1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan. Kelahiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat tidak luput dari pengaruh sosial dan budaya. Pengaruh tersebut bersifat timbal balik. Artinya, karya sastra dapat memengaruhi dan dipengaruhi oleh masyarakat. Karya sastra adalah gambaran kehidupan sehingga menurut Plato (429–347 SM), karya sastra merupakan mimetik atau tiruan, orientasi alam semesta. Pengarang adalah anggota masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian, terciptanya sebuah karya sastra oleh seorang pengarang secara langsung atau tidak langsung merupakan kebebasan sikap budaya pengarang terhadap realitas yang dialaminya. Perubahan zaman pun menyebabkan kesusastraan turut berkembang. Keadaan ini membuat penilaian masyarakat terhadap kesusastraan lama dan modern berbeda. Pada saat ini, sastra modern lebih popular di kalangan masyarakat. Salah satu sastra modern yang popular tersebut adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Laskar Pelangi menceritakan persahabatan sebelas anak kecil yang menuntut ilmu pendidikan di sekolah Muhammadiyah. Sekolah ini memiliki fasilitas yang terbatas. Penulisnya memadukan antara persahabatan dan kegigihan sebelas bocah tersebut dalam mengejar impian. Dengan beragam karakter yang dimiliki setiap anak dalam mengejar impiannya, Laskar Pelangi mampu menyedot perhatian pembaca.
24
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69062/potongan/S2-2014...karakter yang dimiliki setiap anak dalam mengejar impiannya, Laskar Pelangi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan. Kelahiran karya sastra di
tengah-tengah masyarakat tidak luput dari pengaruh sosial dan budaya. Pengaruh
tersebut bersifat timbal balik. Artinya, karya sastra dapat memengaruhi dan
dipengaruhi oleh masyarakat. Karya sastra adalah gambaran kehidupan sehingga
menurut Plato (429–347 SM), karya sastra merupakan mimetik atau tiruan,
orientasi alam semesta. Pengarang adalah anggota masyarakat dan lingkungannya.
Dengan demikian, terciptanya sebuah karya sastra oleh seorang pengarang secara
langsung atau tidak langsung merupakan kebebasan sikap budaya pengarang
terhadap realitas yang dialaminya.
Perubahan zaman pun menyebabkan kesusastraan turut berkembang.
Keadaan ini membuat penilaian masyarakat terhadap kesusastraan lama dan
modern berbeda. Pada saat ini, sastra modern lebih popular di kalangan
masyarakat. Salah satu sastra modern yang popular tersebut adalah novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata. Laskar Pelangi menceritakan persahabatan sebelas
anak kecil yang menuntut ilmu pendidikan di sekolah Muhammadiyah. Sekolah
ini memiliki fasilitas yang terbatas. Penulisnya memadukan antara persahabatan
dan kegigihan sebelas bocah tersebut dalam mengejar impian. Dengan beragam
karakter yang dimiliki setiap anak dalam mengejar impiannya, Laskar Pelangi
mampu menyedot perhatian pembaca.
2
Laskar Pelangi merupakan sebuah novel yang menggambarkan struktur
masyarakat Melayu Belitung. Struktur-struktur dalam novel Laskar Pelangi ini
menceritakan usaha, kerja keras dan semangat berjuang hero problematik di dunia
yang terdegradasi, selain itu novel ini juga menceritakan keadaan struktur sosial
masyarakat, pendidikan, budaya dan status masyarakat. Struktur masyarakat
Melayu Belitung adalah fakta yang juga dianggap sebagai struktur-struktur yang
berarti dalam novel tersebut. Seperti yang telah dikatakan Goldmann (1981: 40)
bahwa, ia menganggap semua fakta kemanusiaan merupakan struktur yang berarti.
Sturktur masyarakat seperti yang dikatakan di atas akan diteliti pada novel
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang juga dianggap sebuah kenyataan yang
diungkap melalui karya sastra. Dalam penelitian ini, Laskar Pelangi akan diteliti
menggunakan pendekatan strukturalisme genetik Lucien Goldmann untuk melihat
hubungan struktur novel tersebut dengan struktur masyarakat sebagai pandangan
dunia.
Sumbangan yang diberikan Goldmann dalam penelitian karya sastra
melalui metode pendekatan strukturalisme genetik ini adalah seperti yang
diungkapkan Damono (2006: 46), pertama, ia bias menunjukkan berbagai
pandangan dunia yang ada pada suatu zaman tertentu, di samping menyoroti baik
isi maupun makna karya sastra yang ditulis pada zaman itu. Oleh karena itu,
dalam penelitian terhadap novel Laskar Pelangi karya Hirata ini, akan dilakukan
langkah-langkah yang sama dengan apa yang telah dibuktikan Goldmann pada
beberapa penelitiannya. Dengan tujuan, untuk mendapatkan abstraksi suatu
pandangan dunia, dari kelompok sosial dan teks yang akan dianalisis tersebut,
3
yaitu untuk mengetahui bagaimana struktur masyarakat Melayu Belitung dengan
pandangan dunia yang diekspresikan dalam novel Laskar Pelangi.
Novel Laskar Pelangi adalah novel pertama dari tetralogi Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata. Tiga novel berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor,
dan Maryamah Karpov. Laskar Pelangi diterbitkan pertama kali pada September
2005. Sejak kemunculannya, Laskar Pelangi mendapat tanggapan yang positif
dari penikmat sastra. Novel Laskar Pelangi sudah dicetak ulang sebanyak tiga
belas kali (2005–2008). Tingginya apresiasi masyarakat terhadap novel tersebut
menjadikannya masuk dalam jajaran best seller dan mendapat julukan Indonesia’s
Most Powerful Book. Oleh karena apresiasi masyarakat yang begitu besar,
penulisnya tertarik mengangkat novel itu ke layar lebar. Tidak kalah dengan
novelnya, film Laskar Pelangi pun masuk dalam jajaran Box Office Indonesia
(Atminingsih, 2008: 15).
Saat ini, Laskar Pelangi telah tercetak lebih dari lima juta eksemplar.
Artinya, dalam kurun waktu kurang dari satu periode, dua puluh juta eksemplar
telah dimiliki oleh pembaca. Hal itu dikemukakan Damar Juniarto (2013), dalam
artikel Pengakuan Internasional Laskar Pelangi: Antara Klaim Andrea Hirata
dan Faktanya. Kesuksesan besar karya ini tidak luput dari kisah masa kecil
Andrea Hirata yang menginspirasi novel tersebut. Laki-laki yang lahir pada 24
Oktober 1967 ini menghabiskan masa kecilnya di Belitung (pengarang
menyebutnya Belitong). Meskipun telah menjadi penulis ternama, Hirata lebih
mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademis dan backpacker.
4
Sebagai akademisi, Hirata mengambil mayor di bidang ekonomi,
Universitas Indonesia. Namun, ia juga sangat menggemari sains-fisika, kimia,
biologi, astronomi, dan sastra. Ia membuktikan kecerdasannya dengan
mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Université de
Paris, Sorbonne, Prancis, dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.
Tesis Hirata di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua
universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesisnya telah diadaptasi ke bahasa
Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang
ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Saat
ini, Hirata tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT Telkom.
Adapun sebagai backpacker, Hirata menuliskan pengalaman-pengalamannya
dalam Edensor.
Kembali kepada novel Laskar Pelangi, fenomena booming-nya novel
tersebut menjadikannya semakin terkenal di kalangan masyarakat luas, baik
secara nasional maupun internasional. Salah satu contohnya adalah pengakuan
“Internasional Best Seller” yang berasal dari Turki. Dalam konferensi pada 12
Februari 2013 yang dihadiri oleh media-media nasional, Hirata menegaskan hal
tersebut, “Hampir seratus tahun kita menanti adanya karya anak bangsa mendunia,
tetapi Alhamdulillah hari ini semua terbukti setelah buku saya menjadi best seller
dunia” (dalam metronews.com). Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa Laskar
Pelangi telah menjadi novel yang bertaraf internasional. Menurut pengakuan
Hirata (2013) lagi, pada artikel Tempo berjudul Kata Andrea Hirata Soal
Tudingan Ke “Laskar Pelangi”, sampai saat ini kontrak penerbitan Laskar
5
Pelangi telah mencapai 78 negara. Selain itu, novel ini telah diterjemahkan ke
banyak bahasa asing melalui penerbit-penerbit terkemuka, seperti Farrar Straus
and Giroux, Random House, Hanser Berlin, Mercure de France, Atlas Contact,
Penguin, dan Harper Collins. Informasi-informasi ini secara jelas disampaikan
kepada publik melalui media massa. Beragamnya adaptasi Laskar Pelangi, berupa
film, serial, drama musikal, dan adaptasi cetak lainnya dibandingkan karya Hirata
yang lain menyebabkan Laskar Pelangi semakin familiar di masyarakat. Bahkan,
permintaan terhadap Laskar Pelangi semakin marak di media, terutama media
internet.
Karya sastra canon, kemudian best seller, dan menjadikan pengarangnya
sebuah fenomena inilah yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Hal ini
menunjukkan bahwa novel itu adalah karya yang besar. Menurut Goldmann
(1977: 19), karya sastra besar adalah ekspresi dari pandangan dunia. Pandangan
dunia ini bukan merupakan pandangan individu, melainkan sebuah konsep dalam
bentuk yang koheren, kesadaran kolektif yang mencapai puncak tertingginya
dalam pikiran pengarang. Maka, sebagai sebuah karya sastra yang besar,
pandangan dunia seperti apa yang terekspresikan dalam novel Laskar Pelangi
tersebut perlu untuk diketahui lebih lanjut.
Pandangan dunia dapat dipahami melalui kata-kata dan dunia yang
diekspresikan dalam karya (Golmann, 1977: 314–315). Asumsi Goldmann adalah
adanya korespondensi antara pandangan dunia sebagai kenyataan yang dialami
dan dunia yang dibuat oleh pengarang, serta adanya korespondensi antara dunia
6
tersebut dan alat-alat kesusastraan yang digunakan pengarang untuk
mengekspresikannya.
Pandangan dunia tidak lahir secara tiba-tiba, ia hadir secara bertahap dan
perlahan-lahan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Karena pandangan
dunia ini merupakan produk interaksi antara subjek kolektif dan situasi yang ada
disekitarnya (Faruk, 2010: 67). Pandangan dunia pengarang yang dimunculkan
dalam novel Laskar Pelangi adalah masalah yang berkaitan dengan usaha dan
kerja keras yang sungguh-sungguh oleh masyarakat Melayu Belitung agar bias
keluar dari jeratan kemiskinan. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa dunia
dalam novel yang dibuat oleh pengarang perlu dipahami dengan cara membuatnya
ke dalam sebuah struktur.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan hal penting, yaitu menentukan
masalah apa yang akan dianalisis guna menghindari peneliti agar tidak terlalu jauh
dari objek materialnya. Selain itu, untuk membantu peneliti mendapatkan
penjabaran yang jelas terhadap objek materialnya. Dengan menentukan
permasalahan, akan membantu peneliti dalam pengumpulan data yang sesuai
dengan objek materialnya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian
ini, yakni pandangan dunia apa yang diekspresikan oleh novel Laskar Pelangi?.
Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut, penulis menjelaskan struktur
teks dan pandangan dunia yang relevan dalam novel Laskar Pelangi.
7
Seperti yang telah diuraikan dalam latar belakang, pandangan dunia