Aspartan Catur Muka Kota Denpasar ikut
berpartisipasi dalam ivent ini. Pelaksananya adalah Dinas Pertanian
Propinsi Bali, bertempat di Lapangan Bajra Sandhi Renon
Denpasar dari tanggal 18 sampai dengan 21 September 2015.
Tujuan ajang festival ini adalah :
- Memasyarakatkan produk pertanian kepada para konsumen
- Meningkatkan citra produk segar dan olahan unggulan lokal
- Sebagai forum investasi, konsultasi dan kontak bisnis
pertanian.
5. Agrinex Expo 2015
Promosi produk pertanian melalui kegiatan Agrinex Expo di
Jakarta tahun 2015 dilaksanakan pada maret 20 Maret s/d 22 Maret
2015 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta. Pada
pelaksanakan pameran tahun ini, Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kota Denpasar berkolaborasi dengan Badan
Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Denpasar yang
menyediakan stand untuk Kota Denpasar.
Materi yang dipromosikan dalam kegeiatan tersebut adalah produk
biofarmaka anatara lain : lulur, aroma terapi, instan jahe, instan
temu lawak, olahan coklat dan susu bubuk kedelai yang merupakan
unggulan dan andalan Kota Denpasar. Sebagai bahan informasi
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 34
Page 35
bagi pelaku bisnis, juga disediakan bahan informasi lainnya
berupa : leaflet, booklet, sticker dan lainnya yang sifatya
memberikan informasi tentang potensi agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kota Denpasar.
3.2.5. Meningkatnya penanganan pasca panen produk pertanian
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan pentingnya
penanganan yang benar pada saat panen komoditi pertanian ataupun
pasca panen. Sasaran ini didukung 1 program dan 2 kegiatan.
Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
No. Indikator kinerja Target Capaian (%)
1. Jumlah Kelompok Tani yang mengetahui diversifikasi olahan
6 kelompok10 analisa
4 kelompok15analisa
67%150%
2. Jumlah Pengolahan untuk Peningkatan mutu hasil pertanian
2 kali 4 kali 200%
(1) Jumlah Kelompok Tani yang mengetahui diversifikasi olahan
Sasaran meningkatnya penanganan pasca panen produk pertanian
diukur dengan menggunakan indikator kinerja jumlah petani /
kelompok tani yang mengetahui diversifikasi olahan produk pertanian
melalui pembinaan dan praktek pengolahan. Capaian kinerja sasaran ini
adalah 67% dari target 6 kelompok tani yang mengetahui diversifikasi
olahan, hanya tercapai 4 kelompok. Tidak tercapainya kinerja ini karena
capaian kinerja tahun sebelumnya sudah melebihi target secara
keseluruhan ( 5 tahun Renstra). Realisasi capaian kinerja kegiatan ini
berupa pelaksanakan pembinaan penanganan pasca panen dan
pengolahan hasil, pembinaan dan pelatihan penanganan pasca panen
buah pepaya dan mangga dan penyediaan data analisa usaha tani produk
tanaman pangan dan hortikultura yang telah tercapai 150%. Target 5
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 35
Page 36
tahunan Renstra tercapai 100%. Pengolahan hasil pertanian dilakukan
untuk dapat memperpanjang masa simpan produk ataupun dapat
memberikan nilai tambah terhadap produk-produk hortikultura di Kota
Denpasar. Dengan terlaksananya kegiatan praktek pengolahan ini,
diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari produk yang diolah
tersebut.
(2) Jumlah Pengolahan untuk Peningkatan mutu hasil pertanian
Dalam kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan yang
disasar adalah kelompok tani ataupun kelompok wanita tani (KWT)
yang ada di 4 kecamatan di Kota Denpasar. Realisasi capaian kinerja
sebesar 200% dari target sebanyak 2 kali, tercapai sebanyak 4 kali.
Pelaksanaan kegiatan ini berupa Pelatihan Mutu dan Keamanan Pangan
yang dilaksanakan di Wantilan Setra Agung Kelurahan Peguyangan
Kecamatan Denpasar Utara, dengan peserta 2 kelompok yaitu
Kelompok Sembung Sari dan Kelompok Sedana Lestari. Sedangkan
Pelatihan Pengemasan Produk Olahan dilaksanakan di Kantor Desa
Tegal Arum dengan peserta 2 kelompok yaitu Kelompok Bogasari dan
PKK Desa Tegal Arum. Tujuan dilaksanakannya pelatihan ini adalah
untuk meningkatkan pengetahuan anggota kelompok tani tentang
penganekaragaman produk olahan hasil pertanian, pentingnya jaminan
keamanan dan mutu pangan olahan serta penting manfaat pengemasan
yang berfungsi disamping melindungi produk olahan juga untuk
memikat ketertarikan orang untuk membeli produk dimaksud.
3.2.6. Meningkatnya pengolahan hasil pertanian dan diversifikasi pangan
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan pentingnya
pengembangan komoditi selain padi palawija. Komoditi hortikultura
sayuran adalah salah satu bentuk diversifikasi komoditi dimaksud.
Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
No. Indikator kinerja Target Capaian (%)
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 36
Page 37
1. Peningkatan produksi hortikultura (sayuran)
26.265 ton 26.542 ton 101,05%
Dalam program ketahanan pangan yang sedang dicanangkan oleh
pemerintah Republik Indonesia, selain ketahanan pangan di bidang
produksi padi, ketersediaan tanaman hortikultura sayuran adalah
menjadi bagian dari itu. Dukungan untuk mencapai sasaran ini, pada
Tahun 2015 Kota Denpasar melaksanakan kegiatan pengembangan
komoditi hortikultura sayuran. Target indicator ini adalah produksi
sayuran 26.265 ton dan terealisasi 26.542 ton atau 101,05%. Capaian
kinerja ini melebihi target dikarenakan pada Tahun 2015 ini bantuan
benih tanaman hortikultura khususnya sayuran cukup tinggi,selain
karena luas panen yang meningkat.
Capaian Produksi sayuran Tahun 2015 terhadap Tahun 2014Komoditas Produksi (ton) (%) Meningkat /
menurun2014 2015
1. Kangkung2. Bayam3. Sayur hijau4. Semangka
8.1521.4224.4121.006
5.935 1.500
4.79714.310
( 27,2% )5,5%8,7%
1.322,5%Jumlah 14.992 26.542 77,04%
Bila dibandingkan dengan produksi sayuran pada tahun
sebelumnya yaitu Tahun 2014, sesuai tabel di atas dapat dilihat bahwa
produksi sayuran Kota Denpasar pada Tahun 2015 meningkat
signifikan yaitu meningkat 77,04%. Suatu prestasi yang sangat
fantastis. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari dukungan program /
kegiatan fasilitasi bantuan benih dan pupuk serta pembinaan yang
dilakukan oleh petugas lapangan kepada petani.
Pelaksanaan kegiatan yang mendukung sasaran ini adalah
diversifikasi pangan berupa bantuan tanaman sayuran organik dataran
rendah seperti paria, melon, semangka, cabe besar, cabe kecil, tomat,
kacang panjang, terong, labu air, tomat, phakcai, sawi hijau, bayam
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 37
Page 38
cabut, kangkung cabut, selada air, golden mama dataran rendah dan
tanaman buah pepaya didistribusikan ke kelompok petani sayuran di
Subak Sembung dan Pertanian Perkotaan Matahari Terbit.
3.2.7. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan berbagai upaya
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani di Kota Denpasar.
Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
No. Indikator kinerja Target Capaian (%)
1. Jumlah Kelompok Tani yang memperoleh peningkatan berusaha tani
1 gapoktan 4 gapoktan 400%
(1) Jumlah Kelompok Tani yang memperoleh peningkatan berusaha
tani
Indikator capaian kinerja sasaran ini diakomodir dalam kegiatan
Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis, yang
mencapai 400% dari target 1 gapoktan, tercapai 4 gapoktan.
Pelaksanaan kegiatan berupa pembinaan dan monitoring pada
Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) PUAP, LUEP, LUES dan
UP3HP serta Biofarmaka. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan
modal usaha untuk petani anggota, petani pemilik, petani penggarap,
buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Gapoktan merupakan
gabungan kelompok tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan
modal usaha bagi anggota. Pada Tahun 2015 ini realisasi kegiatan
hanya berupa dukungan dana yang dialokasikan di DPA APBD II Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar untuk
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 38
Page 39
pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan dana BLM
yang telah disalurkan melalui dana APBN-TP tahun-tahun sebelumnya,
untuk meningkatkan kemampuan manajemen kelompok petani kecil.
3.2.8. Meningkatnya wawasan SDM pelaku pertanian
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan pentingnya
kualitas sumber daya manusia pelaku pertanian. Banyak upaya
dilakukan pemerintah Kota Denpasar untuk meningkatkan wawasan
dan cara pandang ke depan dalam melakukan usahatani.
Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
No. Indikator kinerja Target Capaian (%)
1. Petani / kelompok tani / wanita tani / generasi muda yang mengikuti kursus / diklat / magang
10 kelompok
9 kelompok
90%
2. Terlaksananya programa penyuluhan, evaluasi BPP, petani dan gapoktan dan sarasehan penyuluh
40 Ha1 Ha1 kali20 buku8 orang
80 Ha2 Ha1 kali20 buku8 orang
200%200%100%100%100%
3. Kelancaran proses administrasi perkantoran
100% 100% 100%
4. Semakin representatifnya sarana dan prasarana aparatur
100% 100% 100%
(1) Petani / kelompok tani / wanita tani / generasi muda yang
mengikuti kursus / diklat / magang
Sasaran meningkatkan wawasan SDM pelaku pertanian dengan
indikator jumlah petani / kelompok tani / wanita tani / generasi muda
yang mengikuti kursus / diklat / magang, tercapai 90% yaitu 9
kelompok tani yang telah berhasil mengikuti pelatihan dari target 10
kelompok tani. Indikator kinerja ini didukung oleh 1 program dan
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 39
Page 40
kegiatan. Sasaran indicatornya adalah terlatihnya petani dan pelaku
agribisnis tentang penanganan pasca panen buah, sayur dan umbi-
umbian, jaminan mutu pangan, kelompok wanita tani dan pemanfaatan
pekarangan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
(2) Terlaksananya programa penyuluhan, evaluasi BPP, petani dan
gapoktan dan sarasehan penyuluh
Peran petugas penyuluh lapangan ( PPL) terhadap keberhasilan
peningkatan produktifitas hasil pertanian sangat penting yakni,
menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh penerima manfaatnya yaitu petani /
masyarakat dan harus mampu menjadi jembatan penghubung antara
pemerintah dan masyarakatnya / petani, baik dalam hal menyampaikan
inovasi atau kebijakan-kebijakan yang harus diterima dan harus
dilaksanakan oleh masyarakat, maupun untuk menyampaikan umpan-
balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah. Semakin sering
dan kontinyu para PPL melakukan tugasnya di lapangan, semakin cepat
dan kuat penyerapan petani terhadap informasi yang disampaikan.
Peran PPL melingkupi peran yang mengandung edukasi, diseminasi
inovasi, fasilitasi, konsultasi dan advokasi.
Pada Tahun 2015 ini, cukup mengagumkan prestasi yang
diperoleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota
Denpasar. Sebagai juara 2 Penerapan Teknologi Padi Tingkat Propinsi
Bali yang diwakili oleh Subak Temaga Kecamatan Denpasar Timur dan
juara 3 Penerapan Teknologi Kedelai Tingkat Propinsi Bali yang
diwakili oleh Subak Kepaon Kecamatan Denpasar Selatan. Semua ini
tidak terlepas dari peran aktif para PPL di lapangan sebagai petugas
penyuluh yang handal dan professional.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 40
Page 41
(3) Kelancaran proses administrasi perkantoran
Kegiatan administrasi, yang menyangkut ketertiban administrasi
surat menyurat, baik surat masuk maupun surat keluar menjadi hal yang
sangat penting diperhatikan. Penataan / pencatatan dilakukan
sedemikian rupa sehingga surat-surat yang masuk ke Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura terdistribusi ke seluruh
bidang/bagian dengan rapi/tertib, sesuai dengan disposisi yang tertulis
di lembaran disposisi oleh atasan/kepala dinas ataupun sekretaris dinas.
Begitupun halnya dengan surat-surat yang keluar dari dinas,
penomorannya tercatat dengan rapi di buku pencatatan nomor surat
keluar yang didalamnya tersirat bidang pemilik surat. Arsip-arsip surat
keluar ini akan tersimpan di bidang-bidang yang mengeluarkan surat
dimaksud.
Untuk meningkatkan kemampuan petugas ataupun Sumber Daya
Manusia Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kota Denpasar telah cukup banyak upaya dilakukan.
Seperti melalui penyertaan pegawai mengikuti Pendidikan dan
Pelatihan ( Diklat ) dan Bimbingan Teknis ( Bimtek ) baik di dalam
maupun di luar daerah. Dengan meningkatnya kemampuan petugas /
pegawai, diharapkan akan mampu meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Disamping itu juga, pemerintah akan memberikan
penghargaan berupa kenaikan pangkat kepada PNS Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura, bagi yang telah memenuhi syarat.
(4) Semakin representatifnya sarana dan prasarana aparatur
Pemenuhan akan fasilitas berupa sarana dan prasarana
perkantoran sangat mutlak diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kota Denpasar. Setiap tahun dalam perencanaan
penganggaran selalu dialokasikan untuk melengkapi kekurangan sarana
dan prasarana perkantoran yang ada. Di sisi lain pemeliharaan secara
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 41
Page 42
berkala dan kontinyu tetap dilakukan, untuk menjaga sarana prasarana
yang sudah ada tetap dalam kondisi baik. Peningkatan kinerja aparatur
akan semakin tinggi dengan semakin representatifnya ketersediaan
sarana dan prasarana perkantoran.
Untuk mengakomodir indikator sasaran ini, dilaksanakan kegiatan
peningkatan sarana dan prasarana aparatur. Capaian kinerjanya
sebagian besar merupakan belanja barang dan jasa, seperti pengadaan
filling kabinet, lemari arsip, komputer, lap top, printer, meubelair,
soundsistem dan juga pemeliharaan komputer dan kendaraan kantor.
Dukungan sarana prasarana aparatur yang ada berbanding lurus / linier
dengan pencapaian kinerja yang dibebankan kepada aparatur Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar.
3.3. Akuntabilitas Keuangan Dinas
Urusan pilihan bidang pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar pada Tahun 2015
diwujudkan melalui pelaksanaan 8 program dan 24 kegiatan. Akuntabilitas
keuangan yang dicapai oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kota Denpasar Tahun Anggaran 2015 berdasarkan alokasi anggaran per
program dapat dirinci sebagai berikut :
No. Program dan Kegiatan AlokasiRealisasi
( Rp. ) ( % )
1 2 3 4 5
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran :Kegiatan :1. Pelayanan
Administrasi Perkantoran
1.291.372.800,00 1.222.544.652,00 94,67
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 42
Page 43
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur :Kegiatan :1. Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
723.591.250,00 705.721.600,00 97,53
3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani :Kegiatan :1. Pelatihan Petani dan
Pelaku Agribisnis
2. Penyuluhan dan Pendampingan Pertanian Pelaku Agribisnis
3. Penyuluhan dan Bimbingan Pemanfaatan dan Produktifitas Lahan Tidur
25.858.750,00
6.495.000,00
13.245.000,00
25.858.750,00
6.495.000,00
13.245.000,00
100,0
100,0
100,0
4. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian / PerkebunanKegiatan :1. Pemanfaatan
Pekarangan untuk Pengembangan Pangan
2. Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian
3. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi Palawija
4. Pengembangan Diversifikasi Tanaman
5. Pengembangan Perbenihan / Pembibitan
69.313.750,00
22.475.000,00
137.236.000,00
414.250.500,00
79.559.250,00
69.313.750,00
22.475.000,00
136.294.750,00
381.481.700,00
79.559.250,00
100,0
100,0
99,31
92,09
100,0
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 43
Page 44
6. Pelatihan Peningkatan Mutu dan Kemanan Pangan
7. Peningkatan Produksi dan Produktifitas dan Mutu Produk Pertanian / Perkebunan
8. Kegiatan Minitoring Evaluasi dan Pelaporan
9. Perencanaan dan Penyusunan Pembangunan Pertanian
10.Pengolahan dan Penyusunan Data Statistik
15.780.000,00
211.845.500,00
31.336.500,00
120.950.000,00
93.455.250,00
15.780.000,00
211.845.500,00
33.545.750,00
42.875.900,00
93.455.250,00
100,0
100,0
100,0
35,45
100,0
5. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi PertanianKegiatan :1. Promosi atas Hasil
Produksi Pertanian / Perkebunan Unggulan Daerah
125.860.000,00 99.433.400,00 79,00
6. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / PerkebunanKegiatan :1. Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian Tepat Guna
2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat Guna
3. Penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian
15.403.500,00
103.938.000,00
13.217.500,00
51.731.750,00
15.403.500,00
90.338.000,00
13.217.500,00
49.706.750,00
100,0
86,92
100,0
96,09
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 44
Page 45
4. Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat Guna
5. Pelatihan Penerapan Teknologi Pertanian / Pekebunan Mosern Bercocok Tanam
68.977.000,00 68.817.000,00 99,77
7. Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan Kegiatan :1. Penyuluhan
Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan
2. Penyediaan Sarana Produksi Pertanian / Perkebunan
4.567.500,00
189.278.000,00
4.567.500,00
181.078.000,00
100,0
95,67
8. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Perkebunan Lapangan :Kegiatan :1. Peningkatan
Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian / Perkebunan
145.143.000,00 137.473.400,00 94,72
J u m l a h 3.974.880.800,00 3.718.317.652,00 93,55Beberapa uraian yang berkaitan dengan realisasi anggaran Tahun 2015 tersebut
di atas adalah sebagai berikut :
1. Pada Program dan Kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran, dari
alokasi dana sebesar Rp. 1.291.372.800,00 yang terealisasi sebesar
Rp. 1.222.544.652,00 atau 94,67%. Dari data yang ada, nilai yang cukup
besar yang tidak dapat diserap berasal dari sisa penganggaran belanja jasa
telepon, air dan listrik serta belanja perjalanan dinas. Disamping karena
efesiensi pemakaian, perencanaan penganggaran ke depan perlu dicermati
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 45
Page 46
lebih teliti agar pengalokasian tidak menjadi mubajir. Sedangkan pada sub-
sub belanja yang lain, sebagian besar realisasinya mendekati 100%.
2. Pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dari alokasi
anggaran Rp. 723.591.250,00 yang terserap / terealisasi sebesar
Rp. 705.721.600,00 atau 97,53%. Dari data yang ada, nilai yang tidak
terserap selain dari sisa kontrak pengadaan belanja modal dan belanja
pemeliharaan perlengkapan kantor, juga belanja Surat Tanda Nomor
Kendaraan yang cukup besar. Ke depan perencanaan penganggaran perlu
lebih dicermati.
3. Pada Program Peningkatan Kesejahteraan Petani terdapat 3 (tiga) kegiatan
yang semua penyerapan dananya mencapai 100%.
4. Dalam Program Peningkatan Ketahanan Pangan terdapat 10 (sepuluh)
kegiatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.196.201.250,00 dengan
realisasi Rp. 1.084.417.600,00 ( 90,66%). Sebagian besar kegiatan
penyerapan dananya mencapai hampir 100%. Kegiatan yang tergolong
menyisakan alokasi anggaran cukup besar ada pada :
Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman pada belanja
bahan/bibit tanaman (pembelian bibit sayuran dan buah organic)
sebesar Rp. 27.765.000,00 (sisa dana setelah kontrak).
Kegiatan Perencanaan dan Penyusunan Pembangunan Pertanian pada
belanja Jasa Tenaga Kerja Non Pegawai (Penyusunan Rancangan
Renstra 2016-2020 oleh Pihak Ketiga) sebesar Rp. 75.000.000,00.
Alokasi dana ini tidak terserap dikarenakan Rancangan Renstra 2016-
2020 tidak akan di Pihak Ketigakan dan dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2016.
5. Pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian hanya ada
1 (satu) kegiatan yaitu Promosi atas Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan
Unggulan Daerah, penyerapan anggaran hanya 79,00%. Dana yang tidak
terserap sebesar adalah belanja perjalanan dinas sebesar
Rp. 26.426.600,00; dimana sebesar Rp. 24.000.000,00 tidak terserap
akibat kesalahan posting.
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 46
Page 47
6. Sedangkan pada Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian /
Perkebunan, Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan dan
Pemberdayaan Penyuluh Pertanian hampir pada seluruh kegiatannya
terjadi penyerapan anggaran relatif 100%. Kegiatan yang tergolong
menyisakan alokasi anggaran cukup besar ada pada :
- Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian pada Belanja Bahan
Kimia (Darmabas) sebesar Rp. 8.000.000,00 karena selisih harga ( sisa
kontrak ).
- Kegiatan Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian /
Perkebunan pada belanja perjalanan dinas luar daerah sebesar
Rp. 7.669.600,00 (sisa anggaran).
Catatan pada poin 6 ini adalah ketelitian dalam perencanaan
penganggaran, ke depan penganggaran agar lebih realistis.
3.4. Prestasi yang diraih
Cukup banyak prestasi yang diraih oleh Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar setiap tahunnya. Pada Tahun 2015
prestasi yang telah diraih adalah :
No. Jenis penghargaan Yang memberikan Penerima
1.
2.
Juara 2 Penerapan Teknologi Padi Tingkat Propinsi Bali
Juara 3 Penerapan Teknologi Kedelai Tingkat Propinsi Bali
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali
Subak Temaga Kecamatan Denpasar Timur
Kepaon Kecamatan Denpasar Selatan
Prestasi yang telah diraih ini secara proporsional menunjukkan capaian kinerja
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar. Dukungan
program dan kegiatan serta strategi dan kebijakan yang dilaksanakan diikuti
oleh kepedulian sumber daya yang ada, menghasilkan capaian kinerja yang
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 47
Page 48
baik. Capaian ini tidak membuat dinas berpuas diri. Justru capaian ini memacu
dinas untuk bekerja lebih bersungguh-sungguh untuk ke depan menghasilkan
kinerja yang selalu lebih baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Capaian kinerja kegiatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kota Denpasar Tahun 2015 merupakan penjabaran dari 8 sasaran
yang tertuang dalam RPJMD Kota Denpasar dan Renstra dinas. Walaupun
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 48
Page 49
banyak keberhasilan dan prestasi yang telah diraih, ada pula kegagalan atau
target yang belum tercapai sesuai harapan.
Hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan dalam LAKIP tahun 2015 ini,
sebagian besar capaian kinerja kegiatan telah tercapai sesuai target yang telah
ditetapkan dalam indicator kinerjanya. Namun masih ada juga yang belum
mencapai target yang telah ditetapkan dalam indicator kinerjanya, yang
diakibatkan karena masalah teknis di lapangan.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar tetap
berkomitmen akan memacu terus pembangunan di bidang pertanian khususnya
tanaman pangan dan hortikultura, mencari solusi terhadap hambatan-hambatan
dan tantangan yang ada untuk dapat mencapai sasaran dan tujuan dinas yang
telah ditetapkan dalam Renstra. Ke depan, kita akan berusaha meminimalisir
ketidaktercapaian target yang telah ditetapkan. Dukungan seluruh elemen
masyarakat Kota Denpasar khususnya petani / kelompok tani, subak,
Kelompok Wanita Tani (KWT) dan pengusaha / stakeholders sangat
diharapkan demi tercapainya visi, misi, sasaran dan tujuan tersebut.
4.2. Saran
Dalam pengukuran capaian kinerja kegiatan dinas, sebagian besar target
dalam indicator kinerjanya telah dicapai dengan baik. Namun dalam
penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ),
masih banyak sekali ditemukan hambatan, yang erat kaitannya dengan
penyusunan dokumen perencanaan strategik sebelumnya. Dalam dokumen
Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar
Tahun 2011 - 2015, penentuan indicator kinerja utama belum terukur ( terukur
artinya harus ada komponen yang akan dipakai sebagai pembilang dan
penyebut ) dan tidak sinkron dengan sasaran dan target dalam kegiatan.
Sehingga terkadang sangat sulit untuk dilakukan penghitungan / pengukuran
kinerjanya. Ke depan, agar membuat perencanaan lebih terukur dan berorintasi
pada hasil (nyata).
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 49
Page 50
LAKIP Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar TA 2015 50