1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena batu akik saat ini muncul, dan menjadi tren yang digandrungi setiap kalangan. Hampir setiap hari berbagai media massa seperti televisi, radio, koran, internet dan majalah membahas tentang batu akik. Pembahasan mulai harga, jenis, batu akik langka gencar diberitakan. Kondisi ini menjadikan banyak orang berpindah profesi menjadi pengrajin maupun penjual batu akik. Batu akik banyak ditemukan di Indonesia. Saat ini batu akik menjadi salah satu potensi besar yang dimiliki nusantara. Dengan meningkatnya jumlah penggemar batu akik, hal ini menunjukan bahwa batu akik menjadi suatu item yang populer, sehingga batu akik kini mampu menguasai pasar asesoris. Batu akik memiliki jenis yang beranekaragam seperti batu bacan, batu giok, batu kalimaya, batu pancawarna, batu sungai dareh, batu kecubung dan lain sebagainya. Setiap jenis batu akik memiliki harga yang bervariasi mulai dari kisaran puluhan ribu rupiah hingga mencapai ratusan juta rupiah. Keberadaan batu akik kini menjadi sorotan bagi masyarakat karena masyarakat mampu membaca peluang usaha yang ada dari keberadaan batu akik. Banyak masyarakat yang hanya berawal dari hobi mengoleksi batu akik sekarang membuka usaha batu akik karena usaha batu akik sangat menjanjikan. Industri kecil mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyokong perekonomian. Bahkan pada masa puncak krisis yang melanda Indonesia, banyak industri kecil yang mampu bertahan dalam situasi krisis tersebut. Kekuatan dari 1
34
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang file3. Industri kecil mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk setempat maupu daerah sekitar. Adapun aspek yang mempengaruhi usaha antara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena batu akik saat ini muncul, dan menjadi tren yang digandrungi
setiap kalangan. Hampir setiap hari berbagai media massa seperti televisi, radio,
koran, internet dan majalah membahas tentang batu akik. Pembahasan mulai
harga, jenis, batu akik langka gencar diberitakan. Kondisi ini menjadikan banyak
orang berpindah profesi menjadi pengrajin maupun penjual batu akik.
Batu akik banyak ditemukan di Indonesia. Saat ini batu akik menjadi salah
satu potensi besar yang dimiliki nusantara. Dengan meningkatnya jumlah
penggemar batu akik, hal ini menunjukan bahwa batu akik menjadi suatu item
yang populer, sehingga batu akik kini mampu menguasai pasar asesoris. Batu akik
memiliki jenis yang beranekaragam seperti batu bacan, batu giok, batu kalimaya,
batu pancawarna, batu sungai dareh, batu kecubung dan lain sebagainya. Setiap
jenis batu akik memiliki harga yang bervariasi mulai dari kisaran puluhan ribu
rupiah hingga mencapai ratusan juta rupiah. Keberadaan batu akik kini menjadi
sorotan bagi masyarakat karena masyarakat mampu membaca peluang usaha yang
ada dari keberadaan batu akik. Banyak masyarakat yang hanya berawal dari hobi
mengoleksi batu akik sekarang membuka usaha batu akik karena usaha batu akik
sangat menjanjikan.
Industri kecil mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyokong
perekonomian. Bahkan pada masa puncak krisis yang melanda Indonesia, banyak
industri kecil yang mampu bertahan dalam situasi krisis tersebut. Kekuatan dari
1
2
industri kecil yang mampu bertahan disebabkan karena industri kecil sangat
fleksibel dan sangat cepat merespon perubahan, selain itu kebanyakan bahan baku
dan sumber daya alam yang digunakan bersifat lokal.
Tetapi tidak semua industri kecil menggunakan bahan baku lokal, ada
beberapa diantaranya yang menggunakan bahan baku impor. Harga pokok
jumlahnya relatif sedikit karena sifatnya lokal sehingga industri tidak rentan
terhadap fluktuasi harga bahan baku impor. Bahkan bila harga bahan baku impor
mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing industri kecil tetap dapat
berproduksi.
Selain kekuatan industri kecil juga memiliki kelemahan-kelemahan.
Menurut Suryana (2001:85) kelemahan dalam industri kecil tersebut dapat
dikategorikan kedalam dua aspek :
1. Aspek kelemahan sruktural, yaitu kelemahan strukturnya, misalnya
kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan dalam
pengndalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan
teknologi, tenaga kerja masih lokal yang umumnya masih kurang atau
tidak memiliki ketrampilan.
2. Kelemahan kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan
lemahnya berbagai persyaratan guna memperoleh akses permodalan,
pemasaran dan bahan baku, seperti informasi mengenai peluang cara
memasarkan produk. Cara mendapatkan bahan baku yang baik, murah dan
mudah didapat, cara memperoleh fasilitas dan bantuan dari pengusaha
besar dalam menjalin hubungan kemitraan untuk memperoleh bantuan
3
modal dan pemasaran, serta tata cara mengembangkan produk baik desain
maupun kualitas.
Meskipun dari sebagian industri kecil memiliki kelemahan, tetapi dalam
kenyataannya industri kecil telah mampu menunjukkan diri sebagai penyedia
lapangan kerja. Menurut Y. Sri (1996:75) untuk mengatasi kelemahan diatas,
bentuk pengembangan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah, adalah : 1)
Program keterkaitan yang diharapkan dapat mendorong industri kecil terutama
dalam menanggulangi masalah pemasaran. 2) Menciptakan iklim usaha yang
konduktif bagi usaha kecil untuk akses terhadap pasar, akses permodalan dan
akses terhadap teknologi. 3) Peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu
dengan pelatihan untuk meningkatkan kewirausahaan.
Industri kecil dapat dikembangkan agar mampu berhasil dalam usahanya,
mengingat: 1. Industri kecil mampu memberikan lapangan kerja bagi penduduk
yang umumnya tidak bekerja penuh, 2. Industri kecil memberikan tambahan
pendapatan baik pendapatan bagi keluarganya sendiri maupun keluarga yang lain.
3. Industri kecil mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk
setempat maupu daerah sekitar. Adapun aspek yang mempengaruhi usaha antara
lain, besarnya modal yang dimiliki oleh para pengusaha. Semakin besar modal
yang digunakan untuk menjalankan usahanya, semakin besar pula tingkat
pendapatan yang diperolehnya. Aspek tingkat pendidikan yang dimiliki atau telah
diselesaikan 2 akan dapat mempengaruhi terhadap pendapatan para pengrajin,
semakin banyak jumlah tenaga kerja yang dimiliki semakin besar pula
kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang besar, begitu pula sebaliknya.
4
Untuk melanyani pesanan yang banyak harus memiliki jumlah tenaga kerja yang
banyak untuk dapat memenuhi pesanannya tersebut.
Pendapatan pada dasarnya merupakan ukuran berhasil atau tidaknya
dalam menjalankan usahanya. Memahami pengertian pendapatan adalah penting
sekali agar di dalam membuat laporan kuangan khususnya laporan rugi-laba tidak
mengalami kekeliruan yang mengakibatkan hasil analisis dari laporan tersebut
juga keliru. Pendapatan perusahaan ditunjukkan dengan aliran aktiva baru yang
masuk ke perusahaan dan konsumen atau pelanggan sebagai penukar produk
perusahaan baik berupa barang atau jasa. Menurut Zaki Baridwan (1994:30)
pengertian pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatau badan
usaha atau pelunasan hutangnya (atau kombinasi keduanya) selama satu periode
yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang. Penyerahan jasa atau dari
pelaksanaa kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
Pendapatan industri kecil merupakan sejumlah penghasilan yang diterima
dari usaha industri yang dijalankan dalam periode tertentu (satu bulan). Industi
kecil banyak dilakukan di daerah pedesaan, hal ini dilakukan karena pertimbangan
berbagai aspek, yaitu rendahnya upah tenaga kerja dan tersedianya bahan baku
yang mudah didapat. Aspek tersebut dapat menarik penduduk di pedesaan untuk
membuka usaha kecil baik sebagai usaha sampingan maupun usaha pokok.
Melihat latar belakang prindustrian Batu Akik dan potensi alam yang ada
di kota pacitan tersebut, Maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “
Fenomena Batu Akik sebagai upaya Menumbuhkan Perekonomian
Masyarakat Pedesaan di Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan”.
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengangkat permasalahan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh industri kecil Batu Akik di Kecamatan Donorojo
terhadap perekonomian masyarakat setempat?
2. Bagaimana peran pemerintah Kabupaten Pacitan melihat potensi alam yang
ada di Kecamatan Donorojo melalui aspek permodalan, kebijakan dan
publikasi?
1.3 Landasan Teori
Secara konseptual, teori merupakan informasi ilmiah yang diperoleh
dengan meningkatkan abstraksi pengertian-pengertian maupun hubungan-
hubungan pada proporsi. Konsep ini sudah tidak asing lagi bagi kalangan
akademisi (para cendekiawan dan peneliti), karena tugas para ilmuwan atau
cendekiawan adalah menjelaskan fenomena sosial secara rasional dan analitis
yang didasari dengan teori-teori tertentu. Fungsi teori yang sesungguhnya adalah
meramalkan, menjelaskan, dan menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa
yang lainnya.
Dalam hal ini nampaknya media massa berpengaruh dalam fenomena
sosial ini, kemudian seperti apakah pengaruh komunikasi media massa terhadap
masyarakat? Apak pemberitaan media massa mengenai batu akik benar-benar
menarik semua masyarakat untuk menggemarinya? Layaknya teori jarum
hipodermik yang memandang bahwa media memiliki kekuatan penuh dan
menganggap komunikan sebagai penerima pesan yang pasif dan secara pasti akan
terpengaruh oleh pemberitaan media. Atau apakah pemberitaan media sama sekali
tidak berpengaruh. Dengan menggunakan terori efek terbatas, penelitian ini akan
6
menyingkap pengaruh media massa mengenai fenomena batu akik terhadap
masyarakat.
Penelitian ini memfokuskan pada pembahasan fungsi teori yang
menjelaskan suatu fenomena massa. Lebih spesifik lagi penelitian ini membahas
suatu fenomena massa menggunakan salah satu teori komunikasi massa yaitu teori
efek terbatas media massa.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat serta memberikan
berguna bagi semua pihak antara lain :
1. Bagi Industri Kecil
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau
masukan bagi industri kecil lebih memperhatikan aspek-aspek yang mempunyai
pengaruh terhadap pendapatan.
2. Bagi Penulis
Untuk memperdalam pengetahuan dan untuk menerapkan ilmu yang telah
diperoleh di bangku kuliah dalam kehidupan.
3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat memperluas cakrawala berfikir pembaca terhadap fenomema
yang terjadi, dan menjadi inspirasi dalam upaya pengembangan perekonomian
masyarakat
BAB II
METODE PENELITIAN
7
2.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
2.1.1 Pendekatan Fenomenologi
Istilah fenomenologi digunakan untuk menandai suatu metode filsafat
yang ditentukan oleh Edmund Husserl. Menurut Leiter, Husserl berusaha
mengembangkan suatu fenomenologi transcendental, yang berbeda dengan
fenomenologi eksistensial. Kedua fenomenologi tersebut sama-sama memusatkan
perhatian pada soal kesadaran (consciousness).
Sumbangan pemikiran Husserl lainnya adalah konsepnya tentang natural
attitude. Konsep inilah yang menghubungkan filsafat fenomenologi dengan
sosiologi. Lewat konsep ini Husserl ingin mengemukakan bahwa Ego yang berada
dalam situasi tertentu biasanya menggunakan penalaran yang sifatnya praktis,
seperti dalam kehidupan sehari-hari. Natural attitude ini disebut juga
commonsense reality. Oleh Husserl, natural attitude ini dibedakan dengan
theoretical attitude dan mytical religious attitude. Dengan perbedaan ini Husserl
meletakkan salah satu ide pokok yang kemudian dikembangkan oleh Shutz yang
mengaitkan attitude dengan bisa tidaknya terjadi proses interaksi social.
Fenomenologi Secara ringkas bahwa pendekatan fenomenologi bertujuan
memperoleh interpretasi terhadap pemahaman manusia (subyek) atas fenomena
yang tampak dan makna dibalik yang tampak, yang mencul dalam kesadaran
manusia (subyek), untuk dapat mengetahui aspek subyektif tindakan orang dalam
kehidupan sehari-hari kita harus masuk kedalam dunia kesadaran (konseptual)
subyek yang diteliti.
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep
atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada
7
8
beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga
tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.
Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian
tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa
disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data
(subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana
peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
2.2 Kehadiran Peneliti
Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada hasil
pengamatan peneliti. Sehingga peran manusia sebagai instrumen penelitian
menjadi suatu keharusan. Bahkan, dalam penelitian kualitatif, posisi peneliti
menjadi instrumen kunci (the key instrument). Untuk itu, validitas dan reliabilitas
data kualitatif banyak tergantung pada ketrampilan metodologis, kepekaan, dan
integritas peneliti sendiri.
Untuk dapat memahami makna dan menafsirkan fenomena dan simbol-
simbol interaksi di lokasi penelitian dibutuhkan keterlibatan dan penghayatan
peneliti terhadap subjek penelitian di lapangan. Dengan keterlibatan dan
penghayatan tersebut peneliti memberikan judgement dalam menafsirkan makna
yang terkandung di dalamnya. Hal ini menjadi alasan lain kenapa peneliti harus
menjadi instrumen kunci penelitian.
Sebagai instrumen kunci, kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan
lebih memungkinkan untuk menemukan makna dan tafsiran dari subjek penelitian
9
dibandingkan dengan penggunaan alat nonhuman (seperti instrumen angket),
sebab dengan demikian peneliti dapat mengkonfirmasi dan mengadakan
pengecekan kembali pada subjek apabila informasinya kurang atau tidak sesuai
dengan tafsiran peneliti melalui pengecekan anggota (member checks).
Sebagai instrumen kunci, peneliti menyadari bahwa dirinya merupakan
perencana, pengumpul dan penganalisa data, sekaligus menjadi pelapor dari hasil
penelitiannya sendiri. Karenanya peneliti harus bisa menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi lapangan. Hubungan baik antara peneliti dan subjek penelitian
sebelum, selama maupun sesudah memasuki lapangan merupakan kunci utama
dalam keberhasilan pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat menjamin
kepercayaan dan saling pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan
membantu kelancaran proses penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat
diperoleh denga mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan
yang merugikan informan. Kehadiran dan keterlibatan peneliti dilapangan
diketahui secara terbuka oleh subjek penelitian
2.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan. Pada
penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Kecamatan Donorojo Kabupaten
Pacitan.
2.3.1 Kondisi Umum Lokasi
10
Kabupaten Pacitan merupakan bagian wilayah Provinsi Jawa Timur paling
selatan, yang berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. Terletak 276 km. bujur
timurSebelah barat daya kota Surabaya dengan letak geografis 405 lintang
selatan. Batas-batas wilayah kabupaten Pacitan 817dan 755 adalah:
Sebelah Utara Kabupaten Ponorogo, sebelah Barat Kabupaten Wonogiri (Provinsi
Jawa Tengah), Sebelah Selatan Samodera Indonesia, Sebelah Timur Kabupaten
Trenggalek, Wilayah Pacitan juga berdekatan dengan Yogyakarta, dengan jarak
tempuh 120 km. Kabupaten Pacitan merupakan daerah bergelombang, berbukit-
bukit dan bergunung-gunung dengan luas wilayah 1.389,87 km.
2.3.2 Kecamatan Donorojo
Kecamatan Donorojo terletak disebelah barat dari pusat kota Kabupaten
Pacitan dengan jarak 24 KM. Kecamatan Donorojo berbatasan dengan Propinsi
Jawa Tengah, geografis kecamatan Donorojo sebagian besar berupa bukit dan
gunung, dan pesisir pantai. Kecamatan Donorojo yan memiliki luas wilayah
109,09 Hektar. Yang terdiri 12 Desa, 110 RW dan 356 RT. Dengan Jumlah
Penduduk 39.357 jiwa dengan rincian jumlah penduduk laki - laki 19.641 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan 19.716 Jiwa. Jumlah Penduduk Kecamatan
Donorojo pada bulan Juni 2015 sebanyak 39..675 jiwa, dengan rincian jumlah
penduduk laki-laki 19.312 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 20.363 jiwa.
yang tersebar di 12 Desa Yaitu :
1. Desa Widoro
2. Desa Sawahan
3. Desa Kalak
4. Desa Sendang
11
5. Desa Klepu
6. Desa Gedompol
7. Desa Cemeng
8 Desa Gendaran
9. Desa Sukodono
10. Desa Sekar
11. Desa Donorojo
12. Desa Belah
Gambaran Umum Kecamatan Donorojo
Kondisi Geografis.;
Luas Wilayah Kecamatan Donorojo : 11088,7 Ha
- Tanah Tegal : 4.749 ,03 Ha
- Tanah Hutan : 5.075,95 ha
- Tanah Pekarangan : 5.075,98 ha
- Tanah Pemukiman : 195,10 Ha
- Tanah Fasilitas : -
- Sosial : -
2). Batas Wilayah
- Sebelah Utara : Kecamatan Karang Tengah
- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
- Sebelah Timur : Kecamatan Punung., Kecamatan Pringkuku
- Sebelah Barat : Kecamatan Giriwoyo, Kecamatan Giritontro ,
Kecamatan, Parang Gupito, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah
Geografi dan Topografi
12
Kecamatan Donorojo terletak pada 100 – 300 m dari permukaan laut Merupakan
dataran tinggi dan Pegunungan dengan curah hujan rata-rata 22 mm, sertasuhu
udara rata-rata 25-33 derajat Celsius.
Orbitasi Jarak antara Pusat Pemerintahan Desa dengan :
- Pusat Pemerintah Kecamatan : 25 Km
- Pusat Pemerintahan Kabupaten : 35 Km
- Pusat Peemerintahan Propinsi : 296 Km
- Pusat Pemerintahan Negara : 800 Km.
2.4 Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada.
2.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yang
dikumpulkan secara khusus untuk keperluan penelitian yang dilakukan. Dalam
penelitian ini data primernya adalah hasil survey dan wawancara terhadap
masyarakat.
2.4.2 Data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung untuk mempermudah dalam proses
penelitian. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah data dari pemerintah
setempat.
2.4.3 Data Pendukung
13
Data pendukung lainya adalah data yang diperoleh dari membaca buku-buku
literatur yang digunakan sebagai dasar untuk membuat landasan teori.
2.5 Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting
demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara
mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data
diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber
tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa