1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawabserta berorientasi kepada hasil (result oriented governement).Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).Berdasarkan pasal 76 UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menegaskan bahwa penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS (pengukuran kinerja pegawai mengacu pada pengukuran kinerja instansi).Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 menjelaskan bahwa penyelenggaraan SAKIP untuk penyusunan laporan kinerja dan dilaksanakan selaras dengan sistem akuntansi, tatacara pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunanuntuk itu perlu disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.Instansi yang wajib menyusunLaporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing. Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2017, pemerintah Provinsi menyusun LKjIP 2017 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. LKjIPberisi ikhtisar pencapaiansasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan.Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu
40
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam
rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna,
berhasil guna, bersih dan bertanggung jawabserta berorientasi kepada hasil
(result oriented governement).Sedangkan untuk mengetahui tingkat
akuntabilitas perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP).Berdasarkan pasal 76 UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara menegaskan bahwa penilaian kinerja PNS dilakukan
berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau
organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang
dicapai, serta perilaku PNS (pengukuran kinerja pegawai mengacu pada
pengukuran kinerja instansi).Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
menjelaskan bahwa penyelenggaraan SAKIP untuk penyusunan laporan
kinerja dan dilaksanakan selaras dengan sistem akuntansi, tatacara
pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunanuntuk itu perlu
disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.Instansi yang wajib menyusunLaporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian/ Lembaga,
Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, Unit Organisasi Eselon I pada
Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja
mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan
oleh pimpinan instansi masing-masing.
Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran
2017, pemerintah Provinsi menyusun LKjIP 2017 yang merupakan laporan
kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam
mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. LKjIPberisi ikhtisar
pencapaiansasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen
penetapan kinerja dan dokumen perencanaan.Dokumen LKjIP bukan
dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu
2
Indikator Kinerja Utama (IKU), RPJMD/Renstra SKPD, RKPD/ Renja SKPD,
Penetapan Kinerja (Tapkin)/PerjanjianKinerja, dan Rencana Kinerja
Tahunan(RKT). Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan
pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah (Badan Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) dalam mencapai
sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen
Penetapan Kinerja diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIPini dapat
digunakan sebagai :
1. sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian
kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana (DP3AKB)
2. dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan kinerja;
3. bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Badan
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
(DP3AKB);
4. bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Badan
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
(DP3AKB) pada tahun berikutnya.
B. Gambaran Umum Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65 Tahun 2006
tanggal 15 Desember 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengahmempunyai fungsi sebagai
berikut:
1. Perumusan kebijakan bidang kualitas hidup dan
perlindunganperempuan,pem enuhan hak dan perlindungan anak,
pengendalian penduduk dan ke luarga sejahtera, keluarga berencana,
advokasi dan komunikasi,informasi dan edukasi, data dan partisipasi
masyarakat;
2. Pelaksanaan kebijakan bidang kualitas hidup dan perlindungan
perempuan, pemenuhan hak dan perlindungan anak, pengendalian
3
penduduk dan keluarga sejahtera, keluarga berencana, advokasi dan
komunikasi,informasi dan edukasi, data dan partisipasi masyarakat;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kualitas hidup dan perlindungan
perempuan, pemenuhan hak dan perlindungan anak, pengendalian
penduduk dan ke luargasejahtera, keluarga berencana, advokasi dan
komunikasi,informasi dan edukasi, data dan partisipasi masyarakat;
4. Pelaksanaan da Pembinaan administrasi dan kesekretariatan kepada
seluruh unit kerja dilingkungan dinas: dan
5. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh Gubernur,
sesuai tugas dan fungsinya.
Gambar 1. Struktur Organisasi
4
Tugas setiap Unit Kerja Eselon III dan IV adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapankoordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi dilingkungan Dinasdengan
melaksanakan fungsi :
A. penyiapan bahan koordinasi kegiatan di lingkungan Dinas;
B. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program
dan kegiatan di lingkungan Dinas;
C. penyiapan bahan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
yang meliputi ketata usahaan, kepegawaian, hukum, keuangan,
kerumah tanggaan ,kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan
dokumentasi di lingkungan Dinas;
D. penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan penataan organisasi
dan tata laksana dilingkunganDinas;
E. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan sistem pengendalian
intern pemerintah dan pengelolaan informasi dan dokumentasi;
F. penyiapan bahan pengelolaan barang milik/ kekayaan daerah dan
pelayanan pengadaan barang / jasa dilingkungan Dinas; dan
G. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup
tugasnya;
H. pelaksanaan tugas lain yang d iberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sekretariat terdiri atas 3 Subbagian : 1) Subbagian Program, 2)
Subbagian Umum Kepegawaian, 3) Subbagian Keuangan :
a. Subbagian Program :
mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan,koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidangprogram.
b. Subbagian Umum Kepegawaian :
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang umum dan kepegawaian.
5
c. Subbagian Keuangan :
mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan dibidang keuangan.
2. Bidang Kualitas Hidup dan Pelindungan Perempuan
Bidang Kualitas Hidup dan Pelindungan Perempuan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang kualitas
hidup dan pelindungan perempuan.dengan melaksanakan fungsi :
A. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang kualitas
hidup perempuan;
B. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di pelindungan
perempuan; dan
C. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuaidengan tugas dan fungsinya.
Bidang Kualitas Hidup dan Pelindungan Perempuan terdiri dari 2seksi,
1)Seksi Kualitas Hidup Perempuan, 2) Seksi Perlindungan
Perempuan. :
a. Seksi Kualitas Hidup Perempuan :
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang kualitas hidup perempuan.
b. Seksi Perlindungan Perempuan :
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan,koordinasidan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang pelindungan perempuan.
3. Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak
Bidang Pemenuhan hak dan Perlindungan Anak mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pemenuhan
hak dan perlindungan anak, dengan melaksanakan fungsi :
6
A. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pemenuhan hak dan perlindungan anak;
B. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di pelindungan
Bidang pemenuhan hak dan perlindungan anak; dan
C. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang pemenuhan hak dan perlindungan anak terdiri dari 2 seksi, 1)
Seksi pemenuhan hak anak, 2) Seksi Perlindungan anak. :
a. Seksi pemenuhan hak anak:
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang pemenuhan anak.
b. Seksi Perlindungan anak :
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan,koordinasidan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang perlindungan anak.
4. Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahtera
Bidang pengendalian penduduk dan keluarga sejahtera mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahtera,dengan
melaksanakan fungsi :
A. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang
pengendalian penduduk dan keluarga sejahtera;
B. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di
bidangpengendalian penduduk dan keluarga sejahtera; dan
C. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahteradari 2 seksi, 1)
Seksi pengendalian penduduk, 2) Seksi keluarga sejahtera. :
7
a. Seksi pengendalian penduduk:
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang pengendalian penduduk.
b. Seksi keluarga sejahtera:
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan,koordinasidan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang keluarga sejahtera.
5. Bidang Keluarga Berencana, Advokasi dan Komunikasi,Informasi
dan Edukasi
Bidang pengendalian penduduk dan keluarga sejahtera mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahtera,dengan
melaksanakan fungsi :
A. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang Keluarga
berencana, advokasi dan komunikasi, informasi dan edukasi;
B. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidangKeluarga
berencana, advokasi dan komunikasi, informasi dan edukasi; dan
C. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Keluarga Berencana, advokasi dan komunikasi, informasi dan
edukasi terdiridari 2 seksi, 1) Seksi Keluarga Berencana, 2) Seksi
advokasi dan edukasi. :
a. Seksi Keluarga berencana
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang pengendalian penduduk.
b. Seksi keluarga sejahtera:
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan,koordinasidan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang keluarga sejahtera.
8
6. Bidang Data dan Partisipasi Masyarakat
Bidang Data dan Partisipasi Masyarakatmempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang Data dan
Partisipasi Masyarakat, dengan melaksanakan fungsi :
A. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang Data dan
Partisipasi Masyarakat;
B. penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidangData dan
Partisipasi Masyarakat; dan
C. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Data dan Partisipasi Masyarakat terdiridari 2 seksi, 1) Data dan
Informasi, 2) Seksi partisipasi masyarakat:
a. Seksi Data dan Informasi
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang Data dan Informasi.
b. Seksi partisipasi masyarakat:
Mempunyai tugas, melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan,koordinasidan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan
pelaporan di bidang partisipasi masyarakat.
Dalam pelaksanaan tugas keseharian dalam pelayanan perlindungan
perempuan dan anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa
Tengah juga terdapat satuan pelayanan terpadu sesuai dengan Peraturan
Gubernur no 95 Tahun 2016 tanggal 27 Desember 2016 tentang organisai
dan tata kerja unit pelaksana teknis Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Provinsi Jawa Tengah.
Untuk memperlancar pencapaian tujuan organisasi, Dinas
Pemberdayaan Perempuan perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah diukung oleh kekuatan
9
sumberdaya manusia sebanyak 71 orang. Terdiri dari 1 orang pejabat
eselon II, 6 orang pejabat eselon III, 15 orang eselon IV dan 49 orang
staf, yang berdasarkan kepangkatan dan golongan terinci sebagai berikut
(Tabel 1).
Tabel 1 PNS berdasar Golongan
Dinas P3AKB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016
Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pegawai pada Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk
D. Permasalahan Utamayang dihadapi Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Tengah
1. Permasalahan utama Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Tengah yang harus diselesaikan dalam
rangka memberikan pelayanan di bidang pemberdayaan perempuan
12
dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencana dan
keluarga sejahtera di Jawa Tengah secara singkat dapat di rinci
sebagai berikut :
a. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak meliputi:
1. Adanya kesenjangan gender di beberapa bidang
pembangunan (bidang ekonomi, dan politik);
2. Strategi Pengarusutamaan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan belum menjadi mainstream bagi seluruh OPD dan
Pemerintah Kabupaten/Kota;
3. Tingginya jumlah korban kekerasan terhadap perempuan dan
anak;
4. Belum semua kab/kota memenuhi sebagian besar indikator
KLA dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak (60%
atau 21 kab/kota);
5. Belum semua Forum Anak di kab/kota terlibat dalam proses
pembangunan;
b. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
meliputi:
1. Belum adanya kebijakan grand design pengendalian
kuantitas penduduk
2. Belum adanya materi pendidikan kependudukan sesuai
kearifan lokal pada Sekolah Menengah sehingga Program
KKBPK kurang optimal
3. Rendahnya kesertaan KB yang menggunakan alat
kontrasepsi MKJP
4. Rendahnya keterlibatan keluarga pada kelompok BKB, BKL,
BKR dalam mendukung ketahanan keluarga
13
5. Rendahnya keterlibatan keluarga Pra Sejahtera dan KS I
pada kelompok UPPKS dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
14
BAB II
PERENCANAANKINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Guna mewujudkan fungsi strategis: “Menjadi Lembaga yang handal
dalam percepatan pencapaian kesetaraan Gender dan Pemenuhan
Hak Anak serta Keluarga Kecil Sejahtera”Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian penduduk dan Keluarga
Berencana Provinsi Jawa Tengah merumuskan beberapa tujuan dan
sasaran yang diuraikan sebagai berikut:
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
1 Menyediakan kebijakan peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak serta keluarga
1. Meningkatnya ketersediaan kebijakan peningkatan kualitas hidup dan perlindunganperempuan dan anak serta
keluarga
1. Produk Kebijakan PUG
2. Jumlah Kebijakan perlindungan hak perempuan
3. Produk Kebijakan Terkait penanganan tenaga kerja di bawah umur
4. Produk Hukum
Kebijakan daerah tentang Kesejahteraan dan Perlindungan Anak serta responsif hak anak
1. Pengembangan kebijakan peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak serta keluarga
1. Meningkatkan ketersediaan kebijakan peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak serta keluarga
2 Meningkatkan keadilan gender dan perlindungan terhadap hak anak di seluruh sektor pembangunan
2. Meningkatnya keadilan dan kesetaraangender di seluruh sektor pembangunan
5. Ratio program dan kegiatan responsif gender di provinsi
6. Ratio anggaran responsif gender di Provinsi
7. Ratio kab/kota yang
menerapkan kebijakan gender dalam RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
2. Pelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) di lembaga pemerintah provinsi dan kabupaten/kot
a
2. Mengintegrasikan gender ke dalam pelaksanaan program di lembaga pemerintah provinsi
3. Meningkatkan
pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di lembaga pemerintah provinsi
4. Mengintegrasikan
pengintegrasian gender ke dalam perencanaan daerah dan lembaga pemerintah kabupaten/kota
5. Mengintegrasikan keadilan dan kesetaraan gender dalam pembangunan
15
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
keluarga 6. Melaksanakan
sinkronisasi program kegiatan
provinsi dan kab/kota
3. Meningkatnya ketercapaian program dan kegiatan responsif hak anak
8. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan Anggaran Responsif Hak Anak
3. Pelembagaan Pengarusutamaan Hak Anak (PUHA) di lembaga pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota
7. Mendorong pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Anak di lembaga pemerintah
provinsi 8. Mendorong
pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Anak di lembaga pemerintah kabupaten/kota
9. Mengintegrasikan pemenuhan hak anak dalam pembangunan keluarga
4. Meningkatnya ketersediaan data dan informasi gender dan anak
9. Jumlahdata informasi gender dananak di Kabupaten/Kota
10. % OPD Provinsi yang mampumengelola data dan informasi gender dan anak yang berkelanjutan
11. % Kabupaten/ Kota yang mampu mengelola data dan informasi gender secara berkelanjutan
4. Pengembangan sistem data dan informasi gender dan anak
10. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi gender dan anak tingkat provinsi
11. Mendorong ketersediaan data dan informasi gender dan anak di kabupaten/kota
3 Meningkatkan
kualitas hidup perempuan dan anak di berbagai bidang pembangunan
5. Meningkatnya
capaian indikator IPG dan IDG
12. IPG
13. IDG
14. Persentasepartisipasiperempuanbekerja di lembagapemerintah;
5. Pemberdayaan
perempuan di bidang ekonomi, politik, hukum dan sosial
12. Meningkatkan
partisipasi perempuandalam sumbangan pendapatan
15. Persentasepartisipasiperempuan bekerja di lembaga parlemen;
16. Persentase partisipasiperempuan bekerja di lembaga swasta
13. Mendorong peningkatan keterwakilan perempuan dalam parlemen
14. Mendorong partisipasi perempuandalam proses pengambilan keputusan
6. Meningkatnya lingkungan ramah anak
17. Ratio Kabupaten/Kota Menuju Layak Anak
6. Peningkatan pemenuhan hak dan
1. Mendorong komitmen
16
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
18. Rasio kabupaten/ kota yang memenuhi Perlindungan Anak, kesejahteraan dan
hak-hak anak
perlindungan anak
kabupaten/kota dalam pemenuhan hak dan perlindungan
anak melalui Kabupaten/Kota Menuju Layak Anak
2. Mendorong pemenuhan hak dan perlindungan anak di kabupaten/kota
4 Menyediakan sistem perlindungan bagi perempuan dan anak korban kekerasan serta kelompok rentan
7. Meningkatnya kualitas pencegahan dan penanganankorban kekerasanterhadap perempuan dan anak
19. Rasio KDRT pada perempuan dan Anak
20. Cakupan ketersediaan tenaga pelayanan pengaduan terlatih yang mampu menindaklanjuti pengaduan
21. Cakupan ketersedian petugas bantuan hkm terlatih untuk mendampingi
perempuan dan anak korban dan atau saksi KTP/KTA
22. Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan
7. Pengembangan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak
3. Mengembangkan media komunikasi informasi edukasi (KIE) perlindungan perempuan dan anak
4. Mengembangkan pencegahan korban kekerasan terhadap
perempuan dan anak
8. Penguatan kelembagaan pelayanan terpadu perlindungan perempuan dan anak
5. Meningkatkan kualitas pelayanan terpadu penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak
6. Meningkatkan kualitas layanan pendampingan terhadap anak
berhadapan dengan hukum (ABH)
8. Berkurangnya risiko kerentanan pada perempuan anak
23. % Kabupaten/ kota yang menyelenggarakan perlindungan perempuan kelompok rentan
24. % anak korban perlakuan salah, penelantaran, eksploitasi, ABH yang mendapatkan penanganan responsif anak
9. Pengurangan risiko kelompok rentan perempuan dan anak
7. Mendorongpelaksanaan perlindungan terhadap perempuan kelompok rentan di kabupaten/kota
8. Mengembangkan perlindungan anak berbasis sistem bagi anak korban perlakuan salah, penelantaran, eksploitasi, ABH
17
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
dan kelompok rentan lainnya
5 Meningkatkanperansertakelembagaanmasyarakat, duniausahadan media massadalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak
9. Menguatnyakelembagaanmasyarakat, forum anak, perguruan tinggi, dunia usaha dan media massa yang melaksanakan pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak
25. Jumlahkelembagaan masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi, dan media massa yang melaksanakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
26. Rasio Forum Anak yang terlibat dalam
pengambilan kebijakan
10. Penguatan dan pengembangan organisasi/lembagamasyarakat, forum anak, perguruan tinggi, dunia usaha dan
media massa dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
9. Memberikanpenguatan dan pengembangan organisasi masyarakat/lembaga penyedia layanan pemberdayaan perempuan
10. Memberikan
penguatan dan pengembangan organisasi masyarakat/lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan kesetaraan gender dan hak anak
11. Memberikan
penguatan dan pengembangan organisasi masyarakat/lembaga penyedia layanan peningkatan kualitas hidup anak
12. Memberikan penguatan dan pengembangan peran serta dunia usaha, perguruan tinggi dan media massa dalam
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
13. Meningkatkan keterlibatan Forum Anak provinsi dankabupaten/kota dalam pengambilan
kebijakan
6 Meningkatkan kesertaan KB
10. Menurunnya angka drop out (DO) KB dan unmetneed.Serta meningkatnya
27. Persentase Dropout
28. PersentaseUnmet-
need
29. PersentaseCPR 30. Jumlah peserta KB
Mandiri; 31. Persentase
11. Pengembangan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk dan keluarga berencana
14. Mengembangkan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan, analisa dampak, kerjasama pendidikan dan
18
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Contraceptive Prevalance Rate (CPR)
anggotaUPPKS ber KB
32. ProsentaseKetersediaan KIE KB-KS di
Kab/Kota
33. ProsentaseKab/Kota yang diadvokasipengembanganjejaring KB-KS
pemetaan perkiraan (parameter) dalam rangka
pengendalian kuantitas penduduk dan KB
12. Peningkatan peserta KB aktif
15. Meningkatkan pemakaian alat kontrasepsi
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
16. Mengembangkan komunikasi, edukasi dan Informasi program KB
17. Meningkatkan kesertaan KB mandiri
18. Meningkatkan kesertaan KB
anggota UPPKS
13. Penggerakan KB bersama mitra kerja dan institusi masyarakat
19. Mengembangkan jejaring KB di kabupaten/kota
20. Meningkatkan kerjasama penggerakan KB dengan mitra kerja dan institusi masyarakat
7 Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
11. Meningkatnyausiaperkawinan
34. Persentase usia perempuanPasangan Usia Subur (PUS) kurang dari 20 tahun
35. Persentase pengembanganKIE tentang HIV/AIDS,
NAPZA,PMS di kabupaten/kota
14. Peningkatan usia perkawinan diatas 20
tahun
21. Meningkatkan peran serta dan kapasitas
pengelola PIK KRR
22. Mengembangkan komunikasi,
informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja dan bahaya NAPZA, HIV/AIDS, PMS.
23. Meningkatkan keaktifan dan peran Bina Keluarga Remaja (BKR)
8 Meningkatkan kualitas keluarga
12. Meningkatnyapersentasekeluargasejahtera
36. Jumlah produk hukum pengembangan ketahanandanpember
15. Peningkatan kesejahteraan dan ketahanankel
24. Meningkatkan ketersediaan kebijakan pengembanganke
19
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
dayaan keluarga 37. Persentase Kelompok
BKB Aktif 38. Persentasekab/kota
yang telahmembentukjaringan KB/KS
39. JumlahKeluarga PraKS dan KS1
uarga tahanan dan pemberdayaan keluarga
25. Meningkatkan
keaktifan dan peran Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lanjut Usia dan rentan
26. Meningkatkan
pemberdayaan ekonomi keluarga melalui UPPKS
9 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana perkantoran dan perbekalan
13. Meningkatnya kualitaslayananpenunjang dalam operasional pelaksanaan tugas dan fungsi
40. Tingkat kepuasanlayanan pengguna
41. Umur Pakai dan Bertambahnya Aset
16. Peningkatan kualitas layanan perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian
27. Meningkatkan kualitas pelaksanaan perencanaan, administrasi perkantoran, pemeliharaan dan pengadaan sarana prasarana perkantoran
10 Meningkatkan kompetensi dan kedisiplinan SDM Aparatur
14. Meningkatnya Capaian Kinerja OPD
42. Tingkat Kedisiplinan Pegawai
43. Tingkat Capaian Kinerja
17. Peningkatan kompetensi dan kedisiplinanSDM aparatur
28. Meningkatkan kedisiplinan SDM aparatur
29. Meningkatkan pengetahuan teknis bagi SDM aparatur
30. Mendorong peningkatan pendidikan formal bagi SDM aparatur
18. Peningkatan sinergitas dan
monitoring
evaluasi program kegiatan
31. Meningkatkan sinergitas dan
monitoring evaluasi program kegiatan
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah lembar/dokumen
berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.Melalui perjanjian
kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara
penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.Kinerja
20
yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan
tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang
seharusnyaterwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya.Dengan
demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang
dihasilkandari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud
kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Tujuan disusunnya Perjanjian Kinerja adalah :
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi
amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi
dan kinerja Aparatur.
2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
aparatur.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan
dan sanksi.
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring,
evaluasi dan supervisi atasperkembangan/kemajuan kinerja penerima
amanah.
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang
efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Kepala
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduudk dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah tahun 2017
telah mendatangi Perjanjian Kinerjadengan Gubernur Jawa Tengah serta
di ikuti dengan Perjanjian Kinerja Sampai ke eselon IV.
Guna mewujudkan kinerja yang telah diperjanjikan, maka Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan 9
program utama yang masuk Urusan Pemberdayaan Perempuan,
Pengendalian Penduduk dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berecana dengan 42 kegiatan serta 3 Program eks BAU (Rutin) dengan
18 kegiatan didalamnya dengan dukungan APBD Provinsi Jawa Tengah,
Total anggaran sebesar Rp. 12.696.981.000,-
21
Secara singkat gambaran mengenai keterkaitan antara Sasaran,
Indikator dan Target Kinerja yang telah disepakati antara Kepala Dinas
Pemberdayaan Perempuan Provinsi Jawa Tengah dengan Gubernur Tahun
2017, secara lengkap tercantum pada Lampiran 1.
22
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015
A. Capaian Kinerja Organisasi
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta PeraturanMenteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah dan tata cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah,setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Kinerja,
melaporkan progres kinerja atas mandat dan sumber daya yang
digunakannya .
Dalam rangka melakukan evaluasi keberhasilan atas pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi sebagaimana yang telah ditetapkan pada
perencanaan jangka menengah maka digunakan skala pengukuran
sebagai berikut :
Skala Pengukuran Kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
NO SKALA CAPAIAN KINERJA KATEGORI
1 Lebih dari 100% Sangat Baik
2 75 – 100% Baik
3 55 – 74 % Cukup
4 Kurang dari 55 % Kurang
23
1. Sasaran Strategis : Meningkatnya Keadilan Gender dan Perlindungan
Anak, dengan hasil pengukuran kinerja sasaran tersebut adalah
sebagai berikut :
Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas kelembagaan pengarustamaan gender dan anak
No Indikator Kinerja
Satuan
Tahun 2017 Target Akhir
RPJMD 2018
% Terhadap Capaian Target Akhir
RPJMD
Target Realisasi %
Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Jumlah Kebijakan perlindungan hak perempuan
buah 1 1 100 5 120
2 Produk Kebijakan Terkait penanganan tenaga kerja di bawah umur
pengarusutamaan gender dan anak, dengan hasil pengukuran kinerja
sasaran tersebut adalah sebagai berikut :
Meningkatnya kualitas kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
No Indikator Kinerja
Satuan
Tahun 2017
Target Akhir RPJMD 2018
% Terhada
p Capaian Target Akhir
RPJMD
Target Realisasi %
Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Prosentase Program, Kegiatan dan anggaran responsif gender Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Tengah
%
63 63 100 68 92.64
2 Rasio Anggaran Responsif Gender di OPD Provinsi
Angka
26.1 32 122.6 28.3 113.07
3 Prosentase Kab/Kota yang menerapkan kebijakan responsif gender dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD), Rencana Kerja (Renja) OPD
Anggaran pendukung yang dialokasikan dalam upaya pencapaian pada
indikator sasaran “meningkatnya akupan layanan korban kekerasan bagi
anak dan perempuan” sebesar Rp. 4,189,834,000;terealisasi sebesar
Rp.4,164,183,850; (99.39%) dengan demikian terdapat efisiensi anggaran
sebesar Rp. 25,650,150 (0.61%).
8. Sasaran Strategis : Meningkatnya usia perkawinan
No Indikator Kinerja Satua
n
Tahun 2017
Target Akhir RPJMD 2018
% Terhad
ap Capaia
n Target Akhir RPJM
D
Target Realisasi %
Capaian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Prosentase usia perkawinan perempuan Pasangan Usia Subur (PUS) kurang dari 20 tahun Prosentase usia perkawinan perempuan Pasangan Usia Subur (PUS) kurang dari 20 tahun