Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan salah satu aspek yang memiliki peranan penting dan memiliki kontribusi dalam meningkatkan perekonomian daerah maupun negara, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama sektor yang bergerak dalam industri makanan. Sektor hotel dan restoran adalah salah satu sektor yang amat penting bagi industri pariwisata, di mana sektor ini menurut Badan Statistik Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan terbesar ketiga dari keseluruhan industri di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah: Tabel 1.1 Data Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun 2009-2011 No. Sektor 2009 % 2010 % 2011 % 1. Pertambangan dan Penggalian 10,6 11,2 11,6 2. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikan 15,3 15,3 15,4 3. Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,3 13,7 13,9 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,8 0,8 0,8 5. Konstruksi 9,9 10,3 10,1 6. Industri Pengolahan 13,3 13,7 13,9 7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,3 6,5 6,4 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 7,2 7,2 7,2 9. Jasa-jasa 10,2 10,2 10,3 Jumlah PDB 100 100 100 Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)
15
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalahrepository.upi.edu/5090/4/S_MIK_0707597_Chapter1.pdf · masih terbuka lebar, terutama bila kendala-kendala pemasaran yang dihadapi pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sektor pariwisata merupakan salah satu aspek yang memiliki peranan
penting dan memiliki kontribusi dalam meningkatkan perekonomian daerah
maupun negara, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama sektor
yang bergerak dalam industri makanan. Sektor hotel dan restoran adalah salah
satu sektor yang amat penting bagi industri pariwisata, di mana sektor ini menurut
Badan Statistik Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan terbesar ketiga dari
keseluruhan industri di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 1.1
Data Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha di Indonesia Tahun 2009-2011
No. Sektor 2009
%
2010
%
2011
%
1. Pertambangan dan Penggalian 10,6 11,2 11,6
2. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikan 15,3 15,3 15,4
3. Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,3 13,7 13,9
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,8 0,8 0,8
5. Konstruksi 9,9 10,3 10,1
6. Industri Pengolahan 13,3 13,7 13,9
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,3 6,5 6,4
8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 7,2 7,2 7,2
9. Jasa-jasa 10,2 10,2 10,3
Jumlah PDB 100 100 100
Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)
2
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Sektor Hotel dan Restoran dalam data Data Domestik Bruto (PDB), seperti
terlihat pada tabel diatas menempati urutan kedua setelah sektor Pertanian,
Peternakan, kehutanan, dan Perikanan dengan pertumbuhan 13,3 % pada tahun
2009, 13,7 % pada tahun 2010 dan 13,9 % pada tahun 2011. Hal ini menunjukan
bahwa Industri Pariwisata, khususnya sektor Hotel dan Restoran selalu mengalami
Pertumbuhan setiap tahunnya dalam tiga tahun terakhir. Berikut ini adalah Tabel
Perkembangan Industri Jawa Barat 2009 – 2011 :
Tabel 1.2
Perkembangan Industri Jawa Barat 2009 - 2011
No. Unit Usaha 2009 2010 2011
1. IKM Unit 198.478 199.537 199.720
2. IB Unit 3.475 3.523 3.592
Total UU 201.953 203.060 203.312
No. Tenaga Kerja 2009 2010 2011
1. IKM Unit 2.280.375 2.291.053 2.294.825
2. IB Unit 1.914.235 1.925.618 1.926.460
Total TK 4.194.610 4.216.671 4.221.285
No. Investasi 2009 2010 2011
1. IKM Unit 9.871.646 10.106.017 10.206.094
2. IB Unit 181.245.978 187.825.324 202.323.542
Total Investasi 191.117.624 197.931.341 212.529.635
Sumber data : Dinas Sektor Indag dan PPTSP Kab/Kota (Diolah)
Ket : IKM : Inv < 10 M
IB : Inv > 10 M
3
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Dalam sektor industri pariwisata, produk makanan yang dihasilkan Usaha
Kecil dan Menengah banyak mempunyai kekhasan lokal, kompetitif, bergizi, dan
yang cukup dikenal oleh masyarakat serta memiliki konstribusi dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat. Berkembangnya produk-produk ini
berserta kekhasan dan variasinya dapat memberi kontribusi membuka lowongan
pekerjaan untuk masyarakat menengah kebawah. Produk olahan ikan adalah salah
satu, jenis industri kecil kreatif yang dapat berkembang dan memperkaya
keragaman jenis produk dalam industri pariwisata.
Ikan konsumsi merupakan jenis ikan yang ada di air laut maupun air tawar
yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan produksi. Dibawah ini merupakan
tabel rata – rata konsumsi kalori (Kkal) per kapita menurut kelompok makanan.
Tabel 1.3
Rata-rata Konsumsi Kalori (KKal) per Kapita Sehari
Menurut Kelompok Makanan 2008-2011
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) (2011).
Dalam tabel di atas rata – rata konsumsi kalori (Kkal) ikan tingkat nasional
per kapita sehari mengalami peningkatan secara keseluruhan dalam empat tahun
terakhir, meskipun adanya penurunan pada tahun 2008 sebesar (47.64) KKal
No. Komoditi 2008 2009 2010 2011
1 Padi-padian 968.48 939.99 927.05 919.1
2 Umbi-umbian 52.75 39.97 37.05 43.49
3 Ikan 47.64 43.52 45.34 47.83
4 Daging 38.6 35.72 41.14 44.71
5 Telur dan susu 53.6 51.59 56.2 55.97
6 Sayur-sayuran 45.46 38.95 38.72 37.4
7 Kacang-kacangan 60.58 55.94 56.19 54.17
8 Buah-Buahan 48.01 39.04 40.91 39.44
4
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
menjadi (43.52) Kkal di tahun 2009. Sedangkan dalam produksi hasil budidaya
perikanan di Jawa Barat yang tinggi ternyata belum dibarengi dengan tingkat
konsumsi ikan masyarakat provinsi tersebut. Padahal pasar terbesarnya
mengandalkan konsumsi di pasar domestik, hal itu membuat produksi perikanan
di Jawa barat yang melimpah. Hal ini menimbulkan kesulitan untuk mencari
pasar ke luar daerah terutama untuk ikan budidaya. Untuk pasar impor sendiri
permintaannya lebih banyak untuk ikan hasil tangkap laut.
Tingkat konsumsi ikan di Jawa barat hanya 16,9% per kapita per tahun
sementara standar nasional 30 kg per kapita per tahun. Berdasarkan data dari
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, konsumsi ikan tertinggi
diterapkan oleh penduduk di Indonesia Bagian Timur dimana mereka bisa
mencapai angka standar negara maju, yaitu 50 kg per kapita per tahun.
Berdasarkan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat,
masyarakat Jawa Barat memang banyak yang makan ikan tapi kebanyakan lebih
mengkonsumsi ikan asin, bukan makan ikan segar karena agak langka. Padahal
tingkat kesehatan masyarakat akan meningkat jika banyak mengonsumsi ikan
segar. Selain itu, tentu saja mendorong kegiatan perekonomian nelayan,
pembudidaya ikan, dan pelaku perikanannya lainnya. Menurutnya hasil perikanan
budi daya masih tergantung pasar lokal. Berbeda halnya dengan hasil tangkap laut
nelayan Jawa Barat yang bisa menembus pasar ekspor ke Negara Korea, China,
Vietnam, dan Amerika Serikat. Volume ekspor hasil perikanan Jawa Barat pada
triwulan I/2011 naik sekitar 14% dari periode yang sama tahun lalu dan mayoritas
merupakan komoditas hasil tangkapan laut. Dinas Perikanan dan Kelautan
5
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Provinsi Jawa Barat, (2011), di akses dalam http:// diskanlut. Jabar prov. go.id/
?mod= detilBerita&idMenuKiri =334&idBerita=89, tanggal 1 Agustus 2012.
Abon ikan adalah jenis makanan yang diawetkan yang terbuat dari ikan
laut yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan.
Menurut Suryani (2007) Abon ikan merupakan jenis makanan olahan ikan yang
diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang
dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya
simpan yang relatif lama. Karyono dan Wachid (1982) menyatakan, abon ikan
adalah produk olahan hasil perikanan yang dibuat dari daging ikan, melalui
kombinasi dari proses penggilingan, penggorengan, pengeringan dengan cara
menggoreng, serta penambahan bahan pembantu dan bahan penyedap terhadap
daging ikan. Seperti halnya produk abon yang terbuat dari abon ikan cocok
dikonsumsi sebagai pelengkap makan roti ataupun sebagai lauk pauk, di akses
dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20030/4/Chapter%20II.pdf,
tanggal 28 Juli 2012.
Menurut Suryani (2007) produk yang dihasilkan mempunyai bentuk
lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya awet yang relatif lama. Salah
satu tempat pengolahan ikan terdapat di Kecamatan Cisolok, Kabupaten
Sukabumi. Di wilayah ini terdapat usaha kecil yang memproduksi abon ikan.
Produksi abon ikan wilayah ini cukup potensial karena produk abon ikan yang
dihasilkan cukup diminati oleh konsumen, diakses dalam http://
repository.usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/20030/4/Chapter%20II.pdf, tanggal 28
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Ikan Nila merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki sumber protein
hewani, mudah didapat, harganya murah dan jumlahnya banyak. Hal ini dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.4
Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar Berdasarkan Kota dan
Kabupaten di Provinsi Jawa Barat 2010
No Kota/Kabupaten Produksi Ikan Nila (Ton)
Kab. Cianjur 20.600
Kota Tasikmalaya 1.771
Kab. Tasikmalaya 4.460
Kota Bogor 559
Kab. Bogor 1.826
Kota Cirebon 14
Kab. Cirebon 245
Kota Bandung 468
Kab. Bandung Barat 10.635
Kab. Purwakarta 23.831
Lainnya 22.714
Sumber : Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat, 2010 (diolah)
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa setiap kota yang berada di Jawa Barat
mempunyai produksi ikan nila yang sangat banyak jumlahnya. Kota Tasikmaya,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Purwakarta yang
merupakan sentra produksi ikan nila yang mencapai 1.771 ton sampai 23.831 ton
per tahunnya.
Daging ikan nila mengandung nutrisi tinggi yang berguna untuk
pertumbuhan dan ketahanan tubuh. Kandungan nutrisi pada ikan nila dapat dilihat
pada Tabel 1.5 di bawah ini :
7
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.5
Kandungan Nutrisi Pada Ikan Nila Dalam 100 gram
No Nutrisi Jumlah
1 Total kalori 128 Kcal
2 Protein 26 mg
3 Karbohidrat 0 gm
4 Total lemak 3 gm
5 Transfat 0 gm
6 Kolesterol 57 mg
7 Fiber 0 gm
8 Selenium 54.40 mcg (78% DV)
9 Vitamin B12 1.86 mcg (31% DV)
10 Niacin 4.74 mg (24% DV)
11 Fosfor 204.00 mg (20% DV)
12 Kalium 380mg (11%DV)
Sumber : data diolah 2012
Produksi ikan nila yang banyak dengan harga yang relatif murah
merupakan suatu keunggulan dibandingkan dengan harga daging sapi yang mahal,
Ikan Nila dapat dimanfaatkan menjadi alternatif pengganti daging sapi sebagai
bahan baku produk abon. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan
sehingga diperlukan penanganan yang cepat dalam proses pengolahannya.
Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air
dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk
berkembang biak. Pengolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan
orang mengkonsumsi ikan lebih banyak maka produk olahan ikan bisa
dimanfaakan dan salah satu produk olahannya yaitu abon ikan nila.
Usaha pembuatan abon ikan mempunyai dampak yang positif, baik bagi
pengusaha maupun masyarakat setempat. Bagi pengusaha, dampak ekonomis dari
usaha ini adalah akan meningkatkan pendapatan mereka. Usaha abon ikan
merupakan bisnis yang menguntungkan karena mempunyai peluang pasar yang
8
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
masih terbuka lebar, terutama bila kendala-kendala pemasaran yang dihadapi pada
saat ini bisa diatasi. Di samping itu, beroperasinya usaha abon ikan yang bersifat
padat karya akan membantu menyerap tenaga kerja bagi masyarakat setempat
sehingga akan membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Menurut Nur Syauqina Ahmad, (2012), diakses dalam http://inha-shakiynha.
blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html, tanggal 4 juli 2012.
Lebih jauh, peningkatan produksi abon ikan akan memberi peluang bagi
peningkatan pendapatan daerah setempat. Jika dikelola secara optimal (kendala-
kendala produksi, pemasaran dan keterbatasan modal kerja sudah teratasi), maka
produsen abon ikan pun berpeluang mengekspor produknya sehingga bisa
berkontribusi bagi penambahan cadangan devisa. Menurut Nur Syaukina Ahmad,
(2012), diakses dalam http://inha-shakiynha.blogspot.com/2012/03/v-behavior
urldefaultvmlo.html, tanggal 4 juli 2012.
Salah satu penyebab rendahnya konsumsi ikan adalah alasan
kepraktisan.Untuk menjawab tantangan tersebut, peningkatan ketersediaan produk
olahan berbasis ikan yang beragam menjadi kebutuhan mendesak. Selama ini,
pemasaran produk perikanan di Indonesia masih didominasi oleh primary product
dalam bentuk segar maupun beku. Umumnya nelayan dan pembudidaya terkesan
tidak mau repot dan langsung menjual hasilnya dalam bentuk segar. Padahal jika
sedikit mau berinovasi, hasil tangkapan tersebut bisa diolah terlebih dahulu
menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi selain juga dapat
memperpanjang umur ikan. Dibandingkan dengan sumber protein lainnya, ikan
mempunyai berbagai keunggulan diantaranya dari kandungan gizinya serta
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
sifatnya yang dapat diterima oleh semua agama. Menurut Direktorat Pemasaran
Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
(P2HP)-Kementerian Kelautan dan Perikanan, (2011), diakses dalam
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Menurut Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
(P2HP), pemasaran produk ritel modern bukanlah sekedar fasilitasi marketing
saja, namun yang lebih penting adalah mempersiapkan produk UKM siap
menghadapi tantangan isu sustainability. Isu sustainnability itu adalah harga
kompetitif, kemasan modern,volume produksi dan sistem distribusimengikuti
ritme ritel modern. Perkembangan ritel modern di Indonesia dari tahun ke tahun
kian marak, khususnya di daerah perkotaan. Format ritel modern ini muncul dan
berkembang seiring perkembangan perekonomian, teknologi dan gaya
hidupmasyarakat yang menuntut kenyamananyang lebih dalam berbelanja. Dan
tidak dapat dipungkiri, sebagian besar pendapatan keluarga menengah perkotaan
Indonesia mengalir ke ritel modern. Maka tidak perlu menunda pengembangan
produk olahan ikan. Harus dimulai dari sekarang, pengembangan produk untuk
menangkap peluang serta mengantisipasi serbuan impor sekaligus menjadi tuan di
negeri sendiri. Direktorat Pemasaran Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, (2011), diakses dalam http:// www.wpi.kkp.go.id/ wpcontent/ uploads/
2011/ 08/ WPIFebruari-2011.pdf, tanggal 4 juli 2012.
Jeruk limau atau purut (Citrus × hystrix DC.) merupakan tumbuhan perdu
yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap
masakan. Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kaffir lime, sementara
nama lainnya ma kruut (Thailand), krauch soeuch (Kamboja), 'khi 'hout (Laos),
shouk-pote (Burma), kabuyau, kulubut, kolobot (Filipina), dan truc (Vietnam).
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses dalam http://
id.wikipedia. org/wiki/Jeruk_purut, tanggal 4 Mei 2012.
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Daun jeruk purut, dipakai sebagai pengharum dalam masakan. Jeruk
rempah ini termasuk ke dalam subgenus Papeda, berbeda dengan jenis jeruk
pasaran lainnya, sehingga penampilannya mudah dikenali. Tumbuhannya
berbentuk pohon kecil (perdu). Rantingnya berduri. Daun berbentuk khas, seperti
dua helai yang tersusun vertikal akibat pelekukan tepinya yang ekstrem; tebal dan
permukaannya licin, agak berlapis malam. Daun muda dapat berwarna ungu yang
kuat. Buahnya kecil, biasanya tidak pernah berdiameter lebih daripada 2 cm,
membulat dengan tonjolan-tonjolan dan permukaan kulitnya kasar; kulit buah
tebal. Perbanyakan dilakukan dengan biji atau dengan pencangkokan. Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses dalam http://
id.wikipedia.org/ wiki/ Jeruk_purut, diakses tanggal 4 Mei 2012.
Dalam dunia boga Asia Tenggara, penggunaannya cukup sering dan rasa
sari buahnya yang masam biasanya digunakan sebagai penetral bau amis daging
atau ikan untuk mencegah rasa mual, seperti pada siomay. Ikan yang sudah
dibersihkan biasanya ditetesi perasan buahnya untuk mengurangi aroma amis.
Daun jeruk purut juga banyak dipakai, seperti saat potongannya dicampurkan
pada bumbu pecel atau juga gado-gado untuk mengharumkan.
Demikian pula dalam pembuatan rempeyek, potongan daunnya
dicampurkan pada adonan tepung yang kemudian digoreng. Di Negara Thailand,
daun jeruk purut sangat populer dalam masakannya. Tom yam dan Tom khaa, dua
makanan berkuah yang populer, menggunakannya. Menu dari Kamboja,
Semenanjung Malaya, Pulau Sumatra, Pulau Jawa, dan Pulau Bali juga
menggunakan daun jeruk purut sebagai pengharum masakan. Sebagai bumbu
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
masak, daun maupun buah jeruk purut sukar dicari penggantinya. Kulit jeruk nipis
dapat dipakai apabila terpaksa. Daunnya dapat dikeringkan untuk dipakai pada
waktu mendatang namun hanya bertahan kurang dari setahun. Cara pengawetan
lain yang lebih awet adalah dengan dibekukan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas, diakses dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk_purut,
diakses tanggal 4 Mei 2012.
Daun jeruk limau sudah umum digunakan dalam masakan, pemilihan daun
jeruk limau ini atas dasar daun jeruk limau sudah teruji manfaatnya, sehingga
cocok dipakai dalam produk abon ikan nila, karena mempunyai aroma yang
tajam dan rasa yang tidak pahit dibandingkan jeruk nipis yang kurang dalam segi
aroma dan rasa yang pahit apabila digunakan untuk abon ikan nila dan mudah di
dapat dipasaran dibandingkan jenis daun jeruk lain serta berfungsi untuk
mengurangi bau amis pada makanan yang berbahan dasar daging maupun ikan.
Dengan adanya bau anyir/amis pada ikan nila, atas dasar itulah, maka adanya
penambahan daun jeruk limau untuk mengurangi bau amis tersebut dan
memberikan aroma dan rasa yang berbeda pada abon ikan.
Dengan banyaknya pemanfaatan produk olahan ikan seperti dari jenis ikan
tuna dan tongkol yang dibuat abon ikan, Ikan nila memiliki harga jual yang relatif
murah untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Dalam membuka usaha
bisnis dari olahan jenis ikan ini tidak memerlukan modal yang besar dibandingkan
jenis ikan lain. Seperti tuna dan tongkol yang harganya lebih mahal dan cukup
sulit di dapat di pasaran, karena termasuk jenis ikan air laut dan kualitas
kesegarannya berbeda-beda karena dijual dalam keadaan sudah mati.
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
Daya penerimaan terhadap suatu makanan ditentukan oleh rangsangan
yang ditimbulkan oleh makanan melalui indera penglihatan, penciuman serta
perasa atau pencicip bahkan mungkin pendengar. Walaupun demikian faktor
utama yang akhirnya mempengaruhi daya penerimaan terhadap makanan yaitu
rangsangan cita rasa yang ditimbulkan oleh makanan itu. Oleh karena itu penting
sekali dilakukan penilain cita rasa untuk mengetahui daya penerimaan konsumen.
Berdasakan uraian diatas maka penulis mengambil judul penelitian yaitu :
”PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU
TERHADAP UJI DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN
NILA”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
identifikasi masalahnya yaitu sebagai berikut :
1. Seberapa besar dampak penambahan daun jeruk limau pada produk abon ikan
nila?
2. Berapa konsentrasi penambahan daun jeruk limau yang menghasilkan produk
abon ikan nila dengan kualitas terbaik menurut panelis?
3. Bagaimana penerimaan konsumen setelah diberi penambahan daun jeruk
limau pada abon ikan nila?
14
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui dampak penambahan konsentrasi daun jeruk limau pada
abon ikan nila.
2. Untuk mengetahui konsentrasi daun jeruk limau yang menghasilkan produk
abon ikan nila dengan kualitas terbaik menurut panelis.
3. Untuk mengetahui uji daya terima konsumen setelah diberi penambahan
konsentrasi daun jruk limau pada abon ikan nila.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai pangan hasil olahan
berbahan dasar ikan dan modifikasi produk abon ikan nila dengan penambahan
konsentrasi daun jeruk limau terhadap penerimaan konsumen.
1. Penelitian ini berguna untuk memperoleh data dan fakta mengenai dampak
penambahan daun jeruk limau terhadap abon ikan nila.
2. Mempraktekkan apa yang selama ini telah penulis dapatkan selama masa
perkuliahan dalam dunia nyata.
3. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai pangan hasil olahan
berbahan dasar ikan dan modifikasi produk abon ikan nila dengan
penambahan konsentrasi daun jeruk limau serta uji daya terima konsumen.
15
Ardi Sasmita, 2013 PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI DAUN JERUK LIMAU TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN PRODUKSI ABON IKAN NILA University in Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu
1.4.2 Kegunaan Teoritis
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pangan hasil olahan
berbahan dasar ikan. Pangan hasil olahan berbahan dasar ikan dilakukan
modifikasi produk kuliner pembuatan abon ikan nila dengan penambahan daun
jeruk limau dan mengenai uji daya terima konsumen.
1.4.3 Kegunaan Praktis
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
motivasi kepada para pengusaha. Para pengusaha itu adalah yang berkecimpung
dalam produk kreatif sebagai oleh - oleh khas wisata kota khususnya tentang