Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara ketiga perokok terbanyak didunia, setelah Negara China dan juga India. Perokok di Indonesia berjumlah 65 juta jiwa atau 27,6% per penduduk (225 miliar batang per tahun).Perokok di Indonesia pun semakin hari semakin bertambah, dari usia anak anak, remaja, dewasa dan orang tua. Dari kalangan remaja laki- laki sendiri berjumlah 24,1%, Sedangkan pada remaja perempuan 4,0% dari jumlah anak dan remaja yang ada di Indonesia 13,5%. Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di Indonesia 63%, dan perokok wanita 4,5% dari usia dewasa yang ada di Indonesia. Jika digabungkan perokok kalangan anak, remaja dan dewasa maka jumlah perokok di Indonesia sekitar 27,6% Arinya, Setiap 4 orang Indonesia<terdapat seorang perokok. (WHO, 2008). Mengutip data badan pusat statistic tahun 2005, Hakim Pohan mengatakan perokok pemula yang berusia 5-9 tahun meningkat tajam sebesar 400% dalam tempo tiga tahun(2001-2004). Demikian pula anak anak yang berusia 10-14 tahun dan 15-19 tahun yang mengalami peningkatan yang tinggi pada periode yang sama meski tidak sebesar 5-9 tahun (http://suarapembaharuan.com). Lebih jelas lagi, Aulia (2008) memaparkan bahwa total perokok di Indonesia berjumlah 62.800.000 orang yang terdiri dari 70% perokok yang mulai merokok sebelum 19
12

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

Mar 06, 2019

Download

Documents

truongnguyet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara ketiga perokok terbanyak didunia, setelah

Negara China dan juga India. Perokok di Indonesia berjumlah 65 juta jiwa atau

27,6% per penduduk (225 miliar batang per tahun).Perokok di Indonesia pun

semakin hari semakin bertambah, dari usia anak – anak, remaja, dewasa dan orang

tua. Dari kalangan remaja laki- laki sendiri berjumlah 24,1%, Sedangkan pada

remaja perempuan 4,0% dari jumlah anak dan remaja yang ada di Indonesia

13,5%. Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di Indonesia 63%, dan

perokok wanita 4,5% dari usia dewasa yang ada di Indonesia. Jika digabungkan

perokok kalangan anak, remaja dan dewasa maka jumlah perokok di Indonesia

sekitar 27,6% Arinya, Setiap 4 orang Indonesia<terdapat seorang perokok.

(WHO, 2008).

Mengutip data badan pusat statistic tahun 2005, Hakim Pohan mengatakan

perokok pemula yang berusia 5-9 tahun meningkat tajam sebesar 400% dalam

tempo tiga tahun(2001-2004). Demikian pula anak – anak yang berusia 10-14

tahun dan 15-19 tahun yang mengalami peningkatan yang tinggi pada periode

yang sama meski tidak sebesar 5-9 tahun (http://suarapembaharuan.com). Lebih

jelas lagi, Aulia (2008) memaparkan bahwa total perokok di Indonesia berjumlah

62.800.000 orang yang terdiri dari 70% perokok yang mulai merokok sebelum 19

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

2

tahun dan 12,77% yang sudah merokok sejak usia sekolah dasar atau tepatnya

sebanyak 8.019.560 anak.

Menurut data yang diperoleh (360, Metro TV) perokok di Indonesia

kebanyakan adalah laki-laki, 60% laki- laki di Indonesia perokok dan 40% sisanya

tidak merokok. Persebaran rokok bisa dijumpai di lingkungan sehari-hari seperti

di lingkungan keluarga. Keluarga adalah tempat pertama bagi anak-anak belajar,

anak akan meniru segala tingkah laku orang tua dan kakaknya, secara tidak

langsung rokok mulai dikenal di lingkungan anak-anak melalui orang tuanya yang

merokok. Akhir-akhir ini tak heran di Indonesia dijuluki negara Baby Smoker

karena digemparkanya kasus anak-anak usia dini yang sudah merokok.

Lebih parahnya lagi media sangat mendukung bagi persebaran rokok di

Indonesia. Mudah sekali kita jumpai iklan-iklan rokok disekitar tempat tinggal

kita, seperti di media masa, cetak, elektronik, pamflet dijalan-jalan maupun di

warung – warung sekitar tempat tinggal.

Sudah banyak usaha yang di lakukan pemerintah maupun fihak yang peduli

dengan kesehatan maupun lingkungan, sebagai contohnya pemerintah

mengadakan batasan umur bagi perokok di Indonesia yaitu 18 tahun keatas, dan

juga di bungkus rokok sudah ada himbauan “Merokok dapat menyebabkan

kanker, serangan jantung, impotensi dan janin “ . Selain itu di fasilitas umum juga

terdapat himbauan-himbauan dilarang merokok.

Namun usaha yang dilakukan pemerintah maupun fihak-fihak yang terkait

itu seakan menjadi tulisan dan gambar biasa saja. tidak terekam maupun tidak

menjadi efek mengurangi dan mencegah perokok di Indonesia. Maka penulis

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

3

berusaha membuat media untuk pencegahan rokok yang berbeda dan mudah

diakses oleh siapa saja dengan menggunakan gambar gerak berformat Graphics

Interchange Format atau disingkat (GIF).

Gambar gerak format (GIF) mempunyai beberapa keungulan dibanding

gambar himbauan rokok yang biasanya terpampang di televise maupun di tempat-

tempat umum yang sering kita jumpai. Gambar gerak format (GIF)awalnya

digunakan untuk mendesign di berbagai WEB yang ada selama ini, namun seiring

berkembangnya teknologi informasi gambar gerak berformat (GIF)sering kita

jumpai di berbagai alat komunikasi dan di berbagai fiture-fiture didalamnya,

seperti di layanan Blackberry massager (BBM),Twiteer,Facebook, line, whatapp,

dan fiture-fiture lainnya yang ada di hanphone, laptop, computer, i-pad, dan

gadged yang tersambung dilayanan internet maupun secara offline.

GIF memiliki kombinasi warna lebih sedikit dibanding JPEG, namun

mampu menyimpan grafis dengan latar belakang (background) transparan ataupun

dalam bentuk animasi sederhana.Gambar gerak berformat (GIF) mempunyai

keunggulan dibanding media gambar himbauan rokok yang sudah ada.

keunggulan itu adalah sebagai berikut : 1) Media gambar gerak (GIF) lebih

menarik secara visual ; 2) Mudah diakses oleh siapapun. 3) Media gambar (GIF)

media yang baru dan mempunyai penyampaian pesan yang efektif bagi

yangmelihatnya. 4) media yang mudah sekali menarik perhatian dengan gerak

yang lucu,Pupung Budi Purnama (2004) .

Setelah melakukan pengamatan terhadap siswa di SMA Kartika III-I

Banyubiru kelas XI-IPA-1,mayoritas siswanya belum pernah merokok hasil ini

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

4

berdasarkan pengamatan dan wawancara. Pada Mei 2013 penulis melakukan

penelitian pada siswa kelas XI-IPA-1 SMA Kartika III-I Banyubiru. Penulis

memilih secara acak siswa kelas XI yang berjumlah 30 siswa. Dan penulis

menyebarkan skala perilaku merokok :

Tabel 1.1 Prilaku Merokok

Kelas XI – IPA I SMA Kartika III-I Banyubiru

keterangan

RANGE

Frequenc

y Percent

1 29-31 9 30.0 %

2 32-33 5 16.7 %

3 34-36 9 30.0 %

4 37-39 7 23.3 %

Total 30 100. 0 %

Dari tabel 1.1 ,dapat dijelaskan bahwa 1 = Sangat tidak sesuai 2 =

Tidak sesuai, 3 = Sesuai, 4= Sangat sesuai, Sebagian besar siswa (30%) memiliki

perilaku merokok pada rendah , namun data pra penelitian pada kategori tabel 1.2

menunjukan : Sedang (16,7%). Bila dilakukan analisis perilaku merokok di kelas

XI IPA I SMA Kartika III-I rendah. Maka untuk memelihara agar tetap tidak

mengkonsumsi rokok upaya yang dilakukan untuk mencegah perilaku merokok

adalah dengan layanan bimbingan kelompok dengan menginformasikan akibat

buruk dari mengkonsumsi merokok.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

5

Bidang bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan melalui berbagai

jenis layanan. Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi,

layanan bimbingan belajar, layanan penempatan dan penyaluran, layanan

konseling individu, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok

dan layanan informasi. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan

kebiasaan belajarnya, serta berbagi aspek tujuan kegiatan belajar lainnya adalah

layanan bimbingan kelompok. Menurut Romlah (2001), bimbingan kelompok

merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan individu dalam situasi

kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah

pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.

Dalam SKB Mendikbud dan kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No.25

tahun 1993 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya pada pasal 1ayat 4 menjelaskan bahwa : Guru pembimbing adalah guru

yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam

kegiatan Bimbingan dan Konseling .

Guru pembimbing memiliki tugas khusus untuk memberikan pelayanan

Bimbingan dan Konseling kepada semua siswa. Hal ini sesuai dengan fungsi

pelayanan BK sebagaimana dikemukakan Prayitni dan Erman Amti (1999;197)

bahawa fungsi pelayanan BK meliputi; 1)fungsi pemahaman yang mencakup

pemahaman tentang diri siswa; 2)Fungsi pencegahan yang akan menghasilkan

tercegahnya atau terhindarnya siswa dari berbagai permasalahan yang mungkin

timbul; 3)Fungsi pengentasan yang akan menghasilkan terentasnya masalah yang

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

6

dialami siswa; 4)Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yang menghasilkan

terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi positif siswa dalam rangka

perkembangan diri. Tujuan dari layanan bimbingan kelompok adalah membantu

siswa memahami informasi yang didapat dan sebagai fungsi pencegahan agar

siswa tidak melakukan perilaku merokok.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak

(2010) dan Universitas Muhammadiyah (2009) mengenai dampak iklan rokok dan

yang disponsori oleh industri rokok terhadao aspek kognitif, afektif dam perilaku

merokok remaja, ditemukan data sebanyak 86,7% melihat iklan rokok diluar

ruangan sedangkan 99,7% melihat iklan rokok di televise. Dari data tersebut

bahawa iklan rokok sangat efektif untuk mempengaruhi seseorang untuk

mengkonsumsi rokok

Dalam Abi Muhlisin, Arum Pratiwi (2008) yang mekalukan penelitian

“Model pemecahan masalah melalui dinamika kelompok untuk meningkatkan

kesadaran diri dalam mengurangi keergantungan merokok pada remaja di

komonitas”. menunjukan hasil ;responden penelitian yang berusisa 12-15 tahun

ada 13 sebanyak 65%, 16 – 20 sebanyak 10% dari 20 remaja perokok, tingkat

pengetahuan remaja tentang dampak merokok 62% baik dan sissanya 7% buruk.

peserta Focus Group Discusion (FGD) dalam rangka pengkajian data pengalaman

merokok pada remaja. usia responden 15- 23 tahun, rata-rata usia responden 20

tahun.

Dalam Makki, Ahmad (2008) penelitian “Pengembangan video promosi

pencegahan perilaku merokok di kalangan siswa SMP PGRI 4 Malang” dengan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

7

subjek siswa SMP 4 PGRI Malang dengan pengumpulan data di lakukan dengan

angket yang di validasi kepada ahli materi, media dan audiens. Sedangkan materi

yang sidajikan digunakan angket pandangan seswa yang di uji cobakan melalui

pre-test dan post-test. Analisis yang digunakan untuk mengolah data hasil validasi

ahli media, materi dan audiens adalah prosentase,sedangkan untuk mengolah data

hasil pre-test dan post test siswa digunakan uji t. Dalam penelitian tersebut

diperoleh hasil pengembangan “Media video promosi memenuhi criteria valid

yakni dengan hasil uji media mencapai tingkat kevalidan 95%, ahli materi tingkat

92,5% dan audiens tingkat kevalidan 87,5% dengan prosentase rata-rata 91,7%

sedangkan untuk hasil belajar menunjukan terhitung tabel sehingga penguji

hipotesis rumus statisktik HO diyolak dan H1 diterima, karena ada perbedaan

antara sebelum dan sesudah menggunakan media video pembelajaran tentang

kesadaran siswa tentang perilaku merokok”

Dari kasus di atas penulis mempunyai gagasan untuk perlu

mengembangkan dan membuat sebuah media untuk “Pengembangan Model

Layanan Bimbingan Kelompok dengan Media Gambar Gerak Berformat (GIF)

Untuk Mencegah Perilaku Merokok Siswa Kelas XI-IPA-1 SMA Kartika III-I

Banyubiru”, yang nantinya melalui pengujian di bimbingan kelompok di SMA

Kartika III-I Banyubiru diharapkan masyarakat luas pada umumnya dapat

mengakses secara cepat dan terjangkau oleh semua kalangan dan dimanapun

melalui media elektronik seperti Handphone, Smartphone, I-phone, gadget

Maupun computer dan Laptop, melalui alat bantu Bluetooth, MMS, BBM,

Facebook, maupun media social lainnya.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

8

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemikiran yang tertulis pada latar belakang, Apakah layanan

Informasi berbantuan GIF dapat mencegah perilaku merokok untuk siswa kelas

XI-IPA-I SMA Kartika III-I Banyubiru ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan media gambar gerak

(GIF) untuk mencegah perilaku merokok melalui layanan Informasi siswa kelas

XI-IPA-I SMA Kartika III-I Banyubiru.

1.4. Spesifik Produk yang Diharapkan

1.4.1. Jenis produk

Jenis produk yang dikembangkan berupa media gambar gerak (GIF) utuk

mencegah perilaku merokok dikalangan remaja pada khususnya dan pada

masyarakat luas pada umumnya. Produk yang dihasilkan diharapkan memiliki

spesifikasi yaitu (1) mudah digunakan atau di akses (2) bisa digunakan siapa saja

(3) menarik (4) berguna untuk semua kalangan. Layanan Informasi yang

dilakukan untuk menguji dalam kelompok kecil.

1.4.2. Desain Bentuk dan Isi

1.4.2.1. Desain

Gambar gerak berformat (GIF)dirancang untuk mencegah perilaku

merokok, dengan gambar yang memiliki gerak yang menarik sehingga siswa

maupun masyarakat dapat mengerti dan takut untuk mengkonsumsi rokok.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

9

1.4.2.2. Isi produk

Gambar gerak berformat (GIF) berisi tentang bahaya mengkonsumsi rokok,

dan apa saja akibat jika seseorang mengkonsumsi rokok, dengan gambar gerak

yang lebih menarik serta mudah diakses oleh siapun, diharapkan gambar gerak

(GIF) dapat bermanfaat bagi siswa pada khususnya dan kalangan masyarakat pada

umumnya.

1.5. Pentingnya Pengembangan

Pengembangan media gambar gerak berformat (GIF) akan membawa manfaat

sebagai berikut:

1. Memberikan kemudahan siswa dalam memahami akibat dan dampak yang

ditimbulkan dari bahaya merokok.

2. Gambar gerak berformat (GIF) akan menjadi terobosan baru sebagai media

atau himbauan dampak dari pengkonsumsian rokok.

1.6. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1.6.1. Asumsi

Asumsi-asumsi penelitian pengembangan ini sebagai berikut:

1. Gambar gerak merupakan media penyampaian materi siswa SMA

Kartika III-I Banyubiru

2. Gambar gerak menyajikan informasi tentang dampak dari

pengkonsumsian rokok.

3. Gambar gerak membantu konselor dalam menyampaikan materi di

SMA Kartika III-I Banyubiru.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

10

1.6.2. Keterbatasan Pengembangan

Terdapat beberapa keterbatasan dalam pengembangan media gambar gerak

berformat (GIF)ini, yaitu:

1. pengujian yang digunakan adalah uji ahli, uji kelompok, dan uji kecil.

Pengujian masksimal sampai pada uji kelompk terbatas, oleh karena

itu diperlukan uji coba lanjutan.

2. penelitian ini hanya sampai tahap revisi produk operasional , sehingga

perlu ditindak lanjuti dengan diseminasi sampai tahap implementasi di

lapangan.

1.7. Definisi Istilah

Beberapa istilah teknis dalam penelitian ini yang perlu dikembangkan, antara

lain:

1.7.1. Pengembangan Media

Pengambangan media terdiri atas rangkaian kegiatan mendesain, menguji,

merevisi rancangan model, muali dari wujudtan yang berupa rancangan kasar

(draft) sampai pada wujudnya produk untuk ditetapkan dilapangan. Dalam

penelitian ini pengembangan media dimaksudkan adalah pembuatan media

gambar gerak gif untuk pencegahan perilaku merokok.

1.7.2. Layanan Informasi

Layanan informasi menurut W.S. Winkel dan M.M Sri Hastuti (2004)

yaitu suatu komponen dalam bimbingan dan konseling yang sekaligus menjadi

salah satu layanan bimbingan. Kompeonen ini mencakup usaha-usaha untuk

membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

11

hidupnya dan proses perkembangan remaja.Gambar gerak Graphics Interchange

Format (GIF)

Graphics Interchange Format (GIF) merupakan format grafis yang paling

sering digunakan untuk keperluan desain website. GIF memiliki kombinasi warna

lebih sedikit dibanding JPEG, namun mampu menyimpan grafis dengan latar

belakang (background) transparan ataupun dalam bentuk animasi sederhana.

GIF adalah format gambar asli yang dikompres dengan CompuServe.

Bitmap jenis ini mendukung 256 warna dan bitmap ini juga sangat popular dalam

internet. Format GIF hanya dapat menyimpan gambar dalam 8 bit dan hanya

mampu digunakan mode grayscale, bitmap, dan index color. Format ini

merupakan format standar Internet atau publikasi elektronik. Selain itu format ini

mendukung penggunaan multiple bitmap dalam satu file sehingga dapat

menghasilkan gambar animasi dan merekam penggunaan Transparency Masking.

1.8. Sistematika Penulisan

Bagian isi terdiri atas 5 bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, Rumusan masalah,

tujuan pengembangan, Spesifik produk yang diharapkan,pentingnya

pengembangan, Asumsi dan keterbatasan pengembangan , definisi istilah

dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teoretis, menjelaskan tentang bimbingan kelompok,

perilaku merokok, gambar gerak format (gif) .

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7426/1/T1_132009801_BAB I.pdf · Sedangkan pada usia remaja perokok laki-laki di

12

Bab III Metode Pengembangan, meliputi Model pengembangan, Prosedur

Pengembangan, ujicoba produk: ( desain, subjek, jenis data, teknik

analisis) .

Bab IV Hasil Pengembangan, memaparkan media pembelajaran yang

dihasilkan, kelebihan dan kekurangan, beserta pembahasannya.

Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran sebagai implikasi hasil

penelitian untuk perbaikan program selanjutnya.