Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun2015 bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untukmeningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehatbagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yangsetinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdayamanusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat di lihat dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut, salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan nasional. Sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mewajibkan setiap Unit Kerja Perangkat Daerah membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Kerja ( Renja ) dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. Selain itu tuntutan masa depan dimana tantangan yang mengarah kepada peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam melaksanakan tugas pemerintahan yang baik ( Good Governance ), maka perlu menyusun Perencanaan strategis sebagai instrumen manajemen publik yang meliputi perumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten OKU merupakan merupakan penjabaran darivisi, misi, program, dan kegiatan serta faktor–faktor penentukeberhasilan dan tujuan pembangunan yang realistis denganmengantisipasi perkembangan masa depan yang diinginkan dandapat dicapai, yang penyusunannya berpedoman pada RencanaPembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 danRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten OKU periode ketiga (Tahun 2016-2020). Selain itu, penyusunan Renstra ini juga berpedoman pada Renstra Kementerian Kesehatan, utamanya
112
Embed
BAB I PENDAHULUAN...Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 20 16 -2021 2 menyangkut program-program prioritas yang harus dilaksanakan dan target yang harus dicapai dalam rangka pencapaian
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun2015 bahwa
Pembangunan Kesehatan bertujuan untukmeningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehatbagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yangsetinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdayamanusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Keberhasilan pembangunan suatu daerah, salah satunya dapat di lihat dari
pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana untuk mencapai IPM tersebut,
salah satu komponen utama yang mempengaruhinya yaitu indikator status kesehatan
selain pendidikan dan pendapatan per kapita. Dengan demikian pembangunan kesehatan
merupakan salah satu upaya utama untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang
pada gilirannya mendukung percepatan pembangunan nasional.
Sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mewajibkan setiap
Unit Kerja Perangkat Daerah membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan
Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah, yang akan dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan Rencana Kerja ( Renja )
dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah. Selain itu tuntutan masa depan dimana
tantangan yang mengarah kepada peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam
melaksanakan tugas pemerintahan yang baik ( Good Governance ), maka perlu menyusun
Perencanaan strategis sebagai instrumen manajemen publik yang meliputi perumusan Visi,
Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten OKU merupakan merupakan
penjabaran darivisi, misi, program, dan kegiatan serta faktor–faktor penentukeberhasilan
dan tujuan pembangunan yang realistis denganmengantisipasi perkembangan masa depan
yang diinginkan dandapat dicapai, yang penyusunannya berpedoman pada
RencanaPembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 danRencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten OKU periode ketiga (Tahun 2016-2020). Selain itu,
penyusunan Renstra ini juga berpedoman pada Renstra Kementerian Kesehatan, utamanya
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 2
menyangkut program-program prioritas yang harus dilaksanakan dan target yang harus
dicapai dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan secara nasional.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten OKU 2016 – 2021 ini selanjutnya
dipergunakan dalam penyusunan Rencana Kerja ( Renja ) Satuan Kerja Perangkat Daerah
dan Anggaran Dinas Kesehatan setiap tahunnya sejak tahun 2016 sampai dengan 2020.
1.2. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional,
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang –
Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005 – 2025
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2015 tentang Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
5. Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VIII/2014 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Daerah Kabupaten OKU Nomor 3 Tahun 2010 tentang Tata cara Penyusunan
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah.
1.3. Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten OKU Tahun
2016 - 2021 sebagai berikut :
1. Menjabarkan visi, misi dan program Dinas Kesehatan Kabupaten OKU kedalam program
dan kegiatan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun (tahun 2016 - 2021)
2. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang dituangkandalam
Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan KabupatenOKU danrencana kerja lima tahunan.
3. Memberikan pedoman dalam penyusunan instrument pengendalian, pengawasandan
evaluasi pembangunan.
1.4. Hubungan Rencana Strategis Dinas Kesehatan KabupatenOKU denganDokumen
Perencanaan lainnya.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 3
1. Sesuai amanat undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem perencanaan
pembangunan nasional, bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
diwajibkan Menyusun rencana strategis.
2. Penentuan program dan kegiatan pokok pada rencanaStrategis dinas kesehatan
Kabupaten OKU mengacu kepada rencana strategis Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019,
3. Rencana strategis dinas kesehatan KabupatenOKU mengakomodasi peraturan
pemerintah nomor 38 tahun 2007, terutama mengenai pembagian urusan
pemerintahanBidang kesehatan yang merupakan lampiran dariPeraturan pemerintah
tersebut.
4. Bahwa target rencana strategis berdasar kepada Stándar Pelayanan Minimal (SPM)
bidang kesehatan, yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
741/MENKES/PER/VII/2014, tentang standard pelayanan minimal bidang kesehatan di
kabupaten/kota
5. Rencana strategis dinas kesehatan Kabupaten OKU sebagai pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKP-
SKPD)Dinas kesehatan Kabupaten OKU
6. Rencana strategis dinas kesehatan kabupaten OKU sebagai pedoman dalam
penyusunan rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dinas kesehatan
Kabupaten OKU.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 4
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten OKU mengacukepada
Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Perintah Nomor 8 tahun
2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan daerah, yaitu sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Hubungan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten OKU dengan Dokumen
Perencanaan lainnya.
1.5. Sistematika Penulisan
Bab II. Gambaran Pelayanan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten OKU
2.1. Tugas, fungsi dan struktur organisasi
2.2. Susunan Kepegawaian dan Aset yang dikelola
2.2.1. Susunan Kepegawaian
2.2.2. Aset yang dikelola
2.3. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran
2.3.1. Jenis Pelayanan
2.3.2. Kelompok Sasaran
Bab III. Isu-isu Stragegis Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi SKPD
3.1. Gambaran Umum Daerah terkait dengan Pelayanan SKPD
3.2. Hasil-hasil yang dicapai selama tahun sebelumnya
3.3. Analisa isu-isu strategis berkaitan dengan tugas dan fungsi SKPD
Bab IV. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan
4.1. Visi
4.2. Misi
4.3. Tujuan dan Sasaran
4.4. Strategi
4.5. Kebijakan
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 5
Bab V. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran danPendanaan
indikatif.
Bab VI. Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Bab VII. Penutup.
Lampiran-Lampiran
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 6
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
SKPD DINAS KESEHATAN KAB. OKU
2.1. Tugas, fungsi dan struktur organisasi
2.1.1. Tugas dan Fungsi Organisasi
Dinas Kesehatan Kabupaten OKU merupakan unsur pelaksana Otonomi Daerah
Bidang Kesehatan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Adapun Dinas Kesehatan Kabupaten OKU mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan;
2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.
Sedangkan untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Kesehatan kabupaten
OKU mempunyai fungsi :
1. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data yang berbentuk data base serta
analisis data untuk penyusunan program kegiatan.
2. Perencanaan strategis pada Dinas Kesehatan.
3. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan.
4. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan.
5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan.
6. Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan bidang kesehatan.
7. Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan bidang kesehatan.
8. Penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Kesehatan
9. Pembinaan UPTD
10. Pelaksanaan kebijakan Daerah dan kebijakan teknis bidang pelayanan dan peningkatan
peran serta masyarakat, pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan,
obat dan makanan serta penyusunan program.
11. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan bidang kesehatan.
12. Pengkoordinasian, integrasi dan sinkronisasi kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan.
13. Pembinaan kepada masyarakat tentang kesehatan.
14. Pelaksanaan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan lembaga lainnya.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 7
2.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten OKU berdasarkan Peraturan
Peraturan Pemerintah N0.41 tahun 2007 dan Peraturan Daerah No. 11 tahun 2014tentang
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten OKU adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Kesehatan
2. Sekretaris
Kepala Sub Bagian Kepegawaian
Kepala Sub Bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Umum
3. Kepala Bidang Program
Kepala SeksiPenyusunan Program & Pendataan
Kepala SeksiPemantauan & Pengendalian
Kepala SeksiEvaluasi & Pelaporan
4. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan
Kepala SeksiPengamatan & Pencegahan Penyakit
Kepala SeksiPemberantasan Penyakit
Kepala SeksiPenyehatan Lingkungan
5. Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan
Kepala SeksiUpaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
Kepala SeksiPenyuluhan Kesehatan
Kepala SeksiPenelitian & Pelatihan
6. Kepala Bidang Upaya Kesehatan & Kefarmasian
Kepala SeksiPenyehatan Keluarga
Kepala SeksiPelayanan Kesehatan Dasar & Rujukan
Kepala SeksiKefarmasian & alat Kesehatan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
2.2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia disini dimaksudkan adalah tenaga kesehatan yang berada
dalam Lingkungan Dinas kesehatan Kab. OKU, yangmemiliki tingkat dan jenis pendidikan
yang berbeda-beda, dimana masing-masing tenaga kesehatan tersebut terdistribusi di
lingkungan Dinas kesehatan, UPTD Puskesmas, UPTD Yanfar dan UPTD Labkesda Kab.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 8
OKU.Data ketenagaan kesehatan berdasarkan tingkat dan jenis pendidikan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.1.
Data Ketenagaan Kesehatan di Puskesmas, Dinas Kesehatan,
UPT Yanfar Dan UPT Labkesda Kab. OKU
Per- Oktober Tahun 2015
NO
JENIS TENAGA
UNIT KERJA
PUSKESMAS DINKES UPT
YANFAR
UPT
LABKESDA
1. S2 Kes - 8 1 -
2. S1 Kes :
Dokter (PNS)
Dokter PTT
Dokter Gigi (PNS)
Drg PTT
SKM
APT
SKp
STL
26
6
2
1
57
-
4
1
-
-
-
-
55
-
-
-
-
-
-
-
2
3
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
3. DIV Bidan :
- PNS
- PTT
9
-
3
-
-
-
-
-
4. S1 Non Kes 3 12 1 -
5. D.III Kes :
a. AKPER
b. ATEM
c. APRO
d. AKZI
e. AKL
f. AKG
g. AAK
h. ATG
i. DIII SEK
j. AKNES
k. AKBID
- PNS
- PTT
l. AKFAR
106
-
-
10
5
11
5
-
-
-
111
105
3
4
-
-
2
2
-
-
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
1
-
-
-
1
-
2
-
-
-
-
-
-
6. BIDAN (D1)
- PNS
- PTT
41
-
-
1
-
-
-
-
7. SPRG 7 1 - -
8. SPK/SPR 46 - - -
9. SPAG 2 - - -
10. SPPH 1 - - -
11. SMAK - - - 1
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 9
12. SMF/SAA 6 1 1 -
13. SPPM - - - -
14. LCPK - - - -
15. SPK/UCP - - - -
16. JURKES PP - - - -
17. SLTA 16 4 1 1
18. SLTP 2 2 - -
19. SD 1 2 - -
Sumber : Subbag Kepegawaian Dinkes Kab .OKU
2.3. Jenis Pelayanan dan Kelompok Sasaran
Sesuai dengan Sistem Pelayanan Kesehatan bahwa Upaya kesehatandikategorikan
dalam 3 (tiga) kategori, yaitu kesehatan perorangan, kesehatanmasyarakat, dan kesehatan
kewilayahan.
A. Upaya Kesehatan Perorangan
diselenggarakan oleh pemerintah,masyarakat dan swasta, terdiri dari :
1) Pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama, dalam bentuk :
a) Praktek Dokter Keluarga
b) Klinik Kesehatan Keluarga, yang dilayani oleh dokter keluarga, doktergigi, bidan,
perawat, laboratorium klinik dan apotek/rumah obat
2) Pelayanan kesehatan perorangan tingkat kedua, dalam bentuk :
a) Praktik dokter/dokter gigi spesialis
b) Rumah Sakit Kelas C dan B Non-Pendidikan
c) Rumah Sakit Swasta yang setara dengan huruf b) di atas
3) Pelayanan kesehatan perorangan tingkat ketiga, dalam bentuk :
a) Praktik Dokter/Dokter Gigi Spesialis Konsultan
b) Klinik Spesialis Konsultan
c) Rumah Sakit Kelas B Pendidikan dan Kelas A
d) Rumah Sakit Swasta yang setara dengan huruf c) di atas.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 10
B. Upaya Kesehatan Masyarakat
Diselenggarakan dengan tujuan memeliharadan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnyamasalah kesehatan di masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajatkesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Setiap penyelenggara
pelayanankesehatan masyarakat wajib memberikan pelayanan kesehatan
secaraprofesional, meliputi :
1) Promosi Kesehatan
2) Pemeliharaan Kesehatan
3) Pemberantasan Penyakit Menular
4) Kesehatan Jiwa
5) Pengendalian Penyakit Tidak Menular
6) Penyehatan Lingkungan
7) Penyediaan Sanitasi Dasar
8) Perbaikan Gizi Masyarakat
9) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
10) Pengamanan penggunaan zat aditif / tambahan makanan dan minuman
11) Pengamanan narkoba
12) Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Bentuk-bentuk Upaya Kesehatan Masyarakat adalah :
1) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama
a) Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakattingkat
pertama, yang wajib sekurang-kurangnya melakukan 6 (enam)jenis pelayanan dasar,
yaitu :
- Promosi Kesehatan
- Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
- Perbaikan Gizi
- Kesehatan Lingkungan
- Pemberantasan Penyakit Menular
- Pengobatan Dasar.
b) Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
- Pos Pelayanan Terpadu (posyandu)
- Pos Obat Desa
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 11
- Pos Upaya Kesehatan Kerja
- Dokter Kecil dan Upaya Kesehatan Sekolah
- Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
- Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)
2) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tingkat Kedua, yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten OKU
dengan kegiatan :
a) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
b) Promosi Kesehatan
c) Pelayanan Kefarmasian
d) Kesehatan Lingkungan
e) Perbaikan Gizi
f) Kesehatan Ibu, anak .
3) Pelayanan kesehatan masyarakat tingkat ketiga yaitu Dinas KesehatanProvinsi yang
didukung oleh berbagai pusat unggulan dan DepartemenKesehatan.
C. Upaya Kesehatan Kewilayahan
Diselenggarakan dengan tujuan untukmenciptakan kondisi yang menguntungkan
dalam rangka mendukungtercapainya tujuan pembangunan berwawasan kesehatan.
PenyelenggaraUpaya Kesehatan Kewilayahan adalah Pemerintah Kabupaten OKU
denganmelibatkan lintas sektor terkait secara terkoordinasi dan terpadu, serta peranaktif
masyarakat.
Bentuk-bentuk kegiatan upaya kesehatan kewilayahan adalah :
1) Penyusunan tata ruang wilayah
2) Pembangunan instalasi air bersih yang memenuhi syarat baku mutu
3) Pembangunan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) baiklimbah padat /sampah atau
cair.
4) Pembuatan Peraturan Pengendalian Lingkungan di tempat-tempatumum
5) Pembuatan Peraturan tentang analisis dampak kesehatan untuksetiap pembangunan /
industri yang berpotensi merugikankesehatan masyarakat
6) Penyediaan pangan yang cukup dan bergizi untuk masyarakattermasuk keluarga miskin
7) Penyediaan perumahan sehat dan advokasi teknis tentangpembuatan rumah yang
memenuhi syarat kesehatan.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 12
8) Menciptakan wilayah sehat ( Kampung ramah lingkungan,desa sehat, Kelurahan sehat,
kecamatan sehat, kawasan sehat,kawasan tanpa asap rokok).
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 13
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD
3.1. Gambaran Umum Daerah terkait dengan Pelayanan SKPD
3.1.1. Geografi
Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan satu dari 14 kabupaten/kota yang ada
di Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas wilayah 361.760 Hektar. Dilihat dari sisi
geografisnya kabupaten ini terletak antara 103040’ Bujur Timur sampai dengan 104033’
Bujur Timur dan antara 3045’ sampai dengan 4055’ Lintang Selatan.
Wilayah Kabupaten OKU memiliki batas wilayah:
Sebelah Utara: berbatasan dengan Kecamatan Rambang Lubai, Kabupaten Muara Enim
dan Kecamatan Muara Kuang, Kabupaten Ogan Ilir
Sebelah Selatan: berbatasan dengan kecamatan Muaradua dan Kecamatan Buay
Pemaca, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Sebelah Barat: berbatasan dengan Kecamatan Semendo dan Kecamatan Tanjung Agung
Kabupaten Muara Enim
Sebelah Timur: berbatasan dengan Kecamatan Cempaka dan Kecamatan Madang Suku
II, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kab. OKU tahun 2015, luas wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu 3.523 KM2atau 3,72 % dari luas Provinsi Sumatera
Selatan (97.257,72 KM2) yang terbagi dalam 13 Kecamatan, 143 Desa, dan 14 Kelurahan.
Sekitar 0,82 % dari luas Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan kawasan pemukiman,
046% persawahan, pertanian tanah kering (3,87%), kebun campuran (4,37%), Perkebunan
Besar (8,99%), Perkebunan Rakyat (23,8%), hutan sejenis/HTI (1,79%, industri (0,05%) dan
pertambangan (0,05%). Kawasan yang belum diusahakan mencapai 55,66% yang berupa
kawasan hutan lebat, hutan belukar, semak, tanah terbuka dan alang-alang. Sedangkan
0,12% untuk kegunaan lainnya.
3.1.2. Demografi
Pada akhir tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten OKU mencapai 342.376 jiwa, dengan
jumlah rumah tangga sebanyak 82.087 dan kepadatan penduduk sebanyak 97 jiwa
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 14
/KM2.Adapun jumlah penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu yang tersebar di 12
kecamatan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1.
Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan
kepadatan penduduk menurut kecamatan
Kab. Ogan Komering Ulu tahun 2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. OKU (2015)
NO KECAMATAN
LUAS
WILAYAH
(KM2)
JUM LAH JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
KEPADATAN
PENDUDUK /
KM2 DESA KEL DESA+KEL
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Baturaja Barat 134,86 7 5 12 33.538 7.904 246,60
2 Baturaja Timur 148,87 4 9 13 96.544 23.335 640,01
3 Lubuk Raja 126,00 7 0 7 29.242 7.581 229,21
4 Lengkiti 700,00 22 0 22 26.319 6.329 37,21
5 Sosoh Buay
Rayap 260,40 11 0 11 12.428 3.025 47,18
6 Peninjauan 453,69 24 0 24 42.399 10.038 92,34
7 Sinar
Peninjauan 190,00 6 0 6 21.977 5.655 114,36
8 Lubuk Batang 507,22 15 0 15 28.779 6.964 56,09
9 Semidang Aji 467,53 21 0 21 25.786 5.653 54,49
10 Pengandonan 94,79 12 0 12 9.377 2.264 97,85
11 Ulu Ogan 236,00 7 0 7 9.101 1.951 38,19
12 Muara Jaya 298,00 7 0 7 6.886 1.378 22,73
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.523,00 143 14 157 342.376 82.087 97,00
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 15
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa Kecamatan Baturaja Timur merupakan
kecamatan yang memilki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten OKU (640,01
jiwa / Km²), disusul Kecamatan Baturaja Barat (246,60 jiwa / Km²) dan kecamatan Lubuk
Raja (229,21 jiwa / Km²). Sedangkan Kecamatan Muara Jaya merupakan Kecamatan yang
memiliki tingkat kepadatan yang paling rendah.
Pada akhir tahun 2015, kecamatan Peninjauan dimekarkan menjadi 1 (satu)
kecamatan baru, yakni Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya. Sehingga jumlah kecamatan
di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang mulanya 12 kecamatan, menjadi 13 kecamatan.
Karena pemekaran kecamatan baru dilakukan pada akhir tahun 2015, maka data luas
wilayah, jumlah penduduk, jumlah KK dan kepadatan kecamatan baru tersebut belum bisa
diperoleh.
3.1.3. Sosial Ekonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dalam melihat hasil
pembangunan yang telah dilaksanakan, khususnya di dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan
tersebut merupakan agregat dari pertumbuhan di setiap sektor ekonomi. Pertumbuhan
yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif
menunjukkan terjadinya penurunan. Indikator ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan pembangunan yang telah dicapai oleh suatu daerah.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2014 sebesar
5,13. Jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada tahun 2015, maka pertumbuhan
ekonomi/PDRB pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan, yaitu
dari 4,96 persen tahun 2014 naik menjadi 5,13 persen pada tahun 2015.
Dari aspek lapangan usaha, sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan jika
dibandingkan dengan tahun 2014 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (naik dari
6,69 persen pada tahun 2014 menjadi 8,13 persen pada tahun 2015), sektor angkutan dan
komunikasi (naik dari 6,74 persen pada tahun 2014 menjadi 8,09 persen pada tahun
2015), sektor pertanian (naik dari 7,78 persen pada tahun 2014 menjadi 8,02 persen pada
tahun 2015).
Pada bagian yang lain, sejumlah sektor ekonomi mengalami penurunan angka
pertumbuhan ekonomi/PDRB dibandingkan dengan tahun 2014. Sektor ekonomi yang
mengalami nilai penurunan angka pertumbuhan adalah sektor pertambangan dan
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 16
penggalian. Sektor ini merupakan satu-satunya sektor yang menurun laju pertumbuhannya
pada tahun 2015.
Indikator ekonomi makro lainnya yang bermanfaat untuk mengukur tingkat
keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah dengan mengamati perkembangan
pendapatan per kapita yang mampu dicapai oleh daerah tersebut. Secara umum besaran
pendapatan per kapita didapat dari pembagian besaran PDRB dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun pada periode waktu tertentu (biasanya dalam tahun). Sebagai indikator
ekonomi makro, pendapatan per kapita suatu wilayah dapat memberi informasi awal
mengenai keadaan sosial ekonomi atau kesejahteraan penduduk wilayah tersebut. Semakin
tinggi angka pendapatan per kapita suatu wilayah, maka tingkat kesejahteraan penduduk
wilayah tersebut juga semakin tinggi, sepanjang distribusi pendapatan penduduk tidak
mengalami kesenjangan (economic gap) yang terlalu mencolok.
Pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu mengalami
peningkatan secara konstan dan stabil dari tahun ke tahun, baik yang dihitung atas dasar
harga berlaku maupun bila dihitung berdasarkan harga konstan. Pada tahun 2015,
pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu sebesar Rp. (atas dasar
harga berlaku) atau sebesar Rp. (atas dasar harga konstan).
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan salah satu determinan didalam perilaku, semakin
tinggi pendidikan seseorang diharapkan semakin tinggi pula pola pikir dan analisanya
sehingga akan semakin baik didalam perilakunya serta semakin tinggi pula tingkat
kesadaran terhadap kesehatan. Angka buta huruf di Indonesia semakin berkurang seiring
dengan derap laju pembangunan. Hasil-hasil tersebut diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang baik terhadap penerimaan nilai-nilai kesehatan dalam kehidupan
masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Berikut tabel jumlah sarana pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ulu :
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 17
Tabel 3.2.
Sarana Pendidikan di Kabupaten OKU
Tahun 2015
Pendidikan Sarana (Unit) Guru (Orang) Murid (orang)
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
TK 1 29 25 113 1.565 1.565
SD 185 26 1.942 410 40.193 1.761
SMP 32 23 634 234 14.588 2.356
SMU 10 11 271 298 2.382 1.916
SMK 4 7 147 146 1.275 917
D3/S1 1 6 - - - -
Sumber : Data Dasar Perencanaan Tahun 2015
Sarana pendidikan di Kabupaten Ogan Komering Ulu cukup memadai. Di
Kabupaten Ogan Komering Ulu terdapat 185 Sekolah Dasar Negeri dan 26 Swasta yang
tersebar diseluruh wilayah OKU. Hanya saja untuk tingkat SMP maupun SMU jumlahnya
lebih sedikit dan penyebarannya masih berpusat di Kota Baturaja atau kota Kecamatan saja.
Sedangkan untuk seluruh kejuruan di Baturaja terdapat 4 SMK Negeri dan 7 SMK Swasta. Di
Baturaja juga terdapat 1 Universitas, 3 Sekolah Tinggi dan 3 Akademi. Sedangkan Taman
Kanak-kanak sebagai pendidikan pra sekolah terdapat di semua kecamatan. Hal tersebut
menunjukkan animo masyarakat untuk memasukkan anak-anak ke jenjang pendidika\]n
cukup besar
Pembangunan sarana prasarana pendidikan serta penambahan guru terus
dilakukan agar pembangunan manusia guna peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat optimal. Yang nantinya SDM berkualitas dan
professional dapat menggali, mengolah dan mengembangkan potensi yang ada untuk
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu.
3.2. Hasil-hasil yang dicapai selama tahun sebelumnya
Pada bagian ini akan diberikan gambaran tentang hasil-hasil yang telah dicapai
dalam tahun2015. Diawali dengan penyajian gambaran tentang derajat kesehatan yang
disusul dengan gambaran tentang keadaan lingkungan, keadaan perilaku masyarakat, dan
keadaan pelayanan kesehatan.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 18
3.2.1. DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat adalah tujuan utama dari sistem kesehatan, artinya
bahwa sistem kesehatan harus dapat mengupayakan derajat kesehatan yang sebaik-
baiknya bagi seluruh masyarakat sepanjang hayat manusia. Derajat kesehatan yang
optimal akan terlihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang
mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi.
A. Mortalitas
1) Angka Kematian Bayi (AKB)
Pada tahun 2015 jumlah lahir hidup (bayi) di Kabupaten Ogan Komering Ulu
sebanyak 7.835 bayi dengan jumlah bayi yang lahir mati 51 orang dan kematian neonatal
sebanyak 44 orang .
2) Angka Kematian Balita (AKABA)
Jumlah balita di Kabupaten Ogan Komering berdasarkan data BPS tahun 2015
sebanyak 33.562 balita. Jumlah kasus kematian balita berdasarkan laporan puskesmas
sebanyak 8 orang.
3) Angka Kematian Ibu Maternal (AKI )
Dewasa ini derajat kesehatan ibu masih rawan disebabkan karena faktor-faktor
yang meningkatkan resiko terhadap kematian ibu masih sering ditemukan. Faktor resiko
tersebut diantaranya yaitu umur saat hamil terlalu muda /terlalu tua, paritas tinggi, dan
jarak kelahiran kurang dari 2 tahun. Berdasarkan laporan dari Puskesmas, dari 7.927 jumlah
persalinan terdapat jumlah kematian maternal sebanyak 8 orang. Penyebab kematian
terdiri terdiri dari pendarahan 2 orang, eklamsi 1 orang dan 5 orang disebabkan faktor lain-
lain.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 19
B. Morbiditas
1) Penyakit demam berdarah dengue (DBD )
Penyakit demam berdarah dengue (DBD ) telah menyebar secara luas ke seluruh
kawasan di berbagai Kabupaten maupun didaerah pedalaman. Di Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2015 ditemukan 80 kasus DBD yaitu berdasarkan laporan dari
Puskesmas dan Rumah Sakit, yang semuanya sudah ditangani oleh petugas kesehatan.
2) Penyakit malaria
Angka Malaria Insidence (Malaria Klinis) di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun
2015 mencapai 24 per 1.000 penduduk, sedangkan target yang diharapkan adalah kurang
dari 10 per 11.000 penduduk. Di tahun 2014 kasus malaria baik secara klinis maupun positif
yaitu malaria klinis sebanyak 2.426 kasus dan 315 kasus positif malaria. Adapun persentase
positif malaria sebesar 13% dan yang telah diobati sebesar 83%. Penanganan kasus malaria
ini langsung dilakukan oleh petugas kesehatan baik yang ada dipuskesmas mapun di dinas
kesehatan itu sendiri. Upaya – upaya yang dilakukan adalah pemeriksaan slide darah dan
pengobatan .
3) Penyakit TB Paru
Sampai bulan November 2015, jumlah suspek (tersangka) TB paru yang diperiksa
sebanyak 1949 orang. Penderita yang dinyatakan BTA positif sebanyak 239 orang dan 100%
sudah diobati, 69 kasus BTA negative Ro Positif, EP 5 orang, dan kasus kambuh sebanyak
1300. Angka CDR tahun 2015 adalah 43,6%, angka tersebut masih di bawah target nasional
yakni >70%. Jumlah kematian akibat TB pada tahun 2015 ada 2 orang, danJumlah kasus TB
MDR pada tahun 2015 ada 3 kasus, yang sedang diobati sampai sekarang.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 20
4) Penyakit HIV/ AIDS
Penyakit HIV /AIDS merupakan new emerging diseases yang mengancam pada
semua daerah. Pada tahun 2015 di Kabupaten OKU tidak ditemukan kasus HIV berdasarkan
laporan dari puskesmas dan ditemukan 1 kasus berdasarkan laporan Rumah Sakit dr. Ibnu
Soetowo.
5) AFP (Acute Flaccid Paralysis )
Jumlah kasus penyakit AFP ( Acute Flaccid Paralysis ) berdasarkan laporan dari
puskesmas dan Rumah sakit untuk tahun 2015 diketemukan 4 kasus AFP. Dimana kasus
tersebut terdistribusi 1 kasus di puskesmas Kemalaraja, 1 kasus di puskesmas Lengkiti, 1
kasus di puskesmas Sukaraya, dan 1 kasus di puskesmas Penyandingan, dengan rata-rata
kasus diagnose GBS (Guillans Barre Syndrom).
6) Campak
Campak merupakan penyakit yang umumnya banyak menyerang bayi dan
anak-anak terutama pada mereka yang belum mendapatkan imunisasi. Upaya
pencegahan untuk penyakit ini yaitu dengan imunisasi rutin. Tahun 2015 ini jumlah
kasus campak sebanyak 64 kasus, dimana kasus terbanyak ditemukan di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Rukam sebanyak 19 kasus. Hasil pemberian imunisasi campak bulan
Januari s.d bulan Desemberyaitu sebanyak 6.134 bayi dari jumlah sasaran bayi yang
diharapkan yaitu jumlah sasaran bayi sebanyak 6.907 bayi ( 88,8 % ).
7) Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA )
Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi fokus kegiatan program
P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini
mengupayakan agar istilah Pneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 21
memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan
Pneumonia.
Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:
Usia di bawah 2 bulan (Pneumonia Berat dan bukan Pneumonia); usia 2 bulan - < 5
tahun (Pneumonia, Pneumonia Berat dan bukan Pneumonia). Klasifikasi bukan
Pneumonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala
peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA di luar Pneumonia ini antara lain: batuk pilek
biasa (common cold), pharyngitis, tonsillitis dan otitis. Pharyngitis, tonsillitis dan otitis,
tidak termasuk penyakit yang tercakup dalam program ini.
Target pencapaian cakupan penyakit ISPA tahun 2015 adalah 95% dari
jumlah seluruh penduduk. Sedangkan target cakupan untuk balita sebesar 5%, target
pencapaian ini mengalami perubahan dari 10%. Berdasarkan rekapitulasi laporan
bulanan seluruh Puskesmas tahun 2015 ditemukan kasus ISPA sebanyak 21.285. Dari
jumlah tersebut, ditemukan penderita Pneumonia balita sebanyak 864 (50,47%) dari
target penemuan kasus pada balita tahun 2015 sebanyak 1712 kasus.
8) Penyakit Diare
Penyakit diare merupakan penyakit yang endemis dan sering timbul berupa
Kejadian Luar Biasa dengan kasus kematian yang tinggi. Berdasarkan daftar sepuluh
penyakit terbanyak dari SP2TP Puskesmas penyakit diare ini berada pada urutan
keempat dengan jumlah 2.293 kasus atau sebesar 9.22 % dari jumlah seluruh 10
penyakit yang ada.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 22
9) Penyakit Rabies
Target penemuan kasus diare pada tahun 2015 tidak berubah dari tahun 2014,
dimana angka kesakitan sebesar 0,411. Setelah dikalikan 10% jumlah penduduk, maka
target penemuan kasus sebesar 14.071. Berdasarkan rekapitulasi laporan Puskesmas dan
Rumah Sakit di Kabupaten OKU, ditemukan kasus diare sebanyak 8.333 kasus (63,55%). Dari
kasus yang ditangani, setiap penderita diberikan 6 bungkus oralit, sedangkan untuk satu
orang penderita balita diberikan 10 bungksus zinc.
10) Penyakit menular lain
Beberapa penyakit menular lain yang perlu diwaspadai adalah Anthrax, Japanese
Encephalitis, dan Filariasis. Sampai dengan tahun 2015 tidak ditemukan kasus untuk
penyakit-penyakit tersebut.
11) Pola 10 (Sepuluh ) Penyakit Terbanyak
Tabel 3.3.
10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas di Kab. OKU
Tahun 2015
No. Jenis Penyakit Jumlah Proporsi
1. Influenza 8.402 29.48
2. Diare akut 7.259 25.47
3. Hipertensi 5.534 19.42
4. Tipus perut klinis 2.803 9.84
5. Malaria klinis 1.622 5.69
6. Pneumonia 968 3.40
7. Tersangka TB paru 578 2.03
8. Diabetes Melitus 727 2.55
9. TBC Paru BTA (+) 283 0.99
10. Diare berdarah 322 1.13
Total 28.498 100.00
Sumber : SP2TP LB 1 Tahun 2015
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 23
Berdasarkan data rawat jalan di puskesmas dapat diketahui bahwa pola penyakit
terbanyak pada semua golongan umur masih didominasi oleh penyakit-penyakit infeksi.
Penyakit menular influenza menduduki posisi teratas (tabel 3.3.).
12) Penyakit Tidak Menular
Masalah kesehatan di masyarakat pada akhir-akhir ini menjadi beban ganda,
dimana masalah penyakit menular menular belum selesai, permasalahan penyakit tidak
menular muncul akibat pola hidup, seperti hypertensi, diabetes, jantung, stroke dan
sebagainya.
Berdasarkan laporan PTM puskesmas se-kabupaten OKU Januari – Desember
tahun 2015, terlihat bahwa dari 10 penyakit tidak menular terbanyak di puskesmas,
penyakit hipertensi merupakan penyakit terbanyak yakni 3722 kasus (63,34%), diikuti
dengan jumlah penyakit diabetes mellitus sebanyak 670 kasus (11,40%), dan cidera akibat
kecelakaan lalulintas sebanyak 538 kasus atau 9,16 % (tabel 3.4)
Tabel 3.4.
10 Penyakit Tidak Menular (PTM) Terbanyak di Puskesmas di Kab. OKU
Tahun 2015
No. Jenis Penyakit Jumlah Proporsi
1. Hipertensi 3,722 63.34
2. Diabetes Malitus 670 11.40
3. Cidera akibat kecelakaan lalu lintas 538 9.16
4. Obesitas 278 4.73
5. Asma Bronkiale 257 4.37
6. Cidera Akibat lain 169 2.88
7. Tiroid 76 1.29
8. Stroke 71 1.21
9. Osteoporosis 63 1.07
10. Penyakit jantung koroner 32 0.54
Total 5,876 100.00
Sumber : Laporan PTM Puskesmas se-Kab.OKU Tahun 2015
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 24
C. Status Gizi
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
secara umum karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah
penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan
individual, bahkan status janin yang masih dalam kandungan dan bayi yang sedang
menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.
Terjadinya masalah gizi disebabkan oleh faktor langsung (asupan gizi dan infeksi)
dan faktor tidak langsung (budaya, pendidikan, daya beli, ketersediaan, distribusi dan
produksi). Masalah gizi mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh sehingga
mempermudah infeksi dan kematian.
Program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi, konsumsi
pangan sehingga berdampak pada perbaikan status gizi masyarakat. Peningkatan status gizi
diarahkan pada peningkatkan intelektualitas, produktivitas dan prestasi kerja serta
penurunan angka status gizi kurang dan buruk.
Di Kabupaten OKU masalah gizi utama yang dihadapi adalah gizi kurang dan gizi
buruk pada balita, berat badan lahir rendah (BBLR) , anemia, gangguan akibat kekurangan
yodium dan kekuranga vitamin A. Berikut ini akan disajikan gambaran mengenai indikator-
indikator status gizi yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) gizi balita, gizi ibu
hamil kurang energi kronis dan gangguan akibat kekurangan yodium.
1) Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR < 2500 gr )
Jumlah BBLR yang dilaporkan oleh pusksmas pada tahun 2015 adalah sebanyak 84
bayi dari jumlah lahir hidup sebanyak 7.908 bayi (Sumber: Laporan tahunan Seksi Kesga
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015 ).
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 25
2) Gizi Balita
Keadaan profil status gizi balita di Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015
melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) dengan indicator yang digunakan BB
menurut umur, yang dilaksanakan di seluruh kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu
secara serentak, dengan jumlah sampel 18.666 balita, diperoleh status gizi balita sebagai
berikut (Sumber : Laporan Tahunan Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering
Ulu Tahun 2015)
* Status gizi buruk : 0,24 % ( 45 balita )
* Status gizi kurang : 1,28 % (240 balita )
* Status gizi baik : 97,94 % ( 18.281 balita )
* Status Gizi lebih : 0,54 % ( 100 balita )
3) Kurang Energi Kronis (KEK )
Indikator KEK dimaksudkan untuk mengetahui status gizi wanita usia subur (WUS)
15-49 tahun dengan menggunakan standar lengan atas (LILA ) < 23,5 cm. Berdasarkan hasil
laporan penimbangan tingkat Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015 dari seksi Gizi
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu, bahwa ibu hamil yang mengalami
Kekurangan Energi Kronik sebanyak 908 bumil, dimana hasil penimbangan yang terbanyak
ditemukan ibu KEK adalah sebanyak 196 bumil di wilayah kerja Puskesmas Karya Mukti.
4) Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY )
Angka prevalensi GAKY masyarakat dilihat dari prevalensi pada anak sekolah. Di
Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2015 tidak ditemukan kasus GAKY.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 26
5) Prevalensi Anemia Gizi Besi
Prevalensi Anemia Gizi Besi hanya diketahui berdasarkan survey cepat yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu pada bulan Mei s.d
Agustus 2015 dengan 50 sampel desa di seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Ogan
Komering Ulu dengan hasil yang didapatkan oleh survey cepat tersebut bahwa anemia ibu
hamil dan wanita usia subur menunjukkan :
1. Hasil pemeriksaan Hb menunjukkan bahwa responden sebagian besar (62 % )
menderita anemia gizi ringan dengan kadar Hb rata-rata 10,82 gr/dl. Sedangkan hasil
pemeriksaan LILA menunjukkan sebesar 25,1 % responden menderita KEK.
2. Ibu hamil yang menderita anemia sebesar 61 % dan 15,5 % menderita KEK.
3. Ibu hamil yang menderita anemia sebagian besar usia produktif 20-35 tahun sebesar
45,9 %.
4. Ibu hamil yang menderita KEK sebagian besar pada usia produktif 20-35 tahun sebesar
17 %.
6) Laju Pertumbuhan penduduk dan Prevalensi Akseptor KB
Penduduk di Kabupaten Ogan Komering Ulu ternyata terus bertambah dari tahun
ke tahun. Laju pertumbuhan penduduk erat kaitannya dengan prevalensi akseptor KB.
Menurut BKKBS Kabupaten Ogan Komering Ulu persentase akseptor KB terhadap pasangan
usia subur adalah 23 % dan pencapaian KB aktif adalah 78 %
3.2.2. KEADAAN LINGKUNGAN
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator-indikator
yang merupakan hasil dari upaya sektor kesehatan. Indikator-indikator tersebut adalah :
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (layak), penduduk
dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat).
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 27
3.2.3. KEADAAN PELAYANAN KESEHATAN
Gambaran keadaan pelayanan kesehatan disajikan melalui uraian indikator-
indikator rasio puskesmas terhadap penduduk, rasio puskesmas pembantu terhadap
penduduk, rasio rumah sakit terhadap penduduk .
1. Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling
Distribusi puskesmas dan puskesmas pembantu sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan dasar lebih merata. Sarana pelayanan kesehatan dasar/puskesmas di Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2015 sebanyak 16 puskesmas dan 44 puskesmas pembantu yang
tersebar dalam 12 kecamatan dan terdiri dari 6 puskesmas perawatan dan 10 puskesmas
non perawatan. Rasio puskesmas dibanding dengan jumlah penduduk di Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2015 adalah 1 : 21.561 yang berarti bahwa 1 puskesmas melayani
21.561 orang penduduk. Hal ini berarti menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan
rasio Puskesmas Tahun 2014 yaitu sebesar 1: 21.864. Pelayanan puskesmas ini juga dibantu
oleh pelayanan di Puskesmas Pembantu, Polindes, dan Poskesdes. Sarana pelayanan
kesehatan dasar yang dimiliki oleh masing-masing puskesmas dapat dilihat pada tabel
berikut :
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 28
Tabel 3.5.
Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas di Kab.OKU
Tahun 2015
No Puskesmas Jml
TT
Pos
yandu
Pustu Pos
kesdes
Polin
des
RDD/
RDRG
RP
M
Pus
Ling
Roda
dua
1. Tj. Agung - 32 2 1 4 1/1 2 1 2
2. Kemalaraja - 23 3 - - 1/1 2 1 3
3. Sukaraya - 33 4 1 1 1 2 1 3
4. Batumarta II 19 19 3 3 2 1/1 3 1 1
5. Tj. Lengkayap - 30 3 15 4 1 1 1 4
6. Peninjauan 7 19 7 5 6 1/1 2 1 4
7. Lb. Rukam - 7 2 8 - 1 3 1 1
8. Karya Mukti 10 31 4 7 2 1 2 1 4
9. Lb. Batang - 27 5 4 9 1 2 2 1
10. Pengandonan 12 21 3 2 11 1 2 2 5
11. Pengaringan - 11 2 3 4 1 2 1 4
12. Penyandingan - 14 3 8 2 1 - 1 4
13. Mendingin 10 8 1 1 6 1 2 1 1
14. Ulak Pandan - 11 2 4 6 1 - 1 1
15. Sekar Jaya - 8 1 1 6 1 2 1 1
16. Muara Jaya - 11 2 4 6 1 - 1 1
Jumlah 38 286 44 62 57 14/4 23 18 38
Sumber : Laporan Tahunan Seksi Kesmas dan Rujukan Tahun 2015
2. Rumah sakit dan tempat tidur rumah sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara
lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah
rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
Jumlah rumah sakit di Kabupaten Ogan Komering Ulu ada 3 buah rumah sakit
yaitu :
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 29
- 1 buah RS milik pemerintah : RS.Dr.H.Ibnu Sutowo
- 1 buah RS yang dikelola oleh TNI : RS Dr. Noesmir
- 1 buah RS swasta : RS St. Antonio
Perbandingan indikator kegiatan rumah sakit di Kabupaten Ogan Komering Ulu
yang dicapai pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel ini
:
Tabel 3.6.
Perbandingan Indikator yang Dicapai oleh Rumah Sakit
di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Tahun 2015 dan 2014
No. Rumah
Sakit
Indikator Standar 2014 2015 Ket
1. RSUD Ibnu
Sutowo
BOR 60-78 % Menurun
AVLOS 6-9 hari Meningkat
BTO 40-50 kali Meningkat
TOI 1-3 hari Menurun
NDR 25 o/oo Menurun
2. RS St. Antonio BOR 60-78 % Meningkat
AVLOS 6-9 hari Meningkat
BTO 40-50 kali Meningkat
TOI 1-3 hari Menurun
NDR 25 o/oo Menurun
Sumber RL.1 Tahun 2015 dan 2014
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa BOR dan BTO pada RSUD Dr. Ibnu Sutowo
maupun RS St.Antonio mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Walaupun terjadi
peningkatan yang cukup pesat dari beberapa indikator tersebut, akan tetapi peningkatan
mutu pelayanan masih tetap harus diperhatikan, termasuk peningkatan SDM dan juga
sarana gedung, peralatan kesehatan, maupun obat-obatan.
3. Sarana Pelayanan Kesehatan swasta
Di Kabupaten OKU partisipasi masyarakat dalam memberikan pelayanan
kesehatan cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya jumlah sarana
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 30
pelayanan kesehatan swasta dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah sarana tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7.
Perbandingan Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta
di Kabupaten OKU, Tahun 2014 dan 2015
No. Jenis Sarkes Swasta Tahun 2014 Tahun 2015 Ket
1. RS Swasta/ TNI 1/1 2 -
2. Rumah bersalin 4 4 -
3. Balai pengobatan 8 7 -
4. Klinik Khusus 2 2 -
5. Apotik 13 9 -
6. Toko Obat 18 16 -
7. Optik 4 5 -
8. Praktek Dokter Umum 68 18 -
9. Praktek Dokter gigi 6 2 -
10. Praktek Dokter Spesialis 11 8 -
11. Laboratorium swasta 2 1 -
12. Praktek Bidan 91 81 -
Sumber: Laporan Tahunan Dinkes Kab.OKU Tahun 2015
Beberapa sarana kesehatan swasta terjadi peningkatan jumlahnya pada tahun
2015 ini. Hal ini memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memanfaatkan sarana
kesehatan swasta tersebut dan juga tetap memberikan peluang bagi masyarakat untuk
mendirikan/ membangun sarana kesehatan swasta yang baru. Untuk pembinaan pelayanan
kesehatan pada sarana kesehatan swasta tetap diperlukan baik secara langsung melalui
supervisi maupun secara tidak langsung melalui pelaporan yang dikirimkan oleh sarana
kesehatan tersebut.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 31
3.2.4. UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan yang telah dilakukan dalam menanggulangi masalah kesehatan
ini adalah sebagai berikut :
1. Pemanfaatan sarana kesehatan
Pemanfaatan sarana kesehatan masyarakat dapat dilihat dari jumlah kunjungan
masyarakat di sarana pelayanan kesehatan tersebut.
Tabel 3.8.
Perbandingan Jumlah Kunjangan Penderita di Puskesmas dan
Rumah Sakit Tahun 2014 dan 2015
No. Unit Pelayanan Rawat Jalan Rawat Inap
2015 2014 2015 2014
1. Puskesmas
2. RSUD Dr. Ibnu Sutowo
3. RS St. Antonio
Sumber : Laporan Tahunan Dinkes Kab.OKU Tahun 2015
Dari tabel diatas jika dibandingkan data tahun 2014 dengan tahun 2015
kunjungan rawat jalan puskesmas maupun kunjungan rumah sakit pada tahun 2
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dimungkinkan karena kesadaran masyarakat untuk
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan semakin meningkat karena dengan adanya
program Askeskin maka tidak ada hambatan bagi masyarakat kurang mampu untuk dapat
menjangkau pelayanan kesehatan milik pemerintah, baik puskesmas maupun Rumah Sakit.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 32
2. Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan kesehatan ibu hamil
Indikator pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilihat dari jumlah kunjungan ibu
hamil yang memeriksakan kehamilan ke sarana kesehatan atau disebut K1 dan K4. Dari
perkiraan jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 9.134 orang diperoleh angka cakupan
pelayanan untuk K1 adalah 8.963 orang atau sebesar 98,3 % dari target 95 % dan K4 adalah
8.357 atau sebesar 91,49% dari target 90 %. Hasil cakupan tertinggi untuk K4 adalah
Puskesmas Lubuk Batang dengan pencapaian 102,99%. Sedangkan cakupan yang terendah
dicapai oleh Puskesmas Tanjung Agung dengan pencapaian 88,59 %.
b. Pelayanan kesehatan bayi dan balita
Pelayanan kesehatan bayi yang dilaksanakan melalui kunjungan bayi yang berusia
0-11 bulan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sebanyak minimal 4 kali pertahun. Padatahun
2015dicapai target hasil sebanyak 7.607 atau sebesar 91,62% dari target 90%. Dan pada
balita dilakukan kegiatan berupa deteksi tumbuh kembang, pengukuran lingkar kepala
anak, pra Skrining perkembangan dan prilaku anak sekolah melalui kuesioner, test daya
lihat, dan test daya dengar anak serta penilaian status gizi. Dari deteksi tumbuh kembang
anak, pada tahun 2015 dicapai hasil sebanyak 26.493 atau sebesar 78,94%.
c. Pelayanan Kesehatan usia lanjut (Usila )
Pelayanan kesehatan usila ini dilakukan dengan mengadakan pembinaan
kesehatan pra usila dan usia lanjut melalui kegiatan senam kesehatan jasmani atau aerobik,
penyuluhan kesehatan, pemeriksaan berkala, pembinaan kesehatan mental, rekreasi dan
lain-lain. Dari seluruh penduduk usila di Kabupaten Ogan Komering Ulu berjumlah 16.835
dan yang telah dibina berjumlah 16.835 (100%).
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 33
3. Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Sasaran perkiraan persalinan Kabupaten Ogan Komering Ulu selama tahun 2015
sebanyak 8.719 orang. Dari jumlah tersebut yang ditangani oleh tenaga kesehatan
sebanyak 7.927 atau sebesar 90,92 % dari target 90 %. Sedangkan yang ditolong oleh non
tenaga kesehatan atau dukun bayi sebanyak 35 atau sebesar 0,40 %. Alasan persalinan yang
masih ditolong oleh dukun bayi ini diantaranya, dukun bayi tersebut masih ada hubungan
keluarga bulin, pada saat melahirkan bidan tidak ada di tempat, dan biayanya relatif murah.
Walaupun demikian dukun-dukun bayi tersebut ada yang sudah terlatih yang dilatih oleh
tenaga kesehatan (bidan) sehingga dukun bayi tersebut sudah terampil dalam menangani
persalinan dan bahkan menjadi pendamping para bidan desa.
Tabel 3.9.
Cakupan Imunisasi di Kab.OKU
Tahun 2015
No. Jenis Imunisasi Jumlah Persentase
1. BCG 7640 92,7
2. DPT 1 7299 90,8
3. DPT 2 7355 91,5
4. DPT 3 7394 92
5. POLIO 1 7053 85,5
6. POLIO 2 7094 88,2
7. POLIO 3 7246 90,1
8. POLIO 4 7271 90,4
9. CAMPAK 7242 90,1
10. HEPATITIS 1 7242 90,1
11. HEPATITIS 2 7242 90,1
12. HEPATITIS 3 7242 90,1
Sumber : Subdin P2P Dinkes Kab.OKU Tahun 2015
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 34
4. Cakupan Imunisasi Bayi
Berdasarkan laporan dari Subdin P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering
Ulu tahun 2015 persentase cakupan imunisasi bayi dengan jumlah bayi 7.290 bayi dari 16
puskesmas dapat dilihat pada tabel 3.9.
5. Cakupan Imunisasi Ibu Hamil
Pemberian imunisasi pada ibu hamil adalah imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Pada
tahun 2015 berdasarkan laporan dari Subdin P2P Dinkes Kab.OKU diketahui bahwa sasaran
ibu hamil sebanyak 8137 dari 16 puskesmas. Sedangkan persentase pemberian imunisasi TT
di 16 puskesmas di Kab.OKU dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.10.
Cakupan Imunisasi TT di 16 Puskesmas Dinas Kesehatan
Kabupaten OKU, Tahun 2015
No. Puskesmas Jumlah
Sasaran
Ibu Hamil
Imunisasi
TT 1 TT 2
Jumlah % Jumlah %
1. Tj. Agung 807 522 64,7 500 62
2. Sukaraya 911 6 0,7 212 23,3
3. Kemalaraja 942 2 0,3 114 12,2
4. Btm II 773 - - 94 12,2
5. Penyandingan 338 - - 5 1,5
6. Tj. Lengkayap 644 309 48,1 112 47,0
7. Mendingin 240 30 12,9 28 11,7
8. Pengandonan 222 33 15,3 51 23,4
9. Pengaringan 233 - - 23 9,9
10. Peninjauan 770 - - 442 57,5
11. Lubuk Rukam 299 5 2,0 3 1,3
12. Karya Mukti 606 18 3,0 116 19,1
13. Lubuk Batang 883 135 15,3 91 10,4
14. Ulak Pandan 445 - - 4 2,7
15. Sekar Jaya 701 279 39,9 755 107,8
16. Muara Jaya 192 - - 4 2,1
Jumlah 9006
Sumber : Subdin P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 35
6. Status Gizi
Salah satu indikator untuk menilai tingkat kesehatan suatu negara dilihat
dari status gizi masyarakat. Untuk meningkatkan status gizi masyarakat di Kabupaten Ogan
Komering Ulu telah dilaksanakan upaya program perbaikan gizi. Upaya tersebut hasilnya
akan tergambarkan melalui uraian berikut :
a. Status Gizi Balita
Untuk menilai status gizi masyarakat pada tahun 2015 digunakan indikator gizi
buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih yang hasilnya tidak bisa dibandingkan dengan
tahun sebelumnya yang menggunakan indikator KEP Total. Berdasarkan hasil pemantauan
status gizi yang dilaksanakan di 12 kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan
jumlah sampel yang ditimbang/diukur sebanyak 11.387 balita yang terdiri dari jenis kelamin
laki-laki dan perempuan. Dari hasil survey persentase dan skor KEP Total Kabupaten Ogan
Komering Ulu tahun 2014 sebesar 10,0 %. Tentunya masalah gizi buruk ini berkaitan derat
dengan tingkat pendidikan masyarakat dan sosial budaya yang ada.
b. Vitamin A
Dalam upaya mencegah timbulnya rabun senja dan defisiensi vitamin A pada
balita dan bufas maka dilaksanakan pendistribusian vitamin A dengan sasaran balita melalui
kegiatan posyandu maupun di puskesms, selain itu juga kekurangan vitamin A berdampak
terhadap kesakitan dan kematian balita. Hasil cakupan program vitamin A pada tahun 2016
di 16 puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut :
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 36
Tabel 3.11.
Hasil Cakupan Program Vitamin A di Kabupaten OKU
Tahun 2015
No. Sasaran Hasil Cakupan Target
Februari Agustus
1. Bayi 88% 90% 80 %
2. Balita 79% 89% 90%
3. Bufas 91,23% 80%
Sumber : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kab.OKU Tahun 2015
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa cakupan program vitamin A pada bayi,
;balita, dan bufas pada bulan Agustus lebih tinggi daripada cakupan yang diperoleh pada
bulan Februari. Pencapaian cakupan program vitamin A pada bayi melampaui dari target
yang ditetapkan, pada balitatidak melebihi target sedangkan pada bufas pencapaian
cakupan program vitamin A untuk 1 tahun (2015) melebih target, hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besarbufas sudah mengetahui pentingnya pemberian vitamin A pada
bufas.
c. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY )
Upaya penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY ) atau untuk
mencegah timbulnya kreatin baru dan gondok endemik dikalangan penduduk maka
dilaksanakan pendistribusian garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat.
Adapun hasil pemantauan garam beryodium dilaksanakan di 12 kecamatan dan 64
desa dengan jumlah sampel 665 rumah tangga, diperoleh hasil : jumlah rumah tangga yang
menggunakan garam yodium dengan hasil tes warna ungu tua ada 549 rumah tangga dan
warna ungu muda ada 104 rumah tangga; dan tidak berwarna ada 19 rumarh tangga.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 37
Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persentase rumah tangga yang
menggunakan garam beryodium 97,2 % (653 rumah tangga) dari target 95%.
d. Anemia Gizi pada Ibu Hamil
Anemia adalah keadaan dimana kadar Hb dalam darah lebih kecil dari nilai normal
untuk orang yang bersangkutan. Anemia dapat menyebabkan mudah lelah, lemah, lesu,
produktivitas kerja dan konsentrasi menurun, dan dapat mengakibatkan bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR). Untuk menanggulangi hal tersebut maka dilaksanakan
pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Pada tahun 2015 diperoleh hasil cakupan tablet Fe 1
sebesar 98,13 % dari target 90 % dan Tablet Fe 3 sebesar 91,49 % dari target 90 %.
Tentunya hasil cakupan tablet Fe ini dapat lebih ditingkatkan dan dimantapkan lagi
termasuk penyediaannya guna memenuhi kebutuhan sehingga diperoleh hasil yang lebih
maksimal.
7. Kesehatan Lingkungan
7.1. Kesehatan Lingkungan
Program Penyehatan lingkungan yang dilaksanakan pada tahun 2015 meliputi
penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan pemukiman dan tempat-tempat umum, dan
higiene sanitasi pangan.
a. Penyelenggaraan Kegiatan Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar
1) Proteksi sumber air minum
Proteksi sumber air minum dilaksanakan untuk meningkatkan penduduk
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas dan sebagai
tindak lanjut dari hasil pengawasan kualitas air minum. Pada tahun 2015
proteksi sumber air minum dialokasikan di wilayah kerja puskemas Lubuk
Rukam.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 38
2) Pengawasan kualitas air minum
- Inspeksi sanitasi sarana air minum.
- Pengambilan dan pemeriksaan sampel air pada penyelenggara air minum.
- Pengambilan dan pemeriksaan sampel air pada depot air minum.
3) Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan higiene sanitasi sekolah
Kampanye CTPS dan higiene sanitasi sekolah dilaksanakan sebagai upaya
pembinaan kesehatan lingkungan di sekolah untuk melindungi peserta didik
dan warga sekolah lainnya dari faktor resiko lingkungan yang mengancam
kesehatan. Pada tahun 2015 kampanye CTPS dan higiene sanitasi sekolah di
laksanakan di 16 sekolah dan 10 sekolah pada desa pamsimas.
4) Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di masyarakat
Kampaye CTPS di masyarakat di laksanakan sebagai salah satu upaya untuk
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat. Pada
tahun 2015 kampanye CTPS di masyarakat di laksanakan di 10 desa
pamsimas yaitu di wilayah kerja puskesmas Tj. Lengkayap, puskesmas
Mendingin, puskesmas Batumarta II, puskesmas Pengaringan, dan puskesmas
Ulak Pandan.
5) Pemicuan STBM
STBM merupakan kegiatan nasional yang di laksanakan dengan metode
pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Kegiatan STBM terdiri
dari 5 pilar, yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai
Sabun, Pengelolaan Air Minum & Makanan Rumah Tangga, Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga. Tujuan
dilaksanakannya pemicuan STBM adalah untuk merubah perilaku masyarakat
khususnya pada pilar 1 STBM yaitu agar masyarakat tidak buang air besar
sembarangan sehingga dapat mencapai desa SBS desa Stop Buang Air Besar
Sembarangan (desa SBS) atau desa Open Defication Free (desa ODF).
Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui metode pemicuan dilaksanakan
oleh Tim penggerak STBM Puskesmas yang sebelumnya telah dilatih oleh Tim
Koordinator STBM Kabupaten dan Fasilitator STBM Kabupaten. Pada tahun
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 39
2015 pemicuan STBM telah dilaksanakan di 24 desa dalam wilayah kerja 16
puskemas dan 2 desa telah mendeklarasikan desanya menjadi desa SBS yaitu
2 desa di wilayah kerja Puskemas Tanjung lengkayap.
b. Penyelenggaraan kegiatan penyehatan pemukiman dan Tempat-Tempat
Umum
1) Penyehatan Pemukiman
Pembinaan dan pemantauan penyehatan pemukiman salah satu tujuannya
untuk meningkatkan capaian rumah sehat. Untuk menciptakan rumah sehat
maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek yang sangat
berpengaruh antara lain akses air minum, akses jamban sehat, lantai,
pencahayaan dan ventilasi.
2) Klinik Sanitasi
Pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan pembinaan Klinik Sanitasi di 16
puskesmas dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit
yang berbasis lingkungan.
3) Inspeksi sanitasi Tempat-Tempat Umum (TTU)
c. Penyelenggaraan kegiatan Higiene Sanitasi Pangan
Higiene Sanitasi Pangan adalah upaya untuk mengendalikan faktor resik
terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan
makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. Adapun upaya
yang dilakukan adalah :
1) Inspeksi sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
2) Pembinaan Tempat Pengolahan makanan
3) Inspeksi sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)
4) Pengawasan dan Pembinaan Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)
7.2. Cakupan Program Penyehatan Lingkungan
a. Penyehatan Air dan Sanitasi dasar
1) Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 40
Grafik 3.1.
Persentase Penduduk dengan Akses berkelanjutan terhadap
Air minum berkualitas (Layak) menurut puskesmas
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015
Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas
adalah jumlah penduduk yang memiliki akses terhadap air minum layak
seperti sumber air minum terlindung yang meliputi ledeng, kran umum,
hydran umum, terminal air, PAH, atau mata air dan sumur terlindung yg
jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotoran, tidak termasuk air
kemasan,air dari penjual keliling, air yang dijual melalui tanki, air sumur dan
mata air tidak terlindung.
Dari grafik diatas rata-rata capaian program adalah 63,83% yag berarti
masih belum mencapai dari target MDGS tahun 2015 yaitu 67%. Dari 16
Puskesmas di Kabupaten OKU 4Puskesmas telah mencapai target MDGS
yaitu PuskesmasSukaraya, PuskesmasTanjung Agung, PuskesmasSekar Jaya
dan Puskesmas Mendingin. Capaian tertinggi adalah Puskesmas Mendingin
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
57,98
67,88
80,23
78,02
63,13
65,10
61,64
66,02 62,08
63,03
60,04
51,08
88,52
49,57
47,82
61,06
63,83
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 41
dengan 88,52% yang berarti sudah melampai target dan yang terendah
adalah puskemas Peninjauan dengan 47,82%.
2) Penduduk dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi layak
Yang dimaksud dengan fasilitas sanitasi layak adalah Fasilitas pembuangan
tinja (jamban) yang digunakan sendiri atau bersama, yang efektif untuk
memutus mata rantai penularan penyakit sesuai KEPMENKESNomor
852/Menkes/KS/IX/2008.
Grafik 3.2.
Penduduk Dengan Akses Terhadap Fsilit Sanitasi Yang Layak
(Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban Puskesmas
Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2015
Berdasarkan grafik diatas, diketahui angka rata-rata kabupaten akses adalah
64,10%, ini berarti masih jauh dari target MDGS tahun 2015 yaitu 75% ,
namun dari grafik di atas dapat di lihat ada beberapa Puskesmas yang sudah
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
Tanj
ung
Agu
ng
Suk
ara
ya
Kemalara
ja
Seka
r Jaya
Batu
mart
a I
I
Lub
uk B
ata
ng
Peninj
aua
n
Lub
uk R
ukam
Kary
a M
ukti
Peng
aring
an
Ulak
Pand
an
Peng
and
onan
Mua
ra J
aya
Mend
ingin
Peny
and
inga
n
Tanj
ung
Leng
kayap
Kabup
ate
n OKU
58,11
77,86 80,76 82,50
70,96
66,68
28,24
51,62
62,68
50,49
53,86
60,76
54,03
23,02
45,63
54,02
64,10
Pe
rse
nta
se
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 42
melampai target yaitu Puskemas Sekar Jaya, Puskesmas Kemalaraja dan
Puskesmas Sukaraya.
3) Persentase Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat
Sebagai salah satu bentuk pengawasan kualitas air minum pada
penyelenggara air minum sebagaimana tercantum dalam Permenkes on. 736
tahun 2010 tentang Tata Laksana dan Pengawasan Kualitas Air Minum, maka
di lakukan kegiatan Inspeksi Sanitasi, Pengambilan dan Pemeriksaan sampel
air dari berapa penyelenggara air minum. Perhitungan dilakukan dengan
membandingkan jumlah sampel sampel air minum yang memenuhi syarat
dibanding dengan jumlah seluruh sampel air minum yang diuji yang diambil
pada jaringan distribusi penyelenggara air minum.Dari hasil pemeriksaan
kualitas air minum pada penyelenggara air minum pada tahun 2015
mencapai 83% dari target 100%.Pengawasan Kualitas Air Minum juga di
laksanakan pada Depot Air Minum, pengawasan dilakukan dengan
melaksanakan pembinaan rutin, pengambilan dan pemeriksaan sampel air.
Perhitungan juga dilakukan dengan membandingkan jumlah sampel sampel
air minum yang memenuhi syarat dibanding dengan jumlah seluruh sampel
air minum yang diuji yang diambil pada Depot Air Minum yaitu pada air
produk yang siap didistribusikan pada konsumen . Dari hasil pemeriksaan
kualitas air minum pada Depot Air Minum pada tahun 2014 mencapai 88%
dari target 100%.
4) Jumlah Desa yang Melaksanakan STBM
Yang disebut dengan desa yang melaksanakan STBM adalah Desa yang sudah
melakukan pemicuan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja
masyarakat/natural leader dan telah memiliki RTL untuk Sanitasi Total.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 43
Grafik3.3.
Desa yang telah melaksanakan sanitasi total berbasis
Masyarakat (STBM) di wilayah kabupaten OKU
Periode 2012 - 2015
Pelaksanaan Pemicuan STBM dimulai dari tahun 2012 yaitu sebanyak 2 desa
pada tahun 2013 menjadi 4 desa, meningkat pada tahun 2014 menjadi 17 desa
dan 24 desa pada tahun 2015.Sampai dengan tahun 2015 jumlah desa yang
telah melaksanakan STBM adalah 47 desa dari 156 desa yang ada atau 30,12%.
b. Penyehatan pemukiman dan Tempat-Tempat Umum
1) Persentase Rumah Sehat
Berdasarkan informasi dan data dari 16 Puskemas pada tahun 2015 capaian
rumah sehat adalah 67,49% yang berarti masih jauh dari target Kabupaten
yaitu 85%.
2) Klinik sanitasi
Tahun 2015 kegiatan klinik sanitasi telah dilaksanakan di 16 Puskesmas. Dari
3731 kasus penyakit yang dirujuk ke klinik sanitasi, ternyata kasus yang paling
sering di rujuk ke klinik sanitasi adalah kasus ISPA 1551 kasus (41%), Diare
846 kasus (23%), Kulit 661 kasus (18%), TB. Paru 432 kasus (11%), dan
0
5
10
15
20
25
2012 2013 2014 2015
2 4
17
24
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 44
penyakit lainnya 176 kasus (5%).Penyakit lainnya terdiri dari kasus penyakit
Campak, Cikungunya, Tipoid, Muntaber, dan Disentri.
3) Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat
Fokus pembinaan tempat-tempat umum (TTU) tahun 2015 adalah sarana
pendidikan, sarana kesehatan dan hotel. TTU dinyatakan sehat apabila
memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, dan dapat mencegah penularan
penyakit antar pengguna, penghuni, dan masyarakat sekitarnya serta
memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan.Pada akhir
tahun 2015, 16 puskesmas menginformasikan capaian TTU memenuhi syarat
kesehatan 77,2%. Ini berarti belum mencapai target Kabupaten yaitu 85%.
c. Higiene Sanitasi Pangan
Indikator keberhasilan program higiene sanitasi pangan (HSP) adalah persentase
TPM yang memenuhi syarat kesehatan.
1) Persentase tempat pengolahan makanan (TPM) memenuhi syarat
kesehatan
Berdasarkan laporan puskemas pada tahun 2015 capaian TPM memenuhi
syarat kesehatan adalah 55,50%. Namun dari 55,5% tersebut baru 7 TPM
yang memenuhi syarat kesehatan yang memiliki sertifikat laik higiene.
8) Peran Serta Masyarakat
Dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, peran serta masyarakat cukup
penting dan untuk itu dari Seksi PSM sendiri yang mempunyai tugas antara lain membina
dan memotivasi masyarakat untuk memelihara, menjaga, dan mengambil keputusan dalam
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, tentunya dengan memberdayakan sarana
kesehatan baik secara swadaya ataupaun pemerintah. Untuk itu peran serta masyarakat ini
bertujuan untuk menggugah masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Sebagai wujud peran serta masyarakat atau kepedulian masyarakat adalah
banyaknya sarana dan upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat yang tumbuh dan
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 45
berkembang ditengah kehidupan masyarakat, agar masyarakat dapat mengatasi dan
menyelenggarakan upaya kesehatan secara mandiri.
Adapun hasil kegiatan yang telah dilaksanakan adalah :
1. Pembinaan Peningkatan Strata Posyandu
Pencapaian pembinaan posyandu dilaksanakan di 14 puskesmas
2. Pengadaan Seragam Kader Posyandu
Pengadaan seragam kader posyandu dilaksanakan kepada 250 kader
3. Pertemuan pengelola posyandu dan kader posyandu
9) Pengawasan dan Pembinaan Sarana Pelayanan Obat
Pengawasan dan pembinaan sarana pelayanan obat di Kabupaten OKU tahun 2015
dilaksanakan dengan mengadakan :
- Pengawasan 30 sarana apotek dan 5 sarana Toko Obat
- Penertiban penjualan obat illegal di wilayah 16 puskesmas di Kab.OKU
Dari kegiatan penertiban terhadap pedagang/ penjual obat illegal di 16 wilayah
puskesmasn berhasil di amankan lebih kurang 30 jenis obat keras daftar G tablet/
botol/amp/kapsul. Tindak lanjut dengan melakukan pemusnahan obat oleh pedagang
disaksikan petugas dinas kesehatan serta teguran keras bagi pedagang yang
bersangkutan dan perjanjian untuk tidak mengulangi lagi menjual obat keras yang
dilarang..
10) Pengawasan dan Keamanan Pangan Industri Rumah Tangga Pangan
Pengawasan dan Peningkatan Keamanan Pangan Industri Rumah Tangga Pangan
dilakukan setiap tahunnya dengan tujuan untuk meningkatkan mutu, gizi dan keamanan
produk pangan yang dihasilkan Industri Rumah Tangga Pangan. Hasil Pengawasan
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 46
dilapangan masih ditemukan produk pangan olahan yang tidak memenuhi syarat karena
mengandung bahan berbahaya ( Formalin, borax, pewarna tekstil), tidak memenuhi syarat
pelabelan (tidak mencantumkan tgl kadaluarsa, komposisi dan pencantuman kata halal
tanpa registrasi halal ), masih ditemukan pangan dengan kemasan rusak, serta tidak semua
IRTP menerapkan CPPB dan persyaratan hygiene sanitasi pangan . Untukitu maka dilakukan
pengawasan dan Pembinaan terhadap 404 IRTP aktif yang ada di Kabupaten Ogan
Komering Ulu, hasilnya diketahui hanya 92 IRTP yang memenuhi syarat dan telah memiliki
sertifikat produk pangan (SPP-IRT ). Guna meningkatkan pengetahuan produsen industri
rumah tangga pangan dilakukan Penyuluhan Keamanan pangan bagi penanggung jawab
IRTP setiap tahunnya minimal 20 orang hingga akhir tahun 2014 tercatat sudah 236 IRTP
yang telah mengikuti PKP.
Pengawasan pangan juga dilakukan dengan cara pengambilan dan pemeriksaan
100 sampel pangan yang terindikasi ditambahkan bahan berbahaya, hasil pemeriksaan
ditemukan 16 sampel TMS mengandung + formalin dan pewarna tekstil rodhamin B .
11) Pengadaan Peralatan Kesehatan
Pada tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu melalui dana
Tugas Perbantuan (TP) APBN Satker 110437 melaksanakan pengadaan alat kesehatan,
Puskesmas Keliling Double gardan sesuai Petunjuk Teknis (JUKNIS) Tugas Perbantuan.
Adapun alat kesehatan yang didistribusikan ke Puskesmas terpilih (Peninjauan, Baturmarta
II, Mendingin, dan Tanjung Baru), terdiri atas:
1. SET PERALATAN POLIKLINIK KIA (PEMERIKSAAN KESEHATAN IBU, ANAK, KB DAN
IMUNISASI) sebanyak 4 set, yang terdiri dari:
a. Set pemeriksaan Kesehatan ibu
b. Set obstetric dan Ginekologi
c. Set Insersi dan Ekstraksi AKDR
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 47
d. Set perawatan pasca persalinan
e. Set resusitasi bayi
f. Set Imunisasi
2. SET PUSKESMAS KELILING sebanyak 3 set, terdiri dari:
- Peralatan Puskesmas Keliling
12) Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Kesehatan
Pada tahun 2015 telah dilaksanakan pembangunan baru sarana UPTD Puskesmas
Tanjung Baru, rehabilitasi lanjutan ruang perawatan UPTD Puskesmas Pengandonan,
Rehabilitasi rumah dinas UPTD Puskesmas Mendingin dan pembuatan pagar dan teralis
UPTD Labkesda.
Sarana pelayanan kesehatan dasar/puskesmas di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Tahun 2015 sebanyak 16 puskesmas, dan awal tahun 2016 diharapkan UPTD Puskesmas
Tanjung baru sudah bisa operasional, sehingga tersedia 17 puskesmas pada tahun 2016;
dan 44 puskesmas pembantu yang tersebar dalam 13 kecamatan dan terdiri dari 6
puskesmas perawatan dan 11 puskesmas non perawatan. Dengan adanya pembangunan
dan rehabilitasi sarana pelayanan kesehatan ini diharapkan terjadi peningkatan jangkauan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat serta peningkatan penampilan sarana pelayanan
kesehatan.
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 48
3.3. Analisa Isu-Isu Strategis Berkaitan Dengan Tugas Dan Fungsi SKPD
3.3.1. Analisis SWOT
ANALISIS LINGKUNGAN
INTERNAL (ALI)
ANALISIS LINGKUNGAN
EKSTERNAL (ALE)
KEKUATAN/STRENGHT
a. Sarana Kesehatan
Pemerintah
Kabupaten OKU
b. Sumber pembiayaan
kesehatan
c. Jumlah tenaga
kesehatan
KELEMAHAN/WEAKNESS
a. Kinerja Pelayanan
Kesehatan Masih
Rendah
b. Sistem Manajemen
Database masih lemah
c. Kurang Optimalnya
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Kemitraan
PELUANG/OPORTUNITY
a. Sarana Upaya
Kesehatan
Bersumberdaya
Masyarakat
b. Sarana Kesehatan
Swasta
c. Kemitraan
STRATEGI (S-O)
a. Meningkatkan peran
serta kader kesehatan
b. Memantapkan dan
merealisasikan
komitmen bersama
untuk pembangunan
kesehatan umumnya,
dan secara khusus
meningkatkan upaya
pelayanan kesehatan
bermutu dan
terjangkau
c. Peningkatan peran
serta aktif sektor
swasta melalui CSR
bidang kesehatan
STRATEGI (W-O)
a. Memperbaiki sistem
manajemen
kesehatan yang
meliputi informasi
kesehatan, keuangan,
SDM, dan
administrasi
kesehatan
b. Penguatan pelayanan
kesehatan primer
(Primary Health Care)
dan revitalisasi
Puskesmas
c. Pengembangan
tenaga kesehatan
yang professional,
adaptif, dan
responsive dalam
rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 49
ANCAMAN/THREAT
a. Adanya Beban Ganda
Penyakit Masyarakat
b. Perilaku Masyarakat
Masih Kurang
Mendukung PHBS
c. Prosentase
Pembiayaan
Kesehatan dari APBD
Masih Kurang
STRATEGI (S-T)
a. Penyebaran fasilitas
pelayanan kesehatan
dasar sesuai dengan
proporsi jumlah
penduduk
b. Kepastian
penjaminan biaya
kesehatan
masyarakat melalui
Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
STRATEGI (W-T)
a. Peningkatan kinerja
petugas kesehatan
dengan penyusunan
SOP, penerapan
standar pelayanan
minimal
b. Penyediaan sarana
dan prasarana
program pencegahan
dan pengendalian
penyakit menular dan
tidak menular
c. Perbaikan
manajemen
pelayanan public
berbasis
pembangunan
masyarakat mandiri
kesehatan
3.3.2. Analisis Lingkungan Internal (ALI)
a. Kekuatan
1) Sarana Kesehatan Pemerintah Kabupaten OKU
Pemerintah kabupaten OKU mempunyai sarana kesehatan yang terdiri dari :
Rumah Sakit Pemerintah 1 buah, Puskesmas tanpa perawatan : 11buah,
18 Cakupan Desa Siaga Aktif % 93.3 51 68 85 86 90 95 96 97
Page 3
ISU STRATEGIS :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
VISI : MEWUJUDKAN MASYARAKAT OKU YANG BERBUDAYA SEHAT, MANDIRI DAN BERKEADILAN
MISI I :
1.1.1. Meningkatkan akses pelayanan
kesehatan ke masyarakat dan
masyarakat ke pelayanan kesehatan
1.1.1.1. Penyebaran fasilitas pelayanan
kesehatan dasar sesuai dengan
proporsi jumlah penduduk
1.1.1.1.1 Penyediaan sarana dan tenaga kesehatan
untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar
yang terjangkau, khususnya untuk daerah
terpencil/talang
1.1.2. Meningkatnya pemerataan dan mutu
pelayanan kesehatan
1.1.2.1. Penguatan pelayanan kesehatan
primer (Primary Health Care) dan
revitalisasi Puskesmas
1.1.2.1.1 Meningkatkan fasilitas kesehatan yang
memenuhi standard dari tingkat puskesmas
sampai rumah sakit
1.2. 1.2.1. Meningkatnya pengendalian penyakit
menular dan tidak menular
1.2.1.1. Penyediaan sarana dan prasarana
program pencegahan dan
pengendalian penyakit menular dan
tidak menular
1.2.1.1.1 Pembinaan dan pengendalian terhadap
program sesuai dengan protap
Meningkatnya status kesehatan dan gizi
masyarakat
Meningkatkan upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular dan tidak
menular
1.1.
TUJUAN SASARAN
Masih terbatasnya sistem informasi dan surveilans epidemiologi penyakit
Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumber daya manusia kesehatan
ISU STRATEGIS, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN KAB. OKU TAHUN 2016 - 2021
Menjamin pelayanan kesehatan masyarakat yang paripurna, merata, berkualitas dan terjangkau
bagi Seluruh Masyarakat kab. OKU
KEBIJAKANSTRATEGI
Terbatasnya aksesabilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan, seperti: penduduk miskin, daerah tertinggal, dan daerah terpencil
Belum optimalnya kualitas/mutu upaya pelayanan kesehatan
Belum optimalnya dukungan Peraturan Perundangan bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara optimal
Masih rendahnya kualitas lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya kasus penyakit menular
LAMPIRAN - 2
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 4
VISI : MEWUJUDKAN MASYARAKAT OKU YANG BERBUDAYA SEHAT, MANDIRI DAN BERKEADILAN
MISI II : Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2.1.1.1.1. Penggalangan kemitraan lintas sektor dan
Pemberdayaan masyarakat dan swasta
2.1.1.1.2. Meningkatkan sanitasi Total Berbasis
masyarakat
2.1.1.1.3. Peran serta aktif sektor swasta (CSR) dalam
bidang kesehatan
MISI III : Meningkatkan tata kelola manjemen pembangunan kesehatan
3.1.1.1.1. Meningkatkan pelayanan jaminan sosial
kesehatan bagi masyarakat
3.1.1.1.2. Pengembangan dan peningkatan SDM
kesehatan
3.1.1.1.3. Peningkatan dan pengawasan akuntabilitas
kinerja dinas kesehatan
3.1.1.1.4. Meningkatkan sistem informasi kesehatan
integrasi
Memperbaiki sistem manajemen
kesehatan yang meliputi informasi
kesehatan, keuangan, SDM dan
administrasi kesehatan.
2.1.1.
Menyiapkan dan meyediakan sumberdaya
kesehatan yang memadai & Meningkatkan
manajemen dan sistem informasi kesehatan
3.1. 3.1.1. Meningkatnya perlindungan finansial,
ketersediaan, penyebaran, dan mutu
obat serta Sumber Daya Kesehatan
3.1.1.1.
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
rangka peran serta masyarakat dan swasta dalam
upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan
2.1.
KEBIJAKAN
KEBIJAKANSASARAN
SASARANTUJUAN
TUJUAN
2.1.1.1.
STRATEGI
Meningkatkan pemberdayaan serta
kesadaran masyarakat untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat
Memantapkan dan merealisasikan
komitmen bersama untuk
pembangunan kesehatan umumnya,
dan secara khusus meningkatkan
upaya pelayanan kesehatan bermutu
dan dan terjangkau
STRATEGI
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 5
ISU STRATEGIS :1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
: 1.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Meningkatkan tata kelola manajemen pembangunan kesehatan
1. Meningkatnya status kesehatan dan
gizi masyarakat
1.1. a. Angka kematian ibu 306 per 100.000 kelahiran
hidup
1 .02 .1 .02 .1 .32
b. Angka kematian bayi 24 per 1.000 kelahiran
hidup
1 .02 .1 .02 .1 .29
c. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) 17%
pada anak balita
1 .02 .1 .02 .1 .20
d. d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat
pendek) 28% pada anak baduta (bawah dua
tahun)
1 .02 .1 .02 .1 .16
ISU STRATEGIS, TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN PROGRAM RENCANA STRATEGIS
SKPD DINAS KESEHATAN KAB. OKU TAHUN 2016 - 2021
Belum optimalnya kualitas/mutu upaya pelayanan kesehatan
(4)
KODE
Terbatasnya aksesabilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan, seperti: penduduk miskin, daerah tertinggal, dan da
Belum optimalnya dukungan Peraturan Perundangan bidang kesehatan
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara optimal
Masih rendahnya kualitas lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya kasus penyakit menular
Masih terbatasnya sistem informasi dan surveilans epidemiologi penyakit
Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumber daya manusia kesehatan
: MEWUJUDKAN MASYARAKAT OKU YANG BERBUDAYA SEHAT, MANDIRI DAN BERKEADILANVISI
MISI Menjamin pelayanan kesehatan masyarakat yang paripurna, merata, berkualitas dan terjangkau bagi Seluruh Masyara
TUJUAN
(1) (2) (3)
INDIKATOR SASARANSASARAN
Meningkatkan akses pelayanan
kesehatan ke masyarakat dan
masyarakat ke pelayanan kesehatan
LAMPIRAN - 3
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 6
(4)
KODETUJUAN
(1) (2) (3)
INDIKATOR SASARANSASARAN
Meningkatkan akses pelayanan 1.2. Meningkatnya pemerataan dan
mutu pelayanan kesehatan
a. 90% puskesmas yang tersertifikasi akreditasi 1 .02 .1 .02 .1 .25
b. RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional 1 .02 .1 .02 .1 .23
c. Persentase desa yang mencapai 80% imunisasi
dasar lengkap pada bayi menjadi 95%
1 .02 .1 .02 .1 .01
2. Meningkatkan upaya pencegahan
dan pemberantasan penyakit
menular dan tidak menular
2.1. a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) 245 per 100.000
penduduk
1 .02 .1 .02 .1 .22
b. Prevalensi HIV < 0,50 % 1 .02 .1 .02 .1 .24
c. Jumlah puskesmas mencapai eliminasi malaria
d. Prevalensi tekanan darah tinggi 23,4%
e. Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+
tahun 15,4%f. Prevale si erokok pe duduk usia 18 tahu 5,4 %
3. 3.1. a. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif menjadi
85%
1 .02 .1 .02 .1 .34
b. Meningkatnya cakupan Posyandu Mandiri
menjadi 70%
1 .02 .1 .02 .1 .21
c. Meningkatnya PHBS pada tingkat rumah tangga
menjadi 85 %
1 .02 .1 .02 .1 .19
d. Meningkatnya desa yang melaksanakan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) menjadi 60%
Meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam rangka peran
serta masyarakat dan swasta dalam
upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perorangan
Meningkatnya pengendalian
penyakit menular dan tidak menular
Meningkatkan pemberdayaan serta
kesadaran masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 7
(4)
KODETUJUAN
(1) (2) (3)
INDIKATOR SASARANSASARAN
Meningkatkan akses pelayanan 4. 4.1. a. Persentase kepesertaan SJSN Kesehatan
minimal 95%
1 .02 .1 .02 .1 .28
b. 90% puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis
tenaga kesehatan
1 .02 .1 .02 .1 .02
c. RSUD kelas C yang memiliki tujuh dokter
spesialis
1 .02 .1 .02 .1 .05
d. Persentase Ketersediaan obat dan vaksin di
Puskesmas menjadi 90%
1 .02 .1 .02 .1 .15
e. Persentase obat yang memenuhi syarat
menjadi 94%
1 .02 .1 .02 .1 .17
f. 1 .02 .1 .02 .1 .18
1 .02 .1 .02 .1 .06
Persentase penyelesaian administrasi
manajemen dan teknis pelaporan kesehatan
menjadi 85%
Menyiapkan dan meyediakan
sumberdaya kesehatan yang
memadai & Meningkatkan
manajemen dan sistem informasi
kesehatan
Meningkatnya perlindungan
finansial, ketersediaan, penyebaran,
dan mutu obat serta Sumber Daya
Kesehatan
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 8
(5)
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak dan
Balita
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Upaya Kesehatan masyarakat
PROGRAM
n daerah terpencil
syarakat kab. OKU
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 9
(5)
PROGRAM
Program Pengandaan,Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas,Puskesmas
Pembantu dan JaringannyaProgram Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Program Lingkungan Sehat perumahan dan
pemukiman
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 10
(5)
PROGRAM
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Program Pengembangan Obat Asli Indonesia
Program peningkatan pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Renstra Pembangunan Kesehatan Kab. OKU 2016-2021 11