BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perhatian terhadap lembaga yang dikenal secara luas sebagai “museum” terasa begitu meningkat. Hal itu tercermin dari banyaknya kritik yang dilontarkan kepada lembaga permuseuman dan juga dari peningkatan partisipasi masyarakat dalam menunjang kegiatan museum melalui organisasi-organisasi sahabat museum (Friends of museu ). Indikasi meningkatnya museum juga terlihat dari kegairahan pemerintah daerah untuk mendirikan museum diwilayah masing-masing. Tentu saja, fenomena ini merupakan suatu hal yang sangat menguntungkan bagi dunia permuseuman di Indonesia. Setelah begitu lama lembaga museum di Indonesia seolah-olah diacuhkan oleh masyarakat, kini masyarakat mulai menaruh perhatian yang semakin menggembirakan. Karena itu, momentum yang baik ini seharusnya dimanfaatkan oleh dunia permuseuman Indonesia untuk bangkit dengan melakukan penataan kembali. Yang dimaksudkan “Penataan Kembali” disini tentu saja tidak hanya terbats pada merancang dan mengatur kembali tampilan-tampilan di gedung museum, tetapi juga menata kembali kerangka pikir dan cara pandang terhadap museum. Dunia permuseuman Indonesia perlu menyegarkan kembali atau bahkan meremajakan pemahaman akan misi dan tugas-tugas museum (Museografia-Majalah Ilmu Permuseuman, 2007: 15). 1 Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
56
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.ump.ac.id/6132/2/Era Mega Paramita Abadi_BAB I.pdf · menguasai seni rupa; Dewi Erato menguasai puisi; Dewi Polyhimne menguasai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini perhatian terhadap lembaga yang dikenal secara luas
sebagai “museum” terasa begitu meningkat. Hal itu tercermin dari banyaknya
kritik yang dilontarkan kepada lembaga permuseuman dan juga dari
peningkatan partisipasi masyarakat dalam menunjang kegiatan museum
melalui organisasi-organisasi sahabat museum (Friends of museu ). Indikasi
meningkatnya museum juga terlihat dari kegairahan pemerintah daerah untuk
mendirikan museum diwilayah masing-masing. Tentu saja, fenomena ini
merupakan suatu hal yang sangat menguntungkan bagi dunia permuseuman
di Indonesia. Setelah begitu lama lembaga museum di Indonesia seolah-olah
diacuhkan oleh masyarakat, kini masyarakat mulai menaruh perhatian yang
semakin menggembirakan. Karena itu, momentum yang baik ini seharusnya
dimanfaatkan oleh dunia permuseuman Indonesia untuk bangkit dengan
melakukan penataan kembali. Yang dimaksudkan “Penataan Kembali” disini
tentu saja tidak hanya terbats pada merancang dan mengatur kembali
tampilan-tampilan di gedung museum, tetapi juga menata kembali kerangka
pikir dan cara pandang terhadap museum. Dunia permuseuman Indonesia
perlu menyegarkan kembali atau bahkan meremajakan pemahaman akan misi
dan tugas-tugas museum (Museografia-Majalah Ilmu Permuseuman, 2007:
15).
1
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
2
Jika kita melacak asal-usulnya, kata “museum” berakar dari kata Latin
“mouseion”, yaitu kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus
yang tugas utamanya adalah menghibur. Jadi, museum masih saudara sepupu
dari Amuse atau Amusement (dalam bahasa Inggris) yang merujuk pada
perbuatan atau sesuatu yang membuat orang lain gembira. Namun, ketika
kata “Museum” mulai banyak digunakan pada Masa Renaissance (sekitar
abad ke-16 dan ke-17), kata ini bukannya semata-mata merujuk pada kegiatan
bersenang-senang saja. Sebaliknya, kata museum lebih dikaitkan dengan citra
ilmiah. Museum justru digunakan untuk menyebut lembaga yang menyimpan
dan memelihara koleksi benda-benda seni atau benda bernilai sejarah dan
ilmu pengetahuan. Koleksi museum ditampilkan untuk pembelajaran dan
kesenangan masyarakat (Museografia-Majalah Ilmu Permuseuman, 2007:
15).
Pada dasarnya museum adalah wadah pelestarian nilai-nilai luhur
warisan budaya, Museum antara lain berfungsi sebagai media pendidikan
yang hendak memberikan pendidikan kepada segenap pengunjung.
Kunjungan ke museum diharapkan dapat menjadi sarana pelestarian nilai-
nilai warisan budaya. Selain itu juga sebagai tempat wisata budaya yang
dapat menimbulkan pemahaman dan rasa ikut memiliki unsur-unsur dan
aspek budaya bangsa. Dengan demikian museum juga merupakan pusat studi
warisan budaya dan pusat informasi edukatif. Dalam era globalisasi ini terjadi
peningkatan kontak-kontak budaya tidak saja antar kebudayaan-kebudayaan
daerah, tetapi juga dengan kebudayaan asing. Gejala ini harus mendapat
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
3
perhatian sejak awal sebab jika tidak, akan mengakibatkan tumbuhnya gejela
disintegrasi karena masing-masing mempunyai persepsi yang berbeda
mengenai jati diri (Museografia-Majalah Ilmu Permuseuman, 2000: 12).
Masyarakat Indonesia sebenarnya sekarang ini sedang berada pada poros
perkembangan untuk menjadi suatu “negara bangsa” (Nation State) yang
mantap. Ternyata dalam proses tersebut kita lihat bahwa sekarang ini terjadi
hambatan-hambatan yang menuju kearah disintegrasi. Oleh karena itu dalam
proses perkembangan menjadi “negara bangsa” tersebut yang harus tetap
dipegang teguh adalah kesatuan dan persatuan bangsa. Salah satu dasar yang
penting dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa tersebut adalah adanya
pemahaman dan saling menghargai kebudayaan antar suku-suku bangsa.
Dalam konteks ini museum harus dapat berperan dalam memberikan
pemahaman kepada masyarakat tidak hanya mengenai kebudayaan-
kebudayaan suku bangsa tetapi juga kontak-kontak budaya yang telah terjadi.
Oleh karena itu, museum harus menyuguhkan informasi yang sistematis dan
terarah sehingga tercapai pemahaman atas unsur-unsur budaya bangsa
(Museografia-Majalah Ilmu Permuseuman, 2000: 12).
Museum Soesilo Soedarman terletak pada Jalan Temu Giring Nomor 1
Desa Gentasari Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Museum ini dibuka
setiap hari dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Harga tiket
masuk Museum Soesilo Soedarman untuk anak-anak Rp 1.000,00 per orang
dan untuk dewasa Rp 2.000,00 per orang. Untuk rombongan anak-anak
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
4
sekolah di potong beberapa persen dari harga tiket, sedangkan untuk
masyarakat di sekitar komplek museum tidak dikenakan biaya masuk.
Museum Soesilo Soedarman merupakan museum kebanggaan
masyarakat Cilacap, khususnya di Desa Gentasari Kecamatan Kroya
Kabupaten Cilacap, karena merupakan salah satu tempat melestarikan aset-
aset yang dimiliki oleh Bapak Soesilo Soedarman dari beliau kecil hingga
beliau wafat, sekaligus sebagai sarana pendidikan bagi para generasi penerus.
Museum Soesilo Soedarman sangat cocok dikunjungi wisatawan terutama
bagi para pelajar karena memiliki banyak koleksi sejarah yang dapat
menambah pengetahuan bagi pelajar. Museum Soesilo Soedarman termasuk
museum lokal karena museum Soesilo Soedarman dikelola oleh pihak swasta
yaitu yayasan dari keluarga Bapak Soesilo Soedarman itu sendiri.
Arsitektur bangunan Museum Soesilo Soedarman merupakan kombinasi
arsitektur tradisional bergaya “Joglo” dan arsitektur modern. Dibangun diatas
tanah seluas 1,5 ha. Museum Soesilo Soedarman menempati bangunan lama
peninggalan dari kakek Soesilo Soedarman terdiri dari 3 bangunan inti yaitu
2 Joglo bagian tengah disebut Lojen dan disebelah timur ada bangunan
tambahan yaitu gandok serta yang direnovasi 1 gedung berlantai 2, dilantai
bawah untuk kafe dan dilantai 2 perpustakaan. Museum ini menampung lebih
dari 200 buah koleksi yang disajikan secara rapi dan baik didalam maupun
diluar ruangan. Diluar ruangan terdapat koleksi alat-alat perang diantaranya
koleksi Meriam, Tank, Pesawat Tempur, Panser, Ranjau Laut dan Rudal.
Didalam Ruangan terdapat benda-benda koleksi diantaranya Piagam
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
5
Penghargaan, Foto-foto kenangan perjalanan Soesilo Soedarman didalam
maupun diluar negeri, Peristiwa-peristiwa penting bersejarah yang
didokumentasikan seperti Peristiwa Peresmian Gedung. Hasil kajian koleksi
baik yang bersifat deskriptif maupun yang bersifat analisis, sangat penting
untuk dipublikasikan kepada masyarakat agar dapat memperoleh pengetahuan
tentang makna dan arti penting benda warisan budaya tersebut utamanya bagi
perkembangan kehidupan budaya sekarang dan yang akan datang.
Museum Soesilo Soedarman memiliki Visi, yaitu Membantu
mencerdaskan generasi penerus bangsa yang bernilai ketauladanan. Selain itu,
Museum Soesilo Soedarman mempunyai Misi, yaitu Meningkatkan
Pendidikan berbudaya dan Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
budaya. Hal itu menarik perhatian peneliti untuk menelusuri peranan
pendidikan museum ini melalui penelitian yang hendak dilakukan. Apalagi
jumlah yang berkunjung ke museum ini setelah dibuka untuk umum sering
dikunjungi oleh khalayak baik siswa sekolah, mahasiswa, dan masyarakat
umum (Brosur Museum Soesilo Soedarman, 2012).
Museum Soesilo Soedarman memiliki peranan pendidikan yang dapat
berkembang di Cilacap khususnya di Desa Gentasari. Untuk mengetahui
lebih dalam lagi mengenai peranan pendidikan terhadap Museum Soesilo
Soedarman maka penulis mengangkat judul “PERANAN MUSEUM
SOESILO SOEDARMAN TERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER
TAHUN 2000-2013“.
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
sebagai masalah pokok dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Latar belakang pendirian museum ?
2. Bagaimana Peranan museum Soesilo Soedarman terhadap pendidikan
karakter ?
3. Apa saja Hambatan yang dihadapi oleh pihak pengelola dan bagaimana
cara mengatasinya ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran kondisi dilokasi pada
perumusan masalah diatas, oleh karena itu penelitian ini lebih
memprioritaskan untuk :
1. Mengetahui Latar belakang pendirian museum.
2. Mengetahui peranan museum Soesilo Soedarman terhadap pendidikan
karakter.
3. Mengetahui Hambatan apa yang dihadapi oleh pihak pengelola dan
bagaimana cara mengatasinya
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Peranan Museum
Soesilo Soedarman terhadap pendidikan karakter.
b. Sebagai wacana bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
7
c. Mengetahui aset-aset peninggalan Bapak Soesilo Soedarman sebagai
nilai-nilai sejarah yang perlu dilestarikan.
2. Manfaat Aplikatif
a. Menambah wahana pendidikan terhadap museum, khususnya museum
Soesilo Soedarman.
b. Memberikan informasi kepada pelajar dan mahasiswa terutama
mahasiswa Sejarah dalam meningkatkan pengetahuan tentang peranan
pendidikan.
E. Tinjauan Pustaka
Pengertian museum yang dikutip dalam buku Panduan dan Lembar
Kerja Kunjungan Museum Jawa Tengah Ronggowarsito (Sunarto, 2008: 1–2)
adalah sebagai berikut :
Pengertian museum hanya dapat dipahami oleh karena fungsi dan
kegiatannya.Kata ”museum” berasal dari kata Yunani Kuno ”museion” yang
berarti kuil atau rumah persembahan untuk Dewi Muze. Muze adalah putra
Zeus, dewa penguasa yang bersemayam di bukit Olimpus. Muze merupakan
pelindung sembilan dewa pengetahuan dan seni, yaitu : Dewi Cleo menguasai
sejarah; Dewi Euterpe penguasa seni musik; Dewi Melphorone menguasai
seni panggung; Dewi Thalic menguasai seni komedi; Dewi Terpisichore
menguasai seni rupa; Dewi Erato menguasai puisi; Dewi Polyhimne
menguasai syair rindu dendam; Dewi Uranik menguasai ilmu falak dan
Deewii Calliops menguasai seni syair epos. Sedang menurut ICOM
(International Council of Museum) dalam musyawarah ke II di Copenhagen
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
8
14 Juni 1974 merumuskan : ”a museum is non profit making, permanent
institution in service of society and of its development, and open the public,
wich aquires, conserves, communicates, and exhibit for purposes of study,
education and enjoyment, material evidence of human and enviroment.”
Devinisi tersebut menjelaskan bahwa museum adalah sebuah lembaga yang
bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum yang memperoleh, merawat,
menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan studi, pendidikan dan
rekreasi, barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Melengkapi pengertian museum seperti yang di uraikan di atas, ICOM
menjelaskan bahwa museum meliputi :
a. Lembaga-lembaga konservasi dan ruangan-ruangan pameran yang secara
tetap diselenggarakan oleh perpustakaan dan pusat-pusat kearsipan.
b. Peninggalan dan tempat-tempat alamiah, arkeologi dan etnografis,
peninggalan dan tempat bersejarah yang mempunyai corak museum,
karena kegiatan-kegiatannya dalam hal pengadaan, perawatan dan
komunikasinya dengan masyarakat.
c. Lembaga-lembaga yang memamerkan makhluk-makhluk hidup seperti,
kebun, tanaman dan binatang, akuarium dan sebagainya.
d. Suaka alam.
e. Pusat-pusat pengetahuan dan planetarium.
Peran Museum yang dikutip dalam buku Informasi Museum Negeri
Provinsi Jawa Tengah Ronggowarsito ( AG.Puji Suci Indiah, dkk, 1991 : 9 )
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
9
yaitu, museum bertugas melestarikan warisan sejarah alam dan budaya,
dengan cara mengumpulkan, merawat, meneliti, mengkaji,
mengkomunikasikan dan memamerkan untuk kepentingan masyarakat guna
studi ( penelitian ), pendidikan dan rekreasi dalam rangka ikut mencerdaskan
bangsa.
Peran museum Ronggowarsito sebagai lembaga pelestarian warisan
budaya bangsa yang mengkhususkan diri dibidang pelayanan studi dan media
pembelajaran, serta sarana rekreasi budaya (Sumber : Brosur Museum
Ronggowarsito)
Menurut jurnal Wallenae Balai Arkeologi Perlahan tapi pasti program
tersebut memberikan dampak positif terhadap perkembangan museum di
Indonesia, salah satu indikatornya berupa peningkatan jumlah pengunjung
museum, khususnya museum yang tersentuh program ini. Selain itu, kegiatan
revitalisasi dibeberapa museum negeri cukup memberikan warna baru
terhadap tampilan museum yang selama ini terkesan suram dan angker.
Bahkan satu gebrakan baru terkait dengan pengembangan museum yaitu
berupa iklan tentang museum yang dapat kita saksikan dimedia elektronik,
salah satunya iklan tentang Museum Geologi Bandung yang sempat
ditayangkan di stasiun Televisi Republik Indonesia. Sosialisasi dan publikasi
tentang museum yang mendorong munculnya beberapa komunitas
masyarakat yang peduli dengan museum, seperti Sahabat Museum, dan
Museum Lovers.
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
10
Sayangnya, konsep museum yang berorientasi pada masyarakat ini
masih belum terealisasi secara utuh dilapangan. Hal inilah yang kemudian
menjadi salah satu faktor pemicu kurang maksimalnya peran museum dalam
hal membangun kesadaran masyarakat akan pentngnya pelestarian warisan
atau cagar budaya. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari, belum terbangunnya
relasi yang positif antara koleksi dalam museum dengan masyarakat secara
langsung. Museum menyajikan beragam koleksi yang merefleksikan sejarah
maupun budaya yang berasal dari berbagai wilayah. Selama ini, koleks
museum selain berasal dari hibah juga merupakan hasil penelitian yang
dilakukan oleh para ahli diberbagai tempat dan wilayah di Indonesia. Tetapi
disisi lain, tempat dimana koleksi museum itu ditemukan kurang
mendapatkan perhatian. Sehingga bukan hal yang aneh, apabila masyarakat
ditempat tersebut, tidak menyadari bahwa wilayah mereka itu penting karena
menjadi tempat ditemukannya warisan budaya.
Hal tersebut terjadi di berbagai tempat di Indonesia, misalnya
masyarakat di Sikendeng Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, tidak
menyadari bahwa tempatnya itu penting karena disinilah ditemukannya Arca
Budha berlanggam Amarawati yang saat ini menjadi salah satu koleksi
Museum Nasional di Jakarta. Demikian pula, kawasan gua-gua prasejarah di
Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan yang perlu untuk dilestarikan dan
dilindungi dari ancaman aktifitas tambang, belum mendapatkan perlakuan
yang memadai, padahal telah banyak temuan artefak batu dari kawasan ini
yang menjadi koleksi museum. Dalam satu kesempatan diskusi dengan salah
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
11
satu tokoh masyarakat dikawasan gua prasejarah Belae Kabupaten Pangkep,
kenyataan betapa masyarakat memiliki keinginan yang kuat tentang cagar
budaya yang ada disekitar mereka.
Dalam skripsi yang berjudul Perkembangan Monumen Jenderal
Soedirman dan Fungsinya sebagai Sarana Pembelajaran Nilai-nilai Sejarah
Perjuangan Bangsa Di Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang Kabupaten
Purbalingga yang ditulis oleh Awal Tri Riyadi (2014), Merujuk pada
pangertian monumen yaitu, sebuah bangunan atau tanda yang mengabadikan
bentuk cuplikan peristiwa bersejarah atau tokoh pelaku sejarah yang dapat
mewakili sebuah peristiwa sehingga dipakai sebagai penerus jiwa semangat
juang dan pewarisan nilai-nilai kejuangan bagi penerusnya, monumen
mempunyai berbagai macam fungsi. Diantaranya yaitu, fungsi edukatif,
inspiratif, rekreatif, dan fungsi untuk menanamkan nilai-nilai keteladanan.
F. Landasan Teori dan Pendekatan
1. Deskripsi teori
a. Pengertian Museum
Menurut Direktorat Museum Direktorat Jendral Sejarah dan
Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2009) Museum
adalah lembaga permanen yang tidak mencari keuntungan,
diabdikan untuk kepentingan masyarakat dan perkembangannya,
terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, melestarikan, meneliti,
mengkomunikasikan dan memamerkan bukti-bukti bendawi nanusia
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
12
dan lingkungannya untuk tujuan studi, penelitian, dan kesenangan
(International Council of Museums, 2006). Kata Museum berasal dari
mouseion, yang berarti kuil untuk sembilan Dewi Muses, anak-anak
dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Kata museum
mulai banyak digunakan pada masa Renaissance, sekitar abad ke 16
dan 17. Kata museum itu, dikaitkan dengan ciri ilmiah disamping
bersenang-senang.
Museum merupakan lembaga tempat penyimpanan, perawatan,
pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya
manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya
perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Benda-benda
bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya
tersebut merupakan koleksi museum yang pada dasarnya adalah benda
cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang. Pemanfaatan
koleksi museum antara lain dapat melalui pameran dan penelitian.
Pameran dan penelitian yang dilakukan oleh museum atau lembaga
lain yang terkait sering menggunakan koleksi yang disimpan
dimuseum-museum lain, baik didalam maupun diluar negeri dengan
cara melakukan peminjaman koleksi. Dewasa ini praktik peminjaman
koleksi sering dilakukan oleh museum atau lembaga tanpa adanya
pedoman yang mengaturnya (Tim Penyusun, 2008: 15).
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
13
b. Fungsi Museum
Menurut Moh Amir Sutarga, gambaran perkembangan museum,
dan Permuseuman (1997-1998) dapat dibuat ikhtisar singkatnya
sebagai berikut.
1. Museum sebagai tempat kumpulan barang aneh
2. Museum pernah digunakan sebagai istilah kumpulan pengetahuan
dalam bentuk karya tulis pada zaman ensiklopedis
3. Museum sebagai tempat koleksi realia bagi lembaga atau
perkumpulan-perkumpulan ilmiah
4. Museum dan Istana setelah revolusi Perancis dibuka untuk umum
dalam rangka demokratisasi ilmu dan kesenian
5. Museum menjadi urusan yang perlu ditangani pembinaan,
pengarahan dan pengembangannya oleh pemerintah sebagai
sarana pelaksanaan kebijakan politik dibidang kebudayaan (Moh
Amir Sutaarga, 1983: 17).
Dalam sejarahnya, museum mengalami perubahan dalam arti
fungsi museumnya. Dari fungsi awal sebagai gudang barang, tempat
disimpan benda warisan budaya yang bernilai luhur meluas fungsinya
pada pemeliharaan, pengawetan, penyajian atau permanen.
Selanjutnya, fungsi museum diperluas lagi sampai pada fungsi
pendidikan dalam rangka untuk kepentingan umum. Namun demikian,
walaupun terjadi perubahan dan perluasan fungsi museum, tetapi
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
14
hakekat pengertian museum itu tidak berubah. Ciri ilmiah dan kesenian
serta bersenang-senang tetap menjiwai arti museum sampai saat ini.
Para pengelola museum tentunya sadar bahwa salah satu fungsi
museum adalah sebagai sumber pengetahuan, dan sumber belajar.
Dalam upaya untuk meningkatkan fungsi tersebut, para pengelola
khususnya kurator museum, perlu membayangkan diri sebagai seorang
yang membutuhkan informasi sekitar koleksi museum tersebut. Hal-
hal yang dibutuhkan dari informasi itu adalah : kelengkapannya,
akurasinya serta kecepatannya dapat diperoleh. Ini semua
membutuhkan sistem yang tangguh dan ketuntasan dalam pengelolaan
informasi. Kualitas informasi itulah yang menentukan tingkat
kepuasan dari “Klien” museum.
Seorang peneliti akan sangat menghargai ketuntasan data dasar
yang ada dibalik koleksi yang terpajang. Seorang wisatawan akan lebih
mengandalkan data yang siap tersaji tidak saja pada label, pada skema,
dan peta yang ikut dipajang, melainkan juga pada terbitan-terbitan
khusus mulai dari kartu pos, kalender, slide, buklet, brosur, dan buku.
Dalam hal ini daya tarik terbitan-terbitan itu perlu didongkrak oleh
tampilan visual yang menarik, yang berlandaskan pada perencanaan
tata rupa yang profesional. Disamping terbitan-terbitan tercetak
tersebut dapat pula dikeluarkan terbitan-terbitan dalam media audio-
visual.
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
15
Museum dapat juga meningkatkan daya tariknya sebagai sumber
pengetahuan melalui penyusunan program kegiatan pameran khusus,
kegiatan-kegiatan tatap muka seperti festival, basar, dan kontes yang
dapat dijadwalkan dan diumumkan sekurang-kurangnya setahun
sebelumnya. Dengan adanya penjadwalan jauh sebelum kegiatan
tersebut dilaksanakan, maka dapat diharapkan rencana acara itu dapat
tersampaikan lebih dahulu kepada para calon wisatawan. Akan lebih
baik jika jadwal kegiatan pertahun itu dapat dikeluarkan dua kali
dalam setahun, sehingga setiap kali ada overlap enam bulanan seperti
estafet. Ini berarti bahwa perencana harus siap dengan rencana tahun
depan (sekurang-kurangnya semester pertama) enam bulan sebelum
tahun yang sekarang berakhir ( Museografia - Majalah Ilmu
Permuseuman, 2000: 9).
c. Peranan
Levinson dalam Soekanto (2009:213) mengatakan peranan
mencakup tiga hal, antara lain sebagai berikut.
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi
atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat,
b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi,
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014
16
c. Peranan juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
bagi struktur sosial masyarakat,
Kata peranan berasal dari kata peran yang berarti seperangkat
tingkat yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang mempunyai
kedudukan dimasyarakat. Peran seseorang tidak lah mungkin
dilaksanakan dengan baik kalau tidak jelas kedudukan yang
bersangkutan dalam suatu pola kehidupan tertentu. Setiap manusia
yang menjadi warga masyarakat senantiasa mempunyai kedudukan
tertentu dan berperan menurut kedudukannya. Kedudukan dan peran
tidak mungkin dipisahkan karena peranan adalah aspek dinamis dari
kedudukan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan dan tidak ada
kedudukan tanpa peranan yang memberikan hak dan kewajiban kepada
orang yang bersangkutan (http://kaghoo.blogspot.com/2010/11/
pengertian-peranan.html diakses pada tanggal 29 Maret 2014).
Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara
kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu
pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkaan karena yang
satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya ( Soekanto, 2009: 212-
213).
Merton dalam Raho (2007:67) mengatakan bahwa peranan
didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat
Peranan Museum Soesilo Soedarman..., Era Mega Paramita Abadi, FKIP UMP, 2014