1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam komunikasi penyampaian pesan saat ini tidak hanya terpaku saling bertemu langsung, melainkan juga dapat dilakukan melalui media- media dan teknologi-teknologi yang sudah tersedia. Saat ini cara seseorang menyampaikan pesan mulai berubah seiring berjalannya waktu dan adanya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi dapat merubah cara penyampaian pesan dalam berkomunikasi, berperilaku dan bersosialisasi seseorang. Perkembangan pesat teknologi komunikasi dalam era informasi saat ini telah melahirkan media-media komunikasi baru untuk menyampaikan pesan, tentunya hal ini dapat mempermudah dan menyebabkan perubahan pola penyampaian pesan dalam berkomunikasi yang terjadi dalam masyarakat. Terlebih lagi dengan hadirnya media internet yang dapat memberikan kepuasan kepada penggunanya dalam memperoleh informasi pesan dengan cepat dan praktis (Severin & Tankard, 2009 : 443). Sama halnya dengan cara penyampaian pesan dakwah yang dahulu digunakan oleh seorang Da`i untuk menyampaikan pesan kepada para jamaahnya yaitu dengan bertatap muka secara langsung. Dengan memberikan ceramah dari masjid satu ke masjid yang lain, dari pengajian yang satu ke- perkumpulan pengajian yang lainnya (Amin, 2009:112). Namun kini dengan perkembangn teknologi informasi ini telah mempengaruhi hampir semua sisi kehidupan manusia. Termasuk dalam
41
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/24236/2/jiptummpp-gdl-noviannesu-36147... · 2016-04-04 · bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Mekah (Baitullah).(HR.Al-Bukhari
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam komunikasi penyampaian pesan saat ini tidak hanya terpaku
saling bertemu langsung, melainkan juga dapat dilakukan melalui media-
media dan teknologi-teknologi yang sudah tersedia. Saat ini cara seseorang
menyampaikan pesan mulai berubah seiring berjalannya waktu dan adanya
perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi dapat merubah cara
penyampaian pesan dalam berkomunikasi, berperilaku dan bersosialisasi
seseorang.
Perkembangan pesat teknologi komunikasi dalam era informasi saat
ini telah melahirkan media-media komunikasi baru untuk menyampaikan
pesan, tentunya hal ini dapat mempermudah dan menyebabkan perubahan
pola penyampaian pesan dalam berkomunikasi yang terjadi dalam
masyarakat. Terlebih lagi dengan hadirnya media internet yang dapat
memberikan kepuasan kepada penggunanya dalam memperoleh informasi
pesan dengan cepat dan praktis (Severin & Tankard, 2009 : 443).
Sama halnya dengan cara penyampaian pesan dakwah yang dahulu
digunakan oleh seorang Da`i untuk menyampaikan pesan kepada para
jamaahnya yaitu dengan bertatap muka secara langsung. Dengan memberikan
ceramah dari masjid satu ke masjid yang lain, dari pengajian yang satu ke-
perkumpulan pengajian yang lainnya (Amin, 2009:112).
Namun kini dengan perkembangn teknologi informasi ini telah
mempengaruhi hampir semua sisi kehidupan manusia. Termasuk dalam
2
aktifitas Dakwah, dimana saat ini Dakwah dalam penyebarannya dapat
menggunakan bantuan internet, inilah yang kita sebut dengan e-dakwah
(Wahid, 2004: 33).
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Sampaikanlah dari diriku
walau hanya satu ayat.” Ujaran yang sangat terkenal tersebut berintikan
ajakan untuk senantiasa melakukan aktivitas dakwah dan berbagi
pengetahuan bagi sesama, kapanpun dan dimanapun. Tidak hanya dengan
bertatap muka secara langsung saja, tetapi dengan perkembangan pesat
teknologi penyampaian pesan dakwah juga dapat dilakukan melalui media
internet khususnya dimedia social facebook dan juga twitter.
Media sosial sangat efektif untuk berdakwah, namun menggunakan
media tersebut harus dengan cara yang bijak. Perlu keindahan seni dalam
merangkai kata di facebook dan twitter. Jangan sampai media ini dijadikan
media kemaksiatan. Maka dari itu kita sebagai pengguna media sosial harus
berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media yang ada. Hal itu
disampaikan pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz
Adian Husaini dalam ceramah tarawih bertema “Efektifitas Dakwah dengan
Media Jejaring Sosial”di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (9/8/2012) (Dompet
Dhuafa Hong Kong, 2010).
Saat ini banyak sekali masyarakat yang menggunakan media internet
untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Salah satu media yang digunakan
adalah twitter. Twitter sangat digandrungi banyak orang dari berbagai
kalangan mulai dari artis, perusahaan, organisasi, media tv dan radio, dosen,
pelajar, karyawan, wartawan, pengusaha, ustadz, bahkan presiden pun tak
3
ketinggalan menggunakan Twitter. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan
jumlah pengguna Twitter di Indonesia yang mencapai 29.000.000 user seperti
berita yang dirilis oleh Komunitas Gadget Indonesia Gadget.com pada 14
Maret 2013 yang lalu.
Twitter sendiri merupakan alat komunikasi berupa jejaring sosial yang
biasa disebut sebagai sms dalam internet (karena memiliki keterbatasan hanya
140 karakter). Twitter muncul tahun 2006 oleh Jack Dorsey, saat ini twitter
telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia dan saat ini memiliki lebih
dari 100 juta pengguna. Salah satu masyarakat pengguna twitter terbesar
adalah Indonesia. Karena menurut aworldoftweets.com dalam Top 20
countries chart, Indonesia menduduki peringkat ke 3 di dunia setelah
Amerika Serikat dan Brazil, serta menduduki posisi 1 di benua Asia dengan
presentase 49,21% .
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dari beberapa akun
da`i yang cukup dikenal dan menggunakan twitter sebagai salah satu media
penyampaian pesan dakwah mereka, antara lain: alm. Ustadz Jefri
(@jefri_buchori) dengan 308,154 followers , Aa Gym (@aagym) 776,998
followers, Ustadz Arifin Ilham (@marifinilham) 246,864 followers, Ustadz
Yusuf Mansur (@Yusuf_Mansur) 1,025,498 followers dan lain-lain. Dari
follower bisa dilihat, meraka adalah Ustadz yang dikenal dan digemari oleh
banyak orang. Tetapi dari beberapa ustadz yang ada, ustadz yang sering
menggunakan twitter secara update adalah Ustadz Yusuf Mansur bisa dilihat
dari jumlah tweet-nya yang sudah mencapai 28,800, dengan tweet 6-15
perhari. Ustadz muda yang dikenal sebagai ustadz ahli sedekah dan ustadz
4
kontroversial ini resmi terdaftar menggunakan twitter pada 27 Mei 2011. Dan
sudah men-tweets sebanyak 28,800 kali tweet per-tanggal 25 Juli 2013, pukul
09. 40 WIB. dan pengikkutnya mencapai 1,025,498 followers.
Ustadz Yusuf Mansyur sendiri sangat antusias terhadap teknologi
informasi sebagai sarana dakwah. Beliau memanfaatkan teknologi informasi
yang sudah ada dengan membuka jaringan sosial, diantaranya twitter, yang
dianggapnya efektif sebagai media dakwah. Banyak pesan-pesan dakwah
yang beliau tulis dalam akunnya. Salah satu pesan dakwah yang beliau
sampaikan adalah mengenai ajakan berselawat 100 kali setiap harinya. Tweet
tersebut mendapat respon yang baik karena banyak yang bertanya mengenai
ajakan pesan tersebut dari para followernya.( Mukhijab, 2012)
Di dalam twitter ustadz Yusuf Mansur tidak hanya menyampaikan
dakwah dengan cara satu arah tetapi beliau juga menggunakan komunikasi
dua arah dengan berinteraksi terhadap followers-nya. Terbukti dimana dalam
pengamatan, peneliti melihat adanya hubungan timbal balik antara Ustadz
Yusuf Mansur dengan menjawab pertanyaan dari Followers-nya, begitu pula
sebaliknya dakwah yang diposting oleh Ustadz Yusuf Mansur dalam twitter
dapat dimengerti dan tersampaikan kepada followers-nya dengan banyaknya
followers yang me-Rettwet dan mem-Favoritkan posting dakwah Ustadz
Yusuf Mansur.
5
Gambar. 1
Gambar. 2
Dari penjelasan singkat diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti
“Kecenderungan Pesan Dakwah Dimedia Sosial Twitter (Analisis Isi Pada
Twitter Ustadz Yusuf Mansyur Pada Tanggal 09 Juli- 08 Agustus 2013)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah kecenderungan isi pesan apa yang paling sering muncul
tanggal 09 Juli – 08 Agustus 2013 dalam pesan dakwah Ustadz Yusuf
Mansyur pada media Twitter dan seberapa besar frekuensi kemunculannya?
6
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan:
kecenderungan isi pesan apa yang paling sering muncul tanggal 09
Juli – 08 Agustus 2013 dalam pesan dakwah Ustadz Yusuf Mansyur pada
media Twitter
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Akademis :
Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
informasi dan refrensi bagi para mahasiswa dalam kajian penyampaian
pesan dakwah pada media internet kususnya media sosial twitter.
2. Secara Praktis :
Dapat memberikan informasi baru bagi masyarakat pada umumnya,
mengenai apa saja kecenderungan pesan dakwah dalam media sosial
twitter ustadz Yusuf Mansur, dan diharapkan penelitian ini dapat
bermanfaat secara praktis dalam lingkungan sosial, serta dapat menjadi
wawasan barutentang perkembangan media dakwah saat ini.
E. Tinjauan Pustaka
E.1.1 Komunikasi Dakwah
Ahmad Mubarok dalam buku Psikologi Dakwah mengungkapkan
bahwa kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana dai
mengomunikasikan pesan dakwah kepada mad`u, baik secara perseorangan
7
maupun kelompok. Secara teknis, dakwah adalah komunikasi dai
(komunikator) dan mad`u (komunikan). Semua hukum yang berlaku dalam
ilmu komunikasi berlaku juga dalam dakwah, hambatan komunikasi adalah
hambatan dakwah, dan bagai mana mengungkapkan apa yang tersembunyi
dibalik prilaku manusia dakwah sama juga dengan apa yang harus dikerjakan
pada manusia komunikan (Ilaihi, 2010: 24).
Komunikasi dakwah adalah proses penyampaian informasi atau pesan
dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok
orang lainnya yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis dengan menggunakan
lambang-lambang baik secara verbal maupun nonverbal dengan tujuan untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku orang lain yang lebih baik sesuai
ajaran agama islam, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung
melalui media (Ilaihi, 2010 : 26).
Komunikasi dakwah dapat juga diartikan sebagai cara seorang
komunikator (orang yang menyampaikan pesan dakwah, seperti: Ustadz,
Ulama, Kiai, Buya, atau Mubaligh) dalam mengkomunikasikan atau
menyampaikan pesan-pesan Al-Quran dan Hadis kepada umat (khalayak)
agar umat dapat mengetahui, memahami, dan mengamalkan apa yang sudah
disampaikan dalam kehidupan sehari-hari serta menjadikan Al-Quran dan
Hadis pedoman dan pandangan dalam kehidupan.
E.1.2 Unsur-Unsur Dakwah
Yang dimaksud dengan unsur-unsur dakwah adalah komponen-
komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur
8
tersebut adalah da`i (pelaku dakwah), mad`u (mitra dakwah), maddah (materi
dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek
dakwah). (Aziz, 2004 : 75).
Sednagkan didalam buku Komunikasi Dakwah bahwa unsur-unsur
dakwah dibagi menjadi 6 yaitu Da`i sebagai komunikator, mad`u sebagai
komunikan, pesan dakwah, media dakwah, efek dakwah, dan metode dakwah
(Ilaihi, 2010: 19).
E.1.2.1 Da`i (Pelaku Dakwah)
Yang dimaksud da`i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan
maupun tulisan ataupun perbuatan baik secara individu, kelompok atau
berbentuk organisasi atau lembaga. Seorang Da`i juga harus memiliki
pengerahuan dari kandungan dakwah yang disajikan mengenai dakwah dari
sisi akidah, syari`ah, akhlak, maupun tentang Allah, alam semestas, dan
kehidupan serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi,
terhadap problema yang dihadapi manusia, juga metode-metode yang
dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan prilaku manusia tidak
salah dan tidak melenceng. (Aziz, 2004: 75;78).
Di dalam buku komunikasi dakwah selain dai merupakan orang yang
melaksanakan dakwah baik secara lisan maupun tulisan ataupun perbuatan
dan baik secara individu, kelompok atau bentuk organisasi atau lembaga. Da`i
sendiri dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang mukallaf
(dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu
9
yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut
Islam, sesuai dengan perintah: “sampaikanlah walau satu ayat”.
2. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus
(mutakhasis) dalam bidang agama islam, yang dikenal dengan
panggilan ulama (Ilaihi, 2010: 19).
E.1.2.2 Mad`u (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah)
unsur dakwah yang kedua adalah mad`u, yaitu manusia yang menjadi
sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak;
atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Mereka yang menerima
dakwah ini lebih tepat disebut mitra dakwah daripada sebutan objek dakwah.
Mad`u sendiri dapat di golongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan
respon:
1. Golongan simpati aktif, yaitu mad`u yang menaruh simpati dan
secara aktif memberi dukungan moril dan materil terhadap
kesuksesan dakwah.
2. Golongan pasif, yaitu mad`u yang masa bodoh terhadap dakwah,
tidak merintangi dakwah.
3. Golongan antipati, yaitu mad`u yang tidak rela atau tidak suka akan
terlaksananya dakwah. (Aziz, 2004: 90; 92)
Sedangkan didalam komunikasi dakwah menurut Muhammad Abduh
membagi mad`u menjadi tiga golongan yaitu:
1. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat
berpikir secara kritis , cepat menangkap persoalan.
10
2. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berpikir
secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-
pengertian tinggi.
3. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas adalah mereka
yang senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu,
tidak sanggup mendalami benar (Ilaihi, 2010: 20).
E.1.2.3 Materi/ Isi Pesan Dakwah
Pada dasarnya pesan dakwah islam tergantung pada tujuan dakwah
yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi
dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:
1. Masalah Keimanan ( aqidah)
Aqidah dalam Islam adalah bersifat I’tiqad bathiniyah yang
mencakup masalah masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman.
Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh Rasulullah.
Sabda Rasulullah:
“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat`nya,
kitab-kitab`nya, rasul-rasul`nya, hari akhir dan percaya adanya
ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk. (HR. Muslim)
Dalam bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada
masalah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah meliputi
juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik
(menyekutukan Allah), ingkar dengan adanya Tuhan dan sebagainya.
11
2. Masalah Keislaman (syariat)
Syariat dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir
(nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi:
“Islam adalah bahwasanya engkau menyembah kepada Allah, dan
janganlah engkau mempersekutukan-nya dengan sesuatu pun,
mengerjakan shalat, membayar zakat-zakat yang wajib, berpuasa pada
bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Mekah
(Baitullah).(HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis tersebut mencerminkan hubungan antara manusia dengan Allah.
Pengertian syariah mempunyai dua aspek hubungan yaitu:
a. Hubungan antara manusia dengan Tuhan (vertikal) yang disebut ibadah,
contohnya: thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji.
b. Hubungan antara manusia dengan sesama manusia (horizontal) yang
disebut muamalat, contohnya:
Hukum Perdata meliputi: Hukum Niaga, Hukum Nikah, dan
Hukum Waris.
Hukum Publik meliputi: Hukum Pidana, Hukum Negara, Hukum
Perang dan Damai (Amin, 2009: 90-91).
3. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah)
Masalah akhlaq dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah)
merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan
keislaman seseorang. Meskipun akhlaq ini berfungsi sebagai pelengkap,
12
bukan berarti masalah akhlaq kurang penting dibandingkan dengan
masalah keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlaq adalah sebagai
penyempurna keimanan dan keislaman.
Dalam surat Al-Ahzab ayat 21 disebutkan:
“Sungguh pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan hari kemudian dan banyak
mengingat Allah”
Ajaran akhlak atau budi pekerti dalam islam termasuk kedalam
materi dakwah yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat
penerima dakwah. Contohnya: akhlak terhadap Allah Swt dan Akhlak
terhadap makhluk yang meliputi akhlak terhadap manusia dan juga
akhlak terhadap bukan manusia. (Amin, 2009: 90-92).
E.1.2.4 Metode dakwah
Metode dakwah adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang da`i
(komunikator) untuk mencapai suatu tujuan tertentu atas dasar hikmah dan kasih
sayang. Dengan kata lain, pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu
pandangan (human oriented) bahwa Islam sebagai agama yang menebarkan rasa
damai menempatkan manusia dalam prioritas yang utama, artinya manusia itu
tidaklah dibeda-bedakan dalam berbagai hal (Amin, 2009: 149).
Metode dakwah berdiri diatas landasan yang sangat demokratis dan
persuasif. Demokratis yang dimaksudkan, bahwa seorang komunikator pada
akhirnya menghargai keputusan final yang akan dipilih oleh pihak
komunikannya. Dai`i sebagai komunikator dalam proses dakwah tidak boleh
13
ada niat sedikitpun untuk memaksakan kehendaknya, kendati hal itu mungkin
saja dapat dilakukannya.
Dalam kedudukannya sebagai juru dakwah, maka seorang da`i itu
benar-benar hanya menyampaikan fakta (statement of fact) terhadap
audiensinya. Cobalah perhatikan beberapa ayat Al-Quran , yang
mengokohkankedudukan da`i yang hanya concern atas penyampaian fakta
semata-mata dan tidak ada kewajiban bagi dirinya untuk memaksa.
Firman Allah :
“Jika mereka tetap berpaling maka sesungguhnya kewajibanmu hanyalah
menyampaikan yang terang dan nyata. (QA. An-Nahl (16):82)”
Juga firman Allah :
“maka sesungguhnya kewajibanmu hanyalah menyampaikan dan
kewajibanku adalah membuat perhitungan” (QS. Ar-Ra`d (13): 40).
Dari ayat diatas, dapat disimpulkan beberapa prinsip metode dakwah,
sebagai berikut:
Hikmah dan kasih sayang merupakan pemegang peran yang paling
dominan dalam proses penyampaian ide-ide dalam komunikasi dakwah
tersebut. Metode dakwah yang bertumpu pada human oriented menghargai
keputusan final yang diambil oleh pihak-pihak komunikan, dan karena
metode tersebut dakwah menjadi proses penyampaian dan penerimaan ide-ide
secara demokratis. Metode dakwah yang didasarkan atas hikmah dan kasih
sayang itu, dapat memakai segala alat yang dibenarkan menurut hukum,
sepanjang hal tersebut tetap menghargai hak-hak manusia itu sendiri (Amin,
2009: 150-151).
14
E.1.2.5 Media Dakwah
Dalam (Amin, 2009: 112-113) Aktifitas dakwah islam saat ini tidak
cukup dengan menggunakan media-media tradisional, seperti melalui
ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian yang masih menggunakan media
komunikasi tatap muka saja. Penggunaan media-media komunikasi modern
sesuai dengan perkembangan Zaman dan daya pikir manusia harus
dimanfaatkan sedemikian rupa, agar dakwah islam lebih mengena sasran dan
tidak out of date.
Media dakwah pada zaman Rasulullah dan sahabat sangat terbats,
yakni berkisar pada dakwah qauliyyah bi al-lisan dan dakwah fi`liyyah bi al-
uswah, ditambah dengan media penggunaan surat (rasil) yang sangat terbatas.
Satu abad kemudian, dakwah menggunakan media, yaitu: qashash (tukang
cerita) dan muallafat (karangan tertulis) diperkenalkan. Media yang disebut
terakhir ini berkembang cukup pesat dan dapat bertahan sampai saat ini.
Pada abad ke-14 Hijriah, kita menyaksikan perkembangan dibidang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Disamping pengaruh-
pengaruhnya yang negatif terhadap dakwah, tidak dapat dikesampingkan
adanya pengaruh positif yang dapat mendorong lajunya dakwah. Dalam
rangka inilah, dakwah dengan menggunakan media-media baru seperti surat