1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini terinspirasi oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Juhartiningrum (2010) yang berjudul Istilah-istilah Jamu Tradisional Jawa di Kabupaten Sukoharjo (Suatu Kajian Etnolinguistik). Hasil penelitian tersebut menemukan jumlah leksikon jamu tradisional Jawa di kabupaten Sukoharjo sebanyak 41 leksikon. Jika jamu itu dekat dengan masyarakat Indonesia, maka penelitian ini tertarik untuk mencari suatu hal yang dekat dengan masyarakat Arab. Selanjutnya, penelitian ini memilih untuk mengkaji kurma sebagai suatu hal yang dekat atau melekat dengan masyarakat Arab. Sama dengan jamu, kurma juga memiliki banyak leksikon. Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat hal yang menarik yang dapat dikaji yakni hubungan antara bahasa dan budaya yang tercermin dalam leksikon suatu bahasa. Bahasa, masyarakat, dan budaya adalah tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan. Ketiganya memiliki hubungan yang saling berkaitan. Bahasa adalah alat berpikir, setiap bahasa berbeda dengan bahasa lainnya. Dalam setiap bahasa terkandung pandangan dunia yang khas (Kadarisman, 2008: 2). Teori relativitas bahasa menyatakan bahwa bahasa tidak bersifat universal melainkan sangat relatif dan berbeda satu sama lain meskipun memiliki pola dan fungsi utama yang sama yakni sebagai alat komunikasi. Penyebab adanya perbedaan 1
31
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah · bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata: sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini terinspirasi oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Juhartiningrum (2010) yang berjudul Istilah-istilah Jamu Tradisional Jawa di
Kabupaten Sukoharjo (Suatu Kajian Etnolinguistik). Hasil penelitian tersebut
menemukan jumlah leksikon jamu tradisional Jawa di kabupaten Sukoharjo sebanyak
41 leksikon. Jika jamu itu dekat dengan masyarakat Indonesia, maka penelitian ini
tertarik untuk mencari suatu hal yang dekat dengan masyarakat Arab. Selanjutnya,
penelitian ini memilih untuk mengkaji kurma sebagai suatu hal yang dekat atau
melekat dengan masyarakat Arab. Sama dengan jamu, kurma juga memiliki banyak
leksikon. Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat hal yang menarik yang dapat
dikaji yakni hubungan antara bahasa dan budaya yang tercermin dalam leksikon suatu
bahasa.
Bahasa, masyarakat, dan budaya adalah tiga unsur yang tidak dapat
dipisahkan. Ketiganya memiliki hubungan yang saling berkaitan. Bahasa adalah alat
berpikir, setiap bahasa berbeda dengan bahasa lainnya. Dalam setiap bahasa
terkandung pandangan dunia yang khas (Kadarisman, 2008: 2).
Teori relativitas bahasa menyatakan bahwa bahasa tidak bersifat universal
melainkan sangat relatif dan berbeda satu sama lain meskipun memiliki pola dan
fungsi utama yang sama yakni sebagai alat komunikasi. Penyebab adanya perbedaan
1
2
ini dikarenakan faktor kebudayaan dan alam sekitar. Orang Jawa dekat dengan
leksikon kelapa, orang Inggris dekat dengan leksikon roti, dan orang Arab dekat
dengan leksikon kurma. Ketiga bahasa tersebut jelas memiliki pandangan khas yang
berbeda-beda. Lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Leksikon khas bahasa Jawa, Inggris, dan Arab
Jawa Kelapa: mancung, manggar, bluluk, cengkir, degan, dan
krambil
Mancung, bakal bunga dari buah kelapa. Manggar, bunga buah
kelapa. Bluluk buah kelapa yang masih kecil sekali atau buah
kelapa yang baru tumbuh. Cengkir, buah kelapa sebelum jadi
degan. Degan, buah kelapa muda dan memiliki daging yang
lunak. Krambil yaitu buah yang sudah tua, memiliki daging keras
atau padat dan biasa digunakan untuk diambil saripatinya.
Inggris Roti: bread, loaf, sandwich
Bread, roti yaitu makanan yang dibuat dari campuran tepung dan
air; loaf, roti yang dibentuk dan dipanggang dalam satu bagian
dan dapat diiris untuk dimakan; dan sandwich, roti berlapis atau
berisi (Dardjowidjojo, 2003: 285).
Arab Kurma: chaba>bu>, khala>l, ruthab, tamr
Chaba>bu>, buah kurma yang masih kecil; khala>l, kurma yang
sudah berukuran penuh; ruthab, kurma setengah matang; tamr,
kurma yang sudah matang, semi kering atau kering.
3
Berdasarkan contoh pada tabel 5 di atas, dapat dijelaskan bahwa masing-
masing bahasa memiliki pandangan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena budaya
yang berbeda sehingga leksikon tertentu yang dimiliki suatu bahasa tersebut pun
berbeda. Masyarakat Jawa memiliki enam kategori untuk kelapa -mancung,
manggar, bluluk, cengkir, degan, dan krambil-. Dengan adanya leksikon tersebut,
masyarakat Jawa memandang dunia makanan berbeda dengan, misal orang Inggris
yang oleh bahasanya dibimbing hanya melihat satu kategori saja yaitu: coconut.
Berbeda juga dengan bahasa Arab. Masyarakat Arab dalam menyebut kurma
memiliki leksikon chaba>bu>, khala>l, ruthab, dan tamr berbeda dengan masyarakat
Jawa misalnya yang hanya menyebut dengan satu leksikon yaitu kurma.
Penelitian yang dilakukan oleh Majah (2010), leksikon kurma dalam kamus
al-Munawwir (2002) ditemukan sebanyak 15 leksikon, sebagai berikut:
Tabel 6. Leksikon kurma dalam kamus al-Munawwir (2002)
Dari hasil penelitian Majah di atas, ternyata masih terdapat leksikon lain
untuk menyebut kurma dalam bahasa Arab, misal عجو „Ajwah. „Ajwah merupakan
salah satu jenis kurma yang lazim dikenal dengan kurma Nabi. Namun terdapat juga
leksikon lain untuk menyebut kurma seperti عنوة „Anbarah, سورري Sukkariy, خوص
Khala>sh, dan سلطان نبتة Nabtah Sultha>n.
Leksikon kurma jumlahnya mencapai lebih dari 3000 leksikon yang tersebar
di berbagai wilayah dunia. Misal, di Iran terdapat 400 leksikon, Iraq 370 leksikon,
Tunisia 250 leksikon, Maroko 244 leksikon, Mesir 26 leksikon (Zaid dan Wet, 2000).
Al-Khalifah (2006: 151) juga menambahkan bahwa jumlah leksikon kurma di Arab
Saudi mencapai 450 leksikon.
Berdasarkan penjelasan di atas, Arab Saudi terlihat sebagai negara yang
memiliki jumlah leksikon kurma terbanyak. Selanjutnya, pada penelitian ini
memfokuskan kajiannya pada leksikon kurma yang berasal dari Arab Saudi. Arab
Saudi merupakan salah satu negara pengekspor kurma di Indonesia. Leksikon-leksion
tersebut ada yang sudah lazim atau dikenal oleh masyarakat Indonesia. Dengan
penelitian ini, diharapkan dapat diketahui leksikon kurma lain yang berasal dari Arab
Saudi. Penelitian ini membatasi penelitiannya hanya pada 100 leksikon kurma.
Pada penelitian ini, selain membahas banyaknya leksikon kurma juga
membahas aspek budaya yang terdapat pada kurma. Aspek budaya tersebut dilihat
dari aspek sistem pengobatan. Kurma sebagai media pengobatan masyarakat Arab
memiliki manfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Masyarakat Arab percaya
bahwa konsumsi kurma, terutama di pagi hari pada saat perut masih kosong, dapat
5
mencegah dari zat-zat yang mengandung racun. Selain itu, masyarakat Arab juga
percaya bahwa mengkonsumsi tujuh kurma setiap hari dapat melindungi anak dari
kecemasan (Ali et al, 2012: 368).
Kurma digunakan oleh masyarakat Arab untuk menyembuhkan berbagai
penyakit sebagai pengobatan natural. Praktek pengobatan ini dilakukan dengan
menggunakan ramuan tertentu. Misal, untuk mengobati ربو Rabw „asma‟ digunakan
ramuan campuran yaitu rebusan kurma dicampur dengan fenugreek (sejenis kacang)
(Amer, 1998: 17). Untuk mengobati التهووواحل ارنجووور Iltiha>bul-chanjarah ‘sakit
tenggorakan‟ dan التهواحل الشوب او اييوة Iltiha>busy-sya„bil-hawa>iyyah ‘infeksi paru-paru‟
ramuannya berupa campuran 50 g kurma, 50 g ara atau buah tin, 50 g kembang
sepatu, dan 50 g kismis direbus dalam 1 liter air. Campuran ini dianjurkan untuk
diminum tiga kali sehari (Manickavasagan et al, 2010: 369).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka leksikon kurma dalam pandangan
masyarakat Arab Saudi menduduki kedudukan penting. Hal tersebut tidak
mengeherankan jika masyarakat Arab Saudi memiliki banyak leksikon untuk
menyebut kurma. Dengan demikian, penelitian ini perlu meneliti nilai kearifan lokal
yang dimiliki masyarakat Arab melalui kurma.
Berikut merupakan penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
(1) Almos dan Pramono (2015) dengan judul penelitiannya “Leksikon
Etnomedisin dalam Pengobatan Tradisional Minangkabau”. Penelitian tersebut
dilakukan dengan menggunakan pendekatan etnomedisin yaitu dengan membahas
6
leksikon-leksikon etnomedisin dalam pengobatan tradisional Minangkabau. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan leksikon etnomedisin diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok yaitu berdasarkan jenis-jenis penyakit, jenis-jenis ramuan, dan proses
pengobatan.
(2) Majah (2010) dengan judul penelitiannya “Sinonimi Kata Kurma
(Tamr) dalam Bahasa Arab pada Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (2002):
Analisis Semantik Leksikal”. Penelitian tersebut membahas tentang sinonimi kata
kurma dalam bahasa Arab dan mengklasifikasikan medan maknanya. Pembedaan
kata kurma terdapat dua ciri pembeda yaitu berdasarkan indra penglihatan dan indra
pengecap. Dalam kamus al-Munawwir Arab-Indonesia (2002), sinonimi kata kurma
ditemukan sebanyak 15 kata. Jika dalam penelitian Majah mengkaji tentang sinonimi
kata kurma dalam bahasa Arab, maka penelitian ini membahas tentang kurma dengan
pendekatan antropolinguistik (etnomedisin).
(3) Humaini (2007) dengan penelitiannya yang berjudul “Leksikon untuk
Unta dalam Bahasa Arab: Kajian Etnosemantik”. Penelitian tersebut dilakukan
melalui pendekatan etnosematik yaitu pendekatan dengan mengaitkan gejala bahasa
yang ada di dalam bahasa Arab dengan budaya mereka. Penelitian tersebut
membahas tentang bentuk-bentuk leksikon untuk unta dalam bahasa Arab, ciri
pembeda antara leksikon unta untuk yang satu dengan unta yang lain, dan pengaruh
budaya Arab terhadap pemakaian leksikon unta tersebut. Hasil analisis untuk
leksikon unta dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu berdasarkan 1)
jenis kelamin; 2) tingkatan usia; 3) fungsi; 4) ciri-ciri ; dan 5) kebiasaan atau
perilakunya.
7
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat teoritis
maupun manfaat praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan gambaran wawasan bagi dunia akademik mengenai kajian
antropolinguistik khususnya pada kajian etnomedisin. Kemudian, penelitian ini juga
diharapkan dapat mengungkapkan komponen makna yang dapat menggambarkan
relasi hiponimik kurma. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan wawasan para pembaca atau masyarakat terkait dengan kekayaan bahasa
dan budaya yang dimiliki masyarakat Arab Saudi dan diharapkan pula dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian yang lebih
terperinci dan mendalam.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diambil dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana komponen makna kurma?
2. Bagaimana pandangan masyarakat Arab Saudi terhadap kurma?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan komponen makna kurma yang berasal dari Arab Saudi
2. Mengetahui pandangan masyarakat Arab Saudi terhadap kurma
8
D. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam suatu penelitian perlu dibuat mengingat luasnya
permasalahan yang dapat dikaji dari berbagai aspek serta keterbatasan kemampuan
dalam hal materi, tenaga, dan waktu. Pembatasan masalah juga dilakukan agar suatu
penelitian dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Penelitian ini
menggunakan leksikon kurma dalam bahasa Arab sebagai data. Objek material
penelitian ini dibatasi pada 100 leksikon kurma di Arab Saudi. Data diperoleh dari
buku karangan Al-Khalifah et al (2013) yang berjudul Date Palm Tissue Culture and
Genetical Identification of Cultivars Grown in Saudi Arabia. Adapun pendekatan
yang digunakan dalam menganalisis permasalahan adalah analisis komponensial dan
pendekatan etnomedisin
E. Landasan Teori
1. Istilah, Kata, Leksem, dan Leksikon
Dalam penelitian ini pengertian istilah, kata, leksem, dan leksikon
menggunakan definisi atau pengertian yang dipaparkan oleh Kridalaksana (2011)
dan Al-Khuli (1982). Teori ini digunakan untuk menentukan sebutan yang tepat
untuk kurma.
1.1 Istilah (term)
Istilah merupakan kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu (Kridalaksana, 2011: 97). Sebagai contohnya adalah istilah yang
berhubungan dengan „ilmul-„arudl (wazan syair Arab). Contoh berupa kata:
9
bachr, taf„i>lat, zichaf, „illah sedangkan contoh istilah yang berupa gabungan kata:
sabab khafi>f, sabab tsaqi>l, fa>shilah sughra, fa>shilah kubra.
1.2 Kata (word)
Menurut Kridalaksana (2011: 110), kata (word) merupakan morfem atau
kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang
dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas, kata adalah satuan bahasa yang dapat
berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (seperti batu, rumah, datang, dsb.)
atau gabungan morfem (seperti pejuang, mengikuti, pancasila, mahakuasa, dsb.),
kata adalah satuan terkecil dalam sintaksis yang berasal dari leksem yang telah
mengalami proses morfologis.
Al-Khuli (1982: 310) menyepadankan kata dalam bahasa Arab dengan istilah
kalimah (كلمة) atau mufradah. ( مفرد).
كلمة أو مفرد هي أصغر وحد لغ ية ذات مبىن. وقد تتر ن من ص ت واحد أو أكثر, مثل a وbook. كموا تترو ن مون مو رويح واحود أو أكثور, مثولbook وbooks كموا تترو ن .
. كما تتر ن من جر بزوايد أو مون ريو windowو bookمن مقطع واحد أو أكثر, مثل . workerو workزوايد, مثل
Kalimatun au mufradatun hiya ashgharu wachdatin lughawiyyatin
dza>ta ma„na>. Wa qad tatakawwanu min shautin wa>chidin au
aktsar, mitslu ‘a’ wa ‘book’. Kama> tatakawwanu min murfi>min
wa>chidin au aktsar, mitslu ‘book’ wa ‘books’. Kama>
tatakawwanu min maqtha„in wa>chidin au aktsar, mitslu ‘book’
wa ‘window’. Kama> tatakawwanu min jarrin bizawa>ida au min
ghairi zawa>ida, mitslu ‘work’ wa ‘worker’.
Kata atau mufradat adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki
makna. Kata dapat terdiri dari satu fonem atau lebih, seperti‟ a‟
10
dan‟ book‟. Kata dapat terdiri dari satu morfem atau lebih, contoh
„book‟ dan „books‟, kata dapat terdiri dari satu silabel atau lebih,
seperti‟ book‟ dan „window‟. Kata dapat terdiri dari afiksasi atau
bukan afiksasi, seperti „work‟ dan‟ worker‟.
Berdasarkan pengertian di atas, di bawah ini ditampilkan contoh kata dalam
bahasa Arab:
Tabel 7. Kata dalam Bahasa Arab
Satu
fonem
Lebih dari
satu fonem Satu morfem
Lebih dari
satu morfem
A أ
)أ( Ilm„ علح
م( -ل -)ع Chajar حجر
(حجر)
Al-chajar ارجر
(حجر - ال)
Satu
silabel
Lebih dari
satu silabel
Tidak
terdapat
afiksasi
Mendapat
afiksasi
<Fi يف
)يف(تحو Fatch
+ ح(و)
Baya‟a بيع
(بيع)
Baya‟at بيب
(ت+ بيع)
1.3 Leksem (lexeme)
Leksem (lexeme) merupakan satuan leksikal dasar yang abstrak yang
mendasari pelbagai bentuk inflektif suatu kata, misal dalam bahasa Arab,
dzahaba, yadzhabu, dza>hib, madzhab, adalah bentuk dari leksem dzahaba.
Leksem merupakan satuan bermakna yang membentuk kata, satuan terkecil dari
leksikon (Kridalaksana, 2011: 141). Al-Khuli (1982: 152) menyepadankan istilah
11
leksem dalam bahasa Arab dengan istilah liksi>m atau mufradah mujarradah.
Berikut pengertiannya:
لرسيح ه كلمة جمّرد قد ير ن وا عّد مبان وعّد استبمصت. ويبّة عنها ببو اللغو ي )يقطوع( cutخيتلف عن الرلموات CUT. ولرسيح CUTحبروف كب يف اإلجنلزية, مثل
.CUT)مقط ع(, حيث إّن الرلمات الثصثة تنتمي إىل اللرسيح cut)قطع( و cutو
Liksi>m huwa kalimatun mujarradatun qad yaku>nu laha> ‘iddatu
ma‘a>nin wa ‘iddatu ista‘mala>tin. Wa yu‘abbiru ‘anha> ba‘dul-