1 Bab I Pendahuluan 1.1 Identifikasi Naskah Identifikasi naskah Martabat Tujuh merupakan pengidentifikasian yang dilakukan terhadap wujud konkret naskah dengan melihat aspek-aspek kodikologi, yaitu ilmu yang khusus mempelajari bahan tulisan tangan, seluk-beluk semua aspek naskah, termasuk di dalamnya bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan penulisan naskah. Tujuan dari kodikologi ini adalah untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai proses pembuatan dan pemakaian naskah, termasuk di dalamnya orang- orang yang berkaitan dengan naskah. Dengan diperolehnya pengetahuan kodikologi ini diharapkan identifikasi sebuah naskah dapat tersedia secara jelas sehingga memaknai isi naskah menjadi lebih mudah dan setidaknya dapat mengurangi salah penafsiran makna isi kandungan naskah. Identifikasi yang dilakukan terhadap naskah Martabat Tujuh adalah mendeskripsikan segi fisik naskah dengan melihat hal-hal sebagai berikut. Pertama, hal-hal umum, seperti pengoleksi, nomor naskah, judul, penyalin, bahasa, dan penanggalan naskah. Kedua, bagian buku (naskah), seperti bahan, kondisi naskah, cap kertas, jumlah halaman, halaman pelindung, susunan kuras, ukuran halaman, sampul naskah, dan jumlah baris. Ketiga, hal-hal yang berkaitan dengan tulisan, seperti teks ditulis oleh berapa orang (jumlah penyalin), apakah ada koreksi, rubrikasi, dan hiasan. Keempat, hal-hal yang berhubungan dengan penjilidan, seperti bahan sampul, ukuran sampul, motif
64
Embed
Bab I Pendahuluan · PDF filePendahuluan 1.1 Identifikasi ... Ringkasan Isi Naskah “Martabat Tujuh” ini adalah naskah yang berisi tentang ajaran adanya Tuhan yang digambarkan dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Bab I
Pendahuluan
1.1 Identifikasi Naskah
Identifikasi naskah Martabat Tujuh merupakan
pengidentifikasian yang dilakukan terhadap wujud konkret naskah
dengan melihat aspek-aspek kodikologi, yaitu ilmu yang khusus
mempelajari bahan tulisan tangan, seluk-beluk semua aspek
naskah, termasuk di dalamnya bahan, umur, tempat penulisan,
dan perkiraan penulisan naskah. Tujuan dari kodikologi ini adalah
untuk mengetahui secara menyeluruh mengenai proses
pembuatan dan pemakaian naskah, termasuk di dalamnya orang-
orang yang berkaitan dengan naskah. Dengan diperolehnya
pengetahuan kodikologi ini diharapkan identifikasi sebuah naskah
dapat tersedia secara jelas sehingga memaknai isi naskah menjadi
lebih mudah dan setidaknya dapat mengurangi salah penafsiran
makna isi kandungan naskah.
Identifikasi yang dilakukan terhadap naskah Martabat
Tujuh adalah mendeskripsikan segi fisik naskah dengan melihat
hal-hal sebagai berikut. Pertama, hal-hal umum, seperti
pengoleksi, nomor naskah, judul, penyalin, bahasa, dan
penanggalan naskah. Kedua, bagian buku (naskah), seperti bahan,
kondisi naskah, cap kertas, jumlah halaman, halaman pelindung,
susunan kuras, ukuran halaman, sampul naskah, dan jumlah baris.
Ketiga, hal-hal yang berkaitan dengan tulisan, seperti teks ditulis
oleh berapa orang (jumlah penyalin), apakah ada koreksi,
rubrikasi, dan hiasan. Keempat, hal-hal yang berhubungan
dengan penjilidan, seperti bahan sampul, ukuran sampul, motif
2
dan warna sampul, cara penjilidan, dan pemotongan kertas.
Kelima, hal yang berkaitan dengan sejarah naskah, seperti kolofon,
kepemilikan, dan catatan lain yang terdapat di dalam naskah.
Salah satu naskah koleksi filologika yang terdapat di Balai
Pengelolaan Permuseuman Negeri Propinsi Jawa Barat “Sri
Baduga” dengan nomor inventarisasi naskah 07.07 yang dalam
daftar koleksi Filologika Balai Permuseuman Negeri Propinsi Jawa
Barat “Sri Baduga” berjudul Pelajaran Fiqih, yang merupakan
naskah tunggal (codex unicus). Setelah dibaca dan ditelaah isinya
naskah ini berisi tentang Martabat Tujuh, Doa-Doa, dan Primbon,
berdasarkan isi tersebut selanjutnya naskah ini diberi judul
Martabat Tujuh, karena sebagian besar isi naskah adalah
mengenai ajaran martabat tujuh atau emanasi Tuhan dalam
martabat tujuh, yaitu salah satu ajaran tasawuf yang menjelaskan
hakikat keberadaan Tuhan. Naskah ini berasal dari Majalengka
dan pemiliknya tidak diketahui, tidak ada keterangan lain yang
menjelaskan asal-usul naskah sebelum naskah ini disimpan di
Balai Pengelolaan Permuseuman Jawa Barat “Sri Baduga”.
Naskah yang berjudul Martabat Tujuh ini diawali dengan
beberapa doa istigfar yang dilanjutkan dengan cerita Abdullah dan
istrinya, Baginda Ali, serta Nabi Muhammad. Nabi Muhammad
memberikan pelajaran hidup dan doa yang dapat menghapuskan
segala dosa. Selain doa, penulis juga menambahkan mantra
(berupa primbon) dalam bahasa Jawa. Selanjutnya, dari halaman
delapan barulah dipaparkan mengenai ajaran martabat tujuh,
hakikat mengenai keberadaan Tuhan, melalui bagan yang
dikombinasikan dengan simbol-simbol berupa garis, lingkaran,
serta teks-teks yang mendukung makna dari simbol-simbol
tersebut. Bagan-bagan ini terdapat pada halaman 26 sampai 32,
serta halaman 36 sampai 39, pada halaman-halaman tersebut teks
naskah berilustrasi berbentuk diagram atau skema. Pada halaman
berikutnya dipaparkan penjelasan dari bagan-bagan tersebut,
diperkaya dengan doa-doa, bahkan berupa primbon dalam bahasa
Jawa.
Naskah ini teksnya berbentuk prosa, namun seperti sudah
dijelaskan di atas, sebagian teksnya ada yang ditulis dalam bentuk
3
diagram atau skema. Semua tulisan dan bagan ditulis dengan
tulisan yang kurang jelas karena terlalu rapat dan hurufnya kecil,
dengan menggunakan alat tulis berupa pena yang runcing serta
tintanya berwarna hitam. Kalau dilihat dari kerapihan dan
kerapatan tulisan, terdapat dua jenis tulisan, yaitu yang satu
hurufnya lebih besar, tebal, serta memakai tanda baca, dan
kerapatannya tidak terlalu rapat, jarak antarbaris sekitar 1 cm,
sedangkan yang satunya lagi hurufnya kecil, tipis, serta tidak
memakai tanda baca dengan kerapatan sangat padat, jarak
antarbaris sekitar 0,3-0,5 cm. Ada kemungkinan teks naskah ini
disalin oleh dua orang penyalin, karena karakteristik huruf yang
berbeda, seperti yang dijelaskan di atas.
Keadaan naskah sudah rusak, mulai mengkhawatirkan,
beberapa lembar sudah sobek dan tidak dapat dibaca lagi,
terutama di halaman akhir kertasnya sudah tidak utuh lagi. Bahan
naskah dari kertas tradisional berupa kertas saeh berwarna putih
kekuning-kuningan, sedangkan aksaranya berhuruf pegon (Arab-
Sunda atau Jawa) berbahasa Arab dan Jawa Cirebon, sebagian
huruf Arabnya gundul, tanpa ada pemarkah. Hampir semua teks
berbahasa Jawa Cirebon kecuali bagian berupa doa-doa yang
ditulis dalam bahasa Arab, begitu juga pada teks yang dibuat
bagan atau skema bahasanya beberapa kata atau istilah digunakan
bahasa Arab, sedangkan penjelasannya menggunakan bahasa
Jawa Cirebon.
Naskah ini berukuran 13,8 X 18,8 cm dengan ukuran
ruang tulisan 12,5 X 17,7 cm, tebal naskah/jumlah halaman 46
halaman. Jumlah baris per halaman antara 5 sampai dengan 22
baris per halaman, halaman awal 5 baris, sedangkan halaman
akhir 12 baris. Beberapa halaman yang jumlah barisnya cukup
banyak di antaranya, halaman 44 sebanyak 20 baris, halaman 35
sebanyak 22 baris, sementara halaman yang lainnya rata-rata 12-
15 baris.
Naskah sudah tidak terlihat kurasnya karena sudah sobek
dan tidak berjilid lagi. Bahkan beberapa lembar terutama bagian
luar sudah hampir lepas dari bagian bukunya. Sementara di
bagian pinggir beberapa halaman sobek dan melipat, selain itu ada
4
juga yang bagian tengahnya sobek-sobek dimakan rayap. Hampir
dipastikan beberapa tahun lagi naskah ini akan lapuk.
Di bagian awal naskah tertulis kolofon yang berbunyi,
“Kang kembara ki ngimpi ti rasul (.....) asta ki beukeul jaga wista
nuli nini apu-apu terah Nyimas Anggadita apu-apu terah ratu
dipati-pati apu-apu terah sulton anom sewarga apu-apu terah
Sultan Imam Mudabih Sultan Komarudin Hariri aja Caribon
ingkang rai Sultan Imam Mudabih Sultan Komarudin ingkang
jumeuneung iki ingkang jumeuneung iki. Taun 1249 wa Allahu
a‟lam”. Ini menjelaskan kepemilikan atau sejarah naskah pada
saat naskah ini ditulis atau disalin, yaitu dari keluarga raja Sultan
Komarudin Hariri yang merupakan Sultan Cirebon pada tahun
1249.
5
6
Bab II
Ringkasan Isi
Naskah “Martabat Tujuh” ini adalah naskah yang berisi
tentang ajaran adanya Tuhan yang digambarkan dalam tujuh sifat
atau tujuh martabat, yaitu martabat Ahadiyah, martabat Wahdah,
martabat Wahidiyah, martabat alam arwah, martabat alam misal,
martabat alam ajsam, dan martabat alam insan. Tiga martabat
yang pertama, Ahadiyah, Wahdah, dan Wahidiyah disebut juga
alam ilahiyah, sedangkan martabat alam arwah, martabat alam
misal, martabat alam ajsam, dan martabat alam insan disebut
muhdas, yang serba ada atau baharu.
Martabat tujuh dalam naskah ini dapat diartikan sebagai
hakikat keberadaan Allah yang terkandung dalam semua
kekuasaan dengan sifat-sifatnya. Ketujuh martabat ini bisa
dijelaskan sebagai berikut. Martabat Ahadiyah adalah martabat
yang pertama, yaitu wujud sunyi dari segala sifat dan bentuk
kaitannya, atau la ta‟yin (tidak nyata). Dalam naskah ini
dijelaskan bahwa martabat Ahadiyah adalah martabat Allah yang
berupa zat kodim ajali, masih bersifat belum nyata, semuanya
dalam keadaan gaib atau tidak nampak. Martabat ini menjelaskan
keberadaan Allah merupakan hakikat dari Muhammad. Martabat
yang kedua adalah martabat Wahdah, yaitu ta‟yin awal, hakikat
Muhammad yang merupakan pengetahuan Tuhan secara umum,
global, atau ijmal. Dalam naskah ini dijelaskan bahwa martabat
Wahdah merupakan penjelasan bahwa Allah telah memiliki wujud
yang berupa zat dada Muhammad, Allah ada dalam ilmu-Nya,
yang diibaratkan dengan dinding kayu. Martabat yang ketiga
7
adalah martabat Wahidiyah, yaitu ta‟yin sani yang merupakan
pengetahuan Tuhan yang terperinci atau tafsil tentang zat dan
sifat serta segenap yang ada lainnya. Dalam naskah ini dijelaskan
bahwa martabat Wahidiyah merupakan kehendak Allah yang
berupa zat dan sifat yang terkandung dalam asma-Nya.
Martabat keempat adalah martabat alam arwah, yaitu
alam yang sederhana tidak bersusun dari unsur-unsur dan tidak
bersifat materi. Martabat ini merupakan martabat yang
menyatakan kekuasaan Allah, kun payakun, untuk menciptakan
semua makhluk (manusia) yang diberi pancaindra dohir dan batin
berupa pikiran, karya, dan bicara. Alam arwah merupakan alam di
mana nyawa belum menerima nasib, nyawa masih merupakan
cahaya suci. Martabat kelima adalah martabat alam misal, yaitu
alam yang sudah tersusun dari unsur-unsur yang halus, tetapi
tidak akan mengalami cerai-berai, usang, atau rusak. Martabat ini
merupakan kehendak Allah untuk mengadakan rupa yang nyata
dalam wujud ilmu-Nya yang tersusun namun tidak beraturan dan
tidak akan rusak, inilah yang dimaksud dengan cahaya gaib. Alam
misal adalah alam segala rupa yang telah diisi dengan nyawa dan
mulai menerima nasib.
Martabat keenam adalah martabat Alam Ajsam, yaitu
alam yang tersusun dari unsur-unsur yang kasar dan dapat
mengalami perceraiberaian. Martabat ini merupakan kehendak
Allah yang diibaratkan susunan yang beraturan seperti bumi dan
langit, ketika nyawa selah bertemu dengan pancaindra zahir. Alam
Ajsam adalah alam segala tubuh, rupa tubuh sekalian insan, dan
rupa kalbu serta rohnya. Dan martabat ketujuh adalah martabat
alam insan, yaitu martabat yang menghimpun semua martabat
sebelumnya. Dalam naskah ini, martabat ini disebut juga martabat
alam insan kamil, yaitu martabat yang menyatakan kehendak dan
kekuasaan Allah yang sangat nyata berupa insan (manusia) suci
yang diberi nama Muhammad, atau manusia sempurna tempat
berkumpulnya keenam martabat sebelumnya yang disatukan
dengan pancaindra dohir dan batin. Alam insan adalah alam
segala manusia, yakni adanya manusia anak keturunan Adam.
8
Berdasarkan naskah ini, kata Allah terdiri dari empat
huruf dengan martabat-martabat-Nya. Keempat huruf itu adalah
sebagai berikut. Pertama, huruf alif merupakan hakikat Allah
dalam martabat alam arwah. Kedua, huruf lam yang merupakan
hakikat dari martabat Wahidiyah. Ketiga, huruf lam alif
merupakan hakikat dari martabat Wahdah. Dan keempat, huruf
ha yang merupakan hakikat dari martabat Ahadiyah, yaitu
kehendak dan kekuasaan Allah yang mencakup tujuh langit dan
tujuh bumi yang merupakan zat Allah semua.
Sementara itu, kata Muhammad juga berasal dari empat
huruf yang masing-masing mengandung makna sebagai berikut.
Pertama, huruf mim (yang pertama) dalam mu- mengandung
makna sukma, yaitu ingat akan zat kesempurnaan hidup yang
disebut zat. Kedua, huruf ha dalam –ham- mengandung makna
ingat akan aku yang merupakan kumpulan hidup yang disebut
sifat. Ketiga, huruf mim (yang kedua) dalam mmad- mengandung
makna ingat akan nama jati diri hidup yang disebut asma. Dan
keempat, huruf dal dalam –mmad mengandung arti ingat akan
nyawa untuk hidup yang disebut ap‟al.
Dalam ilmu tasawuf makhluk yang pertama sekali
diciptakan Allah SWT adalah nur Muhammad yang disebut juga
hakikat Muhammad atau roh Muhammad, setelah itu barulah
diciptakan alam yang lainnya. Konsep nur Muhammad ini ada
sehubungan dengan pencapaian manusia pada derajat insan kamil
(manusia sempurna), yaitu manusia yang sudah mencapai tingkat
tertinggi dari sifat kemanusiaannya atau manusia yang sudah
memiliki nur Muhammad. Insan kamil merupakan wahdatul
wujud (kesatuan wujud) antara manusia sebagai alkhaliq dengan
hakikat Yang Esa atau al-Haqq.
Untuk memperoleh nur Muhammad sebagai pencapaian
derajat insan kamil yang merupakan penampakan diri Tuhan ada
tiga tingkatan, yaitu Ahadiyah (satuan Tuhan), Hawiyah (kediaan
Tuhan), dan Aniyah (keakuan Tuhan). Pada tahap Ahadiyah,
Tuhan dengan kemutlakan-Nya baru keluar dari al-ama atau
kanzan makhfiyyah (kabut gelap tanpa nama dan sifat). Pada
tahap Hawiyah nama dan sifat Tuhan telah mulai menampakkan
9
diri. Pada tahap Aniyah, Tuhan menampakkan diri dengan nama-
nama dan sifat-sifat-Nya pada semua makhluk-Nya, namun
Tuhan menampakkan diri terbatas pada insan kamil.
Berdasarkan nama dan sifat-Nya Allah memiliki empat
sifat, yaitu sifat nafsiyah, sifat salbiyah, sifat ma‟ani, dan sifat
ma‟nawiyah. Sifat nafsiyah adalah sifat yang tetap ada pada Allah
(kekal) atau sifat yang berhubungan dengan zat Allah, yaitu wujud
(ada). Sifat salbiyah adalah sifat yang tidak sesuai atau tidak layak
terhadap perkara yang tidak pantas pada Allah, yaitu qidam, baqa,
mukhalapah li alhawadisi, qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyat.
Sifat ma‟ani adalah sifat yang menetapkan hukum atau sifat yang
wajib bagi Allah yang dapat digambarkan oleh pikiran manusia
untuk meyakinkan bahwa kebenarannya dapat dibuktikan dengan
pancaindra, yaitu sama‟ basar, kalam, qudrat, iradat, ilmu, dan
hayat. Sifat ma‟nawiyah adalah sifat yang tetap pada Allah atau
sifat yang berhubungan dengan sifat ma‟ani, yaitu sami‟an,
basiran, mutakaliman, qadiran, muridan, aliman, dan hayan.
Jadi, inilah yang dinamakan dengan Allah sebagai al-Haqq yang
patut disembah, yang terkandung dalam makna La ilaha illa Allah
(tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah).
Jika dikaitkan dengan tujuh martabat pada Allah, nama
dan sifat Allah dapat dipaparkan sebagai berikut. Martabat
Ahadiyah merupakan hakikat Allah yang bersifat hidup, Yang
Maha Hidup tergambar dalam badan kita. Martabat Wahdah
merupakan hakikat Allah yang bersifat ilmu dan aliman, Yang
Maha Mengetahui yang tergambar dalam hati kita. Martabat
Wahidiyah merupakan hakikat Allah yang bersifat iradat dan
muridan, Yang Maha Kersa yang tergambar pada nafsu dan
kehendak kita. Martabat alam arwah merupakan hakikat Allah
yang bersifat qudrat dan qaridan, Yang Maha Kuasa yang
tergambar dalam gerak anggota badan kita. Martabat alam misal
merupakan hakikat Allah yang bersifat sama dan sami‟an, Yang
Maha Mendengar yang tergambar dalam telinga kita. Martabat
alam ajsam merupakan hakikat Allah yang bersifat basor dan
basiran, Yang Maha Melihat yang tertanam dalam mata kita. Dan
martabat alam insan kamil merupakan hakikat Allah yang bersifat
10
kalam dan mutakaliman, Yang Maha Berkata melalui firman-Nya
yang tergambar dalam lidah kita. Ketujuh martabat ini terdapat
dalam sifat ma‟ani dan sifat ma‟nawiyah.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa naskah ini
selain berisi ajaran martabat tujuh, penulis menambahkan doa-
doa yang sering dibaca oleh Rasulullah dan para wali, di antaranya
doa yang dibaca oleh Sunan Ampel, Sunan Giri, dan Sunan
Kalijaga. Selain itu, ditulis juga beberapa mantra atau primbon
dalam bahasa Jawa, di antaranya, mantra untuk anjala, mantra
untuk menaklukkan hati perempuan, mantra ketika mendapatkan
kesusahan atau masalah, dan sebagainya. Doa-doa dan mantra-
mantra ini, dijelaskan juga cara dan waktu pembacaannya, begitu
juga khasiat-khasiatnya.
Sepertinya naskah ini memiliki nilai fungsi sosial pada
masyarakat pemiliknya sebagai naskah yang dipakai dalam
mempelajari ajaran ilmu tasawuf, atau kemungkinan sebagai
sarana untuk menyampaikan ajaran ilmu mistik, dan emanasi
Tuhan dalam martabat tujuh. Naskah ini menarik untuk dipelajari
jika kita ingin mencapai kesempurnaan hidup sebagai makhluk
insan kamil, manusia yang sempurna, seperti yang dipelajari oleh
para sufi.
Dalam Ensiklopedia Islam, dijelaskan bahwa manusia
(sufi) akan dapat mencapai derajat insan kamil dengan melakukan
taraqqi (usaha kecil) melalui tiga tahap, yaitu (1) bidayah (sufi
disinari oleh nama-nama Tuhan), (2) tawassut (sufi disinari oleh
sifat-sifat Tuhan), dan (3) khitam (sufi disinari zat Tuhan sehingga
Tuhan bertajali dengannya). Pada tahap terakhir inilah sufi
memperoleh nur Muhammad menjadi insan kamil.
11
Bab III
Transliterasi dan Terjemahan
3.1 Trasliterasi
//..... /1/Kang kembara ngimpi ti rosul (.....) asta beukeul
naning niat iku orana anduweni karep kawula déning wus murid
dadi sirna kareping kawula anging sih anging lulut iro kawula,
anapon sampurnaning takbir iku ora anduweni tingal (...) kawula
iku sabab weus kawiyahan/22/ déning sifat basir dadi sirna tingali
ing kawula anging eusih iro kang anjaténi, anapon sampurnaning
sahadat ora anduweni pangucap kawula ikuh déning wus
kawiwihan déning sifat kalam dadi sirna pangucap ing kawula
anging iné iku tilik ing pangéran, anapon sampurnaning sahadat
iku orana patiné waluya maring jatiné iku dadi sirna uripé
kawiwihan déning sifat dadi sadaya uripé kawula, anapon
sampurnaning urip iku dadi lampah yén piryan sifating roh idopi
ing dattullah mananing sampurnaning datullah kawula tegesé
tisun isun wujud tunggal, tunggaling wujud sampurna aja malih.
Punika masalah dén sami angaweruhi mulané dadi alam
iku kabéh wiyosé saking karsaning kang purba kang
andadekakeun Pangéran Ampél deunte sastera ingkang/23/ puluh
22
ikuh ana ing Nabiyullah ingkang barkah Pangéran Ampél deunta
lan Pangéran Kalijaga dén sami waspada ing tawuh ing na nokot
amanjingakeun ing pangaweruh ikuh euba euta. Maring kang
dineudekateun déning Allah barmula tegesé orana kéhétan
wiwilangan ing dadi neeu dadi langit. Euba séréngéngé euna, dadi
rambut eusta, dadi lintang euja, dadi méga euhe, dadi ujan eupa,
dadi angin euda, dadi gunung eudza, kakayu ingkang sarwa nelah-
nelah eula, dadi bangawan euza, dadi enok endah ésa, nyawa ésa
dadi ésa dadi napsu/24/ eudo dadi geuni eudo dadi asreup eudo,
dadi rahina eupa dadi rasa geuniné eudo eukap dadi watu, eupa
weusi eula, dadi urung ing banyu eumim, dadi cahya euwaning
euna dadi padang wawu, dadi sarwaka weulipit eja, dadi gelap lan
ora alawas-alimima agampang mintul. Wallahu‟alam.
Punika doa anjala, Bismillah nini kuru nyinyi aki kuru
nyinyi angaing ménta ngakasan dititah ku batara sang keuna
larang nu aya di nagara di Panggarangan. Batara sangkulan dara
ngiang ménta cocoowan sia hayam nitik bulu hiris sang rayak-
rayak réa anak sika kulawu abu-abu tut seuri bangbang kuning.
Batara ari teka ing sangkulan seuri nu aya di cai. Ngiang ménta
hayam nitik bulu hiris sang rayak-rayak anaknya sika kulawu abu-
abu tut seuri bangbang kuning./25/
23
Huwa
Ahadiyah
Asiq
Léngné martabat sifat kodim ajali abadi maka ing aranan maklumah suun datiyah ing aranan hakikat Muhammadiyah lan ing aranan naktu gaib lan ing aranan hurup kang mahalur.
Martabat dat qadim ajali abadi. Léngné istip huma na ikuh sipating ahadiyah pangéran asik kang ambidekakeun.
Léngné ahadiyah iku martabat ing Allah taala lan ing aranan katayun tegesé orana nyatané lan ing aranan goibal kuyub lan ing aranan imahuwiyah lan ing aranan (....) tegesé jatining Allah taala lan ing aranan datul bahti tegesé dat kang sawakcané mapan durung ana sawiji nyata mengku ora keuna ing ucapakeun kidam bako lan lian pon durung nyata lan orana anduga ngangaling para waliyullah karana orana martabat malih ing kang saduhuring martabat ahadiyah./26/
24
Wahadiyah Allah
Ma’suq Wahdah
Barhuma
Léngné martabat wahidiyah
iku ngibarat Allah taala
angandikané ing daté lan
sipaté lan ing asmané déwéké
lan angandikan ing sakéhé
kang maujud dat atas dada
lan munpasor tegesé weus
dén pisahakeun satengahé
saking satengahé maklumat
ikilah kaya bumi langit tatapi
durung lahir ikilah dat ana
déwéké
Léngné martabat wahdah
iku ibarat Allah taala
angandikané ing déwéké
karana déwéké lan
angandikané ing sakéhé
kang maujud dat atas dada
lan Muhammad tegesé
durung dén pisahakeun
satengahé saking
satengahé karana maksih
umpetan ing dalem
ilmuning Allah taala kaya
upamané dinding kayu
dadi kang dongé lan pangé
sadurungé tuwuh ikilah
maksih umpetaning
wiji./27/
Allah
Muhammad
Mu’min
Léngné asma
Allah nyata ing
asma
Muhammad
insan kamil.
Léngné Allah
taala ikilah
angliputi ing
hurip-huriping
makhluk kabéh.
25
Ikilah maka arep betah ora turu guruning cahyaning
sarining buana sarining Allah muru cahya muruning cahyaning
Allah. La ilaha illa Allah, doa kalawan arep betah ora amangan
isun arep acucu tatkala nepangané ing dalem patih ingeté isun
katerahan rosul Allah, betah doa La ilaha illa Allah, iné ikilah
doané malih darapon betah ora palsu cahya maké rasa-rasa
maparin rara kaya jahanam rasa kang pinalingan La ilaha illa
Allah./28/
Rahman Allah Huwa
Alam arwah Wahidiyah Wahdah Ahadiyah
Allah
Muhammad
éling ing nyawa iku jenening hurip ikilah namaning ap‟al.
sukma, éling ing dat iku sampurnaning hurip namaning dat.
éling rasa ikilah jenening jatining hurip namaning asma.
éling ing siro iku kumpuling hurip namaning sifat. /29/
Léngné Allah taala iku angleung keupi ing pitung langit lan pitung bumi kalimputan déning dating Allah taala kabéh.
26
Alam misal Alam arwah
Léngné alam misal iku mula-mula
Allah taala angdadekakeun rupa kang
nyata ing dalem ilmuning Allah taala
iku eususun-eususun latip ora
anarima sukuh-sukuh ora anarima
tengah-tengah lan ora anarima
genglah rusak maksudné ikilah cahya
gaib.
Léngné alam arwah iku mula-mula
Allah taala anganakakeun makhluk
kabéh saking pangandika kun
payaku iné iku jisim alus ora
tinemu déning pancaindra dohir
batin maka pancaindra iku lilima
paningali lan pangrungu lan
pengambung lan pangrasa lan
panggeupok lan pancaindra batin
ikilah teteluh kaya pikir lan cipta
lan amicara./30/
Léngné iftiqar iku sipating kaula wajib akareup maring Allah
Iftiqar akareup
27
Alam insan kamil Alam ajsam
Léngné alam insan kamil iku
weugeusan iné sakéhé martabat
kang karuhun tegesé wekasan
eunggon kang nyata Allah taala
iku ing alam insan iku ini ikilah
salehi manusa maka kang ing
aranan insan kamil iku
Muhammad tegesé manusa
kang sampurna lan iné iku
eunggoning kumpul sakéhing
martabat kang karuhun kang
nenem kaya ahadiyah, wahdah,
wahidiyah, alam arwah, alam
misal, alam asam, geus kumpul
ing alam insan kamil maka iné
ikilah katemu déning
pancaindra dohir batin./31/
Léngné alam ajsam iku
ngibarat sakabéh ing sekang
ono susun-susun kang
kapinda kang anarima
tengah-tengah iné iku
dohiring bumi langit lan
kayané kang ora na nyawané
kang ketemu déning
pancaindra dohir.
28
Dohiring wujud ikilah ilmu leh batining ilmu ikilah wujud
nur ikilah cahyaning ilmu suhud ikilah kumpuli ilmu sipat ilmu
ikilah terus saring ati kita.
Bakaling roh
Suhud
Léngné basa
suhud ikilah
tunggaling
Muhammad
kalawan Allah
nyata Allah ing
Muhammad
kalawan
dohiring Allah
ing Muhammad
batining
Muhammad
ikilah Allah-
Allah
Muhammad-
Muhammad
Allah./32/
Iki papat
Nur
Léngné nur
ikilah cahaya
Muhammad
padang cahaya
ikilah padang
Muhammad lah
padang iku ilmu
Muhammad
kang padang
ikilah
Muhammad
kang amadangi
ikilah allah ini
ikilah sabenering
nur.
Sir batin
Ilmu
Léngné basa
ilmu ikilah
angaweruhé
kanganga weruh
ikilah
Muhammad
kang dén
kaweruhi ikilah
Allah iné ikilah
sabenering ilmu.
Napon
Wujud
Ing basa wujud
ana kang ikilah
kang nyata ikilah
kang angana
kang Allah maka
Allah ing
Muhammad-
Muhammad
weus kasimpeun
Allah tala anging
kang ono.
Pangaweruh kita tegesé pangaweruhing Allah ta‟ala lan
nur ikuh padanging ati kita lah suhud ikuh tunggal panarima kita,
hati kita hati manawi ikuh hati sanubari.
Punika liriking naga saditané pon sayogyané maka dén
kaweruh tingkahing. Opo karya sawiji-wiji atawa aperang atawa
ana nadur atawa alulungan liriking naga weunang sininggahan,
ing dina sabtu-ahad liriké naga ikilah angalér, ing dina isnén-
salasa liriké naga ikilah angétan, lan lamun ing dina arba-khomis
liriké naga ikilah angidul, lan lamun dina jumat liriké naga ikilah
angulon, maka punika sampurnana ning sahadat dat, sahadat ing
rat sampurna badan kalawan nyawa, leunyeup tunggal sampur-
29
naning hurip wit saking kudrot Allah mulih saking arodat Allah
sah sampurna badan kalawan nyawa./33/
Punika doa anolak sakéhé pakewuh ing ati atawa balahi
cocoba saking Alloh atawa saking pitnahing manusa maka
amacaha ing doa ikilah ing saban-saban wengi utamané ikilah
barang surup-surup saréngéngé maka ikilah doané : “Allahuma
afina min jami‟i albala‟i wa albaliyyati min syarri al-insi wa
aljinni wa alsyayatin, bi barakati Muhammadin wa jami‟i al-
anbiya‟i wa almursalin, wa almalaikati almuqarrabin wa
sunadii wa alsalihin, nasrun min Allahi wa fathun qarib wa
basysyir almu‟minin. Allahuma „afina min jami‟i albalwai wa
albis libasa altaqwa wa ihdina tariqa alhuda, wa istamilna
Adapun sempurnanya niat itu tidak mengharapkan aku sudah
menjadi murid jadi menghilang mengharap aku hanya asih hanya
mengharapkan dari-Nya, adapun sempurnanya takbir itu tidak
sembarangan melihat (...) aku itu sebab sudah/22/ menjadi sifat
basir jadi hilang penglihatan di dalam aku hanya isi yang menjadi,
adapun sempurnanya sahadat itu adanya ucapan aku itu menjadi
wiwitan dan menjadi sifat kalam jadi hilang ucapan di dalam aku
hanya ini yang dilihat di dalam Allah, adapun sempurnanya
sahadat itu tidak matinya hidup menjadi jati dirinya itu jadi hilang
hidupnya menjadi sifat jadi semua hidupnya aku, adapun
sempurnanya hidup itu jadi pekerjaan yang sipatnya roh idopi di
dalam dzattullah ini namanya sempurnanya dzatullah aku
tegasnya diri saya berwujud menjadi satu, bersatu dalam wujud
sempurna saja.
Doa masalah sama ilmu mulannya menjadi alam itu
semua menjadi kekuasaan yang purba yang dikerjakan oleh
Pangéran Ampél dalam sastra, yang/23/ puluh itu ada di dalam
Nabiyullah yang berkah Pangéran Ampél dan Pangéran Kalijaga
sama waspada di dalam hidupnya, di dalam ddup yang cukup di
dalam ilmunya itu. Bahkan yang dikemukakan oleh Allah semula
tegasnya tidak kehilangan hitungan di dalam menjadikan langit.
47
matahari, jadi rambut, jadi lintang, jadi méga, jadi hujan, jadi
angin, jadi gunung, kayu yang sama, jadi bangawan, jadi gadis
cantik, nyawa satu jadi satu jadi napsu/24/ jadi darah jadi asap,
jadi rahimnya jadi rasa darahnya terus jadi batu, beusi, menyala di
dalam air, jadi cahaya jadi padang babu, jadi gelap dan tidak
mudah tumpul. Wallohu‟alam.
Doa anjala : “Bismillah nini kuru nyinyi aki kuru nyinyi
angaing ménta ngakasan dititah ku batara sang keuna larang
nu aya di nagara di Panggarangan. Batara sangkulan dara
ngiang ménta cocoowan sia hayam nitik bulu hiris sang rayak-
rayak réa anak sika kulawu abu-abu tut seuri bangbang kuning.
Batara ari teka ing sangkulan seuri nu aya di cai. Ngiang ménta
hayam nitik bulu hiris sang rayak-rayak anaknya sika kulawu
abu-abu tut seuri bangbang kuning”./25/
Huwa
Ahadiyah
Asiq
Martabat sipat kodim ajali kekal maka ini namai maklumah suun dzatiyah dinamai hakikat Muhammadiyah dan dinamai naktu gaib dan dinamai hidup yang tinggi.
Martabat dat kodim ajali abadi. Bab ini istip huma ini sipatnya ahadiyah Allah yang berkehendak.
Ahadiyah itu adalah martabat dari Allah taala dan dinamai katayun tegasnya tidak nyatanya dan
dinamai goib dan dinamai imahuwiyah dan dinamai (....) tegasnya jati diri Allah taala dan dinamai datul bahti tegasnya dzat yang satu perkataannya sudah
sejahtera belum ada satu nyata tidak kena pada ucapan kidam bako dan lain bahkan belum nyata dan tidak diduga melalui para waliyuloh karena
martabat bahkan yang sebelumnya martabat ahadiyah./26/
48
Wahadiyah Allah
Ma’suq Wahdah
Barhuma
Martabat wahidiyah itu ibarat
ucapannya Allah taala di
dalam dzatnya dan sipatnya
dan di dalam asmanya Allah
dan ucapan di dalam yang
berwujud dzat atas dada dan
munpasor tegasnya sudah
dipisahkan setengahnya dari
setengahnya maklumat inilah
seperti bumi langit tetapi belum
lahir inilah dzat adanya Allah.
Martabat wahdah itu ibarat
Allah taala ucapannya di
dalam Aku-Nya karena Aku
dan ucapannya di dalam
yang berwujud dzat atas
dada dan Muhammad
tegasnya belum dipisahkan
setengahnya dari
setengahnya karena masih
sembunyi di dalam ilmunnya
Allah taala seperti
upamannya dinding kayu
jadi yang bersamaan dan
bersama sebelumnya tumbuh
ini masih bersembunyi
satu./27/
Allah
Muhammad
Mu’min
Asma Allah
nyata dalam
asma
Muhammad
insan kamil.
Allah tala
inilah yang
meliputi semua
kehidupan,
hidupnya
semua
makhluk.
49
Inilah maka mengharap tetap tidak tidur gurunya
cahayanya asalnya dunia asalnya Allah datang cahaya datangnya
cahayanya Allah. Laa ilaha ilallah, doa serta mengharap tetap
tidak makan saya berharap ketika cucu bertemunya di dalam
ingatannya saya keturunan rosul Allah, tetap doa laa ilaha alalloh,
inilah doannya bahkan bisa tetap tidak palsu cahaya memakai rasa
menurunkan kesedihan seperti neraka rasa yang tidak menentu
laa ilaha ilallah./28/
Rahman Allah Huwa
Alam arwah Wahidiyah Wahdah Ahadiyah
Allah
Muhammad
Ingat akan nyawa ini dinamakan hidup inilah yang disebut af‟al.
sukma, ingat akan Dzat sempurnanya hidup namanya dzat.
Ingat akan rasa inilah yang dinamakan jati diri hidup yang disebut asma.
Ingat akan diri itu adalah kumpulan hidup yang disebut sifat. /29/
Allah tala yaitu yang menguasai tujuh langit dan tujuh bumi yang melingkupi semua dzatnya Allah taala.
50
Alam misal Alam arwah
Alam misal itu mula-
mula Allah taala
mengadakan rupa yang
nyata di dalam ilmunya
Allah taala itu disusun
dan tidak teratur dan
tidak akan rusak
maksudnya inilah yang
disebut cahaya gaib.
Alam arwah itu mula-mula
Allah mengadakan semua
makhluk dengan kun
payaku, ini adalah jasad
halus tidak nampak oleh
pancaindra dohir batin
maka pancaindra itu ada
lima penglihatan, pangrasa,
peraba, dan pancaindra
batin itu ada tiga seperti
pikir, cipta, dan karya./30/
Iptikor itu sipatnya Aku wajib keinginan Allah
Iptikor ingin
51
Alam insan kamil Alam jisim
Alam insan kamil itu
merupakan semua
martabat yang telah dulu
tegasnya tempat yang
nyata dari Allah taala,
dalam alam insan inilah
manusia maka diberi nama
insan kamil itu adalah
Muhammad tegasnya
manusia sempurna dan ini
merupakan tempat
kumpulnya seluruh
martabat yang dahulu,
yang enam, seperti
ahadiyah, wahdah,
wahidiyah, alam arwah,
alam misal, alam ajsam,
telah kumpul dalam alam
insan kamil maka ini
bertemu dengan
pancaindra dohir
batin./31/
Alam ajsam itu ibarat semua
yang tersusun dari unsur yang
kasar di tengah-tengah bumi
langit dan sepertinya belum
ada nyawa yang bertemu
dengan pancaindra dohir.
52
Bakaling
roh
Suhud
Bahasa suhud
itu adalah
menunggalny
a Muhammad
dengan Allah,
nyata Allah
dalam
Muhammad
serta dohir
Allah dalam
Muhammad ,
batin
Muhammad
itulah Allah.
Allah-
Muhammad,
Muhammad-
Allah./32/
Iki papat
Nur
Cahaya inilah
cahaya
Muhammad,
padang
cahaya inilah
padang
Muhammad
dan padang
itu adalah
ilmu
Muhammad
dan padang
inilah
Muhammad
dan
kekuasaan
Allah inilah
sebenarnya
cahaya.
Sir batin
Ilmu
Basa ilmu ini
adalah
kekuasaan
Muhammad
dan inilah
kekuasaan
Allah inilah
sebenarnya
ilmu.
Napon
Wujud
Bahasa wujud
ini adalah
yang nyata,
inilah angen
Allah maka
Allah dan
Muhammad,
Muhammad
sudah ada
pada Allah
taala hanya
satu.
Sepengetahuan kita terutama sepengetahuan Allah taala
dan cahaya menerangi hati kita. Semoga diterima hati kita,
semoga hati itu hati sanubari. Melihat naga seharusnya
mengetahui tingkahnya. Apa hasil atau karya satu-satunya, atau
perang, atau menanam, atau bepergian melihat naga. Pada hari
Sabtu-Minggu lihatlah naga ini di Utara, pada hari Senin-Selasa
lihatlah naga ini di Timur, dan pada hari Rabu-Kamis lihatlah
naga ini di Selatan, dan pada hari Jumat lihatlah naga ini di Barat.
Maka sempurnalah syahadat badan dan nyawa, sempurna hidup
53
karena kudrat Allah kembali kepada iradat Allah sempurna badan
dan nyawa. /33/
Inilah doa menolak banyaknya masalah dalam hati atau
cobaan dari Allah atau fitnah manusia. Maka bacalah doa ini
setiap malam lebih utamanya jika matahari terbenam atau senja.
Inilah doanya, “Ya Allah semoga Engkau menjaga kami semua
dari segala cobaan dan kejahatan manusia, jin, dan semua setan.
Disertai berkahnya Nabi Muhammad Saw. juga semua nabi dan
para utusan, dan para malaikat yang kerjanya mendekatkan diri
pada Allah dan semua yang mati sahid dan semua orang yang
saleh. Pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat dan
sampaikanlah berita gembira pada kaum-kaum yang beriman. Ya
Allah semoga menjaga kami semua dari segala cobaan dan
pakaian, pada pakaian takwa dan menunjukkan kami semua
kepada jalan yang benar-benar Engkau tunjukkan. Semoga
memperkerjakan Engkau ya Allah pada kami semua pekerjaan
yang baik yang kami sukai pekerjaan itu dan yang Engkau ridoi.
Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Kuasa terhadap segala
sesuatu”.
Doa untuk agar di rumah tidak terlihat orang seusaha
maka syaratnya bacalah doa ini pada setiap malam jika ingin
bepergian. Bacalah doa ini sambil melingkari rumah dan
menghadap mazhab empat, insyaallah tidak terlihat rumah ini
karena berkat doa ini Allahuma. /34/
“Maha suci dzat yang menghalangi (jabarut) dari makhluk
Allah, tidak ada mata yang bisa melihat itu mata pada Allah, yang
tidak bisa dan tidak bisa menembus selain Engkau ya Allah,
sesungguhnya Allah yang paling kuat juga yang paling gagah”.
Inilah keutamaan doa, jika ada pekerjaan maka bacalah doa itu
insyaallah menjadi disayangi perempuan, inilah maka terhadap
Kemauan dan menghadap ajari maka usapkanlah pada wajah.
Barang siapa yang melihat sama saja perempuan. Jadi, jika ingin
satu-satunya bacalah ini pada tiap-tiap malam supaya Allah taala,
panjatkan doa pada Allah taala. Jika ingin menambah berkah
tulislah pada tembaga, jika ingin dibacakan doa ini simpan di
dalam rumah insyaallah taala, jika ingin ada orang yang suka
54
maka bacalah doa ini insyaallah taala menjadi kenyataan doanya,
maka jika ada orang yang tidak baik maka cintailah doa ini
insyaallah tidak baik jadi bertambah dan jika tajam
pendengarannya berpuasalah tujuh hari dan satu lihatlah pada
tempat yang sepi maka doa ini bacalah tulisan pada wacana.
Membaca doa ini insyaallah taala terlihat oleh mata, hutan terlihat
oleh air dan jika dibaca doa ini insyaallah taala menjadi, jika tidak
dihormati maka bacalah doa ini insyaallah taala akan dihormati
oleh orang banyak jika ada hati seseorang seperti orang gila maka
bacalah doa ini maka ia akan mati.
Jika tidak bisa membacanya maka tulislah pada wadah
putih dan berilah air kemudian diminum maka insyaallah hati
seseorang menjadi sembuh karena berkat doa ini. Seperti inilah
doanya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Maha suci Engkau Ya Allah yang tidak ada
Tuhan yang hak disembah selain Engkau Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Maha suci Engkau ya Allah yang tidak ada
Tuhan yang hak disembah selain Engkau, Tuhan semesta alam.
Maha suci Engkau ya Allah yang tidak ada Tuhan yang hak
disembah selain Engkau ya Allah dari ucapan kaum mukminin.
Maha suci Engkau ya Allah yang tidak ada Tuhan yang hak
disembah selain Engkau ya Allah yang merajai yang Maha Suci.
Maha suci Engkau ya Allah yang tidak ada Tuhan yang hak
disembah selain Engkau ya Allah yang maha memelihara Yang
Maha Perkasa. Maha suci Engkau ya Allah yang tidak ada Tuhan
yang hak disembah selain Engkau ya Allah yang maha kuasa yang
memiliki segala keagungan. Maha suci Engkau ya Allah yang tidak
ada Tuhan yang hak disembah selain Engkau ya Allah yang
membentuk rupa yang maha bijaksana. Maha suci Engkau ya
Allah yang tidak ada Tuhan yang hak disembah selain Engkau ya
Allah yang menerima taubat dan yang banyak memberikan nikmat.
Maha suci Engkau ya Allah tidak ada Tuhan yang hak disembah
selain Engkau ya Allah yang tidak beranak dan tidak diberanakkan,
dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Mu. Sesungguhnya
Aku ada pada kaum yang dolim.” /35/
55
Wahidiyah Wahdah Ahadiyah
irodat, muridan ilmu, aliman hayat, hayan
budi akarep ati anganweruh sim urip
kalawan kersaning kalawan Allah kalawan
Allah Allah
nafsu kita ati kita badan kita
karep kita /36/
Wahidiah iradat karep
Allah
Wahidah ilmu weruh
Allah
Ahadiah hayat
urip Allah
Muridan eukang
akarep Allah
Aliman kang weruh
Allah
Hayan kang
urip Allah
56
Alam
insan kamil Alam ajsam Alam misal Alam arwah
ucap,
tuturan
mata,
penglihatan
telinga,
pendengaran
kuasa,
kekuatan
lidah
mengucapkan
mata
melihat
telinga
mendengar
anggota
berkuasa
dari
Allah
dari
Allah
dari
Allah
dari
Allah
lidah kita mata kita telinga kita gerak kita
Anggota kita / 37 /
alam
insan
kamil ucap
firman Allah
alam
ajsam melihat pengliha-
tan Allah
alam
misal mende-
ngar pendenga
ran Allah
alam
arwah kuasa gerak Allah
ucapan firmannya
Allah
melihat pengliha-
tan Allah
mende-ngar
pendenga-ran
Allah
kuasa kekuasaan
nya Allah
57
berbeda dari yang baru berdiri sendiri
ada
kekal
lama
kuasa
kekuasaan kuasa
mengetahui kekuasaan
hidup mengetahui
mendengar hidup
melihat mendengar
mengucapkan melihat
berucap/
berfirman
namanya Allah /38/
58
la ilaha illa Allah
Maha kaya iptikor
mendengar
sebelas
sifat nafsiyah
ada
lama sifat salbiyah
kuasa
kekal
kekuasaan
berbeda dari yang baru
mengetahui
berdiri sendiri
hidup
mendengar
melihat sifat ma’ani
kuasa
berfirman
kekuasaan
mendengar
mengetahui
melihat sifat ma’nawiyah
hidup
berbicara
tunggal /39/
59
Doa istigfar agung dari cerita Abdullah Ibnu
Isttirodiyallahu anhu yang agung Abdullah tingkah lakunya. “Nini
kuru cici aki kuru cici ing aing ménta ngakasan dititah ku batara
sangkana karang nu aya panggarangan, batara sang kulan
dara ngiang ménta cocooan sia, hayam itik bulu hiris sang
rayak-rayak, réa anak siku lawu abu-abu, tut seuri bangbang
kuning, sira teka ing kali batari, sangkulan batara dara ngiang
ménta hayam nitik bulu hiris sang rayak-rayak, réa anakna siku
lawu abu-abu, tut seuri bangbang kuning, curuluk janduk ti
parung, taralak datang di batara, ti bantar nangtung, ngaing
bantar tutur kang aing, ka bantar nangtung ngaing di leuwi,
tutur kang ngaing ka leuwi-leuwi, tutur kang ngaing ka Leuwi
Sipatahunan, sangai wong ngaing dong salidang, sang lara
kubang maka neneh cageur maka ayangan anu pandeuri”. Doa
untuk keselamatan negara, “Ya Tuhanku berikanlah pertolongan
kepada pemimpin kami semua yang memimpin negara ini dari
musuh-musuhnya itu pemimpin dengan pertolongan yang jelas,
dan semoga memberi kehidupan yang panjang buat pemimpin
dengan kehidupan yang sangat mulia, dan jadikanlah Tuhanku
negaranya itu pemimpin negara yang aman dan tenteram, dan
jadikanlah kerajaan itu imam menjadi kerajaan kesayangan-
Mu.”/40/
“Yang agung dan apa-apa yang ada di tangan-Nya, tangan
kikir (pahit) dan menghukum dengan seadil-adilnya dan
mengerjakannya pekerjaan yang soleh dan ingatan dengan
ingatannya dan apa-apa yang ada dalam ingatannya yang
sempurna diturunkannya. Ya Allah limpahkanlah kasih sayang
yang luas (banyak) dan naikkanlah derajat yang mulia, dan
wajibkanlah kepadanya dalam rasa takut juga rasa cinta yang kuat
atau menyulamkannya dalam mengingat kepadanya, dan
kepadaku yang berpenyakit merana karena madarat dalam
kejahatan, dari masalah dunia dan siksa akhirat. Allah, ya Allah,
jadikanlah imam dari segala kekuatan dan jadikanlah imam
tentara (serdadu) yang kokoh, dan jadikanlah imam seperti
(hewan) memakan rumput yang ada di padang rumput dan
jadikanlah imam yang adil dan benar dan jauhkanlah imam dari
60
sekarat. Dari setiap perkara yang disembahnya oleh imam sampai
ditetapkan waktunya imam dan semoga dijaga itu imam dari
setiap balai dunia dan akhirat. Sesungguhnya Engkau ya Allah
maha kuasa terhadap segala sesuatu. Semoga Allah melimpahkan
Rahmat-Nya pada makhluk yang paling mulia, yaitu Nabi
Muhammad Saw., dan pada keluarganya, sahabatnya, dan kita
semua.”/41/
Setiap tingkah lakunya ini seperti jinah, maling, minum-
minuman, dan berjudi. Aku Abdullah pada zaman Rasulullah ini
membaca pada setiap bulan atau setiap malam, terus datang
Abdullah semua setelah meninggal terus setiap orang datang
kepada jasad Abdullah. Malam-malam Rasulullah tidak sempat
melayad terus ada salah satu orang yang datang kepada Rasulullah,
“Hey, gusti Rasulullah saya datang kepada tuan, mengapa tuan
tidak datang kepada Abdullah.” Lamanya terus Rasulullah ikut
serta tidak melayad karena banyak maksiat, tidak menurut, tidak
anut. Yang Maha Agung kepada Malaikat Jibril memerintah untuk
turun ke alam dunia agar datang kepada Muhammad agar
melayad kepada Abdullah karena dia diberi anugerah, dari sana
Malaikat Jibril pergi kepada Nabi Muhammad yang merupakan
lelaki bagus rupa, dan berkata, “Hey, sempurnalah kamu jika
datang melayad Abdullah.”/42/
Setiap padi berkata, “Aku mandi karena kamu”. Terus
Abdullah kena anugerah dari Allah taala, terus Rasulullah
bermaksud melayad Ki Abdullah, terus Rasulullah oleh Abdullah
diciumi jari-jari kakinya begitulah, terus memanggil satu orang
sahabat oleh Rasulullah diperintah untuk menghalangi karena
bukan yang melahirkannya jari-jari serta senyum dan mengusap
wajah. Nabi berkata, “Asalnya saya mendengar kamu dari banyak
sekali malaikat, bahwa kamu menghilang, malaikat semuanya
tidak kena dari hal ini dari seribu malam maha tegas tidak jembar
saya”, Rasulullah terus senyum dan orang-orang, dan bidadari
yang cantik-cantik rupanya telah turun dari surga pada memakai
baju kebesaran, bidadari ini tujuh puluh lebih cantik rupanya dan
cantiknya bidadari ini lebih dari waktu di alam dunia, buktinya
pada keedanan semua orang, semua orang sangat senang pada
61
bidadari yang memakai pakaian serba tujuh lapis tampak
kelihatan megah, bidadari yang cantik ini, setiap bidadari berucap,
“Ki Abdulah, aku berebut kamu.” Terus Ki Abdulah kepada Nabi
Muhammad pergi serta para sahabat dari makamnya Abdullah
menemui Rasulullah di rumahnya Abdullah, istrinya Abdullah
memeriksa terus/43/ menjawab istrinya Abdulloh itu, terus
berbicara,”Siapa ini orangnya yang berdiri sama omongan orang
berdosa”, terus berbicara, “Hey Mbok Ayu, jangan jalan karena
Rasulullah memeriksa tingkah laku suamimu”, terus nabi masuk
ke rumahnya dan berkata, “Hey Ayu, saya bertanya kepada kamu
bagaimana suami kamu?”. Terus Mbok Ayu menjawab, “Ya saya
gusti, apa tidak melihat dengan saya bahwa Abdullah suka
melakukan pekerjaan pada malam hanya saya melihat bahwa
orang tidak bertemu saya untuk mengabdi kepada kamu tidak
pernah melakukan sholat dan puasa, sehari saya tidak bertemu
yang dilakukannya jinah, minum-minuman, serta berjudi, apalagi
setelah kalah berjudi dia suka menghilang setiap bulan pada
malam hari, malah saya pernah melihat itu dari dulu”. Terus
Rasulullah bertanya kepada Baginda Ali, “Dia itu keturunan dari
kamu”, terus Nabi Muhammad berkata, “Siapa saja yang membaca
doa ini maka akan hancur dosanya, barang siapa membaca doa ini
maka lebur dosa dari seluruh badanya, apalagi kalau doa ini
dibaca pada tengah-tengah malam atau oleh sesudah tiap-tiap
warga sebanyak tujuh puluh, setiap warga ini tujuh puluh, tiap-
tiap kebun satu tujuh puluh gedung, setiap gedung ada bidadari,
setiap bidadari pada cantik./44/
Selanjutnya salah satu itu berupa tempat yang doanya,
“Saya memohon ampun kepada Allah, saya memohon ampun
kepada Allah, saya memohon ampun kepada Allah, tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal,
dan bertobatlah kepada-Nya dari segala apa yang dimuliakan
Allah dari perkataan, pekerjaan, pendengaran, penglihatan, dan
juga pandangan. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampunan
kepada-Mu dari segala dosaku yang telah lalu dan dosaku yang
akan datang, dosa yang terlalu banyak, dosa yang aku
sembunyikan, dosa yang aku tampakkan, dan dosa yang hanya
62
Engkau yang mengetahuinya, Engkau Maha Kekal dan Engkau
maha yang tidak ada akhirnya, Engkaulah Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepada-
Mu dari setiap dosa maka bertobatlah aku kepada Engkau dari
dosa karena Engkau sudah menjanjikannya, dan memohon
ampunan aku kepada-Mu dari apa yang Engkau kehendaki dari
arah yang Engkau muliakan, dan kesesatan (salah jalan) tidak ada
bagi Engkau sesuatu yang diridainya, dan mohon ampunan aku
kepada-Mu dengan sesuatu asap yang menyala sebelum
keringanan sesuatu yang kokoh pada kami di samping kehadiran
Engkau. Dengan memohon ampun aku kepada-Mu, sesuatu
nikmat yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada kami yang
lebih dan mohon ketakwaan kami meskipun menceritakan. Ya
Allah mohon ampunan aku kepada-Mu dari banyaknya dosa yang
mengetahui melainkan Engkau, dan tidak ada yang memberi
kepada kami seseorang pun melainkan Engkau, dan tidak ada
yang mendengar terkecuali berkat rahmat Engkau, dan tidak ada
yang wajib dari sesuatu kecuali dimaafkan Engkau.”/45/
“Dengan memohon ampun aku kepada-Mu tidak ada
Tuhan melainkan Engkau dan Dialah Maha Tahu dan Dialah
Maha Gaib, dan bersaksi atas segala sesuatu pekerjaan yang
dilakukan dalam putihnya siang dan hitamnya malam, dalam
memenuhi dan kekosongan dan ketidakbaikan dengan adanya niat,
dengan Engkau aku melihat gedung perpustakaan dan ia kokoh
bahwa dalam tongkat Allah Maha Penyantun lagi Maha Mulia.
Dengan memohon ampun aku kepada-Mu tidak ada Tuhan
melainkan Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku ada
dalam golongan orang-orang dzolim. Ya Allah ampunilah aku dan
kasihanilah aku dan Engkaulah yang Maha Baik dalam belas
kasihan lagi Maha Penyayang, ya Allah mohonkanlah ampunan
aku kepada-Mu dari segala kehancuran (keburukan) dan
kewajiban yang Engkau berikan kepadaku dalam bejana malam
dan akhirnya siang dan meninggalnya kewajiban disengaja atau
kesalahan, dengan niat bahwa aku bertanggung jawab, dengan
memohon ampunan aku kepada-Mu dari segala sunat tetap
dilimpahkan kepada utusannya dan terakhir Nabi Muhammad, ya
63
Allah tambahkanlah kesejahteraan dan keselamatan kepadanya,
maka ia meninggalkannya dengan bohong dan lupa dan bodoh
dan kejelekan dan sedikit, ya Allah dengan memohon ampun aku
kepada-Mu tidak ada Tuhan melainkan Engkau Yang Maha Esa
tidak ada sekutu bagi Allah, Maha Suci Allah penguasa alam, bagi
Allah pemilik raja bagi Allah (yang mendidik) manusia Tuhan
manusia dan bagi Allah segala puji Engkau cukuplah bagi kami
Allah menjadi Tuhan kami dan dialah sebaik-baiknya wakil (yang
membereskan semua urusan) dialah sebaik-baiknya pemimpin
dan penolong tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan