Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan wilayah yang luas dan heterogen, secara geografis maupun sosiokultural, memerlukan upaya yang tepat untuk mengatasi berbagai permasalahan, di antaranya permasalahan pendidikan pada daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Permasalahan pendidikan di daerah 3T antara lain yang terkait dengan tenaga pendidik, seperti kekurangan jumlah guru (shortage), distribusi tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah standar (under qualification), kurang kompeten (low competencies), dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diampu (mismatched). Permasalahan lain dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah 3T adalah angka putus sekolah yang masih relatif tinggi, angka partisipasi sekolah yang masih rendah, sarana prasarana yang belum memadai, dan infrastruktur untuk kemudahan akses dalam mengikuti pendidikan yang masih sangat kurang. Sebagai bagian dari NKRI, daerah 3T memerlukan upaya peningkatan mutu pendidikan yang dikelola secara khusus dan sungguh-sungguh, terutama untuk mengatasi permasalahan- permasalahan tersebut di atas, agar daerah 3T dapat segera maju bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
25
Embed
BAB I PENDAHULUAN - um.ac.id · Seleksi akademik nasional meliputi empat macam, yaitu tes potensi akademik, tes kemampuan dasar, ... dan tes khusus untuk bidang seni budaya dan penjaskes.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan wilayah
yang luas dan heterogen, secara geografis maupun sosiokultural,
memerlukan upaya yang tepat untuk mengatasi berbagai
permasalahan, di antaranya permasalahan pendidikan pada
daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Permasalahan
pendidikan di daerah 3T antara lain yang terkait dengan tenaga
pendidik, seperti kekurangan jumlah guru (shortage), distribusi
tidak seimbang (unbalanced distribution), kualifikasi di bawah
standar (under qualification), kurang kompeten (low
competencies), dan ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan
dengan bidang yang diampu (mismatched). Permasalahan lain
dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah 3T adalah angka
putus sekolah yang masih relatif tinggi, angka partisipasi sekolah
yang masih rendah, sarana prasarana yang belum memadai, dan
infrastruktur untuk kemudahan akses dalam mengikuti
pendidikan yang masih sangat kurang.
Sebagai bagian dari NKRI, daerah 3T memerlukan upaya
peningkatan mutu pendidikan yang dikelola secara khusus dan
sungguh-sungguh, terutama untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan tersebut di atas, agar daerah 3T dapat segera
maju bersama sejajar dengan daerah lain. Hal ini menjadi
perhatian khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 2
mengingat daerah 3T memiliki peran strategis dalam
memperkokoh ketahanan nasional dan keutuhan NKRI.
Salah satu kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dalam rangka percepatan pembangunan pendidikan di daerah
3T, adalah Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia
(MBMI). Program ini meliputi (1) Program Pendidikan Profesi
Guru Terintegrasi dan Kewenangan Tambahan (PPGT), (2)
Program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM-3T), dan (3)
Program Pendidikan Profesi Guru Kolaboratif (PPG Kolaboratif).
Program-program tersebut merupakan sebagian jawaban untuk
mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di daerah 3T.
Program SM-3T sebagai salah satu Program MBMI ditujukan
kepada para Sarjana Pendidikan yang belum bertugas sebagai
guru, baik sebagai pegawai negeri sipil (PNS) maupun guru tetap
yayasan (GTY), untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T.
Program SM-3T dimaksudkan untuk membantu mengatasi
kekurangan guru, sekaligus mempersiapkan calon guru
profesional yang tangguh, mandiri, dan memiliki sikap peduli
terhadap sesama, serta memiliki jiwa pendidik untuk
mencerdaskan anak bangsa, agar dapat maju bersama mencapai
cita-cita luhur seperti yang diamanatkan oleh para pendiri
bangsa Indonesia.
B. Pengertian
Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan
untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan pendidikan,
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 3
percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T dan
penyiapan pendidik profesional yang berlangsung selama satu
tahun.
C. Tujuan
Program SM-3T dilakukan dengan tujuan:
1. membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan
pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik;
2. memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana
pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional dan terampil
dalam memecahkan masalah pendidikan;
3. menumbuhkan sikap cinta tanah air, bela negara, peduli,
empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan
bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa;
4. membangun daya juang dan ketahanmalangan dalam
mengembangkan pendidikan di daerah-daerah yang
tergolong 3T;
5. meningkatkan kecintaan terhadap profesi sebagai guru yang
bertugas di daerah 3T; dan
6. mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum
mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
D. Ruang Lingkup
Program SM-3T dilakukan dengan cakupan:
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 4
1. melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan
sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi
setempat;
2. mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah;
3. melakukan kegiatan ekstrakurikuler;
4. membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen
pendidikan di sekolah; dan
5. melakukan tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk
mendukung program pembangunan pendidikan dan
kebudayaan di daerah 3T.
E. Landasan Yuridis
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
4. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
6. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
7. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 5
8. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
9. Permendikbud Nomor 87 Tahun 2013 tentang Program
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
10. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK
Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan.
11. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor
64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan
Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi
(Berkewenangan Tambahan).
12. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor
17g/DIKTI/Kep/2013 tentang Penetapan Perguruan Tiggi
Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 6
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 7
BAB II SELEKSI PESERTA PROGRAM SM-3T
A. Sasaran
Peserta adalah lulusan program studi kependidikan S-1 tiga
tahun terakhir (2012, 2013, 2014) dari program studi yang
terakreditasi yang sesuai dengan mata pelajaran dan/atau
bidang keahlian yang dibutuhkan. Kuota secara nasional untuk
angkatan ke-4 (tahun 2014) direncanakan sebanyak 3.000
peserta.
B. Rekrutmen
Rekrutmen calon peserta merupakan kunci utama keberhasilan
program SM-3T. Rekrutmen calon peserta harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut.
1. Proses penerimaan dilakukan secara transparan dan
bertanggung jawab agar mendapatkan calon peserta yang
berkualitas tinggi.
2. Kelulusan calon peserta dalam seleksi ditentukan secara
nasional.
3. Untuk tahun 2014, calon peserta berasal dari 22 prodi yaitu:
Prodi PGPAUD, PGSD, PLB, PKn, Pendidikan Bahasa
Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan
Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan
Biologi, Pendidikan IPA, Pendidikan IPS, Pendidikan Sejarah,
Pendidikan Geografi, Pendidikan Seni (Drama, Tari, Musik,
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 8
Rupa/Kerajinan), Pendidikan Ekonomi/Akuntansi, Bimbingan
Konseling, Pendidikan Jasmani, Pendidikan Teknik
Mesin/Teknik Otomotif, Pendidikan Teknik Bangunan,
Pendidikan Teknik Elektro/Elektronika, dan Pendidikan Tata
Boga/Tata Busana/Tata Rias. Di luar prodi tersebut tidak
akan diikutkan dalam proses lebih lanjut.
Dalam upaya memperoleh calon peserta yang berkualitas, maka
persyaratan dan sistem rekrutmen ditentukan sebagai berikut.
1. Persyaratan Peserta
Peserta adalah lulusan program studi kependidikan yang
pada saat menjadi mahasiswa datanya tercatat di Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Selain itu peserta harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a. Warga Negara Indonesia, dibuktikan dengan identitas
diri berupa KTP yang masih berlaku.
b. Lulusan program studi kependidikan S-1 (bukan transfer)
tiga tahun terakhir (2012, 2013, 2014) dari program studi
terakreditasi yang sesuai dengan mata pelajaran
dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan, dibuktikan
dengan fotokopi ijazah yang telah disahkan (legalisasi).
Khusus lulusan tahun 2014 yang belum memiliki ijazah
dapat menggunakan Surat Keterangan Lulus (SKL) yang
ditandatangani dan/atau diketahui Pembantu/Wakil
Rektor Bidang Akademik.
c. Berusia maksimum 27 tahun per 31 Desember 2014.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 9
d. IPK minimal 3,0 yang dibuktikan dengan fotokopi
transkrip nilai yang telah disahkan (legalisasi).
e. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter.
f. Bebas dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza)
yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Bebas
Narkoba (SKBN) dari pejabat yang berwenang.
g. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang dikeluarkan
oleh Polres/Polresta.
h. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama
mengikuti Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan
dengan surat pernyataan bermaterai 6000 rupiah.
Semua bukti persyaratan dibawa pada saat tes wawancara.
Bagi peserta yang memiliki keahlian atau prestasi minimal
juara III tingkat kabupaten/kota, termasuk di bidang
olahraga dan seni, dihargai sebagai nilai tambah.
Peserta yang mempunyai pengalaman menjadi pengurus
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), atau pengalaman organisasi
lain, juga dapat dihargai sebagai nilai tambah. Keahlian atau
prestasi tersebut dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat
asli dan fotokopi, sedangkan untuk pengalaman menjadi
pengurus UKM atau organisasi lainnya dengan menunjukkan
surat keputusan (SK) asli dan fotokopi, pada saat wawancara.
Pedoman | Program SM-3T Tahun 2014 10
Setelah wawancara, peserta diberi kesempatan untuk
melakukan unjuk kemampuan (perform) sesuai bakat dan
keterampilan yang mereka miliki.
2. Sistem Rekrutmen
Rekrutmen calon peserta Program SM-3T tahun 2014
dilakukan di tingkat nasional dan di LPTK.
a. Seleksi Tingkat Nasional
Seleksi nasional dilakukan secara online dalam bentuk
seleksi administrasi dan seleksi akademik.
1) Seleksi Administrasi
Seleksi administrasi dilaksanakan secara nasional,
khususnya untuk memverifikasi relevansi program
studi yang dibutuhkan, tahun lulus, dan peringkat
akreditasi. Jika salah satu persyaratan administrasi
yang ditentukan tidak dipenuhi, peserta dinyatakan
gugur dan tidak dapat melanjutkan ke seleksi
berikutnya. Bukti fisik selengkapnya akan diverifikasi