BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangParadigma baru yang terjadi
dalam sistem pemerintahan daerah telah membawa banyak perubahan, di
antaranya yang terjadi di Propinsi Riau. Dengan pemberlakuan
otonomi daerah banyak daerah yang ingin memisahkan diri menjadi
daerah otonom sendiri. Berdasarkan Undang-undang Nomor 53 Tahun
1999 telah dibentuk beberapa kabupaten/kota baru yang merupakan
pemekaran kabupaten lama. Salah satu kabupaten yang baru dibentuk
adalah Kabupaten Siak. Kabupaten Siak merupakan pemekaran dari
Kabupaten Bengkalis, sesuai dengan Keputusan gubernur KDH Propinsi
Riau No. 253/U/1999 tanggal 26 Mei 1999.Berdasarkan sejarah pada
awalnya Siak adalah sebuah kerajaan besar dan termahsyur di
Nusantara, kerajaan ini mulai berdiri pada awal abad XVIII. Sultan
Siak I bernama Sultan Abdul Djalil Rachmadsjah (1723 - 1746) dan
sultan terakhimya adalah Sultan Siak XII bernama Sultan Assjaidis
Sjarif Kasim II Abdul Djalil Sjaifuddin (1915-1946). Pada akhirnya
setelah Indonesia merdeka kerajaan Siak bergabung dengan negara
Republik Indonesia dan termasuk ke dalam wilayah administrasi
Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau.Sejak Kabupaten Siak memiliki
Rencana Tata Ruang dan Wilayah, telah banyak wilayah Kabupaten Siak
yang dilaksanakan program pembangunan sebagai bentuk penerapan dari
acuan pelaksanaan pembangunan. Dengan partisipasi masyarakat di
Kabupaten Siak, pemerintah dapat melaksanakan program pembangunan
maupun aktivitas ekonomi dengan baik untuk mendapatkan hasil
pembangunan yang berkesinambungan dan optimal. Masyarakat sebagai
mitra pemerintah diharapkan mendayagunakan kemampuannya secara
aktif sebagai sarana untuk melaksanakan peran sertanya dan sebagai
perwujudan dari hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang.
Peran serta masyarakat dilakukan oleh perorangan, kelompok orang
dan badan hukum seperti BUMN atau badan usaha swasta. Sedangkan
bentuk peran serta berupa usul, pendapat, pertimbangan atau
keberatan serta bantuan lain terhadap penyelenggaraan penataan
ruang.Namun tidak di setiap sisi dari program pembangunan yang
telah direncanakan sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Kabupaten Siak. Beberapa sisi yang diselidiki di lapangan, masih
didapati ketidaksesuaian dengan RTRW yang digunakan sebagai acuan
pelaksanaan pembangunan. Studi lapangan ini dimaksudkan sebagai
gambaran kondisi aktual pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Siak
apakah telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten
Siak. Dalam hal ini, ditelaah mengenai prasarana lingkungan yang
terdapat di Kabupaten Siak dengan pembahasan meliputi air bersih,
drainase, dan air limbah.1.2 Tujuan Studi Lapangana. Memantau dan
menganalisa rencana-rencana yang telah dilakukan dalam Rencana Tata
Ruang dan Wilayah Siak, untuk dapat mengetahui sampai seberapa jauh
penyimpangan-penyimpangan dalam perencanaan prasarana lingkungan
yang telah terjadi.b. Merekomendasikan tindakan-tindakan yang
diperlukan dalam mengatasi penyimpangan (deviasi) atas rencana yang
telah ada.1.3 Metode Studi LapanganMetode studi lapangan yang di
lakukan adalah studi kepustakaan dan studi penelitian langsung.1.4
Ruang Lingkup StudiRuang lingkup kegiatan ini meliputi analisa
terkait dengan prasarana lingkungan yang terdapat di Kabupaten Siak
dengan pembahasan meliputi air bersih, drainase, dan air
limbah.
1.5 Sistematika PenulisanPada laporan hasil studi lapangan ini,
penulis akan menjelaskan hasil penelitian di lapangan dimulai
dengan kata pengantar, daftar isi, dan bab pendahuluan. Bab ini
meliputi latar belakang, tujuan studi lapangan, metode studi
lapangan, ruang lingkup studi dan sistematika penulisan. Pada bab
selanjutnya, bab pembahasan, akan dipaparkan kondisi tata ruang
wilayah dalam pembahasan prasarana lingkungan, rencana pengembangan
prasarana, dan hasil studi lapangan pada tanggal 2526 Desember 2013
di Kabupaten Siak, Riau. Dan pada bab terakhir disimpulkan hasil
studi lapangan yang telah dilakukan.
BAB IIPEMBAHASAN2.1 Kondisi Tata Ruang Wilayah (Prasarana
Lingkungan)2.2.1 Air LimbahSebagian kebutuhan air bersih Kabupaten
Siak saat ini yang dipergunakan penduduk berasal dari Sungai Siak,
Penampungan Air Hujan, dan Air tanah. PDAM Kabupaten Siak saat ini
hanya melayani Kota Siak Sri Indrapura dengan kapasitas terpasang 5
l/detik melalui lnstalasi Pengolahan Air Bersih (IPAB). Penyediaan
dan pelayanan air bersih penduduk dari PDAM belum sepenuhnya
memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut analisis
proyeksi kebutuhan air bersih untuk kota besar, dengan perkiraan
target pelayanan pada akhir tahun perencanaan sebesar 35% dari
jumlah penduduk pada akhir tahun 2010, konsumsi air bersih penduduk
adalah sebesar 125 l/detik.2.1.1 2.1.2 DrainaseWilayah Kabupaten
Siak diaiiri Sungai Siak yang berfungsi sebagai drainase
utama/primer (drainase makro). Sungai tersebut mempunyai daerah
tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah Timur dan
berakhir di Selat Panjang. Di Kabupaten Siak telah terdapat saluran
penerus/sekunder dari pusat daerah tangkapan ke badan air penerima
dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi. Kondisi sistem
drainase yang ada saat ini telah banyak yang rusak dan kurang
terpelihara.Kabupaten Siak di masa yang akan datang memiliki
potensi banjir yang cukup besar mengingat topografi wilayahnya yang
relatif datar. Daerah yang berpotensi mengalami banjir di Kabupaten
Siak adalah sepanjang Sungai Siak karena disebabkan oleh: Faktor
alamiah Sungai Siak yang mengalami pendangkalan dan sedimentasi
yang mengakibatkan terjadinya penyempitan dimensi saluran drainase;
Faktor pola tingkah laku masyarakat yang membuang sampah ke dalam
saluran drainase; Pembangunan fisik yang tidak memperhatikan garis
sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan saluran
drainase; Adanya pengembangan wilayah kota yang merubah tata guna
lahan, mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran.
Luapan/genangan terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak
disertai dengan perencanaan ulang saluran drainase eksisting.Untuk
mencegah terjadinya genangan di suatu kawasan dapat dilakukan
dengan modifikasi pada sistem saluran yang ada tanpa membangun
saluran yang baru (seperti penerapan sistem pounding/retensi).
Untuk mengatur sistem drainase wilayah Kabupaten Siak, diperlukan
adanya pembagian sistem jaringan drainase dan daerah aliran sungai
(DAS).2.1.3 Air LimbahSampai saat ini Kabupaten Siak belum memiliki
sistem jaringan penyaluran air limbah perpipaan maupun lnstalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Prasarana yang digunakan dalam
pengelolaan air limbah antara lain berupa jamban keluarga, MCK dan
saluran terbuka. Air limbah yang ditangani oleh masyarakat/rumah
tangga terbatas pada pembuangan dari WC/Jamban keluarga dengan
ditampung dalam tangki septik atau cubluk maupun pembuangan
langsung ke saluran atau sungai terdekat tanpa melalui tangki
septik atau cubluk. Air bekas dapur dan kamar mandi disalurkan ke
saluran drainase, sungai atau dibuang ke lahan
kosong/persawahan.Fasilitas pengelolaan air limbah individual
penduduk belum dibuat berdasarkan persyaratan teknis, dimana: Belum
semua tangki septik dilengkapi dengan bidang resapan dan pipa udara
Sebagian dari tangki septik yang ada terletak < 10 m dari sumur
dangkal Masih ada jamban pribadi dan kakus umum masyarakat yang
penyaluran air limbahnya masuk ke saluran drainase dan
sungai.Melihat kondisi tersebut, perlu adanya perbaikan dalam
konstruksi tangki septik dan cubluk yang ada. Pada tangki septik
dibangun bidang resapan dan pipa udara sedang pada dinding cubluk
dibuat lapisan kerikil dan pasir yang dapat menyaring air rembesan
sehingga tidak mencemari sumur dangkal yang ada disekitarnya.
Pembangunan tangki septik atau cubluk harus berjarak minimal 10
meter dari sumur terdekat, hal ini untuk menghindari pencemaran
bibit penyakit terhadap sumur.Kebiasaan penduduk yang membuang air
limbahnya ke saluran drainase atau sungai, harus ditiadakan secara
perlahan dengan memberikan penyuluhan terus menerus mengenai adanya
bibit penyakit yang dapat ditularkan melalui air sehingga
membahayakan kesehatan masyarakat. Di samping itu melalui
penyuluhan diharapkan penduduk yang belum memiliki tangki septik
atau cubluk dapat membangunnya untuk melengkapi jamban yang telah
ada.Rencana pengembangan sistem prasarana air limbah yang dapat
diterapkan di Kabupaten Siak adalah:1. Sistem Setempat (On-site
Sanitation) dengan menggunakan cubluk individual, cubluk komunal
(MCK) dan tangki septik yang dilengkapi bidang resapan,2. Sistem
Terpusat (Off-site Sanitation), pengolahan dilakukan pada Instalasi
Pengolahan Air Limbah.2.2 Rencana Pengembangan PrasaranaRencana
pengernbangan sistem prasarana dalam lingkup pembahasan meliputi
rencana pengembangan air bersih, drainase dan air limbah.2.2.1
Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Air BersihSebagian kebutuhan
air bersih Kabupaten Siak saat ini yang dipergunakan penduduk
berasal dari Sungai Siak, Penampungan Air Hujan, dan Air tanah.
PDAM Kabupaten Siak saat ini hanya melayani Kota Siak Sri Indrapura
dengan kapasitas terpasang 5 l/detik melalui lnstalasi Pengolahan
Air Bersih (IPAB). Penyediaan dan pelayanan air bersih penduduk
dari PDAM belum sepenuhnya memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas. Menurut analisis proyeksi kebutuhan air bersih untuk
kota besar, dengan perkiraan target pelayanan pada akhir tahun
perencanaan sebesar 35% dari jumlah penduduk pada akhir tahun 2010,
konsumsi air bersih penduduk adalah sebesar 125 l/detik.Oleh karena
itu perlu peningkatan pengadaan fasilitas Air Bersih di Kabupaten
Siak dimana pembangunan atau pengembangan dapat dilakukan secara
bertahap (setiap 5 tahun). Selain itu hal yang perlu mendapat
perhatian dalam pengembangan Sistem prasarana Air Bersih di
Kabupaten Siak adalah: Pengembangan pelayanan ke seluruh wilayah
kabupaten; Peningkatan kualitas air yang dihasilkan; Pencarian
sumber alternatif air baku selain Sungai Siak.2.2.2 Banjir dan
DrainaseWilayah Kabupaten Siak diaiiri Sungai Siak yang berfungsi
sebagai drainase utama/primer (drainase makro). Sungai tersebut
mempunyai daerah tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah
Timur dan berakhir di Selat Panjang. Di Kabupaten Siak telah
terdapat saluran penerus/sekunder dari pusat daerah tangkapan ke
badan air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi.
Kondisi sistem drainase yang ada saat ini telah banyak yang rusak
dan kurang terpelihara.Pengelolaan Sistem Drainase diprioritaskan
untuk mengatasi lokasi genangan/banjir. Untuk mencegah terjadinya
genangan di suatu kawasan dapat dilakukan dengan modifikasi pada
sistem saluran yang ada tanpa mernbangun saluran yang baru (seperti
penerapan sistem pounding/retensi). Untuk mengatur sistem drainase
wilayah Kabupaten Siak, diperlukan adanya pengembangan jaringan
drainase yang terintegrasi dan pembagian sistem jaringan drainase
dan daerah aliran sungai (DAS). Selain itu menghilangkan kebiasaan
membuang sampah di sungai atau saluran drainase merupakan salah
satu upaya pengelolaan sistem drainase tersebut.2.2.3 Air
LimbahRencana pengembangan sistem prasarana air limbah yang dapat
diterapkan di Kabupaten Siak adalah:1. Sistem Setempat (On-site
Sanitation) dengan menggunakan cubluk individual, cubluk komunal
(MCK) dan tangki septik yang dilengkapi bidang resapan, untuk:
Kepadatan penduduk < 200 jiwa/ha; Merupakan daerah dengan
tingkat pendapatan rendah sampai menengah; Penyediaan air bersih
sebagian dilayani oleh PDAM dan sumur dangkal; Daya serap tanah
(permeabilitas tanah) antara 200 - 300 L/m2/hari; Kedalaman muka
air tanah antara 2 - 5 m di bawah permukaan tanah.Jumlah unit
on-site yang diperlukan diperkirakan sesuai dengan jumlah rumah dan
pelayanan terhadap penduduk, dimana setiap rumah harus memiliki
fasilitas tersebut. Penduduk yang tidak mampu mengadakan fasilitas
MCK, diatasi dengan menyediakan fasilitas MCK bersama dan Saluran
Pembuangan Air Limbah (SPAL) komunal/bersama.2. Sistem Terpusat
(Off-site Sanitation), pengolahan dilakukan pada Instalasi
pengolahan Air Limbah. Diterapkan untuk: Rumah-rumah yang sudah
dilayani oleh PDAM; Kepadatan penduduk > 200 jiwa/ha; Tingkat
pendapatan masyarakat sedang hingga tinggi; Kedalaman muka air
tanah antara 2 - 5 meter dari permukaan tanah; Daya serap tanah
(permeabilitas tanah) antara 60 - 120 L/m2/hari.Jenis sarana air
limbah yang diperlukan ditentukan berdasarkan kepadatan penduduk,
sumber air yang digunakan penduduk, daya resap tanah, kedalaman
muka air tanah, kemiringan tanah, ketersediaan tahan dan tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat pemakai. Pemilihan tipe sarana
pembuangan air limbah dilakukan berdasarkan petunjuk yang
dikeluarkan direktorat Penyehatan Lingkungan dan Pemukiman, Dirjen
Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.Usulan yang diajukan adalah
membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ditargetkan
untuk menangani air limbah dari daerah industri dan pemukiman
dengan kepadatan penduduk netto diatas 200 jiwa/ha. Selain itu
perlu juga dihilangkan kebiasaan menyalurkan air limbah industri
ataupun rumah tangga ke saluran drainase dan sungai.Perkiraan
spesifikasi IPAL berdasarkan proyeksi pada akhir tahun 2010 dimana
tingkat pelayanan mencakup 35% penduduk adalah sebagai berikut:
Kapasitas olahan 450 Lt/dt (timbulan air limbah sebesar 80% dari
kebutuhan air bersih); Luas lahan yang diperlukan 1,5 Ha;
Pengolahan dengan sistem activated sludge; Penanganan lumpur hasil
olahan dengan Belt Press; Dilakukan desinfeksi pada air olahan
sebelum dialirkan ke sungai.Kelayakan pembangunan IPAL tersebut
memerlukan studi lebih lanjut terutama untuk menentukan tingkat
keperluan, lokasi dan kemampuan masyarakat mengingat diperlukannya
investasi yang sangat besar.
2.3 Hasil Studi Lapangan2.3.1 Rencana Pengembangan Sistem
Prasarana Air BersihSaat ini, kebutuhan air bersih yang
dipergunakan penduduk Kabupaten Siak berasal dari Sungai Siak,
Penampungan Air Hujan, dan Air tanah. Hal ini dibuktikan melalui
gambar-gambar yang kami ambil di salah satu rumah warga di
Kelurahan Sei. Kayu Ara, Kecamatan Sungai Apit.Gambar di atas
merupakan sumur dangkal dengan kedalaman lebih dari 10 meter. Dari
hasil pengamatan, kondisi air sumur terlihat keruh dan berminyak.
Pemilik rumah mengatakan bahwa untuk kebutuhan MCK mereka sering
mengalami kekurangan air sehingga untuk mendapatkan air sumur harus
menimba sendiri karena pompa air yang mereka miliki tidak
menjangkau air sumur yang terkadang surut. Untuk kebutuhan makan
dan minum, mereka tidak menggunakan air sumur karena kondisinya
yang begitu buruk. Selain menggunakan air sumur atau air tanah
dalam memenuhi kebutuhan MCK, mereka juga menggunakan tangkapan air
hujan sebagai pemenuh kebutuhan sekunder mereka. Gambar di atas
merupakan seperangkat fasilitas tangkapan air hujan yang ada di
rumah mereka. Saat hujan, air dari atap rumah turun menuju talang
air di sepanjang sisi atap rumah, kemudian di salurkan menuju pipa
yang berakhir di bak penampungan.Dari hasil kunjungan tersebut,
terbukti bahwa penyediaan dan pelayanan air bersih penduduk dari
PDAM belum sepenuhnya memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas, ditambah dengan keterbatasan PDAM yang hanya melayani
Kota Siak Sri Indrapura. Melalui rencana pengembangan Sistem
prasarana Air Bersih di Kabupaten Siak, diharapkan pemerintah
Kabupaten Siak dapat mengembangkan pelayanan ke seluruh wilayah
kabupaten dengan peningkatan kualitas air yang lebih baik serta
dapat mencari sumber alternatif air baku selain Sungai Siak.2.3.2
Banjir dan DrainaseDi Kabupaten Siak telah terdapat saluran
penerus/sekunder dari pusat daerah tangkapan ke badan air penerima
(sungai). Namun kondisi sistem drainase yang ada saat ini telah
banyak yang rusak dan kurang terpelihara. Salah satu gambar yang
menunjukkan kerusakan yang terjadi adalah seperti gambar yang
diambil di daerah pesisir bagian utara Kecamatan Sungai Apit
berikut.Terlihat jelas kerusakan yang terjadi pada sistem drainase
dengan air yang berwarna coklat akibat sedimentasi dari lahan
gambut di sekelilingnya. Tidak berfungsinya sistem drainase
diakibatkan tidak berfungsinya lahan sebagai daerah tangkapan air
karena sebagian besar lahan merupakan tanah berjenis lempung yang
mudah menyerap air, namun sulit melepas air. Kurangnya tumbuhan
berakar dalam dan bertajuk lebar merupakan salah satu penyebab awal
terjadinya kerusakan sistem drainase.Penyebab lain dari kerusakan
sistem drainase adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah di
saluran drainase. Gambar berikut adalah sistem drainase berupa
selokan yang airnya terlihat berwarna coklat pekat akibat
pencemaran limbah pupuk dan buangan padat.Rencana pengelolaan
sistem drainase dengan modifikasi pada sistem saluran dan
pengembangan jaringan yang terintegrasi tampaknya memang hal yang
tepat untuk mengatasi lokasi genangan/banjir. Namun, dampak yang
lebih penting dari itu seperti buruknya kualitas air pada sistem
drainase yang sudah ada malah tidak diprioritaskan lebih utama. Hal
ini jika dibiarkan akan menimbulkan masalah kesehatan bagi warga
yang bertempat tinggal dekat dengan sistem drainase.2.3.3 Air
LimbahSampai saat ini Kabupaten Siak belum memiliki sistem jaringan
penyaluran air limbah perpipaan maupun lnstalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). Pengelolaan air limbah berupa tangki septik atau
cubluk dapat dikatakan belum memenuhi kriteria yang baik secara
kesehatan. Pembuangan langsung ke saluran atau sungai terdekat
berupa air bekas dapur dan kamar mandi menyebabkan tercemarnya air
pada saluran drainase dan dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi
warga yang bertempat tinggal dekat dengan sistem drainase.Gambar di
atas adalah saluran pembuangan air bekas dapur dan kamar mandi yang
dimungkinkan dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi warga yang
bertempat tinggal di sekitarnya.Masalah air limbah tidak hanya
bersumber dari pembuangan dari rumah tangga, tetapi juga berasal
dari air limbah industri atau perkebunan. Gambar di atas diambil di
daerah pesisir bagian utara Kecamatan Sungai Apit yang dekat dengan
perkebunan kelapa sawit dan jauh dari pemukiman penduduk. Terlihat
kondisi perairan pada saluran yang langsung terhubung ke laut ini
dalam kondisi yang buruk. Warna coklat pekat disinyalir berasal
dari pencemaran limbah pupuk sawit pada perkebunan kelapa sawit
yang berada dekat dengan saluran.
Dengan kondisi yang seperti ini, diperlukan sosialisasi dan
pemberdayaan masyarakat agar kondisi seperti ini tidak terus
dibiarkan. Perlunya sosialisasi kepada masyarakat terhadap
kebiasaan mereka menyalurkan air limbah industri ataupun rumah
tangga ke saluran drainase dan sungai agar dapat
ditinggalkan.Sebagai petugas dalam mengayomi masyarakat, dalam hal
ini pemerintah berperan penting dalam melakukan pembenahan pada
berbagai sisi terutama dalam komponen penting di masyarakat, yaitu
kebutuhan akan air bersih. Selain itu, masyarakat bukan berpangku
tangan saja untuk mendapatkan perubahan yang berarti dalam hidup
mereka. Mereka juga memiliki andil dalam hal tenaga dan pikiran
mereka untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi bersama.
Bukan saling menyerahkan urusan satu sama lain, antara mereka
dengan mereka, atau mereka dengan pemerintah. Koordinasi yang baik
antara pemerintah dan masyarakat merupakan solusi dalam
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi bersama.Dengan segera
terealisasinya rencana pengembangan sistem prasarana air limbah
Sistem Setempat (On-site Sanitation) dan Sistem Terpusat (Off-site
Sanitation) oleh pemerintah Kabupaten Siak akan dapat menangani air
limbah dari daerah industri dan pemukiman penduduk.
BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanDari hasil studi lapangan,
disimpulkan bahwa:1. Penyediaan dan pelayanan air bersih penduduk
dari PDAM belum sepenuhnya memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas, ditambah dengan keterbatasan PDAM yang hanya melayani
Kota Siak Sri Indrapura.2. Rencana pengelolaan sistem drainase
dengan modifikasi pada sistem saluran dan pengembangan jaringan
yang terintegrasi untuk mengatasi lokasi genangan/banjir bukanlah
prioritas utama. Namun, yang lebih diutamakan adalah perbaikan
kualitas air pada sistem drainase yang sudah ada.3. Dengan segera
terealisasinya rencana pengembangan sistem prasarana air limbah
Sistem Setempat (On-site Sanitation) dan Sistem Terpusat (Off-site
Sanitation) oleh pemerintah Kabupaten Siak akan dapat menangani air
limbah dari daerah industri dan pemukiman penduduk.4. Perlunya
sosialisasi kepada masyarakat terhadap kebiasaan mereka menyalurkan
air limbah industri ataupun rumah tangga ke saluran drainase dan
sungai agar dapat ditinggalkan.3.2 SaranHendaknya dilakukan
koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat dalam
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi bersama.
DAFTAR PUSTAKARencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Siak Tahun
2002-2011Dokumentasi gambar oleh Tim Teknik Lingkungan 2011 di
Kabupaten SiakTEKNIK LINGKUNGANUNIVERSITAS RIAU 2011 17