BAB I Pendahuluan Laringitis adalah peradangan yang terjadi pada pita suara karena terlalu banyak digunakan, karena iritasi atau karena adanya infeksi. (1) Pita suara adalah suatu susunan yang terdiri dari tulang rawan, otot dan membran mukosa yang membentuk pintu masuk dari batang tenggorok (trachea). Di dalam kotak suara terdapat pita suara dua buah membran mukosa yang terlipat dua membungkus otot dan tulang rawan. (1) Biasanya pita suara akan membuka dan menutup dengan lancar, membentuk suara melalui pergerakan dan getaran yang terbentuk. Tapi bila terjadi laringitis, pita suara akan meradang atau terjadi iritasi pada pita suara. Pita suara tersebut akan membengkak, menyebabkan terjadinya perubahan suara yang diproduksi oleh udara yang lewat melalui celah diantara keduanya. Akibatnya, suara akan terdengar serak. Pada beberapa kasus laringitis, suara akan menjadi sangat lemah sehingga tidak terdengar. (1) Laringitis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau berlansung lama (kronis). Meskipun laringitis akut biasanya hanya karena terjadinya iritasi dan peradangan akibat virus, suara serak yang sering terjadi dapat menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius. (1)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
Pendahuluan
Laringitis adalah peradangan yang terjadi pada pita suara karena terlalu banyak
digunakan, karena iritasi atau karena adanya infeksi. (1)
Pita suara adalah suatu susunan yang terdiri dari tulang rawan, otot dan membran
mukosa yang membentuk pintu masuk dari batang tenggorok (trachea). Di dalam kotak suara
terdapat pita suara dua buah membran mukosa yang terlipat dua membungkus otot dan tulang
rawan. (1)
Biasanya pita suara akan membuka dan menutup dengan lancar, membentuk suara
melalui pergerakan dan getaran yang terbentuk. Tapi bila terjadi laringitis, pita suara akan
meradang atau terjadi iritasi pada pita suara. Pita suara tersebut akan membengkak,
menyebabkan terjadinya perubahan suara yang diproduksi oleh udara yang lewat melalui
celah diantara keduanya. Akibatnya, suara akan terdengar serak. Pada beberapa kasus
laringitis, suara akan menjadi sangat lemah sehingga tidak terdengar. (1)
Laringitis dapat berlangsung dalam waktu singkat (akut) atau berlansung lama
(kronis). Meskipun laringitis akut biasanya hanya karena terjadinya iritasi dan peradangan
akibat virus, suara serak yang sering terjadi dapat menjadi tanda adanya masalah yang lebih
serius. (1)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI DAN FISIOLOGI LARING
A. ANATOMI LARING (2)
Laring berada di depan dan sejajar dengan vetebre cervical 4 sampai 6, bagian
atasnya yang aka melanjutkan ke faring berbentuk seperti bentuk limas segitiga dan
bagian bawahnya yg akan melanjutkan ke trakea berbentuk seperti sirkular.
Laring dibentuk oleh sebuah tulang yaitu tulang hioid di bagian atas dan
beberapa tulang rawan. Tulang hioid berbentuk seperti huruf ‘U’, yang permukaan
atasnya dihubungkan dengan lidah, mandibula, dan tengkorak oleh tendon dan otot-
otot. Saat menelan, konstraksi otot-otot (M.sternohioid dan M.Tirohioid) ini akan
menyebabkan laring tertarik ke atas, sedangkan bila laring diam, maka otot-otot ini
bekerja untuk membantu menggerakan lidah.
Tulang rawan yang menyusun laring adalah kartilago tiroid, krikoid, aritenoid,
kornikulata, kuneiform, dan epiglotis. Kartilago tiroid, merupakan tulang rawan laring
yang terbesar, terdiri dari dua lamina yang bersatu di bagian depan dan mengembang
ke arah belakang. Tulang rawan ini berbentuk seperti kapal, bagian depannya
mengalami penonjolan membentuk “adam’s apple” dan di dalam tulang rawan ini
terdapat pita suara, dihubungkan dengan kartilago krikoid oleh ligamentum
krikotiroid.
Kartilago krikoid terbentuk dari kartilago hialin yang berada tepat dibawah
kartilago tiroid berbentuk seperti cincin signet, pada orang dewasa kartilago krikoid
terletak setinggi dengan vetebra C6 sampai C7 dan pada anak-anak setinggi vetebra
C3 sampai C4. Kartilago aritenoid mempunyai ukuran yang lebih kecil, bertanggung
jawab untuk membuka dan menutup laring, berbentuk seperti piramid, terdapat 2 buah
(sepasang) yang terletak dekat permukaan belakang laring dan membentuk sendi
dengan kartilago krikoid, sendi ini disebut artikulasi krikoaritenoid
Sepasang kartilago kornikulata atau bisa disebut kartilago santorini melekat
pada kartilago aritenoid di daerah apeks dan berada di dalam lipatan ariepiglotik.
Sepasang kartilago kuneiformis atau bisa disebut kartilago wrisberg terdapat di dalam
lipatan ariepiglotik , kartilago kornikulata dan kuneiformis berperan dalam rigiditas
dari lipatan ariepiglotik. Sedangkan kartilago tritisea terletak di dalam ligamentum
hiotiroid lateral.
Gambar anatomi laring
Epiglotis merupakan Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas
dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang kartilago
thyroidea. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis
menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
Membrana mukosa di Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius,
terdiridari sel-sel silinder yang bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas
ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam kartilago
thyroidea di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang. Plica vocalis
palsu adalah dua lipatan membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian ini
tidak terlibat dalarn produksi suara.
Gambar pita suara
Pada laring terdapat 2 buah sendi, yaitu artikulasi krikotiroid dan artikulasi
krikoaritenoid. Ligamentum yang membentuk susunan laring adalah ligamentum
seratokrikoid (anterior, lateral, dan posterior ), ligamentum krikotiroid medial,