1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Employee relations atau hubungan karyawan sangatlah penting bagi kemajuan perusahaan sebab, tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan kemajuannya hanya dengan fokus pada proses produksi dan pelayanan terhadap customer atau target market saja, melainkan dibutuhkan juga suatu perhatian yang lebih kepada karyawan dari perusahaan tersebut. Bahkan Watson Wyatt pun (dalam Argenti, 2010: 211) mengemukakan bahwa komunikasi karyawan yang efektif adalah indikator utama dari performa finansial. Selain menjadi indikator dari performa finansial, hubungan-hubungan antara perusahaan dengan karyawan juga menjadi salah satu faktor yang membuat seorang karyawan merasa puas atau tidak puas dalam pekerjaannya. Herzberg mengatakan faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut faktor- faktor pemeliharaan (maintenance) atau kesehatan (hygiene), yang meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, dan hubungan antarpribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan di tempat kerja (Pace & Faules, 2001 : 123). Peneliti juga telah menemukan beberapa hasil riset mengenai kepuasan kerja karyawan di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa pihak, salah satunya adalah Jobplanet (Jobplanet.com), sebuah platform komunitas online yang menampilkan informasi perusahaan dan lowongan kerja. Jobplanet menganalisis
14
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitianeprints.umm.ac.id/37055/2/jiptummpp-gdl-fidyanuril-50779-2-babi.pdf · Saat ini employee relations bukan lagi sebatas ... atas mampu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Employee relations atau hubungan karyawan sangatlah penting bagi
kemajuan perusahaan sebab, tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan tidak dapat
mempertahankan kemajuannya hanya dengan fokus pada proses produksi dan
pelayanan terhadap customer atau target market saja, melainkan dibutuhkan juga
suatu perhatian yang lebih kepada karyawan dari perusahaan tersebut. Bahkan
Watson Wyatt pun (dalam Argenti, 2010: 211) mengemukakan bahwa komunikasi
karyawan yang efektif adalah indikator utama dari performa finansial.
Selain menjadi indikator dari performa finansial, hubungan-hubungan
antara perusahaan dengan karyawan juga menjadi salah satu faktor yang membuat
seorang karyawan merasa puas atau tidak puas dalam pekerjaannya. Herzberg
mengatakan faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut faktor-
faktor pemeliharaan (maintenance) atau kesehatan (hygiene), yang meliputi gaji,
pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi,
dan hubungan antarpribadi dengan rekan kerja, atasan, dan bawahan di tempat
kerja (Pace & Faules, 2001 : 123).
Peneliti juga telah menemukan beberapa hasil riset mengenai kepuasan
kerja karyawan di Indonesia yang dilakukan oleh beberapa pihak, salah satunya
adalah Jobplanet (Jobplanet.com), sebuah platform komunitas online yang
menampilkan informasi perusahaan dan lowongan kerja. Jobplanet menganalisis
2
tingkat kepuasan karyawan yang termasuk dalam generasi milenial. Riset tersebut
dilakukan selama satu tahun, mulai dari September 2015 sampai September 2016.
Terdata sejumlah 86.950 orang yang ikut dalam riset ini.
Tabel 1.1 : Tabel Hasil Riset Tingkat Kepuasan Karyawan oleh Jobplanet
Sumber : http://blog.id.jobplanet.com/riset
Riset di atas diukur dari skala 1,0 hingga 5,0. Skala 1,0 berarti sangat tidak
puas, 3,0 berarti cukup puas, dan 5,0 sangat puas. Dari hasil riset yang dilakukan
oleh Jobplanet di atas, terdapat dua temuan yang dianggap menarik oleh peneliti.
Pertama, aspek manajemen mendapatkan poin paling kecil dalam mempengaruhi
kepuasan karyawan di Indonesia. Hal tersebut bisa terjadi salah satunya
dikarenakan kualitas hubungan antara karyawan dan pihak manajemen yang
belum cukup baik.
Sebuah hasil survei lain dari US Chief Corporate Communicator Opinion
on Practice and Trends (Goodman et al., 2009, dalam Welch, 2011, p.328) yang
peneliti temui dalam jurnal e-komunikasi milik Filemon Wijaya (2015)
mengatakan bahwa persoalan employee engagement sebagai salah satu diantara
tiga topik persoalan yang paling sering dihadapi perusahaan.
Temuan menarik kedua dari hasil riset tentang kepuasan karyawan di
Indonesia yang dilakukan oleh Jobplanet adalah karyawan dengan usia 21-25
3
tahun memiliki kepuasan paling tinggi pada pekerjaannya, secara umum maupun
pada setiap aspek. Kemas Antonius, Chief Product Officer Jobplanet menjelaskan
bahwa karyawan “junior” memang cenderung tidak memperhitungkan berbagai
aspek yang ada dalam pekerjaannya. Tujuan utama mereka bekerja adalah
mencari ilmu, keterampilan dan pengalaman. Kondisi inilah yang dapat
dimanfaatkan oleh pihak manajemen. Antusiasme yang dimiliki karyawan “fresh
graduate” tersebut berpotensi meningkatkan angka keterlibatan karyawan dalam
mencapai target dan tujuan perusahaan.
Pemaparan hasil riset dari beberapa pihak di atas menunjukkan betapa
pentingnya employee relations yang berkualitas bagi perusahaan juga karyawan
Tetapi, tentunya temuan-temuan di atas bukanlah suatu temuan yang statis.
Seiring dengan adanya globalisasi khususnya di bidang perindustrian, akan
semakin banyak perusahaan termasuk perusahaan di Indonesia yang peduli
dengan kondisi hubungan antara karyawan dengan pihak manajemen di atasnya.
Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar mampu
meningkatkan produktifitas serta kemajuan perusahaan, salah satunya dengan
melibatkan karyawan dan membuat karyawan merasa puas dan loyal.
Saat ini employee relations bukan lagi sebatas lingkup kerja divisi Human
Resource Development (HRD) saja, tetapi juga menjadi tanggungjawab dari
divisi kerja yang menjalankan fungsi public relations dalam perusahaan tersebut.
Perkembangan public relations dunia membuat fungsi public relations semakin
dipertimbangkan oleh suatu perusahaan. Salah satu divisi kerja atau departemen
yang menjalankan fungsi public relations dalam perusahaan adalah Corporate
Communication. Tidak hanya mengurusi hubungan kepada pihak luar, seperti para
4
pemegang saham, media maupun pemerintah, divisi Corporate Communication
juga turut membantu perusahaan untuk berhubungan lebih dekat dengan para
karyawan.
Walaupun sudah cukup dipertimbangkan perannya, namun posisi public
relations terlebih di Indonesia nyatanya masih belum menduduki posisi yang ideal
dan strategis di semua perusahaan. Beberapa perusahaan tidak menempatkan
public relations pada divisi yang dapat ikut andil dalam menentukan kebijakan.
Keadaan tersebut tidak membuat para insan humas Indonesia berarti tidak dapat
berkembang. Dengan dorongan berupa pertumbuhan industri public relations
secara global yang mencapai 7,4% di tahun 2016 (sumber:
www.holmesreport.com), industri public relations di Indonesia juga turut
berkembang dan berinovasi. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya
konsultan kehumasan, serta munculnya divisi kehumasan di berbagai perusahaan
yang didukung dengan munculnya berbagai ajang penghargaan bagi public
relations agency maupun bagi corporate public relations.
Indonesia Corporate Secretary & Communication Award (ICCA)
merupakan salah satu ajang apresiasi yang diberikan kepada Perusahaan Tbk. dan
Non Tbk. untuk “Swasta, BUMN dan BUMD” yang terbaik dalam kategori
Corporate Secretary dan Corporate Communication. Penghargaan ini
diselenggarakan oleh Majalah Economic Review, Ideku Group, Indonesia-Asia
Institute. Penilaian yang dilihat dalam ICCA ini adalah memilih perusahaan-
perusahaan yang mampu merencanakan, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi program komunikasi korporat secara strategis, dan mampu
membuktikan efektifitasnya.
5
Dengan adanya gelaran apresiasi-apresiasi seperti ICCA, tentu saja
semakin memotivasi perusahaan-perusahaan yang mendapatkan penghargaan
untuk mempertahankan prestasi dan meningkatkannya. Bagi perusahaan yang
terbilang baru dan memiliki semangat inovasi yang tinggi, ajang penghargaan
seperti ICCA mampu mendorongnya untuk berupaya mencapai penghargaan
tersebut.
Namun, pertanyaannya sekarang adalah apakah upaya-upaya yang
dilakukan oleh pelaku humas perusahaan dan adanya ajang apresiasi seperti di
atas mampu membuat publik perusahaan khususnya karyawan mau mencapai
target perusahaan secara bersama-sama dengan loyal? Dilansir dari situs
swa.co.id, hasil survei gaji 2015 yang dilakukan oleh Mercer Talent Consulting &
Information Solution, perusahaan konsultan SDM global yang menjadi mitra
SWA, tingkat turnover talent dari seluruh industri masih tinggi yakni 8,4%, dan
yang tertinggi terjadi di sektor perbankan, yakni 16%.
Country Business Leader Mercer Indonesia, Satya Radjasa mengatakan
bahwa pemicu karyawan pindah kerja paling besar adalah melihat retensi,
renumerasi dan jenjang karier yang jelas di perusahaan. Dengan mulai banyaknya
gen Y sudah bekerja, lanjut dia, perusahaan mesti jeli memenuhi tuntutan yang
berbeda dengan Gen X, seperti jenjang karier yang jelas, jam kerja yang fleksibel,
desain interior dan situasi kerja yang menarik.
Keberadaan gen Y dalam dunia kerja juga berdampak pada bagaimana
strategi perusahaan untuk menyusun suatu program komunikasi internal
khususnya employee communications. Jenjang karier yang jelas, jam kerja
6
fleksibel, desain interior perusahaan, dan situasi kerja yang menarik merupakan
serentetan tuntutan yang umumnya diinginkan oleh karyawan generasi milenial,
terlebih yang berada di bidang penyedia jasa.
Perusahaan pengembang komunikasi, sebagai salah satu perusahaan jasa
merupakan perusahaan yang cenderung memiliki tekanan kerja yang lebih tinggi,
banyaknya target serta pekerjaan yang diselesaikan membuat karyawan harus
berlama-lama di kantor atau harus di luar kantor untuk presentasi kepada klien.
Perusahaan jasa komunikasi yang skalanya sudah cukup besar biasanya
memberikan fasilitas-fasilitas yang menggiurkan bagi karyawannya agar “betah”
di kantor untuk bekerja. Mulai dari desain interior yang menarik, ruang bermain,
koneksi internet yang tinggi, hingga bonus-bonus tambahan jika mampu menarik
klien baru atau memperpanjang kontrak dengan klien. Berikut adalah beberapa
gambaran bagaimana perusahaan memberikan treatment-treatment agar karyawan
merasa senang mengerjakan pekerjaan yang sangat banyak ;
Gambar 1.1.a: Ruang Rapat yang Nyaman dan Makanan Gratis di Kantor Google Indonesia
Sumber: http://tekno.kompas.com
7
Gambar 1.1.b: Outfit Kerja yang Bebas Selama Tidak Dalam Acara Resmi
Sumber: http://life.idntimes.com
Gambar 1.1.c: Games Seru Dalam Acara Tahunan Fortune Indonesia