BAB I PENDAHULUAN 1.1. U m u m Manusia tidak bisa terlepas dari air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya untuk air domestik, irigasi, pembangkit listrik, dan sebagainya. Kebutuhan air semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, sedangkan persediaan air di bumi adalah tetap dan bahkan semakin berkurang akibat adanya perubahan tata guna lahan. Dalam siklus hidrologi perubahan air hanya terjadi pada wujudnya saja. Fakta menunjukkan bahwa sirkulasi air tidak merata karena dipengaruhi oleh kondisi meteorologi, sehingga ada perbedaan dari tahun ke tahun dan dari musim ke musim. Adanya dua musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau mempunyai pengaruh terhadap ketersediaan air. Di musim kemarau air dalam jumlah sedikit sedangkan di musim hujan air dalam jumlah banyak. Namun distribusi air dalam musim hujan tidak merata pada setiap waktu dan tempat, sehingga dapat dikatakan bahwa ada masalah dalam pemanfaatan air yaitu waktu, tempat, kuantitas dan kualitas. Dalam pemanfaatan air diperlukan pengaturan yang cermat agar diperoleh hasil yang maksimum, untuk itu sangat diperlukan rencana pendistribusian air. Salah satu usaha untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan membangun bendungan. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. U m u m
Manusia tidak bisa terlepas dari air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
misalnya untuk air domestik, irigasi, pembangkit listrik, dan sebagainya. Kebutuhan air
semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, sedangkan
persediaan air di bumi adalah tetap dan bahkan semakin berkurang akibat adanya
perubahan tata guna lahan. Dalam siklus hidrologi perubahan air hanya terjadi pada
wujudnya saja. Fakta menunjukkan bahwa sirkulasi air tidak merata karena dipengaruhi
oleh kondisi meteorologi, sehingga ada perbedaan dari tahun ke tahun dan dari musim
ke musim.
Adanya dua musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau
mempunyai pengaruh terhadap ketersediaan air. Di musim kemarau air dalam jumlah
sedikit sedangkan di musim hujan air dalam jumlah banyak. Namun distribusi air dalam
musim hujan tidak merata pada setiap waktu dan tempat, sehingga dapat dikatakan
bahwa ada masalah dalam pemanfaatan air yaitu waktu, tempat, kuantitas dan kualitas.
Dalam pemanfaatan air diperlukan pengaturan yang cermat agar diperoleh hasil yang
maksimum, untuk itu sangat diperlukan rencana pendistribusian air. Salah satu usaha
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan membangun bendungan.
Bendungan atau waduk tidak saja sebagai tampugan air pada saat musim hujan
tetapi dapat dimanfaatkan untuk tujuan lainnya. Tetapi dalam tahap perencanaaannya
perlu dilakukan studi-studi yang seksama supaya didapat tujuan yang optimal.
Bendungan dibangun untuk berbagai keperluan yaitu pengendalian banjir, irigasi,
PLTA, industri, air minum, rekreasi dan lain – lain.
Langkah-langkah perencanaan dan perancangan sebuah bendungan diperlukan
suatu pemahaman tentang berbagai data yang saling terkait. Untuk itu diperlukan
pengkajian secara detail sehingga setiap data yang digunakan akan sangat efektif dan
efisien untuk digunakan sebagai masukan analisis lebih lanjut.
1.2. Latar Belakang
Pembangunan bendungan adalah salah satu wujud dari usaha memenuhi
kebutuhan air dengan membendung air. Konstruksi bendungan dibuat jika diperlukan
pembuatan waduk. Bendungan merupakan bengunan yang dibangun melintang sungai
untuk meninggikan muka air dan membuat tampungan air yang lazim di sebut waduk.
1
waduk adalah salah satu wujud dari usaha memenuhi kebutuhan air. Persediaan yang
ada di waduk antara lain direncanakan untuk berbagai keperluan, bisa berfungsi tunggal
(single purpose) atau befungsi lebih dari satu manfaat (multipurpose).
Bendungan dibangun berdasarkan kebutuhan waduk, tempat dan besarnya
waduk ditentukan berdasarkan analisa ketersediaan dan kebutuhan air, selain itu waduk
harus sedekat mungkin dengan pemakai air. Jika letak waduk jauh dengan pemakai air,
maka diperlukan suatu saluran pembawa yang panjang, sehingga biaya pembuatan
saluran pembawa menjadi mahal.
Jarak pengguna air dan waduk yang terlalu jauh menyebabkan kurang efektifnya
system pembawa air tersebut, sepanjang saluran terjadi banyak kehilangan tinggi tekan,
kehilangan air karena rembesan dan yang paling memprihatinkan hilangnya air akibat
pencurian air irigasi oleh petani – petani yang sawahnya dekat dengan saluran pembawa
primer maupun cabang – cabangnya. Sehingga suatu konstruksi bendungan harus
direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi fungsinya dan aman.
1.3. Ruang Lingkup Perencanaan
1.3.1. Perhitungan Hidrologi
Dalam perencanaan bendungan tipe urugan maka data-data hidrologi yang
diperlukan untuk perhitungan- perhitungan hidrologi adalah data curah hujan, data
debit sungai, luas daerah aliran sungai selama beberapa periode sebagai acuan untuk
membuat curah hujan rancangan dan debit banjir rancangan yang digunakan untuk
perencanaan pembuatan tubuh bendungan. Data- data yang diperoleh dari pencatatan-
pencatatan dan pengukuran-pengukuran tersebut merupakan data-data yabg sangat
penting sebagai bahan analisa-analisa dan perhitungan-perhitungan guna menentukan
kapasitas calon waduk, tinggi serta volume calon tubuh bendungan dan penetapan debit
banjir rencana untuk menentukan kapasitas bangunan pelimpah atau saluran-saluran
banjir lainnya. Guna pembuatan rencana teknis banguan pelimpah sebuah bendungan,
maka diperlukan suatu debit yng realistis. Untuk itu angka-angka hasil perhitungan
hydrologi perlu diuji dengan menggunakan data-data banjir banjir besar dari pencatatan
pencatatan/ pengamatan setempat. Sedangkan data-data curah hujan pada pembangunan
sebuah bendungan diperlukan untuk penganalisaan 2(dua) aspek utama yaitu
Penganalisaan kapasitas persediaan air yang terdapat di daerah pengaliran yang
mengalir melalui tempat kedudukan calon bendungan serta fluktuasi
debitnya,dalam peride-periode harian, bulanan, tahunan atau periode jangka
yang panjang (multi yers period)
2
2
Penganalisaan karakteristik debit banjir, antara lain mengenai kpasitas debit
banjir, durasi banjir, musim terjadinya banjir dan peride- periode perulangnnya.
Data curah hujan tersebut biasanya data curah hujan jam-jaman, hujan harian, distribusi
curah hujan pada saat terjadi hujan yang lebat, dan lain lain.
Pada tugas besar Konstruksi Bendungan 1 ini telah disediakan beberapa data
yang siap saji untuk pernencanaan sebuah bendungan urugan, antara lain :
1. Luas DAS
2. Panjang alur sungai utama (sungai terpanjang)
3. Koef. karakteristik HSS Nakayasu
4. Koef. Pengaliran (C)
5. Hujan rancangan dengan kala ulang 25 th
6. Hujan rancangan dengan kala ulang 50 th
7. Hujan rancangan dengan kala ulang 200 th
8. Hujan rancangan dengan kala ulang 1000 th
9. Hujan rancangan dengan kala ulang PMF th
Adapun nantinya data-data diatas akan digunakan untuk perhitungan hidrologi
antara lain penetapan banjir rancangan, penentuan kala ulang (return period) banjir
rancangan , penentuan debit maksimum banjir yang mungkin terjadi (probable
maximum flood), pembuatan hidrograf banjir rancangan sebagai debit inflow banjir
untuk perencanaan bangunan pelepasan (outlet works) pada konstruksi bendungan.
1.3.1.1 Perhitungan Debit Banjir Rencana
Pada prinsipnya debit banjir rencana diperoleh dari hasil-hasil perhitungan curah
hujan rencana dengan memasukkan beberapa faktor kondisi daerah pengaliran, sedang
debit banjir rencana didapat dari perhitungan curah hujan maksimum rata-rata yang
jatuh didaerah pengaliran dan jangka waktu sejak terkumpulnya air hujan tersebut pada
saat terjadinya debit besar pada tempat kedudukan calon tubuh bendungan. Besarnya
jangka waktu terebut tergantung dari kondisi topografi dan geologi daerah pengaliran.
Hanya setelah diketahui angka-angka hubungan antara curah hujan dan debit banjir
rencana dapat dihitung dengan metode unit hidrograf. Secara garis besarnya perhitungan
tersebut terdiri dari 3 (tiga) tahapan sebagai berikut :
Perhitungan curah hujan maximum rencana
Perhitungan debit banjir rencana
Pengujian hasil perhitungan debit banjir rencana
1.3.1.2.Kriteria Debit Banjir Rancangan
3
3
Untuk kriteria banjir rancangan yang akan dipakai dalam design bangunan maka
dalam pelaksanaan tugas besar ini telah ditetapkan untuk
a) Q 25 th untuk perencanaan diversion tunnel dan cover dam
b) Q 50 th untuk kontrol keamanan tinggi cover dam
c) Q 200 th untuk pertimbangan perencanaan peredam energi (stilling basin)
d) Q 1000 th untuk perencanaan pelimpah (spillway) dan maindam
e) Q PMF untuk kontrol keamanan kapasitas pelimpah (spillway) terhadap bahaya
overtopping diatas puncak tubuh bendungan utama (top dam)
1.3.2. Perhitungan Storage area curve
Fungsi utama tampungan waduk adalah sebagai penampung air dan sebagai
stabilisator aliran air yang terjadi pada suatu daerah aliran sungai. Oleh karena itu, hal
yang paling penting diperhatikan dari karakteristik fisik waduk adalah berapa besar
kapasitas tampungannya.
Perencanaan penentuan lokasi waduk, ditentukan dari peta kontur dan survei
topografi lokasi bendungan yang dilaksanakan. Luas yang tertandai di peta kontur
berikut ini adalah lokasi waduk rencana. Elevasi kontur dan area yang direncanakan di
masing-masing elevasi dapat diplot dari kurva hasil hubungan antara kapasitas waduk
dan elevasi pada peta kontur, hubungan kapasitas waduk dan elevasi disebut kurva
kapasitas tampungan waduk. Untuk lebih jelasnya seperti pada Gambar 1.1
Gambar1.1 Kurva kapasitas tampungan waduk
Untuk menghitung volume antar interval kontur dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut (Santosh Kumar, 2001:882) :
4
4
(1-1)
atau dengan pendekatan :
(1-2)
Dimana menunjukkan luasan di antara garis elevasi berurutan yang
mempunyai interval tingginya adalah h. Dari kapasitas tampungan berbagai tinggi
permukaan air yang diplot dan dianalisis akan diperoleh kurva kapasitas tampungan