1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transportasi yang baik merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam menunjang perkembangan dan kelancaran aktivitas sosial ekonomi pada suatu kota, transportasi yang aman dan lancar, selain mencerminkan keteraturan kota juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk terkendalinya keseimbangan antara sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem kelembangan. Sistem transportasi kota merupakan satu kesatuan dari pada elemen-elemen, komponen-komponen yang saling mendukung dan bekerja sama dalam pengadaan transportasi yang melayani wilayah perkotaan. Komponen-komponen transportasi kota yang pertama, langsung bersangkutan dengan gerakan suatu benda dari suatu tempat ketempat lainnya secara alami atau buatan manusia. Kedua, benda dan jalur di mana benda tadi bergerak. Benda tadi ialah suatu yang harus digerakkan penumpang atau barang dan jalur gerak ialah lokasi dalam ruang di mana gerakan terjadi (Morlok, 1995 : 87). Komponen Utama Transportasi adalah Jalan, Terminal dan Sistem Pengoperasian. Dimana ketiganya terkait dalam memenuhi permintaan antara Transportasi yang berasal dari manusia dan barang. Dari ketiga komponen tersebut yang menjadi perhatian selain Jalan adalah Terminal. Terminal merupakan titik simpul dari berbagai sarana (moda) angkutan yang berfungsi sebagai titik perpindahan penumpang dari satu sarana angkutan ke sarana angkutan lainnya dan sebagai tempat pengaturan, pergerakan kendaraan maupun penumpang, dan merupakan titik awal maupun titik akhir perjalanan orang untuk melakukan perjalanan (Morlok, 1995 :87). Berdasarkan pasal I ayat 13 UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan. Jadi
12
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangrepository.unpas.ac.id/33126/3/01. BAB I.pdfyang melewati titik pengamatan pada hari kerja waktu pagi sampai sore hari. Penghitungan Volume Lalu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem transportasi yang baik merupakan salah satu kebutuhan yang
penting dalam menunjang perkembangan dan kelancaran aktivitas sosial ekonomi
pada suatu kota, transportasi yang aman dan lancar, selain mencerminkan
keteraturan kota juga mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota.
Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk terkendalinya
keseimbangan antara sistem kegiatan, sistem jaringan, dan sistem kelembangan.
Sistem transportasi kota merupakan satu kesatuan dari pada elemen-elemen,
komponen-komponen yang saling mendukung dan bekerja sama dalam pengadaan
transportasi yang melayani wilayah perkotaan. Komponen-komponen transportasi
kota yang pertama, langsung bersangkutan dengan gerakan suatu benda dari suatu
tempat ketempat lainnya secara alami atau buatan manusia. Kedua, benda dan
jalur di mana benda tadi bergerak. Benda tadi ialah suatu yang harus digerakkan
penumpang atau barang dan jalur gerak ialah lokasi dalam ruang di mana gerakan
terjadi (Morlok, 1995 : 87).
Komponen Utama Transportasi adalah Jalan, Terminal dan Sistem
Pengoperasian. Dimana ketiganya terkait dalam memenuhi permintaan antara
Transportasi yang berasal dari manusia dan barang. Dari ketiga komponen
tersebut yang menjadi perhatian selain Jalan adalah Terminal. Terminal
merupakan titik simpul dari berbagai sarana (moda) angkutan yang berfungsi
sebagai titik perpindahan penumpang dari satu sarana angkutan ke sarana
angkutan lainnya dan sebagai tempat pengaturan, pergerakan kendaraan maupun
penumpang, dan merupakan titik awal maupun titik akhir perjalanan orang untuk
melakukan perjalanan (Morlok, 1995 :87).
Berdasarkan pasal I ayat 13 UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan bahwa Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum
yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan
menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan. Jadi
2
penumpang angkutan umum bisa berpindah atau turun di Terminal bukan di tepi
Jalan yang membahayakan jiwa penumpang.
Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat Bina Sistem Prasarana
(Departemen Perhubungan,1996) fungsi terminal pada dasarnya dapat ditinjau
dari 3 (tiga) unsur yang terkait yaitu pertama fungsi terminal bagi penumpang
adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda
atau kendaraan ke moda yang lain, tempat tersedianya fasilitas-fasilitas dan
informasi (pelataran, teluk,ruang tunggu,papan informasi, toilet, kios-kios, loket,
fasilitas parkir dari kendaraan pribadi dan lain-lain). Kedua fungsi terminal bagi
pemerintah adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas, untuk menata
lalu lintas dan menghindari kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi dan
sebagai pengendali arus angkutan umum. Ketiga fungsi terminal bagi operator
angkutan umum adalah untuk pengaturan pelayanan operasi angkutan umum,
penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak angkutan umum dan
fasilitas pangkalan. Pada saat ini terminal Cileunyi belum memenuhi ke tiga unsur
fungsi terminal menurut Ditjen Penghubungan Darat.
Dalam RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2016-2036 rencana terminal
dengan mengacu pada kebijakan Provinsi Jawa Barat maka direncanakan
penyediaan Terminal Tipe A yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten
Bandung di Wilayah Kecamatan Cileunyi dan Soreang. Terminal Tipe A ini
merupakan Terminal yang melayani pergerakan antar kota (Wilayah Timur), baik
kota-kota di dalam Wilayah Provinsi Jawa Barat maupun kota-kota di luar
Wilayah Provinsi Jawa Barat;
Persoalannya jika Terminal tidak dilengkapi dengan Aparat Dinas
Perhubungan, Aparat Kepolisian, Sarana Parkir Bus yang luas, Fasilitas Umum
yang baik, seperti Toilet, Warung dan Ruang Tunggu, sehingga Terminal tersebut
di sebut Terminal Ilegal. Disebut juga sebagai Terminal Bayangan, seperti yang
ada di pinggir Ruas Jalan Sidangsari yang selalu mengganggu Arus Lalu Lintas
pengguna Jalan yang berdampak macet akibat adanya aktifitas yang dilakukan
operator Terminal Ilegal yang selalu melanggar dan mengabaikan aturan.
3
Hadirnya Terminal Bayangan di area Terminal Utama memberikan dampak
penurunan jumlah penumpang di Kawasan Terminal Cileunyi. Sebagian besar
penumpang menggunakan Terminal Bayangan sehingga Terminal Cileunyi
terlihat sepi. Keberadaannya kerap dikeluhkan karena menyebabkan kemacetan,
kemacetan terjadi dikarenakan hambatan samping oleh bus, mobil dan angkutan
umum yang menunggu dan menaikkan penumpang di sekitar Ruas Jalan. Ini
karena penumpang tidak ingin menaiki bus atau angkutan umum yang ada di
didalam Terminal. Seperti yang tampak di depan pintu keluar Tol Cileunyi sore
menjelang malam, terlihat bus-bus besar dalam dan luar Provinsi, termasuk mobil
jenis mini bus yang menggunakan plat hitam mengambil penumpang di Lokasi
Terminal Bayangan tersebut.
Oleh karena itu diperlukan adanya upaya penertiban keberadaan Terminal
Bayangan di Ruas Jalan Sidangsari Kabupaten Bandung agar dapat terciptanya
keamanan dan kenyamanan serta mutu kehidupan dan penghidupan para pekerja
dan juga mewujudkan kawasan yang sistem Transportasinya di tata secara lebih
baik sesuai dengan fungsinya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Bandung.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang di atas yaitu adanya kantong-kantong
penumpang di sekitar Terminal Bayangan Cileunyi sehingga penumpang lebih
memilih menunggu kedatangan bus di Terminal Bayangan Cileunyi dibandingkan
di Terminal Cileunyi sendiri, munculnya kegiatan-kegiatan informal di sekitar
Terminal Bayangan seperti PKL dan pertokoan dan juga angkutan umum yang
menaikan dan menurunkan penumpang bukan di Halte, banyaknya kendaraan
pribadi yang menunggu atau menjemput penumpang disekitar Terminal Bayangan
sehingga menimbulkan kemacetan pada Ruas Jalan Sindangsari.
Maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana
dampak keberadaan Terminal Bayangan terhadap Arus Lalu Lintas di Ruas Jalan
Sindangsari serta bagaimana arahan penyelesaian dari permasalahan yang ada?
4
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1. Tujuan
Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Dampak
Keberadaan Terminal Bayangan Terhadap Lalu Lintas di Ruas Jalan Sidangsari
Kabupaten Bandung.
1.3.2. Sasaran
Sasaran yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
1. Teridentifikasinya Tingkat Pelayanan di Ruas Jalan sekitar Terminal
Bayangan CIleunyi Kabupaten Bandung ;
2. Teridentifikasinya Dampak Terminal Bayangan Cileunyi Terhadap
Tingkat Pelayanan Jalan, dan ;
3. Arahan Penyelesaian Masalah Terhadap Keberadaan Terminal Bayangan
Cileunyi.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dalam penelitian ini terdiri dari Ruang Lingkup Wilayah
dan Ruang Lingkup Substansi, untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai
berikut :
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang Lingkup Wilayah Studi berlokasi di Kabupaten Bandung, Kecamatan
Cileunyi pada Ruas Jalan yang telah dibatasi yaitu Ruas Jalan Sindangsari atau di
Ruas Jalan Cileunyi Timur. Adapun batasan Ruas Jalannya yaitu :
1. Ruas Jalan Raya Jatinangor yaitu menghubungkan ke arah Kecamatan
Jatinangor Sumedang.
2. Ruas Jalan Raya Cipacing yaitu menghubungkan ke arah Rancaekek.
3. Ruas Jalan Raya percobaan menuju Ujung Berung.
4. Ruas Jalan Cileunyi Barat menuju Tol Cileunyi
5
Keempat Ruas Jalan ini yang akan digunakan untuk menghubungkan
Terminal Bayangan Cileunyi dengan Wilayah yang lebih luas yang dimanfaatkan
kendaraan untuk menuju Terminal Bayangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 1.1.
1.4.2. Ruang Lingkup Substansi
Ruang Lingkup Substansi dalam Kajian Dampak Terminal Bayangan
Terhadap Lalu Lintas di Ruas Jalan Sindangsari yaitu :
1. Mengidentifikasi kondisi eksisting yang ada :
Sistem Kegiatan (terdiri dari PKL, perdagangan dan jasa sekitar
Terminal Bayangan Cileunyi).
Sistem Pergerakan atau Volume Lalu Lintas (dari arah Ujung Berung
ke Tol Cileunyi dengan jarak 1 Km, dari Ujung Berung ke arah
Cicalengka dengan jarak 1 Km, serta ke arah Jatinangor dengan jarak
1 Km).
Sistem Jaringan : Geometrik Jalan dan Hirarki Jalan serta Kapasitas
Jaringan Jalan
2. Mengidentifikasi permasalahan
Titik Terminal
Kegiatan di sekitar Terminal Bayangan
3. Arahan penyelesaian masalah yaitu dengan Pendekatan Model Simulasi
dan Asumsi
6
7
1.5 Metode Pendekatan Studi
Metode Pendekatan Studi adalah suatu langkah yang digunakan untuk
mencapai tujuan dari suatu penelitian. Pendekatan ini menggunakan pendekatan
dari Aspek Transportasi untuk mengkaji Dampak Terminal Bayangan Cileunyi
Terhadap Ruas Jalan Sindangsari. Secara garis besar pendekatan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Studi dan dilakukan dengan
langkah sebagai berikut.
Mengidentifikasi kondisi eksisting Ruas Jalan Sindangsari.
Menentukan titik pengamatan, kemudian menghitung jumlah kendaraan
yang melewati titik pengamatan pada hari kerja waktu pagi sampai sore
hari. Penghitungan Volume Lalu Lintas ini dilakukan dengan metode
manual Traffic Counting. Titik pengamatan terletak diantara
persimpangan menuju Jatinangor-Tanjungsari, Rancaekek, Ujung Berung
dan Tol Cileunyi.
Mengelompokkan kendaraan berdasarkan jenis-jenis dan satuan
kendaraan (untuk mengetahui komposisi Lalu Lintas), serta menghitung
kepadatan Lalu Lintas smp/jam (untuk mengetahui nilai kepadatan