BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ion logam memiliki peranan penting dalam proses kimia dan biologi. Oleh karena itu, kajian mengenai reaktivitas ion logam di dalam suatu larutan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk memahami proses kimia dan biologi yang terjadi pada fasa cair (Badyal dkk., 2004). Interaksi antara ion logam dengan pelarut (ligan) akan mempengaruhi proses reaksi yang berlangsung dan mengakibatkan perubahan struktur dan dinamika sistem. Ion Ca 2+ merupakan golongan alkali tanah yang kelimpahannya kelima terbanyak di kerak bumi. Interaksi ion tersebut dengan pelarut berhubungan dengan fungsinya dalam proses kimia dan biologi. Kalsium dalam senyawa calcium-graphite intercalation (Ca-GIC) dapat meningkatkan kinerja senyawa tersebut sebagai absorben gas (Srinivas dkk., 2010). Selain itu, ion Ca 2+ memiliki peranan penting dalam proses koagulasi, apoptosis, eksositosis dan pemodelan sitoskeleton (Naor dkk., 2003). Interaksi ion Ca 2+ dengan protein dalam proses tersebut merupakan faktor penting dalam mempelajari struktur dan dinamika. Dinamika interaksi ion Ca 2+ dengan atom N dalam protein menjadi penting dikaji untuk mengetahui reaktivitas ion Ca 2+ . Informasi tersebut dapat diperoleh dengan mempelajari model simulasi solvasi ion Ca 2+ dalam amoniak cair. Reaktivitas ion logam dalam larutan dapat dipelajari menggunakan teknik eksperimen dan teoretikal (simulasi komputer). Teknik eksperimen yang telah dilakukan untuk mempelajari solvasi ion Ca 2+ dalam amoniak cair adalah XRD (Westman dkk., 1981), ND (Wasse dkk., 2004), NS (Damay dkk., 1990) dan INS (Dreele dkk., 1979). Teknik eksperimen menghasilkan bilangan koordinasi yang beragam yaitu dalam rentang 6-8. Data tersebut mendekati data yang dihasilkan menggunakan simulasi komputer, yaitu metode simulasi dinamika molekuler klasik (Sidhisoradej dkk., 1998) dan MK/MM (Kerdcharoen dan Morokuma, 2003). Metode simulasi dinamika molekuler tersebut hanya memberikan informasi mengenai kulit solvasi pertama dan akurasi hasil simulasi sangat ditentukan oleh fungsi potensial yang digunakan. Penyusunan fungsi potensial sangat sulit untuk dilakukan dan 1
3
Embed
BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/94952/potongan/S2-2016...Interaksi antara ion logam dengan pelarut (ligan) akan mempengaruhi proses
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ion logam memiliki peranan penting dalam proses kimia dan biologi. Oleh
karena itu, kajian mengenai reaktivitas ion logam di dalam suatu larutan merupakan
hal penting yang harus dilakukan untuk memahami proses kimia dan biologi yang
terjadi pada fasa cair (Badyal dkk., 2004). Interaksi antara ion logam dengan pelarut
(ligan) akan mempengaruhi proses reaksi yang berlangsung dan mengakibatkan
perubahan struktur dan dinamika sistem.
Ion Ca2+ merupakan golongan alkali tanah yang kelimpahannya kelima
terbanyak di kerak bumi. Interaksi ion tersebut dengan pelarut berhubungan dengan
fungsinya dalam proses kimia dan biologi. Kalsium dalam senyawa calcium-graphite
intercalation (Ca-GIC) dapat meningkatkan kinerja senyawa tersebut sebagai
absorben gas (Srinivas dkk., 2010). Selain itu, ion Ca2+ memiliki peranan penting
dalam proses koagulasi, apoptosis, eksositosis dan pemodelan sitoskeleton (Naor
dkk., 2003). Interaksi ion Ca2+ dengan protein dalam proses tersebut merupakan
faktor penting dalam mempelajari struktur dan dinamika. Dinamika interaksi ion Ca2+
dengan atom N dalam protein menjadi penting dikaji untuk mengetahui reaktivitas
ion Ca2+. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan mempelajari model simulasi
solvasi ion Ca2+ dalam amoniak cair.
Reaktivitas ion logam dalam larutan dapat dipelajari menggunakan teknik
eksperimen dan teoretikal (simulasi komputer). Teknik eksperimen yang telah
dilakukan untuk mempelajari solvasi ion Ca2+ dalam amoniak cair adalah XRD
(Westman dkk., 1981), ND (Wasse dkk., 2004), NS (Damay dkk., 1990) dan INS
(Dreele dkk., 1979). Teknik eksperimen menghasilkan bilangan koordinasi yang
beragam yaitu dalam rentang 6-8. Data tersebut mendekati data yang dihasilkan
menggunakan simulasi komputer, yaitu metode simulasi dinamika molekuler klasik
(Sidhisoradej dkk., 1998) dan MK/MM (Kerdcharoen dan Morokuma, 2003). Metode
simulasi dinamika molekuler tersebut hanya memberikan informasi mengenai kulit
solvasi pertama dan akurasi hasil simulasi sangat ditentukan oleh fungsi potensial
yang digunakan. Penyusunan fungsi potensial sangat sulit untuk dilakukan dan
1
2
membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah metode
yang dapat mendeskripsikan struktur dan dinamika ion Ca2+ dalam amoniak cair
dalam kulit solvasi pertama dan kedua secara mendetail. Simulasi dinamika
molekuler tersebut dikenal dengan nama DM-QMCF.
Simulasi DM-QMCF merupakan pengembangan dari metode MK/MM yang
membagi menjadi dua daerah perhitungan, yaitu daerah mekanika kuantum (MK) dan
mekanika molekuler (MM). Simulasi DM-QMCF memiliki daerah MK yang lebih
panjang daripada MK/MM yaitu sebesar 6,5 Å, sehingga interaksi non Coulomb
dapat diabaikan. Hal ini menyebabkan penyusunan fungsi potensial ion-pelarut tidak
diperlukan. Metode simulasi DM-QMCF telah dibuktikan kualitas dan akurasinya
oleh penelitian terdahulu mengenai solvasi hampir seluruh ion di tabel periodik
(Canaval dkk., 2013).
Berdasarkan penjelasan di atas kajian mengenai solvasi ion Ca2+ dalam
amoniak cair perlu dilakukan. Teknik eksperimen yang dilakukan sebelumnya
memberikan hasil bilangan koordinasi yang berbeda-beda mulai dari 6-8, dan
memiliki keterbatasan deteksi pergerakan molekul-molekul dalam sistem cairan.
Keterbatasan yang terdapat pada teknik eksperimen dapat diselesaikan melalui
simulasi komputer, karena dapat mengakses sifat dinamika sampai pergerakan
molekul daerah femtodetik. Reaktivitas ion Ca2+ dalam amoniak cair dapat dipelajari
dengan menganalisis hasil simulasi DM-QMCF yaitu analisis struktur dan dinamika
seperti fungsi distribusi radial, distribusi bilangan koordinasi, fungsi distribusi
angular, waktu tinggal ligan rata-rata dan frekuensi vibrasi ulur ion Ca2+-N.
I.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari reaktivitas ion Ca2+ dalam
amoniak cair menggunakan metode simulasi DM-QMCF. Informasi mengenai
reaktivitas dapat diperoleh dengan:
1. Mempelajari struktur solvasi ion Ca2+ dalam amoniak cair pada kulit solvasi
pertama yaitu menggunakan analisis fungsi distribusi radial, bilangan
koordinasi dan sudut ikatan N-Ca2+ -N.
2. Mempelajari dinamika solvasi ion Ca2+ dalam amoniak cair menggunakan
analisis waktu tinggal rata-rata ligan di kulit solvasi pertama dan kedua serta
frekuensi vibrasi ikatan ion Ca2+-N.
3
I.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai reaktivitas ion
Ca2+ dalam amoniak cair menggunakan simulasi DM-QMCF untuk melengkapi data
yang belum dapat diperoleh secara eksperimental seperti dinamika atau pergerakan