1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap televisi pasti mempunyai cara tersendiri dalam mengelola penyiarannya, hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakter baik sumber daya manusia maupun pengelola dan pemilik dari stasiun yang bersangkutan. Demikian halnya dengan JTV Madiun walaupun merupakan bagian dari JTV secara keseluruhan tetapi juga mempunyai ciri tersendiri dalam mengelola manajemen penyiarannnya. Hal ini dapat dilihat oleh penulis saat melakukan penelitian dimana karena keterbatasan sumber daya manusia yang ada maka seluruh komponen yang ada di JTV Madiun harus memiliki kemampuan yang lebih artinya mulai satpam harus memiliki kemampuan yang lain misalnya mengenal kamera dan sebagainya. Pengamatan peneliti selama di lapangan menunjukkan walaupun manajemen penyiaran itu ada tetapi semuanya seperti sudah tertata dan terlaksana tanpa harus dimengerti dengan baik oleh para personil yang terlibat di dalamnya, artinya walaupun mereka tidak pernah memperoleh pendidikan mengenai manajemen atau tidak berlatar belakang manajemen tetapi mampu beradaptasi dan menjalankan tugas dengan baik. Hal ini terbukti dengan lancarnya acara di JTV Madiun. Pembuatan program acara televisi termasuk di dalamnya pembuatan program berita pada dasarnya dimulai dari proses perencanaan, produksi dan menyiarkan siaran berita. Peran dari manajemen penyiaran sepertinya tidak terasa karena hal tersebut terjadi setiap hari sehingga sudah menjadi kebiasaan disinilah peran dari
39
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/29057/2/jiptummpp-gdl-yanuarsuda-30738-2-babi.pdf · manajemen radio, televisi tidak hanya menyajikan suara tetapi juga menyajikan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap televisi pasti mempunyai cara tersendiri dalam mengelola penyiarannya,
hal ini dikarenakan adanya perbedaan karakter baik sumber daya manusia maupun
pengelola dan pemilik dari stasiun yang bersangkutan. Demikian halnya dengan JTV
Madiun walaupun merupakan bagian dari JTV secara keseluruhan tetapi juga
mempunyai ciri tersendiri dalam mengelola manajemen penyiarannnya. Hal ini dapat
dilihat oleh penulis saat melakukan penelitian dimana karena keterbatasan sumber
daya manusia yang ada maka seluruh komponen yang ada di JTV Madiun harus
memiliki kemampuan yang lebih artinya mulai satpam harus memiliki kemampuan
yang lain misalnya mengenal kamera dan sebagainya.
Pengamatan peneliti selama di lapangan menunjukkan walaupun manajemen
penyiaran itu ada tetapi semuanya seperti sudah tertata dan terlaksana tanpa harus
dimengerti dengan baik oleh para personil yang terlibat di dalamnya, artinya
walaupun mereka tidak pernah memperoleh pendidikan mengenai manajemen atau
tidak berlatar belakang manajemen tetapi mampu beradaptasi dan menjalankan tugas
dengan baik. Hal ini terbukti dengan lancarnya acara di JTV Madiun.
Pembuatan program acara televisi termasuk di dalamnya pembuatan program
berita pada dasarnya dimulai dari proses perencanaan, produksi dan menyiarkan
siaran berita. Peran dari manajemen penyiaran sepertinya tidak terasa karena hal
tersebut terjadi setiap hari sehingga sudah menjadi kebiasaan disinilah peran dari
2
manajemen penyiaran semestinya memaksimalkan dan melakukan evaluasi terus
menerus terhadap kinerja dari para karyawan.
Hal ini dilakukan dalam rangka memperbaiki terus menerus tahapan-tahapan
pelaksanaan dari kerja pembuatan berita. Peningkatan kualitas bisa dari sumber daya
manusianya maupun peralatan yang dipergunakannya sehingga tahapan manajemen
harus disinkronkan dengan tahapan proses penyiaran dan setiap langkah harus selalu
berorientasi kepada tujuan acara yang disiarkan harus lebih baik dari waktu ke waktu
tak terkecuali kualitas acara berita tersebut.
Perbaikan dan evaluasi ini dilakukan agar dapat meminimalisir penyimpangan
yang mungkin terjadi sehingga menganggu proses produksi dan pada akhirnya hasil
akhir yaitu siaran berita itu sendiri. Hal ini dikarenakan memproduksi sebuah berita
tidak diperlukan perencanaan yang begitu matang, karena berita umumnya datang
tidak selalu bisa direncanakan tetapi juga bisa datang tiba-tiba di saat kondisi para
karyawan tidak siap baik fisik maupun peralatan.
Kondisi demikian tentunya akan menghilangkan moment penting dari berita
tersebut, disinilah letak dari manajemen penyiaran televisi, dimana berbeda dari
manajemen radio, televisi tidak hanya menyajikan suara tetapi juga menyajikan
gambar sehingga diperlukan kerja yang lebih keras lagi serta manajemen yang lebih
baik agar program siaran berita dapat disiarkan dengan baik.
Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling
sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola
media penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia. Keberhasilan media
penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia yang bekerja pada tiga pilar
3
utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki setiap media penyiaran yaitu teknik,
program dan pemasaran. Keberhasilan media penyiaran bergantung pada bagaimana
kualitas orang-orang yang bekerja pada ketiga bidang tersebut. Namun demikian,
kualitas manusia saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan pimpinan
media penyiaran bersangkutan mengelola sumber daya manusia yang ada. Karena
alasan inilah manajemen yang baik mutlak diperlukan pada media penyiaran
Morissan, (2010 : 125).
Undang-undang penyiaran memberikan pengertiaan siaran sebagai pesan atau
rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar yang berbentuk
grafik, karakter, baik yang bersifat interaktif atau tidak, yang diterima melalui
perangkat penerima siaran. Maka dari itu dibutuhkan manajemen penyiaran untuk
mendapatkan hasil yang bagus dan berkualitas. Manajemen penyiaran adalah sebuah
pengaturan atau struktur keorganisaian yang dibentuk untuk mempermudah jalanya
suatu produksi, dan dalam suatu pengelolaan suatu manajemen penyiaran dibutuhkan
Manajer Program yang bagus. Tanggung jawab utama manajer program adalah
mencakup pemilihan semua anggota, dan penjadwalan seluruh program serta
mengatur penayangan berbagai program sedemikian rupa agar menarik sebanyak
mungkin audien dan menghasilkan peringkat acara (rating) yang setinggi mungkin.
Dalam perkembangan teknologi saat ini banyak sekali televisi lokal yang
bermunculan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang sudah melek informasi,
seperti di daerah-daerah yang notabene daerah yang masih bisa dikatakan sebagai
daerah yang berkembang. Mengelola media penyiaran pada dasarnya adalah
mengelola manusia keberhasilan media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreatifitas
4
manusia yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang
dimiliki semua media penyiaran yaitu teknik, program, dan pemasaran.
Penelitian mengenai manajemen penyiaran menarik untuk diteliti dikarenakan
di masa mendatang diperkirakan jumlah stasiun televisi akan semakin banyak di
mana salah satu materi penyiaran televisi adalah berita di sisi lain wadah untuk
mengimplemetasikan ilmu yang dimiliki oleh para sarjana komunikasi khususnya
masih kurang, sehingga diperlukan referensi mengenai materi manajemen penyiaran
berita. Peneliti tertarik meneliti masalah ini karena ingin mengetahui tentang
manajemen penyiaran televisi lokal dalam mengelola dan menyajikan sebuah berita
yang disuguhkan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tertarik untuk
menontonnya tayangan acara tersebut.
Berdasarkan urain latar belakang di atas peneliti tertarik untuk menangkat
judul “Manajemen Penyiaran Berita Televisi Lokal (Studi Pada Program Berita
“Suguhan Sepincuk Berita” di JTV Madiun)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah Bagaimana manajemen penyiaran berita lokal pada program acara Suguhan
Sepincuk Berita di JTV Madiun khususnya pra produksi ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumasan masalah yang akan diteliti maka tujuan penelitian ini
untuk mengetahui tentang proses manajemen penyiaran yang menyangkut teknik
5
reportase, editing berita maupun editing gambar pada televisi lokal kususnya pada
program acara “Suguhan Sepincuk Berita” di JTV Madiun khususnya pra produksi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis :
a. Menambah refrensi tentang riset manajemen penyiaran bagi jurusan ilmu
komunikasi
b. Membantu mahasiswa, kususnya yang mengambil study audio visual dalam
mendalami riset ini
c. Sebagai literatur untuk penelitiian selanjutnya
2. Manfaat Praktis :
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan kontribusi dan evaluasi bagi para
pemilik media dalam pembuatan acara berita.
E. Tinjauan Pustaka
E.1 Manajemen Penyiaran
Sebagaimana perusahaan lainnya, dasar pengelolaan atau operasionalisasi
stasiun penyiaran adalah pengetahuan mengenai ilmu manajemen pada umumnya,
dan pada khususnya manajemen stasiun penyiaran. Pada sesi ini kita akan membahas
pengertian ilmu manajemen dan bagaimana manajemen diterapkan atau dipraktekkan
pada stasiun penyiaran. Mengelola bisnis media penyiaran merupakan salah satu
bisnis yang paling sulit dan paling menantang dibandingkan dengan jenis industri
lainnya. Mengelola media penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia.
Keberhasilan media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia yang
6
bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki setiap media
penyiaran yaitu teknik, program dan pemasaran.
E.1.1 Pengertian Manajemen
Mabruri (2010:18) menyatakan bahwa:
Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno menagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki dimensi
yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal
dari bahasa Italia maneggiare yang berarti mengendalikan, terutamanya
mengendalikan kuda yang berasal dari bahasa latin manus yang berarri tangan.
Sedangkan manajemen produksi adalah segala usaha/aktivitas/proses guna
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Tindakan manajemen akan
melibatkan keputusan atas rancangan/desain dan pengawasan produksi
termasuk di dalamnya semua aktivitas/proses untuk mewujudkan suatu produk
sesuai dengan tujuan yang telah disepakati.
Morissan, (2010:127) mengemukakan beberapa pengertian mengenai
manajemen sebagai berikut :
1. Schoderbek, Coiser, dan Alpin, memberikan definisi manajemen sebagai :
suatu proses untuk mencapai tujuan organisasi melalui pihak-pihak lain.
2. Stoner, memberikan definisi manajemen sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha.
3. Pringle, Jennings, dan Longenecker yang mendefinisikan manajemen
sebagai proses memperoleh dan mengkombinasikan sumber daya manusia,
keuangan, informasi dan fisik untuk mencapai tujuan utama organisasi,
yaitu menghasilkan suatu barang dan jasa yang diinginkan sebagai segmen
masyarakat.
4. Howard Carlisle (1987), Mengemukakan pengertian manajemen yang lebih
menekankan pada pelaksanaan fungsi manajer yaitu mengarakan,
mengoordinasikan, dan memengaruhi operasional suatu organisasi agar
mencapai hasil yang diinginkan serta mendorong kinerja secara total.
5. Wayne Mondy (1983), memberikan definisi manajemen yang lebih
menekankan pada faktor manusia dan materi sebagai berikut : Proses
perencanaan, pengorganisasian, memengaruhi dan pengawasan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui koordinasi penggunaan sumber daya
manusia dan materi.
7
E.2.2 Fungsi Manajemen
Morisan, (2010:130) mengemukakan bahwa dalam melaksanakan tanggung
jawab manajemen, manajer harus melaksanakan empat fungsi dasar, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasiaan (organising)
3. Pengarahan dan memberikan pengaruh (derecting/ influencing)
4. Pengawasan (controlling).
Dari keempat fungsi manajemen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perancanaan mencakup kegiatan penentuan tujuan (objectives) media
penyiaran serta mempersiapkan rencana dan strategi yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan harus diputuskan “apa yang harus
dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukanya dan siapa yang
melakukanya”. Jadi perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan
memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.
Sebelum organisasi menetukan tujuan, terlebih dahulu harus menetapkan
visi dan misi atau maksud organisasi. Kamus Longman mendefinisikan visi
sebagai kemampuan melihat, atau gagasan mengenai apa yang anda fikirkan
mengenai sesuatu seharusnya seperti apa. Dengan demikian visi adalah cita-cita
atau harapan untuk mewujudkan suatu keadaan atau situasi yang ideal di masa
depan. Seddangkan misi (mision) secara bahasa memiliki dua pengertian dasar
yaitu maksud atau tujuanyang ingin dicapai dan pekerjaan penting yang harus
dilakukan. Dengan demikian misi memiliki pengertian sebagai maksud atau
tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian tindakan atau pekerjaan yang
harus dilakukan.
8
Manajemen dapat menerapkan sejumlah tujuan melalui proses
perancanaan ini. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan
sumber daya secara tidak efektif. Pada umumnya, tujuan manajemen penyiaran
dapat dibagi kedalam tiga hal yang terdiri atas tujuan ekonomi, pelayanan dan
personal (Morisan, 2010:132):
a. Tujuan Ekonomi mencakup hal-hal yang terkait dengan posisi
keuangan media penyiaran bersangkutan dengan perhatian utamanya
tertuju pada taget pendapatan, target pengeluaran, target keuntungan,
target rating yang ingin dicapai.
b. Tujuan pelayanan mencakup kegiatan penentuan prograqm yang dapat
menarik audien, penentuan program yang dapat menarik minat dan
kebutuhan audien sekaligus kegiatan penentuan peran media penyiaran
di tengah masyarakat.
c. Tujuan personal adalah tujuan individu yang bekerja pada media
penyiaran bersangkutan. Pada umumnya, individu bekerja untuk satu
tujuan, yaitu mendapatkan pengahsilan namun tidak setiap individu
menjadikan penghasilan sebagai satu-satunya tujuan karena mereka
menginginkan tujuan lain misalnya : mendapatkan pengalaman,
keahlian, kepuasan kerja, dan sebagainya.
Pada sebagian besar media penyiaran, rencana tersebut sudah tercantum
pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) perusahaan yang
biasannya mencakup hal-hal sebagai berikut (Morisan, 2010:134):
a. Falsafah (filosofi) stasiun penyiaran: yang memuat peran yang ingin
dicapai suatu stasiun penyiaran ditengah masyarakat serta tanggung
jawab kepada publik, pemasangan iklan dan karyawan. Hal ini
biasanya dapat dilihat dari visi atau misi pendirian perusahaan yang
tercantum pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART)
perusahaan.
b. Rincian kegiatan (job discription): memuat tanggung jawab setiap
posisi yang ada pada suatu media penyiaran dan hubungan berbagai
posisi itu satu sama lainnyaserta garis komando diantara posisi itu. Hal
ini biasanya dapat dilihat pada struktur organisasi perusahaan.
c. Operasional stasiun: menjelaskan bagaimana stasiun penyiaran
beroprasi, peran dan tanggung jawab setiap departemen serta
hubungan antara satu departemen dengan departemen lainnya atau satu
individu dengan individu lainnya. Setiap perusahaan biasanya
9
memiliki standar prosedur pekerjaan atau standar operating procedure
(SOP).
d. Peraturan stasiun penyiaran: yaitu hal-hal yang mengatur berbagai
ketentuan seperti jam kerja, pakaian, konsumsi, cuti, izin, kerja
sampingan, dan sebagainya.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang mumpuni dan
lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama dalam proses penyusunan
struktur organisasi adalah departementalisasi dan pembagian kerja.
Depertementalisasi merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu
organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat
dikerjakan bersama. Hal ini tercermin pada struktur formal suatu organisasi, dan
tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan organisasi.
Struktur organisasi stasiun penyiaran pada umumnya tidak memiliki
standar yang baku. Bentuk organisasi stasiun penyiaran berbeda-beda satu
dengan lainnya, bahkan dalam wilayah yang sama stasiun penyiarannya tidak
memiliki organisasi yang persis sama. Tanggungjawab dalam menjalankan
stasiun penyiaran pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori umum yaitu :
(1) manajemen penyiaran dan (2) pelaksanaan operasional penyiaran.
Fungsi manajemen pada stasiun penyiaran akan mengalir berurutan mulai
dari atas sampai ke bawah, mulai dari pimpinan tertinggi, direktur utama atau
manajer umum hingga ke manajer, staf dan seterusnya ke bawah. Setiap bagian
dari struktur organisasi itu harus memiliki paparan kerja atau job description
yang jelas. Ini penting untuk memahami batas wewenang dan tanggung jawab di
10
antara para manajer. Struktur organisasi tidak mesti sama untuk setiap stasiun
televisi. Pimpinan stasiun televisi bisa saja membuat struktur orgnisasinya sendiri
dan ini tidak menjadi masalah yang penting adalah bahwa struktur organisasi itu
harus secara jelas memperlihatkan pembagian tanggung jawab dari setiap bagian
(setiap manajer) dalam struktur organisasi penyiaran tersebut.
3. Pengarahan dan memberikan pengaruh
Menurut Morissan, (2010:154) sebagai berikut:
fungsi pengarahan (directing) dan memberikan pengaruh atau
mempengaruhi (influencing) tertuju pada upaya untuk merangsang
antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara
efektif. Fungsi mempengaruhi atau mengarahkan terpusat pada stimuli
karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif.
Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi ini mencakup empat kegiatan
penting yaitu: pemberian motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan
pelatihan.
Dari pengertian di atas mengenai kegiatan penting tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Motivasi, adalah keberhasilan stasiun penyiaran dalam mencapai tujuannya
terkait dengan tingkatan atau derajat kepuasan karyawan dalam memenuhi
kebutuhannya
b. Komunikasi, adalahfaktor yang sangat penting untuk dapat melaksanakan
fungsi manajemen secara efektif. Komunikasi adalah cara yang digunakan
oleh pimpinan agar karyawan mengetahui atau menyadari tujuan dan rencana
stasiun penyiaran agar mereka dapat berperan secara penuh dan efektif untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
c. Kepemimpinan, merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
11
Kemampuan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan
dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan pada sekelompok anggota
yang saling berhubungan tugasnya.
d. Pelatihan, perusahaan memilih karyawan biasanya karena mereka memiliki
pengalaman dan latar belakang dan keahlian untuk melaksanakan suatu
tanggung jawab tertentu, namun demikian karyawan tetap membutuhkan
pelatihan karena berbagai alasan, misalnya pembelian peralatan baru dan
penerapan prosedur baru pada stasiun penyiaran.
4. Pengawasan
Menurut Morissan, (2010:158) memberikan penjabaran sebagai berikut:
terdapat banyak sebutan untuk fungsi pengawasan (controlling) antara
lain evaluasi (evaluating) penilaian (appraising), dan perbaikan
(correcting). Namun sebutan pengawasan lebih banyak digunakan karena
lebih banyak mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar,
pengukuran kegiatan dan pengambilan tindakan korektif. Pengawasan
merupakan proses untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan organisasi atau
perusahaan sudah tercapai atau belum.
Ada dua konsepsi utama untuk mengukur pretasi kerja (performance)
manajemen stasiun penyiaran adalah efisiensi dan efektivitas. Dari kedua
pengertian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Efisiensi, yaitu kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan
benar. Seorang manajer nyang efisien adalah seseorang yang mencapai
keluaran yang lebih tinggi (hasil, produktivitas, perforance) dibanding
masukan-masukan (tenaga kerja, bahan, uang, peralatan, dan waktu) yang
digunakan
12
b. Efektivitas, yaitu merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang teoat
atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Efektivitas adalah melakukan pekerjaan yang benar sedangkan efisiensi adalah
melakukan pekerjaan dengan benar.
Menurut Anton Mabruri (2010:21) fungsi dasar manajemen produksi
secara umum meliputi antara lain:
1. Planning – perencanaan
2. Organizing – pengorganisasian
3. Actuating – pelaksanaan – kepemimpinan
4. Controling – pengawasan
Dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di
dalamnya. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal
masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian
(organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian
(controlling). Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing
(pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan
mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil
manajemen yang maksimal.
Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing
fungsi manajemen - POLC :
1. Fungsi Perencanaan / Planning
Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan
diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan tersebut.
13
2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing
Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber
daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan
perusahaan.
3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta
menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian / Controling
Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan
standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan
jika diperlukan.
Fungsi-funngsi manajemen dari beberapa pakar. Fungsi-fungsi
manajemen berkembang terus menjadi melebihi empat buah.