1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa saat ini tidak bisa dilepaskan oleh kehidupan manusia dan telah menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi sebagai bagian dari media massa elektronik telah mengambil bagian dan mendominasi komunikasi dalam masyarakat. Kekuatan media televisi sebagai media penyampai pesan sudah diakui pengaruhnya terhadap masyarakat oleh berbagai penelitian komunikasi yang pernah dilakukan. Daya jangkau yang luas dan kemampuan penyampaian pesan secara audio visual, membuat hal-hal yang ditampilkan dalam televisi memiliki pengaruh yang besar dalam dimensi kognisi dan afeksi khalayak. Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula pemikiran masyarakat. Hal ini yang menjadi pemicu stasiun-stasiun televisi untuk melakukan perubahan dan menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat. Dinamika yang terjadi di dalam media penyiaran tidak bisa dihindari. Apapun dilakukan agar pesan tetap dapat tersalurkan dengan baik. Salah satu bentuk dari pesan adalah kritik. Kritik muncul akibat adanya tindakan sosial yang menyimpang dari nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. Tindakan kritik sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti aksi demonstrasi di jalan, pertunjukan seni, membuat karya tulis, lirik lagu, hingga membuat program acara di media elektronik. Kekuatan penyampaian pesan melalui televisi sangat baik, dan masyarakat dengan pemikiran kritis semakin banyak di Indonesia. Melihat hal ini, sejak September 2011 stasiun televisi swasta berbasis news yang menampilkan tayangan berita sepanjang harinya yaitu Metro TV dengan berani mengangkat Stand Up Comedy Show sebagai salah satu program acara hiburan namun juga berisi kritik terhadap isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Stand Up Comedy Show tidak seperti acara lawak yang sudah ada lebih dulu, yang
26
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAHetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64567/potongan/S1-2013... · Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Media massa saat ini tidak bisa dilepaskan oleh kehidupan manusia dan telah
menjadi konsumsi sehari-hari. Televisi sebagai bagian dari media massa elektronik
telah mengambil bagian dan mendominasi komunikasi dalam masyarakat. Kekuatan
media televisi sebagai media penyampai pesan sudah diakui pengaruhnya terhadap
masyarakat oleh berbagai penelitian komunikasi yang pernah dilakukan. Daya
jangkau yang luas dan kemampuan penyampaian pesan secara audio visual, membuat
hal-hal yang ditampilkan dalam televisi memiliki pengaruh yang besar dalam dimensi
kognisi dan afeksi khalayak.
Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula pemikiran
masyarakat. Hal ini yang menjadi pemicu stasiun-stasiun televisi untuk melakukan
perubahan dan menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat. Dinamika yang
terjadi di dalam media penyiaran tidak bisa dihindari. Apapun dilakukan agar pesan
tetap dapat tersalurkan dengan baik.
Salah satu bentuk dari pesan adalah kritik. Kritik muncul akibat adanya
tindakan sosial yang menyimpang dari nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.
Tindakan kritik sosial dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti aksi demonstrasi
di jalan, pertunjukan seni, membuat karya tulis, lirik lagu, hingga membuat program
acara di media elektronik.
Kekuatan penyampaian pesan melalui televisi sangat baik, dan masyarakat
dengan pemikiran kritis semakin banyak di Indonesia. Melihat hal ini, sejak
September 2011 stasiun televisi swasta berbasis news yang menampilkan tayangan
berita sepanjang harinya yaitu Metro TV dengan berani mengangkat Stand Up
Comedy Show sebagai salah satu program acara hiburan namun juga berisi kritik
terhadap isu-isu yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Stand Up
Comedy Show tidak seperti acara lawak yang sudah ada lebih dulu, yang
2
berpenampilan konyol untuk memancing tawa, cenderung slapstick atau
mengintimidasi lawan main. Stand Up Comedy adalah sebuah genre komedi yang
menampilkan pelawak tunggal di atas panggung yang melakukan monolog.
Pelakunya dinamakan stand up comedian, atau biasa disebut comic.
Seni komedi ini dikatakan cerdas tanpa bermaksud mendiskreditkan yang lain,
karena memuat hal-hal lucu dari lingkungan sekitar yang luput dari pengamatan.
Humor didapat dengan mengamati fenomena sosial, menganalisa, menyusun, lalu
menyampaikannya lewat humor. Materi yang disampaikan cenderung berisi tentang
kritik terhadap masalah yang sedang terjadi saat itu. Stand Up Comedy memerlukan
banyak referensi sebagai bahan canda. Teknik dan persiapan terstruktur benar-benar
mutlak diperlukan sebelum beraksi. 1
Stand Up Comedy merupakan bagian dari pertunjukan seni tunggal yang
berakar dari pertunjukan komedi namun mengangkat tema kritik sosial di dalamnya.
Hal tersebut menjadikan Stand Up Comedy Show di Metro TV layak menjadi kajian
dalam penelitian ini untuk melihat bagaimana pesan kritik sosial dibangun dalam
sebuah pertunjukan komedi untuk masyarakat.
Umumnya khalayak yang menikmati acara ini berasal dari kalangan
mahasiswa. Hal ini juga didukung oleh banyaknya komunitas-komunitas Stand Up
Comedy yang terbentuk di beberapa universitas di Indonesia.2 Mengingat mahasiswa
merupakan generasi penerus bangsa maka tak heran jika tema seperti politik,
pemerintah, korupsi, narkoba, cinta, homosexual, hingga film sangat digemari, karena
mereka dituntut untuk lebih peka terhadap masalah-masalah di sekitarnya.
Melalui Stand Up Comedy Show, Metro TV memberikan kesadaran kepada
masyarakat untuk lebih peka terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya. Isu yang
diangkat berkaitan erat dengan situasi yang sedang terjadi di Indonesia saat itu, dan
isu politik yang berkaitan dengan pemerintah adalah yang paling menonjol pada
1 Kurniawan, Arif. Dalam artikel: Stand-up Comedy Menghibur dengan Cerdas, (Part 1). Terarsip di:
Kwant, R.C. 1975. Manusia dan Kritik. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Hal. 12 13
Ibid. Hal. 90 14
Tabrani, Primadi. 1992. Semiotika dan Bahasa Rupa Gambar. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya LPUI dan Lingkaran Peminat Semiotika.
11
penyampaian pesan media televisi bisa menghibur, mendidik, kontrol sosial,
menghubungkan atau sebagai bahan informasi.
Melihat perkembangan pemikiran dan persaingan yang semakin ketat antar
pelaku media, televisi dituntut untuk lebih kreatif dan atraktif untuk menarik hati
masyarakat. Faktor kepentingan ekonomi juga tidak bisa dilepaskan dari media,
orientasi bisnis terkait dinamika dan logika komersial memang lebih didahulukan
industri media saat ini tidak terkecuali televisi. Apalagi bisnis penyiaran televisi
adalah bisnis yang padat modal.
Lewat berbagai macam program acara yang disuguhkan, mulai dari berita
hingga hiburan, televisi menyalurkan pesan kepada audiens. Naratama (dalam
Mabruri, 2010) mendeskripsikan format acara televisi sebagai sebuah perencanaan
dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan
desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan
dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Format acara televisi dibagi menjadi
tiga kategori yaitu drama (fiksi), non drama (non fiksi), dan berita.
Dalam merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser
professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran
mendalam, yaitu meteri produksi, sarana produksi, (equipment), biaya produksi
(financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi.
Berpikir tentang produksi program televisi, bagi seorang produser professional,
berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu selain menghibur,
dapat menjadi suatu sajian yang bernilai dan memiliki makna.15
Program acara yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah Stand Up
Comedy Show. Melihat dari format dan isi tayangan, program acara ini termasuk
kedalam kategori non drama (non fiksi). Dikatakan demikian karena semua materi
yang disampaikan diproduksi melalui proses pengolahan imaji kreatif dan
berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari tanpa dibuat-buat. Format program acara
15
Wibowo, Fred. 2009. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher
12
non drama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur
hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. Contoh: Talk show, Konser
Musik, dan Variety show.16
Produksi pesan merupakan cara penyampaian pesan dalam konteks interaksi
dan kultural. Elemen ini menjelaskan bagaimana seseorang menciptakan tulisan,
ucapan dan ekspresi kepada orang lain. Selain itu, tujuan dari produksi pesan juga
menjadi hal yang penting, karena di balik produksi pesan biasanya ada kepentingan-
kepentingan (politis) yang mempengaruhinya. John Fiske (2004:10) juga menegaskan
bahwa tujuan (intention) merupakan faktor yang krusial dalam memutuskan apa yang
membentuk sebuah pesan. Ia juga menambahkan tujuan pengirim mungkin
dinyatakan atau tidak dinyatakan, disadari atau tidak disadari. Tujuan ini bisa bersifat
informatif, persuasif, kontrol, dan lain-lain tergantung kepentingan apa yang
melatarbelakanginya.
4. Kemasan Pesan Kritik di Televisi
Konstruksi konten media menjadi hal yang diperhatikan dalam
menyampaikan pesan. Tidak hanya untuk melakukan pembingkaian informasi,
melainkan juga menunjukkan perspektif media dalam melihat suatu isu, informasi
dan berita. Pengkonstruksian yang terjadi sedikit banyak tentu saja juga dipengaruhi
dengan idealisme dan ideologi media itu sendiri.
Televisi menjadi salah satu bentuk media yang efektif dan efisien dalam
menyampaikan pesan. Berita televisi merupakan laporan tentang fakta peristiwa atau
pendapat manusia, atau kedua-duanya yang disertai audio-visual, gambar yang
menarik, aktual, berguna dan disiarkan melalui media massa televisi secara periodik.
Penyampaian konteks berita di televisi cenderung lebih khusus. Berita yang
disampaikan melalui televisi tentunya akan lebih ekspresif karena masyarakat tidak
16
Mabruri, Anton. 2010. Manajemen Produksi Program Acara Televisi: Program Acara Televisi Nondrama, News & Sport. Depok: Mind 8 Publishing House. Hal.32.
13
hanya mendengar tetapi juga melihat ekspresi pembawa berita dalam menyampaikan
berita yang dibawanya.
Semua kemajuan lahir dari kritik, karena tanpa kritik, bangsa manusia tidak
akan mungkin bisa mencapai hasil yang kini telah dicapainya itu. (Kwant dalam
Sobur, 2001:193). Pesan kritik mengenai politik di pemerintahan, menjadi suatu
informasi yang paling berpengaruh bagi keadaan masyarakat suatu negara.
Pemerintah dan segala yang berhubungan dengan Negara menjadi suatu bahan
pemberitaan yang banyak disorot oleh media-media di Indonesia, karena kasus-kasus
politik tidak pernah ada habisnya seiring dengan dinamika yang terjadi di dalam
Negara tersebut.
Kejenuhan akan pemberitaan seperti ini mungkin saja terjadi dan dirasakan
oleh masyarakat. Berita yang tiada habisnya tentang keburukan yang dilakukan oleh
pemerintah menjadikan masyarakat jengah. Sebagian dari mereka melihat hal ini dan
memanfaatkan media televisi untuk melakukan kritik terhadap apa yang menjadi
keresahan mereka. Kritik adalah sesuatu bentuk kebebasan yang mesti „disesuaikan
dengan situasi dan kondisi‟ pada masa kebudayaan transisi ini. Sementara itu, Muladi
menilai, “Dinegara berkembang, kritik sering dilihat sebagai sesuatu yang tidak
loyal (disloyality). Padahal, masyarakat yang maju, kritik justru merupakan sesuatu
yang penting, sebagai masukan agar system politik menjadi lebih baik.“17
Stasiun televisi melihat fenomena ini dan membentuk suatu wadah yang
dapat menampung opini masyarakat melalui sebuah program acara. Dengan begitu,
televisi tidak hanya menyiarkan informasi namun dapat juga sebagai media penyalur
pesan kritik kepada khalayak.
Sebagai media penyalur pesan kritik, televisi tentunya juga memiliki
kemampuan untuk membentuk opini publik. Dalam kerangka pembentukan opini
publik, media massa umumnya melakukan tiga kegiatan sekaligus. Pertama,
menggunakan simbol-simbol politik (language of politic). Kedua, melaksanakan
strategi pengemasan pesan (framing strategies). Ketiga, melakukan fungsi-fungsi
agenda media (agenda setting function). Ketika melakukan tiga tindakan tersebut,
boleh jadi sebuah media dipengaruhi oleh berbagai faktor internal berupa kebijakan
redaksional tertentu mengenai suatu kekuatan politik, kepentingan politik para
pengelola media, relasi media dengan sebuah kekuatan politik tertentu, dan faktor
eksternal seperti tekanan pasar pembaca atau pemirsa, sistem politik yang berlaku,
dan kekuasaan-kekuasaan luar lainnya. Dengan demikian, boleh jadi satu peristiwa
politik bisa menimbulkan opini publik yang berbeda-beda tergantung dari cara
masing-masing media melaksanakan tiga tindakan tersebut. 18
Media massa dalam menjalankan fungsinya sebagai pembentuk opini publik,
selalu dikaitkan dengan fungsi agenda setting. Teori yang dikemukakan oleh
Maxwell Mc Combs dan Donald Shaw ini menyebutkan bahwa “mass media have
the ability to transfer the salience of items on their news agendas to the public
agenda.”19
Dengan kata lain, jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka
media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.
5. Muatan Isu Politik dalam Pesan Kritik di Televisi
Informasi politik menjadi suatu informasi yang paling berpengaruh bagi
keadaan masyarakat suatu negara. Politik menjadi suatu bahan pemberitaan yang
cukup banyak disorot oleh media-media di Indonesia, karena keadaan politik
Indonesia yang tidak pernah “tidur” dari kasus-kasus yang berkaitan dengan dunia
politik.
Peristiwa politik selalu menarik perhatian media massa sebagai bahan liputan.
Hal ini terjadi karena dua faktor yang saling berkaitan. Pertama, dewasa ini
politik berada di era mediasi yakni media massa, sehingga hampir mustahil
18
Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik. Yayasan Obor Indonesia. Hal. 2. 19
Griffin, EM. 2003. A First Look At Communication Theory (Fifth Edition). Singapura: McGraw-Hill Co. Inc. Hal. 390.
15
kehidupan politik dipisahkan dari media massa. Kedua, peristiwa politik
dalam bentuk tingkah laku dan pernyataan para aktor politik lazimnya selalu
mempunyai nilai berita sekalipun peristiwa politik itu belangsung rutin
belaka.20
Pemberitaan ataupun penginformasian politik di berbagai media di Indonesia
pun semakin banyak dan semakin mengembangkan program-program di medianya.
Tayangan-tayangan seputar informasi politik yang disampaikan di media pun
dilakukan dengan cara dan teknik penyampaian yang berbeda-beda sehingga masing-
masing media memiliki identitas masing-masing. Demikian pula halnya dengan
media televisi yang semakin banyak dan semakin memperluas jaringan penontonnya
dengan berbagai program penyampaian informasi yang dibuat semenarik mungkin.
Program-program informasi yang mayoritas dikemas dengan konsep berita ini
disampaikan dengan memperhatikan banyak hal sehingga dapat memperluas jaringan
dan antusiasme masyarakat untuk menonton program acara mereka.
Melihat hal tersebut, maka kemunculan Stand Up Comedy Show tentu
merupakan cara Metro TV untuk mencuri perhatian masyarakat dan sebagai
penyeimbang program acara lainnya yang cenderung bersifat lebih formal dan serius.
Walaupun format acara termasuk dalam genre komedi namun tidak menghilangkan
nilai berita yang terkandung di dalamnya. Pesan kritik yang disampaikan oleh Stand
Up Comedy Show menjadi wadah yang baik bagi isu politik yang kemudian
digunakan oleh Metro TV untuk menyebarkan informasi kepada khalayak.
E. KERANGKA KONSEP
Setelah melakukan penjabaran atas kerangka pemikiran untuk penelitian ini,
selanjutnya akan lebih dikerucutkan dalam sebuah kerangka konsep yang berakitan
dengan objek penelitian yaitu pesan kritik mengenai isu politik pada Stand Up
Comedy Show di Metro TV. Hal ini agar menjadi pedoman bagi peneliti untuk
20
Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta: Granit. Hal. 1.
16
melakukan penelitian. Adapun kerangka konsep dari penelitian ini akan dijelaskan
pada poin-poin berikut:
1. Media Massa
Media massa memiliki peranan yang sangat penting dalam menyalurkan pesan
kepada khalayak. Dalam penelitian ini, bentuk media massa yang dimaksud adalah
televisi. Televisi diyakini sebagai media massa yang paling besar dampaknya dalam
kehidupan. Kemampuan televisi dalam menyampaikan pesan secara audio dan visual
lebih menarik perhatian khalayak. Selain itu, daya jangkau siaran yang lebih luas juga
membuat televisi menjadi media massa yang lebih unggul diantara media elektronik
lainnya. Di sisi lain, televisi merupakan payung besar yang menaungi banyak format
pesan yang disampaikan melalui sebuah program acara televisi. Dalam penelitian ini,
format yang dimaksud adalah program acara Stand Up Comedy Show.
2. Pesan Kritik
Pesan kritik merupakan suatu pesan yang berisi mengenai kecaman atau
tanggapan yang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk atas suatu kejadian.
Berdasarkan pengertian tersebut, pesan kritik tentunya terdapat dalam naskah Stand
Up Comedy Show. Akan tetapi, pengertian pesan kritik sendiri masih terlalu luas jika
kita mengaitkannya dengan penelitian ini. Untuk itu diperlukan pengerucutan atas
pesan kritik yang terdapat dalam naskah Stand Up Comedy Show. Isu politik yang
terjadi di Indonesia termasuk ke dalam pesan kritik dan akan di jelaskan pada poin
selanjutnya.
3. Isu Politik
Isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah masalah yang
dikedepankan (untuk ditanggapi), pengertian selanjutnya adalah kabar yang tidak
jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya (kabar angin, desas-desus).
Merujuk pada pengertian tersebut, isu bisa disimpulkan sebagai suatu masalah yang
sedang ramai ditanggapi oleh banyak orang dan bersifat temporer. Dalam penelitian
ini, isu yang diangkat adalah isu politik yang berkaitan dengan pemerintah di
Indonesia. Berdasarkan pada pengertian isu sebelumnya, maka isu politik ialah suatu
17
masalah yang sedang ramai ditanggapi oleh masyarakat berkaitan dengan politik. Isu
tersebut menjadi menarik ketika disampaikan oleh Stand Up Comedy Show
mengingat program acara tersebut disiarkan oleh Metro TV dimana isu serupa
memang lekat dengan pemberitaannya dan pemilik Metro TV juga berkecimpung di
dalam dunia politik.
4. Komedi di Televisi
Komedi merupakan sandiwara ringan yang penuh dengan kelucuan yang
bertujuan untuk menyenangkan khalayak, tidak jarang kelucuan tersebut memuat
sindiran. Sebagai salah satu program acara televisi yang bersifat komedi, Stand Up
Comedy Show belakangan menjadi salah satu hiburan alternatif bagi masyarakat di
tengah program hiburan yang membosankan. Program acara ini juga menjadi cara
baru dalam menyampaikan pesan kritik kepada khalayak.
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pesan kritik mengenai
isu politik disampaikan oleh comic 21
di Metro TV melalui acara Stand Up Comedy
Show. Acara tersebut disiarkan oleh Metro TV setiap hari Rabu pukul 22.30 WIB.
Adapun alasan mengapa Stand Up Comedy Show dipilih sebagai objek penelitian
adalah:
a. Eksistensi
Sejak dikenalnya Stand Up Comedy Show di Indonesia, acara ini telah
mengambil tempat sendiri di masyarakat dan menjadi alternatif hiburan di
tengah pusaran hiburan yang cenderung bersifat slapstick. Dengan mengusung
jargon “hiburan yang cerdas”, Stand Up Comedy Show memang memberikan
suguhan yang berbeda dari acara hiburan lainnya, tidak hanya mengundang
21
Comic adalah sebutan bagi para pelaku Stand Up Comedy. Biasa disebut juga dengan stand up comedian atau komika. Sumber: Wikipedia. Pelawak Tunggal. Terarsip di: http://id.wikipedia.org/wiki/Pelawak_tunggal
18
tawa namun diselipkan dengan informasi atau kritik atas suatu kejadian.
Eksistensi dari program acara ini kian digemari oleh masyarakat Indonesia,
terutama di kalangan mahasiswa.
b. Karakter
Sebuah situs pencarian informasi di internet menjelaskan mengenai
karakteristik Stand Up Comedy di Indonesia, yaitu:
“Characteristic of Stand Up Comedy in Indonesia there are innuendos
that appear in the joke, sarcasm typically theme of politics, culture,
education, and can also appear in allusions which aimed at a well-
known figure, that's the difference between Stand Up Comedy
Indonesia with other countries.”22
Melihat dari karakteristik yang dimiliki Stand Up Comedy Indonesia, kritik
sosial dengan sindirian dan sarkasme menjadi ciri utama dalam performa para
comic yang dibalut dengan lelucon agar dapat diterima oleh audiens. Format
acara Stand Up Comedy Show di Metro TV adalah satu orang comic berdiri
dengan memegang microphone dan berbicara di depan penonton dalam waktu
5 sampai 10 menit per segmen. Dalam satu episode biasanya terdapat tiga
segmen dengan tiga comic yang berbeda. Materi yang disampaikan biasanya
tidak fokus terhadap satu isu tetapi dalam satu kali pertunjukan bisa
mengangkat beberapa isu yang berbeda.
Alasan-alasan tersebut yang mendorong peneliti memilih Stand Up Comedy
Show menjadi objek penelitian. Sementara itu, objek spesifik dari penelitian ini
adalah naskah dengan tema yang menyangkut isu politik. Naskah merupakan „jiwa‟
dari program Stand Up Comedy Show, atas subjektifitas peneliti telah terpilih empat
segmen dari empat episode berbeda yang ditayangkan sejak awal mula keberadaan
Stand Up Comedy di Metro TV yaitu bulan September sampai dengan April 2012.
Pada rentang waktu tersebut isu politik di pemerintahan tengah marak
22
Wikipedia. 2012. Stand Up Comedy. Terarsip di: http://en.wikipedia.org/wiki/Stand-up_comedy.
19
diperbincangkan dan menjadi pemberitaan di segala media di Indonesia khususnya di
Metro TV itu sendiri.
Keempat segmen ini dilakukan oleh empat orang comic yang berbeda, yaitu,
Sammy dari episode tanggal 25 April 2012, Temon dari episode tanggal 16
November 2011, Soleh Solihun dari episode tanggal 4 April 2012 dan Rindra dari
episode 1 Februari 2012. Naskah-naskah tersebut dipilih karena mengandung isu-isu
politik yang menjadi objek dalam penelitian ini. Keempat naskah yang terpilih akan
diteliti dengan menggunakan metode yang akan dijelaskan pada poin selanjutnya.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kualitatif.
Menurut Budd, analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan
dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobsevasi dan menganalisis isi
perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih23
.
Lebih detail mengenai analisis isi kualitatif, Krippendorf menyebutkan, analisis
isi memiliki prosedur-prosedur khusus untuk pemrosesan data ilmiah. Analisis isi
merupakan suatu alat untuk memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru,
menyajikan fakta dan panduan praktis pelaksanaannya24
. Sedangkan Barcus
menyebutkan, secara teknis analisis isi mencakup upaya25
:
Klasifikasi tanda-tanda yang dipakai dalam komunikasi
Menggunakan kriteria sebagai dasar klasifikasi
Menggunakan teknik analisis tertentu untuk membuat prediksi
Pada mulanya, analisis isi kuantitatif memang lebih dikenal dalam penelitian.
Analisis isi kuantitatif yang pertama dikenal adalah penelitian mengenai surat kabar.
23
Kriyantono, Rakhmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal 228. 24
Krippendorf, Klaus. 1991. Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Rajawali Pers. Hal. 15. 25