BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas pendidikan di suatu Negara bisa dilihat dari kualitas sumber daya manusianya, karena lembaga pendidikan yang baik memiliki kualitas output yang baik pula. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 1 Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia secara holistik, yang memungkinkan ketiga dimensi kemanusiaan (afektif, kognitif, psikomotorik) dapat berkembang secara optimal. Pendidikan inilah yang menjadi investasi untuk masa depan, yang dampaknya akan dirasakan masyarakat bukan dalam jangka waktu yang pendek, tetapi akan terasa setelah sepuluh atau dua puluh tahun mendatang. Dengan demikian, menjadi hal yang lumrah apabila pemerintah Indonesia melakukan pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar dua belas tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui 1 Undang-Undang Standar Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 1
45
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.ums.ac.id/68772/2/BAB I.pdfUntuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan mikro pendidikan harus mampu mengahasilkan sumber
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu usaha yang sangat strategis dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kualitas pendidikan di suatu
Negara bisa dilihat dari kualitas sumber daya manusianya, karena lembaga
pendidikan yang baik memiliki kualitas output yang baik pula. Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau pelatihan bagi peranannya di masa yang akan
datang.1 Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan harkat
dan martabat manusia secara holistik, yang memungkinkan ketiga dimensi
kemanusiaan (afektif, kognitif, psikomotorik) dapat berkembang secara
optimal.
Pendidikan inilah yang menjadi investasi untuk masa depan, yang
dampaknya akan dirasakan masyarakat bukan dalam jangka waktu yang
pendek, tetapi akan terasa setelah sepuluh atau dua puluh tahun mendatang.
Dengan demikian, menjadi hal yang lumrah apabila pemerintah Indonesia
melakukan pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan diwujudkan dalam
program wajib belajar dua belas tahun. Peningkatan mutu pendidikan
diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui
1 Undang-Undang Standar Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003
1
2
olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam
menghadapi tantangan global.
Sebuah negara dapat dikatakan sebagai maju salah satu indikatornya
adalah banyak memiliki warga negara yang berpendidikan dengan pendidikan
yang berkualitas. Sebab pendidikan itu sendiri identik dengan perkembangan
zaman, dan persaingan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu pendidikan salah
satu faktor dalam menunjang suatu negara untuk terus bisa berkembang dan
maju. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
tertuang dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 yaitu “Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.
Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan mikro
pendidikan harus mampu mengahasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan professional sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum
dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 diatas, termasuk di dalamnya
kebutuhan dunia kerja dan respon terhadap perubahan masyarakat setempat.
Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia yang
berkualitas secara berlahan namun pasti semakin meningkat dari tahun ke
3
tahun. Hal ini sejalan dengan perkembangan tantangan dunia kerja yang tidak
hanya membutuhkan sumber daya manusia yang berorientasi untuk kebutuhan
dunia industri. Sumber daya manusia yang dibutuhkan saat ini adalah sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi unggulan terutama dalam hal
kemampuan berfikir.
Berbicara masalah sumber daya manusia, sebenarnya dapat dilihat dari
dua aspek, yaitu aspek kuantitas dan kualitas. Pengembangan sumber daya
manusia merupakan pekerjaan penting yang membutuhkan waktu relative
lama, dan harus dilakukan melalui proses dengan sistem pendidikan yang
berkualitas. Masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia pada setiap jenis
dan jenjang pendidikan, baik dilihat dari segi proses maupun hasil. Ini bisa
dilihat dari lulusan siswa maupun mahasiswa yang masih sulit bersaing dalam
ajang kompetisi ilmiah, kesempatan kerja karena masih rendahnya kemampuan
teknis serta moral lulusan lembaga pendidikan nasional.2
Dengan adanya tuntutan tersebut, maka pemerintah akan berusaha
untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia, salah satunya melalui sumber
daya manusiaya. Karena sumber daya manusia dalam pendidikan (Pendidik
dan Tenaga Kependidikan) merupakan unsur aktif, sedangkan unsur lainnya
merupakan unsur pasif. Dengan demikian, pendidik dan tenaga kependidikan
merupakan unsur paling penting dalam sebuah lembaga pendidikan. Pendidik
dan tenaga kependidikan merupakan hal yang paling urgent dalam
dikenai tes tersebut. Untuk menganalisis data emperik instrumen
dilakukan dengan metode Confirmatory Factor Analiysis (CFA)
dengan program bantuan Lisrel dan Exploratory Factor Analysis
(EFA) dengan bantuan program SPSS 20 yang berfungsi meyakinkan
peneliti bahwa konstruk telah benar-benar mampu mengukur konstruk
variabel.
Analisis faktor merupakan salah satu statistik multivariatif.
Tujuannya adalah untuk mengelompokkan data menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan korelasi antar variabel. Pada penelitian ini,
analisis faktor digunakan untuk mengetahui pengelompokkan individu
sesuai dengan karakteristiknya, maupun untuk menguji validitas
konstruk. Dalam validitas konstruk dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis faktor. Analisis faktor akan menampilkan hasil
ekstraksi butir-butir pertanyaan menjadi beberapa komponen yang
diinginkan peneliti. Prinsip yang digunakan yaitu menggelompokkan
data berdasarkan interkorelasi antarbutir. Sebuah butir/item dinyatakan
pembentukan faktor jika nilai korelasinya lebih besar sama dengan
0,50.
Dengan demikian, menurut Kusnendi tujuan utama dari analisis
faktor adalah untuk mengkonfirmasi model, yaitu model pengukuran
yang perumusannya berasal dari teori. Sesuai dengan hal itu, maka
permasalahan penelitian ini dalam kerangka analsis faktor peling tidak
39
akan membahas antara lain: 1) apakah indikator-indikator yang
dikonsepsikan secara unidimensional, tepat, dan konsisten dapat
menjelaskan konstruk yang diteliti, 2) Indikator-indikator apa yang
dominan membentuk konstruk yang diteliti.19
Sedangkan menurut Ghozali bahwa analisis faktor digunakan
untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas
atau apakah indikator-indikator yang digunakan dapat
mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Jika masing-asing
indikator merupakan indikator pengukur konstruk, maka akan
memiliki nilai muatan faktor yang tinggi. 20
Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis
faktor untuk uji validitas konstruk menggunakan SPSS adalah data
matriks harus memiliki korelasi yang cukup. Uji Betlet of Sphericity
merupakan uji statistik untuk menentukan ada tidaknya korelasi antar
variabel. Semakin besar sampel, menyebabkan Betlet test semakin
sensitif untuk mendeteksi adanya korelasi antar variabel. Alat uji lain
yang digunakan untuk mengukur tingkat iterkorelasi antar variabel
adalah Kaiser-meyes-Olkin Meansure of Sampling Adequacy (KMO
MSA). Nilai KMO bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang
dikehendaki harus >0,50 untuk dapat dilakukan analisis faktor.
19 Kusnendi, Model Persamaan Struktural, (Bandung:Alfabeta, 2008), hlm. 98 20 Ghozali I, Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), hlm. 135
40
Analisis faktor dalam aplikasi SPSS akan mengelompokkan
indikator yang dianalisis menjadi beberaa faktor yang memiliki nilai
eigen >1. Tiap faktor akan berisi indikator-indikator yang
mengelompokkan pada faktor tersebut. Jika komponen matriks sulit
untuk diinterpretasikan, maka dapat dilakukan rotasi. Penggunaan
SPSS untuk menguji validitas konstruk dilakukan dengan
pertimbangan bahwa unit analisis penelitian ini adalah pendidik dan
tenaga kependidikan Sekolah Islam Terpadu dengan jumlah tidak
mencapai 200 orang (apabila lebih bisa menggunakan program Lisrel).
b. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang
berasal dari kata rely dan ability. Reliabilits dapat juga diartikan
sebagai keterpercayaan, keterandalan, kestabilan dan konsistensi.,
namun ide poko yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Sedangkan
menurut Ghozali reliabilitas sebenernya adalah alat untuk mengukur
suatu suatu instrument yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu instrument dikatakan riliabel atau handal jika jawaban
seseornag terhadap pernyataan adalah konsisiten atau stabil dari waktu
ke waktu.
41
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara :
1) Repeated Meansure (pengukuran ulang): disini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan
diperbarui dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisiten dengan
jawabannya.
2) One shot (pengukuran sekali saja): disini pengukurannya hanya
sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain
atau mengukur korelasi menjawab pertanyaan. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbroch
Alpha. Suatu instrument dikatakan reliabel jika memiliki nilai
Cronbroch Alpha >0,60.
Mengacu pada metode one shot, maka reliabilitas instrument
dalam penelitian ini diukur menggunakan Cronbroch Alpha dengan
bantuan program SPSS 20. Instrument memiliki reliabilitas tingi jika
alpha 0,61-0,80 dan sangan tinggi apabila alpha 0,81-1,00.
9. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data digunakan
untuk mengatur urutan data,mengorganisasikannya kedalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian dasar.21 Analisis data dalam sebuah penelitian
merupakan bagian yang sangat penting karena dengan analisis data inilah
21Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 103
42
data yang akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan
masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir dalam penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif yang secara spesifik akan dikaitkan dengan tahap
pengembangan serta didasarkan pada jenis data dan teknik pengumpulan
data yang dilakukan. Analisis data hasil penelitian pendahuluan dilakukan
menggunakan kuantitatif deskriptif dengan narasi yang sesuai dengan
kepentingan penelitian. Sedangkan pada analisis data pada proses
dilakukan dengan deskriptif secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil data dari konstruk teoritik yaitu instrument yang telah diisi
oleh respon pendidik dan tenaga kependidikan kemudian dianalisi secara
kuantitatif yang meliputi: a) menghitung mean, presentase, statistic
deskriptif yang diperlukan, b) membuat table distribusi frekuensi lengkap
dengan kategorisasi dan presentasinya, c) menentukan kriteria standar
pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk mengolah data deskriptif
digunakan excel. Adapun data-data kualitatif berupa hasil pendalaman
melalui wawancara didiskripsikan secara naratif dan digunakan untuk
menjelaskan dan mendukung analisis secara kuantitatif.
Analisi data hasil uji coba instrument digunakan untuk mengetahui
validitas konstruk dan reliabilitas instrument dalam model CIPP. Uji
validitas dilakukan dengan menggunakan CFA dengan bantuan program
SPSS 20, sedangkan uji reliabilitas diketahui melalui parameter
43
Cronbroch Alpha dengan bantuan SPSS 20, rangkuman metode analisis
data dala penelitian ini adalah:
Rangkuman Metode Analisis Data
Metode Analisis
Data
Penggunaan
Statistic deskriptif
dengan program
excel
Menghitung mean, presentase dan penetapan
kriteria yang diperoleh dari penelitian
pendahuluan dan lembar penilaian instrument oleh
responden.
CFA dengan
program SPSS 20
Uji coba konstruk instrumen kompetensi pendidik
dan tenaga kependidikan yang diperoleh dari uji
coba penelitian.
Cronbroch Alpha
dengan program
SPSS 20
Uji reliabilitas instrument yang diperoleh dari uji
coba penelitian.
G. Sistematika Pembahasan
Guna memudahkan dalam sistematika isi pembahasan Tesis penelitian,
peneliti mencoba merincikan beberapa hal yang dianggap penting dalam
mengolah dan menyusun Tesis ini. Hal demikian juga untuk menghindari
berbagai kesalahpahaman dan kekuranggan dalam memahami maksud dibalik
penyusunan penelitian ini. Oleh sebab itu peneliti memetakan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan. Pembahasan dalam bab ini meliputi: Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Telaah
Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan.
BAB II Landasan teori ini berisi tentang standar pendidik dan tenaga
kependidikan di Sekolah Islam Terpadu.
44
BAB III berisi tentang gambaran umum Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Nur Hidayah Surakarta dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
Insan Mulia Surakarta. Pembahasan dalam bab ini meliputi tiga bagian yaitu,
bagian pertama memaparkan gambaran umum Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Nur Hidayah Surakarta yang meliputi identitas sekolah, letak
geografis, visi, misi dan tujuan sekolah, keadaan guru, keadaan pesertadidik
disekolah, serta struktur organisasi disekolah, sarana dan prasarana sekolah.
Bagian kedua memaparkan gambaran umum Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Insan Mulia Surakarta yang meliputi identitas sekolah, letak
geografis, visi, misi dan tujuan sekolah, keadaan guru, keadaan peserta didik
disekolah, serta struktur organisasi di sekolah, sarana dan prasarana sekolah.
Bagian ketiga memaparkan tentang context, input, process dan product
perkembangan dan evalusi standar pendidik dan tenaga kependidikan di SDIT
Nur Hidayah Surakarta dan SDIT Insan Mulia Surakarta tahun pelajaran
2017/2018.
BAB IV Analisis Data. Pembahasan dalam bab ini meliputi analisis data
tentang tentang contextstandar pendidik dan tenaga kependidikan, input
standar pendidik dan tenaga kependidikan, proses perkembangan pendidik dan
tenaga kependidikan dan product standar pendidik dan tenaga kependidikan di
SDIT Nur Hidayah dan SDIT Insan Mulia Surkarta tahun pelajaran
2017/2018.
45
BAB V Penutup. Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari peniliti,
implikasi, saran dan rekomendasi dari peneliti terhadap pihak-pihak terkait