Page 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi saat ini semakin berkembang dengan pesat,
salah satunya adalah internet. Internet saat ini menjadi bagian yang tidak
dapat dipisahkan, semua aspek telah memanfaatkan fasilitas internet. Pada
akhir Maret 2017, Internet World Stats memaparkan bahwa di Asia
penggunaan internet mencapai 50,2%. Hal ini menyatakan bahwa Negara Asia
merupakan negara yang menggunakan internet terbanyak melebihi negara
Eropa dan negara lainnya.
Sumber: www.internetworldstats.com (2017)
Gambar I.1. Statistik Pengguna Internet di Dunia
Lembaga riset pasar e-Marketer menyatakan bahwa, “Populasi netter di
Indonesia mencapai 83,7 juta orang pada 2014” (kompas.com, 2014). Hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya pengguna internet dari tahun ke tahun
Page 2
2
dan akan terus bertambah. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII), memaparkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia awal
tahun 2016 mencapai 132,7 juta user atau sekitar 51,8% dari total jumlah
penduduk Indonesia.
Sumber: www.apjii.or.id, (2016)
Gambar I.2. Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia
Pencapaian ini merupakan akibat dari pertumbuhan jumlah pengguna internet
di Indonesia yang signifikan dari tahun ke tahun. Tingginya jumlah pengguna
internet tersebut menunjukan kemudahan yang didapat oleh masyarakat dengan
kecanggihan teknologi yang dimiliki saat ini, begitu pula halnya dalam
pemasaran suatu produk.
Dengan perkembangan pengguna internet yang begitu pesat ini
mengakibatkan perubahan ekonomi dan lingkungan pasar melahirkan suatu
kompetisi yang begitu ketat khususnya dalam dunia perdagangan elektronik
atau yang lebih dikenal dengan e-commerce. E-commerce lebih dikenal online
shop di kalangan masyarakat. Berdasarkan data dari Euro Moneter,
Page 3
3
memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai tahun 2020
akan mencapai 5,6%, sementara itu bisnis e-commerce Indonesia akan tumbuh
37% (detik.com,2017). Dalam perkembangannya, adanya e-commerce karena
terdapat banyaknya penguna internet yang salah satunya digunakan dalam
proses bisnis online. Pengaplikasian e-commerce sebagai media teknologi,
menjadikan proses penjualan dilakukan secara lebih mudah, efisien, dan
interaktif antara customer dan perusahaan. Berdasarkan pada produk yang
biasanya paling dicari atau yang menduduki posisi teratas dalam penjualan
secara online adalah produk fashion (78% partisipan), kemudian produk gadget
(46%), dan produk elektronik lainnya (43%) (bisniskeuangan.kompas.com,
2014). Dalam hal ini, pertumbuhan e-commerce atau online shop di Indonesia
yang berkembang menunjukan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar
dalam e-commerce atau online shop. Begitu juga dengan produktifitas fashion
memiliki peluang yang besar dilihat dari besarnya persentasi partisipan dalam
penjualan secara online.
Berbicara mengenai fashion, sepintas berarti membicarakan mengenai
pakaian atau busana. Berbicara tentang pakaian tentu akan membahas tentang
sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita. Aspek fashion semakin menyentuh
kehidupan sehari-hari setiap orang. Fashion mempengaruhi apa yang kita
kenakan, kita makan, bagaimana kita hidup, dan bagaimana kita memandang
diri sendiri. Fashion juga memicu pasar dunia untuk terus berkembang,
produsen untuk berproduksi, pemasar untuk menjual, dan konsumen untuk
membeli. Pranoto dan Iranita (2010) mengungkapkan bahwa “Penampilan fisik
merupakan salah satu prioritas utama yang menjadi perhatian remaja, serta
Page 4
4
banyak yang membeli produk fashion dengan merek tertentu untuk
meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri remaja”. Pakaian adalah salah
satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar,
yang dengannya seorang dapat menempatkan diri mereka terpisah dari orang
lain, yang selajutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu.
Studi tentang fashion tidak hanya berbicara tentang pakaian, tapi juga peran
dan makna pakaian dalam tindakan sosial. Dengan kata lain, fashion bisa di
metamorfosa sebagai kulit sosial. Didalamnya membawa pesan dan gaya hidup
suatu komunitas tertentu yang merupakan bagian dari kehidupan sosial.
Disamping itu fashion juga mengekpresikan suatu identitas tertentu.
Perkembangan fashion di Indonesia sangatlah pesat khususnya fashion
Korea. Fenomena penyebaran budaya populer Korea didominasi dengan
penyebaran berupa serial drama televisi, musik pop atau yang biasa disebut
K-pop, film Korea dan makanan khas Korea. Munculnya budaya populer
Korea sejajar dengan perkembangan fashion negara gingseng tersebut. Demam
fashion Korea pun sudah mendunia tidak hanya di Indonesia saja. Fashion
Korea di Indonesia dilatar belakangi oleh fenomena piala dunia Korea-Jepang
(2002) yang berakhir dengan masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar
dunia, jadi perkembangan fashion Korea telah mempengaruhi Indonesia selama
sepuluh tahun terakhir (kompas.com, 2014). Di Indonesia banyak dijumpai
remaja yang meniru fashion Korea tersebut, mulai dari gaya rambut, model
pakaian, aksesoris, pola hidup, dan cara berinteraksi dengan teman sebayanya.
Globalisasi budaya Korea ini berhasil mempengaruhi kehidupan masyarakat
dunia. Remaja adalah salah satu target pemasaran atau pangsa pasar yang
Page 5
5
potensial pada beragam produk industri, hal ini disebabkan karena pada masa
remaja individu lebih cenderung tidak stabil serta mudah dipengaruhi, sehingga
akan lebih mudah memunculkan perilaku konsumtif. Hal ini terbukti dari,
gaya pakaian masyarakat terutama remaja kini lebih menyukai dan
menggandrungi pakaian ala Korea karena style Korea dinilai menarik, ceria,
keren dan tidak membosankan. Hal ini membuat dunia dalam usaha dituntut
agar lebih tampil adaptif dan inovatif agar tetap bertahan dan mampu bersaing
dengan melakukan berbagai cara perbaikan dari sisi strategi dan operasi suatu
perusahaan. Semua ini dilakukan demi menjaga kualitas usaha yang dijalankan
agar mendapatkan nilai tambah tersendiri.
Salah satu toko yang berbidang pada penjualan fashion Korea atau biasa
disebut fashion ala Korea baik itu pakaian pria maupun wanita. Sistem
transaksi yang diterapkan rata-rata masih secara manual pada alat pencatatan
maupun pada proses transaksi penjualan, hal ini dapat dikatakan kurang efektif
dan efisien, dikarenakan sulit untuk mencatat dan menghitung banyaknya jenis
barang yang ada, banyaknya jumlah barang, maupun besarnya jumlah harga.
Dengan banyaknya jumlah barang dan tingkat keramaian pembeli
mengakibatkan penjual mengalami kesulitan dalam mengelola dan menghitung
transaksi penjualan secara cepat, tepat, dan efisien. Oleh karena itu, sangat
penting untuk membangun sebuah sistem aplikasi penjualan berbasis web e-
commerce sehingga mempermudah dalam mengelola dan proses transaksi
penjualan bisa lebih efektif dan efisien.
Banyak sekali metode pengembangan rekayasa perangkat lunak yang
ada, salah satu metode pengembangan software yang digunakan adalah Rapid
Page 6
6
Application Development (RAD). Metode RAD merupakan pengembangan
siklus yang dirancang untuk memberikan pengembangan yang jauh lebih cepat
dan hasil yang lebih berkualitas tinggi dari pada yang dicapai dengan siklus
hidup tradisional. Penggunaan metode RAD suatu sistem dapat diselesaikan
hanya dalam waktu 30-90 hari, hal ini dapat memperhemat waktu, dan jika
memungkinkan bisa menghemat biaya serta menghasilakan produk yang
berkualitas. Penggunaan metode RAD juga bertujuan mendapatkan suatu desain
yang dapat diterima oleh konsumen dan dapat dikembangkan dengan mudah.
Metode RAD juga memberikan batasan-batasan pada suatu sistem supaya
tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa judul dari Laporan Tugas Akhir ini adalah “Penerapan
Metode RAD Dalam Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan
Pakaian Fashion Korea Berbasis Web”
1.2. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka tujuan dari penulisan tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Dari penelitian ini di harapkan terciptanya sistem penjualan yang mampu
mengontrol pengecekan stok barang, pengolahan dan rekapitulasi data,
transaksi penjualan, dan laporan penjualan secara komputerisasi.
2. Dengan membangun aplikasi penjualan berbasis web, diharapkan dapat
meningkatkan transaksi penjualan serta dapat menawarkan produk kepada
konsumen secara luas, dari mana saja dan kapan saja.
Page 7
7
3. Dengan penggunaan metode Rapid Application Development (RAD)
diharapkan mendapatkan suatu desain yang dapat diterima oleh konsumen
dan dapat dikembangkan dengan mudah.
Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah
satu syarat kelulusan pada Program Diploma Tiga (D.III) untuk jurusan
Manajemen Informatika di Akademi Manajemen Informatika dan Komputer
Bina Sarana Informatika (AMIK BSI).
1.3. Metode Penelitian
Ada beberapa metode yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini adalah sebagai berikut :
A. Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Metode yang digunakan pada pengembangan perangkat lunak ini
menggunakan model Rapid Application Development (RAD) yang terdiri dari
Permodelan Bisnis, Permodelan Data, Permodelan Proses, Pembuatan Aplikasi,
Pengujian dan Pergantian (Rosa dan Shalahuddin 2013:35).
1. Permodelan Bisnis
Tahap ini mengidentifikasi kebutuhan system seperti analisa kebutuhan
fungsional dan non-fungsional. Analisis digunakan untuk mengetahui
perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktivitas apa saja yang ada
dalam sistem tersebut.
Page 8
8
2. Permodelan Data
Tahap ini penulis membuat, Entity Relationship Diagram (ERD),
Transformasi ERD ke LRS, Logical Relational Structure (LRS), dan
Spesifikasi File.
3. Permodelan Proses
Tahap permodelan proses berisakan tentang Rancangan Antarmuka, Use
Case Diagram, Activity Diagram, dan Struktur Navigasi.
4. Pembuatan Aplikasi
Setelah menganalisa kebutuhan system, permodelan data, kemudian
permodelan proses sistem maka sistem diimplementasikan ke dalam bentuk
sebuah sistem informasi berbasis web dengan menggunakan Macromedia
Dreamweaver 8, bahasa pemrograman PHP dengan database MySql.
5. Pengujian dan Pergantian
Setelah membuat aplikasi maka bagian akhir yang dilakukukan adalah
pengujian aplikasi yang telah dibuat kemudian pergantian.
B. Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu,
sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observasi)
Mengumpulkan data-data informasi secara langsung hal di Jln. D.I
Panjaitan, Waingapu, NTT hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana sistem web e-commerce dapat membantu dalam proses pemasaran
produk. Hasil yang didapatkan adalah sebagian besar customer meminta
untuk melihat produk secara online tanpa harus bertemu secara langsung.
Page 9
9
2. Studi Pustaka (Literature)
Metode studi pustaka (literature) yaitu dengan menelusuri, membaca, dan
mencatat data dari berbagai sumber seperti buku-buku, jurnal, artikel dan
karya ilmiah yang berhubungan dengan pembuatan website yang dapat
menunjang penulisan tugas ini dan lain sebagainya.
1.4. Ruang Lingkup
Perancangan aplikasi penjualan berbasis e-commerce ini memiliki sistem
front end dan back end, dimana proses front end berbatas pada, pengunjung
dapat mendaftar untuk menjadi member, member dapat memesan barang,
menghapus pesanan, menulis komentar tentang produk, serta melakukan
konfirmasi pembayaran. Sedangkan proses back end, penjual dapat menambah,
mengubah, menghapus produk database, serta penjual dapat mengelola daftar
pemesanan dan konfirmasi pengiriman. Metode pengembangan perangkat lunak
yang digunakan adalah Metode Rapid Application Development (RAD) yang
terdiri dari Permodelan Bisnis, Permodelan Data, Permodelan Proses,
Pembuatan Aplikasi hingga Pengujian dan Pergantian, sedangkan metode
pengumpulan data meliputi Pengamatan (Observasi) dan Studi Pustaka
(Literature).
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan
dibahas penulis membagi penyajiannya dalam beberapa bab. Setiap bagian
Page 10
10
memberikan penjelasan secara ringkas dan menyeluruh, dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang
diambil, maksud dan tujuan dari penulisan, metode penelitian yang
digunakan dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang terdiri dari
dua garis besar yaitu konsep dasar web, serta beberapa teori
pendukung yang berhubungan dengan teori-teori yang digunakan
dalam perancangan web serta tinjauan studi.
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini secara garis besar menguraikan tentang Permodelan
Bisnis mencakup analisa kebutuhan fungsional dan analisa
kebutuhan non-fungsional. Permodelan Data mencakup Entity
Relationship Diagram (ERD), Transformasi ERD ke LRS, Logical
Relational Structure (LRS), dan Spesifikasi File. Tahap Permodelan
Proses mencakup Rancangan Antar Muka, Use Case Diagram,
Activity Diagram, dan Struktur Navigasi. Tahap Pembuatan
Aplikasi mencakup implementasi dan Spesifikasi Sistem Komputer.
Selanjutnya pada bagian terakhir mencakup Pengujian dan
Pergantian.
Page 11
11
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang
diberikan oleh penulis dari hasil penelitian yang dilakukan. Saran
untuk memperbaiki jika masih ada kekurangan pada perancangan
web demi penyempurnaan di masa yang akan datang.