1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan .sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi . (Mahida,1984) Komponen-komponen yang terdapat dalam air jelas berbeda jika sumber air tersebut berbeda pula.Air sungai mengandung padatan yang terbentuk sebagai padatan dari erosi, air juga mengandung mikroorganisme yang berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, kotoran manusia atau hewan.Air juga mengandung logam berat yang berbahaya dari hasil buangan industri. Air yang bersumber dari mata air sebenarnya juga mengadung beberapa komponen yang sama, tapi dengan kadar yang berbeda. (Wardhana,1995) Diperairan, Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sedikit lebih sedikit daripada nitrat (NO3), karena tidak stabil dengan keberadaan oksigen.Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi). Reduksi nitrat (Denitrifikasi) oleh aktifitas mikroba pada kondisi anaerob, yang merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga
44
Embed
BAB I PENDAHULUAN - · PDF filetahun 2001 tentang kriteria mutu air berdasarkan Permenkes 416 Th ... oleh asam oksalat berlebih. ... Dalam larutan netral atau sedikit basa kalium kromat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan .sesuai
dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan
mencuci, air untuk pengairan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi .
(Mahida,1984)
Komponen-komponen yang terdapat dalam air jelas berbeda jika sumber
air tersebut berbeda pula.Air sungai mengandung padatan yang terbentuk
sebagai padatan dari erosi, air juga mengandung mikroorganisme yang berasal
dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, kotoran manusia atau
hewan.Air juga mengandung logam berat yang berbahaya dari hasil buangan
industri. Air yang bersumber dari mata air sebenarnya juga mengadung
beberapa komponen yang sama, tapi dengan kadar yang berbeda.
(Wardhana,1995)
Diperairan, Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sedikit
lebih sedikit daripada nitrat (NO3), karena tidak stabil dengan keberadaan
oksigen.Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara ammonia dan
nitrat (nitrifikasi).
Reduksi nitrat (Denitrifikasi) oleh aktifitas mikroba pada kondisi anaerob,
yang merupakan proses yang biasa terjadi pada pengolahan limbah, juga
2
menghasilka gas ammonia dan gas-gas lain, misalnya N2O, NO2, NO, dan N2.
Proses denitrifikasi ditunjukan oleh persamaan reaksi :
NO3 → NO2 NH3 (gas)
N2 (gas)
NO2 (gas)
Pada denitrifikasi, gas N2 yang dapat terlepas dilepaskan dari dalam air ke
udara. Ion nitrit dapat berperan sebagai sumber nitrogen bagi tanaman,
keberasaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombaka
bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut rendah.
Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik kadar
nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Garam
garam nitrit digunakan sebagai penghambat terjadinya proses korosi pada
industri. Pada manusia, konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan
terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang
selanjutnya membentuk met-hemoglobin yang tidak mampu mengikat
oksigen. Untuk menganalisa nitrit dalam air bersih dapat dilakukan dengan
metoda spektrofotometri.. (Effendi.H,2003)
Dengan metoda spektrofotometri, sampel menyerap radiasi (pemancaran)
elektromagnetis.Dimana pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat,
pengukuran absorbansi dan transmisi dalam spektroskopi ultraviolet dan sinar
tampak digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.
3
Dengan mengatur kondisi alat selama operasi maka konsentrasi nitrit
dalam air minum, dapat diketahui dari garis kalibrasi yang ditentukan dengan
menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk membuat karya ilmiah yang
berjudul “Penentuan Kadar Nitrit Pada Air Bersih di Kota Padang
Dengan Metoda Spektrofotometri UV-Vis”.
1.2 Rumusan Masalah
Kadar nitrit dalam air bersih sangat berpengaruh terhadap mutu lingkunga
hidup. Apakah kandungan nitrit pada beberapa air bersih di kota Padang
memenuhi standar menurut peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 82
tahun 2001 tentang kriteria mutu air berdasarkan Permenkes 416 Th 1990.
1.3 Tujuan Praktek Industri
- Unutuk menerapkan ilmu yang penulis dapat diperkuliahan dengan
kenyataan dilapangan yang didapat didunia kerja.
- Meningkatkan dan memperluas serta memantapkan pengaplikasian
teknologi baru dalam lapangan kerja.
- Memantapkan profesional kerja dan keterampilan kerja.
- Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Praktek Industri
pada jurusan kimia Universitas Negeri Padang.
4
1.4 Manfaat
- Dengan selesainya pelaksanaan kerja praktek industri diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dan memperluas penguasaan mahasiswa
terhadap materi dan praktek industri dan materi lapangan.
- Dapat mengetahui cara menganalisis kadar ion nitrit dalam air bersih
dengan etoda spektrofotometer UV-Visible.
- Dapat diketahui kadar ion nitrit dalam air bersih dengan metoda
spektrofotometri UV-Visible.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM UPTD BALAI KESEHATAN PROVINSI
SUMATERA BARAT
2.1 Sejarah singkat balai laboratorium kesehatan
Laboratorium kesehatan propinsi Sumatera Barat didirikan pada tahun
1969 yang berada dijalan koto tinggi, dikantor dinas kesehatan propinsi
Sumatra Barat.Tahun 1972 laboratorium ini diresmikan dan sekarang berada
dijalan gajah mada gunung pangilun.
Tahun 1978, balai laboratorium kesehatan daerah datarik menjadi unit
pelaksana teknis (UPTD) pusat departement kesehatan RI dengan nama balai
laboratorium kesehatan padang dengan kelas B, sesuai denagan surat keputusan
Mentri kesehatan RI No.142/Menkes/SK/1978,tanggal 28 april 1978.
Tahun 2001, tanggal 01 oktober seiring denga bergulirnya otonomi daerah,
kembali balai laboratorium kesehatn padang menjadi milik daerah propinsi
Sumatera Barat yang religius merubah keputusan menttri kesehatan RI
No.783/Menkes/SK/XI/1986 tentangrumusan kedudukan unit pelaksana teknis
alam lingkungan departemen kesehatan RI, selanjutnya balai laboratorium
kesehatan padang menjadi unit pelaksana teknis daerah (UPTD) dengan nama
Balai Laboratorium Kesehatan Padang Sumatera Barat, sehingga susunan
organisasi dan tata kerja bertanggung jawab kepada dinas kesehatan propinsi
Sumatera Barat.
6
2.2 Kegiatan Balai Laboratorium
2.2.1 Pelayanan Balai Laboratorium
Kegiatan pelayanan di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Bidang Hematologi
b) Bidang Kmia Analitik
c) Bidang Mikrobiologi
d) Bidang imunologi
e) Bidang Toksikologi
f) Bidang Kimia Lingkungan
2.2.2 Pelaksanaan Quality Control
Balai Laboratorium Kesehatan Padang pada tahun anggaran 2002 telah
mengikuti Quality control/PNPKLK bidang:
a) Mikrobiologi
b) Kimia Kesehatan
c) Patologi Klinik
d) Imonulogi
2.2.3 Kerjasama (lintas program dan lintas sektrol)
a) Kerjasama untuk menunjang program pendidikan dilingkungan
kesehatan yaitu berupa bimbingan dan fasilitas pratikum bagi
mahasiswa baik negri maupun swasta.
7
b) Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten di Sumatera Barat
terutama untuk kejadian luar biasa (KLB)
c) Bekerjasama dengan Bapedal daerah dan Bapedal wilayah.
d) Bekerjasama dengan rumah sakit pemerintah maupun swasta.
2.3 Tugas dan fungsi Balai Laboratorium Kesehatan Padang
Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan RI No.142/Menkes/SK/1978,
tanggal 28 april 1978, dinyatakan bahwa tugas Balai Laboratorium Kesehatan
adalah : “Melaksanakan Pemeriksaan Secara Laboratorium di Bidang
Pelayanan Kesehatan Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
Berlaku”.
Sedangkan fungsi laboratorium kesehatan adalah :
1) Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan,
mikrobiologi, kimia, pantologi, dan imunologi.
2) Pelaksanaan sistem rujukan trhadap hal-hal yang tersebut pada point (a)
pasal ini.
2.4 Susunan Organisasi
Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan RI
No.142/Menkes/SK/1978, tanggal 28 april 1978, bahwa UPTD Balai
Kesehatan Laboratorium Kesehatan Sumatra Barat adalah sebagai
laboratorium kelas B.Susunan organisasi dari UPTD Balai Kesehatan seperti
terlampir.
8
2.5 Laboratorium
2.5.1 Tata Letak Laboratorium
UPTD BLK Sumbar terletak dijalan gajah mada padang dengan
luas tanah 1.763 m2 dan luas gedung 736 m2 dan terdiri atas 61
personaliasrbagai berikut:
Dokter S2 : 3 orang
Dokter Umum : 2 orang
S1 Kimia/Apoteker : 1 orang
S1 Biologi : 4 orang
S1 Pendidikan/Adm Negara : 1 orang
D III AAK : 5 orang
D III Akper : 3 orang
SAKMA : 19 orang
SMAK : 2 orang
SPA : 1 orang
SMA : 7 orang
SMEA : 2 orang
SPK : 3 orang
STM : 1 orang
KPAA : 2 orang
SD : 3orang
9
2.5.2 Kegiatan
I. Bidang Kimia Air dan Lingkungan
a) Pemeriksaan Air
Air Bersih
Air limbah
Air minum
Air badan air
Air laut
dll
b) Pemeriksaan Udara
c) Pemeriksaan Narkoba
d) Pemeriksaan Kasus-Kasus Keracunan (KLB)
II. Metoda Analisa
a) Titrasi
b) Gravimetri
c) Spektrofotometri
d) AAS
e) GC/GCMS
III. Peralatan
Peralatan utama diLaboratorium Kesehatan Masyarakat adalah:
a)Spektrofotometri UV-Vis
b) AAS (flame)
c) GC/GCMS
10
2.5.3 Alur Pengelolaan sampel
Gambar 1. Alur pengolahan sampel
Pelanggan
Menyerahaka
n Sampel
PETUGAS SAMPLING (PPC)
1.Melakukan sampling
2.Penomoran sampel
3.Pemisahan dan pendistribusian
sampel
PENYELIA
Mengisi
formulir
ANALISIS
1.Melakukan
Pengujian
2.Mengisi WORK
sheets
PELANGGAN
Menerima
LHU
PETUGAS
PELAYAN
1.Menyerahkan
LHU kepada
pelanggan
2.Mengarsipka
n LHU
PENYELIA
Melakukan
Verifikasi LHUS
PETUGAS
PELAYANAN
Mengetik LHU
PENYELIA &
M.TEKNIK
1.Pelayan
melakukan
verifikasi ketikan
LHU
2.MT
menamenandatang
ani LHU setelah
disahkan oleh
penyelia.
Petugas Pelayanan
Melakukan registrasi dan mengisi
form FPPS dan Buku Induk,
menghilangkan identitas sampel dan
memberi nomor.
11
2.6 Pengelolaan sampel di bidang Kimia Air dan Lingkungan.
a. Pemeriksaan zat organic (SNI 06-6989.22-2004)
Tujuan : Untuk mengetahui kadar zat organic dalam sampel
Metoda : Titrimetri
Prinsip : Zat organic di dalam air dioksidasi dengan KMnO4 , direduksi
oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi
kembali dengan KMnO4.
Reagen : Asam sulfat 4 N, asam oksalat 0.01 N dan KMnO4 0.01 N
Cara kerja :
Standarisasi larutan KMnO4
Pipet 10 mL asam oksalat 0.01 N masukkan ke dalam Erlenmeyer.
Encerkan dengan aquadest sampai 100 mL.
Tambahkan 5 mL asam sulfat 8 N dan panaskan sampai mendidih.
Titrasi dengan KMnO4.
Pemeriksaan Sampel
Pipet 100 mL sampel masukkan ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan 5
mL asam sulfat 8 N.
Panaskan sampai mendidih dan tambahkan KMnO4 0.01 N sebanyak 10
mL.
Panaskan selama 10 menit dan tambah 10 mL asam oksalat 0.01 N
kemudian panaskan sampai warna hilang.
Titrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 0.01 N sampai warna
merah muda.
12
b. Pemeriksaan hidrogen sulfida
Tujuan : Untuk mengetahui kadar hidrogen sulfida dalam sampel
Metoda : Spektrofotometri (Merek 1.14779.0001)
Prinsip : Sulfida direaksikan dengan amin, asam sulfat, feri klorida
dalam keadaan yang menghasilkan biru metilen, ammonium
phospat ditambahkan setelah dikembangkan untuk
menghilangkan warna feri klorida, diukur dengan
spectrometer pada panjang gelombang 625 nm
Reagen : Reagen kit R1, R2 dan R3
Cara kerja :
Pipet 5 mL sampel masukkan dalam tabung reaksi, tambahkan masing-
masing secara berurutan 1.5 dan 5 tetes masing-masing reagen.
Untuk blanko dipakai aquadest 5 mL perlakuan yang sam dengan
sampel, kocok beberapa menit dan baca hasil pada spectrometer.
c. Pemeriksaan amoniak
Tujuan : Untuk mengetahui kadar amoniak dalam sampel
Metoda : Spektrofotometri
Prinsip : NH4 dengan reagen Nesler akan menjadi kuning coklat, warna
ini dapat diukur dengan spectrometer dengan panjang
gelombang 425 nm
Reagen : Reagen kit R1, R2 dan R3
Cara kerja :
13
Pipet 5 mL sampel masukkan dalam tabung reaksi dan tambahkan 0.6