BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan pokok manusia terbagi atas 3 golongan besar, yakni sandang, pangan dan papan. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang paling crucial karena menyangkut kehidupan manusia itu sendiri secara langsung. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan (Harper et al.,1986). Makanan mengandung sejumlah nutrisi yang diperlukan untuk mendukung proses kehidupan manusia. FAO (Food and Agriculture Organization) dan WHO (World Health Organization) mengemukakan perlunya pemenuhan nutrisi makro berupa energi (karbohidrat), protein dan lemak, serta nutrisi mikro berupa vitamin, mineral, air dan serat secara seimbang dalam asupan makanan harian. Makanan sehat menjadi suatu isu yang mengemuka terkait pola makan dengan pemenuhan gizi seimbang, terutama dalam kehidupan masyarakat perkotaan yang serba sibuk dan mengandalkan kepraktisan. Makanan selingan / cemilan menjadi fokus utama disini, mengingat jenis penganan ini umumnya dibutuhkan pada saat beraktivitas di luar rumah, sehingga pemenuhan kebutuhan akan cemilan ini umumnya didapatkan di luar, seperti warung, mini market, supermarket, atau mall
20
Embed
BAB I PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/bab 1_2013_0060.pdf · 10. Hidari minuman yang berakohol 11. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan pokok manusia terbagi atas 3 golongan besar, yakni sandang,
pangan dan papan. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang paling
crucial karena menyangkut kehidupan manusia itu sendiri secara langsung. Konsumsi
pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya
bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme,
memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan (Harper et al.,1986).
Makanan mengandung sejumlah nutrisi yang diperlukan untuk mendukung
proses kehidupan manusia. FAO (Food and Agriculture Organization) dan WHO
(World Health Organization) mengemukakan perlunya pemenuhan nutrisi makro
berupa energi (karbohidrat), protein dan lemak, serta nutrisi mikro berupa vitamin,
mineral, air dan serat secara seimbang dalam asupan makanan harian.
Makanan sehat menjadi suatu isu yang mengemuka terkait pola makan dengan
pemenuhan gizi seimbang, terutama dalam kehidupan masyarakat perkotaan yang
serba sibuk dan mengandalkan kepraktisan. Makanan selingan / cemilan menjadi
fokus utama disini, mengingat jenis penganan ini umumnya dibutuhkan pada saat
beraktivitas di luar rumah, sehingga pemenuhan kebutuhan akan cemilan ini
umumnya didapatkan di luar, seperti warung, mini market, supermarket, atau mall
2
terdekat. Beraneka ragam makanan selingan dapat dijumpai di pasar, mulai dari jenis
makanan ringan kering (snack), jajan pasar, hingga sejumlah penganan fresh lain.
Industri makanan dan minuman (food and beverage industry) menjadi lahan
bisnis yang paling digemari oleh banyak pemain. Hal ini mengingat tingkat
pemenuhan kebutuhan akan makanan dan minuman yang tinggi, memiliki stabilitas
permintaan yang cukup stabil serta memiliki tingkat pertumbuhan yang pesat. Ketua
Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi),
Adhi S. Lukman, mengungkapkan potensi pertumbuhan industri makanan dan
minuman yang pesat sebesar 10-13% pada tahun 2011 (Trust Industrial, n.d.). Jumlah
ini mencakup hampir 2 kali lipat dari tingkat pertumbuhan pada tahun 2010 yang
dikemukakan oleh BPS, yakni sebesar 6,64%.
BPS (2011) mengungkapkan bahwa pemenuhan kebutuhan akan makanan dan
minuman mengambil lebih dari 50% porsi pengeluaran tahunan masyarakat secara
umum. Lebih lanjut BPS mengungkapkan tingkat pertumbuhan industri makanan dan
minuman yang pesat, dimana mencapai 4,01% pada kuartal I 2011, yang mengalami
kenaikan hampir dua kali lipat dibandingkan periode 2010 sebesar 2,73%. Jumlah
penduduk Indonesia yang mencapi lebih dari 220 juta jiwa dan terus berkembang,
mengungkapkan besarnya potensi market yang dapat digarap dari industri ini. Faktor-
faktor tersebut menarik minat banyak pihak juga memunculkan berbagai polemik di
masyarakat, terkait banyaknya pemberitaan media yang mengungkap berbagai
praktek kecurangan dalam proses pembuatan makanan dan minuman yang dijual
bebas di pasaran.
3
Penganan yang dijual dalam keadaan fresh memiliki keunggulan lebih
daripada penganan instan yang telah melewati sejumlah proses pengawetan.
Pertanyaan yang kemudian mengemuka adalah, jenis penganan segar apakah yang
memenuhi kriteria sebagai makanan selingan yang bernutrisi dan benar-benar dapat
memposisikan dirinya sebagai makanan yang mampu menjaga metabolisme tubuh?
Jika makanan selingan memiliki porsi yang terlalu ringan atau tidak memiliki
kandungan nutrisi yang baik, tentunya tidak efektif sebagai sebuah makanan yang
dimaksudkan untuk tetap menjaga metabolisme tubuh.
Keterbatasan jumlah produsen yang bergerak dalam bidang penyediaan
makanan ringan / cemilan sehat berbahan dasar daging menjadi suatu isu sekaligus
potensi pasar yang baik pula disini.
1.1.1. Nutrisi dan Pola Makan Sehat
Para ahli kesehatan dunia setuju bahwa pola makan yang sehat
merupakan dasar pemeliharaan kesehatan dan kehidupan yang baik, yang
bermanfaat bagi setiap aspek kesehatan manusia sepanjang hidup, baik secara
fisik dan emosional (eatingpatterns, n.d.). American Journal of Epidemiology
(Yunsheng Ma et al., 2003, p. 85-92) mendeskripsikan istilah eating patterns
atau pola makan yakni sebagai suatu frekuensi kegiatan makan itu sendiri,
suatu distribusi temporal dari kegiatan makan sepanjang hari. Pengaturan
pola makan 3 kali sehari diperkaya dengan 2 kali makanan selingan (cemilan)
4
di antara waktu makan utama, merupakan pola makan efektif yang mampu
menstimulasi metabolisme tubuh, menjaga kestabilan kadar gula darah dan
menjaga terjadinya overeating yang mengakibatkan obesitas (15 Tips, n.d.).
Pola makan ini kemudian terkait pula dengan suatu konsep gizi
seimbang, yakni terkait pada kualitas nutrisi yang terkandung dalam makanan
yang dibutuhkan oleh tubuh dalam keseharian. Berpedoman pada angka
kecukupan gizi internasional yang ditetapkan oleh FAO (Food and
Agriculture Organization) dan WHO (World Health Organization),
diperlukan adanya pemenuhan kebutuhan akan nutrisi makro berupa energi
(karbohidrat), protein dan lemak, serta nutrisi mikro berupa vitamin, mineral,
air dan serat secara seimbang dalam asupan makanan harian.
Departemen Kesehatan melalui Direktorat Gizi Masyarakat,
mengemukakan 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) sebagai suatu
acuan bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pola konsumsi masyarakat
Indonesia yang baik, yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk slogan
4 sehat 5 sempurna di Indonesia sejak tahun 1950 (Soekirman et al., 2005,
p.2). PUGS mencakup 12 pesan yang perlu diperhatikan, yakni:
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan yang memenuhi kecukupan energi
3. Pilihlah makanan berkadar lemak sedang dan rendah lemak jenuh
4. Gunakan garam beryodium
5. Makanlah makanan sumber zat besi
5
6. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 4 bulan dan
tambahkan MP-ASI sesudahnya
7. Biasakan makan pagi
8. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
9. Lakukan aktifitas fisik secara teratur
10. Hidari minuman yang berakohol
11. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
12. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Gambar 1.1. Pedoman Umum Gizi Seimbang
Sumber: Departemen Kesehatan RI, 2005
6
1.1.2. Anak, Nutrisi dan Proses Pertumbuhan
Tumbuh kembang anak secara optimal merupakan harapan setiap
orang tua. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan bahwa banyak orang tua
sangat cermat dalam memilih asupan nutrisi dan makanan bagi buah hati
mereka, khususnya pada tahapan usia dini seperti balita dan sekolah dasar,
dimana anak masih belum dapat mengatur sendiri pola makan mereka secara
optimal. Disini peran orang tua dalam proses pemilihan makanan menjadi
suatu hal yang crucial untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Statistik menunjukkan konsumsi makanan jadi pada tahun 2010
mencakup 14,6% total konsumsi masyarakat Indonesia. Hal ini melebihi
sepertiga dari konsumsi jenis padi-padian yang memiliki proporsi konsumsi
terbesar, yakni sebesar 36,9% pada tahun 2010 dengan tingkat kenaikan
konsumsi rata-rata sebesar lebih dari 2% per tahun selama kurun waktu 10
tahun terakhir (Badan Pusat Statistik, 2011).
Perkembangan jaman dan era globalisasi menyebabkan semakin
banyaknya jenis-jenis produk dan brand asing yang masuk ke pasar.
Demikian pula dengan pasar makanan dan minuman yang semakin dibanjiri
oleh berbagai brand asing. Beragam jenis makanan junk food yang praktis dan
memiliki cita rasa enak semakin memperkuat posisinya di masyarakat.