1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Yogyakarta disamping dikenal sebagai sebutan kota perjuangan dan pusat pendidikan, Yogyakarta juga dikenal dengan kekayaan potensi alam dan budayanya yang sampai sekarang masih tetap menjadi daerah tujuan wisata yang dikenal di Indonesia. Bahkan wisatawan mancanegara tertarik dengan keanekaragaman seni budaya dan alam yang ada di Yogyakarta. Dengan kondisi topologinya yang beragam yaitu berupa dataran, lereng pegunungan, pantai, dan ditambah lagi dengan kebudayaannya, tidak heran jika Yogyakarta mempunyai beragam jenis wisata. Data perkembangan pariwisata Yogyakarta tahun 2010 menunjukkan wisatawan manca yang berkunjung di Yogyakarta masih didominasi oleh wisatawan Belanda sebanyak 18% dari total pengunjug mancanegara. Kemudian disusul Malaysia 12%, Jepang 10%, Perancis 9%, dan sisanya pengunjung dari negara lain. Pengunjung mancanegara mempunyai peran yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan pariwisata Yogyakarta. Wisatawan manca mendatangkan pendapatan yang lebih daripada wisatawan domestik karena berani untuk membayar lebih besar dari harga jual yang ditawarkan kepada wisatawan domestik.
14
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANGetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90540/potongan/S1-2015...keanekaragaman seni budaya dan alam yang ada di Yogyakarta. Dengan kondisi ... Pengunjung
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Yogyakarta disamping dikenal sebagai sebutan kota perjuangan dan pusat
pendidikan, Yogyakarta juga dikenal dengan kekayaan potensi alam dan
budayanya yang sampai sekarang masih tetap menjadi daerah tujuan wisata yang
dikenal di Indonesia. Bahkan wisatawan mancanegara tertarik dengan
keanekaragaman seni budaya dan alam yang ada di Yogyakarta. Dengan kondisi
topologinya yang beragam yaitu berupa dataran, lereng pegunungan, pantai, dan
ditambah lagi dengan kebudayaannya, tidak heran jika Yogyakarta mempunyai
beragam jenis wisata.
Data perkembangan pariwisata Yogyakarta tahun 2010 menunjukkan
wisatawan manca yang berkunjung di Yogyakarta masih didominasi oleh
wisatawan Belanda sebanyak 18% dari total pengunjug mancanegara. Kemudian
disusul Malaysia 12%, Jepang 10%, Perancis 9%, dan sisanya pengunjung dari
negara lain. Pengunjung mancanegara mempunyai peran yang tidak dapat
dipisahkan dalam perkembangan pariwisata Yogyakarta. Wisatawan manca
mendatangkan pendapatan yang lebih daripada wisatawan domestik karena berani
untuk membayar lebih besar dari harga jual yang ditawarkan kepada wisatawan
domestik.
2
Gambar 1.1 Data Wisatawan Manca Yogyakarta Tahun 2010
Sumber: Diolah dari Buku Statistik Kepariwisataan DIY 2011 & 2012
Di tahun 2011, pengunjung pariwisata mancanegara dari Belanda
mengalami kenaikan sebesar 1% menjadi 19% dari total pengunjung manca.
Pengunjung Jepang tetap 10%, sedangkan Malaysia dan Perancis mengalami
penurunan menjadi 10%. Hal demikian menunjukkan adanya minat dari
pengunjung manca lain yang mengalami peningkatan berkunjung ke Yogyakarta.
Gambar 1.2 Data Wisatawan Manca Yogyakarta Tahun 2011
3
Sumber: Diolah dari Buku Statistik Kepariwisataan DIY 2011 & 2012
Sedangkan di tahun 2012, perkembangan wisatawan mancanegara terjadi
komposisi yang semakin berkembang bahwa minat wisatawan asing lainnya
mengalami peningkatan yaitu dari 26% menjadi 30%. Perubahan sebanyak 4%
menunjukkan adanya minat yang lebih untuk mengunjungi tempat-tempat wisata
budaya dan alam yang ada di Yogyakarta.
Gambar 1.3 Data Wisatawan Manca Yogyakarta Tahun 2012
Sumber: Diolah dari Buku Statistik Kepariwisataan DIY 2011 & 2012
Perkembangan kunjungan pariwisata Yogyakarta mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Di tahun 2011 hingga tahun 2012 menunjukkan
adanya kenaikan yang signifikan terhadap wisatawan mancanegara dan nusantara
dari 10,34% menjadi 46,80%. Perkembangan pariwisata di Yogyakarta
mempunyai daya tarik yang kuat. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya tren
kenaikan kunjungan wisata di Yogyakarta. Kenaikan tersebut dilihat dari tabel
berikut.
4
Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Manca Dan Nusantara Yogyakarta
Sumber: Diolah dari Buku Statistik Kepariwisataan DIY 2011 & 2012
Kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik
berpengaruh terhadap peningkatan PAD Yogyakarta. Namun demikian, kenaikan
PAD kurang berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
langsung. Pendapatan Asli Daerah lebih digunakan untuk pemenuhan
keberlangsungan pemerintahan dan dampak kemanfaatan masyarakat kurang bisa
dirasakan.
Tabel 1.2 Data Pendapatan Asli Daerah
Sumber: Diolah dari Buku Statistik Kepariwisataan DIY 2011 & 2012
5
Untuk lebih menitikberatkan pada percepatan kesejahteraan ekonomi
sosial masyarakat kini ditempuh pemerintah dengan mengembangkan potensi
wisata lokal yang bersinggungan langsung dengan aktivitas masyarakat. Di sini
terjadi perubahan paradigma dalam pengelolaan pariwisata. Pada awal
perkembangan industri pariwisata di Yogyakarta lebih diarahkan pada mass
tourism dengan adanya Pantai Parangtritis sebagai wajah dari mass tourism
Yogyakarta yang terkenal. Wisata Pantai Parangtritis telah mendatangkan
wisatawan dan memberikan konstribusinya dalam meningkatkan PAD Bantul.
Pergeseran paradigma pariwisata dari mass turism kini lebih
dikembangkan pada community based tourism and cultural. Hal ini ditujukan
pada upaya percepatan kesejahteraan ekonomi sosial masyarakat melalui
pelestarian budaya dan adat istiadat masyarakat secara berkelanjutan yang
dikemas dalam desa wisata. Dengan ini pemerintah berupaya mengangkat budaya
masyarakat lokal sebagai daya tarik wisata baru untuk dikembangkan.
Dalam perkembangannya, desa wisata mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Dengan potensi wisata daerah yang beragam, setiap kabupaten di
Yogyakarta kini sedang mengembangkan potensi wisata melalui desa wisata.
Kabupaten Bantul pun juga menyadari adanya ketertarikan wisatawan
mancanegara terhadap kebutuhan akan minat wisata khusus ini. Potensi kerajinan
di Kabupaten Bantul banyak dikembangkan menjadi desa wisata karena setiap
daerah sangat beragam dan berbeda-beda jenis kerajinan yang dimiliki.
6
Pemerintah daerah menjadi aktor penting dalam pengembangan desa
wisata untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi sosial masyarakat.
Pemerintah bertanggung jawab atas keberlangsungan kehidupan masyarakat.
Untuk mendorong perkembangan sektor wisata minat khusus ini pemerinta
memberikan bantuan dana kepada desa wisata yang ingin berkembang yang
diwujudkan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Pariwisata. Ketentuan tersebut dimuat dalam Peraturan Menteri
Kebudayaan Dan Pariwisata Nomor : KM.18/HM.001/MKP/2011 tentang
Pedoman PNPM Mandiri Pariwisata.
Pengembangan pariwisata di Kabupaten Bantul merupakan perencanaan
jangka menengah (RPJM) yang telah disusun dalam Rencana Strategis Dinas
Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bantul.
Dalam konteks pembangunan Kabupaten Bantul di era otonomi daerah,
pembangunan sektor kebudayaan dan pariwisata bertujuan untuk
mendayagunakan potensi kebudayaan dan kepariwisataan sebagai sumber
pendapatan daerah dan mendukung terwujudnya kemakmuran serta
kesejahteraan rakyat. Atas dasar hal-hal tersebut di atas, secara
operasional disusunlah Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Bantul Tahun 2011 – 2015 agar pengembangan
kebudayaan dan kepariwisataan Kabupaten Bantul ini mempunyai arahan
yang jelas dan dapat dijadikan acuan oleh semua sumber daya atau stake-
holder yang terlibat dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan
di Kabupaten Bantul. Ke depan, rencana strategis ini diharapkan dapat
diimplementasikan melalui program yang berkelanjutan,
berkesinambungan, dan berbasis masyarakat (community based tourism
and cultural), sehingga nantinya akan menghasilkan output, outcome,
benefit dan impact yang optimal dan berhasil guna bagi masyarakat
Kabupaten Bantul.1
1 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.Rencana Strategis 2011-2015.
7
Untuk mendukung pengembangan pariwisata khususnya desa wisata di
Kabupaten Bantul, di Tahun 2013 telah dibentuk Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis) yang tercatat telah ada 34 Pokdarwis yang akan sangat membantu
dalam pengembangan dan pemasaran desa wisata. Kelompok sadar wisata
merupakan kelompok yang dibentuk dan terdiri dari anggota masyarakat daerah
pengembangan desa wisata yang peduli terhadap pengembangan desa wisata itu.
Perkembangan pariwisata Bantul diungkapkan dalam Workshop Bedah
Desa Wisata2 bahwa perkembangan pariwisata di Kabupaten bantul terjadi
peningkatan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut terlihat dari
perkembangan jumlah akomodasi, transportasi, objek wisata, dan desa wisata.
Perkembangan sektor pariwisata ini dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, melalui peningkatan lapangan pekerjaan, sehingga banyak tenaga
kerja yang terserap di bidang industri pariwisata. Selain itu dengan pengembangan
pariwisata dapat menumbuhkan industri pendukung yang lain, dengan kata lain
pariwisata dapat menjadi pendorong perkembangan ekonomi daerah.
Salah satu pendukung perkembangan pariwisata yang ada di Kabupaten
Bantul adalah desa wisata kerajinan, budaya, dan alam. Pada tahun 2013 data desa
wisata di Kabupaten Bantul ada 33 desa wisata. Di tahun 2014 perkembangan
desa wisata yang ada di Kabupaten Bantul sejumlah 35 desa wisata. Pertumbuhan
desa wisata memang menunjukkan adanya jumlah yang banyak. Namun
demikian, dari sekian banyak desa wisata yang telah dikembangkan baru terdapat
2 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul.2014.Workshop Bedah Desa Wisata dikutip dari