1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai suatu aktivitas budaya merupakan produk jenis perilaku manusia yang bermaksud memuaskan rangkaian sejumlah kehidupan untuk kebutuhan naluriakan keindahan, 1 yang khusus secara imajinatif membantu manusia menerangkan, memahami dan menikmati hidup dengan menggunakan kemampuan estetisnya. Musik memiliki fungsi yakni sebagai pengungkapan emosional, kepuasaan estetis, hiburan, sarana komunikasi, persembahan simbolis, respon fisik sebagai keserasian norma masyarakat, pengukuran institusional dan agama, sarana kelangsungan dan stabilitas kebudayaan serta integritas masyarakat. 2 Musik tradisi biasanya berasal dari makna luapan ekspresi masyarakat, sejarah, dan kehidupan masyarakat yang terdiri dari fungsi, bentuk, sejarah dan ciri khas dari wilayah tersebut. 3 Musik 1 Malinowski. 1987.“Teori Fungsional dan Struktural ”,dalam Koentjaraningrat. Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal. 171. 2 Allan P. Merriam. 1964.“The Anthropology of Musics”.Bloomington: Northwestern University Press. Hal. 219-226. 3 Philip V. Bohlman. 1988.“The Study of Folk Music in the Modern World”.Indiana University Press. Hal.16.
37
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80227/potongan/S2-2015...2 tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi siap pakai),
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Musik sebagai suatu aktivitas budaya merupakan produk
jenis perilaku manusia yang bermaksud memuaskan rangkaian
sejumlah kehidupan untuk kebutuhan naluriakan keindahan,1 yang
khusus secara imajinatif membantu manusia menerangkan,
memahami dan menikmati hidup dengan menggunakan kemampuan
estetisnya. Musik memiliki fungsi yakni sebagai pengungkapan
persembahan simbolis, respon fisik sebagai keserasian norma
masyarakat, pengukuran institusional dan agama, sarana
kelangsungan dan stabilitas kebudayaan serta integritas
masyarakat.2
Musik tradisi biasanya berasal dari makna luapan ekspresi
masyarakat, sejarah, dan kehidupan masyarakat yang terdiri dari
fungsi, bentuk, sejarah dan ciri khas dari wilayah tersebut.3Musik
1Malinowski. 1987.“Teori Fungsional dan Struktural”,dalam
Koentjaraningrat. Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal. 171. 2Allan P. Merriam. 1964.“The Anthropology of Musics”.Bloomington:
Northwestern University Press. Hal. 219-226. 3Philip V. Bohlman. 1988.“The Study of Folk Music in the Modern
World”.Indiana University Press. Hal.16.
2
tradisional adalah musik yang repertoarnya (kumpulan komposisi
siap pakai), struktur, idiom, instrumentasi serta gaya maupun
elemen-elemen dasar komposisi ritme, melodi, modus atau tangga
nada tidak diambil dari repertoar atau sistem musikal yang berasal
dari luar kebudayaan masyarakat pemilik musik dimaksud. Dengan
kata lain, musik tradisional adalah musik yang berakar pada tradisi
salah satu atau beberapa suku di suatu wilayah tertentu.
Musik kemudian berkembang sebagai ritual yang sering
diadakan. Misalnya dalam pesta adat atau upacara ritual yang lain,
masyarakat Batak Toba selalu membutuhkan iringan musik dari
seorang pargonsi4dalam berjalannya pesta adat tersebut. Musik
Batak yang digunakan untuk upacara-upacara ritual seperti
gondang.5Gondang sebagai budaya musik yang hidup ditengah-
tengah masyarakat suku Batak memiliki peran dalam ritual
kepercayaan masyarakat Batak Toba. Pengertian gondang sebagai
seperangkat alat musik Batak sebagai kumpulan alat-alat musik
tradisional Batak Toba terbagi menjadi dua bagian yaitu;
Gondang Sabangunan terdiri dari ogung yang terdiri atas ogung oloan,
ogung ihutan, ogung doal, ogung panggora sebagai pembawa ritme
4Pargonsi(dibaca pargosi atau pargoci) merupakan kelompok musik
tradisional dalam suku Batak Toba. 5Gondangmenurut istilah Batak untuk menyebut suatu lagu Batak Toba
baik vokal maupun instrumental dan juga ditujukan untuk alat musik atau ensambel/orkes tertentu yang biasa dipakai untuk mengiringi tari-tarian (Tor-tor).
3
konstan, hesek (plat logam atau botol kosong) sebagai pembawa ritme
konstan, gordang (single head drum) sebagai pembawa ritme variabel,
odap (double head drum) sebagai pembawa ritme variabel, taganing
sebagai ritme variabel dan melodi variabel dan sarune bolon6 sebagai
pembawa melodi dan gondang hasapi yang terdiri dari sarune etek,
sulim, garantung, hasapi, odap dan hesek.
Interaksi dengan agama dan nilai-nilai Barat
menggoncangkan kebudayaan tradisi Batak Toba sampai ke akarnya.
Sebelum masuknya agama Kristen dan Belanda di tanah Batak
melalui revolusi masyarakat Batak Toba bersifat konservatif (kolot).
Masyarakat Batak Toba hanya ingin memelihara unsur-unsur tradisi
dan diberi tempat oleh kosmologi tradisional.7 Abad ke-19 suku
Batak Toba masih hidup terisolasi (splendid isolation) di sekitar
daerah Danau Toba Tapanuli Utara di Sumatera Utara dan masih
memegang teguh kepercayaan tondi (batin) dan begu (setan/roh
halus), yakni yang berhubungan dengan roh-roh orang yang sudah
meninggal.
Budaya-budaya asing masuk dan membuka cakrawala baru
bagi kebudayaan ke arah modernisasi terutama bidang kepercayaan
6Sarune bolon termasuk jenis alat musik tiup double reedyang berasal dari
Batak Toba yang menghasilkan bunyi akibat getaran udara (aerophone). 7Philip L. Tobing, The Structure of Batak Belief in The High God, (Amsterdam:
Jacob Van Campen, 1959), 19.
4
dan pendidikan serta aspek lainnya, yakni aspek sosial, ekonomi dan
budaya. Menurut gereja Kristen, musik gondang berhubungan
dengan kesurupan, pemujaan roh nenek moyang dan agama Batak
asli (Parmalim) yang terlalu bahaya untuk dimainkan lagi. Sewaktu
misionaris Ludwig Ingwer Nommensen membawa agama Kristen dan
pendidikan ke Tanah Batak Toba, orang Batak Toba mulai
bersentuhan dengan dunia modern. Agama Kristen masuk
bersamaan dengan pendidikan Barat yang membawa perubahan dan
melahirkan golongan berpikiran maju. Jumlah orang yang berpikiran
maju ini makin lama bertambah besar seiring dengan didirikannya
lembaga-lembaga pendidikan oleh para misionaris.8
Penyebaran Kristen mendapat dukungan dari penguasa
setempat, seperti Pontas Lumbantobing seorang Batak Toba yang
pertama dibaptis di Tanah Batak Toba. Masuknya penguasa lokal
mendorong banyak penduduk yang mengikuti jejaknya memeluk
agama Kristen. Setelah membaptis penguasa ini, Nommensen
memindahkan tempat kediamannya ke sebelah Utara pantai Danau
Toba dan merencanakan memimpin sendiri pekerjaan penyebaran
Kristen. Pada tahun 1885, pendeta pertama ditahbiskan dan sampai
tahun 1901 sebanyak 48.000 orang Batak Toba telah dibaptis. Agama
8 Lothar Scheiner,Adat dan Injil: Perjumpaan Adat Dengan Iman Kristen di
Tanah Batak Toba,(Jakarta: Gunung Mulia, 2003), 8.
5
Kristen cepat berkembang karena orang Batak Toba membuka diri
terhadap amanat Kristen dan pemerintah kolonial. Mereka mulai
menjalani dunia baru sebagai lingkungan hidup mereka, baik dari
sudut keagamaan maupun dari sudut pemerintahan. Oleh karena
itu, mereka melepaskan agamanya sendiri yaitu Parmalim, sehingga
menjadi Kristen dan menjadi Batak Toba telah dianggap sama.
Kombinasi agama Kristen dan pendidikan ditambah lagi
adanya kebijakan pemerintah kolonial yang menguntungkan mereka
mendorong orang Batak Toba melakukan migrasi mencari kekayaan
dan kekuasaan di luar daerah asalnya. Pada masa prakolonial, Tanah
Batak Toba merupakan wilayah yang tertutup dan komunikasi
dengan dunia luar sangat terbatas karena letaknya di pedalaman dan
bergunung membuat wilayahnya sukar ditembus orang luar.9
Akibatnya, wilayah ini jarang dikunjungi orang dan penduduknya
hidup terpencil di pedalaman. Penduduk tinggal di dusun-dusun
kecil, yang diikat kuat oleh adat budayanya. Pertengkaran,
persaingan dan konflik tertutup maupun terbuka, termasuk konflik
antar-marga selalu terjadi diantara orang Batak Toba.10
9 Bungaran Antonius Simanjuntak, Konflik Status dan Kekuasaan Orang
Batak,(Yogyakarta: Jendela,2002). 10Bungaran Antonius Simanjuntak, Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak
Toba Hingga 1945,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), 47-56.
6
Misionaris-misionaris yang pernah memasuki daerah ini,
yang menjadi pelopor keterbukaan dan pembuka akses kemajuan
bagi orang Batak Toba ke dunia luar adalah Ludwig Ingwer
Nommensen. Penginjil yang paling berpengaruh ini adalah seorang
misionaris gelombang kedua yang memasuki Tanah Batak Toba dari
serentetan pengutusan misionaris Rheinische Missions Gesellschaft
(RMG), Jerman.11Rheinische Missions Gesellchaft (RMG) berdiri di
Barmen, Jerman, 23 September 1828 sebagai gabungan beberapa
zending. RMG adalah produk semangat dan aliran Pietisme yang
bergabung dengan semangat dan gerakan kebangunan rohani dan
kebangunan pekabaran Injil di Inggris. Selain itu, mempengaruhi dan
mewarnai wawasan tokoh-tokoh RMG ini termasuk wawasan
pendidikan.12
Pada tahun 1862, kedatangan Ludwig Nommensen ke Tanah
Batak Toba merupakan masa dimulainya pengkristenan di wilayah
ini.13Pada awal abad ke-20, Nommensen meminta pemerintah
kolonial Belanda melarang permainan musik gondang. Pada tahun
1938, larangan ini bertahan hampir empat puluh tahun dan menjadi
11Jan S. Aritonang, Sejarah Pendidikan Kristen Di Tanah Batak
Toba,(Jakarta: Gunung Mulia, 1998),83. 12Lothar Scheiner, Nommensen in His Context- Aspects of A New Approach,
Reiner Carle (ed.) Cultures and Societies of North Sumatra, (Hamburg: Reiner, 1987),
179-187. 13 J. R. Hutauruk, Ludwig Nommensen Sebagai Tokoh Penginjil Di Tanah
Batak TobaImmanuel: Surat Parsaoran ni HKBP No. 9 Tahun 1999, 17.
7
suatu ancaman bagi tradisi Batak Toba dan musik gondang. Pada
tahun 1910, terjadi migrasi ke kota terhadap masyarakat Batak Toba.
Pada tahun 1950-an, setelah Indonesia merdeka, migrasi terus
bertambah banyak dan mengakibatkan sebagian orang Batak
meninggalkan banyak aspek bahasa, kebudayaan, dan tradisinya.
Misalnya zaman sekarang dalam upacara pernikahan, hanya
menggunakan musik pengiring yaitu keyboard tunggal. Kebanyakan
dalam upacara pernikahan Batak Toba yang modern menganggap
penggunaan musik keyboard atau musik tiup (brass band)
merupakan instrumen yang lengkap dalammemainkan lagu-lagu pop
Batak atau pop Barat dan sebaliknyapenggunaan ansambel musik
gondang dianggap konservatif (kolot).14Instrumen tradisional Batak
Toba, misalnya gondanghampir jarang ditemui dalam suatu
pertunjukkan musik, selain upacara adat, kematian, kelahiran dan
ucapan syukur.
Menurut Kamus Collins English Dictionary yang diterbitkan
oleh Harper Collins Publishers,definisi world music berarti popular
music of various ethic origins and styles outside the tradition of
Western pop and rock music(musik populer yang berasal dari etnis,
14Lihat Toba Pardede‟s Blog Budaya dan Sejarah. 2013. Sumber: http:
togapardede.wordpress.com. page 14 diakses pada tanggal 03 Maret 2014 jam
10.30 WIB.
8
dengan gaya dan jenis diluar tradisi pop Barat dan musik rock).
Secara harfiah, world music bisa diartikan sebagai musik dunia.
Percepatan pembangunan sistem nilai modern bersifat mengadaptasi
dan pengadopsi budaya barat melalui impor karya fisik yang gencar
melalui globalisasi.
Dampak modernisasi dari teknologi media barat seperti MTV
telah menghilangkansebagian rasa memiliki akan budaya dan
kearifan lokal yang kaya akan makna luhur. World music dapat
diartikan sebagai musik yang nyata menggunakantangga nada etnik.
Secara musikalitas terjadi suatu perubahan dan tidak selalu
ditampilkan langsung dengan alat musik tradisional seperti Gondang
Sabangunan (Batak Toba). Ada beberapa pertentangan tentang
definisi world music. Sebagian pengamat musik berpendapat world
music merupakan semua musik yang ada didunia. Terminologi lain
mengatakan world music sebagai klasifikasi musik yang
menggabungkan gaya musik populer Barat dengan banyak aliran dari
non-Barat yang pada masa sebelumnya disebut dengan Folk Music
atau musik etnik.
Musik etnik merupakan musik yang lahir dan berkembang
pada kebudayaan bangsa- bangsa seperti Asia, Afrika, India, Amerika
Latin, Timur Tengah. Dengan kata lain, musik etnik merupakan
9
suatu tradisi musik yang diluar tradisi musik klasik Eropa seperti
yangdikenal selama ini. Dari segi modus tangga nada musik etnik
sangat berbeda dengan tradisimusik Eropa yang menggunakan
tangga nada diatonis sedangkan musik etnik menggunakan tangga
nada pentatonis. Musik etnik menggunakan alat musik etnis dari
bangsa-bangsa diluar Eropa, yang sebagian masyarakat Eropa sangat
unik dan menjadi bahan penelitian bagi para etnomusikologi. Musik
etnik dan alat musik etnik memiliki nilai sakral dalam setiap
pertunjukan upacara. Misalnya musik tradisi gondang sabangunan
yang tidak sembarangan dimainkan (sakral).
Lahirnya World Music
Sejak akhir Perang Dunia II, musik pop Amerika dan Inggris
mendominasi dunia. Lahirlah nama besar seperti Elvis Presley, The
Beatles,Ruben Stoddard dan The Jet. Aliran yang mendominasi
industri musik dunia pun hanya berkisar padablues, country &
western, jazz,rock, soul, disko, hip hop, rap. Industri musik dunia
mulai mengalami kejenuhan dengan musik populer yang sepertinya
kehabisan ide untuk menggali berbagai jenis aliran musik yang akan
dijual.
World music sebagai sebuah genre untuk mengkategorikan
musik yang berada diluar pengaruh dari musik barat dan dikaitkan
10
dengan musik etnis dan musik lokal dari suatu daerah world music
berhubungan dengan berbagai tempat berbeda di dunia dan masa
modern dengan gaya musik pop saat ini. World music merupakan
suatu genre dimana budaya tradisi tidak terlepas dari proses
pendinamisan budaya yang harus dipahami sebagai suatu upaya
untuk mendorong terjadinyadinamika peradaban khususnya dalam
musik tradisional. Fenomena kontinuitas dan perubahan dilihat dari
keberadaan yang mulai berkembang. Dimana kontinuitas terjadi
karena adanya pelestarian dari para musisi yang melakukan cross-
cultural sehingga terjadi apa yang disebut sebagai cross-over music.
Ketika musisi dapat dengan mudah melakukan rekaman musik dan
pertunjukan musik dan menciptakan pembauran gaya musik.
Beberapa media elektronik seperti televisi memanfaatkan
fenomena world music seperti acara Horas (Indosiar), Dua Warna
(RCTI). Ketika minat generasi muda hilang akan budaya lokal,
sehingga lahir usaha untuk mempopulerkan dan memberdayakan
musik tradisional dengan menggabungkan aliran musik yang sudah
tidak asing di industri musik dunia seperti Pop, Rock, Jazz, R&B.
Beberapa seniman world music di Indonesia seperti Krakatau, Djaduk
Ferianto dan Viky Sianipar.
11
Namun, saat ini gondang keluar dari keterkungkungannya.
Gondang sudah berhasil merebut hati para pecinta musik dalam
negeri dan luar negeri, tanpa harus menghilangkan esensinya sebagai
bagian dari budaya bangsa Batak. Persoalan ini menarik untuk dikaji
baik dari sisi tekstual maupun kontekstual. Secara tekstual,
bagaimana perjalanan karier Viky Sianipar sebagai musisi Batak
Toba dan mengetahui unsur-unsur musikal Gondang Sabangunan
dihadirkan Viky Sianipar dalam lagu Palti Raja dimaksudkan untuk
mengkaji hal yang berkaitan tentang karya musik dari seorang musisi
yaitu Viky Sianipar. Secara kontekstualnya, mengkaji relevansi karya
musik Viky Sianipar dalam pelestarian musik tradisi Batak Toba.
Dari berbagai permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut kontinuitas dan perubahan gondang
sabangunan melalui lagu Palti Raja gubahan Viky Sianipar sebagai
upaya pelestarian musik Batak Toba. Viky Sianipar adalah seorang
musisi berdarah Batak kelahiran Jakarta, 26 Juli 1976. Viky memilih
untuk berkarir sebagai musisi yang menekuni aliran World Music.
World Music merupakan perpaduan antara musik etnik tradisional
dan musik modern.15
15Lihat Ensiklopedi Tokoh Indonesia Journalistic Biography tentang