Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Komunitas sosial di Indonesia saat ini memiliki peran yang penting dalam pemberdayaan yang membantu tugas negara untuk mengatasi masalah sosial. Hal ini seperti yang tertera dalam UU pasal 34 ayat 1 yang berbunyi Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.Namun kenyataannya, dalam setiap kegiatan, komunitas sosial memiliki beberapa kendala sumber daya. Kendala tersebut terlihat dari data komunitas sosial di Semarang sebagai berikut: Bulan Pagi Berbagi Satoe Atap Kompas Semar Donasi Relawan Donasi Relawan Donasi Relawan Mei Rp 1.650.000 22 Rp 900.000 12 Rp 500.000 2 Juni Rp 5.525.000 18 Rp 100.000 14 Rp 350.000 6 Juli Rp 2.630.000 24 - 10 Rp 450.000 5 Agustus Rp 2.100.000 16 Rp 800.000 15 Rp 300.000 4 September Rp 850.000 47 Rp 850.000 21 Rp 400.000 2 Oktober Rp 4.850.000 25 - 14 Rp 450.000 3 Tabel I.I Data donasi dan relawan di tiga komunitas sosial di Kota Semarang Dari data di tiga komunitas sosial di Semarang (Pagi Berbagi, Satoe Atap dan Kompas Semar) tersebut terlihat bahwa setiap bulannya donasi yang diterima oleh komunitas cenderung fluktuatif dalam pemasukannya. Bahkan terkadang tidak
41

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

Aug 08, 2019

Download

Documents

hoangkhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Komunitas sosial di Indonesia saat ini memiliki peran yang penting dalam

pemberdayaan yang membantu tugas negara untuk mengatasi masalah sosial. Hal ini

seperti yang tertera dalam UU pasal 34 ayat 1 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak

terlantar dipelihara oleh Negara.” Namun kenyataannya, dalam setiap kegiatan,

komunitas sosial memiliki beberapa kendala sumber daya. Kendala tersebut terlihat

dari data komunitas sosial di Semarang sebagai berikut:

Bulan Pagi Berbagi Satoe Atap Kompas Semar

Donasi Relawan Donasi Relawan Donasi Relawan

Mei Rp 1.650.000 22 Rp 900.000 12 Rp 500.000 2

Juni Rp 5.525.000 18 Rp 100.000 14 Rp 350.000 6

Juli Rp 2.630.000 24 - 10 Rp 450.000 5

Agustus Rp 2.100.000 16 Rp 800.000 15 Rp 300.000 4

September Rp 850.000 47 Rp 850.000 21 Rp 400.000 2

Oktober Rp 4.850.000 25 - 14 Rp 450.000 3

Tabel I.I

Data donasi dan relawan di tiga komunitas sosial di Kota Semarang

Dari data di tiga komunitas sosial di Semarang (Pagi Berbagi, Satoe Atap dan

Kompas Semar) tersebut terlihat bahwa setiap bulannya donasi yang diterima oleh

komunitas cenderung fluktuatif dalam pemasukannya. Bahkan terkadang tidak

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

mempunyai pemasukan pada bulan tertentu. Selain itu juga dari jumlah relawan,

kehadiran relawan pun juga cenderung fluktuatif pada setiap pertemuan kegiatan

yang dilakukan oleh komunitas sosial tersebut.

Komunitas Pagi Berbagi, Komunitas Satoe Atap dan Komunitas Kompas

Semar sendiri merupakan komunitas yang bergerak dalam bidang sosial. Komunitas

(community) merupakan bagian dari masyarakat yang didasarkan pada perasaan yang

sama, sepenanggungan, dan saling membutuhkan serta bertempat tinggal disuatu

wilayah tempat kediaman tertentu (Soekanto, 2009:79), kesamaan tujuan dari

beberapa individu membentuk komunitas–komunitas yang berupaya untuk membantu

mengatasi masalah sosial di masyarakat. Meskipun belum mengentaskan

permasalahan sosial secara keseluruhan, tetapi visi dan misi komunitas sosial tersebut

tetap berupaya untuk membantu permasalahan sosial di sekitar mereka. Mereka juga

mengharapkan dengan kegiatan sosial yang mereka lakukan dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat akan keadaan sosial di lingkungan mereka untuk menciptakan

sebuah perubahan sosial.

Komunitas sosial memiliki perbedaan dengan organisasi sosial dan lembaga

kemasyarakatan, meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu membantu masalah

sosial di masyarakat, namun komunitas sosial tidak berbadan hukum seperti

organisasi sosial dan lembaga kemasyarakatan. Sehingga keanggotaan dalam

komunitas sosial tidak memiliki keterikatan secara tertulis. Selain itu, biaya

operasional kegiatan merupakan upaya yang dilakukan sendiri oleh relawan. Oleh

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

karena sumber daya yang ada dalam komunitas sosial mengalami keadaan yang

pasang surut, maka komunitas dengan misi sosial biasanya harus berjuang lebih keras

untuk terus tetap eksis. Artinya, komunitas sosial memiliki tantangan yang lebih berat

jika tidak saling mengenal antara komunitas sosial satu dengan lainnya, karena jika

relawan dan donasi dalam komunitas sosial tidak ada maka berjalannya kegiatan akan

tersendat dan kurang maksimal untuk membantu masalah sosial di masyarakat.

“Nyatanya, ada banyak komunitas yang telah melakukan aksi nyata untuk menangani

satu-dua masalah sosial tersebut. Sebagian mungkin juga Anda sudah kenal betul

ceritanya, sebagian lagi bekerja dengan tekun namun tak banyak muncul di media

massa. Sebagian besar bekerja sendiri tanpa banyak berhubungan dengan komunitas

lain dan mayoritas berkegiatan dalam dana yang begitu terbatas”

(https://www.indorelawan.org/about-us/mission).

Komunitas sosial keberadaannya masih kurang diketahui oleh masyarakat

luas, sehingga masyarakat yang memiliki niat baik untuk membantu masalah sosial

terkadang belum merealisasikannya, padahal relawan sosial selalu dibutuhkan

keberadaannya dengan tenaga mereka untuk membantu dalam kegiatan sosial. Tidak

selesai sampai masalah relawan dalam komunitas sosial, permasalahan mengenai

dana dalam menjalankan kegiatan sosial pun juga menjadi tantangan tersendiri di

setiap komunitas sosial. Bertahannya sebuah komunitas tentu juga harus didukung

dengan adanya dana operasional untuk keberlangsungan kegiatan komunitas sosial,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

dengan adanya relawan dan dana maka kegiatan sosial akan berjalan dengan baik

untuk membantu mengatasi masalah-masalah sosial di masyarakat sekitar.

Komunitas sosial di Indonesia sudah tersebar di beberapa daerah. Selain di

kota Semarang adapula komunitas sosial di daerah Jakarta dan sekitarnya yang

berjumlah 100 komunitas. Kemudian Kota Tangerang dan sekitarnya yang berjumlah

15 komunitas, Bandung dan sekitarnya berjumlah 42 komunitas. Sementara untuk

kota Surabaya dan sekitarnya yang berjumlah 18 komunitas dan Yogyakarta dan

sekitarnya yang berjumlah 15 komunitas. Jumlah tersebut masih lebih banyak

dibandingkan dengan daerah Semarang dan sekitarnya yang hanya tercatat 12

komunitas saja (www.indorelawan.org/organization). Kota Semarang memiliki jumlah

komunitas lebih sedikit dibandingkan dari daerah lainnya, hal ini kurang sejalan

dengan tingkat kemiskinan dan kesenjangan yang masih tinggi. “Persoalan

kemiskinan dan pemerataan ekonomi menjadi persoalan di Jawa Tengah. Saat ini

provinsi berpenduduk 34 juta jiwa tersebut memiliki 4,45 juta penduduk miskin dan

15 kabupaten dengan tingkat kesenjangan antarwilayah yang tinggi. Anggaran minim

menjadi kendala utama dalam permasalahan ini.”

(https://kompas.id/baca/nusantara/2017/09/13/kemiskinan-dan-kesenjangan-jadi-

tantangan-jawa-tengah/).

Merujuk dari permasalahan tersebut, permasalahan sosial di Jawa Tengah

cenderung belum memiliki solusi yang tepat, terlihat dari masih tingginya tingkat

kemiskinan serta kesenjangan. Melihat permasalahan tersebut, komunitas sosial yang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

ada di Semarang seharusnya memiliki jumlah lebih banyak dibandingkan dengan

daerah lainnya untuk membantu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan. Untuk

mengatasi permasalahan tersebut, seharusnya banyak ditumbuhkan komunitas sosial

namun harus diimbangi dengan sumber daya yang kondusif sehingga efisien dalam

mengatasi masalah sosial. Dalam jaringan komunikasi tidak hanya menjelaskan

mengenai jaringan residential unit namun juga dapat untuk menjelaskan bagaimana

komunikasi memiliki struktur di dalam jaringan yang ada dalam organisasi ataupun

sesuatu yang kurang formal, dalam hal ini termasuk juga menjelaskan sistem dalam

sebuah komunitas. Kelompok masyarakat dapat bertransformasi dalam perubahan,

sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi.

Dalam penelitian psikologi sosial terdapat beberapa kelompok kecil yang

memiliki makna individu untuk merubah attitude dan behavior. (Rogers, 1981:256).

Sehingga dalam hal ini, komunitas sosial termasuk pada sebuah jaringan komunikasi

dalam sebuah sistem kelompok. Sementara itu, jaringan komunikasi adalah struktur

komunikasi yang didefinisikan sebagai elemen-elemen yang berbeda namun

dipahami atau disadari sebagai pola-pola komunikasi yang mengalir atau berlangsung

dalam sebuah sistem struktur jaringan. Penelitian mengenai komunitas sosial sendiri

di Indonesia masih minim dilakukan, sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk

melihat struktur jaringannya serta peranan-peranan yang ada di dalam komunitas

sosial.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

Interaksi yang terjadi pada komunitas sosial dibutuhkan untuk mempererat

jaringan komunikasi dalam mempertahankan eksistensi melalui isu relawan dan

donasi. Bagaimana mereka mendapatkan relawan baru, mempertahankan relawan

dalam komunitas sosial, networking dalam mencari donasi maupun cara-cara yang

terus dilakukan untuk mencari sumber dana agar kegiatan operasional dalam

komunitas sosial dapat terus berjalan. Saat jaringan terbentuk, pemindahan dan

penerimaan messages akan berpengaruh pada para anggota kelompok. Melalui isu-isu

dalam komunitas sosial untuk mempertahankan eksistensinya, maka keberadaan

komunitas sosial sendiri diharapkan dapat terus ada untuk membantu mengatasi

masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat sekitar.

Eksistensi adalah keberadaan yang mengandung unsur bertahan (Abidin,

2007:16). Sehingga eksistensi merupakan suatu proses yang dinamis, menjadi atau

mengada. Sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yaitu existere yang memiliki

arti keluar dari, melampaui, atau mengatasi. Eksistensi berkaitan dengan cara

bertahan dalam komunitas sosial, sehingga akan terus terjadi. Perubahan sosial

merupakan perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap

keseimbangan hubungan sosial (Soekanto, 2009:263). Definisi tersebut dapat

menyimpulkan bahwa perubahan sosial yang terjadi dalam struktur kelompok dapat

mempengaruhi pola interaksi sosial di dalam suatu sistem yang bersifat kepada proses

yang akan menjadi lebih baik atau sebaliknya. Maka dari itu, mempertahankan

eksistensi merupakan proses dari sebuah perubahan.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

Peran masyarakat dalam mengatasi masalah di lingkungan sekitar merupakan

suatu hal yang sangat penting. Hal ini terjadi karena pada dasarnya manusia yang

merupakan makhluk sosial memiliki rasa untuk saling bergantung antar individu satu

dengan lainnya. Sehingga, kemungkinan dalam memenuhi sebuah kebutuhan dalam

hierarki Maslow tergantung pada kemampuan setiap individu untuk berpartisipasi

efektif dalam dunia sosial yang beragam (Wood, 2013:17). Bentuk partisipasi yang

efektif dalam dunia sosial tersebut pada akhirnya memicu kemunculan komunitas.

Pembentukan sebuah komunitas itu sendiri, menuntut setiap anggotanya untuk

memiliki kesamaan visi dan misi serta tujuan antara setiap anggotanya untuk tetap

mempertahankan berjalannya suatu komunitas.

“Lingkup ilmu komunikasi menjelaskan bahwa komunitas masuk ke dalam

konteks komunikasi kelompok yang dimana individunya bersama-sama melalui suatu

hirarki pangkat dan pembagian kerja berusaha mencapai tujuan tertentu” (Rogers dan

Rogers dalam Moss dan Tubs, 2005:164). Sebuah komunitas memiliki tujuan yang

hendak dicapai bersama, hal ini merupakan salah satu yang melatarbelakangi

terbentuknya komunitas. Sebagai contoh misalnya komunitas di sekitar kita yang

terbentuk atas kesamaan hobi para anggotanya seperti komunitas pencinta hewan,

komunitas klub mobil, komunitas musik dan berbagai macam komunitas lainnya.

Selain itu, adanya kesadaran sosial yang tinggi di masyarakat juga membentuk

perhatian dan memicu pembentukan komunitas sosial yang perlahan-lahan tumbuh

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

semakin banyak. Kesadaran sosial ini yang memunculkan visi, misi dan tujuan antar

anggotanya agar terlaksana dalam tindakan nyata.

“Komunitas sosial dan disorganisasi sosial dipandang sebagai ujung

berlawanan dari sebuah kontinum yang mencerminkan kemampuan masyarakat untuk

mengendalikan masalah” (Cantillon, 2003:321). Namun komunitas sosial juga dapat

dilihat sebagai aset masyarakat yang membangun, produk sampingan yang mungkin

merupakan pengurangan masalah di sekitar, sehingga keberadaannya patut

dipertahankan. Dengan tujuan tersebut, komunitas sosial pada umumnya bergerak

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas agar lebih aware terhadap masalah

yang dihadapi masyarakat marjinal.

1.2.Rumusan Masalah

Komunitas sosial merupakan bagian penting dalam sebuah lingkungan

masyarakat untuk turut membantu masalah-masalah sosial di sekitar yang kurang

diperhatikan pemerintah. Maka dari itu, keberadaan komunitas sosial masih akan

terus menerus berlanjut dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Elemen penting

keberadaan komunitas sosial adalah relawan dan donasi. Relawan dan donasi

komunitas sosial di Kota Semarang mengalami kecenderungan yang pasang surut,

bahkan beberapa mengalami ketidak berdayaan untuk bertahan. Keadaan komunitas

sosial sendiri merupakan sebuah kelompok atau perkumpulan didalam masyarakat

yang berbasis sukarela dengan individu di dalamnya memiliki kesamaan pada bidang

kesadaran sosial di lingkungan sekitar domisili mereka, sistem keanggotaannya

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

berbasis tidak mengikat serta manfaatnya untuk lingkungan sekitar sehingga

mempertahankan keberadaan komunitas sosial harus selalu dapat dipelihara untuk

tetap eksis.

Isu sosial yang selalu ada dan terjadi di sekitar lingkungan masyarakat

mendorong beberapa orang untuk berkumpul dan membentuk sebuah komunitas

sosial untuk turut membantu permasalahan yang terjadi dengan menyalurkan tenaga,

waktu dan donasi mereka. Hal ini lah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti

jaringan komunikasi komunitas sosial di Kota Semarang, analisis jaringan

komunikasi diteliti untuk mengetahui bagaimana jaringan komunikasi dalam

eksistensi komunitas sosial melalui arus komunikasi dan juga peranan didalam

jaringannya, selain itu nantinya struktur komunikasi memberikan gambaran mengenai

interaksi antar relawan dalam suatu sistem jaringan komunikasi dalam

mempertahankan eksistensinya.

Dengan demikian, melalui penelitian ini peneliti ingin mengetahui struktur

jaringan komunikasi dalam komunitas sosial di Kota Semarang melalui isu relawan

dan isu donasi serta peranan dalam jaringan komunikasi, melihat juga bagaimana arus

komunikasi komunitas sosial dalam mempertahankan eksistensi.

1.3.Tujuan

Mengetahui struktur jaringan komunikasi serta arus komunikasi dalam

kegiatan komunitas sosial melalui isu relawan dan donasi untuk mempertahankan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

eksistensi sebuah komunitas sosial itu sendiri, serta peranan yang dipegang oleh

individu dalam jaringan komunikasi yang terlibat di dalam komunitas sosial.

1.4.Signifikansi Penelitian

1.4.1. Signifikansi Akademis

Hasil penelitian secara teoritis akan bermanfaat untuk menjelaskan dan

melihat potensi dari metode analisis jaringan komunikasi untuk membahas mengenai

struktur komunikasi dalam komunitas sosial. Analisa jaringan digunakan untuk

melihat proses komunikasi dalam suatu komunitas sosial yang digunakan untuk

mempertahankan eksistensinya dan melakukan perubahan sosial di masyarakat,

karena analisa jaringan komunikasi dapat melihat gambaran proses terbentuknya

sikap dan perilaku dalam sebuah kelompok melalui teori konvergensi dan teori

perubahan sosial.

1.4.2. Signifikansi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada komunitas

sosial untuk dapat melakukan evaluasi serta menentukan jaringan komunikasi serta

arus komunikasi dalam jaringan pada proses mempertahankan eksistensinya melalui

beberapa cara yang digunakan agar dapat menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

1.4.3. Signifikansi Sosial

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat bagaimana jaringan

komunikasi dalam komunitas sosial untuk mempertahankan eksistensinya sehingga

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

terlihat gambaran proses terbentuknya sikap dan perilaku dalam sebuah komunitas

sosial. Harapannya komunitas berhasil memperbaiki permasalahan komunikasi

didalamnya sehingga dapat berperan aktif bagi masyarakat untuk dapat membantu

permasalahan sosial di sekitarnya dan mencapai perubahan sosial.

1.5.Kerangka Teori

1.5.1. State of the Art

Terkait dengan penelitian ini, terlebih dahulu terdapat hasil penelitian

mengenai komunitas sosial yang telah dilakukan oleh Cika Fauziyah yang berjudul

“Peran Komunitas Save Street Child Dalam Meningkatkan Kemandirian Anak

Jalanan Di Malioboro Yogyakarta” menyatakan bahwa peran yang dilakukan Save

Street Jogja dalam meningkatkan kemandirian anak jalanan di Malioboro meliputi

peran fasilitatif, peran edukasi, peran perwakilan, dan peran teknis, serta faktor yang

mempengaruhi dan faktor yang kurang mempengaruhi. Adapun faktor yang

mempengaruhi adalah pendidikan, interaksi sosial dan intelegensi. Kemudian faktor

yang kurang mempengaruhi dalam meningkatkan kemandirian anak jalanan adalah

faktor lingkungan dan pola asuh orang tua. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode kualitatif. Letak perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis

adalah peran Komunitas Save Street Children dalam meningkatkan kemandirian anak

jalanan sedangkan dalam meningkatkan kepedulian sosial diantara anggotanya tidak

dijelaskan, serta kegiatan sosial melalui isu relawan dan donasi juga tidak diteliti

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

dalam penelitian ini, hanya berfokus pada hasil dari peran komunitas sosial itu

sendiri.

Dalam jurnal selanjutnya, Fortunata Piselli menganalisis mengenai konsep

masyarakat dengan menggunakan perspektif analisis jaringan. Sebagai lawan studi

klasik (sosiologis dan antropologis) yang mengidentifikasi masyarakat dengan

residential unit (unit hunian/perumahan) tertentu, hal ini mempelajari sebuah

komunitas sebagai jaringan hubungan daripada sebagai unit yang didefinisikan secara

spasial. Komunitas bukanlah "tempat" melainkan jaringan hubungan sosial yang

bermakna dengan teman, tetangga, saudara, dan rekan kerja yang belum tentu

termasuk dalam unit perumahan yang sama. Artikel ini juga menganalisis mengenai

hubungan pribadi dan berbagai bentuk komunikasi dan pertukaran yang berlangsung

dalam lingkup yang berbeda dan berpendapat bahwa studi masyarakat harus didekati

dari perspektif analitik jaringan. Meskipun dimensi sosial dan spasial dapat saling

mempengaruhi dan saling menguatkan, masyarakat bukanlah tempat yang dapat

dibatasi secara spasial. Alih-alih dimensi spasial, jaringan sosial mengintegrasikan

dan memisahkan, mendefinisikan pengecualian dari penyertaan dalam domain

tertentu, karena analisa jaringan komunikasi sosial ini juga dinamis, karena dapat

menyatukan atau memisahkan. Dalam bahasan komunitas sebagai jaringan,

komunitas memiliki berbagai macam perspektif dan bukan selalu residential unit

(unit perumahan, seperti di desa), sangat penting untuk melakukan studi terhadap

komunitas sebagai jaringan sebuah hubungan bukan dibeda-kan secara unit tempat

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

tinggal, karena komunitas bukanlah sebuah tempat tapi komunitas adalah hubungan

relasi yang memiliki makna yg sangat berarti dengan teman, saudara atau rekan kerja

yang tidak selalu berada di sebuah tempat yang sama. Jurnal ini menambahkan

literasi dalam penelitain mengenai jaringan komunikasi yang tidak hanya merupakan

sebuah residential unit namun juga dapat menjadi sebuah jaringan hubungan sosial.

Selanjutnya jurnal yang diteliti oleh Gordon H. Lewis dengan judul

Organisasi dalam Jaringan komunikasi. Penelitian jaringan komunikasi selama ini

selalu berfokus pada struktur dan independen variabel. Menurut Guetzkow dan

Simon (1955), sebagian besar dari efisiensi penggunaan jaringan komunikasi

tergantung pada apakah jaringan tersebut dapat mencapai titik optimal dari

organisasi. Penelitian tersebut membuktikan bahwa dengan jaringan komunikasi yang

baik, maka aktivitas di dalam sebuah organisasi akan baik pula. Dalam studi

Guetzkow dan Dill (1957), mereka melihat faktor-faktor yang mempengaruhi

organisasi. Seperti, pesan dan hal-hal lain yang termasuk sifat alami dari jaringan

komunikasi itu sendiri yang penting bagi sebuah organisasi. Seperti, bagaimana

masing-masing anggota memaknai pesan yang ada di dalam jaringan komunikasi.

Sedangkan, jurnal penelitian ini fokus pada pembahasan mengapa jaringan

komunikasi di beberapa kelompok atau organisasi bisa terancang dengan baik dan di

beberapa kelompok lain tidak. Argumen dari pembahasan Guetzkow dan Dill adalah

kelompok atau organisasi yang terancang dengan baik atau tidak itu dipengaruhi oleh

jumlah dan keberadaan dari pemimpin yang memiliki potensial yang baik. Jadi, dapat

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

dikatakan bahwa kelompok atau organisasi yang jaringan komunikasinya terancang

dengan baik, dikarenakan mereka memiliki pemimpin dengan potensi besar. Latar

belakang penelitian yang dilakukan Guetzkow dan Dill ini adalah 20 kelompok dan

organisasi yang menggunakan jaringan komunikasi dalam menjalankan tugas-tugas

mereka masing-masing. Jika dua orang anggota mengirimkan informasi kepada satu

sama lain, kemungkinan akan terjadi perlambatan informasi pada orang kelima,

keenam, dan seterusnya. Maksudnya, terkadang jika anggota memiliki kedekatan

lebih personal dengan satu anggota lainnya, mereka akan menikmati kedekatan

tersebut dan memperlambat informasi kepada anggota lain. Kesimpulan penelitian ini

terhadap bagaimana pemimpin dalam sebuah organisasi itu apakah bisa membuat

sebuah organisasinya beraktivitas secara optimal atau tidak, pemimpin tersebut

sekiranya memiliki pengetahuan yang sesuai terhadap bidang yang ditekuni

organisasi tersebut. Beberapa pekerjaan yang dilakukan pada model dinamis mencoba

memprediksi proses pencalonan dari kontribusi diferensial anggota kelompok. Dalam

penelitian ini memberikan tambahan literasi mengenai jaringan komunikasi, nantinya

penelitian tidak hanya mengenai pemimpin saja, namun juga mengenai antar individu

dalam komunitas juga.

Penelitian selanjutnya oleh Peter Pal Zubcseka komunitas informasi, struktur

jaringan dalam komunikasi. Penelitian ini berfokus untuk mengedepankan model

variabel tumpang tindih untuk mengidentifikasi komunitas informasi, atau secara

tumpang tindih dengan subkelompok pelaku jaringan yang menghubungkan link

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

independen untuk memastikan adanya komunikasi yang efisien. Peneliti menilai

bahwa intensitas rata-rata komunikasi antara individu terkait di komunitas informasi

lebih besar daripada di area jaringan komunikasi lainnya. Uji empiris menunjukkan

bahwa model tumpang tindih variabel tumpang tindih memang lebih efektif dalam

mengidentifikasi kelompok individu yang memiliki hubungan internal dalam jaringan

komunikasi relatif terhadap model subkelompok kohesif sebelumnya; jalan yang

dihasilkan oleh pengaturan koneksi semacam ini sangat kuat terhadap gangguan

transmisi informasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktur

jaringan, asumsi dari teori ini adalah subkelompok yang dapat menghasilkan kohesif

secara optimal adalah adanya klik di dalam sebuah kelompok, di mana semua

anggota subkelompok berinteraksi satu sama lain. Teori selanjutnya adalah teori

variabel organisasi, struktural kelompok berdasarkan klik cukup efektif untuk

mengidentifikasi berbagai variabel organisasi seperti intensitas hubungan, sentralitas

kelompok, dan kinerja. Penyempurnaan lebih lanjut adalah diperlukan untuk

menghubungkan penetapan standar ini dengan hasil perilaku tertentu seperti

komunikasi interpersonal. Kesimpulan dari penelitian ini memberikan kontribusi

terhadap literatur penting dan berkembang mengenai "pola struktural" di dalam

jaringan komunikasi, khususnya studi tentang struktur clique dan hubungannya

dengan hasil dari kepentingan organisasi. Meskipun banyak bukti empiris

sebelumnya menunjukkan bahwa klik yang tumpang tindih mungkin menawarkan

sebuah cara untuk mempelajari hasil organisasi yang berbeda, studi ini

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

menyempurnakan bahasan konteks jaringan komunikasi. Hal ini dapat memberikan

tambahan literasi dalam penelitian selanjutnya.

Dari penelitian-penelitian tersebut memang secara garis besar memiliki

kesamaan terkait pembahasan Jaringan Komunikasi dalam Organisasi. Namun,

peneliti berharap dapat memberikan kontribusi baik secara teoritis khususnya pada

Teori Konvergensi untuk mendeskripsikan jaringan komunikasi dalam komunitas

sosial yang merupakan sebuah proses yang terus berjalan sehingga dapat melihat

struktur komunikasi dan peranan individu yang terlibat dalam jaringan komunikasi,

serta teori perubahan sosial yang untuk mendeskripsikan mengenai kegiatan yang

dilakukan oleh komunitas sosial untuk masalah masyarakat sekitar.

1.5.2. Paradigma

Paradigma dapat diibaratkan sebagai sebuah jendela tempat orang dapat

menjelajahi dunia dengan wawasan. Paradigma merupakan kerangka berpikir atau

bisa disebut juga dengan serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan.

Paradigma adalah konstruksi manusia (Denzin, 2009:123). Paradigma yang

digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post positivistik. Paradigma post

positivistik muncul dari pemikiran kritis terhadap paradigma positivistik. Penelitian

positivistik menggunakan pendekatan deduktif, berbanding terbalik dengan penelitian

post positivistik yang menggunakan pendekatan induktif.

Post positivistik memberikan pandangan objektif mengenai dunia atau suatu

keadaan, namun menolak pandangan mengenai peneliti yang tidak memiliki pengaruh

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

apa pun yang terjadi pada dunia atau keadaan tersebut. Sehingga apabila paradigma

positivistik berargumen pandangan objektif mengenai hukum-hukum dan

mekanismenya; yang mana peneliti tidak ikut campur dalam realitas yang ada dan

penelitian ilmiah mengharuskan metodelogi objektif yang memanipulasi kenyataan.

Post positivistik berargumen pandangan objektif mengenai hukum-hukum dan

mekanismenya tidak dapat seutuhnya dipahami; peneliti tidak bisa dipisahkan

seutuhnya dari realitas, peneliti bekerja untuk mengendalikan pengaruh mereka

terhadap realitas, dan data yang dikumpukan dalam pengaturan alamiah memberikan

gambaran realitas yang lebih akurat (Salim, 2001: 18). Selain itu, paradigma post

positivistik juga memberikan pandangan mengenai segala sesuatu hal tidak

selamanya bisa digeneralisasikan. Masyarakat membentuk keragaman budaya melalui

kegiatan mereka.

1.5.3. Teori Konvergensi

Analisis jaringan komunikasi merupakan suatu metode penelitian untuk

mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, di mana data yang

berhubungan dengan arus-arus komunikasi dianalisis menggunakan suatu jenis

hubungan personal sebagai unit-unit analisis. Teori konvergensi komunikasi

dikembangkan pada tahun 1979 oleh D. Lawrence Kincaid untuk memberikan model

komunikasi umum yang dapat mengatasi kritik dan kekurangan model yang berlaku,

terutama model transmisi informasi seperti teori komunikasi matematika Shannon

dan Weaver (Littlejohn, 2009:188). Model tersebut mewakili komunikasi sebagai (a)

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

sebuah proses daripada satu tindakan; (b) berbagi atau pertukaran informasi daripada

transmisi satu arah; (c) dua atau lebih peserta dalam dialog; (d) sarana untuk

mengklarifikasi kebingungan antara informasi, pengetahuan, pesan, simbol, dan

makna; dan (e) proses umpan balik yang mengoreksi diri sendiri, yang didefinisikan

secara dinamis sebagai rangkaian koreksi yang semakin berkurang yang

memungkinkan penyampai pesan berkumpul pada suatu tujuan.

Konvergensi merupakan gerakan menuju satu titik, menuju pemberi informasi

lain, menuju kepentingan bersama, dan menuju keseragaman yang lebih besar dan

tidak pernah sampai pada titik itu saja. Jadi dapat diasumsikan, bahwa tidak ada dua

orang yang dapat mencapai arti yang sama untuk mendapatkan informasi, hanya

tingkat kemiripan yang lebih tinggi. Dalam komunikasi, tujuan dari proses umpan

balik ini adalah saling pengertian, pengurangan seperangkat semua pemahaman

individu yang mungkin sampai yang lebih terbatas yang dibagi. Model komunikasi

konvergensi yang bertujuan tidak hanya sekedar proses penyampaian informasi.

Namun lebih mengutamakan bagaimana informasi dapat diterima dan tercapainya

kesepahaman bersama.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

Gambar 1.1. Model Konvergensi Kincaid dan Rogers

Model Komunikasi Konvergensi atau interaktif dalam komunitas sosial

layak untuk dikembangkan dalam proses pengembangan sumber daya komunitas

sosial itu sendiri, isu dari sumber daya yang akan dibahas yaitu mengenai relawan

dan donasi, hal ini tercipta karena dapat menghasilkan keseimbangan dalam

perspektif teori perubahan sosial melalui jalur keorganisasian, didukung dengan

bentuk komunikasi yang konvergen (interaktif), baik vertikal maupun horizontal

dengan sistem jaringan sosial. Bentuk komunikasi interaktif ini, sejalan dan

memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku dalam bentuk komunikasi konvergensi

yang mencakup: 1) informasi, 2) adanya ketidakpastian, 3) konvergensi kepentingan

4) saling pengertian, 5) persamaan tujuan (mutual understanding), 6) tindakan

bersama, dan 7) jaringan hubungan atau relasi sosial seperti pada gambar 1.1, terlihat

dari model tersebut menggambarkan banyak prinsip yang penting mengenai

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

perubahan sosial. Hal itu tentunya menandakan pentingnya komunikasi, terutama

komunikasi antar pribadi, dalam proses perubahan.

Dari model ini terdapat tiga elemen “realitas” individu yaitu realitas

psikologis, realitas fisik dan realitas sosial. Informasi yang dipertukarkan antara

individu dalam proses komunikasi mengarah pada tindakan, persetujuan serta

pengertian bersama. Realitas psikologis dipahami sebagai efek komunikasi pada

tataran pemikiran, sedang realitas fisik dan realitas sosial dipahami sebagai efek

komunikasi pada tataran perilaku. Model konvergensi yang memandang komunikasi

sebagai proses yang dinamis menjadikan mutual understanding bukanlah pemahaman

yang singular, pemahaman menjadi terus menerus dan tidak pernah berhenti

(Setiawan, 1989:14). Pemahaman dan persetujuan terhadap isu donasi dan relawan

dalam penelitian ini konteksnya ada pada jaringan komunikasi dalam komunitas

sosial, secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh pluralistic ignorance dan

pluralistic knowledge dalam jaringan (Rogers, 1981:251). Hal tersebut menjadi

indikator pengetahuan individu mengenai perilaku individu lain dalam sistemnya.

Misalnya saja individu dalam komunitas sosial akan memiliki tingkat pluralistic

ignorance yang rendah jika ia memiliki hubungan yang kuat dengan individu lainnya

dalam sistem jaringan.

Jaringan komunikasi terdiri dari individu yang saling berhubungan yang

dihubungkan oleh pola aliran informasi. Seperti pembagian informasi dari waktu ke

waktu membawa individu untuk memusat atau menyimpang dari masing-masing

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

informasi lain yang masih dapat dilihat, tetapi kenyataan saling pengertian. Dengan

'kenyataan' kita tidak berarti kenyataan fisik dirinya sendiri, bagi individu dimana

tidak mungkin punya apapun untuk mengarahkan akses, tetapi informasi lebih

tentang kenyataan fisik. Interaksi perorangan dengan lingkungannya ditengahi oleh

informasi, banyak dimana tidak menunjuk ke kenyataan fisik tetapi pada kesatuan

informasi lainnya. Sesuatu yang cukup, saling pengertian dan persetujuan tentang

informasi simbolis dimana diciptakan bersama adalah suatu prasyarat sosial lain dan

aktivitas yang kolektif.

Walaupun saling pengertian merupakan tujuan atau fungsi utama dalam

komunikasi, tetapi hal tersebut tidak pernah dicapai dalam pengertian absolut

manapun yang berkaitan dengan ketidakpastian pertukaran informasi yang tidak bisa

dipisahkan. Beberapa siklus dari pembagian informasi tentang suatu topik dapat

meningkatkan saling pengertian, tetapi tidak untuk melengkapinya. Secara kebetulan,

untuk kebanyakan tujuan maka penyempurnaan saling pengertian tidaklah

diperlukan. Secara umum, komunikasi berhenti ketika suatu tingkatan cukup dari

saling pengertian telah dicapai pada bagian yang ada. Jumlah dari saling pengertian,

hasilnya dapat dilukiskan sebagai satuan dua atau lebih lingkaran yang menghadirkan

masing-masing perkiraan peserta dari maksud orang lain ketika tumpang-tindih

dengan kenyataan maksud lainnya.

Konvergensi selalu ada antara dua atau lebih orang. Model ini mempelajari

hubungan, perbedaan, persamaan, dan hubungan perubahan dari waktu ke waktu.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

Dalam komunitas sosial, anggotanya dihubungkan dalam beberapa cara melalui

pertukaran dari informasi. Selain struktur jaringan komunikasi, penelitian ini juga

meluaskan analisanya pada jaringan komunikasi antar individu dalam komunitas

sosial mengenai peranan dalam sistem. Hasil ini nantinya dapat mencakup istar,

opinion leader, gatekeeper, isolate, liaison officer dan neglectee dalam isu relawan

dan isu donasi komunitas sosial di Kota Semarang. Yang terakhir adalah melihat efek

jaringan dari mempertahankan eksistensinya, pada akhirnya selain mempelajari efek

dari sifat dan posisi jaringan tertentu, analis jaringan komunikasi mempelajari

penyebab jaringan dan posisinya. Hal ini menunjukkan bagaimana fokus interaksi

sosial membentuk jaringan komunikasi, dapat melalui sebuah hubungan kelompok

komunitas sosial tidak hanya residential unit.

1.5.4. Teori Perubahan Sosial

Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam

sistem sosial. Lebih jelasnya adalah terdapat perbedaan antara keadaan sistem

tertentu dalam jangka waktu berlainan. Menurut Hawley dalam Sztompka (2005:3)

perubahan sosial merupakan setiap perubahan dari sistem sosial yang tidak terulang

sebagai satu kesatuan, sehingga konsep dasar perubahan sosial terdiri dari tiga

gagasan yaitu perbedaan, pada waktu tertentu dan di antara keadaan sistem sosial

yang sama. Selain itu menurut Mac Iver dalam Soekanto (2009:263) perubahan sosial

merupakan perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap

keseimbangan hubungan sosial. Definisi tersebut dapat menyimpulkan bahwa

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

perubahan sosial yang terjadi oleh struktur kelompok dapat mempengaruhi pola

interaksi sosial di dalam suatu sistem yang bersifat kepada proses yang akan menjadi

lebih baik atau sebaliknya. Komunitas sosial hadir dalam masyarakat memiliki visi

dan misi untuk melakukan sebuah perubahan sosial dengan membantu masalah-

masalah sosial yang ada, kehadirannya juga diharapkan dapat membuat masyarakat

luas aware dengan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat agar dapat

meringankan permasalahan di sekitar, karena pemerintah sendiri tidak memiliki

kemampuan untuk mengatasi sementara menurut undang-undang fakir miskin dan

anak terlantar dipelihara oleh negara. Sehingga kehadiran komunitas sosial dalam

perubahan sosial dapat memberikan manfaat terhadap sekitar namun juga terhadapap

komunitas sosial itu sendiri dengan membuat keberadaannya tetap eksis.

Setiap manusia yang hidup pasti mengalami perubahan-perubahan dalam

hidupnya. Perubahan memiliki pengaruh terbatas maupun luas, perubahan lambat

atau cepat. Selain itu perubahan dapat mengenai nilai dan norma sosial, pola perilaku

organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan masyarakat, kekuasaan,

interaksi dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan yang terjadi merupakan sesuatu

gejala yang normal. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari perubahan dapat

menjalar dengan cepat ke bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern

(Soekanto, 2009:259). Dari penjelasan tersebut, perubahan sosial memiliki beberapa

karakteristik seperti perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

masyarakat, perubahan-perubahan dalam hubungan sosial sebagai perubahan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

terhadap keseimbangan hubungan sosial, suatu variasi karena adanya penemuan baru,

serta segala bentuk perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat yang

mempengaruhi sistem sosialnya.

Menurut Roy Bhaskar (1984), dalam (Wiryohandoyo 2002:20), perubahan

sosial terjadi dengan cara yang wajar atau naturaly, gradual, bertahap serta tidak

terjadi secara radikal atau revolusi. Proses dalam perubahan sendiri meliputi proses

reproduksi dan proses transformasi. Proses reproduksi adalah proses mengulang,

menghasilkan kembali sesuatu hal yang diterima sebagai warisan budaya yang kita

miliki, warisan budaya dalam kehidupan sehari-hari meliputi: material (benda,

teknologi) dan immaterial (non-benda, adat, norma serta nilai-nilai). Reproduksi

berkaitan dengan masa lampau perilaku masyarakat, berhubungan dengan masa

sekarang dan masa yang akan datang. Sementara transformasi merupakan suatu

proses masa depan yang menjadi persiapan perilaku manusia, yang dasar perilaku

strukturalnya telah menjadi patokan pada masa sekarang dan masa lalu. Sehingga

transformasi masa depan bukanlah perilaku yang lepas dari dasar kegiatan manusia

yang dilakukan pada masa sekarang dan masa lalu.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

Gambar 1.2. Proses perubahan sosial

Proses transformasi merupakan suatu proses penciptaan hal yang baru dan

dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, biasanya yang berubah adalah aspek

budaya yang sifatnya material sedangkan yang bersifat nilai atau norma sedikit sulit

untuk diadakan perubahan, atau mungkin memiliki kecenderungan untuk

dipertahankan. Dalam proses dapat disimpulkan bahwa hanya komunitas sosial yang

mampu menjawab tantanganlah yang akan tetap eksis, sementara komunitas sosial

yang tidak mampu menjawab tantangan akan terlindas dalam proses perubahan.

Sementara itu perubahan sosial sendiri bisa terjadi karena adanya modifikasi dalam

tatanan suatu komunitas sosial dalam kondisi tertentu.

Menerima perubahan merupakan sebuah proses kematangan sehingga

perubahan sosial menjadi sesuatu yang menapak sebagai tahap model kematangan

perilaku manusia dari satu masa ke masa yang lain. Sehingga pada masa sekarang ini

yang banyak dilakukan adalah mengulang-ulang apa yang pernah terjadi, pembaruan

perubahan yang terjadi tidak berubah cepat namun secara simultan. Aspek fungsional

dalam suatu struktur sosial akan selalu menuju pada kondisi ‘homeostatic

equilibrium’, yang memiliki makna adalah perubahan sosial terjadi pada suatu unsur

sosial akan mengubah unsur yang lain untuk mencapai keseimbangan baru. Jadi

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

struktur sosial baru yang tercipta dapat dipahami sebagai sebuah keseimbangan

fungsional baru akibat interaksi antar unsur-unsur dalam struktur sosial.

Teori ini membantu penelitian untuk melihat perubahan-perubahan apa dan

bagaimana yang terjadi di komunitas sosial, terutama dalam struktur jaringan

komunikasinya mengenai isu relawan dan isu donasi yang menjadi isu penting dalam

komunitas sosial. Hal tersebut sendiri diciptakan untuk melakukan sebuah perubahan

sosial dalam sistem masyarakat, yaitu membantu masalah-masalah sosial, dan juga

memiliki tujuan untuk mempertahankan keberadaan komunitas sosial itu sendiri.

Eksistensi

Eksistensi merupakan keberadaan atau kehadiran yang mengandung unsur

bertahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Abidin, 2007:16), sehingga

eksistensi merupakan suatu proses yang dinamis, menjadi atau mengada. Sesuai

dengan asal kata eksistensi itu sendiri dalam Bahasa latin, yaitu existere yang

memiliki arti keluar dari, melampaui, atau mengatasi. Eksistensi berkaitan dengan

cara bertahan dalam sebuah komunitas sosial, sehingga hal tersebut akan terus terjadi.

Perubahan merupakan suatu hal yang dilakukan jika ingin mempertahankan

eksistensi, karena sifatnya yang dinamis. Eksistensi juga memiliki makna lain yaitu

acuan dari pembuktian diri. Komunitas sosial membutuhkan perubahan untuk dapat

terus eksis dalam dunia sosial, inovasi yang terus dilakukan dapat mempertahankan

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

komunitas sosial untuk tetap eksis dalam membantu mengurangi masalah sosial dan

menciptakan perubahan sosial di masyarakat.

Komunitas Sosial

Komunitas adalah istilah yang banyak digunakan dalam penelitian

komunikasi dan teori, terjadi dalam berbagai indra sehari-hari dan sebagai konsep

sentral dalam beberapa tradisi intelektual (Littlejohn, 2010:43). Dalam komunitas,

setidaknya ada beberapa karakter yang menggambarkan sebuah komunitas itu sendiri.

Misalnya yang paling umum adalah masyarakat, istilah ini digunakan untuk

menjelaskan kumpulan orang yang tinggal di suatu tempat geografis tertentu. Dalam

arti ini, masyarakat merupakan unit geografis yang lebih besar dari keluarga dan

lingkungannya namun lebih kecil dari negara, wilayah, atau negara. Kemudian

komunitas merupakan sebuah acuan untuk sekelompok orang yang memiliki identitas

yang ditandai secara budaya, missal di Amerika Serikat, media sering membuat klaim

tentang komunitas gay, komunitas Hmong atau Latino, komunitas Muslim atau

Yahudi, dan sebagainya.

Komunitas (community) merupakan bagian dari masyarakat yang didasarkan

pada perasaan yang sama, sepenanggungan, dan saling membutuhkan serta bertempat

tinggal disuatu wilayah tempat kediaman tertentu (Soekanto, 2009:79). Sehingga

komunitas sosial dapat diartikan sebagai sekelompok masyarakat yang didasarkan

pada perasaan yang sama, sepenanggungan untuk tujuan dalam hal kemasyarakatan,

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

dalam hal ini merupakan kemasyarakatan dalam bidang turut serta membantu

masalah-masalah kemanusiaan di sekitar masyarakat. Elemen penting dalam

komunitas sosial adalah relawan dan donasi untuk berjalannya sebuah kegiatan sosial.

Komunitas sosial ada diharapkan untuk dapat meringangkan permasalahan sosial

yang masih banyak terjadi di masyarakat. Meskipun permasalahan sosial akan terus

ada namun keberadaan komunitas sosial diharapkan turut mengurangi permasalahan

meskipun tidak akan terselesaikan seutuhnya.

Relawan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki pengertian

sepadan dengan kata sukarelawan yang artinya adalah orang yang melakukan sesuatu

dengan sukarela atau tidak karena diwajibkan dan dipaksakan. Sementara itu menurut

kamus Oxford, definisi relawan (volunteer ) juga hampir serupa dengan kamus

Indonesia namun memiliki arti lebih mendalam yaitu orang yang bekerja sukarela

membantu dalam kegiatan sosial sebuah komunitas sosial tanpa menginginkan atau

melibatkan uang sebagai imbalan atas kerjanya. Selanjutnya pengertian donasi

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yaitu sumbangan yang berupa

uang dari penderma kepada perkumpulan, derma sendiri memiliki arti pemberian,

sehingga memiliki arti bahwa donasi dalam komunitas sosial yaitu sumbangan yang

diberikan individu untuk memenuhi kebutuhan kegiatan sosial sebuah komunitas.

Dan yang terakhir adalah komunitas, sebagai kelompok sentimen positif yang

mungkin dicapai dan diraih untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Tujuan sebagian

besar kelompok dan organisasi, apakah dengan cara bertatap muka atau secara

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

virtual, online, adalah untuk membangun "sense of community" di antara individu.

Kelompok yang berhasil membangun komunitas sosial adalah komunitas yang

melalui komunikasi mereka telah menciptakan rasa peduli dan hubungan antar

peserta. Maka dari itu dalam hal ini sebuah komunitas sosial masuk kedalam karakter

sebuah komunitas ini. Dalam sebuah esai review baru-baru ini, Erin Underwood dan

Lawrence Frey menjabarkan kalimat komunitas yang juga telah digunakan dalam

penelitian komunikasi. Karena hampir semua orang yang membahas mengenai

komunitas, Underwood dan Frey berdebat untuk konseptualisasi dialektika

masyarakat yang menyadari bagaimana tumpang tindihnya indera masyarakat sering

terjadi bersamaan, menghubungkan tradisi masyarakat yang dijelaskan di atas.

Menggambar sebuah studi etnografi tentang sekelompok orang yang tinggal bersama

di sebuah rumah untuk orang-orang dengan AIDS, Frey menunjukkan bagaimana

orang-orang yang hidup bersama menciptakan sebuah komunitas yang melibatkan

cara fisik dan komunikatif untuk saling membantu, mengenali orang-orang,

pengalaman hidup, dan untuk memperingati mereka yang meninggal. Dalam

berpartisipasi disebuah komunitas, anggota menggunakan cara komunikatif untuk

menciptakan rasa memiliki komunitas. Artinya, praktik komunikatif dalam

masyarakat digunakan untuk menciptakan rasa komunitas bagi semua orang yang

tinggal di sana. Komunitas adalah konsep yang kaya akan hubungan dan kekuatan

emosional; hal ini merupakan gagasan yang ambigu secara strategis, tapi yang

memperlakukan komunikasi sebagai pusat pada siapa orang dan bagaimana koneksi

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

dibangun dengan orang lain. Untuk alasan ini, kita bisa mengharapkan masyarakat

akan tetap menjadi konsep yang disukai dalam teori dan penelitian komunikasi.

Komunitas sosial sendiri juga menggambarkan sebuah kumpulan nilai, norma,

proses, dan pola perilaku dalam komunitas yang mengatur, memfasilitasi, dan

membatasi interaksi antar anggota komunitas (Mancini, 2005:319). Maka komunitas

sosial adalah proses dimana masyarakat mencapai hasil yang diinginkan bagi individu

dan keluarga, termasuk kemampuan individu dan keluarga untuk menunjukkan

ketahanan dalam menghadapi kesulitan dan tantangan positif. Komunitas sosial

mencakup jaringan individu, pertukaran dan timbal balik yang terjadi dalam

hubungan, standar dan norma dukungan sosial yang diterima dan kontrol sosial yang

mengatur perilaku dan interaksi dalam jaringan. Jaringan komunitas penting untuk

mempromosikan kesejahteraan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual individu dan

keluarga (Mancini, 2005:573).

1.6.Operasional Konsep

Penelitian ini mengacu pada bagaimana komunikasi terjadi dalam jaringan

komunitas sosial untuk mempertahankan eksistensi di Kota Semarang. Permasalahan

sumber daya seperti donasi dan relawan dalam setiap komunitas sosial memiliki

pengaruh dalam struktur jaringan masing-masing komunitas sosial sehingga rawan

dalam eksistensi komunitas sosial. Hal ini dapat terlihat dari kecenderungan data

fluktuatif komunitas sosial yang ada di Kota Semarang. Jaringan komunikasi sendiri

merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

suatu sistem, dimana data relasional mengenai arus komunikasi dianalisis

menggunakan beberapa jenis hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Struktur

komunikasi merupakan susunan unsur-unsur yang berbeda dalam arus komunikasi

yang terpola dalam suatu sistem. Sehingga suatu jaringan komunikasi terdiri dari

individu yang saling terhubung melalui hubungan yang dibentuk oleh arus informasi.

Jadi, penelitian ini akan melihat bagaimana jaringan komunikasi yang terjadi

dalam komunitas sosial di Kota Semarang mempertahankan eksistensinya dan

melihat struktur dalam organisasinya juga, serta peranan masing-masing individu

yang terlibat dalam jaringan komunikasi. Kategori-kategori yang menjelaskan

jaringan komunikasi dalam komunitas sosial yaitu:

Analisis jaringan komunikasi, adalah hubungan antar personal

yang terkoneksi dan terpola dalam pemenuhan sebuah maksud dan

tujuan. melalui jaringan komunikasi dapat digunakan untuk

melihat karakterisitik komunikasi yang tidak selalu dapat dilihat

melalui saluran yang ada dan diterima seluruh anggota organisasi

melalui pola-pola tertentu. Selain itu juga melihat keterkaitan antar

individu yang menggambarkan alur informasi tersebar dengan

survey sosiometri, dengan penjabaran sebagai berikut:

Kepadatan, menggambarkan

intensitas antar anggota sistem

yang berkomunikasi

Dihitung dengan cara

menghitung jumlah relasi

dalam jaringan dibanding

kemungkinan jumlah relasi

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

maksimal dalam jaringan

Resiprositas, menggambarkan

pola komunikasi yang terjadi

cenderung one way atau two

way

Dihitung dari perbandingan

jumlah aktor yang saling

berinteraksi satu sama lain

dibanding jumlah relasi dalam

suatu jaringan keseluruhannya.

Sentralisasi, mengacu pada

pemusatan jaringan pada aktor

tertentu

Dihitung melalui akumulasi

standar deviasi antara skor

tertinggi dan skor tiap

individu.

Keterbukaan sistem Diukur dari seberapa banyak

aktor yang memilih keluar

sistem.

Peran dalam struktur jaringan masuk kategori level individu, juga

dianalisis dengan melihat melalui sosiogram sistem, individu tidak

bisa jika tidak mempertimbangkan jaringan dalam komunitas

tersebut, hal ini bertujuan untuk melihat perubahan sosial serta

peranan khusus didalamnya, sebagai berikut:

Star Merupakan orang yang paling banyak

ditunjuk, orang tersebut merupakan

pemusatan jalur komunikasi beberapa orang

Opinion leader Pemuka pendapat dalam jaringan, memiliki

dua tipe yaitu tipe polyphormic (menguasai

berbagai isu dalam komunitas sosial) dan

monophormic (menguasai isu tertentu saja

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

dalam komunitas sosial)

gatekeeper Orang yang melakukan mengontrol pesan

sebelum disebarkan opinion leader

Liaison officer Menghubungkan dua atau lebih klik, namun

tidak masuk dalam anggota klik tersebut

neglectee Orang yang memilih namun tidak dipilih

Isolate Orang yang tersisih dalam kelompok

Teori perubahan sosial mengidentifikasi bahwa perubahan-

perubahan dalam hubungan sosial merupakan perubahan terhadap

keseimbangan hubungan sosial, suatu variasi karena adanya

penemuan baru, serta segala bentuk perubahan-perubahan pada

lembaga masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya. Proses

perubahan sosial meliputi dua proses, yaitu proses reproduksi dan

proses transformasi.

Model konvergensi, mengidentifikasi pesan struktur komunikasi

dalam suatu sistem, di mana data yang berhubungan dengan arus-

arus komunikasi dianalisis menggunakan suatu jenis hubungan

personal sebagai unit-unit analisis.

1.7. Desain Penelitian

1.7.1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode analisis jaringan komunikasi yang

kini sedang berkembang pesat dan banyak digunakan dalam penelitian. Penelitian

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

jaringan biasanya lebih menekankan kepada aktor dan relasi diantara aktor, karena

dalam analisis jaringan komunikasi biasanya fokus hanya kepada relasi, konteks

relasi serta posisi aktor dalam struktur sosial. Struktur komunikasi ditentukan melalui

proses terbentuknya fenomena atau peristiwa komunikasi dan aktor. Perbedaan antara

jaringan komunikasi dan jaringan sosial juga dijelaskan disini, pada dasarnya analisis

jaringan komunikasi merupakan penerapan dari analisis jaringan sosial namun dalam

bidang komunikasi. jaringan komunikasi sendiri merupakan metode penelitian untuk

mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, dimana data relasional

mengenai arus komunikasi dianalisis menggunakan beberapa jenis hubungan

interpersonal sebagai unit analisis. Struktur komunikasi merupakan susunan unsur-

unsur yang berbeda dalam arus komunikasi yang terpola dalam suatu sistem.

Sehingga suatu jaringan komunikasi terdiri dari individu yang saling terhubung

melalui hubungan yang dibentuk oleh arus informasi. Pada akhirnya, analisis jaringan

komunikasi merupakan metode yang digunakan untuk melihat struktur komunikasi

dan posisi aktor yang terdiri dari individu, organisasi atau lembaga, dalam struktur

komunikasi. (Eriyanto, 2014:24).

Jaringan dalam komunitas sosial akan terlihat aktor-aktor dalam jaringan

komunikasinya, selain itu juga dapat menggambarkan secara detail struktur

jaringannya. Pada penelitian ini, peneliti akan menggambarkan struktur jaringan

komunitas sosial di Kota Semarang, siapa saja aktor dalam jaringan, pemuka

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

pendapat dalam jaringan dan selanjutnya dilakukan untuk mencapai tujuan

mempertahankan eksistensi komunitas sosial.

1.7.2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian adalah tipe deskriptif, dalam analisis jaringan komunikasi

memiliki tipe deskriptif yang akan menjelaskan gambaran secara detail struktur dan

aktor-aktor dalam jaringan. Pada penelitian ini, peneliti akan menggambarkan

struktur jaringan komunitas sosial di Kota Semarang, siapa saja aktor dalam jaringan,

pemuka pendapat dalam jaringan dan selanjutnya (Eriyanto, 2014:59). Penelitian tipe

ini menjawab pertanyaan “bagaimana” (how).

1.7.3. Subjek Penelitian

Informan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah individu yang

mengikuti kegiatan sosial dan tergabung dalam komunitas sosial di Kota Semarang,

mereka adalah aktor yang berada dalam jaringan komunikasi yang terbentuk disebuah

komunitas sosial. Hal ini dikarenakan mereka yang terikat langsung dan merasakan

bagaimana jaringan komunikasi didalam komunitas mereka.

1.7.4. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah:

a. Data Primer

Data primer yang digunakan adalah data pertanyaan sosiometri yang

nantinya diolah menggunakan bantuan software Ucinet untuk menghitung

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

beberapa indeks sosiometris untuk melihat jaringan komunikasi dalam

sistem komunitas sosial. Selain itu juga terdapat data dari wawancara

dengan beberapa informan, hal tersebut dilakukan terkait dengan

mengetahui cara mempertahankan eksistensi dalam komunitas sosial.

b. Data Sekunder

Dokumen dalam penelitian ini bisa berasal dari buku-buku, literatur,

ataupun penelitian-penelitian lainnya yang berkaitan dengan tema yang

akan diteliti. Data-data tersebut dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai

data tambahan untuk menunjang penelitian, terutama dalam meningkatkan

kredibilitas informasi yang disampaikan dalam penelitian.

1.7.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan cara survey sosiometri, yaitu metode

pengumpulan data secara kuantitatif mengenai struktur komunikasi diantara individu

yang berada dalam sistem. (Rogers, 1981:91). Metode ascending dengan menanyakan

langsung kepada orang yang berkaitan mengenai jaringan yang dimilikinya. Peneliti

mendeskripsikan seperangkat langkah sistematik yang digunakan untuk

mengidentifikasi populasi yang terkait dengan isu dan menyusun jaringan sosial dari

informan. Instrumen kuesioner dengan pertanyaan terstruktur dilakukan dalam

penelitian ini, responden bebas menyebutkan nama-nama yang ada dalam jaringan

mereka sehingga pertanyaan berbentuk terbuka. Selanjutnya data sekunder

menggunakan cara wawancara, yang merupakan bentuk perbincangan, seni bertanya

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

dan mendengar (Denzin, 2009:495). Wawancara adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan

informan namun wawancara tetap akan bersifat terbuka, sehingga mendapatkan

tambahan data dari percakapan ringan dengan narasumber.

1.7.6. Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis jaringan komunikasi.

Data diolah menggunakan bantuan software Ucinet untuk menghitung beberapa

indeks sosiometris. Data yang dianalisis dibagi menjadi beberapa unit analisis:

a. Level sistem dalam analisis jaringan, menggunakan aplikasi ucinet

untuk menganalisa dan menggambar struktur jaringan, sehingga

terdapat tambahan elemen yaitu

Kepadatan (density) dan ukuran (size) menjadi indikator

mengenai aktivitas didalam jaringan, ukuran jaringan yang

kecil lebih kohesif daripada jaringan dengan ukuran besar.

Sementara kepadatan merupakan perbandingan jumlah link

aktual dengan link yang nantinya mungkin muncul. Kepadatan

menggambarkan intensitas antar anggota-anggota jaringan

dalam berinteraksi, jaringan yang memiliki kepadatan tinggi

adalah jaringan yang anggotanya saling berinteraksi satu sama

lain. Sebaliknya, apabila kepadatan jaringan rendah, berarti

hubungan antar aktor kurang. Selain itu, bisa juga disebabkan

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

karena interaksi tidak merata, atau memusat pada beberapa

aktor yang mendominasi dalam jaringan (Eriyanto, 2014:197).

Rumus kepadatan atau densitas yaitu;

𝐷 = 1

𝑁(𝑁 − 1)

Keterangan:

D = Densitas

1= Jumlah link aktual dalam jaringan

𝑵= Ukuran jaringan (jumlah aktor dalam jaringan)

Resiprositas melambangkan apakah interaksi berlangsung

searah atau dua arah, yang dimaksud disini adalah

menggambarkan kedekatan dalam hubungan diadik antar aktor

(Rogers, 1981:92), sehingga resiprositas dihitung dari

perbandingan jumlah aktor yang saling berinteraksi satu sama

lain dibanding jumlah relasi dalam suatu jaringan keseluruhan

dan dapat menggambarkan pola komunikasi yang cenderung

one way atau two way communication. Rumus menentukan

resiprositas adalah sebagai berikut:

𝑅 =(𝐴𝑖𝑗 = 1) 𝑑𝑎𝑛 (𝐴𝑖𝑗 = 1)

(𝐴𝑖𝑗 = 1) 𝑎𝑡𝑎𝑢 (𝐴𝑖𝑗 = 1)

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

Keterangan:

R = Resiprositas

𝐴𝑖𝑗= Link dari aktor satu ke aktor lain

Elemen terakhir adalah sentralisasi yang mengacu pada

pemusatan jaringan pada aktor tertentu, hal ini menjawab

pertanyaan mengenai apakah relasi dalam jaringan dapat

menyebar keseluruh anggota jaringan atau terpusat pada orang-

orang tertentu saja. Hasil dari penghitungan pemusatan ini

adalah sentralisasi atau desentralisasi (Eriyanto, 2014:199).

Rumus sentralisasi yaitu;

𝐶𝐷 = ∑(𝑀𝑎𝑥(𝐶𝐷𝑖) − 𝐶𝐷𝑖)

𝑛2 − 3𝑛 + 2

Keterangan:

CD = Sentralisasi

∑(𝑀𝑎𝑥(𝐶𝐷𝑖)= Skor sentralitas tingkatan maksimal dari aktor

𝐶𝐷𝑖= Skor sentralitas tingkatan dari masing-masing aktor

𝑛= Ukuran jaringan

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

b. Level klik mengelompokkan aktor-aktor dalam suatu jaringan dengan

mengidentifikasi tiga kriteria untuk membentuk klik menurut Rogers

dan Kincaid (Rogers, 1981:237), yaitu:

1. Suatu klik minimal terdiri dari 3 orang,

2. Setiap anggota minimal 50% melakukan hubungan ke dalam

klik,

3. Semua anggota secara langsung atau tidak langsung

dihubungankan oleh hubungan-hubungan diadik yang terjadi di

dalam klik.

Jika dalam struktur membentuk klik maka akan dihitung dengan rata-

rata hubungan keeratan klik menggunakan aplikasi Ucinet.

c. Level individu dianalisa untuk melihat letak peran khusus dan

menghitung pengaruh hubungan diadik dalam perubahan perilaku

melalui jaringan personal dan keterhubungan jaringan sosial. Ukuran

yang dipakai dalam analisis jaringan ini adalah sentralitas (centrality),

ini untuk mengetahui aktor yang menonjol. Jika dilambangkan dalam

rumus, sebagai berikut: (Eriyanto, 2014: 171)

𝑪𝑫=𝜮 𝒅𝟏

𝑵−𝟏

Keterangan:

𝑪𝑫 = Sentralitas tingkatan (degree centrality)

𝒅= Jumlah link

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/70527/2/BAB_I.pdf · sehingga perubahan merupakan bentuk yang dijadikan sebagai strategi. Dalam penelitian

𝑵=Jumlah anggota populasi

1.8.Goodness Criteria

Goodness criteria digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan kualitas

pernyataan yang terdapat pada paradigma konstruktivisme dengan

mempertimbangkan studi kasus masalah sosial, kebudayaan dan lain-lain. Pertanyaan

tersebut penting untuk menghindari adanya kesalahpahaman atau pengabaian dalam

penelitian (Denzin, 2009:114). Dalam penelitian ini, menggunakan historical

situatedness yang terdapat pada bab dua dengan memperhatikan komunitas sosial di

Kota Semarang yang nantinya akan menginterpretasikan jaringan komunikasinya, hal

ini guna membangun proses-proses berpikirnya dan merekonstruksi persepektif-

perspektif informan, maka dari itu peneliti berusaha untuk mencoba "menempatkan

diri" pada posisi informan, untuk mendapatkan sebuah penjelasan yang memiliki

otentifikasi dari pada informan itu sendiri.