Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang terbentuk dari ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli pulau tersebut dan memiliki tradisi budaya yang berbeda-beda Sebagai bangsa yang besar, kita harus bangga karena negara kita memiliki banyak tradisi budaya yang masih tetap lestari hingga kini.Salah satunya yang sangat menarik untuk kita perbincangkan adalah tentang tradisi pernikahan.Tentunya kita mengetahui bahwa hampir setiap daerah di Indonesia memiliki tata cara yang berbeda dalam melangsungkan kegiatan pernikahan seperti adat pernikahan jawa tengah. Adat pernikahan Jawa Tengah yang pertama dilakukan adalah sebuah ritual nontoni. Ritual ini merupakan ritual yang biasa dilakukan oleh pihak pria sebelum proses perjodohan dilakukan di mana pihak pria atau wakilnya mendatangi wanita untuk menanyakan apakah sudah memiliki pilihan atau belum. Jika memang benar-benar cocok maka akan dilakukan ritual yang selanjutnya kemudian dilanjutkan dengan Ritual panembung. Secara umum kita mengenal ritual ini sebagai acara lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya ataupun mengirim sesepuh yang dipercaya dan juga beberapa orang sebagai saksi paningset. Ritual ini dilakukan untuk memberikan sesuatu dari pihak pria kepada pihak wanita sebagai ikatan dari upacara pernikahan yang akan dilaksanakan.dan masih banyak lagi ritual-ritual
13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

Oct 29, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah negara yang terbentuk dari ribuan pulau

yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli pulau tersebut

dan memiliki tradisi budaya yang berbeda-beda Sebagai bangsa yang

besar, kita harus bangga karena negara kita memiliki banyak tradisi

budaya yang masih tetap lestari hingga kini.Salah satunya yang sangat

menarik untuk kita perbincangkan adalah tentang tradisi

pernikahan.Tentunya kita mengetahui bahwa hampir setiap daerah di

Indonesia memiliki tata cara yang berbeda dalam melangsungkan kegiatan

pernikahan seperti adat pernikahan jawa tengah.

Adat pernikahan Jawa Tengah yang pertama dilakukan adalah

sebuah ritual nontoni. Ritual ini merupakan ritual yang biasa dilakukan

oleh pihak pria sebelum proses perjodohan dilakukan di mana pihak pria

atau wakilnya mendatangi wanita untuk menanyakan apakah sudah

memiliki pilihan atau belum. Jika memang benar-benar cocok maka akan

dilakukan ritual yang selanjutnya kemudian dilanjutkan dengan Ritual

panembung. Secara umum kita mengenal ritual ini sebagai acara

lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

ataupun mengirim sesepuh yang dipercaya dan juga beberapa orang

sebagai saksi paningset. Ritual ini dilakukan untuk memberikan sesuatu

dari pihak pria kepada pihak wanita sebagai ikatan dari upacara

pernikahan yang akan dilaksanakan.dan masih banyak lagi ritual-ritual

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

2

yang harus dilaksanakan masyarakat jawa dalam tradisi perkawinan jawa,

namun adat ini berbeda dengan masyarakat sasak Lombok,

Masyarakat Sasak sebelum melangsungkan pernikahan tidak

melalui ritual-ritual seperti yang di lakukan oleh masyarakat Jawa, tetapi

masyarakat Sasak yang mendiami pulau Lombok ada sebuah adat budaya

perkawinan yang disebut merariq.Dalam budaya suku sasak, perkawinan

sering disebut dengan merariq atau kawin lari. Kawin lari adalah sistem

adat pernikahan yang masih diterapkan di Lombok hingga saat ini

Merariq atau kawin lariadalah sebuah budaya perkawinan yang ada

pada suku sasak, bagi masyarakat sasak merariq berarti mempertahankan

harga diri dan menggambarkan sikap kejantanan seoarang laki-laki sasak

karena ia berhasil mengambil (melarikan) seorang pujaan hatinya

sementara pada sisi lain, bagi orang tua gadis yang dilarikan juga cendrung

resisten, kalo dikatakan menolak, untuk memberikan anaknya begitu saja

jika diminta secara biasa (konvensional). Hal ini dikerenakan mereka

beranggapan bahwa anak gadisnya adalah sesuatu yang berharga, jika

diminta secara biasa, maka dianggap seperti meminta barang yang tidak

berharga. Ada ungkapan yang biasa diucapkan dalam bahsa sasak ara’m

ngendeng anak manok baen (seperti meminta anak ayam saja). Jadi dalam

konteks ini, merariq dipahami sebagai sebuah cara untuk melakukan

prosesi pernikahan, di samping cara untuk menghindari konflik.

Prinsip dasar dari tradisi merariq suku sasak adalah kawin lari

dipahami dan diyakini sebagai bentuk kehormatan atas harkat dan

martabat keluarga perempuan. Atas dasar keyakinan ini, seorang gadis

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

3

yang dilarikan tidak sama sekali dianggap sebagai pelanggaran sepihak

tetapi justru dianggap sebagai prestasi keluarga perempuan. Seorang gadis

yang dilarikan merasa dianggap memiliki keistimewaan tertentu sehingga

menarik perhatian hati lelaki.Ada anggapan bahwa dengan dilarikan

berarti anak gadisnya memiliki nilai tawar ekonomis yang tinggi, sehingga

konsekuensinya keluarga perempuan merasa terhina jika perkawinan

gadisnya tidak dengan kawin lari.

Kawin lari juga dipahami sebagai superioritas lelaki, inferioritas

perempuan.Satu hal yang tak bisa dihindarkan dari sebuah kawin lari

adalah seseorang lelaki tampak sangat kuat, menguasai dan mampu

menjinakkan kondisi sosial psikologis calon istrinya. Terlepas apakah

dilakukan atas dasar suka sama suka dan telah direncanakan sebelumnya,

kawin lari memberikan legitimasi yang kuat atas superioritas lelaki. Pada

sisi lain menggambarkan sikap inferioritas, yakni ketidakberdayaan kaum

perempuan atas segala tindakan yang dialaminya. Kesemarakkan kawin

lari memperoleh kontribusi yang besar dari sikap-sikap yang muncul dari

kaum perempuan berupa rasa pasrah atau bahkan menikmati suasana

inferioritas tersebut. Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti

bagaimana sebenarnya perempuan dalam budaya merariq menurut analisa

gender.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yaitu

”Bagaimana analisa genderdalam budaya perkawinan merariq suku sasak

Lombok NTB?

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

4

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisa

gender dalam budaya perkawinan merariq suku sasak Lombok NTB.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan sosiologi terutama yang berkaitan dengan sosiologi

gender.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

informasi, masukan kepada pemerintah daerah, ketua adat dan

masyarakat terkait dengan budaya perkawinan merariq suku sasak

Lombok.

1.5 Definisi Konsep

1.5.1 Konsep Gender

Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan

dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab, dan perilaku yang

dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat dari

kelompok masyarakat yang dapat berubah menurut waktu serta

kondisi setempat.Tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh

tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat dari kelompok masyarakat

yang dapat berubah menurut waktu serta kondisi setempat.1

1 Muhammad Idrus, 2011, Gender dalam http://kajian.uii.ac.id/wp-

content/uploads/2011/06/GENDER.pdf di akses pada tanggal 2 april 2016. Pukul 15.30 wib.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

5

1.5.2 Analisa Gender.

Analisi gender adalah alat analisi untuk memahami realitas

sosial. Sebagai teori, tugas utama analisis gender adalah memberi

makna, konsepsi, konsepsi, asumsi, ideology dan praktik hubungan

baru antara kaum laki-laki dan perempuan serta implikasinya

terhadap kehidupan sosial yang lebih luas (sosial, ekonomi, politik

kultural), yang tidak dilihat oleh teori ataupun analisa sosial

lainnya. Dengan kata lain analisa gender merupakan kacamata baru

untuk menambah, melengkapi analisa sosial yang telah ada, dan

bukan menggantikannya.2

Analisa gender yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

penelitian ini menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan

perempuan yang dilihat dari aspek perbedaan pembagian peran

dan fungsi serta hak dan tanggung jawab antara laki-laki dan

perempuan yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat

istiadat yang ada pada masyarakat.

1.5.3 Budaya

Menurut Taylor (1985),ia mengemukakan kebudayaan

sebagai berikut: Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang

meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hokum, moral,

kebiasaan, kecakapan yang diperoleh oleh manusia sebagai

anggota masyarakat. Kebudayaan dipelihara oleh anggota

masyarakat untuk menangani berbagai masalah-masalah yang

2Fakih mansour, 2011.“Analisa Gender & transformasi Sosial”. Celeban Timur UH III/548

Yogyakarta: pustaka pelajar.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

6

timbul dan berbagai persoalan yang mereka hadapi Artinya seorang

anak manusia akan belajar bagaimana cara mengatasi sebuah

masalah dengan memperhatikan tindakan-tindakan yang dilakukan

oleh orang-orang disekitarnya.3

1.5.4 Perkawinan Merariq

Secara etimologi kata merariqdiambil dari kata

“lari”.Merarian berarti melai’an; melarikan. Kawin lari, adalah

sistem adat pernikahan yang masih diterapkan di Lombok.Kawin

lari dalam bahasa sasak disebut merariq.Secara terminologi,

merariq berasal dari bahasa sasak “berariq” yang artinya berlari

dan mengandung dua arti: pertama, lari. Ini adalah arti yang

sebenarnya.Kedua, keseluruhan pelaksanaan perkawinan menurut

adat sasak.Pelarian merupakan tindakan nyata untuk membebaskan

gadis dari ikatan orangtua serta keluarga.4

1.5.5. Suku Sasak.

Suku Sasak adalah kelompok masyarakat yang mendiami

pulau Lombok, suku sasak dikenal sebagai etnis terbesar yang

mendiami Pulau Lombok.Suku ini adalah etnis asli yang telah

mendiami Pulau Lombok selama berabad-abad.Ada pendapat yang

mengatakan bahwa masyarakat Suku Sasak berasal dari campuran

penduduk asli Lombok dengan pendatang dari Jawa tengah yang

dikenal dengan julukan Mataram. Konon, pada masa pemerintahan

3Taylor(1987) Landasan teori dalam http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2006-2-00920-JP-

bab%202.pdf di akses pada tanggal 21 maret 2016, pukul 23.09 wib.

4Zuhdi harfin, 2012. “praktik merariq wajah sosial masyarakat sasak”. NTB: Lembaga Pengajian

Publikasi Islam dan masyarakat lain mataram, hal:49.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

7

Raja Rakai Pikatan, banyak pendatang dari Jawa Tengah ke Pulau

Lombok kemudian banyak juga diantaranya yang melakukan

pernikahan dengan warga setempat sehingga menjadi masyarakat

suku sasak. Akan tetapi, menurut sejarah pada abad ke-16 Pulau

Lombok berada dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit.Hal ini

terbukti dengan diutusnya Maha Patih Gajah Mada untuk datang ke

Pulau Lombok.5

1.6 Metode Penelitian

Metode Penelitian Skripsi atau metode ilmiah merupakan

kegiatan penelitian guna memperoleh pengetahuan ilmiah atau ilmu, serta

informasi sesuai yang telah terumuskan dalam rumusan masalah atau

tujuan penelitian perlu desain dan rencana menyeluruh tentang urutan

kerja penelitian dalam suatu bentuk rumusan operasional metode dalam

suatu penelitian, dalam penelitian ini urutan kerja yang dipakai dimana

metode penelitian mengacu pada:

1.6.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan Penelitian yang peneliti lakukan menggunakan

pendekatan kualitatif.Peneliti dalam pandangan kualitatif berusaha

memahami peristiwa dan kaitan-kaitanya dalam situasi

tertentu.Kualitatif tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti

sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka.Penelitian

kualitatif memiliki ciri-ciri menyajikan data dalam bentuk narasi,

5 Editor,2014Kebudayaan Indonesia,dalam http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/987/suku-

sasak di akses pada tanggal 21 maret 2016, pukul 22.09 wib.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

8

deskriptif dari hasil wawancara, maupun observasi langsung

dilapangan.

1.6.2 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengunakan jenis penelitian

deskriptif.Metode deskriptif bertujuan menggambarkan secara

sistematik dan akurat fakta dan krakteristik mengenai populasi

satau mengenai bidang tertentu.Peneliti ini berusaha

menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan

semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari

penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun

mempelajari implikasi. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka.Hal ini disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.6

1.6.3 Lokasi penelitian

Sebagai tempat lokasi penelitian ini adalah Desa

Sukerare,Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

Dimana sebagian besar masyarakat sukerare, kecamatan jonggat

kebupaten Lombok tengah ini masih terikat dengan budaya

perkawinan merariq hingga saat ini.

1.6.4 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Perempuan dan laki-

laki yang telah terikat perkawinan dengan menggunakan budaya

6Sugiono.2014”memahami penelitian kualitatif”. Bandung: alfabeta, hal 1

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

9

perkawinan merariq, memiliki pendidikan di atas SMA, orang

tersebut yang dianggap yang memiliki pengetahuan tentang

perkawinan merariq, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga

akan memudahkan penelitian menjelajahi obyek/situasi sosial yang

diteliti.

1.6.5 Teknik penentuan subyek

Teknik penentuan subjek yang dilakukan peneliti adalah

menggunakan Purposive Sampling, teknik penentuan subjek

ini dengan pertimbangan tertentu. Dengan demikian ciri-ciri

penentuan subjek yang diambil yaitu:

1. Masyarakat suku sasak yang telah terikat perkawinan dengan

menggunakan budaya perkawinan merariq.

2. Masyarakat suku sasak yang memiliki pendidikan diatas

SMA.

3. Tokoh masyarakat Suku Sasak

1.6.6 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan

data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

standar data yang diterapkan.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya,

data dapat dikumpulkan pada seting alamiah (natural setting). Bila

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

10

dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

menggunakan sumber primer yaitu sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder

merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.7

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah wawancara dan dokumentasi.

a. Wawancara mendalam (Deep Interview)

Wawancara mendalam adalah percakapan dengan

maksud tertentu.Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu.8

Dalam proses wawancara ini ada beberapa pihak yang

menjadi narasumber dalam memperoleh data. Penulis memilih

narasumber yang berkaitan langsung dengan budaya

perkawinan merariqini.Metode yang telah dipilih oleh penulis

dalam penyusunan penelitian skripsi ini haruslah sesuai untuk

memperoleh jawaban atas permasalahan yang telah diangkat

sehingga dapat diselsaikan.Oleh karena itu maka penulisan

penelitian skripsi ini yang menjadi kajian penelitian adalah

perempuan yang telah terikat perkawinan merariq di desa

sukerare kenyamatan jonggat.

7Ibid , hal 62.

8Lexy.Meleong. J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

11

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi berupa informasi yang berupa foto-

foto perempuan suku sasak yang telah terikat dalam budaya

perkawinan merariq.Hal ini dapat menguatkan kebenaran data

yang dihasilkan.

1.6.7 Teknik Analisis Data

Berdasarkan penelitian ini teknik analisa data yang di

gunakan peneliti adalah teknik analisa data secara kualitatif,

yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai sumber informasi

dalam data kemudian digeneralisaikan. Analisa data merupakan

langkah terakhir sebelum didapatkan satu kesimpulan.Oleh

karena itu teknik analisa data diperlukan dalam penelitian guna

memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang objek

yang diteliti.Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah

metode kualitatif dengan analisa deskriptif.

Setelah data dianalisa dengan metode deskriptif kualitatif

selanjutnya akan membahas permasalahan sampai pada

penarikan kesimpulan. Dalam penulisan ini menggunakan

analisa kualitatif model interaktif yang dikemukakan oleh Miles

dan Hubermas melalui empat tahapan.

a. Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan

data yang diperoleh dari subyek penelitian yang ada

relevansinya dengan perumusan masalah dan tujuan

penelitian. Dalam pengumpulan data ini peneliti

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

12

mengumpulkan data yang terkait dengan judul penelitian.

Pengumpulan data pada penelitian kualitatif tidak memiliki

segmen atau waktu tersendiri, melainkan sepanjang

penelitian yang dilakukan proses pengumpulan data dapat

dilakukan.

b. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

perhatian pada penyederhanaan, keabstrakan dan

transformasi data awal yang muncul dari catatan

dilapangan. Peneliti mengedit data dengan cara memilih

bagian data untuk dikode, dipakai dan yang diringkas serta

dimasukkan dalam kategori yang diteliti. Reduksi data

dilakukan secara terus menerus selama penelitian

dilakukan.

c. Penyajian Data / Display Data

Sekumpulan data yang terorganisir sehingga dapat

memberi deskripsi menuji penarikan kesimpulan. Penyajian

data harus mempunyai relevansi yang kuat dengan

perumusan masalah secara keseluruhan dan disajikan secara

sistematis.

d. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian

penting dari kegiatan penelitian karena merupakan

kesimpulan dari penelitian. Proses penarikan kesimpulan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/44185/2/jiptummpp-gdl-nursasihni-47228-2-babi.pdf · lamaran.Di sini seorang pria dapat melakukan bersama orang tuanya

13

ini bermaksud untuk menganalisa, mencari makna dari data

yang ada sehingga dapat ditemukan permasalahan apa yang

ada dalam penelitian yang telah dilakukan

Gambar 1.1

Komponen-komponen Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman

Sumber: Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 183)

Pengumpulan Data Penyajian Data /

Display Data

PenarikanKesimpulan Reduksi Data