Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jenis kanker tertinggi yang paling banyak menyerang perempuan
di dunia adalah kanker payudara, hal ini dibuktikan dari data Global
Burden Of Cancer (Globocan/IARC) tahun 2012, terdapat 38 kasus per
100.000 perempuan kemudian diikuti kanker leher rahim 16 kasus per
100.000 perempuan (Wahidin, 2015). Kanker payudara (Carcinoma
Mammae ) adalah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara,
kelenjar susu, maupun pada jaringan lemak (Suryaningsih&Sukaca,
2009).
Berdasarkan estimasi International Agency for Researh on
Cancer, tahun 2020 diperkirakan ada 1,15 juta kasus baru dan 411.000
kematian akibat kanker payudara dan ditambah lagi 70% kasus baru dan
55% kematian diprediksi terjadi di Negara berkembang (Rasjidi, 2010).
Setiap tahun Negara berkembang yang terjadi kanker payudara yaitu
lebih dari 580.000 kasus baru dan kurang lebih 372.000 pasien
meninggal (Suryaningsih&Sukaca, 2009).
Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang juga tidak luput
dari serangan penyakit ini. Hasil dari Pusat data dan informasi
kementerian kesehatan tahun 2015 estimasi jumlah kasus baru dan
Page 2
2
jumlah kematian akibat kanker payudara di Rumah Sakit (RS)
Kanker Dharmais tahun 2010-2013 terus mengalami peningkatan yang
signifikan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2010 terdapat 711 kasus
baru dengan 93 kematian, pada tahun 2011 meningkat menjadi 769
kasus baru dengan 120 kematian, dan pada tahun 2012 meningkat
menjadi 809 kasus baru dengan 150 kematian, sedangkan pada tahun
2013 meningkat menjadi 819 kasus baru dengan kematian 217. Data ini
menjadikan kanker payudara menjadi kanker dengan penderita paling
banyak dan penyebab kematian paling bayak di Indonesia.
Provinsi Jawa Tengah tahun 2015, melakukan deteksi dini kanker
leher rahim yaitu metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan kanker
payudara yaitu metode CBE (Pemeriksaan Payudara secara Klinis),
terdapat 18.954 wanita usia subur dengan sasaran perempuan usia 30-50
tahun. Hasil dari pemeriksaan CBE pada keseluruhan wanita usia subur
adalah yang ditemukan benjolan payudara pada wanita usia subur yaitu
wilayah Kabupaten Pemalang dengan presentasi 20,97% dan Kabupaten
Temanggung dengan presentasi7,64%,
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung tahun 2015
penderita kanker payudara sebanyak 378 kasus yaitu di rumah sakit
sebanyak 270 kasus dan puskesmas sebanyak 108 kasus, paling banyak
di temukan rumah sakit RSUD Temanggung sebesar 139 kasus dan di
Puskesmas Kranggan yaitu 14 kasus.
Page 3
3
Studi pendahuluan tanggal 19 Oktober 2016, menunjukkan bahwa
terdapat data sebanyak 146 kasus kanker payudara terhitung dari
tanggal 1 Januari 2016 sampai tanggal 13 Agustus 2016 di RSUD
Temanggung. Adapun usia yang terkena kanker payudara pada wanita
usia subur (15-49 tahun) yaitu 57 kasus. Berdasarkan wawancara dari
petugas rumah sakit tentang pasien yang dirujuk dari puskesmas di Kab.
Temanggung bahwa kebanyakan pasien datang ke rumah sakit sudah
dalam kondisi stadium lanjut yaitu stadium 3 dan 4, ini berarti banyak
wanita untuk memeriksakan kesehatan yang dideritanya sudah parah
dan bisa dikatakan terlambat untuk memeriksakannya sehingga tingkat
kesembuhannya makin kecil dan paling banyak dilakukan rumah sakit
yaitu harus menjalani program pembedahan dan kemoterapi, dengan hal
ini biaya penanganan kanker payudara mulai dari diagnosa sampai
pengobatan cukup mahal, sehingga banyak wanita ikut jaminan
kesehatan untuk meringankan biaya pengobatannya yang dilakukan.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara
antara lain usia, riwayat kesehatan, faktor keturunan, faktor hormonal
seperti menarche (sebelum usia 12 tahun),menopause (lebih dari usia 50
tahun) dan pengguna alat kontrasepsi yang mengandung hormon. Selain
itu upaya menunda kehamilan atau kehamilan pertama diatas usia 30
tahun juga bisa meningkatkan resiko. Gaya hidup yang tidak sehat,
misalnya sering mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jahat
Page 4
4
atau kurang berolah raga, juga dapat memperbesar resiko terserang
kanker payudara (Lee,2008).
Kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut (III dan IV)
sebanyak 70% kasus dikarenakan masih rendahnya kesadaran,
pengertian, dan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara
(Rasjidi, 2010). Kurangnya kewaspadaan masyarakat terhadap kanker
berhubungan kurangnya pendidikan tentang kanker sehingga turut
menyumbang terhadap meningkatnya angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian (mortalitas akibat kanker, terutama di negara
berkembang yang secara ekonomi yang mengalami masalah
(Gondhowiardjo,2010) dan ditambah Mubarak (2012) menyatakan
tingkat pendidikan suatu bangsa akan memengaruhi perilaku rakyatnya.
Makin tinggi pendidikan masyarakat makin tinggi kesadaran
kesehatannya dan seseorang makin mudah untuk menerima informasi.
Kanker payudara pada dasarnya dapat di deteksi sendiri oleh
penderita melalui pemeriksaan rutin pada payudara. Salah satu cara
untuk mendeteksi kelainan serta kemungkinan timbulnya kanker
payudara adalah SADARI yaitu cara memeriksa payudara sendiri atau
disebut dengan breast self-exam (BSE) yang dimulai dari usia subur,
sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh
penderita (Suryaningsih&Sukaca,2009). SADARI direkomendasikan
dari American Cancer Society yaitu dilakukan setiap bulan, 7 hari
setelah menstruasi (Manuaba, 2010).
Page 5
5
Pemerintah telah mencanangkan SADARI sebagai program
nasional pada tanggal 21 April 2008. Program SADARI adalah salah
satu upaya penanganan terhadap penyakit kanker payudara secara dini.
Melakukan SADARI dengan angka kematian akibat kanker payudara
dapat diturunkan hingga 20%. Namun dibalik keberhasilan program
tersebut, nyatanya masih banyak perempuan yang belum memahami apa
sebenarnya SADARI dan bagaimana prakteknya untuk dapat
mendeteksi kelainan pada payudara. Hanya sekitar 25-30% perempuan
yang melakukan SADARI, hal tersebut menjadi salah satu faktor
penyebab masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat kanker
payudara bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia (Saptaputra
et.al, 2012). Menurut Bustan (2007) menyatakan bahwa umur penderita
kanker di Indonesia lebih mudah yaitu kurang dari 45 tahun.
Puskesmas Kranggan merupakan salah satu puskesmas sebagai
tempat pelayanan, pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim yaitu
metode IVA dan kanker payudara yaitu metode CBE yang dilakukan
tenaga kesehatan. Program ini sudah disosialisasikan disemua desa
wilayah puskesmas kranggan. Hasil data dari bulan Januari-bulan
Oktober 2016 terdapat 2 orang meninggal dunia di antara usia 45-60
tahun akibat menderita kanker payudara dan terdapat jumlah kanker
payudara yaitu Desa Kranggan yaitu 1 kasus, Desa Pendowo yaitu 1
kasus, Desa Klepu yaitu 1 kasus, Desa Kramat yaitu 3 kasus, Desa
Kemloko yaitu 2 kasus. Kelima desa yang paling tinggi adalah Desa
Page 6
6
Kramat dan terdapat 452 wanita usia subur. Dilakukan wawancara di
Desa Kramat bahwa sosialisasi tentang kanker payudara sudah
dilakukan dengan cara membagikan leaflet dan penyuluhan, namun
tingkat kehadiran masyarakat masih rendah, yaitu menunjukkan dari 7
orang ada 4 orang yang hadir, sehingga yang melakukan
SADARI dari 7 orang tersebut ada yang melakukan secara rutin dan
ada yang tidak melakukan secara rutin dalam sebulan, dikarenakan
mereka mengatakan malas, kalau lagi ingat dilakukan kalau tidak ingat
tidak dilakukan pemeriksaan payudara sendiri sehingga tindakan
SADARI masih mimimnya dilakukan.
Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan deteksi
dini kanker payudara (SADARI) pada wanita usia subur”.
B. Rumusan Masalah
Indonesia termasuk Negara berkembang yang tidak luput dari
serangan penyakit kanker payudara. Hal ini dibuktikan di Rumah Sakit
(RS) Kanker Dharmais tahun 2010-2013 terus mengalami peningkatan
yang signifikan setiap tahunnya. Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 juga
ditemukan benjolan payudara tertinggi di Kab.Temanggung setelah
Kab.Pemalang dengan presentase 7,64% dan terdapat 378 kasus kanker
payudara di kab.Temanggung. Adapun hasil studi pendahuluan yang
dilakukan tanggal 19 oktober 2016 wawancara di Desa Kramat bahwa
sosialisasi tentang kanker payudara sudah dilakukan dengan cara
Page 7
7
membagikan leaflet dan penyuluhan, namun tingkat kehadiran masyarakat
masih rendah, yaitu menunjukkan dari 7 orang ada 4 orang yang hadir,
sehingga yang melakukan SADARI dari 7 orang tersebut ada
yang melakukan secara rutin dan ada yang tidak melakukan secara rutin
dalam sebulan, dikarenakan mereka mengatakan malas, kalau lagi ingat
dilakukan dan kalau tidak ingat tidak dilakukan pemeriksaan payudara
sendiri, sehingga tindakan SADARI masih mimimnya dilakukan
disebabkan semakin rendah pendidikan semakin sulit untuk menerima
informasi.
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah “faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan tindakan deteksi dini kanker payudara (SADARI)
pada wanita usia subur ?”.
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa
yang berhubungan dengan deteksi dini kanker payudara pada wanita
usia subur (SADARI)
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa hubungan pengetahuan dengan tindakan SADARI
p a d a responden di Desa Kramat Kecematan Kranggan
Kabupaten Temanggung tahun 2017
b. Menganalisa hubungan tingkat pendidikan dengan tindakan
Page 8
8
SADARI p a d a responden di Desa Kramat Kecematan
Kranggan Kabupaten Temanggung tahun 2017
c. Menganalisa hubungan umur dengan tindakan SADARI p a d a
responden di Desa Kramat Kecematan Kranggan Kabupaten
Temanggung tahun 2017
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Laporan ini dapat memotivasi masyarakat khususnya wanita usia
subur untuk melakukan deteksi dini kanker payudara yang lebih
efektif.
2. Bagi Mahasiswa Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan deteksi dini(SADARI)
kanker payudara pada wanita usia subur,serta dapat berpartisipasi
aktif dalam mencegah terjadinya kanker payudara dan dapat
meningkatkan motivasi untuk melakukan SADARI
E. Ruang lingkup
1. Variabel yang diteliti
Variabel dari penelitian ini adalah :
a. Variabel independent: Faktor pendidikan, pengetahuan, dan umur
b. Variabel dependent: Tindakan deteksi dini kanker payudara
(SADARI) pada wanita usia subur
2. Subjek penelitian
Page 9
9
Subjek dalam penelitian ini adalah wanita usia subur 15-49 tahun.
3. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Kramat Kecamatan Kranggan
Kabupaten Temanggung tahun 2017
4. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Maret 2017 sampai bulan
April 2017.
F. KEASLIAN PENELITIAN
Table 1.1 Keaslian penelitian
N
o
Judul Penelitian/
Tahun Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Faktor yang
berhubungan dengan
perilaku SADARI
pada mahasiswa
fakultas non-
kesehatan di UN
Hasanuddin tahun
2016
Analitik
korelasi
dengan
total
sampel
Hasil penelitian
tersebut
didapatkan ada
hubungan
pengetahuan,sika
p, dukungan
teman sebaya,
dan dukungan
orang tua dengan
perilaku SADARI
pada mahasiswi
fakultas non-
kesehatan di
Universitas
Page 10
10
Hasanuddin.
2. Faktor yang
berhubungan dengan
tindakan SADARI
pada wanita usia subur
di Kelurahan
Lahendong
Kec.Tomohon Selatan
tahun 2016
Analitik
dengan
Proposion
al To Size
Hasil penelitian
dapat disimpulkan
bahwa terdapat
hubungan antara
pengetahuan, sikap
dan peran petugas
kesehatan dengan
tindakan
pemeriksaan
payudara sendiri
(Sadari), serta
tidak terdapat
hubungan antara
pendidikan dan
pekerjaan dengan
tindakan
pemeriksaan
payudara sendiri
(Sadari)
3. Hubungan pengetahuan dan
deteksi dini (SADARI)
dengan keterlambatan
penderita kanker payudara
melakukan pemeriksaan di
RSUD Kraton Kab.
Pekalongan tahun 2012.
studi deskriptf
korelasi dengan
accidental
sampling
Hasil penelitian
tersebut
menunjukkan
adanya hubungan
pengetahuan dan
deteksi dini
(SADARI)
terhadap
keterlambatan
Page 11
11
penderita kanker
payudara
melakukan
pemeriksaan di
RSUD Kraton
Kabupaten
Pekalongan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dengan
judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Deteksi Dini
Kanker Payudara (SADARI) pada Wanita Usia Subur tahun 2017” dengan
survey analitik dan menggunakan stratified proposional random
sampling. Variabel bebasnya yaitu pengetahuan, pendidikan, dan umur,
sedangkan variabel terikatnya adalah perilaku wanita usia subur melakukan
tindakan deteksi dini kanker payudara (SADARI). Tempat penelitian adalah
Desa Kramat, Kec. Kranggan, Kab. Temanggung.
Page 12
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Kanker Payudara
a. Definisi
Maharani (2012) menyatakan Kanker payudara adalah penyakit
yang ditandai dengan terjadinya pertumbuhan berlebihan atau
perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel atau jaringan
payudara.
b. Etiologi
Kanker sendiri bukanlah penyakit tunggal, dan sampai saat ini
belum ada satu penyebab tunggal yang dapat di tunjuk menjadi
etiologi kanker itu sendiri. Secara umum faktor-faktor yang
dianggap sebagai penyebab kanker adalah:
1) Riwayat keluarga atau genetic
Rasjidi (2009) menyatakan pada masyarakat umum yang
tidak dapat memeriksa gen dan faktor proliferasinya, maka
riwayat kanker pada keluarga merupakan salah satu faktor
resiko terjadinya kanker payudara, adalah:
a) Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama
terkena kanker payudara atau ovarium.
Page 13
13
b) Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker
payudara atau ovarium usia dibawah 40 tahun.
c) Adanya keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara dan
ovarium.
d) Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
e) Adanya riwayat kanker payudara pada pria dalam keluarga
2) Faktor reproduksi
Rasjidi (2009) menyatakan faktor reproduksi yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan sel kanker payudara antara lain
adalah:
a) Usia menarche dan siklus menstruasi
Menarche dini pada usia yang lebih muda (12 tahun) terdapat
peningkatan resiko terjadinya kanker payudara, dan kejadian ini
semakin kuat apabila terjadi pada wanita dengan berat badan
yang rendah (BMI = <22kg/m2). Menopause yang terlambat turut
meningkatkan kanker payudara.
b) Usia kehamilan
Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan
peningkatan usia mereka pada saat kehamilan pertama. Ini
diperkirakan karena adanya rangsangan pematangan dari sel-sel
pada payudara yang diinduksi oleh kehamilan sehingga membuat
sel-sel ini lebih peka terhadap transformasi yang bersifat
karsinogenik.
Page 14
14
c) Paritas
Dalam suatu studi metaanalisis, dilaporkan bahwa wanita nulipara
mempunyai resiko 30% untuk berkembang menjadi kanker
dibanding denga wanita yang multipara. Level hormone dalam
siklus yang tinggi selama kehamilan menyebabkan diferensiasi
dari the terminal duct-lobular unit (TDLU), yang merupakan
tempat utama dalam proses transformasi kanker payudara.
d) Menyusui
Selama proses menyusui menimbulkan efek protektif terhadap
kanker payudara, hal ini dikarenakan adanya penurunan level
estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selama menyusui.
3) Faktor endokrin
Rasjidi (2009) menyatakan faktor endokrin yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan sel kanker adalah:
a) Faktor endogen
Telah diketahui bahwa salah satu faktor yang penting dalam
pertumbuhan kanker payudara pada wanita adalah paparan
hormon endogen selama hidupnya. Faktor-faktor seperti
menstruasi dini (sebelum usia 12 tahun) dan menopause pada
usia lanjut (setelah usia 55 tahun) merupakan faktor resiko yang
berperan dalam pertumbuhan kanker payudara.
Page 15
15
b) Faktor eksogen
(1) Kontrasepsi oral
Beberapa studi menunjukkan bahwa kontrasepsi oral
berperan dalam meningkatkan resiko kanker payudara pada
wanita paramenopause, tetapi tidak pada wanita dalam masa
pascamenopause.
(2) Terapi sulih hormon
Dari studi metaanalisis ditunjukkan bahwa terapi sulih
hormon (TSH) dapat meningkatkan resiko kanker payudara.
TSH pada wanita pasca menopause dapat meningkatkan resiko
kanker payudara sebesar 30-40%.
(3) Densitas payudara
Densitas dipengaruhi oleh jumlah jaringan lemak, jaringan
ikat dan epitel pada payudara. Payudara dengan proporsi
jaringan lemak yang tinggi mempunyai densitas yang lebih
rendah. Kanker akan lebih mudah di deteksi pada
payudara yang mempunyai densitas lebih tinggi.
(4) Intake alkohol
Hubungan antara peningkatan resiko kanker payudara
dengan intake alkohol lebih kuat didapat pada wanita post
menopause, hal ini dikarenakan alkohol dapat menyebabkan
hiperinsulinemia yang akan merangsang faktor pertumbuhan
pada jaringan payudara (insuline-like growth factor).
Page 16
16
(5) Obesitas
Peningkatan berat badan wanita pasca menopause
meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Setelah
menopause, ketika ovarium berhenti memproduksi hormon
esterogen, jaringan lemak merupakan tempat utama dalam
memproduksi esterogen endogen. Oleh karena itu, wanita
dengan berat badan berlebih dan BMI yang tinggi mempunyai
level esterogen yang tinggi.
c. Klasifikasi
Rasjidi (2009) menyatakan staging kanker sesuai dengan
Sistem Tumor Nodus Metastasia (TNM) AJCC Cancer Staging
Manual adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Klasifikasi TNM Kanker Payudara
berdasarkan AJCC Cancer Staging Manual.
Klasifikasi Definisi
Tumor primer
Tx Tumor primer tidak didapat
To Tidak ada bukti adanya tumor primer
Tis
Tis (DCIS)
Tis (LCIS)
Tis (paget)
Karsinoma in situ
Duktal karsinoma in situ
Lobular karsinoma in situ
Paget’s Disease tanpa adanya tumor
Page 17
17
T1
T1 mic
T1a
T1b
T1c
Ukuran tumor < 2 cm
Mikroinvasif > 0,1 cm
Tumor > 0.1 – 0,5 cm
Tumor > 0,5 - < 1 cm
Tumor > 1 cm - < 2 cm
T2 Tumor > 2 cm - < 5 cm
T3 Tumor > 5 cm
T4 Tumor dengan segala ukuran disertai dengan
adanya perlekatan pada dinding thoraks atau kulit.
T4a Melekat pada dinding dada, tidak merusak M.
Pectoralis major.
T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi pada
kulit, atau adanya nodul satelit pada payudara.
T4c Gabungan antara T4a dan T4b
T4d Inflamatory carcinoma
Kelenjar Limfe Region (N)
Nx Kelenjar limfe region tidak didapatkan
No Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe
N1 Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral, bersifat
mobile.
N2 Metastasis pada kelenjar limfe aksila ipsilateral,
tidak dapat digerakkan (fixed).
N3
Metastasis pada kelenjar limfe infraclavikular, atau
mengenai kelenjar mammae interna, atau kelenjar
limfe supraclavicular.
Metastasis (M)
Mx Metastasis jauh tidak ditemukan
M0 Tidak ada bukti adanya metastasis
M1 Didapatkan metastasis yang telah mencapai organ
Page 18
18
Tabel 2.2
Stadium klinis berdasarkan klasifikasi TNM kanker payudara
berdasarkan AJCC Cancer Staging Manual.
Stadium
Ukuran tumor Metastasis
kelenjar limfe
Metastasis jauh
0 Tis N0 M0
I T1 N0 Mo
IIa
T0
T1
T2
N1
N1
N0
M0
M0
M0
IIb T2
T3
N1
N0
M0
M0
IIIa
T0
T1
T2
T3
N2
N2
N2
N1, N3
M0
M0
M0
M0
IIIb T4
T apapun
N apapun
N3
M0
M0
IV T apapun N apapun M1
Keterangan:
a. Stage 0
Tahap sel kanker payudara tetap didalam kelenjar
payudara, tanpa invasi ke dalam jaringan payudara normal
yang berdekatan.
b. Stage I
Tumor 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (kelenjar
getah bening normal).
Page 19
19
c. Stage IIa
Tumor tidak ditemukan pada payudara tetapi sel-sel
kanker di temukan di kelenjar getah bening ketiak, atau tumor
dengan ukuran 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak (aksiler), atau tumor yang lebih
besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari
5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening
ketiak.
d. Stage IIb
Tumor yang lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak ada yang
lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke kelenjar getah
bening yang berhubungan dengan ketiak, atau tumor yang
lebih besar dari 5 cm tetapi belum menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak.
e. Stage IIIa
Tidak di temukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di
kelenjar getah bening ketiak yang melekat bersama atau
dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di kelenjar
getah bening didekat tulang dada, atau tumor dengan ukuran
berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak, terjadi pelekatan dengan struktur lainnya, atau
kanker ditemukan di kelenjar getah bening dekat tulang dada.
Page 20
20
f. Stage IIIb
Tumor denga ukuran tertentu dan telah menyebar ke
dinding dada dan atau kulit payudara dan mungkin telah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak yang melekat
dengan struktur lainnya, atau mungkin kanker telah menyebar
ke kelenjar getah bening di tulang dada. Kanker payudara
inflamatori (berinflamasi) dipertimbangkan paling tidak pada
tahap IIIb.
g. Stage IIIc
Ada atau tidak adanya kanker dipayudara atau mungkin
telah menyebar ke dinding dada dan atau kulit payudara dan
kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening baik di atas
atau di bawah tulang belakang dan kanker mungkin telah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau ke kelenjar
geteah bening di dekat tulang dada.
h. Stage IV
Kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain
dari tubuh.
d. Patofisiologi kanker payudara
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing
etiologi antara lain, obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat
keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga
Page 21
21
merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara. Kanker payudara berasal dari
jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal.
Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-
sel atopik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ
dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun
untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa
yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1
cm). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara
telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika
sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua
yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara
duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah
berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit
ulserasi (Price, 2006).
e. Anatomi kelainan payudara
Menurut Suryaning&Sukaca (2009) menunjukkan terdapat
kelainan pada payudara, seperti gambar dibawah ini:
Page 22
22
Gambar 2.4
Kelainan pada payudara
f. Pencegahan, penapisan dan deteksi dini
Mendapatkan secara dini kelainan payudara perlu pemeriksaan yang
tepat baik waktu maupun teknik pemeriksaanya (Rasjidi, 2009).
Sebagai pedoman dapat dipakai berikut ini:
1) Ketika wanita telah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami
perkembangan pada payudaranya, pemeriksaan payudara sendiri
(BSE) atau yang dikenal SADARI perlu diperlukan dan setiap wanita
usia lebih 20 tahun disarankan untuk melakukan SADARI tiap
bulannya.
2) Perempuan berumur 20-40 tahun CBE dianjurkan untuk dilakukan
tiga tahun sekali dan usia di atas 40 tahun dilakukam setiap tahun.
3) Pemeriksaan CBE apabila terdapat benjolan dibutuhkan pemeriksaan
lanjutan dengan USG ataupun mamografi.
4) USG dilakukan terutama untuk membutikkan adanya massa kristik
dan solid/padat yang mengarah pada keganasan dan dilakukan pada
perempuan berumur di bawah usia 40 tahun.
5) Mammografi dianjurkan pada perempuan diatas 40 tahun untuk
Page 23
23
melakukan pemeriksaan secara berkala setiap tahun.
2. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
a. Pengertian SADARI
SADARI adalah upaya untuk mendeteksi atau mengidentifikasi
secara dini kanker payudara, sehingga diharapkan dapat diobati
dengan tekhnik yang dampak fisiknya kecil dan punya peluang lebih
besar untuk sembuh (Rasjidi, 2009). Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) atau disebut dengan breast self-exam (BSE) yang dimulai
dari usia subur, sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali
dikenali oleh penderita (Suryaningsih&Sukaca, 2009).
b. Tujuan dan Waktu Pelaksanaan SADARI
Tujuan deteksi dini kanker payudara yaitu untuk merasakan dan
mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat
segera diketahui. Waktu terbaik adalah hari 7-10 hari setelah
menstruasi selesai, pada saat itu payudara terasa lunak. Pemeriksaan
tidak tepat dilakukan pada menjelang dan sewaktu menstruasi.
Hendaknya dilakukan sendiri dengan penuh disiplin tiap bulan. Jika
sudah menopouse maka pilihlah satu hari tertentu, misalnya hari
pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap bulan.
Pemeriksaan payudara sendiri dibutuhkan waktu 5 menit
(Bustan,2007). Semua wanita di atas usia 20 tahun sebaiknya
melakukan SADARI setiap bulan dan sangat penting dianjurkan
Page 24
24
kepada masyarakat karena hamper 86% benjolan ditemukan oleh
penderita sendiri (Aniek, 2016).
c. Gejala- Gejala Umum
Menurut Suryaningsih & Sukaca (2009) gejala- gejala umum yang
dapat dirasakan para penderita adalah:
1) Timbul benjolan
Benjolan pada payudara dapat diraba dengan tangan, semakin lama
benjolan ini semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
Gejala awalnya dapat dirasakan berbeda dari payudara sekitarnya
serta terkadang menimbulkan nyeri sehingga memiliki pinggiran
yang tidak teratur.
2) Salah satu payudara menggantung lebih rendah dari biasanya
3) Lekukan seperti lesung pipit pada kulit payudara
4) Cekungan atau lipatan pada putting atau areola
5) Pembengkakan pada lengan bagian atas
6) Perubahan penampilan putting payudara
7) Keluarnya cairan seperti nanah atau darah dari salah satu putting.
d. Manfaat SADARI
Manfaat pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah untuk
mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada payudara karena
payudara pada hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita
usia subur. Setiap wanita mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang
berbeda, bila wanita memeriksa payudara sendiri secara teratur, setiap
Page 25
25
bulan setelah haid, wanita dapat merasakan bagaimana payudara wanita
yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat mengetahuinya
dengan mudah (Manuaba, 2010).
e. Teknik melakukan SADARI
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia didalam
panduan puskesmas Kranggan dengan cara memeriksa payudara sendiri
(SADARI) yaitu:
1) Berdiri di depan cermin dengan tangan di sisi tubuh dan lihat apakah
ada perubahan pada payudara. Lihat perubahan dalam hal ukuran,
bentuk, warna kulit, dan jika ada kerutan atau lesung pada kulit
(seperti lesung pipit). Perhatikan kembali kedua payudara, pertama
dengan kedua tangan diangkat ke atas kepala, perhatikan perubahan
pada payudara, adanya perubahan dari keadaan tegak biasa atau
adanya perubahan dari keadaan normal sebelumnya. Secara khusus
perhatikan adanya kemungkinan tanda-tanda penarikan atau
ketegangan kulit. Kemudian dengan kedua tangan menekan pinggang
agar otot dada berkontraksi. Bungkukkan badan untuk melihat apakah
kedua payudara menggantung seimbang.
Page 26
26
Gambar 2.1
Inspeksi pada payudara dengan berdiri
2) Periksa pada putting payudara dan area sekitarnya dan perlu ditekan
secara lembut untuk melihat apakah ada discharge. Cairan dari puting
yang tampak seperti darah atau nanah, khususnya jika ibu tidak
sedang menyusui. Harus dibedakan dengan ASI pada perempuan yang
menyusui.
Gambar 2.2
Menekan putting payudara
3) Memeriksa payudara dapat sambil berdiri atau berbaring. Memeriksa
payudara sambil berbaring, akan lebih membantu bila ibu meletakkan
sebuah bantal di bawah pundak sisi payudara yang akan diperiksa.
Periksa daerah antara payudara dan ketiak serta payudara dan tulang
dada. Ulangi semua langkah tersebut untuk payudara sebelah kanan.
Lakukan pemeriksaan fisik payudara dengan memakai tangan, yaitu
dengan perabaan memakai ujung-ujung jari tangan, dari batas luar
Page 27
27
payudara hingga kearah putting. Periksa secara saksama terhadap
segala kemungkinan adanya benjolan kecil. Gunakan permukaan jari
yang rata untuk menekan payudara. Pastikan untuk menyentuh seluruh
bagian payudara dan gerakan memutar ke dalam sampai menyentuh
putting. Gunakan pola yang sama setiap bulan.
Gambar 2.3
Palpasi dengan berdiri atau berbaring
2. Perilaku
a. Definisi perilaku manusia
Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang
dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari (Notoatmodjo, 2014).
b. Faktor perilaku
Menurut Budiman (2015) menyatakan faktor perilaku paling
besar pengaruhnya terhadap munculnya gangguan kesehatan atau
masalah kesehatan masyarakat. Tersedianya jasa pelayanan
kesehatan tanpa disertai perubahan tingkah laku (peran serta)
akan mengakibatkan masalah kesehatan yang berkembang di
masyarakat. Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya
derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit
berbasis perilaku dan gaya hidup.
Page 28
28
c. Pengertian Tindakan
Menurut Notoatmodjo (2014) Suatu sikap belum
otamatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk mewujudkan sikap
menjadi suatu perbuatan yang nyata, antara lain adalah fasilitas
dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa
tingkatan:
1) Respons terpimpin (guidedrespons)
Subjek atau seseorang apabila telah melakukan sesuatu tetapi
masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
2) Mekanisme (mechanism)
Seseorang yang telah melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis.
3) Adaptasi (adaptation) Suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya
sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
1) Teori Lawrence Green
Menurut teori Lawrence Green (1980) dikutip dari
Notoatmodjo (2010) dalam perilaku kesehatan, kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
yakni faktor perilaku (behavior cause) dan faktor diluar perilaku
Page 29
29
(non behavior cause). Selanjutnya perilaku itu sendiri
ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor yaitu :
a) Faktor-faktor predisposisi
Faktor- faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang, antara lain :
(1) Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai
intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya
dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:
(a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai memanggil memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Mengetahui atau
mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan
pertanyaan-pertanyaan.
(b) Memahami (comprehension)
Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap objek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang
tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar
tentang objek yang diketahui tersebut.
(c) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek
yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut.
Page 30
30
(d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih
ada kaitannya satu sama lain
(e) Sistensis
Sistensis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru
(f) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu
pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang
diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara pemeliharaan
kesehatan.
Pengetahuan tentang kesehatan dapat diukur dengan cara
(Notoatmodjo, 2014) :
(a) Wawancara tertutup atau wawancara terbuka, dengan
menggunakan instrument (alat pengukur/pengumpulan data)
kuesioner. Wawancar tertutup adalah jawaban responden atas
pertanyaan yang diajukan telah tersedia dalam opsi jawaban,
responden tinggal memilih jawaban mana yang mereka
anggap paling benar atau paling tepat. Wawancara terbuka,
Page 31
31
dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat
terbuka, dan responden boleh menjawab apa saja sesuai
dengan pendapat atau pengetahuan responden sendiri.
(b) Angket tertutup atau terbuka. Instrument atau alat ukurnya
seperti wawancara, hanya responden disampaikan lewat
tulisan.
Menurut Arikunto (2006) dalam (Wawan&Dewi,2011),
pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan
dengan skala pengukuran, yaitu:
1. Baik : hasil presentase 76%-100%
2. Cukup : hasil presentase 56%-75%
3. Kurang : hasil presentase < 56%
(2) Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar berarti dalam
pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau
perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang
dari individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini sebagai
makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai
hidup dalam masyarakat, dengan adanya pendidikaan tersebut dapat
membawa terhadap perubahan perilaku (Notoatmojo (2007) dan
ditambah Mubarak (2012) menyatakan tingkat pendidikan suatu
bangsa akan memengaruhi perilaku rakyatnya. Makin tinggi
pendidikan masyarakat makin tinggi kesadaran kesehatannya.
Page 32
32
Kurangnya kewaspadaan masyarakat terhadap kanker akibat
kurangnya pendidikan turut menyumbang meningkatnya angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas akibat
kanker, terutama di Negara berkembang yang secara ekonomi yang
mengalami masalah) (Gondhowiardjo,2010).
Menurut Undang- undang RI No 20 tahun 2003, tingkat
pendidikan sekolah yaitu pendidikan dasar berbentuk sekolah
dasar (SD) dan madrasah ibtida’iyyaah (MI), serta sekolah
menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTS) atau
bentuk lain yang sederajat. Pendidikan menengah berbentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Keagamaan
(MAK) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi dapat
berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institusi atau
universitas yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor (Priyoto, 2014).
(3) Umur
Umur merupakan salah satu faktor manusia yang sangat
penting dalam sebaran suatu penyakit, termasuk penyakit
keganasan. Hal ini berkaitan dengan pengaruh umur terhadap
kerentanan, tingkat paparan, masa inkubasi, maupun respons
fisiologis (Gondhowiardjo,2010). Menurut Hunclok (1998) dikutip
dari Wawan dan Dewi (2010), semakin cukup umur, tingkat
Page 33
33
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Menurut Priyatno (2008), usia adalah umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Menurut bustan (2007) menyatakan bahwa umur penderita
kanker payudara di Indonesia kurang dari 45 tahun dan Menurut
Suryaningsih & Sukaca (2009) menyatakan bahwa konsumsi
lemak dan serat ada hubungannya dengan risiko kanker payudara
pada wanita usia 34 - 59 tahun. Menurut Aniek (2016) menyatakan
pada usia 20 - 30 tahun payudara didominasi kelenjar susu, jadi
bentuknya padat, dan di atas usia 30 tahun kelenjar susu berubah
menjadi jaringan lemak.
(4) Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik dan
kesehatan. Perempuan yang berasal dari golongan ekonomi
brendah cenderung pasrah dan mampu beradaptasi dengan baik
saat mengalami menopause. Orang yang memiliki status sosial
yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur
masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya
rendah (Priyoto, 2014).
(5) Agama
Ketentuan atau ajaran –ajaran yang berlaku dalam berbagai
agama memengaruhi perilaku masyarakat. Agama dapat
Page 34
34
merupakan jembatan atau hambatan bagi terwujudnya perilaku
positif masyarakat dalam kesehatan (Mubarak,2012).
(6) Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau
nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan
keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu
(Notoatmojo,2007).
b) Faktor-faktor pendukung ( enabling factors)
Faktor lanjutan dari faktor predisposisi, dimana motivasi untuk
terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat terwujud. Hal ini
disebabkan karena seseorang akan mendapat dan mencari informasi
kesehatan mengenai pencegahan dan pengobatan apabila adanya
akses ke informasi dan pelayanan kesehatan.
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana
atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih,
ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya.Termasuk juga
fasilitas pelayanan kesehatan seperti: puskesmas, rumah sakit,
poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan
praktek swasta, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
c) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors)
Faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku. Terwujudnya dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan,
atau dari orang terdekat dan adanya dukungan sosial yang diberikan
Page 35
35
ke individu tersebut seperti keluarga, teman, yang dapat
memperkuat perilaku.
Kelompok sebaya atau sekelompok masyarakat memberi
pengaruh kepada individu. Ada kecenderungan bahwa seorang
individu berusaha untuk sama dengan teman sekelompoknya
(Wawan&Dewi,2011).
3. Wanita Usia Subur
Masa subur seorang wanita berlangsung sejak usia pubertas
sampai tidak haid lagi (menopause), karena usia wanita berbeda-beda
saat dirinya mengalami menopause, maka kesuburan si wanita juga
berbeda-beda pula. Daya reproduktif seorang wanita biasanya
berhenti pada usia 40 tahun (70%), meskipun kadang-kadang masih
ada wanita yang tetap fertile pada usia 50 tahun (30%). Lazimnya
periode fertilitas seorang wanita yaitu dari 15-45 tahun (Margatan,
1997). Menurut Kemenkes RI, tahun 2013 wanita usia subur adalah
wanita usia 20-45 tahun dengan keadaan organ reproduksi berfungsi
dengan baik, tetapi tahun 2015 wanita subur usia 15-49 tahun.
Page 36
36
B. Kerangka Teori
Teori Lawrence Green
Teori Lawrence green
Keterangan : di teliti
: tidak di teliti
Sumber : Notoatmodjo (2010) , Notoatmodjo (2014) dan Kemenkes RI
(2015)
FAKTOR
PREDISPOSISI
4. Agama
5. Sosial ekonomi
6. Kepercayaan
1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Umur
Tindakan
deteksi dini
kanker payudara
(SADARI) pada
WUS
FAKTOR PENDUKUNG
1. Sarana atau fasilitas
kesehatan
FAKTOR
PENDORONG
1. Sikap dan perilaku
petugas kesehatan
2. Dukungan teman
3. Dukungan keluarga
Page 37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Kerangka konsep merupakan formulasi dari kerangka teori atau teori- teori
yang mendukung penelitian tersebut. Kerangka konsep terdiri dari variabel-
variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain dan mengarahkan
kita untuk menganalisis hasil penelitian (Notoatmodjo,2012). Kerangka
konsep dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Variabel Bebas Variabel Terikat
B. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesa adalah jawaban sementara penelitian, patokan dugaan, atau dalil
sementara, yang kebenarannya akan dibutikkan dalam penelitian. Hipotesis
dibedakan menjadi dua yaitu Hipotesis nol (Ho) atau hipotesis statistik
biasanya dibuat untuk menyatakan suatu kesamaan atau tidak adanya suatu
perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai suatu
hal yang dipermasalahkan dan Hipotesa kerja (Ha) adalah suatu rumusan
hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi
apabila suatu gejala muncul (Notoatmodjo,2012). Ha pada penelitian ini
adalah
1. Pengetahuan
2. Pendidikan
3. Umur
Tindakan deteksi dini
kanker payudara
(SADARI) pada Wanita
usia subur.
Page 38
38
1. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan tindakan SADARI pada wanita
usia subur
2. Ada hubungan pengetahuan dengan tindakan SADARI pada wanita usia
subur
3. Ada hubungan umur dengan tindakan SADARI pada wanita usia subur
C. Jenis dan desain penelitian Analitik
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik yaitu penelitian
diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi (Sujarweni, 2015).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
sectional. Survey cross sectional ialah penelitian yang dilakukan dengan
mengambil waktu tertentu yang relative pendek dan tempat tertentu.
Dilakukan pada beberapa objek yang berbeda taraf. Cara pengambilan data
variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan sekali waktu pada saat yang
bersamaan (Sujarweni, 2015).
D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu. Variabel juga diartikan konsep yang memiliki bermacam-
macam nilai (Notoatmodjo,2012).
1. Variabel bebas/ independen :
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebeb timbulnya atau berubahnya variabel dependent (variabel terikat)
(Sugiyono,2016). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengetahuan,
Pendidikan dan Umur.
Page 39
39
2. Variabel terikat/ dependent
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2016). Variabel
terikat dalam penelitan ini adalah Tindakan deteksi dini kanker payudara
(SADARI) pada wanita usia subur.
E. Definisi Operasional Variabel penelitian dan Skala Pengukuran
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional Cara ukur Hasil ukur Skala
pengukuran
1
.
Tindakan
deteksi
dini
SADARI
pada
wanita usia
subur
Tindakan responden
dalam melakukaan
deteksi dini kanker
payudara
(SADARI) dengan
panduan puskesmas
Kranggan dan
sesuai lembar
observasi yaitu:
1. Inspeksi
di depan cermin:
berdiri
2. Palpasi:
berdiri/berbaring
Lembar
observasi, sesuai
buku panduan
puskesmas
Kranggan dalam
pemeriksaan
payudara sendiri
dengan benar
1. Benar, jika
responden
melakukan
langkah-
langkah
SADARI
yang sesuai
dengan
lembar
observasi
2. Kurang benar,
jika responden
tidak melakukan
salah satu dari
langkah-
langkah
SADARI yang
sesuai dengan
lembar
observasi
Nominal
2
.
Pengetahuan Hal-hal yang
diketahui responden
tentang pengertian
dan pemahaman
dalam pemeriksaan
SADARI secara
benar.
Kuesioner yang
terdiri dari 15
pertanyaan, jika
jawaban benar
sesuai kunci skor 1
dan jika jawaban
salah sesuai kunci
skor 0.
1. Baik, jika76-
100% jawaban
benar,
2. Cukup, jika 56-
75% jawaban
benar
3. Kurang jika
< 56% jawaban
benar
Ordinal
3
.
Pendidikan Jenjang pendidikan
yang ditempuh
responden sampai
lulus.
Kuesioner a. Pendidikan dasar
(tamat SD,SMP)
b. Pendidikan
menengah (tamat
Ordinal
Page 40
40
SMA)
c. Pendidikan
tinggi (tamat PT)
4
.
Umur Umur wanita usia
subur yang terhitung
mulai saat dilahirkan
sampai berulang
tahun. Pada usia
lebih tua cenderung
merasa lebih rentan
penyakit, sehingga
melakukan tindakan
SADARI
Kuesioner 1. Umur < 30tahun
2. Umur ≥ 30tahun
Ordinal
F. Waktu dan tempat penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai bulan April 2017.
Pengumpulan dan pengelolahan data dilaksanakan dalam satu bulan sesuai
alokasi waktu yang ditetapkan institusi.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Kramat, Kec.Kranggan Kab.Temanggung
G. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kuanitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2016) Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan wanita
usia subur usia 15-49 tahun di Desa Kramat, Kec.Kranggan yaitu berjumlah
452 orang pada bulan Januari 2017.
Page 41
41
b. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010)
jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-15% atau
lebih (Arikunto, 2013).
Cara perhitungan ukuran sampel dengan rumus dan tingkat ketepatan,
kepercayaan dan keanekaragaman yang berbeda-beda (Sunyoto, 2013).
𝑛 =N. Z². 𝑃. 𝑄
d²(N − 1) + Z². 𝑃. 𝑄
Keterangan:
n= jumlah sampel
N= Populasi
Z= tingkat kemaknaan (1,96)
P=Q = proporsi variabel 0,5
d=tingkat kesalahan 10% = 0,10
n = 452𝑥1,96²𝑥0,5𝑥0,5
0,10²(452−1)+1,96²𝑥0,5𝑥0,5 =
433,92
5,48 =79,18 dibulatkan79 orang
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara stratified
proposional random sampling yaitu tekhnik sampling digunakan bila
suatu populasi terdiri dari unit yang mempunyai anggota/unsur dan
berstrata secara proposional dari setiap elemen populasi yang dijadikan
sempel. Cara penarikan sampel dilakukan dengan menyeleksi setiap unit
sampling yang sesuai dengan ukuran unit sampling
(Munandar&Narimawati, 2008). Selanjutnya dilakukan penarikan
sampel kecil untuk setiap dusun pengambilan sampel dengan cara
random sampling. Dengan rumus:
Page 42
42
nˡ= 𝑁1
𝑁n
a) Dusun Kramat = 59
452 x 79= 10,31 = 10
b) Dusun Sumberjo = 53
452 x 79= 09,26 = 9
c) Dusun Kerengan = 118
452 x 79= 20,62 = 21
d) Dusun Kalipucung = 35
452 x 79= 6,11 = 6
e) Dusun Begulon = 80
452 x 79= 13,9 =14
f) Dusun Malang Sari = 57
452 x 79= 09,96 = 10
g) Dusun Weru = 50
452 x 79= 8,7 = 9
Penelitian ini terdapat kriteria sampel dimana kriteria tersebut meliputi
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sample
(Notoatmodjo,2012). Kriteria inklusinya yaitu:
1) Bersedia jadi responden
2) Responden bisa baca tulis
3) Responden yang sudah terpapar tentang SADARI
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012). Dalam kriteria eksklusi
yaitu:
1) Responden yang tidak kooperatif
2) Responden yang tidak ada ditempat saat penelitian
Page 43
43
H. Tekhnik Pengumpulan Data dan Jenis Data
1. Tekhnik Pengumpulan data
a. Peneliti mengajukan izin kepada KESBANGPOL syarat pengambilan
data di puskesmas kranggan dan RSUD Temanggung
b. Peneliti mengirim surat perizinan dari KESBANGPOL dan meminta izin
kepada Kepala Puskesmas Kranggan dan Kepala RSUD Temanggung
c. Peneliti meminta data per dusun dari keseluruhan wanita usia subur di
Desa Kramat kec. Kranggan
d. Peneliti meminta waktu untuk melakukan pendekatan pada kader dalam
melakukan persamaan persepsi lembar observasi dalam pemeriksaan
SADARI pada 15 enumerator dan warga di Desa Kramat dengan
memberi penjelasan maksut dan tujuan penelitian
e. Peneliti meminta pada wanita usia subur yang bersedia menjadi
responden untuk menandatangani lembar inform concent responden
penelitian
f. Responden dikumpulkan untuk mendapat sosialisasi penelitian
g. Responden akan membagi kelompok tiap dusun
h. Responden akan diberi kuesioner dan melakukan tindakan SADARI yang
sesuai dalam lembar observasi.
i. Setelah proses penelitian selesai, peneliti mengucapkan terima kasih pada
responden
j. Setelah semua data terkumpul kemudian peneliti melakukan tabulasi data
2. Jenis Data
Data adalah himpunan angka yang menunjukkan nilai individu atau
obyek, di peroleh dengan menghitung atau mengukur kemudian diolah dan
Page 44
44
dianalisa menjadi informasi (Notoatmodjo, 2012). Jenis data dibagai
menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang diperoleh langsung oleh peneliti dari sumbernya. Data sekunder
adalah data yang tidak diperoleh langsung dari obyeknya, tetapi
melalui sumber lain, baik lisan maupun tulisan.Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder :
a. Data Primer
Data Primer diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh responden
tentang variabel yang diteliti (faktor pengetahuan, faktor pendidikan,
dan umur). Mengisi kuesioner peneliti dan 15 enumerator dengan
mendatangi responden saat ada pertemuan warga di Desa Kramat.
b. Data Sekunder
Data Sekunder diperoleh dari instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan
Kabupaten Temanggung, telaah dokumen mengenai kasus kanker
payudara yang terjadi satu tahun terakhir di RSUD Temanggung dan
puskesmas Kranggan kab. Temanggung.
I. Instrument penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini, telah ditetapkan sebagai
sampel (responden) dengan menggunakan kuesioner yang disusun oleh
peneliti. Kuesioner langsung dibagikan kepada responden yang berupa
lembaran-lembaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan
SADARI, pendidikan, dan umur.
Page 45
45
Table 3.2 kisi-kisi kuesioner pengetahuan SADARI
No Pokok materi No. item
Favorable unfavourable
Jumlah
soal
1. Pengertian kanker
payudara
1 1
2. Faktor resiko kanker
payudara
2 1
3. Gejala Gejala kanker
payudara
3,4,5 3
4. Pengertian SADARI 6 1
5. Tujuan pemeriksaan
SADARI
7 1
6. Waktu pelaksanaan
SADARI
10,11
8,9,12
5
7. Tekhnik SADARI 14,15,16.17 13,18,19,20 8
J. Uji Vasiliditas Dan Reliablitas
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk menguji data yang menggunakan daftar
pertanyaan atau kuisioner untuk melihat pertanyaan dalam kuisioner yang
diisi oleh responden tersebut layak atau belum pertanyaan-pertanyaan
digunakan untuk mengambil data (Sujarweni, 2015). Kuesioner yang
dilakukan uji validitas terlebih dahulu oleh orang yang dianggap ahli
dibidangnya. Hal ini peneliti meminta bantuan dosen dari program studi
kebidanan yang memiliki latar belakang sarjana pendidikan yaitu 2 orang
untuk melihat dan mengoreksi cakupan isi dari kuesioner yang dibuat
peneliti. Tenik penilaian dilakukan dengan cara memilih sampel dari suatu
populasi didasarkan pada informasi yang tersedia serta sesuai dengan
penelitian yang sedang berjalan, sehingga perwakilannya terhadap populasi
dapat dipertanggung jawabkan yang disebut judgment expertise
(Munandar&Narimawati,2008)
Page 46
46
2. Uji Reliablitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo,2012). Hal ini
berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo,2012). Uji reabilitas tidak semua peneliti melakukannya
dengan pertimbangan antara lain karena keterbatasan waktu.
K. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2010).
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori(Hidayat, 2010). Penelitian ini
misalnya: variabel pendidikan dikategorikan pendidikan tinggi kode 3,
pendidikan menengah kode 2, pendidikan dasar kode 1; variabel
pengetahuan dikategorikan baik kode 3, cukup kode 2, kurang kode 1;
variabel umur dikategorikan umur ≥ 30 tahun kode 2, umur < 30 tahun
kode 1
c. Skor (scoring)
Menghitung presentase jawaban skor tertinggi dengan rumus:
1) Skor untuk mengetahui data tingkat pengetahuan pada wanita usia
subur tentang SADARI:
Page 47
47
Skor = nilai yang diperoleh
skor maksimalx 100%
Menentukan kedudukan presentase jawaban dengan kategori
diinterpretasikan dengan skala pengukuran, yaitu:
Baik : hasil presentase 76%-100%
Cukup : hasil presentase 56%-75%
Kurang : hasil presentase < 56%
a) Kuesioner tingkat pengetahuan pada pertanyaan yang positif
(favourable) jika responden memilih jawaban benar diberi skor “1”
dan jawaban yang salah diberi skor “0”.
b) Kuesioner tingkat pengetahuan pada pertanyaan yang negatif
(unfavourable) jika responden memilih jawaban benar diberi skor
“0” dan jawaban yang salah diberi skor “1”.
2) Kategori untuk mengetahui tindakan deteksi dini kanker payudara
(SADARI) pada wanita usia subur
Benar : apabila responden melakukan SADARI sesuai dengan
lembar observasi
Kurang benar : apabila responden tidak melakukan salah satu
langkah-langkah SADARI yang sesuai dengan
lembar observasi
d. Entry data
Entry data adalah kegiatan atau langkah memasukkan data-data
yang telah di kode ke dalam program pengolah data. Penelitian ini
menggunakan program aplikasi Komputerisasi untuk pengujian
statistik.
Page 48
48
e. Data Cleaning
Memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam
program pengolah data sudah sesuai dan benar.
f. Tabulating
Menyusun data agar dengan mudah dapat di jumlah, disusun, ditata,
untuk disajikan dan analisis.
2. Analisa Data
Hasil pengumpulan data diolah dengan analisa statistic
univariat dan bivariat :
a. Analisa univariat
Menjelaskan karakteristik setiap varibel penelitian. Analisis ini
hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap varibel
(Notoatmodjo, 2010). Analisa yang dilakukan untuk melihat distribusi
frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel yang diteliti yaitu
pengetahuan, pendidikan, dan umur.
b. Analisis bivariate
Data yang sudah ditabulasi diolah dengan analisa bivariate. Analisa
bivariate dilakukan dengan menggunakan uji kai kuadrat (chi square
test) digunakan untuk mengetahui hubungan antara baris dan kolom.
Variabel antara baris dan kolom adalah variabel independen dan data
yang digunakan berskala nominal dan ordinal (Priyatno, 2008).
Pengujian hipotesis menggunakan uji chi square dengan tingkat
kemaknaan alfa=0,05 yang berarti p ≤ 0,05 atau Ha diterima yang
artinya ada hubungan tingkat pengetahuan, pendidikan, dan umur
Page 49
49
dengan tindakan deteksi dini kanker payudara (SADARI) pada wanita
usia subur.
L. ETIKA PENELITIAN
Menurut Hidayat (2014), dalam melakukan penelitian ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan yang disebut dengan etika penelitian yaitu:
1. Informed Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.Informed consent
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality(Kerahasiaan)
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik
informasi maupun masalah lain yang menyangkut privasi klien, hanya
kolompok tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
Page 50
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Februari – 29
Maret 2017 di Desa Kramat Kecematan Kranggan Kabupaten
Temanggung tahun 2017. Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai
pengetahuan, pendidikan dan umur dengan tindakan SADARI. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 79 dari 452 wanita usia subur.
Hasil penelitian ini akan diuraikan tentang analisis univariat dan
bivariat. Berdasarkan pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Analisis Univariat
Distribusi frekuensi responden berdasarkan mengetahui faktor-
faktor apa yang berhubungan dengan tindakan deteksi dini kanker
payudara (SADARI) pada wanita usia subur di Desa Kramat
Kecematan Kranggan Kabupaten Temanggung tahun 2017, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Page 51
51
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat
Pengetahuan terhadap deteksi dini kanker payudara (SADARI)
NO
SOAL
BENAR SALAH
∑ % ∑ %
1 Kanker payudara adalah benjolan keras
pada payudara yang bila dibiarkan bisa
menyebar ke bagian ketiak dan sekitarnya
77 97.46 3 3.79
2 Salah satu faktor risiko yang
menyebabkan seorang wanita menjadi
lebih mungkin menderita kanker
payudara adalah faktor keturunan dan
hormonal
73 92.40 6 7.59
3 Timbul benjolan yang mengeras dan
bentuknya tidak beraturan di payudara
merupakan tanda gejala kanker
payudara.
76 96.20 4 5.06
4 Putting payudara yang ketarik ke
dalam merupakan tanda tanda gejala
kanker payudara.
70 88.60 9 11.39
5 Keluarnya cairan saat tidak menyusui
pada putting payudara seperti susu
merupakan tanda gejala kanker
payudara.
69 87.34 10 12.65
6 SADARI adalah cara pemeriksaan
payudara sendiri 75 94.93 4 5.05
7 Tujuan SADARI adalah untuk
merasakan atau mengenal lekuk-lekuk
payudara sehingga jika terjadi
perubahan dapat segera diketahui
79 100 0 0
8 SADARI dilakukan 7–10hari sebelum
haid
57 72.15 22 27.84
9 SADARI tidak boleh dilakukan pada
menoupause(haid mati)
45 56.96 34 43.03
10 SADARI tidak memerlukan waktu
lama.Cukup sekitar 5 menit 76 96.20 4 5.05
11 SADARI sebaiknya dilakukan mulai
umur20 tahun setiap bulan
67 84.81 12 15.18
12 SADARI hanya dilakukan perempuan
yang sudah menikah. 68 86.07 11 13.92
13 Bagian payudara yang paling beresiko
mengalami kanker payudara adalah
permukaan atas payudara
54 68.35 25 31.64
Page 52
52
14 Posisi tubuh yang tepat untuk melakukan
teknik pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) pada tahap melihat adalah
posisi duduk bila posisi berdiri tidak
nyaman
65 82.27 14 17.72
15 Posisi berdiri atau berbaring
dapat dilakukan saat perabaan
pemeriksaan SADARI
52 65.82 27 34.17
16 Pemeriksaanpayudara(SADARI)
dapat menemukan keluarnya
cairan dari salah satu putting
seperti darah atau nanah
63 83.32 16 20.25
17 Salah satu payudara
menggantung lebih rendah dari
biasanya merupakan tanda yang
harus diwaspadai dalam
pemeriksaan payudara
59 74.68 20 25.31
18 Posisi yang tepat saat perabaan
SADARI adalah duduk 32 40.50 47 59.49
19 Kanker payudara menyebar di
seluruh permukaan
bagianpayudara kecuali bagian
ketiak
42 53.16 37 46.83
20 Teknik pemeriksaan SADARI
saat perabaan yang tepat adalah
meraba bagian tengah payudara
46
50.63 33 41.77
Tabel 4.1 diatas data yang diperoleh dari tingkat pengetahuan
tentang deteksi dini kanker payudara (SADARI) menunjukkan rata-rata
menjawab dengar benar di pengertian kanker payudara adalah 77 responden
(97.46%) dan tujuan SADARI adalah 79 responden (100%) dari 79 wanita
usia subur. Terdapat 32 responden (40.50%) yang menjawab benar d an
47 responden (59.49%) menjawab salah dipernyataan tentang tekhnik
SADARI. Rata-rata wanita usia subur di Desa Kramat mengerti tentang
pengertian, gejala dan faktor penyebab kanker payudara tetapi para wanita
usia subur belum paham sepenuhnya dengan tekhnik SADARI dengan baik
Page 53
53
dan benar.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pengetahuan responden
Variabel
Penelitian
Frekuensi (f)
Presentase(%)
Pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
0
38
41
0
48.1
51.9
Jumlah 79 100
Tabel 4.2 diatas data yang diperoleh dari 79 wanita usia subur
tidak ada yang memiliki pengetahuan yang kurang sehingga terdapat 41
wanita usia subur (51.9%) yang mempunyai pengetahuan baik tentang
SADARI dan pengetahuan cukup ada 38 wanita usia subur (48.1%).
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pendidikan responden
Variabel Penelitian Frekuensi (f) Presentase(%)
Pendidikan
Dasar
Menengah
Tinggi
57
10
3
72.2
24.0
3.8
Jumlah 79 100
Tabel 4.3 diatas data yang diperoleh dari 79 wanita usia
subur, sebagian besar memiliki pendidikan dasar yaitu sebanyak 57
wanita usia subur (72.2%), pendidikan menengah 10 wanita usia subur
(24.0%) dan pendidikan tinggi 3 wanita usia subur (3.8%).
Page 54
54
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur
responden
Variabel Penelitian Frekuensi (f) Presentase(%) Umur
Umur < 30tahun
Umur ≥ 30tahun
30
49
38.0
62.0
Jumlah 79 100
Tabel 4.4 diatas data yang diperoleh dari 79 wanita usia
subur, sebagian besar sebagian besar memiliki umur ≥ 30 tahun sebanyak
49 wanita usia subur (62.0%) dan memilki umur < 30 tahun sebanyak 30
wanita usia subur (38.0.0%).
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tindakan
SADARI
Variabel Penelitian Frekuensi (f) Presentase(%) Tindakan SADARI
Kurang Benar
Benar
59
20
74.7
25.3
Jumlah 79 100
Tabel 4.5 diatas data yang diperoleh dari 79 wanita usia subur,
sebagian besar sebagian besar melakukan tindakan SADARI kurang benar
sebanyak 59 wanita usia subur (74.7%) dan melakukan tindakan SADARI
dengan benar sebanyak 20 wanita usia subur (25.3%).
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan pengetahuan tentang SADARI dengan tindakan SADARI
Adapun hubungan pengetahuan tentang SADARI dengan pelaksanaan
SADARI dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Page 55
55
Tabel 4.6
Crostabulasi Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan SADARI
pada wanita usia subur di Desa Kramat Kecematan Kranggan
Kabupaten Temanggung tahun 2017
Pengeta
huan
Tindakan
Total
Uji
Statistik
Kurang
benar
benar
n % N % n %
Kurang 0 0 0 0 0 0
Cukup 34 43.0 4 5.1 3
8
4
8
.
1
p = 0,004
φ =0,327 Baik 25 31.6 16 20.3 41
51.9
Total 59 74.6 20 25.3 79
100
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 59 wanita usia
subur yang sudah melakukan tindakan SADARI kurang benar sebagian
besar mempunyai pengetahuan cukup yaitu 34 (43.0%) dan 20 wanita
usia subur yang sudah melakukan tindakan SADARI dengan benar
sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu 16 (20.3%) dari
jumlah 79 wanita usia subur(100%) tersebut tidak ada wanita usia subur
yang berpengetahuan kurang. Hasil uji statistik dengan menggunakan
uji chi-square, didapat nilai p=0,004 (p< 0,05) maka hipotesis kerja
(Ha) diterima yang berarti secara statistik ada hubungan signifikan
antara pengetahuan dan tindakan SADARI pada wanita usia subur.
Page 56
56
b. Hubungan pendidikan dengan tindakan SADARI
Tabel 4.7
Crostabulasi Hubungan Pendidikan dengan Tindakan SADARI pada
wanita usia subur di Desa Kramat Kecematan Kranggan Kabupaten
Temanggung tahun 2017
Pendidikan
Tindakan SADARI
Total
Uji
Statistik
Kurang benar benar
n % N % N %
Dasar 40 50.6 4 5.1 4
4
5
5
.
7
p = 0,000
φ =0,514 Menengah 19 24.1 12 15.2 31
39.2
Tinggi 0 0 4 5.1 4 5.1
Total 59 74.7 20 25.3 79
100
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa terdapat 59
wanita usia subur yang sudah melakukan tindakan SADARI kurang
benar sebagian besar berpendidikan dasar yaitu 40 (50.6%) dan 20
wanita usia subur yang sudah melakukan tindakan SADARI dengan
benar sebagian besar mempunyai berpendidikan menengah yaitu 12
(15.2%). Seluruh responden yang berpendidikan tinggi melakukan
SADARI dengan benar sejumlah 3 responden. Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi-square, didapat nilai p = 0,000 (p< 0,05) maka
hipotesis kerja (Ha) diterima yang berarti secara statistik ada hubungan
signifikan antara pendidikan dan tindakan SADARI pada wanita usia
subur.
Page 57
57
c. Hubungan umur dengan tindakan SADARI
Tabel 4.8
Crostabulasi Hubungan Umur dengan Tindakan SADARI pada wanita
usia subur di Desa Kramat Kecematan Kranggan Kabupaten
Temanggung tahun 2017
Umur
Tindakan SADARI Total
Uji
Statistik
Kurang benar benar
n % n % n %
Lebih dari 30
40 50.6 9 11.4 4
9
6
2
.
0
p = 0,069
φ =0,204 Kurang 30 19 24.1 11 13.9 30 38.0
Total 59 74.7 20 25.3 79 100
Berdasarkan table 4.8 diatas, ada 59 wanita usia subur yang sudah
melakukan tindakan SADARI kurang benar sebagian besar m em p u n ya i
umur yang lebih dari 30 tahun yaitu 40 responden (50.6%) dan 20 wanita
usia subur yang sudah melakukan tindakan SADARI dengan benar
sebagian besar b e r umur kurang 30 tahun yaitu 11 (13.9%). Hasil uji
statistik dengan menggunakan uji chi-square, didapat nilai p = 0, 069
(p>0,05) maka hipotesis kerja (Ha) ditolak yang berarti secara statistik
tidak ada hubungan signifikan antara umur dan tindakan SADARI pada
wanita usia subur.
B. Pembahasan
Peneliti meneliti faktor yang berhubungan dengan deteksi dini kanker
payudara (SADARI) pada wanita usia subur meliputi pengetahuan,
pendidikan dan umur.
Page 58
58
1. Analisa Univariat
a. Pengetahuan tentang SADARI
Pengetahuan umumnya dikelompokkan berdasarkan berbagai
kategori yaitu baik, cukup, kurang dan tahu, tidak tahu.tingkat
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu latar
belakang pendidikan, social budaya dan usia (Hanifah, 2010).
Mengetahui tingkat pengetahuan eanita usia subur tentang
SADARI dapat dilihat dari hasil kemampuan menjawab pertanyaan
yang telah diberikan melalui kuesioner tentang SADARI. Hasil
penelitian tingkat pengetahuan tentang SADARI yang telah dilakukan
di Desa Kramat Kecematan Kranggan Kabupaten Temanggung bahwa
dari 79 wanita usia subur yang telah diberikan pertanyaan tentang
pengertian kanker payudara yang menjawab benar 77 orang (97.46%)
dan yang menjawab salah 3 orang (3.79%) diikuti dengan pertanyaan
tentang faktor penyebab kanker payudara dan gejala kanker payudara
rata-rata menjawab dengan benar sedamgkan dalam waktu
pemeriksaan wanita usia subur belum paham sepenuhnya dengan baik
dan benar yaitu yang mampu menjawab dengan benar ada 56 wanita
usia subur dari 79 wanita usia subur (100%).
Hasil penelitian ini jika dijumlahkan dari jawaban seluruh
pertanyaan ternyata sebagian besar wanita usia subur mempunyai
pengetahuan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum
Page 59
59
sebagian besar wanita uisa subur di Desa Kramat Kecematan Kranggan
Kabupaten Temanggung sudah mengetahui tentang pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) walaupun pengetahuan masih dinilai
kurang dari segi waktu pemeriksaan dan tekhnik SADARI. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh kurangnya tersampainya informasi
secara benar dan lengkap tentang SADARI terutama waktu
pemeriksaan dan tekhnik SADARI akibatnya wanita usia subur
jarang atau tidak pernah melakukan tindakan SADARI.
b. Pendidikan Wanita Usia Subur
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari
79 wanita usia subur di Desa Kramat Kecamatan Kranggan Kabupaten
Temanggung sebagian besar responden berpendidikan rendah
(SD,SMP).
Wanita usia subur yang berpendidikan dasar menunjukkan sebagian
besar kesadaran wanita usia subur dalam pendidikan belum begitu
baik. Menurut Wawan dan Dewi (2010), pendidikan dapat
mempengaruhi perilaku seseorang untuk membentuk pola hidup
terutama dalam memotivasi sikap untuk berperan serta dalam
pembangunan kesehatan. Makin tinggi pendidikan seseorang
umumnya makin mudah untuk menerima informasi
c. Umur Wanita Usia Subur
Hasil penelitian yang telah dilakuakna dapat diketahui bahwa dari
79 wanita usia subur di Desa Kramat Kecamatan Kranggan Kabupaten
Page 60
60
Temanggung sebagian besar berusia lebih dari 30 tahun menunjukkan
sifat yang lebih matang dan memiliki mental yang diperlukan untuk
memepelajari dan menyesuaikan diri pada situasi- situasi yang baru,
misalnya mengingat hal-hal yang pernah dipelajari dulu, penalarana
analogi dan berfikir kreatif.
Umur merupakan salah satu faktor manusia yang sangat penting
dalam sebaran suatu penyakit, termasuk penyakit keganasan. Hal ini
berkaitan dengan pengaruh umur terhadap kerentanan, tingkat paparan,
masa inkubasi, maupun respons fisiologis (Gondhowiardjo,2010).
Menurut Hunclok (1998) dikutip dari Wawan dan Dewi (2010),
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
4. Tindakan SADARI pada Wanita Usia Subur
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dari 79
wanita usia subur di Desa Kramat Kecamatan Kranggan Kabupaten
Temanggung sebagian besar melakukan tindakan SADARI kurang
benar sebanyak 59 wanita usia subur (74.7%) dan melakukan tindakan
SADARI dengan benar sebanyak 20 wanita usia subur (25.3%).
Dalam bukunya Reeder (2011) mengungkapkan bahwa ada
beberapa faktor yang menyebabkan wanita tidak rutin melakukan
SADARI atau bahkan menghindarinya adalah rasa malas, takut,
beranggapan bahwa dirinya tidak berisiko, bingung cara/tekniknya.
Penelitian ini tindakan SADARI masih sulit diterapkan untuk
Page 61
61
seseorang melakukan tindakan SADARI secara rutin dan tepat waktu.
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Tentang SADARI dengan Tindakan SADARI
Tingkat pengetahuan dapat dilihat dari hasil kemampuan menjawab
pertanyaan yang telah diberikan melalui kuesioner tentang SADARI di
Desa Kramat Kecematan Kranggan Kabupaten Temanggung ditemukan
bahwa dari 79 wanita usia subur yang telah diberikan pertanyaan
tentang pengertian kanker payudara, gejala kanker payudara, dan faktor
penyebab kanker payudara, pengertian SADARI, waktu pemeriksaan
SADARI, tekhnik pemeriksaan SADARI.
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 79 wanita usia subur rata-rata
memiliki pengetahuan yang baik tidak ada yang memiliki pengetahuan
yang kurang sehingga dari 59 wanita usia subur yang mempunyai
pengetahuan cukup namun kurang benar melakukan SADARI hanya
34 wanita usia subur (43.0%) dan 20 wanita usia subur yang
mempunyai pengetahuan baik namun melakukan SADARI dengan
benar ada 16 wanita usia subur (20.3%). Hasil ini diperoleh dari uji
Chi-Square (alfa=0,05) dengan nilai p=0,004 maka dengan demikian
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tindakan
SADARI pada wanita usia subur.
Wanita usia subur yang mempunyai pengetahuan cukup namun
kurang benar melakukan SADARI dalam hal ini disebabkan karena
wanita usia subur tersebut merasa malas dan kurang memperhatikan
Page 62
62
cara melakukan SADARI sewaktu diberi penyuluhan sehingga mereka
tidak tahu benar cara melakukannya.
Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan tentang kesehatan
adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-
cara memelihara kesehatan. Adopsi perilaku yang didasari pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif terhadap stimulus akan membentuk
perilaku baru yang mampu bertahan lama. Pengetahuan responden akan
bertambah melalui ringkasan peristiwa yang pernah dihadapi, bisa saja
langsung bertanya pada tenaga kesehatan, bertanya kepada seseorang
yang dianggap lebih tau dari pada dirinya sendiri sehingga untuk
sekarang ini informasi-informasi mudah di dapat. Sesuatu tindakan yang
ada di masyarakat akan lebih bertahan lama jika didasari pada
pengetahuan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Setiawan (2012) mendapatkan
hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
responden dengan tindakan pemeriksaan kanker payudara dini. Sejalan
dengan hasil study yang dilakukan WHO dan para ahli pendidikan
kesehatan, terungkap memang benar bahwa pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan sudah tinggi, tetapi praktik mereka masih rendah.
Hal ini berarti bahwa perubahan atau peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan tidak diimbangi dengan peningkatan
atau perubahan perilakunya (Notoatmodjo,2005).
Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengetahuan yang tinggi tidak selalu
Page 63
63
berhubungan dengan perilaku seseorang. Demikian pengetahuan yang
lebih baik akan mendorong orang untuk melaksanakan SADARI,
walaupun ada responden yang benar melakukan SADARI meskipun
dengan tingkat rendah, Hal ini karena ada dorongan hati nurani
responden yang mempengaruhi responden paham dengan tindakan
SADARI, sehingga besarnya rasa kemalasan seseorang masih
mengalahkan pengetahuannya yang tinggi.
b. Hubungan Pendidikan dengan Tindakan SADARI
Dapat dilihat pada tabel 4.7 ada 59 wanita usia subur yang sudah
melakukan tindakan SADARI kurang benar sebagian besar
berpendidikan dasar yaitu 40 (50.6%) dan 20 wanita usia subur yang
sudah melakukan tindakan SADARI dengan benar sebagian besar
mempunyai berpendidikan menengah yaitu 12 (15.2%). Hasil uji
statistik dengan menggunakan uji chi-square, didapat nilai x² = 20,8 6
dengan p = 0,000 (p< 0,05) maka dengan demikian secara statistik ada
hubungan signifikan antara pendidikan dan tindakan SADARI pada
wanita usia subur.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pendidikan wanita
usia subur adalah pendidikan dasar (tamat SD,SMP) dan hanya sebagaian
kecil saja dengan pendidikan tinggi (tamat PT), dimungkinkan kesadaran
wanita usia subur dalam pendidikan belum begitu baik. Hasil analisis
bivariat menunjukkan bahwa 59 wanita usia subur yang melakukan
tindakan SADARI kurang benar sebagian besar berpendidikan dasar,
Page 64
64
sedangkan 12 wanita usia subur yang melakukan tindakan SADARI
dengan benar sebagian besar mempunyai berpendidikan menengah dan
yang mempunyai berpendidikan tinggi semua melakukan tindakan
SADARI dengan benar yaitu 4 wanita usia subur. Melihat data tersebut
ada kecenderung semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan
melakukan tindakan SADARI dengan benar dan menunujukkan bahwa
perilaku sadar akan kesehatan tidak mutlaknya sepenuhnya di pengaruhi
oleh pendidikan tapi bisa juga karena pola kebiasaan, kepercayaan dan
pengaruh dari seseorang. Pendidikan yang kurang akan menghambat
pengetahuan perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
baru di perkenalkan.
Menurut Wawan dan Dewi (2010), pendidikan dapat
mempengaruhi perilaku seseorang untuk membentuk pola hidup terutama
dalam memotivasi sikap untuk berperan serta dalam pembangunan
kesehatan. Makin tinggi pendidikan seseorang umumnya makin mudah
untuk menerima informasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Fahriza
(2010) mendapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang penanganan
kanker payudara.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa tingkat pendidikan suatu bangsa akan
memengaruhi perilaku rakyatnya. Makin tinggi pendidikan masyarakat
makin tinggi kesadaran kesehatannya dan seseorang makin mudah untuk
melakukan tindakan dengan baik dan benar.
Page 65
65
c. Hubungan umur dengan Tindakan SADARI
Hasil penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan antara umur
dengan tindakan SADARI pada wanita usia subur yang menunjukkan
dari 59 wanita usia subur yang sudah melakukan tindakan SADARI
kurang benar sebagian besar umur yang lebih dari 30 tahun yaitu 40
(50.6%) wanita usia subur dan yang umur yang kurang dari 30 tahun
hanya 19 (24.1%) wanita usia subur. Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan teori Hunclok (1998) dikutip dari Wawan dan Dewi (2010),
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Hal ini juga bisa kemungkinan
karena terkait dengan pengetahuan, dimana secara psikologis seharusnya
usia dewasa yang lebih tua lebih banyak melakukan tindakan
pencegahan karena merasa lebih rentan terhadap masalah kesehatan
tertentu.
Pada usia dewasa jika tidak mempunyai pengetahuan yang baik
tentang tindakan SADARI, maka tindakan SADARI cenderung lebih
rendah. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk memberikan pendidikan
kesehatan atau pengetahuan (dalam hal ini ini tentang kesehatan
reproduksi wanita) pada kelompok usia muda agar ketika mereka
memasuki usia dewasa dapat mempraktekkan pengetahuan yang
diperoleh dalam bentuk perilaku yang nyata (Sakanti,2007). Hal ini
sejalan dengan penelitian Sari dan Mahyar (2012) mendapatkan hasil
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan
Page 66
66
perilaku SADARI pada siswa SMAN 62 Jakarta tahun 2012.
Menurut data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara
terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Hanya 6 % terjadi pada wanita
yang berusia kurang dari 40 tahun. Hari makin banyak penderita kanker
payudara yang berusia 30 tahun, oleh karena itu jika wanita usia subur
termasuk golongan yang beresiko tinggi , meski baru berusia 30 tahun
tak ada salahnya untuk lebih bersikap waspada terhadap perubahan yang
terjadi pada payudara.
Teori Lewin (1954) dikutip dari Sari dan Mahyar (2012) bahwa
umur dianggap faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap
penyakit, baik gejala dan keseriusannya, sedangkan dalam penelitian
kesehatan umur selalu dihubungkan dengan angka kesakitan dan
kematian terutama pada penelitian epidemiologi (Notoatmodjo,1997).
Jadi, bisa disimpulkan wanita usia subur yang umur ≥ 30 tahun
dimana kejadian kanker payudara paling sering terjadi, berperilaku
melakukan tindakan SADARI lebih baik dari pada yang muda < 30
tahun. Penelitian ini umur tidak bisa menjadi patokan untuk seseorang
melakukan tindakan SADARI secara rutin dan tepat waktu.
Page 67
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai hubungan
antara pengetahuan, pendidikan, umur dengan tindakan SADARI pada
wanita usia subur di Desa Kramat Kecematan Kranggan Kabupaten
Temanggung tahun 2017, maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Sebagian besar wanita usia subur memiliki tingkat pengetahuan
yang baik sebanyak 41 responden(51.9%), bepengetahuan cukup
sebanyak 38 responden (48.1%), serta tidak ada(0%) yang tingkat
pengetahuannya kurang
2. Sebagian besar wanita usia subur berpendidikan dasar sebanyak
57 responden(72.2%).
3. Sebagian besar wanita usia subur berusia ≥ 30 tahun sebanyak 49
responden (38.0%).
4. Ada hubungan antara pengetahuan tentang SADARI dengan
tindakan SADARI dan nilai p = 0,004 (p< 0,05)
5. Ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan SADARI
dengan dan nilai p = 0,000 (p< 0,05)
6. Tidak ada hubungan antara umur dengan tindakan SADARI
dengan nilai p = 0,069 (p>0,05).
Page 68
68
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, adapun saran yang
dapat diberikan yakni sebagai berikut :
1. Bagi Desa
a. Masyarakat khususnya wanita usia subur baik yang belum
menikah maupun sudah menikah untuk melakukan tindakan
SADARI sacara rutin dan tepat sebagai langkah awal mendeteksi
kanker payudara.
b. Masyarakat yang usia ≥ 30 tahun disarankan untuk melakukan
tindakan SADARI secara rutin dan tepat dimana kejadian kanker
payudara paling sering terjadi
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu adanya penelitian lanjutan yang menyoroti tentang faktor-
faktor penghambat dalam pelaksanaan SADARI, bagi wanita usia
subur yang belum pernah mendengar mengenai SADARI.
Page 69
69
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, K. (2012) Aplikasi Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga.
Jakarta: Sagung Seto
Ali. Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Arikunto. S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Analitik. Jakarta:
Rineka Cipta
Azwar. S. (2015). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Budiman (2015). Buku Ajar Isu Tataran Kesehatan Masyarakat. Bandung:
PT. Refika Aditama
Bustan, M. N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Dahlan. M. Sopiyudin, (2012). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan:
deskriptif, bivariat, dan multivariate, dilengkapi aplikasi dengan
menggunakan SPP Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika
Diananda. R. (2008). Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogjakarta: Katahati
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah. Semarang: Jawa Tengah
Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung. 2015. Profil Kesehatan.
Temanggung: Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung.
Fahriza, M. (2010). Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan
Wanita Usia 20-45 Tahun Tentang Penanganan Kanker Payudara
Kelurahan Rempoa Rt.07/02 Pada Bulan September Tahun 2010
Gondhowiardjo. S. et al. (2010). Ilmu Onkologi Dasar. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI
Hanifah, M. (2010). Hubungan Usia Dan Tingkat Pendidikan Dengan
Pengetahuan Wanita Usia 20-50 Tahun Tentang Periksa Payudara
Sendiri (Sadari)
Hernilawati (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi selatan:
Pustaka As Salam
Hidayat, Aziz Alimul, 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisa Data, Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul, 2014, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisa Data, Jakarta: Salemba Medika
Kementerian Kesehatan RI. Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara.
Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Penanggulan Kanker Payudara dan
Kanker Leher Rahim. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil kesehatan Indonesia tahun 2013.
Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Pusat Data dan Informasi. Jakarta
Page 70
70
Lee, J. R. (2008). Kanker payudara. Jakarta: Daras Books
Manuaba, Wibawa Tjakra 2010, Panduan Penatalaksanaan Kanker
Solid PERABOI 2010, , Jakarta: Sagung Seto
Mubarak, W. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan
Aplikasi dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Munandar&narimawati.(2008). Teknik Sampling. Yogyakarta: Gava Media
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni.
Jakarta:Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilkau.
Jakarta:Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi.
Jakarta:Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta:Rineka Cipta.
Priyatno, Duwi (2008). Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom
Priyoto. (2014). Teori Sikap dan Perilaku Dalam Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika
Puspita , S. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Sadari
Pada Mahasiswi Fakultas Non Kesehatan Di Universitas
Hasanuddin. Fakultas Kesehatan Masyarakat Makassar
Rasjidi.I. (2009). Deteksi Dini, dan Pencegahan Kanker Pada Wanita.
Jakarta: Sagung Seto
Rasjidi.I. (2010). Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto
Reeder, S. J. et al. Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Riwidikdo, H. (2013). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press
Saptaputra. et al.(2016). Studi Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Halu Oleo. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Halu Oleo
Setiawan, F. S. (2012). Hubungan Pengetahuan Dan Deteksi Dini
(SADARI) Dengan Keterlambatan Penderita Kanker Payudara
Melakukan Pemeriksaan Di RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan. (S1), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Pekajangan.
Setyorini, A.(2014). Kesehatan Reproduksi & Pelayanan Keluarga
Berencana. Bogor: IN Media
Sugiyono (2016). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sujarweni. W. (2015). Statistik Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gava Media
Sunyoto, D. (2013). Statistik untuk Paramedis.Bandung: Alfabeta
Suryaningsih, E. K., & Sukaca, B. E. (2009). Gejala-Gejala Kanker
Payudara.Yogyakarta: Paradigma Indonesia.
Wawan, A., & Dewi, M. (2011). Teori &pengukuran Pengetahuan,
Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Page 72
72
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINDAKAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
(SADARI)PADA WANITA USIA SUBUR
Petunjuk pengisian kuasioner
1. Bacalah dengan seksama pertanyaan sebelum menjawab
2. Berilah tanda silang (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dan dianggap
paling benar.
A. UMUR : tahun
B. PENDIDIKAN
SD SMA
SMP Perguruan Tinggi
C. PENGETAHUAN D.
No.
PERNYATAN JAWABAN
BENAR SALA
H PENGERTIAN KANKER PAYUDARA
1. Kanker payudara adalah benjolan keras pada payudara
yang bila dibiarkan bisa menyebar ke bagian ketiak dan
sekitarnya
FAKTOR RISIKO KANKER
PAYUDARA
2. Salah satu faktor risiko yang menyebabkan
seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita
kanker payudara adalah faktor keturunan dan
hormonal
GEJALA - GEJALA KANKER
PAYUDARA
3. Timbul benjolan yang mengeras dan bentuknya
tidak beraturan di payudara merupakan tanda
gejala kanker payudara.
4. Putting payudara yang ketarik ke dalam
merupakan tanda tanda gejala kanker
payudara.
Page 73
73
5. Keluarnya cairan saat tidak menyusui pada
putting payudara seperti susu merupakan
tanda gejala kanker payudara.
PENGERTIAN SADARI 6. SADARI adalah cara pemeriksaan payudara
sendiri
TUJUAN SADARI
7. Tujuan SADARI adalah untuk merasakan atau
mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika
terjadi perubahan dapat segera diketahui
WAKTU PELAKSANAAN SADARI 8. SADARI dilakukan 7 – 10 hari sebelum haid 9. SADARI tidak boleh dilakukan pada
menoupause(haid mati)
10. SADARI tidak memerlukan waktu lama.
Cukup sekitar 5 menit
11. SADARI sebaiknya dilakukan mulai umur 20
tahun setiap bulan
12. SADARI hanya dilakukan perempuan yang sudah
menikah.
TEKHNIK SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
13. Bagian payudara yang paling beresiko mengalami
kanker payudara adalah permukaan atas payudara
14. Posisi tubuh yang tepat untuk melakukan teknik
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada tahap melihat
adalah posisi duduk bila posisi berdiri tidak nyaman
15. Posisi berdiri atau berbaring dapat dilakukan saat
perabaan pemeriksaan SADARI
16. Pemeriksaan payudara (SADARI) dapat
menemukan keluarnya cairan dari salah satu
putting seperti darah atau nanah
17. Salah satu payudara menggantung lebih rendah
dari biasanya merupakan tanda yang harus
diwaspadai dalam pemeriksaan payudara
18. Posisi yang tepat saat perabaan SADARI adalah duduk
19. Kanker payudara menyebar di seluruh permukaan
bagian payudara kecuali bagian ketiak
20. Teknik pemeriksaan SADARI saat perabaan yang
tepat adalah meraba bagian tengah payudara
Page 74
74
D. Tindakan SADARI
lembar observasi tekhnik pemeriksaan payudara sendiri( SADARI)
No Tekhnik pemeriksaan SADARI Benar Salah
Tahap I. Inspeksi di Hadapan Cermin
1. Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus
ke bawah dan memperhatikan apakah ada
kelainan lekukan, kerutan, atau
pembengkakan pada kedua payudara atau
puting.
2. Kedua tangan diangkat ke atas kepala
periksa payudara dari berbagai sudut.
3. Tegangkan otot-otot bagian dada dengan
meletakkan kedua tangan di pinggang.
Perhatikan apakah ada kelainan pada
kedua payudara atau puting.
4. Melakukan dengan lembut menekan
masing-masing putting untuk melihat
adanya cairan yang keluar
Tahap II. Palpasi dengan Cara
Berbaring
1. Letakkan bantal di bahu kanan dan letakkan
tangan kanan di atas kepala. Gunakan tangan
kiri untuk memeriksa payudara kanan untuk
memeriksa adanya benjolan.
2. Raba payudara dengan gerakan melingkar
dari sisi luar payudara (sampai dibawah
lengan) ke arah puting sampai ke puting
payudara (memutar seluruh permukaan
Page 75
75
payudara).
3. Raba payudara dengan gerakan lurus dari
sisi luar ke sisi dalam payudara. Gunakan
jari telunjuk,tengah, dan jari manis untuk
merasakan perubahan
Frequensi
1. TINDAKAN SADARI
Statistics
TINDAKAN
N Valid 79
Missing 0
Percentiles 25 1.0000
50 1.0000
75 2.0000
TINDAKAN SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid KURANG BENAR 59 74.7 74.7 74.7
BENAR 20 25.3 25.3 100.0
Total 79 100.0 100.0
2. Pengetahuan
Statistics
pengetahuan
N Valid 79
Missing 0
Percentiles 25 2.0000
50 3.0000
Page 76
76
Statistics
pengetahuan
N Valid 79
Missing 0
Percentiles 25 2.0000
50 3.0000
75 3.0000
pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid cukup 38 48.1 48.1 48.1
baik 41 51.9 51.9 100.0
Total 79 100.0 100.0
3. Pendidikan
Statistics
pendidikan
N Valid 79
Missing 0
Percentiles 25 1.00
50 1.00
75 2.00
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid pendidikan dasar 44 55.7 55.7 55.7
pendidikan
menengah
31 39.2 39.2 94.9
pendidikan tinggi 4 5.1 5.1 100.0
Total 79 100.0 100.0
Page 77
77
4. umur
Statistics
Umur
N Valid 79
Missing 0
Percentiles 25 1.0000
50 1.0000
75 2.0000
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid lebih dari 30 49 62.0 62.0 62.0
kurang dari 30 30 38.0 38.0 100.0
Total 79 100.0 100.0
TABULASI SILANG
1. tingkat pengetahuan * TINDAKAN SADARI
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat pengetahuan *
TINDAKAN SADARI
79 100.0% 0 .0% 79 100.0%
Page 78
78
tingkat pengetahuan * TINDAKAN SADARI Crosstabulation
TINDAKAN SADARI
Total KURANG BENAR BENAR
tingkat pengetahuan CUKUP Count 34 4 38
Expected Count 28.4 9.6 38.0
% within TINDAKAN
SADARI
57.6% 20.0% 48.1%
% of Total 43.0% 5.1% 48.1%
BAIK Count 25 16 41
Expected Count 30.6 10.4 41.0
% within TINDAKAN
SADARI
42.4% 80.0% 51.9%
% of Total 31.6% 20.3% 51.9%
Total Count 59 20 79
Expected Count 59.0 20.0 79.0
% within TINDAKAN
SADARI
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 74.7% 25.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 8.471a 1 .004
Continuity Correctionb 7.031 1 .008
Likelihood Ratio 8.974 1 .003
Fisher's Exact Test .004 .003
Linear-by-Linear Association 8.364 1 .004
N of Valid Cases 79
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.62.
b. Computed only for a 2x2 table
Page 79
79
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi .327 .004
Cramer's V .327 .004
Contingency Coefficient .311 .004
N of Valid Cases 79
2. pendidikan * tindakan SADARI
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pendidikan * tindakan 79 100.0% 0 .0% 79 100.0%
Page 80
80
pendidikan * tindakan Crosstabulation
tindakan
Total kurang benar benar
pendidikan pendidikan dasar Count 40 4 44
Expected Count 32.9 11.1 44.0
% within tindakan 67.8% 20.0% 55.7%
% of Total 50.6% 5.1% 55.7%
pendidikan
menengah
Count 19 12 31
Expected Count 23.2 7.8 31.0
% within tindakan 32.2% 60.0% 39.2%
% of Total 24.1% 15.2% 39.2%
pendidikan tinggi Count 0 4 4
Expected Count 3.0 1.0 4.0
% within tindakan .0% 20.0% 5.1%
% of Total .0% 5.1% 5.1%
Total Count 59 20 79
Expected Count 59.0 20.0 79.0
% within tindakan 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 74.7% 25.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 20.868a 2 .000
Likelihood Ratio 21.205 .000
Linear-by-Linear Association 19.300 1 .000
N of Valid Cases 79
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.01.
Page 81
81
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi .514 .000
Cramer's V .514 .000
Contingency Coefficient .457 .000
N of Valid Cases 79
3. umur * tindakan SADARI
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
umur * tindakan 79 100.0% 0 .0% 79 100.0%
Page 82
82
umur * tindakan Crosstabulation
tindakan
Total kurang benar Benar
umur lebih dari 30 Count 40 9 49
Expected
Count
36.6 12.4 49.0
% within
tindakan
67.8% 45.0% 62.0%
% of Total 50.6% 11.4% 62.0%
kurang 30 Count 19 11 30
Expected
Count
22.4 7.6 30.0
% within
tindakan
32.2% 55.0% 38.0%
% of Total 24.1% 13.9% 38.0%
Total Count 59 20 79
Expected
Count
59.0 20.0 79.0
% within
tindakan
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 74.7% 25.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 3.296a 1 .069
Continuity Correctionb 2.399 1 .121
Likelihood Ratio 3.227 1 .072
Fisher's Exact Test .108 .062
Linear-by-Linear Association 3.254 1 .071
N of Valid Cases 79
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.59.
Page 83
83
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 3.296a 1 .069
Continuity Correctionb 2.399 1 .121
Likelihood Ratio 3.227 1 .072
Fisher's Exact Test .108 .062
Linear-by-Linear Association 3.254 1 .071
N of Valid Cases 79
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.59.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Phi .204 .069
Cramer's V .204 .069
Contingency Coefficient .200 .069
N of Valid Cases 79