1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Investasi merupakan bagian penting dalam perekonomian. Investasi didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva yang produktif, penundaan konsumsi sekarang untuk diinvestasikan ke aktiva yang produktif tersebut akan meningkatkan utiliti total. Investasi kedalam aktiva yang produktif dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan diantara investor (pemodal). Investor melakukan investasi untuk meningkatkan utilitinya dalam bentuk kesejahteraan keuangan (Hartono 2015, hlm 5). Dalam berinvestasi memerlukan sarana yang baik serta legal secara hukum yaitu pasar modal. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya pada berbagai sekuritas dengan memperoleh imbalan (return). Sedangkan perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya. Dengan alternatif pendanaan dari pasar modal, perusahaan dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya dan pemerintah dapat membiayai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas (Tandelilin 2010, hlm 61). Saham merupakan instrumen yang menarik untuk dijadikan sarana investasi. Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan dalam perusahaan yang dapat diperjualbelikan. Kinerja investasi dalam saham akan terkait langsung dengan keberhasilan perusahaan serta nilai aset riilnya. Dengan alasan ini, investasi dalam saham cenderung lebih berisiko dibandingkan investasi dalam sekuritas utang (Bodie, et.al 2014, hlm. 4). UPN "VETERAN" JAKARTA
7
Embed
BAB I PENDAHULUANrepository.upnvj.ac.id/4704/3/BAB I.pdfTabel 1. Perkembangan Indeks Saham Syariah Tahun Jakarta Islamic Index (JII) Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Indeks Harga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Investasi merupakan bagian penting dalam perekonomian. Investasi
didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva
produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva yang produktif,
penundaan konsumsi sekarang untuk diinvestasikan ke aktiva yang produktif
tersebut akan meningkatkan utiliti total. Investasi kedalam aktiva yang produktif
dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau berbentuk
aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan diantara investor
(pemodal). Investor melakukan investasi untuk meningkatkan utilitinya dalam
bentuk kesejahteraan keuangan (Hartono 2015, hlm 5).
Dalam berinvestasi memerlukan sarana yang baik serta legal secara hukum
yaitu pasar modal. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi
perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), investor
sebagai pihak yang memliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya
pada berbagai sekuritas dengan memperoleh imbalan (return). Sedangkan
perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana
tersebut untuk mengembangkan proyek-proyeknya. Dengan alternatif pendanaan
dari pasar modal, perusahaan dapat beroperasi dan mengembangkan bisnisnya dan
pemerintah dapat membiayai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan
perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas (Tandelilin 2010, hlm
61).
Saham merupakan instrumen yang menarik untuk dijadikan sarana investasi.
Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan dalam perusahaan
yang dapat diperjualbelikan. Kinerja investasi dalam saham akan terkait langsung
dengan keberhasilan perusahaan serta nilai aset riilnya. Dengan alasan ini,
investasi dalam saham cenderung lebih berisiko dibandingkan investasi dalam
sekuritas utang (Bodie, et.al 2014, hlm. 4).
UPN "VETERAN" JAKARTA
2
Saham yang diperdagangkan sebagai obyek investasi sangat banyak
jenisnya dan terjadi pengelompokan sesuai dengan kesamaan kriteria. Salah satu
pengelompokan jenis saham adalah pengelompokan saham syariah. Dalam prinsip
syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak
melanggar prinsip-prinsip syariah seperti bidang perjudian, riba, memproduksi
barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain. Di Indonesia, prinsip-prinsip
penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah
maupun nonsyariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang
memenuhi prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, di Bursa Efek Jakarta terdapat
Jakarta Islamic Index (JII) yang merupakan 30 saham yang memenuhi kriteria
syariah yang ditetapkan Dewan Syariah Nasional (DSN) (Darmadji dkk 2012, hlm
184).
Gambar 1. Sektor Industri Saham Syariah di Indonesia Sumber: www.ojk.go.id
Secara keseluruhan, saham yang termasuk dalam DES hingga akhir
Desember 2017 berjumlah 382 saham. Mayoritas Saham Syariah berasal dari
sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi sebanyak 101 saham (26,44%), sektor
Properti, Real Estate & Konstruksi sebanyak 58 saham (15,18%), sektor Industri
Dasar dan Kimia sebanyak 50 saham (13,09%), sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi sebanyak 44 saham (11,52%) dan 129 saham sektor-sektor lainnya
masing-masing di bawah 10% (www.ojk.go.id).
Jakarta Islamic Index (JII) dibuat oleh BEI berkerjasama dengan PT
Danareksa Investment Management dan diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. JII