1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejarah adalah masa lalu, apa yang direkonstruksikan sejarah adalah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami seseorang. Sejarah juga dapat dikatakan sebagai pertanggungjawaban masa silam, yang lembaran-lembarannya telah ditulis oleh manusia melalui pikiran dan tindakannya. Itulah yang dinamakan sejarah sebagai peristiwa, yang dalam proses mempertanggungjawabkannya manusia berhak dan wajib memberikan arti sejarah sebagai peristiwa tersebut menjadi sejarah sebagai kisah, sejarah sebagai tulisan, yang mempunyai pokok kaidah sejarah sebagai ilmu. 1 Salah satu dari karya tulis sejarah adalah biografi. Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti tulisan. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. 2 Dalam penulisan ini, penulis menulis sebuah biografi mengenai sosok seorang I Gde Parimartha yang merupakan salah satu tokoh yang mengabdi dan mendedikasikan dirinya dalam bidang akademis, dia juga merupakan Guru Besar dalam bidang Ilmu Sejarah di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana. 1 Sartono Kartodirdjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Suatu Alternatif, (Jakarta: PT Gramedia,1982), p.v. 2 http//Asyura.Com Unsur Iintrinsik Sastra-Biografi dalam sastra.htm// di unduh tanggal 5 Maret 2014.
34
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejarah adalah masa ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sejarah adalah masa lalu, apa yang direkonstruksikan sejarah adalah apa
saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami
seseorang. Sejarah juga dapat dikatakan sebagai pertanggungjawaban masa silam,
yang lembaran-lembarannya telah ditulis oleh manusia melalui pikiran dan
tindakannya. Itulah yang dinamakan sejarah sebagai peristiwa, yang dalam proses
mempertanggungjawabkannya manusia berhak dan wajib memberikan arti sejarah
sebagai peristiwa tersebut menjadi sejarah sebagai kisah, sejarah sebagai tulisan,
yang mempunyai pokok kaidah sejarah sebagai ilmu.1
Salah satu dari karya tulis sejarah adalah biografi. Biografi berasal dari
bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dan graphien yang berarti tulisan.
Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang.
Biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup
seseorang.2 Dalam penulisan ini, penulis menulis sebuah biografi mengenai sosok
seorang I Gde Parimartha yang merupakan salah satu tokoh yang mengabdi dan
mendedikasikan dirinya dalam bidang akademis, dia juga merupakan Guru Besar
dalam bidang Ilmu Sejarah di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.
1Sartono Kartodirdjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi
Indonesia: Suatu Alternatif, (Jakarta: PT Gramedia,1982), p.v. 2http//Asyura.Com Unsur Iintrinsik Sastra-Biografi dalam sastra.htm// di
unduh tanggal 5 Maret 2014.
2
Parimartha lahir di Dusun Tenganan DauhTukad Karangasem Bali pada
tanggal 31 Desember 1943, dia adalah putra pertama dari pasangan I Nengah
Retes dan Ni Nengah Pari. Parimartha memiliki dua orang saudari perempuan
yang bernama Ni Nengah mayang dan Ni Nengah Bukti.3 Parimartha tumbuh di
lingkungan yang boleh dikatakan cukup sederhana, dia hidup di dalam
lingkungan keluarga petani, ayahnya yang hanya seorang petani penggarap
tentunya tidak mampu untuk memenuhi semua kebutuhannya.
Parimartha kecil tumbuh selayaknya anak-anak kecil yang lain dengan
segala aktivitasnya, dia juga ketika kecil suka berkelahi dengan teman
sepermainannya selayaknya anak kecil yang baru belajar berinteraksi dan
memulai perjalanan hidupnya. Parimartha memulai pendidikan di tingkat dasar
tahun 1950 di Sekolah Rakyat (SR) Pesedahan Kecamatan Manggis Kabupaten
Karangasem sampai kelas tiga, kemudian dia pindah ke Sekolah Rakyat di Desa
Sengkidu Kecamatan Manggis Karangasem dan menyelesaikan pendidikan
tingkat dasarnya di sekolah tersebut tahun 1956.4
Setelah tamat sekolah dasar dia melanjutkan pendidikan ke SGB (Sekolah
Guru B) di Kota Klungkung tahun 1956 dan lulus di tahun 1960.5 Setelah
menyelesaikan pendidikan di tingkat SGB, Parimartha kemudian melanjutkan
pendidikannya ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) tahun 1962 yang ketika itu
3Curriculum Vitae,I Gde Parimartha, (Arsip Bidang Kepegawaian
Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ).
4Hasil wawancara dengan I Gde Parimartha Tanggal 9 Februari 2015
bertempat di Gedung Pasca Sarjana Universitas Warmadewa.
5Hasil wawancara dengan I Gde Parimartha sama dengan di atas.
3
bernama S.G.A (Sekolah Guru Enam tahun) di Denpasar dan lulus pada tanggal
30 juni tahun 1965. 6
Parimartha sempat memulai pendidikan di tingkat perguruan tinggi dengan
mendaftar di Institut Hindhu Darma (IHD) Denpasar, merasa kurang cocok
dengan sistem pengajaran yang dia terima di perguruan tinggi tersebut dia
memutuskan untuk pindah mencari perguruan tinggi yang lain. Parimartha
akhirnya memutuskan melanjutkan pendidikan ke Fakultas Sastra Universitas
Udayana dengan memilih jurusan Ilmu Sejarah tahun 1968.7 Selama menempuh
pendidikan sarjana muda dalam bidang Ilmu sejarah dia merupakan salah satu
mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan dan luwes dalam pergaulan dengan
teman-teman sejawatnya.
Menurut Wirawan, Parimartha merupakan mahasiswa yang aktif dan
senang bergaul dan senang mengikuti organisasi-organisasi yang ada di
lingkungan Universitas Udayana. Salah satunya Parimartha pernah menjabat
sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Sejarah ( KEMAS ). Parimartha juga aktif
dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ( GMNI ) dari tahun
1968-1972.8
6“Surat keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Republik
Indonesia No: 118859/ Idjazah/1965”tentang surat tanda tamat belajar di S.G.A
Denpasar. (Arsip Bidang Kepegawaian Fakultas Sastra dan Budaya Universitas
Udayana). 7Hasil wawancara dengan Anak Agung Bagus Wirawan, tanggal 11 Juni
2014 bertempat di gedung Prof.Dr. I Gusti Ngurah Bagus, Fakultas Sastra dan
Budaya, Universitas Udayana. 8Wirawan merupakan salah satu Guru Besar dan Dosen pengajar di
Program Studi Ilmu Sejarah, Wirawan adalah salah satu rekan sejawat Parimartha
selama studi sarjana muda di Fakultas Sastra Universtitas Udayana dalam bidang
Ilmu Sejarah. Hasil wawancara dengan Wirawan sama dengan di atas.
4
Dalam perkuliahan Parimartha merupakan salah satu teman diskusi yang
disukai oleh Wirawan dalam bertukar pikiran, berdiskusi maupun dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen selama mengikuti perkuliahan. Ada
hal yang unik menurut Wirawan, ketika itu Parimartha sedang diajak berdiskusi
dalam diskusi antar kelompok. Dalam perkuliahan Parimartha merupakan salah
satu sosok yang kaku dan keras dalam mempertahankan pendapatnya dalam
berdiskusi sehingga diskusi menjadi semakin menarik karena ada perbedaan
pendapat antara kelompok satu dengan kelompok yang lain.9
Parimartha lulus sebagai sarjana muda dan memperoleh gelar B.A tahun
1972 dalam bidang Ilmu sejarah di Fakultas Sastra Universitas Udayana.10
Menamatkan pendidikan sarjana muda, dalam bidang Ilmu Sejarah tahun 1972.
Parimartha sempat mengabdikan diri, dan bekerja sebagai tenaga lapangan di
Badan Kordinasi Keluarga Berencana Provinsi Bali ( BKKBN) yang bertempat di
Denpasar. Merasa masih ingin belajar dan menambah wawasan dan memperdalam
ilmu dalam bidang ilmu sejarah, Parimartha memilih untuk mengabdi sebagai
asisten dosen di Universitas Udayana dan mengundurkan diri sebagai tenaga
lapangan di BKKBN pada tahun 1975.
Setelah mengundurkan diri dari BKKBN, Parimartha mengabdikan diri di
Fakultas Sastra Unud, dengan diangkat sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS)
9Hasil wawancara dengan dengan Anak Agung Bagus Wirawan sama
dengan di depan. 10
“Surat Keputusan Dekan Fakultas Sastra Universitas Udayana No:
707/B.A/ 1972” tentang telah menyelesaikan pendidikan sarjana muda dalam
bidang Ilmu Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Udayana. (Arsip Bidang
kepegawaian Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana).
5
dalam masa percobaan dengan tugas sebagai Asisten Muda (Gol.II/b) di Fakultas
Sastra Universitas Udayana11
dan secara resmi diangkat sebagai Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Universitas Udayana dengan tugas sebagai Pengatur Muda
Tk.I (Gol.II/b).12
Diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS), Parimartha melanjutkan
pendidikan sarjananya dalam bidang Ilmu Sejarah ke Universitas Gadjah Mada di
Yogyakarta. Dia masuki pada tahun 1977 dan lulus sebagai sarjana dalam bidang
Ilmu Sejarah pada tahun 1980.13
Berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang
lebih baik Parimartha melanjutkan studinya hingga keluar daerah Bali. Hal
tersebut dia lakukan untuk mengasah kemampuannya dan menambah
wawasannya dalam menekuni bidang Ilmu Sejarah.
Berangkat ke Yogyakarta, Parimartha berusaha untuk menambah wawasan
dalam menekuni Ilmu Sejarah, memilih UGM sebagai tempat dia menimba ilmu
dia berusaha untuk mendapatkan pengalaman studi yang lebih baik dalam
mempelajari ilmu sejarah untuk bekalnya mengemban tugas sebagai seorang
dosen di Fakultas Sastra Universitas Udayana dalam bidang Ilmu Sejarah.
11
“Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia No: 3889/C/2/76” tentang pengangkatan sebagai tenaga Calon Pegawai
Negeri Sipil di Universitas Udayana (Arsip Bidang Kepegawaian Fakultas Sastra
dan Budaya Universitas Udayana ). 12
“Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana No:132/SK/Ed/Kp-
7/1977” tentang pengangkatan sebagai tenaga tetap atau Pegawai Negeri Sipil di
Universitas Udayana. (Arsip Bidang Kepegawaian Fakultas Sastra Universitas
Udayana ). 13
“Surat Keputusan Dekan Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas
Gadjah Mada No: 381/SK/S.SEJ/1980” tentang telah menyelesaiakan pendidikan
Sarjana (Drs) dalam bidang Ilmu Sejarah di Universitas Gadjah Mada. (Arsip
Bidang Kepegawaian Fakultas Sastra Universitas Udayana ).
6
Setelah Parimartha mendapatkan gelar sarjana dalam bidang Ilmu Sejarah,
pada tahun 1983 Parimartha melanjutkan pendidikannya ke tingkat Strata 2 ( S2 )
dalam bidang Ilmu Sejarah di Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada tahun
1984 dan memperoleh gelar Magister dalam bidang Ilmu Sejarah.14
Setelah menyelesaikan pendidikan Magister pada bidang Ilmu sejarah,
Parimartha kembali mengajar sebagai dosen. Pada tahun 1990 dia melanjutkan
pendidikan ke jenjang Doktor dalam bidang Ilmu Sosial Kebudayaan (Social
Cultural Science) di Universiteit Amsterdam Belanda, lulus pada tahun 1995.15
Parimartha kembali mengabdikan diri di Fakultas Sastra Universitas Udayana,
sebagai pengajar di Program studi Ilmu Sejarah atau Jurusan Ilmu Sejarah.
Menurut I Putu Gede Suwitha dalam mengajar Parimartha merupakan dosen yang
aktif dan pintar dalam memberikan materi perkuliahan kepada mahasiswa baik
dalam intonasi mengajar atau memberikan materi perkuliahan.16
Suwitha mengatakan, sebagai seorang dosen Parimartha merupakan salah
satu dosen yang energik dan penuh semangat juang. Di luar lingkungan
perkuliahan Suwitha sering berinteraksi dengan Parimartha baik dalam berdiskusi
tentang perkuliahan dan yang lainnya, selain sebagai dosen, Parimartha
merupakan salah satu teman Suwitha dalam melakukan berbagai aktivitas.
14
“Surat Keputusan Dekan Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia
No: 1184072.5404/Ijazah/1984” tentang telah menyelesaikan pendidikan Magister
(MA) di Universitas Indonesia. (Arsip Bidang Kepegawaian Fakultas Sastra dan
Budaya Universitas Udayana). 15
“Surat Keputusan Rektor Universitas Amsterdam Belanda, Rector
magnificvs et collegivim secanorvm vniversitatis liberae qvae amstelodami est”
.( Arsip Bidang Kepegawaian Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ). 16
Hasil wawancara dengan I Putu Gede Suwitha tanggal 24 November
2014 bertempat di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.
7
Ada suatu pengalaman yang membuat Suwitha merasa kawatir ketika
semua mahasiswa Indonesia yang ada di Belanda pulang karena hubungan
diplomatik Indonesia dan Belanda kurang harmonis.Parimartha malah berani
berangkat dan studi di Negeri Belanda hingga berhasil menyelesaikan
pendidikanya dengan baik.17
Itulah yang membuat Suwitha terkadang kagum
melihat semangat dan motivasi seorang Parimartha dalam belajar dan
mengembangkan minat dan bakatnya dalam bidang Ilmu Sejarah.
Ketika Suwitha sedang meyelesaikan program doktornya di Kajian
Budaya Unud, Suwitha memilih Parimartha sebagai promotornya dan
membimbingnya dalam meyelesaikan disertasinya. Suwitha melihat bahwa
pengalaman dan ilmu yang di miliki oleh Parimartha dapat membantunya dalam
meyelesaikan disertasinya.18
Suwitha mengetahui jika dia dibimbing oleh
Parimartha maka waktu yang diperlukan agak lama, sempat dia ditawari
pembimbing lain namun Suwitha memilih Parimartha sebagai promotor karena
dia tahu walaupun dia di bimbing memakan waktu yang lama tetapi hasilnya tentu
akan berguna baik dalam bidang akademis maupun non akademis.19
Peran, dedikasi, serta pengabdiannya di bidang ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang Ilmu Sejarah membuatnya diangkat sebagai Guru besar
dan memperoleh gelar Profesor dalam Bidang Ilmu Sejarah di Fakultas Sastra
17
Hasil wawancara dengan I Putu Gede Suwitha sama dengan di depan. 18
Parimartha merupakan promotor I Putu Gde Suwitha dalam
menyelesaikan studi S3 di Kajian Budaya Universitas Udayana dengan judul
disertasi: “Dinamika Masyarakat Bugis di Kabupaten Badung dan Kota
Denpasar”. Lihat Ringkasan Disertasi I Putu Gde Suwitha mengenai Dinamika
Masyarakat Bugis di Denpasar, p.iii. 19
Hasil wawancara dengan I Putu Gede Suwitha sama dengan di atas.
8
Universitas Udayana.20
Selain mengajar Parimartha juga mempunyai jiwa
kepemimpinan ini dibuktikan dengan diangkatnya Parimartha sebagai Ketua
Jurusan Program Studi Ilmu Sejarah fakultas Sastra Universitas Udayana periode
1988-1990.
Parimartha pernah menjadi ketua program Doktor (S3) Kajian Budaya
Program Pasca Sarjana Universitas Udayana periode 2004-200821
Atas
pengabdiannya sebagai tenaga pengajar di lingkungan Fakultas Sastra dan Budaya
Universitas Udayana dalam bidang Ilmu sejarah, pada tahun 2008 dia diangkat
sebagai dosen profesional dalam bidang Ilmu Sejarah.22
Sebagai seorang Guru
Besar dalam bidang Ilmu Sejarah Parimartha juga aktif menyumbangkan hasil
pemikiran nya dalam bentuk buku salah satu hasil karya pemikiran seorang Gde
Parimartha adalah buku yang berjudul Silang Pandang Desa Adat dan Dinas di
Bali, buku ini merupakan kumpulan tulisan Parimartha dari tahun 1980-an buku
ini membahas tentang masalah-masalah sosial, nilai dan sejarah di dalam desa
adat dan dinas yang ada di Bali. Parimartha menguraikan pemikirannya mengenai
dinamika desa adat dan dinas di Bali yang dilihat dari perspektif historis.
20
“Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No:
31285/A2.7/KP/2003” tentang pengangkatan sebagai Guru Besar dalam bidang
Ilmu Sejarah di Universitas Udayana. (Arsip Bidang Kepegawaian Fakultas Sastra
dan Budaya, Universitas Udayana ).
21
“Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana No:
17/J14/KP.02.18/2004 tentang pengangkatan menduduki jabatan sebagai Ketua
S3 Kajian Budaya Program PascaSarjana Universitas Udayana” (Arsip Bidang
Kepegawaian Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana). 22
“Surat Keputusan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
No:01656/2008” tentang pengangkatan sebagai tenaga pengajar profesional dalam
bidang Ilmu Sejarah di Universitas Udayana. Lihat juga lampiran A.11, Sertifikat
sebagai dosen professional dalam bidang Ilmu Sejarah. (Arsip Bidang
Kepegawaian Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ).
9
Buku ini mengungkap bagaimana dinamika desa adat, baik tentang asal-
usul munculnya, maupun eksistensi serta respon masyarakat terhadap keberadaan
desa adat sebagai organisasi sosial masyarakat Bali yang mengikat warganya
secara turun temurun. Dalam buku ini juga membahas bagaimana awalnya desa
adat dan dinas muncul dari sudut pandang sejarah dan apa saja manfaat yang
diberikan kepada masyarakat hingga sekarang.23
Buku ini dapat memberikan gambaran pada masyarakat yang ingin
mengetahui sejarah, perkembangan, dan fungsi desa adat dan dinas yang ada di
Bali. salah satu karya Parimartha ini memberikan gambaran mengenai struktur
sosial masyarakat Bali tentunya ini akan membantu tidak hanya bagi mahasiswa
sejarah tetapi juga masyarakat umum yang ingin mengetahui tentang
sejarah,perkembangan, dan fungsi Desa adat da Desa dinas yang ada di Pulau
Bali.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Parimartha
merupakan salah satu tokoh yang mendedikasikan dirinya dalam dunia
pendidikan di Indonesia khususnya di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Sastra
dan Budaya Universitas Udayana. Perjalanan hidupnya dari seorang anak petani
sederhana, berusaha mengejar cita-cita dengan mendedikasikan diri dalam dunia
pendidikan. Hal tersebut patut diabadikan dalam karya tulis sejarah, sebagai tanda
jasa dan sebagai suri tauladan bagi generasi berikutnya agar pendidikan
khususnya dalam memahami pentingnya pendidikan untuk bekal di masa depan.
23
I Gde Parimartha, Silang Pandang Desa Adat dan Dinas di Bali
,( Denpasar: Udayana University Press, 2013 ), pp. 3-7.
10
Pertimbangan itulah yang dijadikan dasar penulis, untuk melakukan
penelitian dan menulis mengenai riwayat hidup, dedikasi dan sumbangan
pemikiran Parimartha dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan Ilmu
sejarah. Mengingat masih sedikitnya calon sarjana atau sejarawan yang menulis
biografi maka penulis tertarik untuk menulis salah satu biografi mengenai salah
satu guru besar yang ada di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Budaya,
Universitas Udayana. Judul Penelitian yang dilakukan adalah “Biografi
Intelektual Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A. 1943- 2014”.
1.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penulisan.
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat diformulasikan
beberapa hal dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaiamana latar belakang kehidupan I Gde Parimartha dari masa
kecil, remaja, hingga dewasa.?
2. Bagaimana riwayat pendidikan dari I Gde Parimartha?
3. Apa saja sumbangan pemikiran I Gde Parimartha sebagai seorang
Guru Besar dalam bidang Ilmu Sejarah.?
Tahun 1943 dijadikan cakupan awal penulisan, karena pada tahun itu I
Gde Parimartha dilahirkan dan tahun 2014 dijadikan sebagai batas akhir penulisan
karena pada tahun tersebut dia sudah memasuki masa purnabakti sebagai seorang
pengajar di Universitas Udayana. Penulis juga ingin mengulas aktivitas apa saja
yang Parimartha lakukan setelah memasuki masa purnabakti.
11
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis mengenai penelitian tentang “Biografi
Intelektual Prof. Dr. I Gde Parimartha MA 1943-2014” adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui latar belakang kehidupan I Gde Parimartha dan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi pemikiran dan mental seorang I
Gde Parimartha.
2. Mengetahui riwayat pendidikan dari I Gde Parimartha dari seorang
anak petani sederhana, hingga berhasil dikukuhkan sebagai seorang
Guru Besar dalam bidang Ilmu Sejarah.
3. Mengetahui sumbangan pemikiran I Gde Parimartha, sebagai seorang
Guru besar dalam bidang Ilmu Sejarah di Fakultas Sastra Dan Budaya
Universitas Udayana untuk pendidikan Ilmu Sejarah khususnya di Bali
baik di lingkungan Universitas Udayana dan masyarakat Bali pada
umumnya.
Apabila tujuan tersebut tercapai maka hasil penelitian ini mempunyai
manfaat baik manfaat umum maupun khusus. Manfaat umum artinya hasil dari
penelitian ini dapat di gunakan oleh masyarakat luas seperti:
1. Menjadikan pengalaman dan keberhasilan seorang I Gde Parimartha
dari seorang anak petani kecil hingga mampu memperoleh gelar Guru
besar dalam bidang Ilmu Sejarah, sebagai sebuah inspirasi dan
motivasi untuk maju dan memajukan dunia pendidikan.
2. Mendapatkan informasi yang faktual mengenai sosok seorang I Gde
Parimartha.
12
3. Dapat dijadikan sebagai suri tauladan sebagai salah seorang tokoh
yang mendedikasikan dirinya dalam perkembangan dunia pendidikan.
Maksud dari manfaat khusus adalah hasil dari penelitian ini sangat berguna bagi
orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya dalam bidang Ilmu
Sejarah. Penelitian ini setidaknya dapat digunakan untuk:
1. Menumbuhkan minat mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu
Sejarah untuk memperdalam tentang tulisan biografi, mengingat
biografi merupakan salah satu karya tulis sejarah.
2. Memacu minat mahasiswa untuk menjadikan biografi sebagai
salah satu karya tulis ilmah untuk dijadikan sebagai tugas akhir,
mengingat masih sedikitnya mahasiswa khususnya mahasiswa
sejarah yang menulis tugas akhir berupa biografi.
3. Melengkapi substansi sejarah Indonesia.
1. 4 Tinjauan Pustaka
Sampai saat ini belum ada satu orang pun, baik sejarawan maupun calon
sejarawan yang menulis tentang biografi I Gde Parimartha. Dia juga tidak pernah
membuat memoar atau pun autobiografinya, sehingga sangat sulit untuk
mendapatkan data tertulis mengenai sosok seorang Parimartha. Walaupun
demikian ada beberapa penelitian yang penulis jadikan acuan dalam penulisan
biografi I Gde Parimartha.
Buku pertama adalah buku yang berjudul Menerobos Badai: Biografi
Intelektual Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus karya I Nyoman Wijaya. Pokok
13
permasalahan dalam buku ini adalah bagaimana perjuangan seorang I Gusti
Ngurah Bagus dari awal hingga memperoleh gelar Guru Besar pada bidang
Antropologi di Universitas Udayana. Buku ini menjabarkan bagaimana latar
belakang kehidupan sosial budaya Ngurah Bagus dari masa kecil hingga
memperoleh gelar Guru Besar dalam bidang Antropologi.
Buku ini juga menjabarkan apa saja karya-karya dan sumbangan
pemikirannya sebagai seorang intelektual dalam tiga puluh tiga bab. Buku biografi
intelektual karya I Nyoman Wijaya ini menggunakan metodologi biografi, aspek
sejarah kejiwaan tokoh, metologi sejarah intelektual dan metodologi interpretatif
yang menempatkan diri seolah olah berada di dalam situasi tokoh itu sehingga
mampu memproduksi emosinya, motivasinya, dan sikapnya serta persepsi dan
konsepsinya dalam menghadapi suatu peristiwa.24
Penulis buku ini mampu
menjabarkan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap tokohnya dan
tikungan tikungan yang menentukan jalan hidup selanjutnya dan membawa
perubahan penting terhadap tokoh tersebut.
Sebagai salah satu karya biografi intelektual, buku hasil karya I Nyoman
Wijaya relevan untuk dijadikan acuan. Wijaya menggambarkan kehidupan
seorang Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus secara sistematis, dan metodologi yang
digunakan menunjukan dia mampu membuat karya biografi yang baik dan ahli
dalam bidang ini. Dalam buku ini banyak digunakan istilah-istilah Ilmu Sosial,
oleh karena itu diperlukan juga pemahaman yang luas mengenai istilah-istilah
24
Nyoman Wijaya, Menerobos Badai:Biografi Intelektual Prof. Dr. I Gusti